Disusun oleh :
Yulisthio Frananda
Desy Rahmadania
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN KRB 2020
…………………………….2019
Menyetujui,
Wakil Direktur
(Dr. Ir. H. Muhammad Fauzi, MP) (Ir. Ratni Nurwidayati, M.T., M.Eng.Sc)
KRB 2020
Dosen Pembimbing
……,………………………….2020
Mengetahui
Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui campuran beton yang ramah lingkungan dengan menggunakan
abu cangkang kelapa sawit.
1.4 Manfaat
Menunjukkan fungsi lebih dari abu cangkang hasil pembakaran kelapa sawit dapat
menjadi bahan campuran beton yang ramah lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton
Menurut SNI-03-2847-2002, beton didefiniskan sebagai campuran antara semen
portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.
A. Agregat
Agregat adalah material alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Sifat-sifat mortar atau beton sangat dipengaruhi agregat,
sehingga pemilihan agregat yang tepat penting dalam pembuatan adukan beton (Astanto,
2011). Dalam campuran beton terdapat dua macam agregat yang digunakan yaitu:
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah material yang berfungsi sebagai bahan pengisi pada
campuran beton yang butiran agregratnya lolos saringan no.4 (4,75 mm).
2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah material yang semua butiran agregratnya tertahan saringan
no.4 (4,75 mm).
B. Semen Portland
Berdasarkan SNI 15-2049-2004, semen portland adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menggiling terak (clinker) protland terutama yang terdiri dari
kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling bersama dengan bahan
tambahan berupa satu atau lebih berbentuk kristal senyawa kalsium sulfat (CaSO4.xH2O)
dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Hidrolis berarti senang bereaksi dengan
air secara cepat.
C. Air
Bahan dasar untuk pengikat dalam pembuatan konstruksi struktur beton adalah air.
Air akan bereaksi dengan semen dan menjadi pasta pengikat agregat. Air akan
berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan pada kekuatan beton itu sendiri, selain itu kelebihan air akan mengakibatkan
beton mengalami bleeding, yaitu air bersama-sama semen akan bergerak ke atas
permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Berdasarkan SK SNI 03-2847-
2002, syarat air yang dapat digunakan untuk campuran beton yaitu:
1. Air yang digunakan bebas dari bahan merusak yang mengandung oli, asam,
alkali, garam, bahan organik, atau bahan – bahan lainnya yang merugikan
terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan yaitu air yang di dalamnya tertanam logam
alumunium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh
mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
D. Bahan Tambah
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
campuran beton. Fungsinya bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.
Abu cangkang kelapa sawit mengandung unsur silika (SiO2), jika unsur silika
(SiO2) ditambahkan dengan campuran beton, maka unsur silika tersebut akan bereaksi
dengan kapur bebas Ca(OH)2 yang merupakan unsur lemah dalam beton menjadi gel CSH
baru. Gel CSH merupakan unsur utama yang mempengaruhi kekuatan pada semen dan
kekuatan beton.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Perancangan
MULAI
Pemilihan Limbah Khas
Daerah
Pembuatan
Sampel dan Pengujian Perhitungan
Curing Data
Tercapai
SELESAI
Semen
Berat jenis Semen (ASTM C – 188 – 44)
Berat isi Semen (ASTM C – 29 – 71)
Air
pH (Power of Hydrogen) air (AASHTO T – 26 – 70)
Sifat – sifat air.
Agregat Kasar dan Agregat Halus
Berat Jenis dan Penyerapan agregat Kasar (ASTM C – 127 –
68)
Berat Jenis dan Penyerapan agregat Halus (ASTM C – 128 –
68)
Berat Isi Agregat (ASTM C – 29 – 71)
Kadar Organik Agregat (ASTM C – 40 – 66T)
Kadar Lumpur Agregat (ASTM C – 177 – 69)
Kadar Air agregat (ASTM C – 556 – 67)
Abu Cangkang Kelapa Sawit
Berat jenis (ASTM C – 618 – 12 A)
b. Penentuan Slump
1) Tentukan nilai slump flow dengan range slump 65 – 80 mm.
2) Apabila nilai slump flow telah memenuhi range 65 – 80 cm, berarti
kekentalan beton segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
3) Apabila belum memenuhi, maka ulangi pekerjaan pengadukan sampai
memenuhi nilai slump yang direncanakan.
c. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji
1) Cetakan diolesi dengan oli terlebih dahulu supaya pada saat pelepasan benda
uji dari cetakannya lebih mudah.
2) Isilah cetakan dengan adukan dalam tiga lapisan dipadatkan dengan tusukan
25 kali secara merata. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau
gunakan alat penggetar (Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan
rongga-rongga udara tidak ada lagi. Ratakan permukaan beton dan
tempatkan cetakan di tempat yang lembab, kemudian diamkan selama 24
jam.
3) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
4) Rendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi
syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki.
d. Persiapan Pengujian
1) Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab.
2) Tentukan berat dan ukuran benda uji.
e. Pengujian
1) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
2) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2- 4 km/cm3 per detik.
3) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 1116,70 kg/m3
Air = 190 – (-6,75) – (-58,77)
= 255,52 liter/m3
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian material di laboratorium dan uji kuat tekan beton maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil dari karakteristik abu cangkang kelapa sawit sebanyak 40% yang
dicampurkan pada beton sebagai bahan inovasi menghasilkan mix desain untuk kuat
tekan 40 MPa per m3: Semen = 345,46 kg, Abu cangkang kelapa sawit = 230,3 kg,
Air = 255,52 liter, pasir = 497,02 kg, Agregat Kasar = 1116,70 kg, Master Glenium
Ace 8590 = 3,45 liter.
2. Perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk membuat beton per 1 m3 adalah
Rp1.064.318,00
3. Cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah hasil pengolahan minyak kelapa
sawit dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan semen ditambah jumlah
ketersediaan cangkang kelapa sawit yang yang jumlahnya banyak dan mudah
diperoleh.
5.2 Saran
Beton dengan inovasi abu cangkang kelapa sawit sebagai penunjang konsep
green building ini dapat digunakan untuk elemen struktur sloof, mengingat bahan
penyusun beton sendiri semakin lama semakin mahal dan ketersediannya di alam
semakin lama semakin menipis, maka bahan inovasi seperti cangkang kelapa sawit
dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen.