167 627 1 SM
167 627 1 SM
3, Maret 2014
Abstrak – Artikel ini membahas tentang penegakan hukum mengenai hak asasi manusia di indonesia
berdasarkan undang-undang nomor 39 tahun 1999. Adapun penulis memilih judul ini karena hingga
saat ini penegakan hukum khususnya terkait dengan hak asasi manusia di Indonesia masih kurang
maksimal utamanyadikarenakan sampai saat ini Negara Indonesia masih dalam zona transisi yang
masih diwarnai dengan ketidak pastian hukum. Pokok permasalahan dalam artikel ini
adalah:bagaimana penerapan hukum pada pelanggaran Hak Asasi Manusia, Lembaga manakah yang
mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia, apakah sarana penyelesaian yang dipakai dalam kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia, serta bagaimanakah prinsip hukum Islam tentang Hak
Asasi Manusia. Kesimpulan dari permasalahan yang di bahas adalah Penerapan hukum kepada
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia ini berpedoman pada Undang- Undang No. 26 Tahun
2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia, di mana dalam Undang-undang tersebut disebut tentang
pengadilan ad hoc yang dipakai untuk mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Lembaga yang mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia adalah pengadilan Ad Hoc Hak Asasi
Manusia, yang tidak beda dengan pengadilan biasa, khususnya pengadilan pidana. Sebab pada
hakekatnya pengadilan pidana juga mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang bersifat khas
adalah bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia berkaitan dengan kesepakatan internasional. Untuk
menyelesaikan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di wilayah Indonesia yaitu melalui
pengadilan Ad Hoc apabila waktu terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia sebelum Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran
Hak Asasi Manusia tersebut setelah Undang-undang ini maka diselesaikan melalui pengadilan Hak
Asasi Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut sebelum Undang-
undang ini dapat juga diselesaikan melalui alternatif penyelesaian yaitu melalui Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Hak Asasi Manusia menurut prinsip Islam tidak
dapat terlepas dari Al Qur’an dan As Sunnah karena dari kedua sumber tersebut menjadi suatu
kaidah-kaidah petunjuk dan bimbingan bagi seluruh umat manusia. Metodologi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah penelitian normatif, dimana akan menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan yuridis normatif, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Abstract – This article discusses the enforcement of human rights in Indonesia based on Law No. 39 of
199. The authors chose this title because until now, law enforcement, especially related to human rights
in Indonesia is still less than the maximum mainly due to the current State of Indonesia still in the
transition zone which is still marked by legal uncertainty. The main problem in this article are: how the
application of the law on human rights violations, the Institute Which prosecute human rights violators,
whether the means of settlement which is used in cases of human rights violations in Indonesia, as well
as how the principles of Islamic law on Human Rights. The conclusion of the issues discussed is the
application of the law to human rights violations in Indonesia is guided by the Law No. 26 of 2000 on
Human Rights Court, where in the Act called on an ad hoc court used to prosecute human rights
violators in Indonesia. Institution who prosecute the violators of Human Rights is the Ad Hoc Human
Rights, which no different to ordinary courts, particularly criminal court. Cause, essentially criminal
courts also prosecute violations of human rights that is typical is that of human rights violations related
to international agreements. To resolve the case of human rights violations that occur in Indonesia is
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014 152
through the courts if the timing of the Ad Hoc Human Rights violations before Law No. 26 of 2000 on
Human Rights Court, and if the violation of Human Rights after this Law then resolved through a
court of Human Rights and if the violation of Human Rights before this Act can also be resolved
through an alternative solution, namely through Commission the truth and Reconciliation Commission
established by the Act.Human Rights in accordance with the principles of Islam can’t be separated
from the Qur'an and sunnah because of these two sources into a rules instructions and guidance for all
mankind. The methodology used in this research is normative, which will use a descriptive study with
normative juridical approach, based on the legislation in force.
kasus-kasus hukum yang belum terselesaikan Indonesia yang kelak akan didirikan. Dan
secara tuntas. Seperti yang sering terdengar, ketika kehidupan manusia yang didasari filsafat pancasila,
proses pengadilan sedang berlangsung, upaya naik jadi bangsa Indonesia itu melihatnya sebagai suatu
banding berlarut-larut, muncul isu mafia peradilan kehidupan kekeluargaan.2
dan tuduhan suap yang dapat membebaskan
terdakwa dari jerat hukum dan sebagainya. Selalu Kewajiban menghormati hak asasi manusia tersebut
muncul alasan klise dari pengadil, yaitu telah tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang
diputus sesuai dengan prosedur hukum yang Dasar 1945 yang menjiwai keseluruhan pasal dalam
berlaku, sehingga secara yuridis formal tidak salah. batang tubuhnya, terutama berkaitan dengan
Bahwa perbedaan antara pengadilan dan instansi- persamaan kedudukan warga negara dalam hukum
instansi lain ialah, bahwa pengadilan dalam dan pemerintahan, hak atas pekerjaan dan
melakukan tugasnya sehari-hari selalu secara penghidupan yang layak, kemerdekaan berserikat
positif dan aktif memperhatikan dan melaksanakan dan berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran
macam-macam peraturan hukum yang berlaku di dengan lisan dan tulisan, kebebasan memeluk
suatu negara.1 agama dan untuk beribadat sesuai dengan agama
dan kepercayaannya itu, hak untuk memperoleh
Deklarasi Hak- Hak Asasi Manusia bagi negara pendidikan dan pengajaran.
Indonesia telah ada dari jaman dahulu namun baru
di ikrarkan pada pedoman dasar negara ini yaitu Dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang
yang berada di dalam pembukaan Undang- Undang Hak Asasi Manusia, pengaturan mengenai hak asasi
Dasar 1945.yang di dalamnya terdapat hak- hak manusia ditentukan dengan berpedoman pada
asasi selaku manusia baik manusia selaku mahluk Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-
pribadi maupun sebagai mahluk sosial yang di Bangsa, Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa
dalam kehidupannya itu semua menjadi sesuatu tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
yang inheren, serta dipertegas dalam Pancasila dari terhadap Wanita, Konvensi Perserikatan Bangsa-
sila pertama hingga sila kelima. Jika dilihat dari bangsa tentang Hak-hak Anak, dan berbagai
terbentuknya deklarasi Hak Asasi Manusia bangsa instrument internasional lain yang mengatur
Indonesia lebih dahulu terbentuk dari pada Hak- mengenai hak asasi manusia. Materi Undang-
Hak Asasi Manusia PBB yang baru terbentuk pada Undang ini disesuaikan juga dengan kebutuhan
tahun 1948. hukum masyarakat dan pembangunan hukum
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Pernyataan HAM di dalam Pancasila mengandung Undang Dasar 1945. Sedangkan di dalam Undang-
pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Undang Dasar 1945 (yang diamandemen), masalah
Yang Maha Esa dengan menyandang dua aspek mengenai HAM dicantumkan secara khusus dalam
yakni, aspek individualitas (pribadi) dan aspek Bab X Pasal 28 A sampai dengan 28 J, yang
sosialitas (bermasyarakat). Oleh karena itu, merupakan hasil Amandemen Kedua Tahun 2000.
kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi
orang lain. Ini berarti, bahwa setiap orang Di mancanegara dan Indonesia khususnya, tercatat
mengemban kewajiban mengakui dan menghormati banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
hak asasi orang lain. Kewajiban ini juga berlaku (HAM) atau kejahatan atas kemanusiaan, dimana
bagi setiap organisasi pada tatanan manapun, pelakunya bebas berkeliaran dan bahkan tak
terutama negara dan pemerintah khususnya di terjangkau oleh hukum atau dengan kata lain
Negara Indonesia.Dengan demikian, negara dan perkataan membiarkan tanpa penghukuman oleh
pemerintah bertanggung untuk menghormati, negara terhadap pelakunya impunity.Impunitas
melindungi, membela dan menjamin hak asasi yaitu membiarkan para pemimpin politik dan
manusia setiap warga negara dan penduduknya militer yang diduga terlibat dalam kasus
tanpa diskriminasi. Ir. Sukarno pernah berkata pelanggaran berat Hak Asasi Manusia seperti,
bahwa filsafat pancasila itu berjiwa kekeluargaan kejahatan genosida, kejahatan manusia, dan
ini disebabkan, karena pertama- tama pancasila ini kejahatan perang tidak diadili merupakan fenomena
untuk pertama kalinya disajikan kepada khalayak
ramai sebagai dasar filsafat negara republik
1 2
Dr. Andi Hamzah, S. H., Pengantar Hukum Acara Prof. Dr. Sri Sumantri M. S. H., Bunga Rampai Hukum
Pidana Indonesia, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990 Tata Negara Indonesia, ( Bandung: Alumni, 1992 ) Cet.
)Cet. 4. hal. 100. 1. hal. 3
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014 154
hukum politik yang dapat kita saksikan sejak abad 3) Apakah sarana penyelesaian yang dipakai dalam
yang lalu hingga hari ini.3 kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia?
Sebagai bahan ilustrasi, dimana saat kita sedang 4) Bagaimanakah prinsip hukum Islam tentang Hak
menunggu tindak lanjut atas rekomendasi tim Asasi Manusia?
pencari fakta kerusuhan Mei 1997 yang belum
tuntas, tragedi yang dramatis pasca jajak pendapat 1.3 Tujuan Penulisan
mengenai penentuan nasib Timor-Timur menyusul, Tujuan dari dilakukannya penulisan penelitian ini
belum lagi peristiwa Tanjung Priok, penyerbuan adalah:
kantor PDI, penculikan aktivis pro demokrasi, 1) Untuk mengetahui penerapan hukum pada
penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pelanggaran Hak Asasi Manusia.
(Tragedi Semanggi) dan atau peristiwa unik seperti 2) Untuk mengetahui lembaga manakah yang
pembunuhan dukun santet dan lain mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia.
sebagainya.Rangkaian berbagai peristiwa yang 3) Untuk mengetahui sarana penyelesaian apakah
mewarnai khasanah pelanggaran Hak Asasi yang dipakai dalam kasus pelanggaran Hak
Manusia di tanah air tidak satupun secara hukum Asasi Manusia di Indonesia.
terselesaikan. Pengusutan tuntas dengan membawa 4) Untuk mengetahui prinsip hukum Islam tentang
ke Pengadilan untuk menemukan pelaku utamanya Hak Asasi Manusia.
sering kali kandas. Gambaran persoalan di atas
menjelaskan bahwa penyebab “impunity” selain 1.4 Kegunaan Penulisan
faktual juga bersifat normatif, karena alasan itulah Adapun kegunaan penulisan karya ilmiah ini
barangkali yang dimungkinkan adanya diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
pemberlakuan amnesti umum, atau secara basa-basi perkembangan hukum secara akademis di samping
mengajukan pelakunya ke pengadilan, tetapi itu diharapkan dapat memberikan masukan-
dengan vonis ringan karena dianggap hanya masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
“kesalahan prosedur” bahkan vonis bebas. masalah-masalah Hak Asasi Manusia. Selain itu
penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai
Memproses secara hukum terhadap aparat berikut:
khususnya TNI yang diduga melakukan 1. Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pelanggaran hukum dan HAM selama ini memang pengetahuan di bidang hukum, khususnya
dapat dikatakan “tabu” untuk dilaksanakan, aparat mengenai Hukum Acara Pidana dan Hak Asasi
yang melakukan kesalahan cenderung mendapatkan Manusia.
kekebalan atau “impunity”.Dan bila tidak ada 2. Dapat lebih memahami dan mendalami
tuntutan yang keras dari masyarakat maka sering pengertian Hak Asasi Manusia dengan segala
terjadi kasus yang melibatkan aparat negara tidak aspeknya.
sampai pada proses penyelesaian hukum secara
tuntas. Dan jika ada tuntutan dari masyarakat pun, 1.5 Metode Penelitian
dapat diperkirakan hasilnya pun cenderung kurang Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini
memenuhi asas keadilan masyarakat. Berdasarkan adalah penelitian normatif, dimana akan
masalah tersebut diatas penulis tertarik menulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
penelitian ini. pendekatan yuridis normatif, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini ingin mencari jawaban atas Penulisan ini penulis melakukan penelitian dengan
pertanyaan penelitian sebagai berikut: menggunakan metode deskriptif analisis dengan
1) Bagaimana penerapan hukum pada pelanggaran menggunakan bentuk penelitian kepustakaan
Hak Asasi Manusia? (library research).
2) Lembaga manakah yang mengadili para
pelanggar Hak Asasi Manusia? Penulis menggunakan data sekunder sebagai
pendekatan penelitian normatif yang mencari dan
menggunakan bahan kepustakaan seperti tulisan-
3 tulisan karya ilmiah maupun jurnal-jurnal Ilmiah,
Abdul Hakim G Nusantara.Sebuah Upaya Memutus
Impunitas: Tanggung Jawab Komando Dalam buku-buku tentang hak asasi manusia sebagai
Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia, Jurnal HAM. referensi dan juga mempelajari perundang-
Vol 2. no. 2 Nopember 2004. undangan berkenaan dengan hak asasi manusia.
155 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
setiap demi kehormatan serta perlindungan harkat yang dijamin oleh Undang- Undang ini, dan tidak
dan martabat manusia. mendapatkan atau di khawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
III. HASIL PEMBAHASAN (pasal 1 ayat 6).
3.1 Penerapan Hukum Pada Pelanggaran Hak Kedua, hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa,
Asasi Manusia hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia telah ada beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
sejak di sahkannya Pancasila sebagai dasar diakui sebagai pribadi dan persamaan untuk tidak
pedoman negara Indonesia, meskipun secara dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat
tersirat.Baik yang menyangkut mengenai hubungan di kecualikan dalam hal pelanggaran berat terhadap
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, maupun hak asasi manusia yang digolongkan ke dalam
hubungan manusia dengan manusia. Hal ini kejahatan terhadap kemanusiaan.
terkandung dalam nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila yang terdapat pada pancasila.Dalam Ketiga, dalam Pasal 7 dinyatakan, bahwa setiap
Undang- Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hah orang berhak untuk menggunakan semua upaya
Asasi Manusia, pengaturan mengenai Hak Asasi hukum nasional dan forum internasional atas semua
Manusia ditentukan dengan berpedoman pada pelanggaran hak asasi manusia yang di jamin oleh
deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa hukum Indonesia oleh negara Republik Indonesia
Bangsa. Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa menyangkut Hak Asasi Manusia menjadi hukum
tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi nasional.
terhadap wanita, konvensi Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang hak-hak anak dan berbagai Keempat, di dalam Pasal 104 diatur tentang
instrumen internasional lain yang mengatur pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
mengenai Hak Asasi Manusia. Materi Undang- Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia
Undang ini tentu saja harus disesuaikan dengan yang berat di bentuk pengadilan dalam ayat (1) di
kebutuhan hukum masyarakat dan pembangunan bentuk dengan Undang- Undang dalam jangka
hukum nasional yang berdasarkan pancasila dan waktu paling lama 4 tahun sebelum terbentuk
Undang- Undang Dasar 1945. pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana
dimaksudkan dalam ayat (2) di adili oleh
Sedangkan di dalam Undang- Undang Dasar 1945 pengadilan yang berwenang.
(yang telah diamandemen), masalah mengenai Hak
Asasi Manusia dicantumkan secara khusus dalam Selanjutnya Pasal 104 ayat (1) Undang- Undang
bab XA pasal 28A sampai dengan 28J yang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
merupakan hasil amandemen kedua tahun menyatakan bahwa yang berwenang mengadili
2000.9Pemerintah dalam hal untuk melaksanakan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah
amanah yang telah diamanatkan melalui TAP MPR pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tanggal 8
tersebut di atas, di bentuklah Undang- Undang No. Oktober 1999 ditetapkan Peraturan Pemerintah
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1tahun
tanggal 23 September 1999 telah disahkan Undang- 1999 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia yang
Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi bertugas menyelesaikan perkara pelanggaran Hak
Manusia yang mengatur beberapa hal penting yang Asasi Manusia yang berat. Namun Peraturan
menyangkut Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1
Tahun 1999 tentang pengadilan hak asasi manusia
Pertama, definisi pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dinilai tidak memadai, sehingga tidak
dideskripsikan sebagai setiap perbuatan seseorang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik Indonesia menjadi Undang-Undang dan oleh
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian karena itu Peraturan Pemerintah Pengganti
yang secara melawan hukum mengurangi, Undang-Undang tersebut di cabut.
menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak
Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang Pada tanggal 23 November 2000 di tetapkan
Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
9
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 dan Pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai pengganti
Perubahannya, (Jakarta: Penabur Ilmu,2003) Hal Perpu No. 1 Tahun 1999. Pengadilan Hak Asasi
157 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
pelaksanaan nilai-nilai kemanusiaan yang ada di Pasal 104 bahwa yang dimaksud dengan
dalam pancasila tentu tidak dapat diam dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah
seribu bahasa berkenaan dengan pelaksanaan Hak pembunuhan massal (genocide), pembunuhan
Asasi Manusia di wilayah Indonesia. Indonesia sewenang-wenang atau diluar putusan pengadilan
sebagai negara yang memiliki kultur nilai-nilai (arbitrary / extra judicial killing), penyiksaan,
yang begitu menghormati dan menghargai arti penghilangan orang secara paksa, pembudakan,
dasar manusia yang telah di buktikan oleh historis atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
Indonesia yang panjang, bahwa Indonesia suatu (systematic descrimination), berkenaan dengan
wilayah yang menjunjung tinggi nilai-nilai pengadilan yang berwenang yaitu meliputi empat
kemanusiaan dengan ke khasan yang beraneka lingkungan pengadilan sesuai dengan UU No.14
ragam budayanya tetapi dengan sesuai nilai-nilai Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok
budaya nusantara telah melaksanakan dalam kekuasaan kehakiman diubah UU No. 35 Tahun
kehidupan sehari-harinya dalam bermasyarakat 1999.
berbangsa dan bernegara dengan bermartabat tanpa
harus menghilangkan nilai-nilai budaya nusantara Lembaga yang dapat mengadili pelanggaran Hak
yang telah menempatkan posisi manusia di dalam Asasi Manusia di Indonesia ada empat lingkungan
bingkai yang harmonis dan kesetaraan yang sesuai peradilan sesuai dengan Undang-Undang yaitu :
dengan masyarakat Indonesia. 1) Pengadilan Umum.
2) Pengadilan Militer.
Negara Indonesia, pengadilan mengenai 3) Pengadilan Agama.
masalahberkaitan dengan pelanggaran, pelecehan, 4) Pengadilan Niaga.
dan kejahatan Hak Asasi Manusia telah ada dan di
atur namun hukum yang mengatur tentang Dalam wilayah empat pengadilan tersebut para
pelanggaran ataupun kejahatan Hak Asasi Manusia pelanggaran Hak Asasi Manusia dapat di adili
masih bersifat umum yaitu terdapat dalam Kitab sesuai dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia
Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) yang dilakukannya di dalam wilayah hukum
Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya peraturan Indonesia, tentu berdasarkan peraturan hukum
hukum yang mengatur tentang itu belum mampu diatas para pelaku pelanggaran terhadap Hak Asasi
mengakomodir segala permasalahan-permasalahan Manusia di negara Indonesia dapat di jatuhkan
Hak Asasi Manusia yang kian hari kian hukuman dengan tampa pandang bulu dan pilih
berkembang dengan seiring era globalisasi dan kasih karena di mata hukum bagi pelanggaran Hak
peradaban manusia di dunia ini.Undang-Undang Asasi Manusia adalah pelanggaran hukum yang
Dasar 1945 yang telah diamandemen perihal serius dan harus segera di hukum, supaya manusia
tentang pengadilan yaitu termasuk dalam tidak mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran
kekuasaan kehakiman yang mana kekuasaan itu hukum khususnya pelanggaran terhadap Hak Asasi
merdeka terlepas dari pengaruh kekuasaan Manusia di Indonesia, memberikan terapi
pemerintah, harus ada jaminan Undang-undang “traumatic psicology” bagi manusia lain.
tentang kedudukan para hakim.
Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak sekarang telah memasuki babak baru dengan telah
Asasi Manusia yang membahas tentang pengadilan diselesaikannya Amanat Undang-Undang No. 39
Hak Asasi Manusia di Indonesia terdapat dalam Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
pasal 104 yang berbunyi: menegaskan pemerintah sebagai penyelenggara
1. Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi negara dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
Manusia yang berat di bentuk pengadilan Hak badan legislatif guna membuat suatu perundang-
Asasi Manusia di lingkungan pengadilan undangan yang berkaitan dengan pengadilan
umum. terhadap para pelaku pelanggaran kejahatan Hak
2. Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat Asasi Manusia di Indonesia.
(1) dibentuk dengan Undang-undang dalam Pengadilan Hak Asasi Manusia diatur dalam
jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun. Undang- Undang no. 26 tahun 2000 tentang
3. Sebelum terbentuk pengadilan Hak Asasi pengadilan Hak Asasi Manusia. Keberadaannya
Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat secara hukum “menjawab” bahwa Indonesia mau
(2), maka kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi dan mampu dengan sungguh- sungguh mengadili
Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat,
di adili oleh pengadilan yang berwenang. seperti yang diamanatkan Deklarasi Hak Asasi
159 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
Manuasia dan berbagai intrumen internasional serta oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM)
Pradilan Pidana Internasional. Ada keistimewaan permanen.
Penagadilan Hak Asasi Manusia Indonesia yang
menganut asas “retroaktif”,yaitu mengadili Penerapan peradilan Hak Asasi Manusia (HAM)
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat , yang bersifat ad hoc sesuatu yang baru dalam peradilan
dilakukan sebelum Undang-Undang nomor 26. di Indonesia, yang tidak saja mendapat perhatian di
tahun 2000, hal ini dimungkinkan dengan usul tanah air bahkan sampai manca negara.Demi
Dewan Perwakilan Rakyat dan keputusan Presiden. kredibilitas dan jati diri yang berwibawa dan adil
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang retroaktif ini dari peradilan Hak Asasi Manusia Indonesia.
dinamakan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Banyak pakar dan ilmuwan yang mendalami
Hoc.11 intrumen Hak Asasi Manusia Internasional,
termasuk implementasinya dalam dunia peradilan
Pengadilan di Indonesia, mulianya pengadilan yang Hak Asasi Manusia ad hoc di Indonesia yang
menangani pelanggaran Hak Asasi Manusia sangat berharga.
belumlah banyak seperti kasus perceraian oleh
pengadilan agama, kasus kriminal oleh pengadilan Menurut Indriyanto Seno Adji :45Secara ketat
umum, kasus persengketaan niaga oleh pengadilan sistem hukum pidana Indonesia yang konkordansi
niaga tidak menjadikan di masa depan pengadilan dengan Belanda memberikan “legality principle”
Hak Asasi Manusia di Indonesia surut dalam sebagai salah satu pilar utama bagi setiap negara
perkembangan ke depannya, yang mengakui dan menghargai suatu “supremacy
of law”, juga mengingatkan beberapa hal dalam
Pancasila sebagai falsafah bangsa dan Mukadimah penerapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
Undang-Undang Dasar 1945 sudah mengandung dalam peradilan Hak Asasi Manusia, yaitu bagi
nilai-nilai perlindungan Hak Asasi Manusia. hakim peradilan HAM ad hoc adalah harapan agan
Mengenai perjuangan perlindungan Hak Asasi hakim ad hoc diberi kebebasan untuk menentukan
Manusia dalam dunia peradilan mulai terwujud suatu “dissenting apinion” sebagai cermin
dengan di undangkannya Undang-Undang Nomor akuntabilitas terhadap publik tentunya dengan tidak
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), mengadakan penyimpangan distrem dari KUHAP,
kemudian disusul dengan Undang-Undang Nomor sikap objektif harus tercermin dari hakim ad hoc
26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi yang jauh dari kontaminasi politik.
Manusia sebagai perwujudan pasal 104 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi (1) Peranan Komnas HAM
Manusia.Kegiatan kepemerintahan ini merupakan Komisi nasional Hak Asasi Manusia adalah
perkembangan hukum yang mencerminkan lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
wawasan perikemanusiaan yang berakar dalam dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
budaya bangsa yang hakikatnya merupakan ekpresi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,
penghargaan terhadap nilai-nilai Hak Asasi penyuluhan, pemantauan, dan mediasi Hak Asasi
Manusia yang terkandung dalam pancasila sebagai Manusia.Peran komisi nasional Hak Asasi Manusia
pandangan hidup bangsa. sebagai mana yang diamanahkan dalam Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia mulai Manusia pada Bab VII pasal 75 sampai pasal 103.
digelar untuk pertama kalinya pada tanggal 14
Maret 2002 yang mengadili perkara pelanggaran Pasal 75 menyatakan :
Hak Asasi Manusia yang berat di Timor-Timur Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
pasca jejak pendapat, yang akan disusul dengan HAM) bertujuan :
kasus terhadap pelanggaran berat Hak Asasi a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
Manusia lain di tanah air. Terhadap pelanggaran pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
Hak Asasi Manusia berat yang dilakukan sebelum pancasila Undang- Undang Dasar 1945 dan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 dilakukan piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; dan
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan
11 Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
Seodjono Dirjdjosisworo, Pengadilan Hak Asasi
Manusia,(Bandung: Citra Aditya Bakti,2002),Cet. I. hal.
45
145. Dr. Andriganto Seno Adji, Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc yang Objektif, Kompas, 2-2-2002
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014 160
wajib diberitahukan oleh hakim kepada para Komnas HAM adalah lembaga yang berwenang
pihak. menyelidiki pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
berat dalam melakukan penyelidikan ini Komisi
Kemudian untuk melaksanakan fungsi mediasi Nasional Hak Asasi Manusia dapat membentuk
(mediation), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Tim ad hoc yang terdiri atas Komnas HAM dan
bertugas dan berwenang melakukan : unsur masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi,
a. Perdamaian kedua belah pihak. tugas dan wewenang guna mencapai tujuannya
b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, komnas HAM menggunakan sebagai acuan
negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian instrumen-instrumen yang berkaitan dengan Hak
ahli. Asasi Manusia, baik nasional maupun internasional
c. Pemberian saran kepada para pihak untuk yaitu :
menyelesaikan sengketa melalui pengadilan. 1. Instrumen nasional terdiri dari :
d. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus a. Undang-Undang Dasar 1945 beserta
pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada amandemennya.
pemerintah untuk ditindak lanjuti b. Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
penyaksiannya. c. UU No. 39 tahun 1999
e. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus d. UU No. 26 tahun 2000
pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Dewan e. Peraturan perundang-undangan nasional
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk lain yang terkait.
ditindak lanjuti. 2. Instrumen Internasional :
a. Piagam PBB, 1945.
Pasal 77 menyatakan : b. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berasaskan 1948.
pancasila. Mengandung pengertian bahwa landasan c. Instrumen internasional lain mengenai
hukum komnas HAM adalah berasaskan pancasila Hak Asasi Manusia yang telah disahkan
yaitu yang berarti komnas HAM menjalankan dan diterima Indonesia.
peran fungsi dan tugasnya tentunya dengan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pasal 78 menyatakan :
pancasila dari sila ke-1 hingga sila ke-5. Di saat 1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
menjalankan perannya komnas HAM dalam mempunyai kelengkapan yang terdiri dari :
menegakkan Hak Asasi Manusia sesuai dengan a) Sidang Paripurna; dan
tatanan nilai-nilai yang ada di wilayah Indonesia b) Sub Komisi
selaras dengan falsafah bangsa Indonesia Pancasila, 2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
bukan berpanutan pada paham selain paham mempunyai sebuah sekretariat jenderal
pancasila, yang nantinya penegakan Hak Asasi sebagai unsur pelayanan.
Manusia di Indonesia sesuai dengan pedoman-
pedoman yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Pasal 83 menyatakan :
Hak Asasi Manusia bercirikan nilai-nilai falsafah 1. Anggota Komisi Nasional Hak Asasi
bangsa. Manusia berjumlah 35 orang yang dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Landasan hukum komnas HAM, pada awalnya, Indonesia berdasarkan usulan Komisi
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dilahirkan Nasional Hak Asasi Manusia dan diresmikan
dengan keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 oleh Presiden selaku kepala negara. Yang
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak dimaksud dengan “disesuaikan oleh
1999 keberadaan Komnas HAM di dasarkan pada Presiden” adalah dalam bentuk keputusan
Undang-undang yakni Undang-undang Nomor 39 presiden penyesuaian oleh Presiden dikaitkan
tahun 1999 yang juga menetapkan keberadaan, dengan kemandirian Komisi Nasional Hak
tujuan fungsi, keanggotaan, asas kelengkapan, serta Asasi Manusia (Komnas HAM). Usulan
tugas dan wewenang Komnas HAM. Disamping yang dimaksud, harus menampung seluruh
kewenangan menurut Undang- Undang Nonor 39 aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat
tahun 1999, juga berwenang melakukan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan
penyelidikan terhadap pelanggaran Hak Asasi yang jumlahnya paling banyak 10 orang.
Manusia yang berat dengan dikeluarkannya
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Lembaga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
pengadilan Hak Asasi Manusia. dalam menanggapi pelanggaran Ham biasa dapat
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014 162
proses penegakan hukum ”law suprimacy” tidak benturan-benturan kepentingan antara daerah
fair ataupun setengah hati “a half heart”. dengan pusat, ketidak adilan yang telah lama
Pemerintah juga terkesan dalam melakukan dirasakan oleh masyarakat di sana karena dianggap
diplomasi perdamaian “diplomacy of peace” sebagai sapi perahan kebijakan pusat yang tampa
terkesan tidak serius yaitu menggunakan jalur peduli untuk membangun daerah yang telah
diplomasi pada tataran eksekutif tetapi ditataran memberikan pendapatan bagi anggaran pendapat
akar rumput “grass root” yang menggunakan belanja negara.
langkah- langkah militer.
Terlepas dari siapa yang mulai membuat situasi
Sehingga berakibat pada pelayanan aparatur daerah yang dishormanisasi dalam masyarakat yang terjadi
seperti pegawai pemerintah daerah dari kabupaten pelanggaran HAM, haruslah disadari sarana
hingga ke desa banyak yang pergi maupun pindah. penyelesaian dengan kekerasan atau senjata sudah
Sehingga berimbas pada pelayan dan pengabdian tidak efektif dalam menyelesaikan segala
aparatur negara tidak memadai dan maksimal di permasalahan. Sarana penyelesaian yang dapat di
wilayah-wilayah pelanggaran HAM karena rentan terima oleh semua pihak lapisan masyarakat
terhadap tindak kekerasan yang di lakukan oleh tentunya penyelesaian yang mengedepankan nilai-
pihak- pihak yang bertikai di sana. Semua itu nilai manusia tentu dengan menggunakan cara-cara
adalah hal- hal yang krusial yang harus coba yang lebih manusia yaitu dengan cara mediasi
dicermati dan di selesaikan dalam hal untuk dialog damai antara kelompok-kelompok yang
menyelesaikan dan melenyapkan pelanggaran Hak bertikai. Karena sarana penyelesaian dengan damai
Asasi Manusia di NKRI dan untuk pihak- pihak lebih menguntungkan segala pihak-pihak yang
yang bersitegang harus lebih arif dan bijaksana bertikai dan dapat mengurangi dampak kerugian
dalam menangani semua permasalahan yang ada di akibat terjadinya peperangan.Sarana penyelesaian
lapisan “akar rumput” supaya dapat mengurangi melalui perundingan, dialog lebih arif dan
pelanggaran Hak Asasi Manusia. bijaksana dari paa penyelesaian masalah dengan
senjata. Manusia dimanapun ketika dihargai dan
3.3 Upaya- Upaya Penyelesaian Dalam Kasus dihormati nilai-nilai dasar sebagai manusia, tidak
Hak Asasi Manusia di Indonesia akan merendahkan Hak Asasi Manusia lainnya
Sarana penyelesaian yang digunakan dalam namun sebaliknya, itulah mengapa para pengamat
penyelesaian kasus Hak Asasi Manusia di para tokoh-tokoh negarawan lebih mengedepan
Indonesia tentunya dengan mengedepankan norma- penyelesaian permasalahan pelanggaran Hak Asasi
norma kaidah hukum yang berlaku dalam Manusia dengan cara damai dan lebih bermartabat.
menyelesaikan permasalahan- permasalahan
hukum. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Penegakan terhadap Hak Asasi Manusia di
Manusia yaitu perdamaian kedua belah pihak, Indonesia tidak dapat di tegakkan selama pola
penyelesaian perkara melalui cara konsultasi pemikirannya hanya bersandar pada nilai-nilai Hak
negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Asasi Manusia suatu negara. Sebab penegakan
Penyelesaian perkara terhadap pelanggaran Hak terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam
Asasi Manusia di wilayah Indonesia tentunya harus setiap wilayah negara akan berbeda-beda karena
mempertimbangkan kaidah-kaidah yang ada di dipengaruhi oleh kultur budaya, sosial dan religius
dalam masyarakat Indonesia. suatu bangsa, jika Indonesia ingin penegakan Hak
Asasi Manusia berdiri di negara ini serta harus
Maka dari itu seyogyanya pelaksanaan segala sesuai dengan nilai kaidah yang ada di dalam jiwa
kebijakan republik terhadap masyarakat yang bangsa Indonesia, selama itu belum dipahami nilai
terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM tentunya penegakan Hak Asasi Manusia hanya sebagai
berkiblat kepada nilai-nilai budaya, sosial, agama plaform belaka.47
dan ekonomi masyarakat itu sendiri. Dalam rangka
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan Dalam penyelesaian perkara pelanggaran Hak
yang yang timbul dengan damai dan bermartabat Asasi Manusia berat maka sarana penyelesaiannya
diperlukan suatu cara yang terus menerus dan di dalam pengadilan Hak Asasi Manusia. Jika tidak
tuntas hingga ke akar segala permasalahan di terbukti terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia
propinsi itu. Mulai dari segi ekonomi hingga
pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri 47
Wawancara, Abdurrahman Wahid, kongko-kongko
bukan muncul karena tidak bersebab terjadinya bersama Gus Dur, radio 68 H, Utan Kayu, sabtu, jam
pelanggaran-pelanggaran di karenakan terjadinya 10.00-11.00 WIB, 2006.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014 164
yang berat maka perkara pelanggaran Hak Asasi g) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
Manusia dilakukan di pengadilan umum dimana secara paksa, pemaksaan kehamilan,
terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia itu pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau
terjadi.Di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang
2000 pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun setara.
1999 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia. h) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu
Sarana penyelesaian terhadap pelanggaran Hak atau perkumpulan yang di dasari persamaan
Asasi Manusia yang berat adalah sebagai berikut : paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lainnya yang
Pasal 4 : telah diakui secara universal sebagai hal yang
Pengadilan Hak Asasi Manusia bertugas dan dilarang menurut hukum internasional.
berwenang memeriksa dan memutuskan perkara i) Penghilangan orang secara paksa.
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. j) Kejahatan apartheid.
Yang dimaksud dengan memeriksa dan
memutuskan dalam ketentuan ini adalah termasuk Pasal 43
penyelesaian perkara yang menyangkut konpensasi, 1) Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat
restitusi, dan rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang terjadi sebelum di undangkannya undang-
perundang- undangan. Pelanggaran Hak Asasi undang ini, diperiksa dan diputuskan
Manusia berat terdiri dari kejahatan genosida dan pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc.
kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan 2) Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc
genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1)
sesuai dengan “Roma Stalute of the International dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat
Criminal Count” kejahatan genosida adalah setiap Republik Indonesia berdasarkan peristiwa
pembuatan yang dilakukan dengan maksud untuk tertentu dengan keputusan Presiden.
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau 3) Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok, etnis, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berada
kelompok Agama dengan cara : dilingkungan peradilan umum.
a. Pembunuhan anggota kelompok.
b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental Dapat dijabarkan bagi pelanggaran Hak Asasi
yang berat terhadap anggota-anggota Manusia yang berat yang terjadi sebelum adanya
kelompok. Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok pengadilan Hak Asasi Manusia dapat diperiksa dan
yang akan mengakibatkan kemusnahan secara diputuskan dalam pengadilan Hak Asasi Manusia
fisik, baik seluruh atau sebagiannya. ad hoc. Dalam hal Dewan perwakilan Rakyat
d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan Republik Indonesia mengusulkan di bentuk
mencegah kelahiran di dalam kelompok. pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc, Dewan
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dan Perwakilan Rakyat mendasarkan pada dugaan telah
kelompok tertentu kelompok yang lain. terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
berat dibatasi pada locus dan tempos delicti tertentu
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu yang terjadi sebelum di undangkannya Undang-
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari undang ini. Serta pengadilan Hak Asasi Manusia ad
serangan yang meluas atau sistematik yang hoc ini berada di lingkungan peradilan umum.
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan Pasal 45
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 1. Untuk pertama kali pada saat Undang-undang
a) Pembunuhan. ini mulai berlaku pengadilan Hak Asasi
b) Pemusnahan. Manusia sebagai mana dimaksud dalam pasal 4
c) Perbudakan. dibentuk di Jakarta Pusat, Surabaya, Medan
d) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara dan Makasar.
paksa. 2. Daerah hukum pengadilan Hak Asasi Manusia
e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berada
kebebasan fisik lain secara sewenang dan yang pada pengadilan negeri di:
melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum a. Jakarta Pusat yang meliputi wilayah daerah
internasional. khusus Ibukota Jakarta, Propinsi Jawa Barat,
f) Penyiksaan. Banten, Sumatra Selatan, Lampung,
165 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
Bengkulu, Kalimantan Barat dan telah memberi suatu derajat dan martabat yang
Kalimantan Tengah. mulia di dunia ini sehingga Allah SWT
b. Surabaya yang meliputi Propinsi Jawa memerintahkan kepada para malaikat dan yang
Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa lainnya bersujud kepada manusia dalam maksud
Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, menghormati manusia. Supaya manusia tidak hidup
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, sejajar dengan makhluk hidup lain yang ada di
Nusa Tenggara Timur. bumi ini seperti binatang tumbuh-tumbuhan dan
c. Makassar yang meliputi Propinsi Sulawesi lainnya. Kendatipun manusia dalam interaksi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi kehidupannya secara ekonomi, sosial, budaya
Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku menghadapi berbagai macam kepedihan dan
Utara, Irian Jaya. kesukaran, namun jika manusia hidup baik dan
d. Medan yang meliputi Propinsi Sematra damai bersama manusia lainnya tentu diharibaan
Utara, Daerah Istimewa Aceh, Riau, Jambi, Allah SWT lebih mulia dari pada malaikat di
dan Sumatra Barat. langit.Hal ini telah di lafaskan oleh Allah SWT
dalam wahyu firman-Nya.
Pasal 47
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat
yang terjadi sebelum berlakunya Undang-
undang ini tidak menutup kemungkinan
penyelesaian dilakukan oleh Komisi Kebenaran
dan Rekonsiliasi. Artinya : “Dan sesungguhnya, telah
2. Komisi kebenaran dan rekonsiliasi kami muliakan anak-anak adam, kami angkut
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk mereka di daratan dan di lautan. Kami beri rizki
dengan Undang-undang. dan yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
3.4 Prinsip Hak Asasi ManusiaMenurut Hukum makhluk yang teah kami ciptakan”. (As. Al. Isra :
Islam 70).48
3.4.1 Manusia Menurut Islam
Setiap insan manusia yang terlahir di alam dunia Sejak lebih dari empat belas abad yang lalu
memiliki kesempurnaan yang lebih sempurna dari manusia telah diberitakan di dalam literatur-
makhluk hidup yang ada di dunia, karena manusia literatur Islam tentang posisi kedudukannya yang
diciptakan oleh Allah SWT dengan segala mulia di muka bumi ini, bahwa sesungguhnya
kelebihan yang telah dikaruniakan kepadanya Allah SWT selaku sang pencipta telah memberikan
melekat dalam diri setiap manusia.Sehingga suatu batasan-batasan tegas yang tidak
keberadaan makhluk manusia di dunia ini untuk di membenarkan keangkaramurkaan dan kezaliman
hormati oleh sesama manusia. Dalam menjalani yang dilakukan oleh sesosok insan manusia
kehidupan manusia tentu, mempunyai nilai-nilai terhadap sesamanya dan untuk segala sesuatu yang
kodrati yang harus disadari dan diakui oleh diamanahkan untuk di khalifahinya, sesuai dengan
manusia-manusia yang lain di saat keadaan apapun. yang telah difirmankan melalui Rosul-Nya dalam
Hadist Qudsi :
Manusia sejatinya telah mempunyai nilai-nilai yang Hai hamba-ku! Sesungguhnya aku
berada di dalam dirinya tampa bisa dikurangkan mengharamkan (perlakuan) zhalim atas diriku
terlebih lagi sampai dihilangkan oleh siapapun di dan aku menjadikannya diantaramu haram,
dunia ini. Maka tidak benar apabila manusia, maka janganlah kamu saling berbuat
bangsa dan negara ingin melakukan suatu zhalim”.(H.R. Muslim Dari Ali Dzaar Al
penekanan dengan menggunakan kata ataupun Ghifaari).49
kaidah-kaidah yang secara universal telah diakui Bahwasannya bagi umat Islam dimanapun di dunia
keberadaannya dan bukan menjadi suatu nilai-nilai ini wahana dan wacana mengenai perihal Hak
pribadi, golongan, sekutu ataupun negara di dunia Asasi Manusia yang didengungkan dan diagungkan
ini. oleh negara-negara barat dewasa ini, itu semua bagi
kaum Islam bukanlah hal yang baru dalam manusia tidak memperdulikan “thaghut” manapun
khazanah dunia Islam dimanapun karena hampir di dimuka bumi ini, sebab betapun kejamnya
setiap literatur-literatur islam pembahasan tentang
Hak Asasi Manusia selalu di hadirkan karena 3.4.2 Hak-Hak Manusia Dari Prespektif Islam
islam adalah suatu peradaban yang menjunjung Pandangan Islam yang komprehensif yang tidak
tinggi dan benar etika hak-hak dasar setiap manusia hanya terbatas dalam menjelaskan HAM saja, akan
di bumi ini, serta itu semua telah dibuktikan dalam tetapi menetapkan hak manusia secara proporsional
peradaban masyarakat madinah empat belas abad sesuai dengan kedudukan manusia selaku
yang silam di bawah pemerintah Rosulullah SAW penyembah risalah kemanusiaannya. Hak Asasi
beserta kalifah-kalifah Rasyidin selanjutnya. Manusia yang ada di dalam Islam bahwasannya
lahir dari hak-hak Allah SWT, Dia Yang Maha
Munculnya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap Suci yang telah menciptakan hak-hak para
nilai-nilai Hak Asasi Manusia atau bangsa di bumi hambanya sebagai mukadimah bagi hak-
ini, di latarbelakangi oleh suatu egoisme haknya.Pertama-tama yang kita temukan dalam
kepentingan pribadi atau bangsanya, sehingga islam perihal hak asasi manusia adalah bahwa islam
mengakibatkan memandang rendah nilai-nilai Hak menetapkan beberapa hak bagi manusia sebagai
Asasi Manusia ataupun bangsa lain, sehingga manusia, bahwa setiap manusia dari negeri
timbul suatu bentuk penindasan atau perbudakan manapun, ia memiliki beberapa hak asasi yang
dalam bentuk lain : kekayaan dan kekuasaan di semata-mata karena ia adalah seorang manusia.
pergunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan Dan hak-hak tersebut harus diakui oleh setiap
yang zhalim dan merugikan kepentingan- muslim dan wajib dipenuhinya.
kepentingan manusia lain, yang akhirnya
merendahkan dan mendiskriminasikan martabat Hak yang paling urgensi dari seluruh Hak Asasi
dan nilai-nilai luhur manusia. Manusia adalah hak untuk dapat hidup dan
dihormati dan dihargai hidupnya selaku insan
Hak Asasi Manusia dalam Agama Islam lahir manusia. Allah menegaskan dalam firmannya yaitu
bersamaan dengan ucapan tauhid pada saat seorang surat Al. Maidah Ayat 32 menyatakan :
muslim mengikrarkan iman kepada Allah yang
tiada sesembahan selain DIA, tiada sumber hukum
dan kekuasaan tertinggi selain DIA, pada saat itu
pulalah runtuh keberhalaan serta segala bentuk
manifestasinya, baik yang berupa kekayaan, politik
maupun sosial.51
51 52
Tim Pengkajian FH di bawah Koordinasi Lembaga Abdullah AlHabsyi, M. Ali dan Abu Haidan, Hak-Hak
Penelitian UID, Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia, Sipil Dalam Islam: Tinjauan Kritis Tekstual dan
Ditinjau dari Segi Pancasila dan UUD 1945 Atas Dasar Kontekstual atas Tradisi Ahlul Baitas, (Jakarta : Al Huda
Keimanan dan Ketaqwaan. 2007 2004) Cetakan-1. Hal 12
167 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
pembalasan atau hukuman bagi penyebaran selain Allah, karena mereka nanti akan memaki
kerusakan dimuka bumi. Hanya pengadilan yang Allah dengan melampaui batas tanpa
bisa memutuskan apakah seseorang telah pengetahuan.” (Qs. Al-An’aam, 6: 108).57
kehilangan haknya untuk hidup karena telah
mengabaikan hak hidup dan kedamaian orang lain. Secara jelas dalam Petikan sabda tersebut
bahwasannya islam telah melarang praktek
Islam juga menetapkan prinsip-prinsip bahwa tak menangkap seorang manusia yang merdeka untuk
seorang pun yang ada dimuka bumi ini dapat dijadikan sebagai budak atau dijual sebagai budak.
membeda-bedakan antara manusia dengan manusia Penjelasan hadist tersebut juga bersifat umum,
lain apalagi sampai mendiskriminasikan hak-hak tampa kualifikasi apapun atau penerapan kepada
asasi manusianya. Hak untuk tidak dapat dipaksa suatu bangsa, ras, negeri atau penganur-penganut
merupakan bagian dari pada hak kodrati insan agama tertentu.Islam menjamin persamaan di depan
manusia yang harus dihormati dan agungkan oleh hukum bagi seluruh warganya secara mutlak dan
setiap manusia. Sekarang ini dimana-mana dalam menyeluruh. Jelaslah bahwa kaum muslimin
setiap aspek-aspek kehidupan manusia selalu ada dituntut tidak hanya untuk berbuat adil terhadap
saja yang melakukan penekanan sampai pemaksaan manusia pada umumnya, tetapi juga terhadap
kehendak baik oleh seorang manusia maupun musuh-musuh mereka. Dengan kata lain, keadilan
sebuah negara atau bangsa terhadap manusia dan yang diberikan oleh Islam tidak terbatas pada
bangsa lain di belahan bumi ini yang sesama warga negara mereka, sesama suku, bangsa
berdampaknya merendahkan dan melemahkan atau ras mereka, atau pada masyarakat islam secara
nilai-nilai Hak Asasi Manusia. keseluruhan tetapi adalah juga untuk seluruh umat
manusia di muka bumi ini. Demikianlah hak-hak
Hak kebebasan pribadi dalam nilai agama islam asasi manusia yang telah diajarkan dalam Islam
pun jelas dan sangat tegas bahwa hak itu haruslah yang begitu kental dengan meninggikan nilai-nilai
dijunjung tinggi baik oleh sesama manusia maupun hukum seorang insan manusia, tepatlah jika islam
dalam suatu negara yang berdaulat. Islam dikatakan sebagai agama yang menjunjung tinggi
menetapkan bahwa tiada seorangpun warga negara nilai-nilai kemanusiaan baik secara pribadi maupun
yang bisa dimasukkan ke dalam penjara, kecuali sosial di muka bumi ini.
apabila kesalahannya telah dibuktikan dalam suatu
pengadilan yang sah dan terbuka, seperti yang
ditegaskan dalam firman Allah SWT pada surat IV. PENUTUP
annisa ayat 53 yang berbunyi :
A. Kesimpulan
Indonesia yaitu melalui pengadilan Ad Hoc syariat agama atau aturan pedoman sebagai
apabila waktu terjadinya pelanggaran Hak falsafah hidupnya, yaitu Al Qur’an dan Hadist.
Asasi Manusia sebelum Undang- Undang No.
26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran DAFTAR PUSTAKA
Hak Asasi Manusia tersebut setelah Undang-
undang ini maka diselesaikan melalui [1] Abu Haidan, Abdullah AlHabsyi, M. Ali dan, Hak-
pengadilan Hak Asasi Manusia dan apabila Hak Sipil Dalam Islam: Tinjauan Kritis Tekstual
terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Kontekstual atas Tradisi Ahlul Baits, Jakarta :
tersebut sebelum Undang-undang ini dapat juga Al Huda 2004.
[2] Anam,Koffi, Buletin Wacana Hak Asasi Manusia,
diselesaikan melalui alternatif penyelesaian
Pesan Sekretaris Jenderal PBB Memperingati Hari
yaitu melalui Komisi Kebenaran dan HAM ke- 57, Edisi 20 tahun III/ Desember 2005.
Rekonsiliasi yang ditetapkan oleh Undang- [3] CST, Kansil. Pengantar Ilmu Hukum Data Hukum
Undang. Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,1986.
4. Hak Asasi Manusia menurut prinsip Islam tidak [4] Dirjdjosisworo, Seodjono, Pengadilan Hak Asasi
dapat terlepas dari Al Qur’an dan As Sunnah Manusia, Bandung: Citra Aditya Bakti,2002
karena dari kedua sumber tersebut menjadi [5] Hamzah, Dr. Andi S. H., Pengantar Hukum Acara
suatu kaidah-kaidah petunjuk dan bimbingan Pidana Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.
bagi seluruh umat manusia. [6] Sumantri M, Prof. Dr. Sri. S. H., Bunga Rampai
Hukum Tata Negara Indonesia, Bandung: Alumni,
1992.
B. Saran
[7] Maududi, Abul A’la, Hak Asasi Manusia Dalam
Islam, Bandung: Pustaka, 1985.
1. Meskipun masalah pelanggaran Hak Asasi [8] Nusantara,Abdul Hakim G. Sebuah Upaya
Manusia selalu saja mengundang suatu Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
perdebatan, tetapi lepas dari kontroversi yang Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia,
akan muncul dikemudian hari, proses terhadap Jurnal HAM. Vol 2. no. 2 Nopember 2004,
peradilan Hak Asasi Manusia harus tetap [9] Soekanto, Soerjono, Sosiologi Hukum dalam
berjalan dengan objektif dan fair. Hal ini Masyarakat, Jakarta: Rajawali Grafindo Persada,
tentunya dengan terjadinya apabila didukung 1987
oleh peraturan perundang-undangan yang [10] Supelli, Karlina Leksono dan, Tak ada Jalan
Pendek Menuju Rekonsiliasi, Jurnal Demokrasi dan
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
HAM, Jakarta: ID H-THC, 2001
dalam hal ini pemerintah perlu untuk berbuat [11] Usman el al K.H.M. Ali, Hadist Qudsi Pola
suatu instrumen perundang-undangan yang Pembinaan Ahlaq Muslim, Bandung: Diponegoro
dapat berlaku surut (rekroaktif) dalam Undang- 1996.
Undang pengadilan Hak Asasi Manusia. [12] Indonesia Undang-Undang Dasar 1945 Setelah
2. Pada era reformasi sekarang ini, pelanggaran Amandemen Keempat Tahun 2002, Cetakan IX,
Hak Asasi Manusia seperti apapun bentuknya, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
harus dapat diproses melalui peradilan, maka [13] Indonesia, Undang-Undang HAM, Cetakan X,
perlu juga di buat sarana yang akan mendukung Jakarta : Sinar Grafika, 2010
masalah penegakan Hak Asasi Manusia. Hal ini [14] Indonesia Undang-Undang No. 26 Tahun 2000,
Tentang Pengadilan HAM, (L.N. Tahun 2000 No.
sudah dilakukan oleh pemerintah dengan
208).
pembentukan komnas HAM. [15] Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 dan
3. Berkaitan dengan kasus pelanggaran Hak Asasi Perubahannya, Jakarta: Penabur Ilmu, 2003
Manusia di NKRI, apabila proses upaya [16] Adji,Dr. Andriganto Seno,Pengadilan Hak Asasi
penyelesaian melalui pengadilan dapat berjalan Manusia Ad Hoc yang Objektif, Kompas, 2-2-
dengan fair, maka akan menjadi tonggak 2002.
sejarah perjuangan yang akan Hak Asasi [17] Wahid,Abdurrahman, kongko-kongko bersama
Manusia bagi bangsa dan negara Indonesia. Gus Dur, melihat arah kemana HAM Indonesia,
Oleh karena itu, diperlukan kualitas para aparat Wawancara, radio 68 H , Utan Kayu, sabtu, jam
penegak hukum yang memahami nilai-nilai 10.00-11.00, 2006.
[18] Tim Pengkajian FH di bawah Koordinasi Lembaga
yang berkenaan dengan Hak Asasi Manusia.
Penelitian UID, Deklarasi Hak-Hak Asasi
4. Hak Asasi Manusia dalam islam merupakan Manusia, Ditinjau dari Segi Pancasila dan UUD
anugerah dari Allah SWT, yang melekat 1945 Atas Dasar Keimanan dan Ketaqwaan. 2007.
dengan fitnah kemanusiaannya, oleh sebab itu [19] Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen
manusia harus senantiasa konsisten terhadap Agama RI, Bandung: Gema Risalah Pres 2011.