Hukum Boyle
Hukum Boyle
TUJUAN PERCOBAAN
- Membuat dan mempraktikan alat yang dibuat sendiri sesuai dengan percobaan Boyle
- Membuktikan hukum Boyle, bahwa PV bernilai konstan
CARA PERHITUNGAN
V1 = Π. r2. t1 V4 = Π. r2. t4
= 3,14. (5 x 10-3)2. 0,87 = 3,14. (5 x 10-3)2. 0,973
= 6,8295 x10-5 m3 = 7,638 x10-5 m3
2
V2 = Π. r2. t2 V5 = Π. r . t5
= 3,14. (5 x 10-3)2. 0,918 = 3,14. (5 x 10-3)2. 0,988
= 7,2063 x10-5 m3 = 7,7554 x10-5 m3
V3 = Π. r2. t3
= 3,14. (5 x 10-3)2. 0,953
= 7,481 x10-5 m3
= 1,4642 x 10-4 m3
= 1,3876 x 10-4 m3
= 1,3367 x 10-4 m3
= 1,3092 x 10-4 m3
= 1,2894 x 10-4 m3
VI. PEMBAHASAN
Persamaan keadaan gas ideal: PV=nRT, dimana:
P = tekanan (Pa)
V= volum (m3)
n = jumlah mol (mol)
T = temperature (K)
Pada percobaan Boyle ini, n, R, dan T adalah konstan. Sehingga, P berbanding lurus dengan
1/V (P ~ 1/V).
P = nRT(1/V)
1/V P
1,4642 x 10-4 372,4
-4
1,3876 x 10 813,4
1,3367 x 10-4 1009
-4
1,3092 x 10 1156,4
1,2894 x 10-4 1274
Dari data di atas, dapat kita ketahui bahwa semakin besar harga , maka harga P pun akan
variable terikat.
Dari percobaan Boyle ini, didapatkan bahwa:
PV= konstan
VII. KESIMPULAN
Telah dibuktikan kebenaran hukum Boyle, bahwa PV= konstan
Hubungan antara tekanan dan volume pertama kali dicatat oleh ilmuwan amatir, Richard
Towneley dan Henry Power. Boyle mengkonfirmasi penelitian dan eksperimen mereka dan
menerbitkan hasilnya. Berdasarkan keterangan dari Robert Gunther dan otoritas lain, saat itu
adalah asisten Boyle, Robert Hooke, yang membuat peralatan eksperimen. Hukum Boyle
adalah berdasarkan dari eksperimen dengan udara, dimana ia mempertimbangkan adanya
partikel fluida di tengah mata air yang tidak terlihat. Saat itu, udara masih terlihat sebagai
satu dari empat elemen, tetapi Boyle tidak setuju. Minat Boyle kemungkinan adalah untuk
mengerti bahwa udara adalah bagian penting dalam hidup;[4] ia mempublikasikan sebagai
contoh pertumbuhan tumbuhan tanpa udara.[5] Fisikawan Perancis, Edme Mariotte (1620-
1684) juga menemukan hukum yang sama secara terpisah dengan Boyle tahun 1676, tetapi
Boyle telah mempublikasikan hukum tersebut tahun 1662. Jadi, hukum ini, kemungkinan,
secara tidak tepat, direferensikan juga merupakan hukum Mariotte, atau Hukum Boyle-
Mariotte. Kemudian, pada tahun 1687, di Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica,
Newton, menunjukkan, secara matematis, jika fluida elastis berisi sisa partikel, di tengah
kekuatan repulsif dengan proporsional terbalik kepada jaraknya, kepadatannya secara
proporsional langsung kepada tekanan,[6] tetapi risalah matematisnya bukan penjelasan secara
fisika terhadap hubungan pengamatan. Daripada teori statis, teori kinetis dibutuhkan, dimana
ditemukan oleh Maxwell dan Boltzmann.
Definisi
Hubungan dengan teori kinetis dan udara ideal
Hukum Boyle menyatakan bahwa "dalam suhu tetap" untuk massa yang sama, tekanan
absolut dan volume udara terbalik secara proporsional. Hukum ini juga bisa dinyatakan
sebagai: secara agak berbeda, produk dari tekanan absolut dan volume selalu konstan.
Kebanyakan udara berjalan seperti udara ideal saat tekanan dan suhu cukup. Teknologi pada
abad ke-17 tidak dapat memproduksi tekanan tinggi atau suhu rendah. Tetapi, hukum tidak
mungkin memiliki penyimpangan pada saat publikasi. Sebagai kemajuan dalam teknologi
membolehkan tekanan lebih tinggi dan suhu lebih rendah, penyimpangan dari sifat udara
ideal bisa tercatat, dan hubungan antara tekanan dan volume hanya bisa akurat, dijelaskan
sebagai teori udara sesungguhnya.[7] Penyimpangan ini disebut sebagai faktor kompresibilitas.
Robert Boyle (dan Edme Mariotte) menyatakan bahwa hukum tersebut berasal dari
eksperimen yang mereka lakukan. Hukum ini juga bisa berasal secara teori, berdasarkan
anggapan bahwa atom dan molekul dan asumsi tentang gerakan dan elastis sempurna (lihat
teori kinetis udara). Asumsi tersebut ditemukan dengan resisten hebat dalam komunitas
ilmiah positif saat itu, tetapi, saat mereka terlihat, merupakan konstruksi teoretis murni yang
tidak ada sedikit pun bukti pengamatan.
Pada tahun 1738, Daniel Bernoulli, mengembangkan teori Boyle menggunakan Hukum
Newton dengan aplikasi tingkat molekul. Ini tetap tidak digubris sampai kira-kira tahun 1845,
dimana John Waterston menerbitkan bangunan kertas dengan persepsi utama adalah teori
kinetis; tetap tidak digubris oleh Royal Society of England. Kemudian, James Prescott Joule,
Rudolf Clausius, dan Ludwig Boltzmann menerbitkan teori kinetis udara, dan menarik
perhatian teori Bernoulli dan Waterston.[8]
Debat antara proponen energetika dan atomisme mengantar Boltzmann untuk menulis buku
pada tahun 1898, dimana membuahkan kritik dan mengakibatkan ia bunuh diri pada tahun
1906.[8] Albert Einstein, pada tahun 1905, memperlihatkan bagaimana teori kinetis berlaku
kepada Gerakan Brown dengan partikel yang berisi fluida, dikonfirmasi tahun 1908 oleh Jean
Perrin.[8]
Persamaan
Persamaan matematis untuk Hukum Boyle adalah:
pV=k
dimana:
Selama suhu tetap konstan, jumlah energi yang sama memberikan sistem persis selama
operasi dan, secara teoritis, jumlah k akan tetap konstan. Akan tetapi, karena penyimpangan
tegak lurus diterapkanm, kemungkinan kekuatan probabilistik dari tabrakan dengan partikel
lain, seperti teori tabrakan, aplikasi kekuatan permukaan tidak mungkin konstan secara tak
terbatas, seperti jumlah k, tetapi akan mempunyai batas dimana perbedaan jumlah tersebut
terhadap a.
Kekuatan volume v dari kuantitas tetap udara naik, menetapkan udara dari suhu yang telah
diukur, tekanan p harus turun secara proporsional. Jika dikonversikan, menurunkan volume
udara sama dengan meninggikan tekanan.
Hukum Boyle biasa digunakan untuk memprediksi hasil pengenalan perubahan, dalam
volume dan tekanan saja, kepada keadaan yang sama dengan keadaan tetap udara. Sebelum
dan setelah volume dan tekanan tetap merupakan jumlah dari udara, dimana sebelum dan
sesudah suhu tetap (memanas dan mendingin bisa dibutuhkan untuk kondisi ini), memiliki
hubungan dengan persamaan:
P1V1=P2V2
Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Gay-Lusaac menghasilkan hukum kombinasi
udara. Tiga hukum udara tersebut berkombinasi dengan Hukum Avogadro dan disamaratakan
dengan hukum udara ideal.
Contoh penggunaan
1. Pergantian tekanan dalam penyuntik
2. Meniup balon
6. hukum boyle
7. Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa massa gas (jumlah mol)dan
temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah ternyata tekanan
yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga perkalian antara tekanan (P)
dan volume (V) , selalu mendekati konstan. Dengan demikian suatu kondisi bahwa
gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).
Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan ideal (gas
sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan dianggap identik
satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak swcara acak, bebas dan
merata serta memenuhi persamaan gerak Newton. Yang dimaksud gas sempurna
(ideal) dapat didefinisikan bahwa gas
yang perbangdingannya PV/nT nya dapat idefinisikan sama dengan R pada setiap
besar tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat sama
seperti gas sejati pada tekanan rendah.
Persaman gas sempurna :
P.V = n.R.T
Keterangan :
P : tekanan gas
V : volume gas
n : jumlah mol gas
T : temperatur mutlak ( Kelvin)
R : konstanta gas universal
(0,082liter.atm.mol-1.K-1)
8. Diposkan oleh mariska di 01
PERSAMAAN GAS IDEAL:
Hukum Boyle
Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa massa gas (jumlah mol)dan
temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah ternyata tekanan
yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga perkalian antara tekanan (P)
dan volume (V) , selalu mendekati konstan. Dengan demikian suatu kondisi bahwa
gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).
RUMUS:
P1V1 = selalu konstan
Atau, jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan volume awal,sedangkan P2 dan V2 adalah
tekanan dan volume akhir, maka :
RUMUS:
P1.V1 = P2.V2= konstan.
Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan ideal (gas
sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan dianggap identik
satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak swcara acak, bebas dan
merata serta memenuhi persamaan gerak Newton.
Yang dimaksud gas sempurna (ideal) dapat didefinisikan bahwa gas
yang perbangdingannya PV/nT nya dapat idefinisikan sama dengan R pada setiap
besar tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat sama
seperti gas sejati pada tekanan rendah.
Persaman Gas Ideal:
P.V = n.R.T
Keterangan :
P : tekanan gas
V : volume gas
n : jumlah mol gas
T : temperatur mutlak ( Kelvin)
R : konstanta gas universal
(0,082liter.atm.mol-1.K-1)
Mudah bukan penjelasan mengenai hukum boyle dan rumus persamaan gas
ideal. Semoga bermanfaat.