Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

3.5 Pemeriksaan Kekuatan Tekan Beton

Disusun oleh : Franski Indra Yoga (1907156371)


Praktikum : Zhenni Yosepha Saragih (1907110670)
Devi Verananda Dolok Saribu (1907110725)
Tomy Gunawan (1907110950)
Raisya Melfa Putri (1907112160)
Muhammad Alfarizi Adfan (1907112990)
Khansa Nabilla Putri Andhyf (1907113385)
Chandy (1907113485)
Muhamad Irsyad (1907124141)
Franski Indra Yoga (1907156371)

3.5.1 Standar Referensi


1. SNI 03-1974-2011 : Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder
2. ASTM C 39-03 : Standard Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens

3.5.2 Tujuan Percobaan


Mentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dan dirawat
(cured) di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban
terhadap luas penampang beton.

3.5.3 Dasar Teori


Menurut SNI 03-1974-1990 kekuatan tekan beton adalah besarnya beban
persatuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan
gaya tekan tertentu, yang dihasilkan dari mesin tekan. Kuat tekan beton
mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan
struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.
Beton disusun dari bahan-bahan utama yaitu semen, agregat dan air serta bahan
tambahan lainnya untuk sifat yang menguntungkan dalam pelaksanaan kontruksi.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Pembuatan beton sebagai bahan pendukung bangunan sangat bergantung
pada banyak faktor, tidak hanya pemilihan bahan tetapi juga proses
pelaksanaanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton antara lain :
a) Faktor air semen
Untuk campuran beton pada umumnya dihitung berdasarkan nilai
perbandingan antara berat air dan berat semen Portland pada campuran adukan,
dan pada Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971) dikenal dengan istilah faktor air
semen (FAS), sedangkan peraturan pengganti (SNI 03-2847-2002) disebut rasio
air semen yang disingkat dengan RAS, atau water cement ratio (wer). Pada
umumnya makin besar nilai FAS, makin besar pula jumlah air yang digunakan
pada campuran beton, berarti adukan beton makin encer dan mutu beton akan
makin turun/rendah, sebaliknya makin kecil nilai FAS, makin tinggi kuat tekan
beton yang dihasilkan. Namun ada batas-batas dalam hal ini. Nilai FAS yang
rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam
pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan mutu beton
menurun.
b) Umur Beton
Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada
umur 28 hari. Faktor kekuatan bisa diinterpolasikan pada umur 3 hari, 7 hari, 14
hari, 21 hari dan 28 hari. Dimana apabila beton tersebut diuji pada umur 3 hari
bisa diinterpolasikan dengan cara kuat tekan beton dibagi dengan 0,46, pada 7 hari
dibagi 0,7, pada umur 14 hari dibagi 0,88, pada umur 21 hari dibagi 0,9 dan pada
umur 28 hari beton mencapai kuat tekan karakteristik rencananya yaitu dibagi 1.
c) Proses dan pelaksanaan campuran
Dalam membuat beton yang berkualitas baik, tidak hanya dengan
mencampurkan bahan-bahan dasarnya hingga membentuk suatu benda padat.
Namun, perlu diperhatikan juga perhitungan untuk memperoleh adukan beton
yang baik dan sesuai dengan mutu yang diinginkan. Dalam proses dan
pelaksanaan campuran harus dikerjakan dengan hati-hati. Karena apabila agregat
air dan semen tidak menyatu dengan sempurna akan mengakibatkan kekuatan
tekan beton beton menurun.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

d) Sifat agregat
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Adapun
sifat-sifat agregat yang perlu diperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat,
berat jenis, gradasi agregat, modulus kehaluasan, kekekalan agregat, kekasaran
dan kekerasan agregat. Agregat yang digunakan dalam beton berfungsi sebagai
bahan pengisi, sehingga agregat memberikan kontribusi terhadap kekuatan tekan
beton.
e) Jenis semen
jenis semen sangat berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Maka jenis
semen yang digunakan mengacu pada tempat dimana struktur bangunan yang
menggunakan material beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan
apakah pada saat proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yang tinggi
atau normal.
f) Perawatan
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu
paska pembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan
beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini
berupa pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton
yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi.
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada
benda uji silinder beton (diameter 150 mm, tinggi 300 mm) sampai hancur. Untuk
pengujian kuat tekan beton, benda uji berupa silinder beton berdiameter 15 cm
dan tingginya 30 cm ditekan dengan beban P sampai runtuh. Karena ada beban
tekan P, maka terjadi tegangan tekan pada beton sebesar beban (P) dibagi dengan
luas penampang beton (A), sehingga dirumuskan : P/A (kg/cm2)
P = besar beban tekan, (kg)
A   = luas penampang beton, (cm2)

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

3.5.4 Peralatan
1. Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat beton sebelum pengujian
kekuatan tekan dilakukan. Timbangan yang digunakan dalam pengujian adalah
timbangan yang memiliki ketelitian 0,02 gram dan dapat menimbang berat
maksimum 150 kg.

Gambar 3.5.1 Timbangan ketelitian 0,02

2. Mesin uji kuat tekan


Mesin uji kuat tekan ini digunakan untuk menguji kekuatan tekan beton.
Mesin ini akan mengukur seberapa kuat tekan beton pada beton tersebut.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

Gambar 3.5.2 Mesin uji tekan

3. Pelat baja
Pelat yang digunakan dalam uji kekuatan tekan ini berfungsi sebagai
pemerata antara permukaan penekan mesin uji dengan permukaan atas dan bawah
beton. Walaupun permukaan atas dan bawah sudah didisain sedemikian rata
namun akan lebih akurat dan merata lagi jika permukaan atas dan bawah beton
tersebut dilapisi dengan pelat.

Gambar 3.5.3 pelat baja

4. Alat Capping

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Alat Capping ini digunakan sebagai wadah tempat belerang yang sudah cair
dimana diatas belerang itu akan diletakkan beton yang berbentuk silinder.
Pemberian belerang di bagian permukaan atas beton bertujuan untuk meratakan
permukaan beton.

Gambar 3.5.4 capping


3.5.5 Bahan Uji
Silinder beton yang digunakan sebagai bahan uji yaitu beton yang telah
direndam selama 28 hari kemudian dilap dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah
beton berada pada kondisi normal barulah dilakukan pengujian kuat tekan.
Gambar 3.5.5 benda uji (beton silinder)

3.5.6 Prosedur Praktikum

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
1) Mengambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam/pematangan (curring), kemudian bersihkan dari kotoran yang
menempel dengan kain lap.
2) Meletakkan benda uji ditempat yang kering selama ±24 jam.
3) Melakukan capping pada bagian atas benda uji.
4) Menimbang benda uji
5) Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
6) Melapisi benda uji dengan pelat dibagian atasnya.
7) Menjalankan mesin tekan, tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan
kecepatan berkisar 2 s/d 4 kg/cm2 per detik
8) Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

3.5.7 Perhitungan

P
Kekuatan tekan beton = (MPa2)
A
Keterangan:
P = Beban maksimum(KN)
A = Luas penampang(mm2)
Diketahui
Diameter (D) = 150 mm
Tinggi (L) = 300 mm
300
L/D= =2
150
Faktor koreksi = 1,00
1 KN = 1000 kg m/s2 = 1000 N
1
A = π d2
4

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
1
= x 3,14 x 1502
4
= 17662,5 mm2

a. Beton silinder I
Diketahu = P = 415 kN = 415000 N
A = 17662,5 mm2
P
F’c =
A
415000
= 17662,5

= 23,496 MPa
F' c
Fk = x faktor koreksi L/D
0,83
23,496
= x 1,00
0,83
= 28,308 N/mm2
b. Beton silinder II
Diketahui = P = 490 kN = 490000 N
A = 17662,5 mm2
P
F’c =
A
490000
=
17662,5
= 27,732 MPa
F' c
Fk = x faktor koreksi L/D
0,83
27,732
= x 1,00
0,83
= 33,412 N/mm2

c. Beton silinder III

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Diketahui = P = 470 kN = 470000 kN
A = 176682,5 mm2
P
F’c =
A
470000
= 17662,5

= 26,610 MPa
F' c
Fk = x faktor koreksi L/D
0,83
26 , 610
= x 1,00
0,83
= 32,060 N/mm2

28,308+33,412+ 32,060 93,78


Kuat tekan rata-rata = =
3 3
= 31,26 MPa

3.3.8 Pengamatan
Benda uji yang dipakai pada praktikum ini ialah beton beton silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.sudah direndam didalam air (curring)
selama 28 hari yang untuk perawatan yang bertujuan untuk menjaga supaya
betontidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga
kelembapan dan suhu beton, dan juga memastikan reaksi hidrasi senyawa semen
termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlansung secara optimal
sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai. Setela 28 hari beton
dikeluarkan dari bak perendaman dan diletakkan di tempat kering selama ± 24jam
supaya beton dalam kondisi SSD.

Sebelum melakukkan pengujiaan terlebih dahulu, permukaan tekan benda uji


silinder harus diratakan dan dibersihkan terlebih dahulu agar tegangan terbagi
secara merata, pemerataan permukaan tekan benda uji dapat dilakukkan dengan
cara (capping) yaitu melelehkan mortar belerang kemudian meletakkan beleramg

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
yang sudah meleleh tersebut ke dalam pot peleleh (melting pot) yang sudah
dilapisi dengan oli bekas kemudian, meletakkan benda uji tegak lurus pada
cetakan pelapis sampai mortar belerang yang tadinya cair menjadi keras. Ketika
melepaskan benda uji dari cetakan pelapis, tepi-tepi cetakan di pukul-pukul agar
dapat melepaskan benda uji dari cetakan.

Setelah benda uji selesai di capping kekutan benda ujipun dapat diukur
menggunakan mesin uji kekuatan beton dengan kapasitas 2000KN. Mesin ini
melakukkan pembebanan sampai benda uji hancur atau retak dan jarum pada
mesin tersebut akan menunjukan berapa kekuatan maksimal dari benda uji dengan
satuan berupa (KN).

3.5.9 Analisa
Beton adalah bahan utama dalam pembuatan bangunan. Pengujian kuat
tekan beton ini bertujuan untuk mencari nilai kuat tekan beton. Apabila kuat tekan
beton yang di hasilkan tinggi bearti beton biasa digunakan untuk membuat sebuah
bangun tapi apa bila kuat tekan beton rendah bearti ada kesalah dalam
pencampuran bahan-bahan pembuatan beton.
Pada pengujian beton pertama diperoleh beban maksimum sebesar 415 KN
dengan menggunakan rumus kuat tekan beton diperoleh kuat tekannya sebesar
23,496 MPa. Pada pengujian beton kedua diperoleh beban maksimum sebesar 480
KN dan diperoleh kuat tekan beton kedua sebesar 33,412 MPa. Pada beton ketiga
diperoleh beban maksimum sebesar 470 KN dan diperoleh kuat tekan beton sama
dengan 32,060 MPa. Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kuat
tekan beton silinder yang diuji hampir mendekati kuat tekan beton yang sudah
direncanakan.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Penyebab dari tidak tercapainya mutu beton yang diinginkan karena
banyaknya pori-pori pada beton yang mengakibatkan terjadinya penguapan air
dan pemuaian material pengisi beton. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dalam
pelaksanaan dan pengecoran seperti faktor air semen yang berpengaruh pada
lekatan antara pasta semen dengan agregat, dan kurang padatnya beton yang
dibuat karena dalam pembuatannya terjadi kesalahan seperti saat memasukkan
pasta ke dalam mold. Semakin tinggi tingkat kepadatan pada beton maka semakin
besar kuat tekan atau mutu beton, sebaliknya semakin besar porositas beton, maka
kekuatan beton akan semakin kecil. Jadi pori –pori yang besar pada benda uji
sangat berpengaruh pada kekuatan beton yang dibuat dan hal ini yang membuat
beton yang diuji tidak mencapai mutu beton atau kuat beton yang direncanakan

3.5.9 Kesimpulan
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kuat tekan beton, yaitu faktor air
semen, umur beton, proses dan pelaksanaan campuran, sifat agregat, jenis semen,
perawatan, dan faktor koreksi rasio panjang dan diameter. Maka untuk mencapai
kuat tekan seusai perencanaan maka faktor faktor tersebut harus di perhatikan.
Kualitas agregat merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas
beton karena agregat merupakan penyusun terbanyak dari volume beton. Agregat
tidak hanya membatasi kekuatan beton, tetapi sifat-sifat agregat juga dapat
mempengaruhi ketahanan dan perilaku beton.
Pemeriksaan tekanan beton dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan
dengan prosedur yang benar. Kuat tekan beton merupakan besarnya beban per
satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Semakin tinggi kuat tekan beton
makan makin bagus mutu beton tersebut.
Setelah di hitung dan di rata-ratakan bahwa kuat tekan beton dari ketiga
beton tersebut adalah 31,26 N/m m2 . Kuat tekan rata-rata hanya boleh berkurang
atau berlebih 10%. Jadi dapat di simpulkan bahwa hasil uji kuat tekan beton sudah
sesuai dengan kuat tekan beton yang di rencanakan.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Grafik 3.5.2 Faktor korelasi rasio L/D

1.05 FAKTOR KORELASI KUAT TEKAN


1

0.95

0.9

0.85

0.8
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2

Sumber : SNI 03-1974-1990

Tabel 3.5.2 faktor koreksi rasio panjang (L) dengan diameter (D)

L/D 2,00 1,75 1,50 1,25 1,00


Faktor
1,00 0,98 0,96 0,93 0,87

Sumber : SNI 03-1974-1990

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON
Kuat Kuat
Umur Bera
Benda Luas Tekan Tekan
No Tanggal (Hari t
Uji Penampan Beton Krasteristi
) (Kg)
g P k
10/6/201 Silinde 12,6 41500 23,49 28,308
1 28
9 r 2 17662,5 0 6

10/6/201 Silinde 12,5 49000 27,73 33,412


2 28
9 r 0 17662,5 0 2

10/6/201 Silinde 12,7 47000 26,61 32,060


3 28
9 r 8 17662,5 0 0

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019
Tabel 3.5.2 Perhitungan Data Pemeriksaan Kekuatan Tekan BetoSumber :
Perhitungan Hasil Pelaksanaan Pratikum

Pemeriksaan kekuatan kuat tekan beton

1. Mengambil benda uji dari 2. Memasukkan beton secara


bak dan meletakkan benda tegak lurus ke dalam
uji di tempat yang kering capping.
selama± 24jam.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

DAFTAR PUSTAKA
ASTM C 39-03: Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical
Concrete Specimens.

SNI 03-1974-1990: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Jakarta: BSN.

4. Meletakkan
Kelompok beton beserta
Laboratorium 3. Memasukkan
Teknologi Bahan. 2019. Pengujian Beratbeton secara
Isi Agregat.
plat secara
Pedoman sentris Praktikum.
Pelaksanaan di Pekanbaru.tegak
Tekniklurus ke dalam
Sipil UNRI.
tengah mesin. Kemudian capping yang berisi
menyalakan mesin dan belerang cair
tunngu sampai beton
hancur dan mencatat
hasilnya.

Kelompok 5 Kelas B
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN | 2019

Kelompok 5 Kelas B

Anda mungkin juga menyukai