Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN STRATEGI DAN ANALISIS ORGANISASI BUMDES

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Akuntansi BUMDes

Disusun oleh :

Verawati Febriani Sasmita (0119101115)

Kelas A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

Terakreditasi “A” (Accredited)

SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)

Nomor : 039/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015

Tanggal 7 Februari 2015

BANDUNG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... I

BAB I............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN........................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4

1.3 Tujuan..................................................................................................... 4

1.4 Manfaat................................................................................................... 4

BAB II.............................................................................................................. 5

PEMBAHASAN.............................................................................................. 5

2.1 Pengertian Manajemen Strategi............................................................. 5

2.2 Hambatan Manajemen Strategi BUMDes.............................................. 7

2.3 Analisis Organisasi BUMDes................................................................ 8

PENUTUP...................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10

3.2 Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa dapat dijadikan kekuatan pembangunan tingkat nasional, apabila desa


melaksanakan pembangunan secara mandiri, sehingga kesejahteraan masyarakat desa
dapat terlaksana dengan baik (Pradigda, 2016). Dalam mewujudkannya, pemerintah
desa mengajak segenap lembaga masyarakat maupun tokoh di desa untuk mengenali
potensi yang ada di desa. Jika desa telah menemukan komoditas unggulan untuk
dikembangkan maka lebih mudah untuk desa mengembangkan dalam skala besar
sehingga lebih menguntungkan. Dalam Membangun komoditas unggulan memerlukan
juga kemampuan mengatasi permasalahan atas kebutuhan masyarakat di desa,
sehingga strategi yang dirumuskan dan upaya untuk mengembangkan potensi desa
sesuai dengan kondisi riil di masyarakat. Tujuan utama pembangunan desa yaitu
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan meningkatnya daya saing
daerah.

Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dengan tujuan akhir


untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, strategi
pembangunan harus diletakankan pada bidang pembangunan produksi dan
infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Berdasarkan tujuan dan strategi pembangunan tersebut,
maka pelaksanaan pembangunan harus diarahkan pada bidang-bidang yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khusus di bidang ekonomi,
pembangunan harus lebih ditekankan pada peningkatan yang bersamaan antara
pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan perkapita sehingga akan mendongkrak
daya beli untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat.

Badan usaha milik desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha
2
lainnya untuk kesejahteraan masyarakat desa (UU No.6 Tahun 2014). Badan usaha
milik desa sebagai institusi ekonomi rakyat Lembaga komersial, berpihak pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan distribusi penyediaan barang
dan jasa. Dalam hal ini badan usaha milik desa sebagai institusi komersil dengan
memperhatikan efisiensi serta efektifitas dalam kegiatan sektor keuangan (Rahardjo &
Ludigdo, 2006; Ramadana, Ribawanto, & Suwondo, 2013).

Pengembangan basis ekonomi di perdesaan sudah sejak lama dijalankan oleh


Pemerintah melalui berbagai program, namun upaya itu belum membuahkan hasil
yang memuaskan sebagaimana yang diinginkan bersama. Manajemen yang baik akan
memudahkan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Asvi,
2017). Strategi memiliki keterkaitan yang erat dengan perencanaan dan pengambilan
keputusan, sehingga strategi akan berkembang menjadi manajemen strategi (Yudiardi,
2015). Manajemen strategi merupakan serangkaian tindakan dalam merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan manajemen untuk sasaran
perusahaan (Hunger & Wheelen, 2007; Yudiardi, 2015). Macam-macam bentuk
perencanaan manajemen strategik menurut Taufiqurokhman (2016) menjelaskan
bahwa ada Dua elemen utama dalam manajemen strategik yakni perencanaan dan
implementasi strategi. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan dalam
manajemen strategis adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu
metode analisis yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi
berdasarkan kondisi internal dan eksternal, Dengan menggunakan analisis SWOT
akan diperoleh beberapa alternatif strategi yang saling memiliki keterkaitan antar
alternatif. Analisis SWOT dilakukan dengan mencermati keadaan lingkungan
organisasi internal maupun eksternal. Lingkungan internal meliputi pemasaran,
keuangan, produksi, sumberdaya manusia dan organisasi, sedangkan lingkungan
eksternal meliputi lingkungan jauh (ekonomi, sosial, politik, teknologi) dan
lingkungan industri (pendatang baru, organisasi lain, produk pengganti) (Umar, 2003;
Pradigda, 2016).

3
Strategi penguatan ekonomi desa melalui BUMDes, merupakan salah satu
solusi untuk melepaskan ketergantungan masyarakat desa terhadap bantuan
Pemerintah dan untuk dapat menggali potensi daerah. BUMDes, merupakan lembaga
usaha yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa serta tidak lagi didirikan
atas instruksi Pemerintah, tidak dikuasai oleh kelompok tertentu serta dalam
menjalankan usahanya untuk kepentingan hajat hidup orang banyak yang strategis di
desa. Selain itu lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan
desa dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa, Badan Usaha Milik Desa
selanjutnya disingkat dengan BUMDes diproyeksikan muncul sebagai kekuatan
ekonomi baru di wilayah perdesaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Manajemen Strategi?
2. Apa Hambatan Manajemen Strategi BUMDes?
3. Bagiamana Analisis Organisasi BUMDes?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan


dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Strategi
2. Mengetahui Hambatan Manajemen Strategi BUMDes
3. Mengetahui Analisis Organisasi BUMDes

1.4 Manfaat
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai Manajemen
Startegi dan Analisis Organisasi BUMDes

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai gabungan antara seni dan ilmu
dalam hal mengformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
keputusan–keputusan lintas fungsi, yang memungkinkan suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya di masa datang. Secara tidak langsung definisi manajemen
strategi adalah menyatukan atau menggabungkan manajemen pemasaran, keuangan,
produksi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan suatu organisasi.

Manajemen strategi menekankan suatu organisasi untuk lebih proaktif dari pada
reaktif dalam menentukan masa depannya. Untuk itu diperlukan bagi organisasi
tersebut untuk mengambil inisiatif dan melakukan aktifitas yang bisa mengendalikan
keadaan perusahaan. Kunci sukses dalam manajemen strategi adalah komunikasi
melalui saluran komunikasi, maka manajer dan pekerja mempunyai tekad untuk
mendukung organisasi. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan
lingkungan perusahaan karena lingkungan menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan, sehingga dapat disusun kekuatan strategi perusahaan. Dalam pencapaian
tujuan perusahaan terdapat berbagai macam cara atau alternatif strategi yang perlu
dipertimbangkan dan harus dipilih. Strategi yang dipilih akan diimplementasikan
oleh perusahaan dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.

Manajemen strategis merupakan serangkaian tindakan yang digunakan untuk


merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan manajerial dalam
mencapai sasaran perusahaan (Hunger & Wheelen, 2003; Hunger & Wheelen, 2007).
Strategi memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan konsep perencanaan dan
pengambilan keputusan, sehingga pada akhirnya strategi bekembang menjadi
manajemen strategi. Proses manajemen strategi terdiri dari beberapa tahapan,

5
diantaranya pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi (David, 2004; Hunger & Wheelen, 2007).

Tahap pengamatan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai


peristiwa, perkembangan dan perubahan lingkungan yang mempengaruhi kondisi
organisasi (Hunger & Wheelen, 2003; Hunger & Wheelen, 2007; Hill & Jones, 2009).
Tahap perumusan strategi adalah tahap pemilihan keputusan dalam pemilihan
alternatif strategi yang akan digunakan oleh organisasi. Strategi yang dipilih
merupakan hasil dari pengamatan terhadap lingkungan organisasi (Hunger &
Wheelen, 2007; Thompson, 2010). Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi
strategi, yaitu tahap pelaksanaan strategi yang telah dirumuskan atau direncanakan.

Implementasi strategi merupakan proses dimana manajemen mewujudkan


strategi dan kebijakannya melalui pembangunan program, anggaran dan prosedur
(David, 2004; Harrison & John, 2009). Tahap terakhir ialah evaluasi dan
pengendalian yaitu melakukan perbandingan hasil yang diperoleh dengan hasil yang
diinginkan untuk memberikan umpan balik yang diperlukan bagi pihak manajemen
untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlakukan (Hunger &
Wheelen, 2007; Kossowski, 2007; Hill & Jones, 2009

Perumusan strategi pengembangan BUMDes dilakukan dengan menganalisis


faktor internal dan eksternal BUMDes. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh BUMDes. Hasil
analisis kemudian digunakan untuk melakukan pembobotan dan penentuan rating
sehingga diketahui posisi BUMDes saat ini yaitu dalam posisi yang baik dan strategi
yang dapat diterapkan adalah grow and build strategy. Alternatif strategi kemudian
disusun berdasarkan posisi BUMDes saat ini dan berdasarkan analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman melalui matriks SWOT. Pembentukan ikatan
kerjasama dengan lembaga pengembangan lain merupakan prioritas strategi yang
dapat diterapkan dalam upaya pengembangan BUMDes. pengembangan manajemen
BUMDes Urutan strategi selanjutnya adalah diversifikasi produk, penetrasi pasar,
pengembangan produk BUMDes, pelatihan karyawan,
6
2.2 Hambatan Manajemen Strategi BUMDes

Walaupun dikatakan berjalan dengan baik bukan berarti pengelolaan BUMDes


tanpa hambatan. Hambatan dalam mendirikan BUMDes yang paling utama adalah
masalah penggajian. Beberapa BUMDes yang sudah mempunyai usaha yang eksis
dan pendapatan yang masuk tiap bulannya, akan tetapi belum bisa untuk memenuhi
gaji karyawan dan direksi BUMDes. Hal ini pulalah yang menyebabkan banyak desa
tidak mempunyai BUMDes karena susahnya mencari pengurus yang mau bekerja
secara sukarela.

Tidak ada regulasi yang mengatur penggajian pengurus dan karyawan BUMDes.
Masalah penggajian ini sebenarnya tidak terlalu menghambat perkembangan
BUMDes. Selanjutnya adalah belum optimalnya peran website desa dalam promosi
dan pelayanan masyarakat. Padahal jika lebih dikelola dengan baik lagi, tentunya
makin banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke Desa dan lebih memudahkan
masyarakat dalam menerima pelayanan dari BUMDes maupun dari Pemerintah Desa.

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan BUMDes antara lain adalah


sumberdaya yang baik, dari sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
potensi-potensi desa yang lainnya. Namun masih terdapat hambatan dan
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan dan pengelolaan BUMDes.
Permasalahan yang terjadi adalah adanya potensi desa yang belum bisa dikembangkan
melalui BUMDes karena belum adanya modal. Selanjutnya adalah para pengurus
bekerja secara sukarela tanpa mempunyai gaji setiap bulannya. Yang terakhir adalah
belum optimalnya peran website desa dalam promosi dan pelayanan masyarakat.
Padahal jika lebih dikelola dengan baik lagi, tentunya makin banyak wisatawan yang
tertarik berkunjung ke Desa dan lebih memudahkan masyarakat dalam menerima
pelayanan dari BUMDes maupun dari Pemerintah Desa.

Walaupun sejauh ini pengelolaan dan pelaksanaan BUMDes sudah berjalan


dengan baik akan tetapi masih ditemukan beberapa masalah. Pihak pelaksana
7
BUMDes dan Pemerintah Desa diharapkan agar lebih menggenjot proses promosi
yang dilakukan untuk menarik pengunjung Desa sehingga semakin banyak yang
mengunjungi Desa. Dengan banyaknya pengunjung tentunya semakin menambah
pemasukan yang kemudian digunakan untuk bisa menggaji pengurus BUMDes dan
bisa digunakan untuk tambahan modal dalam pengembangan potensi desa.

2.3 Analisis Organisasi BUMDes

Berdasarkan Perda Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2016 tentang


Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Badan Usaha Milik Desa
Bersama, BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. Pendirian BUMDes bertujuan untuk
meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi
ekonomi desa, mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan
pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli
desa.

Pendirian badan usaha harus disertai dengan upaya penguatan kapasitas dan
didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/kota) yang memfasilitasi dan melindungi
usaha ini dari ancaman persaingan para pemodal besar. Mengingat badan usaha ini
merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan dan masih
membutuhkan landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. Pembangun
landasan bagi pendirian BUMDes adalah Pemerintah. BUMDes dalam
operasionalisasinya idealnya juga ditopang oleh lembaga moneter desa (unit

8
pembiayaan) sebagai unit yang melakukan transaksi keuangan berupa kredit maupun
simpanan. Jika kelembagaan ekonomi kuat dan ditopang kebijakan yang memadai,
maka pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan distribusi aset kepada
rakyat secara luas akan mampu menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi di
pedesaan.

Tujuan akhirnya, BUMDes sebagai instrumen modal sosial yang diharapkan


menjadi jembatan yang menghubungkan desa dengan lingkup perekonomian
diluarnya sehingga menjadi penguat ekonomi di pedesaan. Untuk mencapai kondisi
tersebut diperlukan langkah strategis dan taktis guna mengintegrasikan potensi,
kebutuhan pasar, dan penyusunan desain lembaga tersebut ke dalam suatu
perencanaan. Pedoman pembentukan dan pengelolaan berarti hal pokok yang
memberi arah bagaimana cara membentuk dan bagaimana sesuatu dapat dikelola agar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Maka pedoman pembentukan dan
pengelolaan BUMDes dapat diartikan sebagai hal pokok yang memberi arah
bagaimana cara membentuk dan dan mengelola BUMDes agar dapat sesuai dengan
tujuan yang diharapkan guna mendukung pendapatan desa dan berkontribusi dalam
kesejahteraan masyarakat desa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen strategis merupakan serangkaian tindakan yang digunakan untuk


merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan manajerial dalam
mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi terdiri dari beberapa
tahapan, diantaranya pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi
strategi dan evaluasi strategi. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan
lingkungan perusahaan karena lingkungan menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan, sehingga dapat disusun kekuatan strategi perusahaan.

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan BUMDes antara lain adalah


sumberdaya yang baik, dari sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
potensi-potensi desa yang lainnya. Walaupun sejauh ini pengelolaan dan pelaksanaan
BUMDes sudah berjalan dengan baik akan tetapi masih ditemukan beberapa masalah.
Namun masih terdapat hambatan dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan
dan pengelolaan BUMDes. Permasalahan yang terjadi adalah adanya potensi desa
yang belum bisa dikembangkan melalui BUMDes karena belum adanya modal.

3.2 Saran

Diperlukan evaluasi program desa yang dilaksanakan oleh BUMDes yang dilakukan
setiap tiga bulan sekali dengan cara melakukan kordinasi kepada pengurus-pengurus
yang ada untuk menampung semua aspirasi sehingga dapat diketahui apakah
program-program yang ada berjalan dengan baik maupun mengalami hambatan lalu
mengadakkan musyawarah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hardika, A. L., & Putra, I. G. S. (2021). Optimalisasi Manajemen Strategi Bumdes


Untuk Mewujudkan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Desa
Langonsari. Jurnal Online Insan Akuntan, 5(2), 257-270.
Yudiardi, D. (2015). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Dalam Meningkatkan Prekonomian Masyarakat Perdesaan Kabupaten Garut.
In 9th International Conference On Malaysia-Indonesia Relations (Pahmi 9).
Yogyakarta.
Lestari, D., Mappamiring, M., & Abdi, A. (2020). Manajemen Strategik Dalam
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Di Sugihwaras Kabupaten
Polewali Mandar. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP), 1(1),
299-311.
Surjani P, R. (2002). Manajemen strategi dalam menghadapi era
globalisasi. Unitas, 11(1), 20-36.
Ihsan, A. N., & Setiyono, B. (2018). Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep. Journal of
Politic and Government Studies, 7(04), 221-230.

11

Anda mungkin juga menyukai