Anda di halaman 1dari 6

JUDUL : BORNEAN TANAH BERTUAH

Film by Natasya Aulia Safwanda

Written by Daniel Septian

TOKOH : 1). CHELSY : pelajar sma, baik dan suka bergaul


2). MIRANDA : Pelajar sma, sederhana
3). Desy : baik dan suka menari.

Sinopsis :
Chelsy, Miranda, dan Desy adalah 3 sahabat yang sudah lama terpisah karna
perbedaan nasib dan arah yang berbeda. Ketiga sahabat ini mempunyai mimpi
yang sama yaitu ingin mengenalkan budaya kepada dunia. Tetapi sayangnya
itu hanya angan-angan semata. perbedaan nasib inilah yang membuat mereka
mengambil jalan yang berbeda.
Chelsy dan Miranda melanjutkan pendidikannya di tingkat SMA, tetapi di
sekolah yang berbeda. Sedangkan Desy hanya bisa menerima nasib untuk tidak
melanjutkannya sekolahnya dan berinisiatif untuk mengembangkan sanggar
tari yang telah didirikannya sejak dulu.

NASKAH =
Scene 1 Ext : Dirumah Chelsy saat pagi hari

Si Chelsy yang baru bangun tidur ingin sarapan pagi, dilanjutkan


dengan menutup pagar dan bersiap mengunjungi Miranda di cafe yang telah
mereka janjikan bersama.
Miranda juga begitu, dengan sepada nya ia bergegas mengunjungi cafe
tersebut.

A. Narasi Pertama
Hari ini, waktu pertama aku bertemu kambali dengan teman lamaku,
kami LDR setelah perform terakhir festival tari waktu masih sekolah dulu.
sekarang aku berharap pertemuan ini bisa menjadi awal bagi kami untuk
mengembangkan apa yang sempat terhenti dulu. Itu temanku Miranda, Sedikit
kalem sih kalau dilihat, saat bersamaku hidup berasa dirumah sakit jiwa
penuh kebebasan dalam berekspesi.
Scene 2 Ext : Di cafe
Miranda yang sampai duluan di cafe menunggu chelsy
datang sambil memesan minuman .

Dialog 1:
Miranda : “eh ini siapa ,kamu jangan macam-macam lepaskan tidak?
Satu….dua…. “
Chelsy : “baaaa “
Miranda : “eh chelsy kukira siapa, buat terkejut saja “
Chelsy :”santay aja, lamanya kamu nih! Aku sudah menunggu lama disini “
Miranda :” bohong aja kamu, aku duluan yang sampai sini masa kamu tidak
lihat”
Chelsy :”oh iya lah, apa kabar masih hidup saja kamu nih?”
Miranda :”astaga, ngucap chel ngucap kamu lihatlah aku nih masih hidup
masa kamu tidak lihat”
Chelsy :”oh syukurlah masih hidup, bagaimana juga sekolah kamu bagus
tidak ?”
Miranda :”seperti itulah, bukan kamu tidak tahu semenjak corona nih sedikit
- sedikit banyak tugas gelisah aku, bagaimana?”
Chelsy :”sama, sekolah aku seperti itu juga, nahkan aku lupa juga ada
tugas buat video”
Miranda :”video apa ? ”
Chelsy :”video nari”
Miranda :” hmm kan aku juga sama, disuruh buat video juga tapi tari melayu,
otak aku nih buntu banyak tugas pusing kepala aku nih, rasa mau pecah”
Chelsy :”begini saja, kita minta bantuan Desy ,Desy sekarang kan ada
sanggar tari nih, jadi kita minta bantu dia, kamu mau tidak?”
Miranda :”boleh lah, ayo”
Chelsy :”siplah”

B. Narasi kedua:
Kita berdua sahabat lama banget, tapi gak cuman berdua kami
bertiga , yang satu itu namanya Desy punya sanggar tari sendiri. Sayangnya
dia tidak lanjut sekolah kami dipisahkan karena arah dan nasib berbeda.
Tapi hal itu tidak membuat kami jauh, komitmen kami, prinsip kami dalam
berteman tidak akan terkalahkan oleh apapun. Kami bertiga punya mimpi
untuk bisa mengenalkan budaya kepada dunia, kami ingin terkenal. Tapi
entahlah itu hanya angan-angan saja tidak tahu apakah bisa menjadi
kenyataan atau rencana yang selamanya hanya akan menjadi wacana. keahlian
Desy yang lebih mendominan dalam tari menjadikan hati kami bergerak untuk
berlajar bersamanya, dan semoga bisa merintis kembali bakat lama kami.
Kali ini bertemu ditempat biasa kami latihan dulu, disanggar punya Desy
tempat dimana awal kami memulai semuanya.

Scene 3 Ext : Dirumah ibadah dan tempat wisata


Chelsy yang menunggu Miranda sholat, begitu juga
sebaliknya Miranda yang menunggu chelsy ibadah. Setelah itu mereka berfoto
dan menikmati indahnya pantai.

Scene 4 Ext : Desy dihalaman rumah, kebun, dan dipura

C.narasi ketiga :
Desi...
Hidup sebatang Kara tanpa orang tua, orang tuanya meninggal waktu
dia duduk dibangku smp. hal itu membuat dia tidak melanjutkan sekolah
karena biaya yang tidak cukup kesehariaannya hanya berlatih nari, dan
melatih nari disanggar peninggalan orang tuanya. untung ada kebun untuk
bertahan hidup, tatkala ingin sekali melihat dia berani untuk melangkah
lebih maju tapi yang kuingat dulu dia berkata tak ingin meninggalkan
kampung halamannya sebelum sanggarnya itu bisa berkembang dan menjadi
terkenal. ya kampung itu adalah kampung bali, satu-satunya kampung yang
semua masyarakatnya adalah orang bali kecuali desi terletak ditanah bertuah
kayong utara. hidup dikelilingi orang-orang yang tidak seiman, membuatnya
punya kehidupan baru dan kebiasaan baru, namun hal itu tidak menjadi
landasan untuk merubah kepercayaan tapi menjadi pelajaran penting dari
hikmah bertoleransi dalam keberagaman. Desi bilang tari itu beragam, maka
pengetahuan itu perlu digali. banyak yang salah anggapan tentang suku dan
adat istiadat. Desi sangat menyukai bali, tari yang penuh ekspresi,
mendalami, alunan lagu yang indah, suasana kehidupan yang asri, serta
kebersamaannya. Apa salahnya ingin tau mengetahui secara langsung itu
rasanya indah sekali, tapi sekarang keberlangsung itu tidak diperdulikan
orang-orang hanya mengendalkan gawainya entah itu untuk dipelajari atau
hanya sebatas iklan yang biasanya dilihat sekilas lalu dilupakan.
Keinginan desi untuk belajar dan mengajarkan banyak hal membuatku resah.
Mengapa nasib buruk tertimpa kepada orang hebat seperti Desy.
Scene 5 Ext : Disanggar tari Desy
Chelsy dan Miranda mengunjungi Desy yang sedang berada
di sanggar tari.

Dialog 2 :
Penari :” kak posisi kakinya bagaimana?”
Desy :”ya, oh posisi kakinya seperti ini ya”
Chelsy :”oh begitu ya kak?” (chelsy dan Miranda tiba disanggar tari).
Desy :”eh chelsy, Miranda apa kabar?
Chelsy dan Miranda :” baik”
Desy :”udah stop dulu ya latihanya adik-adik ,sekarang boleh duduk “
Chelsy dan Miranda :” halo adik-adik”
Penari :”halo kak”
Desy :” nah adik-adik ini kak chelsy dan ini kak Miranda, dulu kakak
sering banget nari sama mereka berdua dan juga kak Kadek. kak chelsy ini
dulunya nari Bali sama dengan kak Kadek, kak Miranda nari melayu sedangkan
kakak nari Dayak. Jadi tarian itu bukan hanya satu tapi banyak sekali dan
beragam, kalau begitu kalian sama kak Kadek dan kakak mau ngomong sama
mereka berdua dulu,oke? Semangat ya latihan nya “
Desy :” sebelumnya mohon maap, tidak ada air minum tidak apa kan?”
Chelsy dan Miranda :”tidak apa apa, santai aja sama kami”
Desy :”eh ada apa kalian datang kesini, tumben sudah lama kita tidak
ketemu nih”
Chelsy :” jadi begini, kami berdua ini kan ada dapat tugas disuruh buat
video tentang praktek nari, jadi kami sedang mencari inspirasi gerakan
tarian, kau kan lebih hebat dan pandai dari kami nih, jadi boleh lah minta
tolong”
Desy :”ya boleh lah sama teman sendiri, memangnya kalian mau tari apa?”
Chelsy :” aku nari bali”
Miranda :” aku tarian melayu”
Chelsy :”jadi bagaimana kamu mau tolong kami tidak?”
Desy :” tolonglah sama teman sendiri pun masa tidak ditolong? Begini
saja aku punya ide,bagaimana kalau kita buat video sama-sama aja sekalian
mengembangkan sanggar tari ini. Karena sejak pandemi nih sanggar menjadi
sepi, jadi video nih kita gabung terus kita upload ke sosmed, bagaimana
setuju tidak kalian ?”
Chelsy dan Miranda :”setuju”
Desy :” sekalian juga nih kita latihan, mau tidak ?”
Chelsy dan Miranda :”ayo”

Scene 6 Ext : Nari disanggar dan alam

Tarian Desy (Dayak)


Tarian Miranda (Melayu)
Tarian Chelsy (Bali)

Scene 7 Ext: Dirumah Chelsy penguploadan video


Mereka bertiga mengupload video tari ke medsos ( youtube dan
Instagram).

D. Narasi keempat :
Pukauan mata dunia kini tak tertuju ke satu pandangan,daur baur globalisasi
merajalela ,adat istiadat yang masuk dengan cepat mencuci otak rakyat
tradisional hingga habis yang tertinggal hanyalah pusaka. bangsa ini kaya
akan adat istiadat penuh dengan sympony yang menawan. mengapa kita tak
lestarikan? mengapa tak kita pertahankan?.

Scene 8 Ext: Nari bersama


Akhirnya banyak orang berminat untuk bergabung kesanggar
tari mereka.
( PESAN )
ini bangsa kita,ini negri kita,ini kebudayaan kita,kita hidup, kita dewasa
dalam negri ini. bukan lagi hingga kini dan nanti. menunggu generasi muda
membangkitkan adat istiadat yang sudah mati.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai