Anda di halaman 1dari 21

PENYALURAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

DI MAN 2 BONE

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Fakultas Tarbiyah,

Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI),

Kelompok 2, Semester V

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

RENI FADILLAH

NIM 862312019035

INA FEBRIANTI

NIM 862312019027

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

FAKULTAS TARBIYAH

WATAMPONE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga laporan hasil observasi yang berjudul “Penyaluran Sarana

dan Prasarana Pendidikan" dapat tersusun hingga selesai, dan harapan kami

semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca. Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

pembuatan laporan ini, karena berkat kerja samanya, sehingga laporan ini dapat

terselesaikan sesuai apa yang diharapkan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki,

kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan laporan ini.

Bone, 28 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Konteks Penelitian 1

B. Fokus Penelitian 3

C. Tujuan Penelitian 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Konsep penyaluran sarana dan prasarana pendidikan 4

B. Proses penyaluran sarana dan prasarana pendidikan 5

C. Jalur pengiriman sarana dan prasarana pendidikan 6

D. Pengendalian penyaluran sarana dan prasarana pendidikan 7

BAB III HASIL PENELITIAN 8

A. Paparan Data 8

B. Analisis Data 10

1. Strengths (Kekuatan) 10

2. Weaknesses (Kelemahan) 11
3. Opportunities (Peluang) 11

4. Threats (Ancaman) 11

BAB IV PENUTUP 12

A. Simpulan 12

B. Saran 13

DAFTAR RUJUKAN 14
Lampiran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana

mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan

efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,

proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan,

pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan penataan.

Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran

dan efektif dalam penggunaannya.1

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan masukan instrumental yang

kehadirannya diperlukan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Jika proses

pendidikan diharapkan dapat berlangsung dengan kualitas tertentu, secara tidak

langsung menuntut pemenuhan standar dan kualifikasi sarana prasarana

pendidikan yang diperlukan untuk itu. Untuk terlaksananya sistem pembelajaran

di sekolah secara maksimal diperlukan standar kelengkapan dan kualitas sarana

prasarana pendidikan yang menjadi persyaratan bagi setiap lembaga pada dasar

dan menengah. Standar kecukupan dan kualifikasi sarana prasarana pendidikan


dapat dilihat dari letak bangunan sekolah secara geografis dan sosial

kemasyarakatan, ketersediaan ruang (kelas, kantor, perpustakaan, laboratorium,

bengkel), ketersediaan fasilitas belajar (buku, media), ketersedian bahan-bahan

praktek, dan sebagainya.2

1
Muhammad Kristiawan, Dian Safitri dan Rena Lestari, Manajemen Pendidikan (Cet. I;
Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 10.
2
Anwar Sewang, Manajemen Pendidikan (Cet. I; Malang: Wineka Media, 2015), h. 57.

1
2

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot

yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Prasarana

pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung

menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan pada pengertian

tersebut terdapat pada sifatnya. Sarana bersifat langsung, dan prasarana bersifat

tidak langsung dalam menunjang proses pendidikan.3

Di dalam Sarana pendidikan, yang paling utama adalah buku baik buku

pelajaran maupun buku bacaan atau buku perpustakaan (semua buku yang bernilai

positif untuk pendidikan atau sekolah) adalah salah satu sarana pendidikan yang

sangat penting untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa. Untuk

mencapai tujuan tersebut, pemerintah dari dahulu hingga kini telah banyak

mengadakan penerbitan, pembelian dan sekaligus penyaluran buku-buku, baik

buku pelajaran maupun buku perpustakaan, terutama buku-buku untuk SD/MI,

SMP/MTs, SMU/SMK/MA.

Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan sarana,

prasarana dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada

instansi yang lain. Menurut Martin (2016:48) Dalam hal ini ada dua pihak yang

terlibat yaitu pihak sumber atau pihak pusat yakni dari mana sarana dan prasarana

disalurkan dan berasal. Dan selanjutnya dari pihak penerima yaitu kepada siapa
pengiriman sarana dan prasarana ditujukan dalam hal ini adalah diajukan kepada

pihak sekolah. Seringkali tidak hanya ada dua pihak melainkan ada pihak ketiga

yaitu, yang berperan sebagai penyalur atau ekspeditur (orang yang kerjaannya

3
Mohammad Thoha, Manajemen Pendidikan Islam: Konseptual Dan Operasional
(Surabaya: Buku Pustaka Radja, 2016), h.64.
3

menyuruh orang lain untuk menyelenggarakan) yang juga berperan sebagai pihak

penerima, dan ada kalanya atas namanya sendiri. 4

Oleh karena itu, apabila penyaluran sarana dan prasarana berjalan dengan

baik maka akan memberikan dampak yang baik pula bagi kualitas pendidikan. Hal

ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih mendalam. Maka dari itu, kami berusaha

mengkaji tentang ”Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan di MAN 2

BONE”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian adalah

Penyaluran Sarana dan Prasarana di MAN 2 Bone. Adapun sub masalah sebagai

berikut:

1. Apa konsep penyaluran sarana dan prasarana pendidikan ?

2. Bagaimana proses penyaluran sarana dan prasarana pendidikan?

3. Bagaimana jalur pengiriman sarana dan prasarana pendidikan?

4. Bagaimana pengendalian penyaluran sarana dan prasarana pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui konsep penyaluran sarana dan prasarana pendidikan.

2. Untuk mengetahui proses penyaluran sarana dan prasarana pendidikan.


3. Untuk mengetahui jalur pengiriman sarana dan prasarana pendidikan.

4. Untuk mengetahui pengendalian penyaluran sarana dan prasarana

pendidikan.

4
Oki Dermawan, Manajemen Fasilitas Pendidikan (Cet. I; Jakarta Timur: Edu Pustaka,
2020), h. 15-16.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Di dalam Sarana pendidikan, yang paling utama adalah buku baik buku

pelajaran maupun buku bacaan atau buku perpustakaan (semua buku yang bernilai

positif untuk pendidikan atau sekolah) adalah salah satu sarana pendidikan yang

sangat penting untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa. Untuk

mencapai tujuan tersebut, pemerintah dari dahulu hingga kini telah banyak

mengadakan penerbitan, pembelian dan sekaligus penyaluran buku-buku, baik

buku pelajaran maupun buku perpustakaan, terutama buku-buku untuk SD/MI,

SMP/MTs, SMU/SMK/MA.

Menurut Martin (2016:47) Program pengadaan buku tersebut mencakup

kegiatan pencetakan dan penyalurannya sampai ke sekolah-sekolah pengguna

buku tersebut. Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan

sarana, prasarana dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu

kepada instansi yang lain. Menurut Martin (2016:48) Dalam hal ini ada dua pihak

yang terlibat yaitu pihak sumber atau pihak pusat yakni dari mana sarana dan

prasarana disalurkan dan berasal. Dan selanjutnya dari pihak penerima yaitu
kepada siapa pengiriman sarana dan prasarana ditujukan dalam hal ini adalah

diajukan kepada pihak sekolah. Seringkali tidak hanya ada dua pihak melainkan

ada pihak ketiga yaitu, yang berperan sebagai penyalur atau ekspeditur (orang

yang kerjaannya menyuruh orang lain untuk menyelenggarakan) yang juga

berperan sebagai pihak penerima, dan ada kalanya atas namanya sendiri. Dalam

4
5

hal ini pihak sumber dan pihak penerima sangat penting dalam kegiatan

penyaluran.5

B. Proses Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyaluran sarana dan prasarana pendidikan meliputi tiga kegiatan pokok

yaitu penyusunan alokasi, pengiriman dan penyaluran. Jika dilihat dari perspektif

manajemen, maka penyaluran terbagi atas tiga kegiatan yaitu perencanaan

penyaluran, pelaksanaan pengiriman dan monitoring penyaluran. Penyusunan

alokasi dan penyerahan merupakan tanggung jawab pihak sumber atau yang

berkepentingan. Sedangkan pengiriman merupakan tanggung jawab pihak

penyalur (pihak ketiga).

Pekerjaan perencanaan penyaluran meliputi penyusunan rencana kerja dan

syarat-syarat (RKS) yang memuat persyaratan umum, persyaratan administrasi,

persyaratan teknis dan lain-lain. Dalam persyaratan teknis itulah sistem alokasi,

nama dan jumlah sarana, termasuk tata cara penerimaannya dicantumkan. Jika

penyalur bertanggung jawab atas pengemasan, maka tata cara pengemasan harus

pula dicantumkan.

Pekerjaan pelaksanaan penyaluran (pengiriman) mulai dilakukan apabila

pihak ketiga telah dilibatkan, misalnya setelah pemasangan pengumuman tentang

akan adanya pelelangan atau setelah penunjukan. Pada tahap ini yang menjadi
tanggung jawab pihak pertama adalah menemukan pelaksana penyaluran

(ekspeditur) yang dapat bekerja dengan baik.

Sedangkan pengawasan penyaluran dilaksanakan sejak awal perencanaan

penyaluran mulai dari penyusunan alokasi sampai serah terima sarana yaitu

penyusunan alokasi itu sendiri, alamat penerima, jumlah sarana yang akan

5
Oki Dermawan, Manajemen Fasilitas Pendidikan, h. 15-16.
6

dikirim, jadwal pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan,

pembongkaran, penerimaan dan pelaporan.6

C. Jalur Pengiriman Sarana dan Prasarana Pendidikan

Di lingkungan kementerian pendidikan dan kebudayaan terdapat banyak

proyek pengadaan sarana dan prasarana, sekaligus penyalurannya seperti proyek

pembinaan pendidikan dasar (PPPD), proyek buku terpadu (PBT) proyek

pembinaan moral pancasila (PPMP), dan yang lainnya. Sasaran penyebaran sarana

dan prasarana tersebut adalah semua lembaga pendidikan negeri dan swasta di

seluruh pelosok tanah air, baik yang berdomisili di kota- kota maupun di wilayah

pedesaan terpencil. Penyaluran yang meliputi perencanaan dan distribusi terjadi

antara satu proyek dengan proyek lainnya. Efektivitas dan efisiensi

pelaksanaannya juga beda-beda. Dinyatakan efektif apabila penyaluran sarana

yang dilakukan, sampai kepada pemakai dengan keadaan utuh. Benar jumlahnya,

tepat waktunya, dan wajar biayanya.

Ada dua jalur dasar pengiriman yaitu pengiriman langsung dan pengiriman

tidak langsung. Pengiriman langsung berarti sarana dari proyek langsung dikirim

ke pemakai, misalnya dari proyek langsung dikirim ke SD, SMP, dan SMA di

seluruh pelosok tanah air. Pengiriman tidak langsung adalah pengiriman

sarananya tersebut belum sampai ke sekolah atau pemakai mampir terlebih dahulu
di beberapa terminal, misalnya mampir di kantor wilayah atau dinas pendidikan

provinsi, kandepdikbud kab-kota/dinas pendidikan kabupaten-kota, dan di

kandepdikbud cam/kasi pendidikan dasar/UPTD.7

6
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya (Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 48-49.
7
Oki Dermawan, Manajemen Fasilitas Pendidikan, h. 17-18.
7

D. Pengendalian Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk memperlancar pelaksanaan pengiriman sarana dan prasarana hasil

proyek di lingkungan kementerian pendidikan dan kebudayaan dan agar

terciptanya koordinasi yang lebih baik, menteri pendidikan dan kebudayaan

dengan surat keputusan nomor 011/p/1985 tanggal 9 januari 1985 telah

membentuk tim pengendali pengiriman sarana dan prasarana tingkat pusat yang

bertugas mengkoordinasikan pengiriman sarana dan menyiapkan sarana sarana

kepada pimpinan kementrian tentang penyempurnaan pengiriman sarana.

Data yang disampaikan proyek kepada tim pengendali adalah meliputi:

data jenis sarana yang dikirim jumlahnya, biaya pengiriman, alokasinya, waktu

pengiriman, nama dan alamat lengkap ekspeditur pelaksana pengiriman sarana.

Proyek juga harus melaporkan perkembangan pelaksanaan pengiriman sarana

berikut dengan alternatif pemecahan yang ditempuh dalam menanggulangi

masalah dan hambatan yang timbul. Laporan proyek tersebut dan perkembangan

pelaksanaan pengiriman sarana yang sedang berjalan dilaporkan secara periodic

kepada tim pengendali yang dalam hal ini adalah ketua hariannya yaitu kepala

biro perlengkapan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Sementara anggota Tim pengendali adalah semua pimpinan proyek.8

8
Dian Saputra, “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Mts Yayasan
Madrasah Pendidikan Islam (YMPI) Pekon Putihdoh Kec.Cukuh Balak Tanggamus” (Skripsi
Sarjana S1, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020), h. 50-51.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian kami yaitu Penyaluran

Sarana dan Prasarana Pendidikan yang dilaksanakan di MAN 2 BONE pada hari

Senin, 25 Oktober 2021.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Wakamad bidang sarana dan

prasarana MAN 2 Bone mengatakan


“Penyaluran sarana dan prasarana dimulai dari pengusulannya, misalnya
ada sarana yang dibutuhkan maka akan dilaporkan dulu ke Wakamad sarana dan
prasarana, setelah itu Wakamad sarana dan prasarana melaporkan lagi ke Kepala
Madrasah apa-apa yang mendesak atau dibutuhkan karena tidak semuanya bisa
terpenuhi, karena harus ada dana yang mencukupi”.9
Proses penyaluran sarana dan prasarana di MAN 2 BONE telah

dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah

terutama dalam penyediaan dana. Penyaluran sarana dan prasarana ini diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan siswa maupun pendidik dalam menunjang proses

pembelajaran. Dalam membentuk penyusunan alokasi sarana dan prasarana harus

dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Penyusunan alokasi ini merupakan

tanggung jawab dari pihak yang berkepentingan atau pihak sekolah. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Ibu Wakamad bidang sarana dan prasarana MAN 2 Bone

mengatakan
“Dalam penyusunan alokasi sarana dan prasarana itu direncanakan terlebih
dahulu, misalnya di laboratorium kebutuhan apa yang diperlukan, kalau bangunan
atau sarananya kurang nanti akan diusulkan dan kalau sudah disetujui baru
diproses”.10

9
Sudarmi, Wakamad bidang Sarana dan Prasarana MAN 2 BONE, Wawancara oleh
penulis, di Jln. Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.
10
Sudarmi, Wakamad bidang Sarana dan Prasarana MAN 2 BONE, Wawancara oleh
penulis, di Jln. Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.

8
9

Oleh karena itu dalam penyaluran sarana dan prasarana sudah ada personil

yang memiliki tugas yang berbeda-beda, seperti dalam hal mengawasi dan

mengontrol penyaluran sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar dapat

memudahkan koordinasi antara semua personil yang terlibat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Ibu Wakamad bidang sarana dan prasarana MAN 2 Bone

mengatakan “Yang berperan dalam mengawasi atau mengontrol penyaluran

sarana dan prasarana sekolah adalah Saya, jadi Kepala Madrasah bersama-sama

dengan Wakamad”.11

Dan dalam wawancara dengan Pak Irfan Asnur selaku pengelola SIMAK

BMN di MAN 2 Bone mengatakan


“Dalam penyalurannya itu dimulai dari perencanaan, ada yang dikatakan
pengelola, pengelola itu berupa kuasa pengguna anggaran atau kepala sekolah,
kemudian pejabat pembuat komitmen, baru ke bendahara pengeluaran, PPABP,
Penanggung jawab SAI dan pengantar SPM, lalu ke pengelola SIMAK BMN
untuk dilaporkan. Jadi sebelum disalurkan dikerja dulu pelaporannya lalu diberi
nomor, dilapor, setelah itu di distribusikan”.12
Dari adanya pembagian kerja dalam bidang sarana dan prasarana di MAN

2 Bone sudah menandakan adanya koordinasi yang baik antar stakeholder.

Koordinasi ini penting agar terjadi keselarasan dan keseimbangan antara

pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai satu dengan yang lainnya di dalam bidang

sarana dan prasarana tersebut.

Dalam melakukan penyaluran sarana dan prasarana terdiri dari 2 jalur


pengiriman yaitu pengiriman langsung dan pengiriman tidak langsung. Di MAN 2

Bone dalam melakukan penyaluran sarana dan prasarana menggunakan

pengiriman langsung. Seperti hasil wawancara Kami dengan Ibu Wakamad

bidang sarana dan prasarana MAN 2 Bone mengatakan “Jadi kalau ada

11
Sudarmi, Wakamad bidang Sarana dan Prasarana MAN 2 BONE, Wawancara oleh
penulis, di Jln. Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.
12
Irfan Asnur, Pengelola SIMAK BMN MAN 2 BONE, Wawancara oleh penulis, di Jln.
Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.
10

penyaluran sarana dan prasarana langsung datang ke sekolah, tidak disimpan atau

singgah di beberapa tempat karena harus diketahui semua”.13 Pengiriman

langsung yang dimaksud di sini adalah sarana dan prasarana yang disalurkan

langsung dikirim ke penerima tanpa melewati satu atau lebih titik perantara.

Adapun yang menjadi hambatan dalam penyaluran sarana dan prasarana

berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Wakamad bidang sarana dan prasarana

MAN 2 Bone mengatakan “Pegawai yang ada masih terbatas, jadi apabila ada

barang yang datang dalam jumlah yang banyak, akan dipanggil bagian lain untuk

membantu”.14 Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa masih ada

hambatan yang dihadapi dalam penyaluran sarana dan prasarana di MAN 2 Bone

walaupun ada hambatan semuanya bisa diatasi karena ada koordinasi yang baik

antara seluruh stakeholder yang terlibat. Dalam penyaluran sarana dan prasarana

harus disesuaikan juga dengan kondisi geografis dan iklim daerah yang dituju

karena apabila iklim daerah tersebut tidak mendukung akan menghambat proses

penyaluran sarana dan prasarana dapat sampai tepat waktu.

B. Analisis Data

1. Strengths (Kekuatan)

a. Adanya koordinasi yang baik antara seluruh stakeholder dalam

melakukan penyaluran sarana dan prasarana.


b. Wakamad bidang sarana dan prasarana memiliki keterampilan yang

cukup baik dalam mengontrol seluruh stakeholder yang terlibat dalam

bidang sarana dan prasarana.

13
Sudarmi, Wakamad bidang Sarana dan Prasarana MAN 2 BONE, Wawancara oleh
penulis, di Jln. Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.
14
Sudarmi, Wakamad bidang Sarana dan Prasarana MAN 2 BONE, Wawancara oleh
penulis, di Jln. Yos Sudarso, 25 Oktober 2021.
11

c. Jalur pengiriman dalam penyaluran sarana dan prasarana di MAN 2 Bone

menggunakan pengiriman langsung sehingga waktu pengiriman lebih

cepat.

2. Weaknesses (Kelemahan)

a. Pegawai masih terbatas sehingga apabila ada pendistribusian sarana dan

prasarana dengan jumlah banyak terkadang harus melibatkan pegawai di

bidang yang lain.

b. Penyaluran sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan anggaran

yang tersedia sehingga apabila ada sarana yang diperlukan tetapi belum

ada anggarannya maka belum bisa dibeli.

c. Dalam pengiriman sarana dan prasarana terkadang jumlah sarana yang

terdapat dalam kemasan tidak sesuai dengan jumlah yang ada pada

dokumen.

3. Opportunities (Peluang)

a. Penyaluran sarana dan prasarana yang baik turut berpengaruh dalam

kelancaran pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan

kualitas pendidikan.

4. Threats (Ancaman)

a. Dalam penyaluran sarana dan prasarana terkadang ada sarana yang tidak
layak atau dalam kondisi rusak sampai ke sekolah.

b. Kondisi geografis dan iklim merupakan tantangan yang besar dalam

penyebaran sarana sehingga sarana yang dijadwalkan tidak sampai pada

waktunya.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun kesimpulan dari observasi dan paparan data Yaitu :

Penyaluran Sarana dan Prasarana di MAN 2 BONE sudah cukup baik, hal

ini dapat dilihat dari adanya koordinasi yang baik dari semua stakeholder yang

terlibat dalam bidang sarana dan prasarana. Koordinasi ini penting agar terjadi

keselarasan dan keseimbangan antara pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai satu

dengan yang lainnya di dalam bidang sarana dan prasarana tersebut.

Proses penyaluran sarana dan prasarana di MAN 2 BONE telah

dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah

terutama dalam penyediaan alokasi dana. Penyaluran sarana dan prasarana ini

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa maupun pendidik dalam menunjang

proses pembelajaran. Dalam melakukan penyaluran sarana dan prasarana di MAN

2 Bone jalur pengirimannya akan menggunakan pengiriman langsung yaitu sarana

dan prasarana yang disalurkan langsung dikirim ke penerima tanpa melewati satu

atau lebih titik perantara.

Di bidang sarana dan prasarana sudah ada personil yang memiliki tugas
yang berbeda-beda. Dalam penyaluran sarana dan prasarana yang berperan dalam

mengawasi atau mengontrol penyaluran sarana dan prasarana sekolah adalah

Wakamad bidang sarana dan prasarana bersama dengan kepala madrasah.

Penyaluran sarana dan prasarana dimulai dari perencanaan, yang melakukan

perencanaan adalah pengelola. Pengelola yang dimaksud adalah kuasa pengguna

anggaran atau kepala sekolah, kemudian pejabat pembuat komitmen, baru ke

12
13

bendahara pengeluaran, PPABP, Penanggung jawab SAI dan pengantar SPM, lalu

ke pengelola SIMAK BMN.

Adapun yang menjadi hambatan dalam penyaluran sarana dan prasarana

yaitu pegawai yang masih terbatas dan apabila ada penyaluran sarana dan

prasarana dalam jumlah yang banyak maka akan meminta bantuan ke pegawai di

bidang yang lain, kemudian Dalam penyaluran sarana dan prasarana harus

disesuaikan juga dengan kondisi geografis dan iklim daerah yang dituju karena

apabila iklim daerah tersebut tidak mendukung akan menghambat proses

penyaluran sarana dan prasarana dapat sampai tepat waktu.

B. Saran

MAN 2 Bone merupakan salah satu sekolah yang sudah melaksanakan

proses penyaluran sarana dan prasarana dengan baik, oleh karena itu untuk dapat

terus melaksanakan proses penyaluran dengan lebih baik lagi seluruh personil

yang terlibat dalam bidang sarana dan prasarana agar kiranya melaksanakan

tugasnya dengan penuh tanggung jawab agar mampu menyediakan kebutuhan-

kebutuhan yang diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dengan baik serta mampu

mengelola dan menjaga sarana dan prasarana di sekolah dengan baik. Diharapkan

manajemen sarana dan prasarana dapat dikelola dengan baik karena manajemen
sarana dan prasarana memiliki peran penting dalam mengatur dan mempersiapkan

peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.


DAFTAR RUJUKAN
Dermawan, Oki. Manajemen Fasilitas Pendidikan. Cet. I; Jakarta Timur: Edu
Pustaka, 2020.
Kristiawan, Muhammad, Dian Safitri dan Rena Lestari. Manajemen Pendidikan.
Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Matin dan Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan:
Konsep dan Aplikasinya. Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Saputra, Dian. “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Mts Yayasan
Madrasah Pendidikan Islam (YMPI) Pekon Putihdoh Kec.Cukuh Balak
Tanggamus”. Skripsi Sarjana S1, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2020.
Sewang, Anwar. Manajemen Pendidikan. Cet. I; Malang: Wineka Media, 2015.
Thoha, Mohammad. Manajemen Pendidikan Islam: Konseptual Dan Operasional.
Surabaya: Buku Pustaka Radja, 2016.

14
LAMPIRAN
 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Hj. Sudarmi, S.P selaku Wakamad bidang
sarana dan prasarana di MAN 2 BONE
 Dokumentasi wawancara dengan Pak Irfan selaku operator bidang sarana dan
prasarana di MAN 2 BONE
 Dokumentasi pada saat selesai observasi dan wawancara di MAN 2 Bone
 Dokumentasi pada saat pengerjaan laporan observasi

Anda mungkin juga menyukai