Anda di halaman 1dari 18

KRB UNUD 2020

“Self Compact Concrete Tepat Mutu Ramah Lingkungan”

Disusun oleh :

“WASAKA PENGEN KE BALI”

Muhammad Syarif Syahputera

Yulisthio Frananda

Desy Rahmadania

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2019
LEMBAR PENGESAHAN KRB 2020

1. Judul proposal : Self Compact Concrete Tepat Mutu Ramah


Lingkungan Memanfaatkan Abu Cangkang
Kelapa Sawit
2. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
3. Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Jenderal Achmad Yani KM 35,5
Loktabat Selatan, Banjarbaru Selatan,
Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan
70714
4. Nama Tim : Wasaka Pengen ke Bali
5. Ketua Tim
a. Nama Lengkap/NIM : Muhammad Syarif Syahputera/1810811110006
b. Telepon/HP : 081348596737
6. Anggota Tim
a. Nama Anggota I/NIM : Yulisthio Frananda/1810811110015
b. Nama Anggota II /NIM : Desy Rahmadania/1810811220035
7. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Ir. Ratni Nurwidayati, M.T., M.Eng.Sc.
b. NIP : 19690106 199502 2 001

…………………………….2019

Menyetujui,

Kepala Jurusan/Departemen Ketua Tim

(Dr. Rusdiansyah, S.T., M.T.) (Muhammad Syarif Syahputera)

NIP. 19740809 200003 1 001 NIM.1810811110006

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan / Dosen Pembimbing

Wakil Direktur

(Dr. Ir. H. Muhammad Fauzi, MP) (Ir. Ratni Nurwidayati, M.T., M.Eng.Sc)

NIP. 19631026 199003 1 003 NIP. 19690106 199502 2 001


FORMULIR PENDAFTARAN

NATIONAL CONCRETE COMPETITION

KRB 2020

Nama Universitas : Universitas Lambung Mangkurat

Alamat Universitas : Jl. Jenderal Achmad Yani KM 35,5 Loktabat Selatan,


Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan
70714
Telepon : ( 0511 ) 4773858

Dosen Pembimbing

Nama : Ir. Ratni Nurwidayati, M.T., M.Eng.Sc.

NIP : 19690106 199502 2 001

No. Telp : 0811 5228 081

1 Nama : Muhammad Syarif S.


NIM : 1810811110006
Jurusan/Semester : Teknik Sipil/4
No Telp. : 081348596737
Tanda Tangan ..............................2020

2 Nama : Yulisthio Frananda


NIM : 1810811110015
Jurusan/Semester : Teknik Sipil/4
No Telp. : 081257900140
Tanda Tangan ..............................2020

3 Nama : Desy Rahmadania


NIM : 1810811220035
Jurusan/Semester : Teknik Sipil/4
No Telp. : 081250713694
Tanda Tangan ..............................2020

……,………………………….2020
Mengetahui
Dosen Pembimbing

Ir. Ratni Nurwidayati, M.T., M.Eng.Sc.

NIP. 19690106 199502 2 001

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Semakin berkembangnya zaman, semakin ramai pula negara-negara di dunia mulai
menggunakan biodiesel sebagai alternatif bahan bakar, khususnya negara Indonesia.
Salah satu sumber biodiesel utama di Indonesia berasal dari minyak kelapa sawit. Kelapa
sawit merupakan sumber minyak nabati yang paling produktif untuk menjadi bahan baku
biodiesel. Satu hektar tanaman kelapa sawit mampu menghasilkan 3,5 ton minyak nabati.
Pada tahun 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan telah menadi
14,68 juta hektar. Pulau Sumatera memiliki lahan perkebunan kelapa sawit terluas dengan
8.762.135 hektar. Selanjutnya perkebunan kelapa sawit di Pulau Kalimantan seluas
5.074.643 hektar, Pulau Sulawesi dengan luas lahan 556,545 hektar, Pulau Maluku dan
Papua dengan luas 245.306 hektar, serta pulau Jawa seluas 38.896 hektar. Hal ini
menunjukkan bahwa pulau Kalimantan juga turut berkontribusi dalam industri
perkebunan kelapa sawit serta mampu memperluas perkebunan kelapa sawit lantaran luas
lahan yang dimiliki masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan dibandingkan
Pulau Sumatera. Keseluruhan produksi tersebut diolah menjadi Crued Palm Oil (CPO)
sebagai bahan mentah pembuatan minyak goring dan mentega. (Alkhaly, 2013)
Selain menghasilkan CPO, pengolahan buah kelapa sawit juga menghasilkan
produk limbah yang berupa tandan kosong dan cangkang kelapa sawit. Dari 1 ton kelapa
sawit akan menghasilkan produk limbah cangkang sebanyak 60-80 kg. Melihat jumlah
produk limbah yag cukup besar, maka limbah tersebut berpotensi digunakan untuk
memproduksi material lain yang lebih bermanfaat. Selain itu, penggunaan kembali bahan
sisa olahan akan mengurangi dampak buruk limbah padat terhadap lingkungan.
Sejauh ini pemanfaatan limbah kelapa sawit hanya digunakan pada beberapa
bidang, antara lain adalah pemanfaatan TKKS sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga biomassa. Pemanfaatan limbah lain adalah penggunaan abu cangkang kelapa sawit
sebagai filler pada campuran aspal jenis Hot Rolled Sheet (HRS) pada kadar 3,5 – 5,5%.
(Nuswantoro, et al., 2003)
Pemanfaatan lain yang sangat besar potensinya adalah sebagai bahan pengganti
atau penambah dalam adukan beton. Melalui proses pembakaran akan menghilangkan
kandungan kimia organik pada cangkang kelapa sawit dan meninggalkan silika oksida
(SiO2) hingga 58,02% serta senyawa lainnya yang juga terdapat pada semen (Lerry,2012)
Di lain pihak semen merupakan salah satu komponen penting dalam campuran
beton. Produksi semen pada tahun 2018 mencapai 7,21 ton, tentu bukanlah angka yang
kecil. Salah satu proses dalam pembuatan semen ini adalah pembakaran yang
mengakibatkan meningkatnya jumlah emisi gas hasil pembakaran berupa gas CO, CO 2,
SO2 dan gas lainnya yang mengandung hidrokarbon dan belerang. Hal ini tentu
berdampak pada meningkatnya pencemaran udara.
Semakin meningkatnya penggunaan beton sebagai konstruksi pembangunan,
semakin banyak pula kebutuhan beton dimasa mendatang. Mengingat semen merupakan
bahan penting dalam campuran beton, maka kebutuhannya pun juga akan meningkat
begitu pula emisi gas yang akan berdampak pada lingkungan. Sehingga diperlukan
adanya upaya untuk mencari bahan pengganti atau alternatif yang dapat terbarukan dan
ramah lingkungan sebagai pengganti semen. Salah satu inovasi alternatif adalah bahan-
bahan terbarukan seperti limbah perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu diperlukan
suatu usaha untuk menggunakan abu dari pembakaran cangkang kelapa sawit sebagai
pengganti sebagian semen pada campuran beton.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana menciptakan beton ramah lingkungan dengan mengunakan abu
pembakaran cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengganti semen pada campuran
beton?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui campuran beton yang ramah lingkungan dengan menggunakan
abu cangkang kelapa sawit.

1.4 Manfaat
Menunjukkan fungsi lebih dari abu cangkang hasil pembakaran kelapa sawit dapat
menjadi bahan campuran beton yang ramah lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton
Menurut SNI-03-2847-2002, beton didefiniskan sebagai campuran antara semen
portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.

2.2 Bahan-Bahan Penyusun Beton


Pada umumnya beton terdiri dari 15% semen, 8% air, 3% udara selebihnya pasir
dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-beda,
tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan
campuran, cara pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan dan
sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton (Sumakto, et al., 2001).

A. Agregat
Agregat adalah material alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Sifat-sifat mortar atau beton sangat dipengaruhi agregat,
sehingga pemilihan agregat yang tepat penting dalam pembuatan adukan beton (Astanto,
2011). Dalam campuran beton terdapat dua macam agregat yang digunakan yaitu:
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah material yang berfungsi sebagai bahan pengisi pada
campuran beton yang butiran agregratnya lolos saringan no.4 (4,75 mm).
2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah material yang semua butiran agregratnya tertahan saringan
no.4 (4,75 mm).

B. Semen Portland
Berdasarkan SNI 15-2049-2004, semen portland adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menggiling terak (clinker) protland terutama yang terdiri dari
kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling bersama dengan bahan
tambahan berupa satu atau lebih berbentuk kristal senyawa kalsium sulfat (CaSO4.xH2O)
dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Hidrolis berarti senang bereaksi dengan
air secara cepat.

C. Air
Bahan dasar untuk pengikat dalam pembuatan konstruksi struktur beton adalah air.
Air akan bereaksi dengan semen dan menjadi pasta pengikat agregat. Air akan
berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan pada kekuatan beton itu sendiri, selain itu kelebihan air akan mengakibatkan
beton mengalami bleeding, yaitu air bersama-sama semen akan bergerak ke atas
permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Berdasarkan SK SNI 03-2847-
2002, syarat air yang dapat digunakan untuk campuran beton yaitu:
1. Air yang digunakan bebas dari bahan merusak yang mengandung oli, asam,
alkali, garam, bahan organik, atau bahan – bahan lainnya yang merugikan
terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan yaitu air yang di dalamnya tertanam logam
alumunium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh
mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

D. Bahan Tambah
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
campuran beton. Fungsinya bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.

E. Abu Hasil Pembakaran Cangkang Kelapa Sawit

Abu cangkang kelapa sawit mengandung unsur silika (SiO2), jika unsur silika
(SiO2) ditambahkan dengan campuran beton, maka unsur silika tersebut akan bereaksi
dengan kapur bebas Ca(OH)2 yang merupakan unsur lemah dalam beton menjadi gel CSH
baru. Gel CSH merupakan unsur utama yang mempengaruhi kekuatan pada semen dan
kekuatan beton.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Perancangan

MULAI
Pemilihan Limbah Khas
Daerah

Pengumpulan Data dan


Perencanaan Mix Design
dengan SNI-03-2834-2000
Tidak OK

Pembuatan
Sampel dan Pengujian Perhitungan
Curing Data

Tercapai

SELESAI

3.2 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data


Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mengadakan studi
literatur untuk mendapatkan hipotesis dan pemahaman yang lebih baik
mengenai Self Compact Concrete. Selanjutnya untuk pengumpulan data
dalam penelitian ini digunakan metode pengujian di laboratorium guna
meneliti, mempelajari, dan menganalisa.
3.3 Pengujian Material yang Digunakan
Sebelum pengecoran, dilakukan terlebih dahulu penyiapan material
dan pengujian sebagian material (terutama material utama, yaitu: semen
portland, air, agregat halus dan agregat kasar).
Pengujian tersebut adalah:

 Semen
 Berat jenis Semen (ASTM C – 188 – 44)
 Berat isi Semen (ASTM C – 29 – 71)
 Air
 pH (Power of Hydrogen) air (AASHTO T – 26 – 70)
 Sifat – sifat air.
 Agregat Kasar dan Agregat Halus
 Berat Jenis dan Penyerapan agregat Kasar (ASTM C – 127 –
68)
 Berat Jenis dan Penyerapan agregat Halus (ASTM C – 128 –
68)
 Berat Isi Agregat (ASTM C – 29 – 71)
 Kadar Organik Agregat (ASTM C – 40 – 66T)
 Kadar Lumpur Agregat (ASTM C – 177 – 69)
 Kadar Air agregat (ASTM C – 556 – 67)
 Abu Cangkang Kelapa Sawit
 Berat jenis (ASTM C – 618 – 12 A)

3.4 Perencanaan Perhitungan Mix Design

PERENCANAAN ADUKAN BETON


NO URAIAN JUMLAH
1. Kuat tekan yang disyaratkan pada umur 28 hari : 40 MPa
2. Deviasi standar (M) :7 MPa
3. Nilai Tambah (M) : 11,5 MPa
4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr) : 51,5 MPa
5. Jenis semen (coret yang tidak perlu) : PCC
6. Jenis agregat kasar (coret yang tidak perlu) : Batu Pecah
Jenis agregat halus (coret yang tidak perlu) : Alami
7. Faktor air semen : 0,33
8. Nilai slump : 65-80 mm
9. Ukuran maksimum agregat kasar : 20 mm
10. Kebutuhan Air : 190 liter
11. Kebutuhan semen portland : 575,76 kg/m3
12. Persen berat agregat halus terhadap campuran : 30 %
13. Berat jenis agregat campuran : 2,69
14. Berat jenis beton : 2445 kg/m3
15. Kebutuhan agregat : 1670,24 kg/m3
16. Kebutuhan agregat halus : 503,77 kg/m3
17. Kebutuhan agregat kasar : 1175,47 kg/m3
18. Penambahan bahan inovasi abu cangkang sawit : 230,3 kg/m3
19. Penambahan Aditif
: ………3,45 liter/m3

3.5 Metode Pembuatan Beton

Adapun metode pembuatan beton Self Compact Concrete antara lain:


a. Pembetonan Beton Segar
1) Timbang bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam perencanaan
campuran.
2) Pengadukan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk atau
secara manual. Pada pelaksanaannya kami menggunakan cara manual yaitu
dengan memasukkan agregat kasar dan halus serta semen ke dalam talam
besar kemudian diaduk dengan menggunakan cangkul sampai campuran
merata.

b. Penentuan Slump
1) Tentukan nilai slump flow dengan range slump 65 – 80 mm.
2) Apabila nilai slump flow telah memenuhi range 65 – 80 cm, berarti
kekentalan beton segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
3) Apabila belum memenuhi, maka ulangi pekerjaan pengadukan sampai
memenuhi nilai slump yang direncanakan.
c. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji
1) Cetakan diolesi dengan oli terlebih dahulu supaya pada saat pelepasan benda
uji dari cetakannya lebih mudah.
2) Isilah cetakan dengan adukan dalam tiga lapisan dipadatkan dengan tusukan
25 kali secara merata. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau
gunakan alat penggetar (Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan
rongga-rongga udara tidak ada lagi. Ratakan permukaan beton dan
tempatkan cetakan di tempat yang lembab, kemudian diamkan selama 24
jam.
3) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
4) Rendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi
syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki.
d. Persiapan Pengujian
1) Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab.
2) Tentukan berat dan ukuran benda uji.
e. Pengujian
1) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
2) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2- 4 km/cm3 per detik.
3) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Uji Material


Tabel 4.1 Data uji material untuk agregat

Agregat Halus Agregat Kasar


Jenis Pasir Kerikil
Asal Kali Progo Clereng
Kadar Air 0% (kering) 0% (kering)
Absorption 1,339% 5%
Berat Jenis 2,892 gr/cm3 2,6 gr/cm3

4.2 Data Uji Material Untuk Bahan Tambah


- Abu Cangkang Kelapa Sawit
Limbah cangkang kelapa sawit diambil dari pabrik Kelapa Sawit Pelaihari,
Kalimantan Selatan. Mereduksi semen sebesar 40%
- Superplasticizer
Dugunakan tipe Master Glenium® ACE 8590

4.3 Perhitungan Mix Design


Perhitungan mix design beton mengacu pada peraturan SNI 03-2834-2000
tentang “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”.
1. Kuat Tekan Karakteristik (f’c) (SNI 03-2834-2000)
Kuat Tekan karakteristik (f’c) yang direncanakan umur 28 hari adalah 40
MPa.
2. Kuat Tekan Rata-rata (f’cr) (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.1.3))
Diambil nilai sr = 7 MPa, sehingga nilai margin = 11,5 MPa. Maka nilai
f’cr = 51,5 MPa.
3. Jenis Agregat (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.1.3))
Jenis agregat yang digunakan adalah batu pecah untuk agregat kasar dan
alami untuk agregat halus.
4. Faktor Air Semen (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.2))
Dengan nilai f’cr = 51,5 MPa dan dengan cara grafik didapat nilai Faktor
Air Semen (FAS) = 0,33
5. Nilai Slump Beton (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.3))
Dengan pengaplikasian beton yang sesuai dengan ASTM C150 diambil
nilai slump 65-80 cm dan berdasarkan EFNARC 2002 mempunyai waktu
penurunan yang sama dengan nilai slump 3-6 cm. Maka dapat digunakan
tabel dan grafik acuan yang sama.
6. Ukuran Maksimum Agregat (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.4))
Ukuran maksimum agregat menggunakan 20 mm.
7. Kadar Air Bebas (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.5))
Dengan nilai slump 65-80 cm didapat nilai kebutuhan air bebas sebesar
Wa = (0,67x180)+(0,33x210) = 190 Liter
8. Kebutuhan Semen Rencana
Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m 3 beton
sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan
faktor air semen.
Kebutuhan Air 190
Semen Rencana = = = 575,76 kg/m3
Faktor Air Semen Rencana 0,33
9. Persentase Agregat Halus
Untuk pengetesan workabilitas berdasarkan EFNARC 2002 didapatkan
hasil penurunan yang sama dengan slump 3-6 cm. Persentase agregat halus
dengan nilai slump 65-80 cm digunakan grafik dari SNI didapat nilai
persentase agregat halus sebesar 30%
10. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.6))
Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut :
1) Diperoleh dari data hasil uji :
(1) Agregat tak dipecah : 2,892
(2) Agregat dipecah : 2,6
2) Berat jenis agregat gabungan
 Persentase agregat halus = 30%
 Persentase agregat kasar = 100% - 30% = 70%
 Apabila memiliki data (hasil uji) dapat menggunakan rumus :
BJ SSD agregat halus = 2,892
BJ SSD agregat kasar = 2,6
BJ Agregat Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) +
(% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar)
= (0,30 x 2,892) + (0,70 x 2,6)
= 2,69
11. Berat Jenis Beton (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.7))
Untuk kebutuhan air 190 kg/m3 dan berat jenis agregat gabungan 2,69.
Didapat berat jenis beton dengan grafik SNI sebesar 2445 kg/m 3.
12. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Kerikil (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.7))

Kebutuhan Agr. Gabungan = BJ beton basah – kebutuhan semen


– abu cangkang kelapa sawit –
kebutuhan air bebas
= 2445 – 575-76 – 190
= 1679,24 kg/m3
13. Menentukan Kebutuhan Pasir (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.7))
Kebutuhan pasir = kebutuhan Agr. Gabungan x % Agr. Halus
= 1679,24 x 30%
= 503,77 kg/m3
14. Menentukan Kebutuhan Kerikil (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.7))
Kebutuhan kerikil = kebutuhan Agr. Gabungan – kebutuhan pasir
= 1679,24 – 503,77
= 1175,47 kg/m3
15. Penambahan Bahan Inovasi Beton Abu Cangkang Kelapa Sawit
Penambahan abu cangkang kelapa sawit adalah sebesar 40% dari
kebutuhan semen untuk mereduksi kebutuhan penggunaan semen. :
Kebutuhan abu cangkang kelapa sawit = 40% x kebutuhan semen
= 40% x 575,76
= 230,3 kg/m3
16. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan (SNI 03-2834-2000 (4.2.3.8))
Tabel 4.2 Koreksi terhadap kondisi material

Material Kadar (kg/m3) Absorption (%) Kadar Air (%)


Air 190 -
Pasir 503,77 1,339 0
Kerikil 1175,47 5 0
C ( kadar air )−C (absorption)
 Pasir = xC
100
0−1,339
= x 503,77
100
= -6,75 kg/m3
Kebutuhan pasir = 503,77 – 6,75
= 497,02 kg/m3
D ( kadar air )−D(absorption)
 Kerikil = xD
100
0−5
= x 1175,47
100
= -58,77 kg/m3

Kebutuhan pasir = 1175,47 – 58,77

= 1116,70 kg/m3
 Air = 190 – (-6,75) – (-58,77)
= 255,52 liter/m3

17. Didapat Perbandingan Berat (SSD) Bahan Dari Pengecoran


a. Semen = 575,76 – 230,3
= 345,46 kg/m3
b. Air = 255,52 liter/m3
c. Agregat halus = 497,02 kg/m3
d. Agregat kasar = 1116,70 kg/m3
e. Abu Cangkang kelapa sawit = 230,3 kg/m3
f. Master Glenium® ACE 8590 = 1% x Kebutuhan semen
= 3,45 liter/m3
18. Kebutuhan Untuk 6 Silinder
Untuk volume 1 silinder :
1 2
Volume 1 silinder = πd t
4
1
= x 3,14 x (0,15)2 x 0,3
4
= 0,0053 m3
Untuk Kebutuhan 6 silinder :
Semen =6 x 0,0053 x 345,46 = 10,99 kg
Abu cangkang kelapa sawit =6 x 0,0053 x 230,30 = 7,32 kg
Air =6 x 0,0053 x 255,52 = 8,13 liter
Agregat halus (pasir) =6 x 0,0053 x 497,02 = 15,81 kg
Agregat kasar (kerikil) =6 x 0,0053 x 1116,7 = 35,51 kg
Additive =6 x 0,0053 x 3,45 = 0,11 liter

4.4 Analisa Manfaat Beton


Dalam aplikasi nya di lapangan, beton sudah menjadi suatu elemen yang
sangat penting dan berperan besar. Terutama penggunaan beton mutu tinggi
dalam dunia konstruksi yang salah satunya adalah untuk elemen struktur bawah
atau pondasi.
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan
yang mempunyai fungsi untuk mendistribusikan beban dari bangunan atas ke
pondasi, sehingga beban yang tersalurkan tersebar merata. Perencanaan sloof
sendiri harus dengan baik dan efisien agar tidak mengalami kegagalan dalam
konstruksi tersebut.
Beton dengan kuat tekan 40 MPa ini dapat diaplikasikan ke lapangan
melalui pembuatan elemen struktur sloof. Dengan nilai slump di antara 65-80 cm
dapat mempermudah pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

4.5 Perhitungan RAB per m3


Tabel 4.3 Perhitungan RAB per m3

No Material Unit Volume Harga Satuan Biaya


Semen
1 Kg 345,46 Rp1.300 Rp449.098,00
Portland
2 Air Liter 255,52 Rp50 Rp.12.776,00
3 Agregat Halus Kg 497,02 Rp172 Rp85.487,00
4 Agregat Kasar Kg 1116,7 Rp195 Rp217.757,00
Cangkang
5 Kg 230,30 Rp1.000 Rp230.200,00
Kelapa Sawit
Master
6 Glenium® Liter 3,45 Rp20.000 Rp69.000,00
ACE 8590
TOTAL Rp1.064.318,00

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian material di laboratorium dan uji kuat tekan beton maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil dari karakteristik abu cangkang kelapa sawit sebanyak 40% yang
dicampurkan pada beton sebagai bahan inovasi menghasilkan mix desain untuk kuat
tekan 40 MPa per m3: Semen = 345,46 kg, Abu cangkang kelapa sawit = 230,3 kg,
Air = 255,52 liter, pasir = 497,02 kg, Agregat Kasar = 1116,70 kg, Master Glenium
Ace 8590 = 3,45 liter.
2. Perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk membuat beton per 1 m3 adalah
Rp1.064.318,00
3. Cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah hasil pengolahan minyak kelapa
sawit dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan semen ditambah jumlah
ketersediaan cangkang kelapa sawit yang yang jumlahnya banyak dan mudah
diperoleh.

5.2 Saran
Beton dengan inovasi abu cangkang kelapa sawit sebagai penunjang konsep
green building ini dapat digunakan untuk elemen struktur sloof, mengingat bahan
penyusun beton sendiri semakin lama semakin mahal dan ketersediannya di alam
semakin lama semakin menipis, maka bahan inovasi seperti cangkang kelapa sawit
dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen.

Anda mungkin juga menyukai