Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA BERENCANA (KB SUNTIK)

1. KONSEP DASAR KB SUNTIK


A. PENGERTIAN KONTRASEPSI
Pengertian kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.Penggunaan kontrasepsi berupa salah
satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Syarat dari kontrasepsi adalah aman
pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya
dapat diatur sesuai keinginan, tidak mengganggu hubungan persetubuhan, tidak memerlukan
kontrol yang tepat, sederhana dan murah dan dapat diterima oleh pasangan suami istri
(Mochtar, 2001).

B. MACAM-MACAM KONTRASEPSI

Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara modern :
1. Cara Metode Kontrasepsi Sederhana
Cara mencegah kehamilan dengan alat dan juga bisa tanpa alat. Tanpa alat ini bisa
dilakukan dengan cara senggama terputus dan juga sistem kalender. Sedangkan bila
menggunakan alat bisa dilakukan dengan kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif
Cara ini dibedakan dengan cara yang permanen atau pun tidak permanen. Alat
kontrasepsi permanen adalah dengan jalan operasi steril baik pada laki-laki atau pun
wanita. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria)
dan pada wanita disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita
kenal dengan sebutan istilah KB steril. Sedangkan jenis KB non permanen adalah dengan
pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant.
Berikut beberapa macam alat kontrasepsi yang sering digunakan dalam masyarakat kita,
yaitu:
1. Kondom
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan dijual
bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom kontroversialyang
pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam
penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan
sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device).Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan
mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada
wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.Karena itu, setiap
calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
jenis alat kontrasepsi yang satu ini.
4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah
kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada
wanita subur.Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA).Penyuntikan
dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal
lengan (deltoid).Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa
dipergunakan.
5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah merupakan alat
kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk waktu 5 tahun. Norplant biasanya
dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari
enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-
masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB.Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul
sampai kapsul diambil dari lengan pemakai.Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala
terlihat seperti benjolan atau garis-garis
6. IUD
Adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 10
tahun yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.
7. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)
Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba fallopi yang
membawa ovum dari ovarium ke uterus dengan cara melakukan pemotongan atau
pengikatan dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cincin
silastik. Kontrasepsi ini merupakan satu-satunya kontrasepsi wanita yang bersifat
permanen.
8. Vasektomi (Sterilisasi Pria)
Adalah pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah lewatnya sperma.

C. KB SUNTIK
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya berisi berupa
hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. Kontrasepsi
suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka waktu
tertentu kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan.

2. Jenis KB Suntik
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
a. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan IM.
b. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberkan dalmi dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan
secara IM.

3. Mekanisme Kerja
a. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar
hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
b. Sekunder
1) Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
2) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
3) Menghambat trasportasi gamet dan tuba.
4) Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.

4. Indikasi
KB suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang (wanita yang telah mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa untuk
dilakukan sterilisasi.Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi
estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan pada wanita
yang mendekati menopause.

5. Kontraindikasi
Ada 2 macam yaitu :
a. Kontra indikasi secara mutlak
1) Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis.
2) Kelainan serebro vaskuler.
3) Fungsi hati tidak / kurang baik.
4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat reproduksi.
5) Varices berat.
6) Adanya kehamilan
b. Kontra indikasi secara relatif
1) Hipertensi
2) Diabetes
3) Perdarahan abnoermal / pervaginam
4) Fibromioma uterus
5) Penyakit jantung dan ginjal

6. Macam-macam Kontrasepsi Suntik


Ada 3 macam KB suntik, yaitu :
a. Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral,
mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1) Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalam air.
 Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate)
 Tvial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone acetate)
2) Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan harus lama pada otot
bokong musculus gluteus agak dalam.
3) Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur.
4) Keuntungan
 Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
 Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
 Sangat efektif
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
 Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre
menopause
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
 Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid
 Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen
5) Cara pemberian
   Waktu pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari
RS / 6-8 minggu pasca beraslin asal ibu tidak hamil / belum melakukan
koifus.
   Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari RS hari pasca
abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada hari
1-5 haid.
b. Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot) larutannya merupakan
campuran bernzyl benzoate dan casrol oil dalam perbandingan 4 : 6 efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
1) Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal dalam laritan menyak
(depo norestirat).
2) Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengfan cara I.M untuk 6
bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 minggu.
3) Keuntungan
 Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
 Tidak berefek buruk terhadap laktasi
 Kembalinya kesuburan lebih cepat
 Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
 Siklus haid lebih stabil
4) Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
 Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
 Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
 Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh berhubungan sex.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak
perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
 Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti
dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain. Dimulia pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
 Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti
dengan hormonal suntikan pertama segera asal ibu tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
 Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama
dapatr diberikan hari pertama sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
 Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
c. Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg
estradiol cyplonate.
1) Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2) Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat
yang diberikan melalui I.M sebulan sekali.
3) Efektifitas
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama
4) Keuntungan
 Resiko terhadap kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh pad ahubungan seksual
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
 Jangka panjang
 Efek samping sangat kecil
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5) Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
 Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
 Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari
 Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan
pertama dapat diberikan sutnikan kombinasi
 Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari
 Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan
pertama dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tanpa
perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,
metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
 Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR.
7. Efek Samping KB suntik
1.      Gangguan Haid
Keluhan terbanyak para pemakai KB suntik adalah gangguan
perdarahan.Hampir 40% kasus mengeluh ganguan haid sampai akhir tahun pertama
suntikan DMPA. Perdarahan bercak merupakan keluhan terbanyak, yang akan
menurun dengan makin lamanya pemakaian, tetapi sebaliknya jumlah kasus yang
mengalami pendarahan makin banyak dengan makin lamanya pemakaian.
Terdapat beberapa istilah gangguan Haid, Amenorea adalah tidak datangnya
haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan berturut-turut atau
lebih.Spooting adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama
akseptor mengikuti KB suntik.Metrorhagie adalah perdarahan yang berlebihan di
luar siklus haid. Menometorhagie adalah datangnya haid yang berlebihan jumlahnya
tetapi masih dalam siklus haid, semua keluhan ini dapat terjadi selama menjadi
akseptor suntik KB (Suratun, 2008)
Gangguan pola haid amenorrea disebabkan karena terjadinya atrofi
endometrium yaitu kadar estrogen turun dan progesteron meningkat sehingga tidak
menimbulkan efek yang berlekuk – lekuk di endometrium (Wiknjosastro, 2005),
gangguan pola haid spotting disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan
kelainan atau terjadinya gangguan hormon (Hartanto, 2005), gangguan pola haid
metroraghia disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak
sesuai dengan kondisi dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah
menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau
kelainan fungsional, gangguan pola haid menorragia disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga menimbulkan
endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak (Suratun, 2008).
Penatalaksanaan untuk amenorea, yakinkan ibu bahwa hal itu adalah bisa,
bukan merupakan efek samping yang serius, evaluasi untuk mengetahui apakah ada
kehamilan, terutama jika terjadi amenorea setelah masa siklus haid yang teratur.Jika
tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang pendarahan dengan
kontrasepsi oral kombinasi
Perdarahan ringan atau spooting, sering terjadi dan tidak berbahaya.Bila
spooting terus berlanjut, atau haid telah berhenti tetapi kemudian terjadi perdarahan,
maka perlu di cari penyebab perdarahan tersebut kemudian di lakukan penanganan
yang tepat.Bila penyebab perdarahan tidak diketahui dengan jelas, Tanya klien apakah
masing ingin melanjutkan suntikan. Bila tidak ganti dengan jenis kontrasepsi lain.
Bila perdarahan banyak atau lebih dari 8 hari, atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan
dalam siklus haid yang normal, jelaskan kepada klien bahwa haid yang normal,
jelaskan kepada klien bahwa hal itu biasa terjadi pada bulan pertama suntikan. Bila
klien tidak dapat menerima keadaan tersebut, atau perdarahan yang terjadi
mengancam kesehatan klien, suntikan dihentikan. Ganti metode kontrasepsi lain.
Untuk mencegah anemia pada klien, perlu di berikan preparat besi dan anjurkan agar
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi (Pinem, 2009).

2.      Perubahan Berat badan


Berat badan bertambah atau turun beberapa kilogram dalam beberapa bulan
setelah pemakaian suntikan KB (Suratun, 2008). Perubahan BB kemungkinan
disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan
bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat
menyebabkan berat badan bertambah
Efek samping utama yang lain bagi beberapa waktu ialah kenaikan berat
badan. Bukti kenaikan berat badan selama penggunaan DMPA masih perdebatan.
Sebuah penelitian melaporkan kenaikan berat badan lebih dari 2,3 kg pada tahun
pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap sehingga mencapai 7,5 kg selama
6 tahun. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada masalah berkaitan
dengan berat badan. Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Provera harus
mendapat saran tentang kemungkinan peningkatan berat badan dan mendapat
konseling tentang penatalaksanaan berat badan sesuai dengan gaya hidup sehat
Penanggulanganya, jelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan penurunan BB
adalah efek samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak selalu perubahan berat
tersebut diakibatkan dari pemakaian suntikan KB. Kenaikan dapat disebabkan oleh
hal-hal lain, namun dapat pula terjadi penurunan BB. Hal ini pun tidaklah selalu
disebabkan oleh suntikan KB dan perlu diteliti lebih seksama.Pengaturan diet
merupakan pilihan yang utama.Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori
disertai olahraga seperti olah raga yang teratur dan sebagainya. Bila terlalu kurus
dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil, dianjurkan untuk ganti cara ke
kontrasepsi non hormonal (Suratun, 2008).

3.      Pusing dan Sakit Kepala


Rasa berputar/sakit di kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi
atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara.pusing dan sakit kepala
disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon sehingga hormon estrogen
fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat mengikat air sehingga sel –
sel di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak
(Suratun, 2008).
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa dengan
pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan akan menyebabkan perasaan sakit kepala atau
pusing yang menetap. Penelitian yang dilakukan oleh Chrad (2005) menyebutkan
bahwa sakit kepala yang dirasakan oleh pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan
kemungkinan disebabkan oleh penyakit bawaan yang pernah akseptor derita seperti
migrain. Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Provera harus mendapat
saran tentang kemungkinan sakit kepala (Varney, 2007).
Penanggulanganya, jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa
kemungkinan tersebut mungkin ada, tetapi jarang terjadi.Biasanya bersifat sementara.
Pemberian anti prostaglandin atau obat mengurangi keluhan misalnya asetol 500mg
3x1 tablet/hari atau paracetamol 500mg 3x1. Bila tidak ada perubahan ganti dengan
cara kontrasepsi non hormonal (Suratun, 2008). Penanganan lain yang dapat
dilakukan yaitu melakukan penilaian berupa periksa tekanan darah, bila perlu lakukan
pemeriksaan neurologis yang lengkap, anamnese meliputi pertanyaan tentang berat
ringannya sakit kepala, lamanya stress, lokasi sakitnya, hubungan dari sakit kepala
dengan minum pil oral, adakah riwayat keluarga dengan migrain. Dan bila sakit
kepalanya jelas disebabkan oleh kontrasepsi suntik 3 bualn, hentikan kontrasepsi
suntik 3 bulan/ganti preparer lain yang aktifitasnya estrogen dan progesteron lebih
rendah, sakit kepala pada akseptor kontrasepsi suntik harus ditanggapi dengan serius
karena dapat merupakan tanda bahaya utama yang mendahului CFA.
4.      Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan
terasa mengganggu. Ini jarang terjadi pada peserta suntik, tidak berbahaya kecuali bila
berbau, panas, atau terasa gatal sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lengkap untuk
mengetahui adanya infeksi, jamur, atau candida. Keputihan atau Fluor
Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.Keputihan yang disebabkan
oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara
lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan
menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat
si penderita buang air kecil.
Gejala keputihan antara lain keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau
putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-
kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada wanita tertentu.
Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.Biasanya
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.Keputihan juga dapat dialami
oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah.Sebagian besar
cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang
terinfeksi, atau alat kelamin luar.
Penanggulangannya, jelaskan bahwa peserta suntik jarang terjadi
keputihan.Apabila hal ini terjadi juga harus di cari penyebabnya dan diberikan
pengobatannya.Konseliang sebaiknya dilakukan sebelum peserta ikut KB
suntik.Anjurkan untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam agar
tetap bersih dan kering. Bila keputihan sangat menganggu sebaiknya di rujuk untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat (Suratun, 2008)
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pap Smear digunakan mendeteksi kanker serviks atau memvalidasi bahwa lesi-lesi

dari infeksi telah sembuh.

b. Uji serologi digunakan untuk mendeteksi sifilis dan gonore.

c. Kultur digunakan untuk mendeteksi gonore atau infeksi lain yang ditularkan melalui

hubungan seks.

d. Urinalisis digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.

e. Hitung darah lengkap digunakan untuk menentukan anemia atau infeksi dan untuk

memperkirakan kemampuan pembekuan darah.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

Data Subyektif

1.   Biodata
Penting untuk mengetahui latar belakang identitas, tingkat intelektual, status social,
ekonomi berkaitan dengan rencana asuhan
2.   Alasan datang
      Klien KB suntik 3 bulan (kunjungan ulang)
3.  Keluhan utama
Mengetahui apa yang menjadi keluhan utama pasien hingga datang ke pelayanan
kesehatan
4.  Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah mnederita penyakit yang merupakan kontra indikasi KB
suntik atau tidak seperti hipertensi, penyakit hati, kencing manis dan penyakit jantung.
5.  Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun atau menular yang mnejadi
kontraindikasi KB suntik
6.   Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui adanya gangguan/ tidak selama menjadi akseptor KB, ada
perdarahn diluar haid/tidak, ada nyeri/tidak selama haid
7.    Riwayat pernikahan
Merupakan data status perkawinan, lama menukah, dan usia pertama menikah
8.   Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
·   Kehamilan : mengkaji kondisi kehamilan anak terakhir, keluhan yang dirasakan,
mendapat terapi apa
·   Persalinan : mengkaji persalinan anak terakhir normal/tindakan, dalam usia
kehamilan berapa bulan, bayi langsung menangis/tidak, BBL, PBL, ari-ari lahir
normal/tidak, lengkap/tidak, perdarahan/tidak
·   Nifas : mengkaji nifas ibuada keluhan/tidak

9.    Riwayat KB
Untuk mengkaji apakah pernah menjadi akseptor KB, kalu pernah menggunakan
metode apa saja, ada keluhan/tidak, untuk mengetahui alasan klien nsampai ganti
cara/ metode KB
10.  Pola kebiasaan sehari-hari
·   Nutrisi : untuk mengetahui gizi dan keseimbangan pada konsumsi
·   Eliminasi : untuk mengkaji apakah ada kelainan dalam eliminasi
·   Aktifitas : untuk mengetahui apakah ada gangguan atau tidak dalam beraktifitas
·   Istirahat : untuk mengkaji apakah istirahat ibu sudah tercukupi
·   Seksual : untuk mangetahui ada gangguan atau tidak dalam hubungan seksual,
dan untuk mengetahui apakah ibu dengan satu pasangan atau multi partner dan
untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya IMS
11.  Data psikososial
Untuk mengetahui persepsi ibu dan keluarga tentang KB serta mengetahui motivasi
ibu atau keluarga untuk menjadi akseptor
12.  Data spiritual dan budaya
Untuk mengkaji keyakinan klien tentang KB apakah ibu menentang  atau tidak dan
bagaimana dengan kondisi adat istiadat.

Data Obyektif
1.   Pemeriksaan Umum
      Keadaan Umum : Baik
      Kesadaran            : Composmentis
      BB                        :
      TD                        : 100 / 60 – 140 / 90 mmHg
      Nadi                     : 70 – 80 x/menit (teratur)
      RR                        : 18 – 24 x/menit (teratur)
Suhu                     : 36 - 37o C ( Axilla )
2.   Pemeriksaan Fisik
a.  Inspeksi
Rambut      : warna bersih, tidak rontok
Muka          : tidak pucat, tidak odema dan bentuk muka
Mata           : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus
Hidung       : simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut         : bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah (tidak stomatitis), tidak ada canes
gigi
Telinga       : simetris, tidak ada serumen
Leher          : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada          : Payudara simetris, tidak ada kelainan / pembesran, colostrum -/-
Abdomen   : tidak ada bekas operasi
Genetalia    : bersih, tidak ada tanda cedwic
Ekstermitas : simetris turgor baik, odema, varises -/-

b.  Palpasi
Leher           : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara     : kenyal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, colostrums -/-
Abdomen    : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe dan hepar, tidak ada
benjolan

c.   Auskultasi
Dada           : tidak ada wezhing dan ronki

d.    Perkusi
Perut            : tidak kembung
Ekstermitas    : reflek patella : +/+
B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik ditandai dengan perilaku gelisah
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi
(Nanda : 2015-2017)

C. Rencana keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


Hasil (NOC)
1. Nyeri Akut berhubungan NOC: Kontrol Nyeri NIC: Terapi relaksasi
dengan agens Karakteristik: 1) Gambarkan rasionalisasi dan
cedera( mis.biologis,zat manfaat relaksasi serta jenis
Menggunakan tindakan
kimia, fisik,biologis) relaksasi yang tersedia
pengurangan [nyeri] tanpa
ditandai dengan perilaku (misalnya bernafas dengan
analgesik
gelisah ritme, relaksasi rahang dan
relaksasi otot progresif)
2) Berikan deskripsi detail terkait
intervensi relaksasi yang
dipilih
3) Ciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman
4) Dorong klien untuk mengambil
posisi yang nyaman
5) Dapatkan perilaku yang
menunjukkan terjadinya
relaksasi misalnya bernafas
dalam, pernafasan perut, atau
bayangan yang menyenangkan
6) Minta klien untuk rileks dan
merasakan senssasi yang
terjadi
7) Tunjukkan dan praktikkan
teknik relaksasi pada klien
2. Ansietas berhubungan NOC : NIC
dengan perubahan dalam
- Anxiety Control Anxiety Reduction
status kesehatan
- Coping
( Penurunan kecemasan )
- Vital Sign Status
Kriteria Hasil : 1) Gunakan pendekatan yang
menenangkan
- Klien mampu
2) Nyatakan dengan jelas harapan
mengiden-tifikasi dan
terhadap pelaku pasien
mengungkapkan gejala
3) Jelaskan semua prosedur dan
cemas
apa yang dirasakan selama
- Mengidentifikasi,
prosedur
mengung-kapkan dan
4) Pahami perspektif pasien
menunjukkan tekhnik
terhadap situasi stres
untuk mengontrol
5) Temani pasien untuk
cemas
memberikan keamanan dan
- Vital sign dalam batas
mengurangi takut
normal
6) Lakukan back / neck rub
Postur tubuh, ekspresi
7) Dengarkan dengan penuh
wajah, bahasa tubuh
perhatian
dan tingkat aktivitas
8) Identifikasi tingkat kecemasan
menunjukkan
9) Bantu pasien mengenal situasi
berkurangnya
yang menimbulkan kecemasan
kecemasan
10) Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
11) Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
12) Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
3. Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan
- Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
kurang pajanan
process
informasi 1) Berikan penilaian tentang
- Kowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
Behavior
tentang proses penyakit yang
Kriteria Hasil :
spesifik
- Pasien dan keluarga 2) Jelaskan patofisiologi dari
menyatakan penyakit dan bagaimana hal ini
pemahaman tentang berhubungan dengan anatomi
penyakit, kondisi, dan fisiologi, dengan cara yang
prognosis dan program tepat.
pengobatan 3) Gambarkan tanda dan gejala
- Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada
mampu melaksanakan penyakit, dengan cara yang
prosedur yang tepat
dijelaskan secara benar 4) Gambarkan proses penyakit,
- Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan 5) Identifikasi kemungkinan
kembali apa yang penyebab, dengna cara yang
dijelaskan perawat/tim tepat
kesehatan lainnya. 6) Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
7) Hindari harapan yang kosong
8) Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
9) Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10) Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11) Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
12) Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13) Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14) Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Bagus Gde Manuaba.Prof dr. Ida.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan


KB.Jakarta: EGC
Berliani, paulina. 2009. Kontrasepsi suntikan (Injeksi) – Depo provera.(Availabe; www.pdf-
finder.com/pdfdiaskes tanggal 19 Maret 2017)
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
NANDA.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatn NANDA Nic Noc. Yogyakarta; Mediaaction
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo
Suratun dkk, 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Trans Info
Media. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai