Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aulia Faradila Nisa

Nim : 362020106

Analisis Jurnal
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Religi: Jurnal Studi Agama-Agama
2. Volume : 16
3. Nomor :1
4. Halaman : 1-17
5. Tahun Penerbit : 2020
6. Judul Jurnal : Mitigasi Ekologi di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus
7. Nama Penulis : Fibry Jati Nugroho dan Agung Dian Rengganis

B. ISI JURNAL
1. Masalah Penelitian
Bagaimana upaya pelestarian lingkungan hidup dan lingkungan sosial agar berdampak
pada lestarinya situs-situs budaya di Gunung Kemukus.
2. Lokasi Penelitian
Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif
analisis. Metode yang digunakan ini menyajikan data secara menyeluruh dan mendalam.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan pengamatan partisipasi aktif.
Analisis data dilakukan dengan triangulasi data untuk melihat validasi data yang
disajikan.
4. Teori yang dipakai
Dalam penelitian ini teori yag dipakai adalah berdasarkan teori simbol, mitigasi ekologi,
dan kearifan lokal.
5. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian area Gunung Kumukus ini terletak di Desa Pendem, Kecamatan
Miri, Kabupaten Sragen dan mempunyai luas Wilayah sekitar 421,3995 ha. Dalam
klasifikasi simbol; gunung merupakan tempat yang tinggi dimana hal yang suci, mulia,
dan dekat sang pencipta. Istilah Gunung Kemukus sendiri timbul karena bukit tersebut
apabila menjelang pergantian musim akan timbul kabut seperti asap. Dengan adanya
Makam Pangeran Samudro, sendang Ontrowulan area yang dikelilingi oleh pepohonan
yang rimbun maka dalam dimensi religiusitas masyarakat Jawa hal tersebut cocok untuk
dijadikan tempat berinteraksi kepada sang pencipta ataupun hanya untuk dijadikan tempat
berekreasi karena udaranya yang sejuk dan dikelilingi oleh waduk Kedungombo. Mitos
yang menjadi kekhasan ritual Gunung Kemukus ialah adanya kepercayaan dengan
melakukan hubungan seks dengan lawan jenis yang bukan pasangan resminya sebanyak 7
kali akan membawa keberuntungan, kesuksesan, dan kesjahteraan bagi pelaku ritual. Di
Gunung Kemukus ini terdapat beberapa spiritual ekologis dalam setiap ritual yang ada
disana. Masih di area Gunung Kemukus terdapat sendang Ontrowulan, sendang ini
biasanya dipakai para peziarah untuk persyaatan ritual pembersihan diri. Di dalam
kebudayaan Jawa , kesucian merupakan syarat mutlak menghadap Kanjeng Gusti
Pangeran. Selain air di sendang Ontrowulan mereka percaya bahwa jika ada bunga-bunga
yang jatuh di sekitar sendang menimpa mereka maka mereka sedang kejatuhan berkah
dan bunga tersebut akan disimpan sebagai benda istimewa. Bebearapa mata air di wilayah
pulau Jawa dipercayai tempat yang wajib dihargai, dalam kebudayaan itu dibumbui
dengan adanya legenda dan mitos. Kekuatan sistem kepercayaan pada khasiat sendang
Ontrowulan merupakan bagian dari kearifan lokal yang berhasil mempengauhi peziarah.
Kesakralan sendang Ontrowulan dianggap tercemar semenjak perilaku peziarah yang
lebih mementingakan aspek ritual hubungan seks dengan lawan jenis. Seain itu terdapat
berbagai macam ritual yang ada di Gunung Kemukus antar lain, ngalab berkah, slametan,
wayangan, suronan, larung lanse. Dalam ritual, dipanjatkan juga doa dan harapan agar
permintaan terkabul dari pelaku ritual. Kegiatan ritual sudah mengalami modifikasi dan
perkembangan. Namun nilai utama dari ritual dan sakralisasi obyek Gunung Kemukus
masih dipercaya. Sakralisasi dalam kearifan lokal banyak membantu dalam proses
pelestarian lingkungan. Penghargaan pada lingkungan hidup secara otomatis menciptakan
harmonisasi kehidupan manusia dengan alam. Gunung Kemukus disebut dalam wisata
religi. Perencanaan pengembangan daerah tujuan wisata harus mampu
membedakan(diferensiasi) antara satu tempat wisata dengan wisata lain. Gunung
Kemukus mengangkat wisata religi dimana sasaran pengunjung mayoritas adalah
peziarah namun kini mulai terkikis dengan adanya informasi mengenai ritual seks.
Kedamaian dan ketenangn Gunung Kemukus hilang dan berganti. Dari pemerintah sudah
melakukan upaya untuk meluruskan lagi arti ziarah dan tujuan ke Gunung Kemukus.
Munculnya rumah karaoke, rumah bilik untuk berhubungan seks, warung makan, dan
pembangunan jembatan yang menghubungkan desa ke Gunung Kemukus membuat
mudahnya akses untuk dapat kesana sehingga mengakibatakan dampak ngatif seperti,
pencemaran sampah, asap kendaraan, penggunaan sumber daya air dan listriksemakin
besar. Kemajuan perekonomian berbanding lurus dengan kesiapan dan kewaspadaan
kerusakan lingkungan. Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lokal juga akan
mengalami prubahan. Perubahan nilai dan kearifan lokal tiap generasi pasti terjadi, hal ini
perlu tindakan pelestarian nilai-nilai luhur dari para leluhur. Nilai-nilai luhur tentang
keharmonisan manusia dengan lingkungan hidup harus tetap diajarkan pada setiap
generasi. Pemerintah Daerah sudah melakukan upaya pembangunan pada obyek wisata
religi Gunung Kemukus, dengan memulai mengembalikan nilai sakral pada Makam
Pangeran Samudra dengan membangun pagar pembatas untuk masuk kedalam komplek
makam. Inovasi dalam mengadakan event budaya dalam waktu tertentu. Dalam proses
pembangunan ini harus ada sinergi dari masyarakat, pihak pengelola dan pmerintah
daerah selain itu terdapat siklus yang menunjukkan antar hubungan yang kompleks
diantara empat aspek kunci: produksi, distribusi pndapatan, SDA, dan lingkungan hidup.
Keempat aspek ini harus diperhatikan oleh pihak dalam pembanguan obyek wiata ini.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelestarian situs budaya melalui
pelestarian lingkungan hidup, merupakan salah satu cara untuk menjaga dari kerusakan
fisik, ancaman bencana yag disebabkan karena kelalaian manusia. Sangat disayangkan
bila kerusakan situs sejarah yang mempunyai nilai spiritual disebabkan oleh manusia
sendiri karena mengabaikan sisi harmonisasi lingkungan hidup dengan manusia.
Diperlukan rekonstruksi perspektif dalam pengelolaan lingkungan di wilayah Gunung
Kemukus. Ritus Sendang Ontrowulan dapat menjadi jembatan bagi upaya pelestarian
lingkungan, yang akan berdampak pada kelestarian alam dan kenyamanan para peziarah
melakukan ritual. Kearifan lokal yang berupa mitos air Sendang Ontrowulan menjadi
simbol dalam pelestarian lingkungan di wilayah Gunung Kemukus. Upaya pelestarian
lingkungan hidup dan lingkungan sosial akan berdampak pada lestarinya situs-situs
budaya di Gunung Kemukus.

C. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal ini memiliki kelebihan, jika dilihat dari abstraknya penulis
menggunakan abstrak dengan format bahasa inggris sehingga hal ini berpotensi untuk
menjadi rujukan secara internasional.
2. Kekurangan
Terlepas dari kelebihan yang ada di dalam jurnal, terdapat juga kekurangan yaitu ada
beberapa kata yang mungkin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
untuk beberapa pembaca masih sulit memahami dan juga jurnal terlalu panjang sehingga
ketika membaca sedikit merasa bosan.

Anda mungkin juga menyukai