LP KB Suntik
LP KB Suntik
B. MACAM-MACAM KONTRASEPSI
Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara modern :
1. Cara Metode Kontrasepsi Sederhana
Cara mencegah kehamilan dengan alat dan juga bisa tanpa alat. Tanpa alat ini bisa
dilakukan dengan cara senggama terputus dan juga sistem kalender. Sedangkan bila
menggunakan alat bisa dilakukan dengan kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif
Cara ini dibedakan dengan cara yang permanen atau pun tidak permanen. Alat
kontrasepsi permanen adalah dengan jalan operasi steril baik pada laki-laki atau pun
wanita. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria)
dan pada wanita disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita
kenal dengan sebutan istilah KB steril. Sedangkan jenis KB non permanen adalah dengan
pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant.
Berikut beberapa macam alat kontrasepsi yang sering digunakan dalam masyarakat kita,
yaitu:
1. Kondom
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan dijual
bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom kontroversialyang
pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam
penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan
sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device).Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan
mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada
wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.Karena itu, setiap
calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
jenis alat kontrasepsi yang satu ini.
4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah
kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada
wanita subur.Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA).Penyuntikan
dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal
lengan (deltoid).Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa
dipergunakan.
5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah merupakan alat
kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk waktu 5 tahun. Norplant biasanya
dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari
enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-
masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB.Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul
sampai kapsul diambil dari lengan pemakai.Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala
terlihat seperti benjolan atau garis-garis
6. IUD
Adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 10
tahun yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.
7. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)
Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba fallopi yang
membawa ovum dari ovarium ke uterus dengan cara melakukan pemotongan atau
pengikatan dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cincin
silastik. Kontrasepsi ini merupakan satu-satunya kontrasepsi wanita yang bersifat
permanen.
8. Vasektomi (Sterilisasi Pria)
Adalah pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah lewatnya sperma.
C. KB SUNTIK
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya berisi berupa
hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. Kontrasepsi
suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka waktu
tertentu kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan.
2. Jenis KB Suntik
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
a. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan IM.
b. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberkan dalmi dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan
secara IM.
3. Mekanisme Kerja
a. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar
hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
b. Sekunder
1) Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
2) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
3) Menghambat trasportasi gamet dan tuba.
4) Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.
4. Indikasi
KB suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang (wanita yang telah mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa untuk
dilakukan sterilisasi.Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi
estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan pada wanita
yang mendekati menopause.
5. Kontraindikasi
Ada 2 macam yaitu :
a. Kontra indikasi secara mutlak
1) Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis.
2) Kelainan serebro vaskuler.
3) Fungsi hati tidak / kurang baik.
4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat reproduksi.
5) Varices berat.
6) Adanya kehamilan
b. Kontra indikasi secara relatif
1) Hipertensi
2) Diabetes
3) Perdarahan abnoermal / pervaginam
4) Fibromioma uterus
5) Penyakit jantung dan ginjal
c. Kultur digunakan untuk mendeteksi gonore atau infeksi lain yang ditularkan melalui
hubungan seks.
e. Hitung darah lengkap digunakan untuk menentukan anemia atau infeksi dan untuk
A. Pengkajian Keperawatan
Data Subyektif
1. Biodata
Penting untuk mengetahui latar belakang identitas, tingkat intelektual, status social,
ekonomi berkaitan dengan rencana asuhan
2. Alasan datang
Klien KB suntik 3 bulan (kunjungan ulang)
3. Keluhan utama
Mengetahui apa yang menjadi keluhan utama pasien hingga datang ke pelayanan
kesehatan
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah mnederita penyakit yang merupakan kontra indikasi KB
suntik atau tidak seperti hipertensi, penyakit hati, kencing manis dan penyakit jantung.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun atau menular yang mnejadi
kontraindikasi KB suntik
6. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui adanya gangguan/ tidak selama menjadi akseptor KB, ada
perdarahn diluar haid/tidak, ada nyeri/tidak selama haid
7. Riwayat pernikahan
Merupakan data status perkawinan, lama menukah, dan usia pertama menikah
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
· Kehamilan : mengkaji kondisi kehamilan anak terakhir, keluhan yang dirasakan,
mendapat terapi apa
· Persalinan : mengkaji persalinan anak terakhir normal/tindakan, dalam usia
kehamilan berapa bulan, bayi langsung menangis/tidak, BBL, PBL, ari-ari lahir
normal/tidak, lengkap/tidak, perdarahan/tidak
· Nifas : mengkaji nifas ibuada keluhan/tidak
9. Riwayat KB
Untuk mengkaji apakah pernah menjadi akseptor KB, kalu pernah menggunakan
metode apa saja, ada keluhan/tidak, untuk mengetahui alasan klien nsampai ganti
cara/ metode KB
10. Pola kebiasaan sehari-hari
· Nutrisi : untuk mengetahui gizi dan keseimbangan pada konsumsi
· Eliminasi : untuk mengkaji apakah ada kelainan dalam eliminasi
· Aktifitas : untuk mengetahui apakah ada gangguan atau tidak dalam beraktifitas
· Istirahat : untuk mengkaji apakah istirahat ibu sudah tercukupi
· Seksual : untuk mangetahui ada gangguan atau tidak dalam hubungan seksual,
dan untuk mengetahui apakah ibu dengan satu pasangan atau multi partner dan
untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya IMS
11. Data psikososial
Untuk mengetahui persepsi ibu dan keluarga tentang KB serta mengetahui motivasi
ibu atau keluarga untuk menjadi akseptor
12. Data spiritual dan budaya
Untuk mengkaji keyakinan klien tentang KB apakah ibu menentang atau tidak dan
bagaimana dengan kondisi adat istiadat.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB :
TD : 100 / 60 – 140 / 90 mmHg
Nadi : 70 – 80 x/menit (teratur)
RR : 18 – 24 x/menit (teratur)
Suhu : 36 - 37o C ( Axilla )
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : warna bersih, tidak rontok
Muka : tidak pucat, tidak odema dan bentuk muka
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah (tidak stomatitis), tidak ada canes
gigi
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : Payudara simetris, tidak ada kelainan / pembesran, colostrum -/-
Abdomen : tidak ada bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada tanda cedwic
Ekstermitas : simetris turgor baik, odema, varises -/-
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : kenyal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, colostrums -/-
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe dan hepar, tidak ada
benjolan
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wezhing dan ronki
d. Perkusi
Perut : tidak kembung
Ekstermitas : reflek patella : +/+
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik ditandai dengan perilaku gelisah
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi
(Nanda : 2015-2017)
C. Rencana keperawatan
DAFTAR PUSTAKA