Habib Safillah Akbariski - Seputar Penyuntingan
Habib Safillah Akbariski - Seputar Penyuntingan
Seputar Penyuntingan
Disusun oleh:
K1217027
Kelas A
Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting melahirkan bentuk turunan
menyunting (kata kerja), penyunting (kata benda), dan penyuntingan (kata benda). Kata
menyunting berarti menyiapkan naskah siap terbit dengan memperhatikan sisi sistematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Orang yang
melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting. Sementara itu, penyuntingan bermakna
proses, cara, perbuatan, yang terkait dengan kegiatan sunting-menyunting.
Secara tugas, editor dan penyunting memiiki tugas yang berbeda. Seorang penyunting
naskah atau kopieditor lazim dianggap sebagai pembantu seorang editor. Naskah yang sudah
disetujui penerbit untuk diterbitkan akan diserahkan kepada editor untuk disunting dari segi
materi (stanstial editing). Setelah itu, naskah diserahkan kepada peyunting naskah untuk
disunting dari segi kebahasaan (mechanical editing). Eneste(2017: 9) merumuskan tugas
seorang penyunting naskah sebagai berikut:
a. menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, struktur kalimat);
b. memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang;
c. membuat naskah enak dibaca dan tidak membuat pembaca bingung
(memperhatikan keterbacaan naskah);
d. membaca dan mengoreksi cetak coba (pruf).
Pendapat Eneste sejalan dengan Sugihastuti (2009:1) yang menyatakan bahwa editor
dan penyunting sering kali dianggap sama. Sugihastuti berpendapat bahwa editor adalah
orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan majalah, surat
kabar, buku, dan sebagainya. Tugas seorang editor atau peyunting adalah menyunting, yaitu
menyiapkan naskah siap cetak dengan memperhatikan aspek sistematika penyajian, isi, dan
bahasa yang menyangkut ejaan, huruf, tanda baca, kata, diksi, frasa, istilah, klausa, kalimat,
dan wacana. Selain itu, tugas editor, yaitu merencanakan dan mengarahkan penerbitan, surat
kabar, majalah, dan buku.
Terdapat tiga kegiatan pokok dalam menyunting tulisan, yaitu membaca dengan kritis,
memotong dan menambah, susun dan periksa kembali (Semi dalam Prasetyo, 2016).
Pendapat tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Laksono & Parmin (n.d.) yang
menyatakan penyuntingan merupakan proses membaca, mencermati, memperbaiki naskah
yang telah dikirim seorang penulis naskah sehingga naskah tersebut siap untuk diterbitkan.
Untuk menangkap kesalahan, baik ejaan, gaya, maupun pemakaian kata, seorang penyunting
harus membaca dengan teliti tulisan yang disuntingnya. Bila perlu, seorang penyunting harus
membuka kamus untuk mengecek ejaan atau kata yang meragukan.