BERKEBUTUHAN KHUSUS
DISUSUN
OLEH :
LATAR BELAKANG
Tidak setiap anak mengalami perkembangan dengan normal. Seringkali
kita jumpai anak-anak, remaja, bahkan dewasa dalam perkembangannya
mengalami hambatan, gangguan, kelambatan dari segi kognitif. Sehingga, untuk
mencapai perkembangan yang optimal diperlukan penanganan atau pendampingan
secara khusus. Kelompok inilah yang dikenal sebagai kelompok anak
berkebutuhan khusus.
Pada dasarnya, anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik
motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri,
kemampuan berinteraksi social, serta kreatifitasnya. Selain itu, anak berkebutuhan
khusus bisa digolongkan menjadi anak yang memiliki kelainan secara fisik,
mental, berkelainan emosional maupun akademik. Seorang pendidik, harus
memahami berbagai karakter anak terutama anak yang memiliki karakter yang
istimewa seperti anak yang berkebutuhan khusus. Adanya perbedaan karakteristik
pada setiap anak berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus
guru. Masalah-masalah perilaku psikososial yang seringkali muncul pada anak
berkebutuhan khusus adalah 1) Penakut seperti pada takut pada binatang, gelap,
dan lain-lain. 2) Perilaku agresif, yang tampak pada tindakan-tindakan anak yang
cenderung melukai anak lain. 3) Pendiam, menarik diri dan atau rendah diri.
Selain itu, guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan
dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara besosialisasikan.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang
disiapkan oleh para guru disekolah, ditunjukan agar peserta didik mampu untuk
berinteraksi terhadap lingkungan social. Pembelajaran tersebut disusun secara
khusus melalui penggalian kemampuan diri peserta didik yang paling dominan
dan didasarkan kepada kurikulum berbasis kompetisi.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
A. TUNA NETRA
1. DEFINISI
Tuna netra adalah individu yang mengalami hambatan dalam
penglihatannya. Definisi menurut Kaufman dan Hallalan tuna netra disebut
sebagai individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan
kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan.
2. KARAKTERISTIK
a. Saat masih bayi, anak tidak merespon saat digoda dengan wajah lucu, warna
warni dan mainan berwarna mencolok lain yang biasanya disukai olehy bayi.
b. Saat diajak bicara, mata anak tidak tertuju pada seseorang yang mengajaknya
bicara, tetapi berputar kearah-arah lain. Hal ini diebut juga dengan mata juling
atau tidak fokus melihat satu benda tertentu.
c. Anak suka berkedip dan menyipitkan mata.Biasanya anak tuna netra suka
menyipitkan mata dan berkedip-kedip dengan harapan bisa melihat lebih jelas.
d. Mata berair, infeksi, dan bengkak didekat bulu mata. Beberapa penyakit mata
yang tak kunjung sembuh bisa menjadi pertanda dan sekaligus penyebab tuna
netra.
e. Secara psikis, anak-anak yang mengalami tuna netra lebih mudah tersinggung
dibandingkan anak lain karena mereka merasa kurang terutama dalam hal
penglihatan. Kekurangan ini membuat mereka sulit bermain dan belajar seperti
anak lainnya.
yang kabur sampai blind membuat penyandang tuna netra sangat sensitive
perasaannya dan mudah tersinggung untuk hal-hal kecil. Sendau gurau bisa
diartikan lain oleh mereka apabila terlalu berlebih dan dirasa menyinggung
kelemahannya.
c. Sangat tergantung pada orang lain, kesulitan mobilitas dan aktivitas membuat
penyandang tuna netra sangat tergantung pada orang lain, terutama orang tua dan
keluarga mereka. Ketergantungan ini kadangkala justru dipicu oleh kekawatiran
yang berlebihan dari orang tua akan keselamatan anak apabila melakukan
aktivitasnya sendiri.
d. Blindism, merupakan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh penyandang tuna
netra tanpa mereka sadari. Gerakannya bisa berupa gelengan kepala, anggukan
kepala atau menggoyangkan tubuh. Gerakan ini termasuk dalam gerakan inklusif
yang perlu dihilangkan.
e. Perasaan rendah diri. Kelemahan penglihatan membawa perasaan lebih rendah
dari orang lain yang normal. Jika perasaan ini tidak diatasi maka sulit bagi
penyandang tuna netra untuk dapat memaksimalkan potensi dirinya.
f. Posisi tangan kedepan dan badan agak membungkuk. Posisi tersebut sering kali
antara penglihatan dan posisi tubuh, membuat penyandang tuna netra sulit
melakukan aktivitas layaknya oprang lain. Oleh karenanya, melamun menjadi
salah satu kegiatan yang mengasikkan bagi tuna netra.
h. Fantasi yang kuat untuk mengingat sesuatu objek. Kaitannya erat dengan
berupa ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas maka penyandang tuna netra
selalu bisa fokus pada satu hal yang dipelajarinya. Tidak ada keinginan untuk
memperhatikan hal lain saat dia tengah fokus pada satu bidang tertentu karena
memang pilihan untuk beraktivitas sangat sedikit sehingga mereka sangat
memanfaatkan kesempatan dari aktivitas yang telah dilakukannya. Oleh
karenanya, kebanyakan penyandang tuna netra bisa mengoptimalkan kemampuan
indra lainnya dan mencapai ksuksesan dengan hal tersebut.
3. TIPE
Secara garis besar tuna netra dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Low vision
Merupakan jenis tuna netra yang juga dikatakan sebagai penglihatan lemah, jadi
seseorang masih dapat melihat namun dalam jarak yang sangat dekat. Sehingga,
berbeda dengan orang lain.
b. Total Blind
4. PENYEBAB
a. Tunanetra bisa terjadi akibat penyakit campak Jerman yang menyerang ibu hamil
(terutama saat kandungan berusia 1-3 bulan).
b. Tunanetra juga bisa terjadi akibat penyakit Syphilis yang terjadi pada ibu hamil.
Biasanya bayi yang ada dalam kandungan kemungkinan besar akan terlahir
dengan kondisi tunanetra.
c. Tunanetra juga bisa terjadi akibat kecelakaan, keracunan obat-obatan zat kimia,
sinar laser, atau kebiasaan mengkonsumsi alkohol ketika hamil. Hal ini bisa
mengakibatkan kerusakan janin khususnya pada bagian mata.
d. Infeksi virus Rubella atau toxoplasmosis pada ibu hamil juga bisa menyebabkan
kecacatan pada bayi yang akan dilahirkan.
e. Tunanetra juga bisa disebabkan oleh malnutrisi berat di tahap embrional masuk
minggu ke 3 sampai ke 8.
1) Penyebab tunanetra di masa kelahiran
a. Kerusakan mata atau syaraf mata pada bayi bisa terjadi akibat proses kelahiran
yang sulit, sehingga bayi harus keluar dengan bantuan alat vakum.
b. Penyebab tunanetra juga bisa terjadi ketika sang ibu menderita penyakit
gonorrchoe sehingga kuman gonococcus (GO) bisa menular pada bayi saat proses
kelahiran.
c. Retrolenta Fibroplasia dimungkinkan menjadi salah satu penyebab tunanetra.
Sebab, bayi lahir sebelum waktunya dan mendapatkan konsentrasi oksigen yang
tinggi selama di dalam inkubator.
2) Penyebab tunanetra di masa pertumbuhan
a. Gangguan penglihatan juga bisa terjadi karena kekurangan vitamin A.
b. Diabetes militus juga bisa menyebabkan kelainan pada retina.
c. Darah tinggi ternyata juga bisa membuat pandangan rangkap atau kabur.
d. Serangan stroke memicu kerusakan pada syaraf mata.
e. Radang kantung air mata, radang kelenjar kelopak mata, hemangiona,
retinoblastoma, serta efek obat atau zat kimiawi juga bisa menjadi pemicu
kerusakan pada indra penglihatan.
5. TIPE PENDAMPINGAN
a. Jangan berkesimpulan bahwa murid membutuhkan bantuan sepanjang
waktu bertanyalah pada mereka.
b. Bicaralah langsung pada mereka dan panggil nama mereka.
c. Jangan berkesimpulan bahwa akibat gangguan penglihatannya, murid
tidak bisa manyelesaikan setiap tugas yang diberikan.
d. Selalu perhatikan pengaturan tempat duduk untuk memastikan murid dapat
memaksimalkan penglihatan yang dimiliki.
e. Pastikan pencahayaan yang tepat untuk setiap murid.
f. Perhitungkan pengaturan ruangan kelas dan buat anak terbiasa dengan
pengaturan tersebut.
g. Sediakan waktu ekstra untuk anak menyelesaikan tugas.
h. Mintalah teman-teman sekelas untuk membantu anak yang mungkin
membutuhkan bantuan saat berpindah ruangan dari satu kelas ke kelas
lainnya.
B. TUNARUNGU
1. DEFINISI
Tunarungu adalah individu yang mengalami gangguan pada
pendengarannya. Tunarungu biasa diikuti dengan tunawicara karena mereka sulit
untuk belajar tentang kata dan suara sehingga sulit pula untuk mengeluarkan kata
dan suara tersebut. Gangguan pendengaran ada dua jenis, yakni gangguan
pendengaran total (deaf) dan gangguan pendengaran sebagian (hard of hiering).
2. KARAKTERISTIK
a. Saat baru lahir tidak bisa menangis. Saat kelahiran seorang bayi biasanya ditandai
dengan adanya tangisan keras dan anak tunarungu biasanya tidak mampu
melakukannya.
b. Kurangnya respons saat dipanggil. Anak-anak yang tunarungu biasanya sulit
merespons saat dipanggil namanya ataupun di-liling saat bayi. Kesulitan
mendenga rmembuat mereka hanya merespons saat melihat benda-benda tertentu
seperti warna merah dan bentuk yang menarik hatinya.
c. Sulit berbicara/berbicara tanpa arti dan nada.Saat bayi mulai tumbuh menjadi
anak-anak maka sulit bagi mereka yang tunarungu untuk berbicara. Kesulitan
berbicara ini berimbas pada perilaku mereka yang seakan tidak mengindahkan
orang lain.
d. Sering memiringkan kepala saat diajak berbicara. Anak-anak tunarungu yang
tidak total hilang pendengarannya suka memiringkan kepala saat diajak berbicara
untuk mengetahui dengan jelas apa yang sedang dibicarakan oleh orang lain.
e. Terdapat kelainan fisik pada telinga. Kelainan fisik yang terjadi pada telinga
3. TIPE
Ada dua klasifikasi tentang penyandang tunarungu:
1) Klasifikasi berdasarkan waktu terjadinya (dikemukakan oleh Kirk, 1970).
Berdasarkan waktu terjadinya maka penyandang tunarungu dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Prelingual
Merupakan penyandang tunarungu yang mengalami kekurangan semenjak lahir.
Oleh karena terjadi semenjak lahir biasanya tunrungu jenis ini diikuti dengan
kekurangan pada saat berbicara atau tunawicara.
b. Postlingual
Merupakan penyandang tunarungu yang mengalami kekurangan tersebut
berangsur-angsur secara bertahap karena ketajaman pendengarannya berkurang.
Penyandang tunarungu jenis ini kebanyakan masih bisa berbicara dengan normal
karena masih sempat mendengar kata-kata dan suara lain di sekitarnya.
4. PENYEBAB
a. Faktor penyebab saat sebelum kelahiran (Pre Natal)
Ada banyak faktor kondisi pada masa kehamilan yang membawa pengaruh
pada kondisi bayi setelah dilahirkan. Penyebab tuna rungu yang paling dominan
pada masa sebelum kelahiran adalah adanya faktor keturunan yaitu gen yang
diturunkan dari orang tua kepada anak. Faktor kedua adalah kondisi keracunan
kehamilan yang diakibatkan karena ibu terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan
pada masa kehamilan. Dan yang ketiga adalah adanya penyakit yang menyerang
ibu pada 3 bulan pertama saat kehamilan yang merupakan masa pembentukan
organ telinga. Penyakit paling dominan yang menjadi penyebab tuna rungu adalah
yang disebabkan oleh virus morbili dan rubella.
5. TIPE PENDAMPINGAN
Lingkungan fisik
1. Pastikan anak tersebut duduk ditempat yang paling mendukung untuk
memfasilitasi pendengarannya.
2. Pastikan anak tersebut dapat melihat guru dengan jelas agar dia bisa membaca
gerak bibir saat guru berbicara.
3. Pastikan guru berhadapan langsung dengan anak tersebut saat berkomunikasi.
4. Jika jasa penerjemah digunakan, pastikan anak tersebut duduk di tempat yang
memungkinkannya melihat penerjemah.
C. TUNAWICARA
1. DEFINISI
2. KARAKTERISTIK
a. Bayi diatas usia 3 bulan tidak bisa tersenyum saat disapa dan tidak mengeluarkan
suara apa pun saatdipanggil namanya atau digoda dengan bahasa-bahasa lucu.
b. Bayi usia diatas 6 bulan tidak memalingkan kepala saat ada suara yang datang
dari samping atau belakang, dan sampai usai 8 bulan seakan tidak perhatian
terhadap lingkungan sekitarnya.
c. Bayi di atas usia 10 bulan belum memahami namanya dan tidak bereaksi saat
dipanggil dengan namanya sendiri.
d. Sulit untuk berkata-kata padahal sudah menginjak usia di atas 2 tahun
e. Di atas 2 tahun, anak masih belum bisa mengucapkan banyak kata dan tidak bisa
mengatakan huruf z pada perkataan yang dikeluarkannya.
f. Di atas usia 3 tahun bahasa anak masih belum dimengerti oleh anggota
keluarganya
g. Di atas usia 7 tahun anak masih sulit mengucapkan kata dengan benar,
kebanyakan kata yang diucapkan tidak memiliki huruf terakhir, misalnya pasa
untuk kata pasar
5. TIPE PENDAMPINGAN
1. Orang Tua
Orang tua harus jeli dan selalu mengetahui maksud dari anaknya, jika memang
anak belum bisa berbahasa tulis ataupun berbahasa isyarat maka orang tua harus
jeli terhadap objek-objek yang ditunjukkan anak dalam menyampaikan
maksudnya. Jika anak sudah bisa berbahasa tulis itu akan memudahkan dalam
komunikasi dan orang tua akan lebih mudah memahami maksud yang di
sampaikan anaknya tetapi jika anak hanya bisa berbahasa isyarat sebagai orang
tua juga harus berbahasa isyarat agar memudahkan dalam berkomunikasi dan
memahami maksud dari anaknya. Oleh karena itu sebagai orang tua harus jeli dan
perhatian yang lebih kepada anaknya terutama dalam perkembangan fisik
maupun dalam perkembangan bahasa anak karena orang tua adalah sosok yang
paling dibutuhkan dalam kehidupan anak, dan ketika anak mengalami tuna wicara
orang tua yang harus mampu menyesuaikan dengan kondisi anak.
2. Guru dansekolah
Sebagai seorang guru yang pertama harus memahami setiap karakteristik siswa-
siswanya. Setelah mengetahui ketika siswanya ada yang mengalami tunawicara
maka guru harus memberikan perhatian secara khusus. Apabila anak mengalami
ketertinggalan dalam pembelajaran guru harus memberikan waktu untuk
melakukan bimbingan belajar terhadap anak yang mengalami tunawicara tersebut.
Untuk memasuki sekolah umum anak juga harus mendapatkan bekal seperti
mengetahui bahasa tulis. Bahasa tulis ini akan mudah dipahami guru ataupun
teman sebayanya dalam dia menyampaikan maksud atau pendapatnya.