Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN 2302-6960

e-ISSN 2716-1653

PENGARUH STRATIFIKASI SOSIAL TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DESA


KALOSI KECAMATAN DUA PITUE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Rastillah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
rastillah43151058f1@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh stratifikasi sosial di Kantor Desa Kalosi
Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik di Kantor Desa Kalosi Kecamatan
Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah
kepala keluarga Desa Kalosi yang berjumlah 1.471 yang terdiri dari dua dusun. Teknik
pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan hasil 93,63 dibulatkan menjadi 94,
diantaranya 94 responden, diambil berdasarkan teknik Probability sampling lebih tepatnya
Random sampling. Tipe penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuesioner, studi kepustakaan dan dokumentasi.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis data dengan
menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan regresi dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil
penelitian pengaruh stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik memiliki pengaruh signifikan
melihat dari hasil olahan data pada tabel ANOVA. Nilai t hitung = 9,340 > t tabel=3,179 dengan
nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang
nyata (signifikan) variabel stratifikasi sosial (X) terhadap variabel pelayanan publik (Y) dan
berdasarkan dari hasil olah kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial dilihat
dari faktor yang pertama perbedaan ras dan kebudayaan memiliki pengaruh 50,2%, faktor yang
kedua adanya spesifikasi dalam bidang pekerjaan 19,2% dan faktor yang ketiga adanya
kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban 13%.

Kata Kunci : Stratifikasi dan Pelayanan publik

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of social stratification at the Kalosi Village
Office in Duapitue Sub-district, Sidenreng Rappang Regency and to determine the factors that
influence social stratification on public services at the Kalosi Village Office in Duapitue Sub-District,
Sidenreng Rappang District.The population in this study is the total number of family heads in the
village of Kalosi, amounting to 1,471 consisting of two hamlets. The sampling technique uses the
Slovin formula with 93.63 results rounded up to 94, including 94 respondents, taken based on the
Probability sampling technique, more precisely Random sampling. This type of research is
quantitative descriptive. Data collection techniques used in this study were observation,
questionnaire, literature study and documentation. The collected data is then analyzed using data
analysis techniques using validity, reliability and regression tests with the help of the SPSS 16.0
program. Based on the results of the questionnaire, the influence of social stratification on public
services has a significant effect on the results of the processed data in the ANOVA table. The
value of t arithmetic = 9.340> t table = 3.179 with a significant value of 0,000 <0.05, then Ho is
rejected and Ha is accepted, which means there is a significant (significant) social stratification
variable (X) on public service variables (Y) and based on From the results of the questionnaire, the
factors influencing social stratification can be seen from the first factor differences in race and
culture have an influence of 50.2%, the second factor is the existence of specifications in the field
of work, 19.2% and the third factor is the scarcity in society regarding the distribution of rights. and
a liability of 13%.

Keywords: Startification and service public

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


101
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

A. PENDAHULUAN 3. Kekayaan.
Masyarakat terbentuk dari suatu 4. Politis
individu-individu yang terdiri dari berbagai 5. Keturunan, dan
latar belakang tentu akan membentuk suatu 6. Agama
masyarakat heterogen yang terdiri dari Kelas sosial merupakan suatu realitas
kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya sosial yang penting, bukan hanya sekedar
atau terjadinya kelompok sosial tersebut suatu konsep teoritis saja, tetapi juga
maka terbentuklah suatu pelapisan mengelompokkan mereka atas:
masyarakat atau terbentuklah masyarakat 1. Kekayaan dan penghasilan. Bahwa
yang berstrata. Individu suatu makhluk sosial kekayaan dan penghasilan merupakan
tentu tidak bisa dihindarkan dari yang determinan kelas sosial yang penting
namanya interaksi sosial di masyarakat. disebabkan oleh perannya dalam
Dalam masyarakat terdapat sesuatu yang memberikan gambaran tentang latar
dihargai, bisa berupa kekuasaan, kekayaan, belakang keluarga dan cara hidup
ilmu pengetahuan, jabatan, ataupun hal-hal seseorang.
lain yang bernilai ekonomis. Dari sesuatu 2. Pekerjaan merupakan salah satu indikator
yang dihargai inilah kemudian timbul terbaik untuk mengetahui cara hidup
perbedaan-perbedaan antara satu kelompok seseorang, sehingga secara tidak
dengan kelompok lainnya dalam masyarakat. langsung pekerjaan merupakan indikator
Adanya interaksi sosial ini akan sangat terbaik untuk mengetahui kelas sosial
mempengaruhi pembentukan sebuah seseorang.
kelompok. Secara umum pengelompokan 3. Kelas sosial dan pendidikan saling
masyarakat Indonesia yang seperti ini terbagi mempengaruhi sekurang-kurangnya
menjadi dua bentuk. Pertama dalam dua hal yaitu: 1) pendidikan yang
pengelompokan secara horizontal berupa tinggi memerlukan uang dan motivasi. 2)
deferensiasi dan Kedua pengelompokan jenis dan tinggi-rendahnya pendidikan
secara vertikal berupa stratifikasi sosial. mempengaruhi jenjang dalam kelas sosial.
Sebab asasi mengapa terdapat pelapisan Pendidikan dianggap lebih penting karena
sosial dalam masyarakat bukan saja karena tidak hanya melahirkan keterampilan kerja
adanya perbedaan, tetapi karena manusia melainkan juga melahirkan perubahan
mampu menilai perbedaan tersebut dengan mental, selera, minat, tujuan, cara
menerapkan berbagai kriteria, artinya berbicara.
menganggap ada sesuatu yang dihargai, Setiap masyarakat tentu mempunyai
maka sesuatu yang dihargai tersebut menjadi penghargaan terhadap hal-hal tertentu dalam
bibit yang menumbuhkan adanya sistem masyarakat yang bersangkutan.
berlapis-lapis dalam masyarakat. Sesuatu Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-
yang dihargai dapat berupa uang atau benda- hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut
benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih
keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat menghargai kekayaan materi daripada
kemampuan memiliki sesuatu yang dihargai kehormatan, misalnya, mereka yang lebih
tersebut, akan melahirkan lapisan sosial yang banyak mempunyai kekayaan materiil akan
mempunyai kedudukan atas dan kedudukan menempati kedudukan yang lebih tinggi
bawah. apabila dibandingkan dengan pihak-pihak
Menurut Pitirim A.Sorokin (Soerjono lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan
Soekanto:2010) mengatakan bahwa masyarakat, yang merupakan perbedaan
stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam
penduduk/masyarakat ke dalam lapisan- kedudukan yang berbeda-beda secara
lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). vertikal. Bahkan pada zaman kuno dahulu
Untuk mengukur secara rinci dapat dilihat filsuf aristoteles (Soerjono Soekanto:2010)
dari: mengatakan di dalam Negara terdapat tiga
1. Jabatan atau pekerjaan. unsur, yaitu mereka kaya sekali, melarat, dan
2. Pendidikan dan luasnya ilmu berada di tengah-tengahnya. Ucapan
pengetahuan. demikian paling tidak membuktikan bahwa di

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


102
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

zaman itu, dan sebelumnya, orang telah yang memuat ketentuan-ketentuan tentang
mengakui adanya lapisan masyarakat yang hak-hak asasi, yakni pasal 27, 28, 29, dan
mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam 4
bawah ke atas. pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah
Seorang sosiolog terkemuka, yaitu sebagai berikut:
Pitirim A. Sorokin, pernah mengatakan 1. Pokok Pertama, mengenai kesamaan
bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang kedudukan dan kewajiban warga negara
tetap dan umum dalam setiap masyarakat di dalam hukum dan di muka
yang hidup teratur. Barangsiapa yang pemerintahan. Pasal 27 ayat 1
memiliki sesuatu yang berharga dalam menetapkan bahwa “Segala Warga
jumlah yang sangat banyak dianggap Negara bersamaan kedudukannya di
masyarakat berkedudukan dalam lapisan dalam Hukum dan Pemerintahan dan
atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali wajib menjunjung hukum dan
atau tidak memiliki sesuatu yang berharga pemerintahan itu dengan tidak ada
dalam pandangan masyarakat mempunyai kecualinya.” Di dalam perumusan ini
kedudukan yang rendah. Berdasarkan dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 di samping hak asasi yang dimiliki oleh
Tahun 2014 dalam Pasal 1 di uraikan: warga negara, yaitu kewajiban untuk
1. Desa adalah desa dan desa adat atau menjunjung hukum dan pemerintahan itu
yang disebut dengan nama lain, dengan tidak ada kecualinya. Kemudian
selanjutnya disebut Desa, adalah yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2
kesatuan masyarakat hukum yang “hak setiap warga negara atas pekerjaan
memiliki batas wilayah yang berwenang dan penghidupan yang layak bagi
untuk mengatur dan mengurus urusan kemanusiaan”.
pemerintahan, kepentingan masyarakat 2. Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28
setempat berdasarkan prakarsa ditetapkan, bahwa “kemerdekaan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
tradisional yang diakui dan dihormati pikiran dengan lisan dan tulisan dan
dalam sistem pemerintahan Negara sebagainya ditetapkan oleh Undang-
Kesatuan Republik Indonesia. Undang”.
2. Pemerintahan Desa adalah 3. Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2
penyelenggaraan urusan pemerintahan dirumuskan kebebasan asasi untuk
dan kepentingan masyarakat setempat memeluk agama bagi penduduk yang
dalam sistem pemerintahan Negara dijamin oleh negara, yang berbunyi
Kesatuan Republik Indonesia. sebagai berikut : “Negara menjamin
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
atau yang disebut dengan nama lain memeluk agamanya masing-masing dan
dibantu perangkat Desa sebagai unsur untuk beribadah menurut agamanya dan
penyelenggara Pemerintahan Desa . kepercayaannya itu”.
Seperti yang dijelaskan dalam ketiga 4. Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang
ayat pasal 1 diatas bahwa penyelenggaraan mengatur hak asasi mengenai pengajaran
urusan yang dimaksud adalah penyelenggara yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga
urusan pemerintahan harus memberikan negara berhak mendapat pengajaran” dan
pelayanan yang sama dan adil tanpa (2) “Pemerintah mengusahakan dan
membedakan dengan adanya hak-hak menyelenggarakan suatu sistem
tradisional. Kemudian sebagai warga negara pengajaran nasional, yang diatur dengan
Indonesia, tidak dipungkiri adanya kesamaan undang-undang”.
derajat antar rakyatnya, hal itu sudah Namun pada kenyataan yang terjadi di
tercantum jelas dalam UUD 1945. Terdapat kalangan masyarakat seperti di Desa Kalosi
empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng
tercantum pada UUD 1945. Hukum dibuat Rappang, terdapat relasi sosial patron-klien
dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur antara masyarakat Dusun Lagalumpang
masyarakat secara umum tanpa adanya dengan Dusun Sarawatu. Masyarakat Dusun
perbedaan. Jika dilihat, ada empat pasal Sarawatu sebagai patron (golongan atas)

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


103
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

sedangkan masyarakat Dusun Lagalumpang sehingga timbul atau muncul adanya ketidak
sebagai klien (golongan bawah). Christian seimbangan pembagian hak bagi masyarakat
Pelras (2006), dalam berpendapat bahwa terutama dalam pelayanan publik. Sistem
hubungan patron-klien adalah suatu pembedaan individu atau kelompok tidak
hubungan yang tidak setara, terjalin secara seharusnya dilakukan karena dijelaskan
perorangan antara seorang pemuka dalam undang-undang semua masyarakat
masyarakat dengan sejumlah pengikutnya. memiliki persamaan hak. Berdasarkan
Lebih lanjut, Pelras (2006) mengungkapkan pernyataan tersebut masalah yang ada di
bahwa hubungan semacam ini terjalin kantor Desa Kalosi yaitu tidak adanya SOP
berdasarkan atas pertukaran jasa, (Standar Operasional Prosedur) pelayanan
ketergantungan klien kepada patronnya yang yang jelas, dan banyak masyarakat
dibayarkan atau dibalas oleh patron dengan yang mengeluh tentang pelayanan.
cara memberikan perlindungan kepada Uraian di atas penulis tertarik untuk
kliennya. Munculnya patron klien disebabkan meneliti dengan judul “Pengaruh Stratifikasi
oleh adanya perbedaan yang mencolok Sosial Terhadap Pelayanan Publik di Kantor
antara kepemilikan harta benda atau Desa Kalosi Kecamatan Duapitue Kabupaten
kekayaan, status serta kekuasaan. Ikatan Sidenreng Rappang” dengan tujuan untuk
antara patron-klien ini merupakan kunci mengetahui pengaruh stratifikasi sosial di
dalam masyarakat Bugis-Makassar di Kantor Desa Kalosi Kecamatan Duapitue
Sulawesi Selatan. Hubungan ini dikenal Kabupaten Sidenreng Rappang dan untuk
dengan nama “minawang” yang artinya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
mengikuti, yang berarti ikatan antar mereka stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik
bersifat sukarela dan dapat diputuskan setiap di Kantor Desa Kalosi Kecamatan Duapitue
saat. Prinsip mereka dalam hubungan ini Kabupaten Sidenreng Rappang.
adalah golongan yang lebih tinggi memiliki 1. Konsep Stratifikasi Sosial
kekuatan yang lebih di mata masyarakat Kajian sosiologi dan ilmu sosial, istilah
Sulawesi Selatan umumnya. Sehingga “stratifikasi sosial” mengacu pada susunan
terlihat jelas strata yang terbentuk dalam hirarkis individu-individu kedalam pembagian
masyarakat tersebut. Perbedaan strata kekuasaan dan kekayaan di masyarakat.
antara kedua dusun tersebut dapat dilihat Dalam masyarakat manapun bisa kita temui
dalam berbagai hal,seperti dalam segi asal berbagai golongan masyarakat yang pada
usul keturunan, ekonomi, kekuasaan, tingkat praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara
pendidikan serta cara berinteraksi antara golongan satu dengan golongan yang lainya.
masyarakat Dusun Sarawatu dengan Adanya golongan yang berlapis-lapis ini
masyarakat Dusun Lagalumpang. Namun di mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial.
dalam agama Islam menegaskan bahwa Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas
didalam kehidupan dunia, manusia mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau
dihadapan Allah swt adalah sama yang yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial.
membedakan hanyalah derajat Istilah stratifikasi (stratification) berasal
ketaqwaannya, dalam kehidupan Rasulullah dari kata strata dan stratum yang berarti
saw, juga dicontohkan bahwa tidak ada kasta lapisan. Karena itu stratifikasi sosial (sosial
dan status tetapi yang membedakan adalah stratification) sering diterjemahkan dengan
iman dan ketaqwaan seseorang. pelapisan masyarakat. Sejumlah individu
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan (status) yang
berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan- sama menurut ukuran masyarakatnya,
lapisan tesebut tetap ada sekalipun dalam dikatakan berada dalam suatu lapisan
masyarakat kapitalistis, demokratis, (stratum). Stratifikasi sosial adalah sistem
komunitis, dan lain sebagainya. Berdasarkan pembedaan individu atau kelompok dalam
dengan pengamatan lokasi penelitian yang masyarakat, yang menempatkannya pada
ditujunya yaitu di Desa Kalosi Kecamatan kelas-kelas sosial yang berbeda-beda
Duapitue ada suatu kejanggalan yaitu adanya secara hierarki dan memberikan hak serta
sistem pembedaan individu atau kelompok kewajiban yang berbeda-beda pula antara
dalam masyarakat, dimana ditempatkan pada individu pada suatu lapisan dengan lapisan
kelas-kelas sosial yang berbeda-beda, lainnya.

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


104
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial ciri-ciri identitas sosial; kelas atas bercirikan
pada dasarnya berbicara tentang penghasilan besar dan kaya, punya otoritas
penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber menentukan kebijakan, latar belakang
sosial adalah segala sesuatu yang oleh pendidikan yang tinggi, kelas menengah
masyarakat dipandang sebagai suatu yang atas bercirikan mempunyai penghasilan
berharga. Stratifikasi sosial adalah yang tinggi, profesional, manager,
pembedaan penduduk atau masyarkat ke mempunyai naluri bisnis tinggi dan
dalam kelas-kelas secara hierarkis berpendidikan universitas. Kelas menengah
(bertingkat). Pelapisan sosial diatas, ke bawah adalah berpenghasilan rata-rata
tentunya tidak berlaku umum, sebab setiap memiliki usaha dalam skala kecil dan tingkat
kota ataupun desa masing-masing memiliki pendidikan setingkat sekolah kanjutan,
karakteristik yang berbeda. sedangkan bagi kelas pekerja pendapatan
Kajian stratifikasi sosial ini, secara rendah dan bekerja semi terampil dan bagi
khusus penulis menggunakan tulisan kelas bawah pendapatan sangat kecil dan
Vincent Jeffries and H. Edward Ransford bekerja sebagai buruh yang tidak terampil
dalam Mohammad Ali Al Humaidy yang riskan menjadi pengangguran.
(2007:190) yaitu Social Stratification a Selo Soemardjan dan Soelaeman
multiple hierarchy approach khususnya Soemardi ( Selo Soemardjan dan
tentang The Multiple Hierarchy Model dan Soeloeman Soemardi: 1964) menyatakan
The Ideology of Ethnic Stratification. bahwa selama dalam masyarakat ada
Beberapa pendekatan yang penulis sesuatu yang dihargai, maka dengan
pergunakan dalam tulisan ini adalah; sendirinya pelapisan sosial akan terjadi.
pertama, model stratifikasi sosial yang ada di Ukuran atau kriteria yang menonjol atau
masyarakat yaitu model hirarki tunggal dominan sebagai dasar pembentukan
(Single Hierarchy Model) dan model hirarki stratifikasi sosial adalah ukuran kekayaan,
majemuk (Multiple Hierarchy Model). Model kekuasaan dan wewenang, kehormatan dan
hirarki tunggal, terdapat dua asumsi, bahwa ilmu pengetahuan, berikut dibawah ini
keluarga adalah unit yang tepat untuk penjelasannya sebagai berikut:
mengadakan studi terhadap sistem a. Kekayaan
stratifikasi sosial dan mengasumsikan Struktur masyarakat tradisional,
bahwa semua ketidaksamaan dalam masyarakat merupakan tempat pertama kali
masyarakat ditentukan faktor ekonomi. munculnya pranata ekonomi, dimana
Sedangkan model hirarki majemuk bahwa masyarakat sebagai organisator sebagian
stratifikasi sosial sebagai hasil interaksisosial besar kegiatan ekonomi. Setiap anggota
dari berbagai faktor seperti kelas, kesukuan, masyarakat langsung siap berpartisipasi
jenis kelamin dan usia, kedua pendekatan dalam kegiatan ekonom. Namun indikator
yang membagi tiga klasifikasi sosial yaitu yang menentukan hierarki kelas berdasarkan
values, norms dan beliefs. Ketiga klasifikasi ekonomi relative beragam. Di dalam struktur
ini akan diuraikan secara makro beserta masyarakat kapitalis tentu indikator dari
data-data pendukung yang penulis hierarki kelas tas dasar ekonomi dapat dilihat
kumpulkan. dari jumlah kepemilikan lahan sebagai alat
Konsep stratifikasi sosial dalam produksi.pola-pola hidup lebih menghargai
masyarakat dapat berupa stratifikasi kelas, harta warisan kekayaan daripada kekayaan
etnik, jenis kelamin atau usia. Konsep kelas yang diperoleh melalui perdagangan atau
menunjuk pada stratifikasi sosial bisnis. Kekayaan (materi atau kebendaan)
berdasarkan perbedaan pendapatan, posisi dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
pekerjaan, tingkt pendidikan dan gaya hidup. masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
Stratifikasi kelas ini, menurut Rossides yang ada, barang siapa memiliki kekayaan
dalam Mohammad Ali Al Humaidy paling banyak mana ia akan termasuk lapisan
(2007:191) mendeskripsikannya ke dalam teratas dalam sistem pelapisan sosial,
lima struktur kelas; kelas atas, kelas demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak
menengah ke atas, kelas menengah ke mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
bawah, kelas pekerja dan kelas bawah. dalam lapiran rendah.
Masing-masing struktur kelas mempunyai b. Kekuasaan dan wewenang

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


105
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

Struktur masyarakat, kekuasaan dan berperilaku dan berbudi luhur. Orang-orang


kewenangan selalu terdistribusi secara tidak yang paling dihormati atau yang disegani,
merat. Artinya, kekuasaan dan kewenangan ada dalam lapisan atas.
terdistribusi secara hierarkis vertikal d. Pendidikan / pengetahuan
mengerucut bagaikan piramida. Makin ke Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
atas distribusi kekuasaan dan kewenangan yang tersusun secara sistematis dengan
makin mengerucut dan makin kecil jumlah menggunakan kekuatan pemikiran,
orang yang menenmpatinya. Dengan kata pengetahuan yang kebenarannya dapat
lain, ada sebagian orang yang memperoleh diperiksa ditelaah (kontrol) dengan kritis oleh
kekuasaan dan kewenangan yang lebih setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
besar disbanding dengan kelompok lainnya. Adapun yang dimaksud sistematika
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau pengetahuan adalah urutan antara elemen
wewenang paling besar akan menempati sebagai suatu kesatuan, sehingga urutan
lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial antar elemen tersebut memberikan gambaran
dalam masyarakat yang bersangkutan. dari garis-garis besar ilmu pengetahuan.
Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari Bagian dari sistematika pengetahuan itu yaitu
ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya realita, logika/penalaran, permasalahan,
dalam masyarakat biasanya dapat metodologi pengetahuan, pengamatan, dan
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, pembuktian. Ilmu pengetahuan juga memiliki
atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang sifat-sifat yaitu, rasional, empiris dan terdiri
dapat mendatangkan kekayaan. dari dua unsur besar yaitu fakta dan teori,
c. Kehormatan umum, dan akumulatif. Sebagaimana kita
Max Weber, mengelompokkan manusia ketahui bahwa baik melalui ilmu jiwa ataupun
kedalam kelompok-kelompok status atas ilmu pendidikan, perkembangan kepribadian
dasar ukuran kehormatan. Ia mendefinisikan manusia ketingkat kematangan ditentukan
kelompok status sebagai kelompok yang pula oleh faktor-faktor tersebut.
anggotanya memiliki gaya hidup sosial e. Masyarakat Biasa
tertentu dan mempunyai tingkat penghargaan Masyarakat (sebagai terjemahan istilah
sosial dan kehormatan sosial tertentu pula. society) adalah sekelompok orang yang
Dalam bentuk sederhana, ia membagi membentuk sebuah sistem semu tertutup
stratifikasi atas dasar status masyarakat ke atau semi terbuka, dimana sebagian besar
dalam dua (2) kelompok, yaitu kelompok interaksi adalah antara individu-individu yang
masyarakat yang disegani atau dihormati dan berada di dalam kelompok tersebut. Kata
kelompok masyarakat biasa. Biasanya “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam
kelompok masyarakat yang terhormat ini bahasa Arab, yaitu musyarak. Masyarakat
menekankan arti pentingnya akar sejarah adalah sebuah komunitas yang
yang dijadikan dasar pembenar mengapa interdependen (saling ketergantungan satu
kelompok mereka memiliki kedudukan yang sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
istimewa didalam masyarakat. Seorang digunakan untuk mengacu pada sekelompok
keturunan bangsawan biasanya selalu tampil orang yang hidup bersama dalam satu
terhormat di dalam masyarakat dan beberapa komunitas yang teratur.
hal tertentu ia menutup diri di dalam lingkar Masyarakat biasa ketika meminta
kebangsawanan untuk mempertahankan pelayanan di dalam kantor Desa, tentunya
kemurnian trah kebangsawannya. akan memiliki respon yang berbeda dari staff
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari yang ada di kantor Desa. Masyarakat yang
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. tidak memiliki kekayaan tentunya akan
Orang-orang yang disegani atau dihormati dipandang sebelah mata oleh masyarakat
akan menempati lapisan atas dari sistem setempat,namun ketika ada masyarakat yang
pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran menempati kelas atas tentunya pelayanan
kehormatan ini sangat terasa pada ataupun pandangan masyarakat setempat
masyarakat tradisional, biasanya mereka tentunya berbeda. Masyarakat biasa yang
sangat menghormati orang-orang yang tidak memiliki kehormatan, kekuasaan
banyak jasanya kepada masyarakat, para ataupun ilmu pengetahuan akan berbeda
orang tua ataupun orang-orang yang pelayanannya ketika mereka ingin dilayani di

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


106
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

Kantor Desa Kalosi. Lapisan tertinggi dalam pelayanan yang tinggi, maka ada tiga atribut
suatu masyarakat biasa disebut sebagai dasar yang harus dipenuhi, yaitu: Pertama,
‘elite’ masyarakat, bisa mencakup individu fasilitas fisik, proses,dan prosedur pelayanan.
atau segolongan kecil yang mengendalikan Kedua, tingkah laku birokrat yang ramah dan
masyarakat banyak; jadi disini yang pokok komunikatif. Ketiga, pertimbangan
adalah nilai anggotanya. Keadaan ini dapat profesionalisme dalam memberikan
dijumpai pada setiap masyarakat, dan pelayanan. Pemerintah mempunyai peranan
dianggap sebagai hal yang wajar, walaupun penting untuk menyediakan layanan publik
kadang-kadang tidak disukai oleh lapisan- yang prima bagi semua penduduknya sesuai
lapisan lainnya, apalagi bila pengendaliannya yang telah diamanatkan dalam Undang-
tidak sesuai dengan keinginan dan Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang
kebutuhan masyartakat umum. Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
2. Pelayanan Publik publik disebutkan pengertian pelayanan
Secara umum dapat dikatakan bahwa publik yaitu Pelayanan publik adalah kegiatan
pelayanan mencakup aktivitas untuk atau rangkaian kegiatan dalam rangka
mencapai suatu tujuan, dan dilakukan oleh pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
individu-individu yang memberikan kontribusi dengan peraturan perundangundangan bagi
terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah setiap warga negara dan penduduk atas
ditetapkan sebelumnya. Menurut Moenir barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
(2006:186) (2017:66) manajemen pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara
adalah manajemen proses, yaitu sisi pelayanan publik.
manajemen yang mengatur dan Pelayanan publik merupakan suatu
mengendalikan proses layanan, agar usaha yang dilakukan kelompok atau
mekanisme kegiatan pelayanan dapat seseorang birokrasi untuk memberikan
berjalan tertib, lancar, tepat mengenai bantuan kepada masyarakat dalam rangka
sasaran dan memuaskan bagi pihak yang mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu
harus dilayani. dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu
Pelayanan publik merupakan suatu administrasi kependudukan yang berada di
usaha yang dilakukan kelompok atau suatu pemerintahan. Administrasi
seseorang birokrasi untuk memberikan kependudukan adalah rangkaian kegiatan
bantuan kepada masyarakat dalam rangka penataan dan penertiban dalam penertiban
mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu dokumen dan data kependudukan melalui
dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
administrasi kependudukan yang berada di pengelolaan informasi administrasi
suatu pemerintahan. Administrasi kependudukan serta pendayagunaan
kependudukan adalah rangkaian kegiatan hasilnya untuk pelayanan publik dan
penataan dan penertiban dalam penertiban pembangunan sektor lain.Pelayanan publik
dokumen dan data kependudukan melalui perlu memperhatikan kebutuhan pelanggan.
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun
pengelolaan informasi administrasi 2004 menyatakan bahwa hakikat pelayanan
kependukakan serta pendayagunaan public adalah pemberian pelayanan prima
hasilnya untuk pelayanan publik dan kepada masyarakat yang merupakan
pembangunan sektor lainnya. perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
Haywood-Farmer (Ghobadian,1994), sebagai abdi masyarakat. Zeithaml dalam
dalam Muallidin (2011), berpendapat bahwa Maryam, Zauhar, dan Saleh (2016)
organisasi pelayanan mempunyai kualitas mengemukakan ada lima dimensi-dimensi
yang tinggi (high quality), jika ia dapat kualitas jasa. Kelima dimensi-dimensi
mempertemukan preferensi dan harapan tersebut adalah:
konsumen secara konsisten. Elemen kunci a. Reliability (kehandalan). Sitorus (2009:7)
dalam mencapai hasil darikualitas pelayanan reliability meliputi kemampuan untuk
adalah dengan mengidentifikasi segala memberikan pelayanan yang dijanjikan
sesuatu yang memenuhi persyaratan yang dengan tepat (accurately) dan
disesuaikan dengan harapan kemampuan untuk dipercaya
konsumen.Untuk mampu mencapai kualitas (dependably), terutama memberikan jasa

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


107
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

secara tepat waktu (on time), dengan cara tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi
yang sama sesuai dengan jadwal yang sampai yang paling rendah. Adapun faktor-
telah dijanjikan, tanpa melakukan faktor yang mempengaruhi staratifikasi
kesalahan setiap kali. Karena dengan sosial yaitu:
demikian, perusahaan akan dilihat sebagai a. Perbedaan ras dan kebudayaan
perusahaan yang menepati janji dan Ras pada dasarnya adalah milik faktor
berkomitmen kepada publiknya. biologis orang seperti warna kulit, rambut
b. Responsiveness (daya tanggap). Sitorus atau mata. Seseorang mungkin ras kulit putih
(2009:7) responsiveness meliputi panjang atau ras kulit hitam. Lomba
kemauan atau keinginan para karyawan tergantung pada karakteristik fisik dari
untuk membantu dan memberikan jasa keturunan genetik. Ide perbedaan ras tidak
yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan valid karena menciptakan diskriminasi
konsumen menunggu, terutama tanpa tersebut. Di satu negara banyak ras mungkin
alasan yang jelas akan menimbulkan ada. Ras adalah kategori sosial yang
kesan negatif yang tidak seharusnya dikembangkan oleh penindasan dan un
terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini kesetaraan. Faktor ras utama adalah warna
ditanggapi dengan cepat, maka bisa kulit sedangkan faktor Suku utama adalah
menjadi sesuatu yang berkesan dan bahasa agama. Sukuitas dapat diubah
menjadi pengalaman yang namun perlombaan tidak dapat diubah. Ras
menyenangkan.. Contohnya membantu milik warisan Anda dilahirkan dengan
memecahkan masalah.pelayanan yang sementara Suku milik lokasi dan daerah di
baik harus disertai dengan tingkat mana Anda tinggal.Budaya adalah suatu cara
keikutsertaan /keterlibatan dan daya hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
adaptasi yang tinggi. oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
c. Assurance (jaminan). Sitorus (2009:7) dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
assurance meliputi pengetahuan, dari banyak unsur yang rumit,
kemampuan, ramah, sopan, dan sifat termasuk sistem agama dan politik, adat
dapat dipercaya dari kontak personel istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
untuk menghilangkan sifat keragu-raguan bangunan, dan karya seni. Bahasa,
konsumen dan merasa terbebas dari sebagaimana juga budaya, merupakan
bahaya dan risiko. bagian tak terpisahkan dari diri manusia
d. Empathy (empati). Sitorus (2009:7) sehingga banyak orang cenderung
empathy meliputi sikap kontak personel menganggapnya diwariskan secara genetis.
maupun perusahaan untuk memahami Ketika seseorang berusaha
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, berkomunikasi dengan orang-orang yang
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, berbeda budaya dan menyesuaikan
serta kemudahan dalam melakukan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
komunikasi atau hubungan. bahwa budaya itu dipelajari.
e. Tangibles (produk-produk fisik). Sitorus b. Adanya spesialisasi dalam bidang
(2009:7) tangibles meliputi tersedianya pekerjaan.
fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana Spesialisasi pekerjaan adalah
komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan pembagian kerja bertdasarkan oleh keahlian
harus ada dalam proses jasa. Penilaian atau keterampilan khusus. Spesialisasi
atas dimensi ini dapat diperluas dalam pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap
bentuk hubungan dengan konsumen lain organisasi karena tidak semua pekerjaan
pengguna jasa, misalnya keributan yang membutuhkan keahlian dan tidak semua
dilakukan oleh tamu lain di hotel. orang memiliki atau mempunyai keahlian
3. Faktor yang Mempengaruhi yang samasebab setiap orang mempunyai
Stratifikasi Sosial kelebihan dan keterbatasan sendiri.
Paul B.Horton dan Chester(1999) Pembagian kerja, spesialisasi pekerjaaan
menyatakan bahwa Sistem perbedaan merupakan hal yang utama. Manfaat
status yang berlaku dalam stratifikasi sosial spesialisasi pekerjaan menyebabkan
adalah pembedaan kelas-kelas secara kenaikan produktivitas. Hal ini disebabkan
vertikal yang diwujudkan dengan adanya tidak seorang pun yang secara fisik akan

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


108
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

mampu melaksanakan seluruh kegiatan diantaranya 94 responden, diambil


dalam tugas-tugas yang paling rumit. berdasarkan teknik Probability sampling lebih
Pekerjaan paling rumit memerlukan beberapa tepatnya Random sampling. Tipe penelitian
langkah dan memerlukan pembagian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Teknik
langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pengumpulan data yang digunakan dalam
beberapa orang. Pembagian kerja yang di penelitian ini adalah observasi, kuesioner,
spesialisasikan seperti ini memungkinkan studi kepustakaan dan dokumentasi. Data
orang mempelajari keterampilan dan menjadi yang terkumpul selanjutnya dianalisis
pakar dalam bidang pekerjaan tertentu. menggunakan teknik analisis data dengan
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan
menyangkut pembagian hak dan regresi dengan bantuan program SPSS 16.0.
kewajiban.
Manusia pada umumunya bercita-cita C. HASIL DAN PEMBAHASAN
agar tidak ada perbedaan kedudukan dan 1. Pengaruh stratifikasi sosial terhadap
peranan dalam masyarakat, akan tetapi cita- pelayanan publik di Kantor Desa Kalosi.
cita tersebut tidak selalu sesuai dengan Hasil dari penelitian ini menunjukkan
harapah ataupun kenyataann yang terjadi bahwa stratifikasi sosial berpengaruh
ataupun bisa dikatakan sebagai kenyataan terhadap pelayanan publik di Kantor Desa
yang berlainan.setiap masyarakat harus Kalosi, hal ini dibuktikan melalui analisis
menempatkan individu-individu pada tempat- regresi linear sederhana dimana diperoleh
tempat tertentu dalam struktur sosial dan persamaan regresinya sebagai berikut.
mendorong mereka untuk melaksanakan Y=a + Bx atau 4,196 + 0,791X
kewajiban-kewajibannya sebagai akibat dari Koefisien b dinamakan koefisien arah
pembagian hak dan kewajibnannya. Dengan regresi dan menyatakan perubahan rata-rata
demikian masyarakat menghadapi dua variabel Y untuk setiap perubahan variabel X
persoalan yaitu menenmpatkan individu- sebesar satu satuan. Perubahan ini
individu tersebut dan mendorong agara merupakan pertambahan bila b bertanda
mereka melaksanakan kewajiban dan positif dan penurunan bila b bertanda negatif.
haknya. Sehingga dari persamaan tersebut dapat
Pembagian tugas dalam hampir semua dijelaskan :
masyarakat menunjukkan sistem pembagian a) Konstanta sebesar 4,196 menyatakkan
tugas yang berbeda. Stratifikasi lambat laun bahwa jika tidak ada nilai startifikasi sosial,
terjadi, karena alokasi hak dan kekuasaan maka nilai pelayanan publik sebesar
yang jarang atau langka. Kelangkaan ini 4,196.
terasa apabila masyarakat mulai b) Koefisien regresi X sebesar 0,791
membedakan posisi, alat-alat kekuasaan dan menyatakan bahwa setiap penambahan 1
fungsi–fungsi yang ada dalam waktu yang nilai startifikasi sosial, maka nilai
sama. Jadi suatu kondisi yang mengandung pelayanan publik bertambah sebesar
perbedaan dan hak kesempatan diantara 0,791.
para anggota dapat menciptakan stratifikasi. Diperoleh nilai t hitung = 9,340 > t
Apabila pembagian hak dan kewajiban tidak tabel=3,179 dengan nilai signifikan 0,000 <
merata, maka yang akan terjadi adalah 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
kelangkaan yang menyangkut stratifikasi berarti ada pengaruh yang nyata (sgnifikan)
sosial di dalam masyarakat. variabel stratifikasi sosial (X) terhadap
variabel pelayanan publik.
B. METODE PENELITIAN 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Jenis penelitian yang digunakan pada stratifikasi sosial terhadap pelayanan
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif publik di Kantor Desa Kalosi
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini a. Perbedaan Ras dan Kebudayaan
adalah keseluruhan jumlah kepala keluarga Berdasarkan hasil uji summary
Desa Kalosi yang berjumlah 1.471 yang diperoleh nilai r adalah 0,502 dan r Square
terdiri dari dua dusun. Teknik pengambilan 0,502 X 100% = 50,2% (faktor perbedaan
sampel menggunakan rumus Slovin dengan ras dan kebudayaan), berdasarkan tabel
hasil 93,63 dibulatkan menjadi 94, model summary koefisien determinasi (r2)

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


109
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

atau r square = 50,2% berarti perbedaan Adanya kelangkaan dalam masyarakat


ras dan kebudayaan terhadap pelayanan menyangkut pembagian hak dan kewajiban
publik di Desa Kalosi Kecamatan Duapitue merupakan suatu hal yang tidak adil bagi
Kabupaten Sidenreng Rappang berada masyarakat, untuk mengetahui adanya
pada persentase 50,2%. Perbedaan ras kelangkaan dalam masyarakat meyangkut
dan kebudayaan merupakan perbedaan pembagian hak dan kewajiban terhdapa
yang menonjol dan dapat dilihat dari pelayanan publik di Desa Kalosi Kecamatan
masyarakat seperti perbedaan ras yang Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang
utama adalah warna kulit sedangkan berapa pada angka persentase 13%.
perbedaan kebudayaan dari adat ataupun
cara hidup masyarakat. Untuk mengetahui D. KESIMPULAN
perbedaan ras dan kebudayaan terhadap Beberapa kesimpulan yang dapat
pelayanan publik di Desa Kalosi ditarik dari penelitian ini adalah sebagai
Kecamatan Duapitue Kabupaten berikut.
Sidenreng Rappang berada pada angka 1. Dari hasil analisis olah data tabel
persentase 50.2% Stratifikasi sosial terhadap pelayanan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang publik di Kantor Desa Kalosi Kecamatan
pekerjaan Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang
Berdasarkan hasil uji summary memiliki pengaruh yang signifikan melihat
diperoleh nilai r adalah 0,192 dan r Square dari hasil olahan data pada tabel ANOVA.
0,192 X 100% =19,2% (faktor adanya Nilai t hitung = 9,340 > t tabel=3,179
spesialisasi dalam bidang pekerjaan), dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka
berdasarkan tabel model summary koefisien Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
determinasi (r2) atau r square=19,2% yang ada pengaruh yang nyata (signifikan)
berarti faktor adanya spesialisasi dalam variabel stratifikasi sosial (X) terhadap
bidang pekerjaan terhadap pelayanan publik variabel pelayanan publik (Y).
di Desa Kalosi Kecamatan Duapitue 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kabupaten Sidenreng Rappang berada pada stratifikasi sosial dilihat dari faktor yang
persentase 19,2%. Adanya spesifikasi dalam pertama perbedaan ras dan kebudayaan
bidang pekerjaan merupakan hal yang umum memiliki pengaruh sebesar 50,2%. Faktor
dari masyarakat karena dalam setiap yang kedua adanya spesialisasi dalam
golongan masyarakat ada bebrbagai keahlan bidang pekerjaan 19,2%. Faktor yang
dalam bidang pekerjaan masyarakat,seperti ketiga adanya kelangkaan dalam
ada yang berkeahlian dalam bertani, masyarakat menyangkut pembagian hak
berternak dan sebagainya.untuk mengetahui dan kewajiban 13%.
adanya spesifikasi dalam bidang pekerjaan
dalam pelayanan publik di Desa Kalosi E. REFERENSI
Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng Buku:
Rappang berada pada persentase 19,2%.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat Ahmad, J. 2015. Metode Penelitian
menyangkut pembagian hak dan Administrasi Publik: Teori dan
kewajiban Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media.
Berdasarkan hasil uji summary
diperoleh nilai r adalah 0,130 dan r Square B. Horton, Paul, & L Hunt, Chester. 1999.
0,130 X 100% = 13% (faktor adanya Sosiologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
kelangkaan dalam masyarakat menyangkut Cohen, Bruce.J. 1992. Sosiologi Suatu
pembagian hak dan kewajiban), berdasarkan Pengantar. Jakarta:Rineka Cipta.
tabel model summary koefisien determinasi
(r2) atau r square = 13% berarti faktor Denhardt, Robert B dan Denhardt, Janet V.
adanya kelangkaan dalam masyarakat 2013. Pelayanan Publik Baru Dari
menyangkut pembagian hak dan kewajiban Manajemen Steering ke Serving.
terhadap pelayanan publik di Desa Kalosi Perum Sidorejo Bumi Indah : Kreasi
Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng Wacana.
Rappang berada pada persentase 13%.

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


110
P-ISSN 2302-6960
e-ISSN 2716-1653

Maftuh, Bunyamin dan Yadi Ruyadi. 1996. Maryam, Siti, Zauhar, Soesilo, dan Saleh,
Sosiologi 2 untuk SMA. Bandung: Choirul. 2016. Strategi Perencanaan
Ganeca Exact. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik (Studi pada Pelayanan
Ratminto & Winarsih, Atik Septi . 2015. Administrasi Kependudukan di
Manajemen Pelayanan. Yogyakarta Kabupaten Sampang). Wacana
:pustaka pelajar.
Maunah, Binti. 2015. Stratifikasi Sosial dan
Pelras Christian. 2006. Manusia Bugis. Nalar Perjuangan Kelas Dalam Perspektif
bekerjasama dengan Forum Jakarta- Sosiologi Pendidikan. TA’ALLUM,Vol.
Paris, Ecole Francaise d’Extreme- 03, No. 01
Orient (EFEO).
Sanapiah Azis. 2000. Pelayanan yang
Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. 2011. berorientasi kepada kepuasan
Pengantar Sosiologi. Jakarta:Kencana masyarakat jurnal Administrasi
Prenada Media Group. NegaraVol 6 Nomor 1.
Soemardjan, Selo dan Soemardi, Siti Maryam, Soesilo Zauhar , Choirul Saleh.
Soelaeman. 1964. Setangkai Bunga 2016. Strategi Perencanaan
Sosiologi. Jakarta:Lembaga Penerbit Peningkatan Kualitas Pelayanan
Fakultas Ekonomi UI. Publik(Studi Pada Pelayanan
Administrasi Kependudukan Di
Soekanto, Soerjono & Sulistyowati, Budi. Kabupaten Sampa. Wacana–Vol. 19,
2015. Sosiologi Suatu Pengantar. No. 2.
Jakarta :Rajawali Pers.
Sitorus,Monang. 2009. Pengaruh Reliability,
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Responsiveness, Assurance,
Kuantitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. Empathy, dan Tangibles terhadap
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kualitas Pelayanan Publik (Stusi
Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi Kasus Kantor Pelayanan Terpadu
(Mixed Methods. Bandung:Alfabeta. Kota Dumai)

Soyomukti, Nurani. 2016. Pengantar Rukayat, Yayat. 2017. Kualitas Pelayanan


Sosiologi. Yogyakarta : Ar-rus Media. Publik Bidang Administrasi
Kependudukan Di Kecamatan
Zainuddin, 2017. Teori-Teori Mutakhir Dalam Pasirjambu Jurnal Ilmiah Magister
Perspektif Ilmu Administrasi Publik. Ilmu Administrasi (JIMIA) No.2 Tahun
Makassar:Phitanatama Media (Phinisi XI Juni 2017.
Utama Media).
Dokumen:
Jurnal: Q.S. Al-Hujurāt/49 : 13

Ali Al Humaidy, Mohammad. 2007. Analisis Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


Stratifikasi Sosial Sebagai Sumber tentang pelayanan publik
Konflik Antar Etnik di Kalimantan
Barat. KARSA,Vol. XII No. 2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003
Isnaini Muallidin. 2011. Kebijakan tentang pedoman umum
Reorganisasi Perizinan untuk penyelenggaraan pelayanan publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Publik di Kota Yogyakarta. Peneliti di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Lembaga Pengembangan Pendidikan, Tahun 2014 tentang Desa
Penelitian, dan Masyarakat (LP3M)
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

PRAJA| Volume 8| Nomor 2| Edisi Juni 2020


111

Anda mungkin juga menyukai