Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Ariska

Nim : 210701180

Resume buku :

 Judul : Sosiologi Hukum (Pemikiran Dan Aliran-Aliran Yang Mempengaruhi


Terbentuknya Sosiologi Hukum)
 Penulis : Drs. Munawir,SH.M.Hum.
 Penerbit : Lembaga Penerbitan Dan Pengembangan Ilmiah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negri, Ponorogo.
 Tahun Terbit : 2010
 Jumlah Halaman : 239 Halaman, 7 Bab

Istilah “Sosiologi Hukum” untuk pertama kalinya dipergunakan oleh seorang itali
yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Sosiologi hukum pada hakikatnya lahir dari hasil-
hasil pemikiran para ahli baik di bidang filsafat (hukum), ilmu hukum, maupun soiologi.
Hasil-hasil pemikiran tersebut tidak saja berasal dari individu, akan tetapi mungkin pula
berasal dari madzhab-madzhab yang mewakili sekelompok ahli-ahli pemikir yang pada garis
besarnya mempunyai pendapat yang tidak banyak berbeda.

A. Hasil Pemikiran Para Ahli Filsafat Hukum dan Ilmu Hukum

1. Mazhab Formalistis
Seorang tokoh dari mazhab formalistis adalah Hans Kelsen (1881) yang terkenal
dengan teori murni tentang hukum (pure theory of law). Kelsen menganggap suatu sistem
hukum sebagai suatu kaidah hukum tertentu, akan dapat dicari sumbernya pada kaidah
kaidah hukum yang lebih tinggi derajatnya yang disebut sebagai kaidah dasar atau
Grundnom. Jadi menurut Kelsen, setiap sistem hukum merupakan stufenbau daripada kaidah-
kaidah.
2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan
Seorang tokoh terkemuka di mazhab ini adalah Fridrich Karl Von Savigny (1779-
1861). Von Savigny berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari kesadaran
hukum masyarakat (Volksgeitst). Dia berpendapat bahwa hukum berasal dari adat istiadat
dan kepercayaan, dan bukan berasal dari pembentuk undang-undang.
3. Aliran Utilitarianism
Jeremy Bentham (1748-1832) adalah seorang ahli filsafat hukum. Dalam teorinya
tentang hukum, Bentham menggunakan salah satu prinsip dari aliran utilitarianism, yakni
bahwa manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaaan.
4. Aliran Sosiological Jurisprudence
Seorang ahli hukum dari Australia yaitu Euegn Ehrlich (1926-1922). Berdasarkan
hasil karyanya yang berjudul Fundamental Principles Of The Sociology Of Law. Ajaran
Ehrlich berpokok pada pembedaan antara hukum positif dengan hukum hidup (living law)
atau dengan perkataan lain suatu pembedaan antara kaidah-kaidah sosial lainnya.
5. Aliran Realisme Hukum
Aliran realisme hukum diperkasai oleh Kahl Lleweyllyn (1893-1962), Jerome frank
(1889-1957) dan Justice Oliver Wendell Holmes (1841-1935) ketiganya adalah orang
Amerika. Mereka terkenal dengan konsep radikal tentang proses peradilan dengan
menyatakan bahwa hakim-hakim tidak hanya menemukan hukum, akan tetapi bahkan
membentuk hukum.

B. Hasil-Hasil Pemikiran Para Sosiologi


1. Emile Durkheim (1858-1917)
Dia adalah seorang tokoh dari Perancis yang memperkembangkan sosiologi dengan
ajaran yang kalsik. Didalam teorinya tentang masyarakat, Durkheim menaruh perhatian yang
besar terhadap kaidah hukum yang dihubungkan dengan jenis solidaritas yang dijumpai
dalam masyarakat.
2. Max Weber (1864-1920)
Ajaran-ajaran Max Weber (seorang ilmuan dari Jerman), didalam menelaah obyeknya
Max mempergunakan metode logical formalism (formalism logis yang katanya, merupakan
metode yang dikembangkannya oleh peradaban lain. Dalam teori Max Weber tentang hukum
dikemukakan empat type idela dari hukum yaitu hukum irrasional dan material, hukum
irrasional dan formal, hukum rasional dan material, hukum irrasional dan formal.
C. Hukum Adat Di Indonesia Dan Sosiologi Hukum

Soepomo adalah salah satu sarjana hukum adat yang terkemuka di Indonesia. Ajaran-
ajaran soepomo yang banyak mengandung aspek-aspek sosiologi hukum terutama terhimpun
di dalam buku bab-bab tentang hukum adat, yang terbit beberapa saat setelah ia wafat.

Tentang sistem hukum adat, Soepomo menyatakan bahwa sistem tersebut didasarkan
pada suatu kebutuhan yang mendasarkan atas kesatuan alam fikiran. Untuk menyelami
sistem tersebut, maka seseorang harus menyelami dasar-dasar dalam fikiran yang hidup di
masyarakat Indonesia. Dan untuk itu harus diteliti susunan persekutuan –perseutuan hukum
dilapangan rakyat, seperti organisasi desa, negeri, hutan dan seterusnya.

Selanjutnya Soepomo berkata bahwa “Berlakunya suatu peraturan hukum adat adalah
tampak dalam putusan (penetapan) petugas hukum. Yang dimaksudkan dengan putusan
penetapan itu adalah perbuatan atau penolakan perbuatan (non action) dari pihak petugas
hukum dengan tujuan untuk memelihara atau menegakkan hukum.

Anda mungkin juga menyukai