Anda di halaman 1dari 2

Domain Name System 

atau DNS adalah sebuah sistem yang membantu manusia dan


komputer untuk saling berkomunikasi saat mengakses website melalui internet. Manusia
menggunakan nama (URL), komputer menggunakan angka (IP), dan DNS berada di
antaranya untuk “menerjemahkan” URL menjadi angka yang bisa dipahami oleh komputer.
Contohnya adalah aplikasi Kontak di smartphone yang menampilkan nama untuk nomor
telepon. Sulit bagi kita untuk mengingat kontak setiap orang hanya dengan nomor telepon
mereka. Nah, sama halnya dengan aplikasi kontak, DNS mengubah URL menjadi sebuah
nomor IP yang bisa dipahami komputer agar kita tidak perlu repot-repot mengingat nomor
IP setiap situs yang ingin dikunjungi.

Bagaimana Cara Kerja DNS?

Setelah membahas apa itu DNS, selanjutnya kami akan membahas tentang cara kerja DNS.
Jadi, sistem ini bekerja dalam beberapa langkah melalui sebuah struktur DNS. Langkah
pertama dimulai dengan DNS query, yaitu permintaan informasi tentang alamat IP sebuah
website.
Sebagai contoh, kita ingin membuka website (misalnya google.com ) menggunakan web
browser dengan mengetikkan nama domainnya.
Pertama, server DNS akan mencari informasi alamat IP di filehost, yaitu file teks biasa
dalam sistem operasi yang berfungsi untuk mengarahkan hostname ke alamat IP. Jika
informasi yang dicari tidak ditemukan, server akan mencari di cache, yaitu komponen
hardware atau software yang menyimpan data untuk sementara.

DNS Recursor/DNS Recursive Resolver

Apabila informasi yang diminta tidak ditemukan di cache, sistem bisa meminta server lain
untuk memenuhi permintaan tersebut atas nama klien (browser) dengan mencari informasi
di cache ISP. Inilah yang disebut DNS recursor. Server ini layaknya agen yang berperan
untuk menyediakan setiap informasi yang diminta. Dalam proses ini, DNS recursor juga
meminta bantuan pada Root Nameserver.

Root Nameserver

Root nameserver berada pada tingkat tertinggi hierarki DNS. Tidak ada nama formal
untuknya, dan server ini dilabeli dengan string kosong. Anda bisa menganggapnya sebagai
tempat penyimpanan referensi.
Dalam penggunaannya, apabila informasi masih tidak bisa ditemukan di cache ISP, DNS
recursive resolver akan mengirimkan permintaan ke Root Nameserver. Kemudian, server
ini akan merespons permintaan tersebut dengan memberi tahu agen untuk mengakses area
yang lebih spesifik, yaitu top-level-domain name server (TLD nameserver).

TLD Nameserver

Ketika mengakses Google atau Facebook, Anda bisa melihat bahwa nama domain kedua
platform ini diakhiri dengan .com. Akhiran ini disebut top-level domain. Server untuk tipe
top-level domain ini disebut TLD nameserver, yang berperan untuk mengelola semua
informasi terkait ekstensi domain umum.
Seperti saat meminta informasi tentang www.google.com, TLD .com sebagai satu-satunya
delegasi akan merespons permintaan dari DNS recursive resolver dengan mengacu
pada Authoritative DNS server, atau Authoritative Nameserver. Server inilah yang
memiliki resource asli untuk domain tersebut.

Authoritative Nameserver

Ketika DNS recursive resolver bertemu dengan authoritative nameserver, saat itulah
jawaban akan diberikan. Authoritative nameserver memiliki semua informasi tentang nama
domain yang diladeninya. Server ini menyediakan resolver berulang ke alamat IP yang
ditemukan server dalam catatan. Setelah tahap ini selesai, web browser pun akhirnya
menampilkan halaman website yang tadi kita minta, yaitu Google.

Anda mungkin juga menyukai