MAKALAH STATIKA
STATIKA DAN KEKUATAN MATERIAL
Pendidikan Teknik Otomotif
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Pengertian Gaya
Billy Berliando Haryo Wibisono
NIM: 192170039
Hukum Newton
Momen Puntir
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
Momen Bengkok
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2019/2020
Billy Berliando.H.W.
NIM: 192170039
Universitas Muhammadiyah Purworejo
1|Statika&MaterialTeknik
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seluruh alam semesta dan
seisinya hanya milik Allah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.
atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya makalah ini dapat penulis
selesaikan. makalah disusun karena penulis ingin mengetahui tentang iman
kepada ALLAH SWT.
Makalah ini tersusun atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang berperan, yaitu:
1. Rofiq Nurhadi,M.Ag selaku pimpinan Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
2. Aci Primartadi, S.Pd.T., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Statika dan
Material Teknik yang telah membimbing kami dengan sabar dalam
belajar.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan memotivasi dalam
menyelesaiakan makalah ini.
i|Statika&MaterialTeknik
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...........................................................................................i
Daftar isi .................................................................................................... ii
Bab I .................................................................................................................... 1
ii | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
BAB I
A. PENGERTIAN GAYA.
Pengertian gaya secara umum adalah interaksi apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam
bentuk arah, maupun konstruksi geometris. Sebuah gaya dapat menyebabkan
sebuah objek dengan massa tertentu untuk mengubah kecepatannya atau
berakselerasi atau untuk terdeformasi lewat proses tertentu. Gaya termasuk dalam
besaran vektor yang dapat diukur. Gaya disimbolkan dengan simbol F. Sedangkan
satuan internasional yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton,
disimbolkan N.
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang bekerja pada
suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah terhadap waktu.
Jika massa objek konstan, maka hukum ini menyatakan bahwa percepatan objek
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada objek dan arahnya juga searah
dengan gaya tersebut, dinyatakan dengan,
𝐹⃗ = 𝑚𝑎⃗
Konsep yang berhubungan dengan gaya antara lain: gaya hambat, yang
mengurangi kecepatan benda, torsi yang menyebabkan perubahan kecepatan
rotasi benda. Pada objek yang diperpanjang, setiap bagian benda menerima gaya,
distribusi gaya ke setiap bagian ini disebut regangan. Tekanan merupakan
regangan sederhana. Regangan biasanya menyebabkan deformasi pada benda
padat, atau aliran pada benda cair.
1|Statika&MaterialTeknik
B. TEORI DASAR GAYA YANG MENYANGKUT HUKUM NEWTON.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar
yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada
benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B
akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki
besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal
sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F
adalah reaksinya. F aksi = - F reaksi
Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam
karyanya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali
diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk
menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik
maupun sistem. Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton
menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak
dengan hukum gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan
planet milik Kepler.
2|Statika&MaterialTeknik
C. DASAR GAYA TERKAIT HUKUM GRAVITASI.
Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa benda di alam
semesta saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan
hasil dari massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak antara
mereka. (Secara terpisah menunjukkan bahwa besar massa berbentuk bulat
simetris tarik-menarik seolah-olah semua massa terkonsentrasi di pusat-
pusat mereka.) Ini merupakan hukum fisika umum yang berasal dari
pengamatan empiris yang Isaac Newton sebut induksi. ini adalah bagian
dari mekanika klasik dan dirumuskan dalam karya Newton
berjudul Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica ("the Principia"),
terbit perdana pada 5 Juli 1687. (Ketika buku Newton disajikan pada 1686
ke Royal Society, Robert Hooke mengklaim bahwa Newton memperoleh
inverse hukum kuadrat darinya.) Dalam bahasa modern, hukum ini
menyatakan bahwa:
Setiap titik massa menarik setiap massa titik lain dengan gaya sepanjang
potong dari kedua titik. Gayanya berbanding lurus dengan hasil dari
dua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak antara
mereka:
,
dimana:
3|Statika&MaterialTeknik
tidak ada rumus Newton yang menggunakan nilai G; sebaliknya ia hanya bisa
menghitung kekuatan relatif terhadap kekuatan lain.
Hukum gravitasi Newton menyerupai hukum kekuatan listrik Coulomb,
yang digunakan untuk menghitung besarnya gaya listrik antara dua benda
bermuatan. Keduanya hukum kuadrat-terbalik, di mana gaya berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara benda. Hukum Coulomb memiliki produk
dari dua muatan pada produk dari massa, dan konstanta elektrostatik
pada konstanta gravitasi.
Hukum Newton telah digantikan oleh teori relativitas Einstein umum,
tetapi terus digunakan sebagai pendekatan yang sangat baik dari
efek gravitasi. Relativitas diperlukan hanya ketika ada kebutuhan untuk
presisi ekstrem, atau ketika berhadapan dengan medan gravitasi yang sangat
kuat, seperti yang ditemukan pada benda yang sangat besar dan padat, atau
pada jarak sangat dekat (seperti orbit Merkurius mengelilingi matahari).
4|Statika&MaterialTeknik
BAB II
A. PENGUKURAN JUMLAH GAYA.
Gaya adalah besaran vektor, yaitu suatu besaran yang mempunyai besar
dan arah. Untuk menghitung jumlah (resultan) dua buah vektor atau lebih, maka
harus diperhatikan besar dan arah semua gaya yang menjadi komponennya.
Beberapa besaran lain yang merupakan besaran vektor, antara lain kecepatan,
percepatan, momen dan lain-lain. Sedangkan besaran yang hanya mempunyai
besar saja tanpa arah dikenal sebagai besaran skalar. Yang termasuk pada besaran
skalar ini antara lain panjang, lebar, luas, volume dan sebagainya.
B. PENGUKURAN JUMLAH GAYA SECARA
GRAFIS.
Untuk menjumlah dua gaya atau lebih yang sebidang dengan cara grafis,
terlebih dulu siapkan mistar (penggaris) dan busur lingkaran. Menjumlah dua gaya
atau lebih, dapat ditempuh dengan cara berikut:
1. Tentukan skala yang akan digunakan untuk mewakili besar gaya yang
akan dihitung. Contoh: 1 cm mewakili 1 N (newton).
2. Gambar gaya pertama dengan panjang sesuai dengan besar gaya tersebut.
Beri tanda panah pada ujung gaya sesuai dengan arahnya.
3. Dari ujung gaya pertama (ujung anak panahnya), buat gambar gaya kedua
yang panjangnya sesuai dengan besar dan arah gaya tersebut.
4. Dari pangkal gaya pertama, tarik garis lurus kearah ujung gaya kedua.
Ujung garis yang berimpit dengan ujung gaya kedua tersebut merupakan
arah jumlah (resultan) kedua gaya tersebut, sedangkan panjang garis itu
merupakan besar resultannya.
Contoh : Tentukan besar dan arah dari resultan tiga gaya yang bekerja pada
sebuah partikel, sebagaimana gambar berikut:
Penyelesaian:
5|Statika&MaterialTeknik
Untuk menyelesaikan soal di atas, terlebih dahulu kita tentukan gaya
pertama, kedua dan ketiga yang akan kita gambar (sebagai contoh, gaya pertama,
kedua dan ketiga berturut-turut adalah 2 N, 5 N dan 6 N). Selanjutnya, tentukan
pula skala penggambaran gaya yang akan dipakai (untuk kasus ini, kita pakai
skala 1 N = 1 cm). Selanjutnya, ikuti langkah-langkah berikut:
I. Buat garis sepanjang 2 cm yang arahnya sama dengan arah gaya pertama
(2 N). Tentukan pangkalnya, dan beri tanda panah pada ujungnya (pada
Gambar 2.2, digambarkan dengan warna hitam).
II. Dari ujung gaya pertama, tarik garis sepanjang 5 cm dengan arah yang
sama dengan arah gaya kedua (5 N). Beri tanda panah pada ujung gaya
kedua ini (pada Gambar 2.2, digambarkan dengan warna biru.
III. Dari ujung gaya kedua, tarik garis sepanjang 6 cm dengan arah yang sama
dengan gaya ketiga (6 N), dan beri tanda panah pada ujung gaya ketiga ini
(pada Gambar 2.2, digambarkan dengan warna hijau).
IV. Tarik garis yang menghubungkan pangkal gaya pertama dengan ujung
gaya ketiga (pada Gambar 2.2, digambarkan dengan warna merah). Garis
ini merupakan resultan ketiga gaya tersebut, yang besarnya sebanding
dengan panjang garis tersebut dan arahnya sesuai dengan sudut yang
dibentuknya terhadap garis vertikal atau horisontal.
Dari hasil pengukuran, besarnya R adalah 3,38 cm atau 3,38 N dengan arah 16,7o
terhadap garis vertikal.
Untuk menjumlah dua gaya atau lebih yang sebidang dengan cara analitis,
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sinus dan/ atau cosinus dari
sebuah segitiga. Hubungan antara sudut-sudut dan sisi-sisi sebuah segitiga
dapat digambarkan dan dirumuskan sebagai berikut:
6|Statika&MaterialTeknik
Hubungan dengan rumus cosinus:
𝑎 2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑎. 𝑏. cos α atau
𝑏 2 = 𝑎 2 + 𝑐 2 − 2𝑎. 𝑐. cos β atau
𝑐 2 = 𝑎 2 + 𝑏 2 − 2𝑎. 𝑏. cos γ .......... (2.1)
Contoh 2.2 :
Selesaikan contoh 2.1 tersebut di atas dengan cara analitis.
Penyelesaian:
Untuk mendapatkan resultan ketiga gaya tersebut, cari resultan gaya
pertama dan kedua terlebih dahulu, dan selanjutnya jumlahkan resultan
kedua gaya pertama dan kedua itu dengan gaya ketiga. Untuk mendapatkan
resultan gaya pertama dan kedua, kita gunakan gambar berikut:
Karena sudut yang terbentuk antara gaya pertama dan kedua tersebut
adalah 30°, maka resultan kedua gaya tersebut adalah :
𝑅1 = √2 ² + 5² − 2.2.5. 𝑐𝑜𝑠 30° = 3,418 𝑁
7|Statika&MaterialTeknik
Sudut yang terbentuk antara resultan kedua gaya tersebut dengan gaya kedua
dapat dihitung dengan hubungan sinus, yaitu:
sin 𝛼 2 = sin 30° 3,418 sehingga sin 𝛼 = 2.sin 30° 3,418 atau 𝛼 = 17°
Selanjutnya mari kita cari resultan R1 tersebut dengan gaya ketiga. Untuk
itu, kita gambar terlebih dahulu kedua gaya tersebut dan kita hitung berapa
sudut yang terbentuk antara kedua gaya itu.
8|Statika&MaterialTeknik
D. PENGERTIAN MOMEN.
Konsep Torsi dalam fisika, juga disebut momen, dimulai dari kerja
Archimedes dalam lever. Contohn, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang
dua meter dari titik tengah mengeluarkan Torsi yang sama dengan satu
newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah.
E. PENGERTIAN KOPEL.
Kopel adalah pasangan dua gaya yang besarnya sama namun arahnya
berlawanan bekerja pada sebuah benda dengan syarat bahwa garis aksi kedua
gaya tidak pada satu garis lurus.
Efek ketika kopel bekerja pada benda tegar adalah benda akan berotasi
tanpa berpindah pada sumbunya. Jarak tegak lurus antara garis aksi dari dua
gaya pembentuk kopel disebut lengan kopel. Kemudian pada gambar 1.22
9|Statika&MaterialTeknik
dua gaya yang besarnya sama P dan Q bekerja pada titik A dan B dalam arah
berlawanan membentuk kopel dengan AB sebagai lengan kopel.
Momen dari sebuah kopel atau sering disebut torque sama dengan
perkalian salah satu gaya pembentuk kopel dengan lengan kopel.
Berikut adalah contoh-contoh kopel dalam kehidupan sehari-hari
Keterangan:
M = Momen kopel, satuannya N.m
F = Gaya, satuannya newton (N)
d = jarak antara kedua gaya, satuannya meter (m)
Contoh Soal :
Sebuah batang homogen dipengaruhi beberapa gaya seperti gambar berikut ini
:
Hitung besarnya momen gaya total yang dialami oleh titik B akibat dari
pengaruh kedua gaya F1 dan F2!
Jawab :
₁ = F₁ . 2 = 20 . 2 = 40 N.m
₂ = F₂ . 3 = 10 . 3 = 30 N.m
10 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Momen Gaya totalnya adalah
B =₂– ₁
= 30 – 40
= – 10 N.m
Torsi dalam fisika, juga disebut momen atau momen gaya, adalah bentuk
ekuivalen rotasi dari gaya linear. Konsep torsi diawali dari kerja Archimedes
dengan alat peraga tuas. Secara umum, torsi dapat dianggap sebagai gaya rotasi.
Analog rotasi dari gaya, masa, dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan
percepatan sudut. Gaya yang bekerja pada tuas, dikalikan dengan jarak dari titik
tengah tuas, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua
meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton bekerja
sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam
sebuah sudut pada sudut yang tepat kepada tuas lurus. Lebih umumnya, seseorang
dapat mendefinisikan torsi dalam perkalian silang :
𝜏 = 𝑟 ×𝐹
𝜏 = ∥ 𝑟 ∥ ∥ 𝐹 ∥ sin 𝜃
di mana:
τ adalah torsi atau momen gaya; τ tebal adalah vektor torsi, sedangkan τ tipis
adalah skalar torsi
r adalah vektor posisi dari sumbu putaran ke titik di mana gaya bekerja
F adalah vektor gaya.
× menunjukkan perkalian silang, yang menghasilkan vektor yang tegak lurus
antara r dan F yang mengikuti aturan tangan kanan
adalah sudut antara vektor gaya dan vektor lengan gaya
Satuan SI untuk torsi adalah N⋅m.
11 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
H. MENGHITUNG BESAR MOMEN GAYA.
Secara matematis rumus momen gaya dapat ditulis sebagai berikut ini :
τ=lxF
Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka rumusnya dapat
ditulis sebagai berikut ini :
τ = l x F sin α
Keterangan :
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar, sejajar dan
berlawanan arah. Kopel penyebab sebuah benda berotasi.
12 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor gaya dan vektor lengan gaya.
M = momen kopel (N . m)
L = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
α = sudut antara lengan gaya dan gaya
a. Macam momen kopel ada dua, yaitu kopel positif dan kopel negatif.
13 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
BAB III
umunnya satu gaya saja yang bekerja pada sebuah benda mengakibatkan
Pada perubahan baik pada gerak translasinya maupun pada gerak rotasinya.
Tetapi bila yang bekerja itu beberapa gaya sekaligus, mungkin akibatnya
saling meniadakan, sehingga tidak menghasilkan perubahan pada gerak
translasi maupun pada gerak rotasi. Bila demikian halnya, maka dikatakan
bend aitu dalam kesetimbangan. Ini berarti bahwa :
1. Benda itu sebagai keseluruhan tetap diam, atau begerak menurut garis
lurus dengan kecepatan konstan, dan
2. Benda itu tidak berotasi sama sekali, atau berotasi dengan kecepatan
konstan.
Apabila sebuah benda dalam kesetimbangan, maka Resultan dari semua
gaya yang bekerja pada bend aitu sama dengan nol, artinya :
Disini 𝑅ᵪ = ∑ 𝐹ᵪ = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑅ᵧ = ∑ 𝐹ᵧ = 0
ℛ = √ℛᵪ2 + ℛᵧ²
Dan arah Resultan ℛ adalah :
ℛᵧ
𝓉ℊ 𝜗ᵪ = ℛᵪ
14 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
BAB IV
1. I Girder
I-Girder adalah salah satu girder yang paling umum digunakan dalam
konstruksi jembatan. I-Girder bisa terbuat dari materal baja atau beton,
sesuai dengan kebutuhan. Jembatan I-girder lebih ekonomis, mudah untuk
desain dan mudah untuk dibangun. Desain I-Girder tinggi badan, lebar
badan dan lainya bisa dipesankan sesuai kebutuhan, di Indonesia setiap
produsen pabrikasi girder pasti mempunyai cetakan untuk jenis girder
yang satu ini.
2. Box Girder
Box girder menjadikan jembatan di mana balok utama terdiri dari balok-
balok dalam bentuk kotak berongga. Box girder tersebut merupakan beton
yang biasanya terdiri dari beton pratekan, baja struktural, atau komposit
baja dan beton bertulang. Bemtuk dari box girder ini biasanya berbentuk
empat persegi panjang atau trapesium dalam penampang. Box girder
sering digunakan dalam pembangunan jalan layang dan jembatan yang
memiliki bentang yang panjang. Box girder lebih mahal daripada I-girder
dan tidak semudah membangun I-Girder. Namun, box girder memang
memiliki beberapa keunggulan penting, misalnya, box girder lebih cocok
untuk menangani gaya puntir, dengan demikian, box girder ideal untuk
pembangunan jembatan melengkung.
3. U Girder
Balok girder yang berbentuk U memiliki keistimewaan yang
terletak pada susunan tendonnya yang berpasang-pasangan.
Susunan ini mengharuskan penarikan kabel strand pada girder harus
menggunakan dua dongkrak sekaligus. Di Indonesia girder ini sangat
jarang digunakan, karena beberapa produsen girder belum mempunyai
cetakan U.
15 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
4. T-Girder
Jenis girder ini sama, tidak jauh berbeda dengan I-girder, yang
membedakan adalah T-girder jenis ini badan girder dan plat lantai
jembatan menyatu, sementara I-girder terpisah yang akhirnya disatukan
oleh shear conector yang kemudian di cor. T-girder sering digunakan
untuk jembatan pejalan kaki, bias memiliki bentang yang sangat Panjang
tetapi memiliki lebar sekitar 1 m, kl untuk jembatan pejalan kaki.
5. Plate Girder
Plate girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan
elemen elemen pelat yang disatukan dengan alat penyambung. Plate girder
dibuat untuk mencapai penataan bahan yang lebih efisien dibandingkan
dengan balok profil pabrikasi. Plate girder biasanya digunakan untuk
gelagar lantai gedung, gelagar jembatan dan gelagar crane bangunan
Gudang. Beban yang diterima oleh girder biasanya sangat besar, sehingga
jika menggunakan profil hasil pabrikasi (profil standart), akan
menghasilkan berat sendiri yang cukup besar sehingga tidak efisien. Salah
satu jalan untuk mengurangi berat sendiri yaitu dengan cara mempertinggi
profil (membuat profil yang tidak standart). Alat penyambung plate girder
sekarang banyak menggunakan sambungan las, tetapi masih ada juga yang
menggunakan sambungan baut. Untuk jembatan jalan raya dengan bentang
> 24 m, penggunaan plate girder akan lebih ekonomis. (24 – 46 m).
Untuk jembatan KA / beban berat, plate girder umumnya digunakan untuk
bentang 15 – 40 m. Dengan perkuatan di beberapa bagian, plate girder
untuk bentang jembatan sampai dengan 200 m.
Plat girder menjadi populer di akhir 1800-an ketika jenis girder ini
digunakan dalam pembangunan jembatan kereta api. Bagian baja yang
dipaku atau dibaut bersama untuk mendapatkan rentang keseluruhan yang
diinginkan. Pada 1950-an, pengelasan menjadi metode yang dipakai untuk
menggabungkan bagian plate girder, ini merupakan metode konstruksi
16 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
yang lebih ekonomis dan efisien, dan juga memungkinkan
pembangunan jembatan yang lebih estetis.
1. Balok I
Dengan bentuk I sering disebut dengan PCI ( yang dibuat dari
material beton ). Gelegar ini dapat terbuaut dari bahan komposit
ataupun bahan non komposit, dalam memilih hal ini perlu
dipertimbangkan berbagai hal seperti jenis kekuatan yang
diperlukan dan biaya akan dikeluarkan.
2. Box Girder
Box girger sangat cocok dipakai buat jembatan bentang panjang.
Umumnya dirancang yang merupakan bentuk di atas pilar lantaran
Bersama semen prategang dalam design umumnya dapat produktif
terhadap bentang menerus.
3. Balok T
Balok T ekonomis untuk bentang 40 – 60 ft. namun pada struktur
jembatan miring, perancangan balok T memerlukan rangka kerja
yang lebih rumit. Perbandinga tebal dan bentang struktur pad balok
T yang dianjurkan adalah sebesar 0,07 untuk struktur bentang
sederhana dan 0,065 untuk struktur bentang menerus.
17 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Definisi : Gaya lintang adalah gaya-gaya tegak lurus yang dengan sumbu
batang.
Kalau kita ambil salah satu potongan antara perletakan A-B yaitu c-c,
maka coba gaya-gaya apa saja yang arahnya (tegak lurus) terhadap sumbu
AB.
• kalau dilihat dari C ke kiri potongan, maka :
18 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
(Skema
gaya lintang dengan tanda positif +)
Untuk membedakan gaya lintang, maka perlu memberi tanda (+) dan (-).
Definisi :
* Gaya lintang diberi tanda positif jika dilihat di kiri potongan titik yang
ditinjau, jumlah gaya arahnya ke atas, atau kalau dilihat di kanan
potongan, jumlah gaya arahnya ke bawah.
19 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
benda yang terpisah. Beberapa contoh tegangan dukung adalah tegangan
tekanan tanah di bawah dermaga dan gaya pada pelat dukung.
F = Ra + Rb τb = Mb/Wb
dimana:
Mb = momen lengkung
20 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
gaya geser pada diagram gaya geser. Diagram momen lentur umumnya
digambar di bawah diagram gaya geser. Garis utama momen menunjukan
momen lentur nol, digambar sejajar garis
utama gaya geser. Sebagaimana gaya geser, absis x dan ordinat y
menunjukan lokasi potongan momen pada balok dan nilai momen pada
diagram.
21 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
kemudian balok dipotong pada titik C di antara A dan D lalu gambar
diagram benda bebas AC dan CB seperti pada Gambar 2.12(c). Pada benda
bebas AC, jumlah total gaya vertikal dan jumlah dari momen yang
bereaksi pada titik C adalah nol, maka didapatkan V=P/2 dan M=Px/2.
Kedua gaya geser dan momen lentur bernilai positif. Setelah itu nilai-nilai
tersebut dapat digambarkan pada diagram V dan M di antara A dan D
seperti pada Gambar 2.12(e) dan (f). Gaya geser memiliki nilai konstan
V=P/2, sedangkan momen lentur meningkat linear dari M=0 pada x=0
sampai M=PL/4 pada x=L/2. Lalu potong balok pada titik E antara D dan
B. Pada benda bebas EB, jumlah gaya vertikal dan jumlah momen yang
bereaksi pada titik E adalah
nol. Maka didapatkan V= -P/2 dan M= P/(L-x)/2. Nilai gaya geser negatif
sedangkan momen lentur bernilai positif. Setelah itu, diagram gaya geser
dan momen lentur pada gambar 2.12(e) dan (f) dapat dilengkapi. Gaya
geser memiliki nilai konstan V=-P/2 di antara titik D dan B, sementara M
turun secara linear dari M=PL/4 pada x=L/2 hingga M=0 pada x=L. (Beer,
1996)
Contoh lain yang sederhana adalah balok kantilever yang mengalami gaya
tunggal yang terpusat pada ujung bebasnya (gambar 2.13(a)). Perhatikan
penampang pada jarak x dari ujung bebas,
Gaya geser V = – W
Momen lentur M = – Wx
22 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Persamaan gaya geser menunjukan bahwa v sama untuk semua harga x,
sedangkan persamaan momen lentur menunjukan bahwa besarnya M
bertambah secara tetap, dari nol pada ujung bebas hingga WL pada ujung
tetap bila beban terdistribusi diberikan secara merata pada kantilever,
seperti
ditunjukkan dalam Gambar 2.13(b), maka persamaan gaya geser dan
momen
lentur adalah:
Beban total ke bawah di sebelah kiri penampang yang diamati adalah wx,
dan karena distribusinya merata, maka pusat gravitasi akan jatuh di
tengahtengah panjang x, sehingga lengan momen adalah x/2.
Karena itu diagram gaya geser adalah linear dan diagram momen lentur
adalah parabolik, seperti terlihat dalam Gambar 2.13(b). Dua contoh
sederhana yang lain adalah balok yang ditumpu sederhana dan dipengaruhi
(a) beban tunggal W yang terpusat di titik tengah dan (b) beban w yang
didistribusikan merata pada seluruh panjangnya. Contoh-contoh ini
ditunjukan dalam Gambar 2.14(a) dan (b). Dalam gambar 2.13(b),
persamaan gaya geser dan momen lentur dijabarkan
sebagai berikut. Perhatikan penampang pada jarak x dari penumpu kiri,
𝑉 = 1 2 𝑤𝐿 − 𝑤𝑥 (2.12)
𝑀 = 1 2 𝑤𝐿(𝑥) – w𝑥(𝑥/2) = 1 2 𝑤𝐿𝑥 − 1 2 𝑤𝑥 2 (2.13)
23 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Jadi, M adalah maksimum bila ½ wL– wx = 0, atau bila x = L/2. Karena
itu momen lentur maksimum terjadi di titik tengah balok, dan dinyatakan
oleh:
Mmax = 1 2 𝑤𝐿 ( 𝐿 2 ) − 1 2 𝑤( 𝐿 2 ) 2 = wL 2 8
Akan terlihat bahwa pernyataan untuk dM/dx adalah sama dengan V. hal
ini
bukan suatu kebetulan karena dapat dibuktikan bahwa gaya geser dan
momen lenturan dihubungkan oleh persamaan:
V = dM / d𝑥
Dengan kata lain, gaya geser selalu sama dengan laju perubahan momen
lenturan sepanjang balok, dan momen lenturan adalah maksimum bila
gaya geser sama dengan nol. Karena biasanya gaya geser dan momen
lentur berbeda-beda sepanjang struktur balok, maka perubahan gaya geser
dan momen lentur digambarkan dengan grafik untuk mempermudah
melihat perubahan tersebut. Grafik ini disebut diagram gaya geser dan
diagram momen lentur.
24 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
BAB V
25 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Segitiga
- Lingkaran
26 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
3 Tegangan Langkah merupakan Salah Satu jenis tegangan yang
timbul di antara dua kaki orang yang berdiri di atas tanah.
C. PERHITUNGAN TEGANGAN
a. Tegangan Normal
Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang
diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N,
sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan
tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.
b. Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali,
paku keling, dan lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan
mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada
beratnya.
27 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
c. Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan
dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang
belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torakTegangan tekan dapat
ditulis:
d. Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya
tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya:
sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.
28 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja
pada penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka
pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi
adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling,
maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya
adalah
29 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
BAB VI
Tegangan Lengkung
Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan
ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial. Gambar 20. Tegangan
lengkung pada batang rocker arm.
Tegangan Puntir
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang- batang
torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan
tegangan trangensial.
30 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-gaya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gravitasi_universal
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Contoh%202%20Modul%20Mekanika%20Tekni
k.pdf
https://rumus.co.id/momen-gaya-torsi-adalah/
http://adib-hasan.com/index.php/materi-fisika-pelayaran-nautika-teknika/fisika-
nautika/73-kope
https://fisikaxisarah.wordpress.com/2011/06/17/momen-inersia-momen-gaya-momen-
kopel/
https://id.wikipedia.org/wiki/Torsi
https://i2.wp.com/www.studiobelajar.com/wp-content/uploads/2018/06/rumus-
torsi.jpeg?resize=287%2C219&ssl=1
http://cpengertian.blogspot.com/2013/01/momen-kopel-penjelasan-dan-rumus.html
http://lh6.ggpht.com/-Y-pWsqd5D0Q/UPTkZou3z8I/AAAAAAAAGOA/P-
EL26ZtzjY/s1600/image%25255B16%25255D.png
http://lh3.ggpht.com/-IsdWG9rMjSQ/UPTkc8bbxgI/AAAAAAAAGOQ/gc4-
mXqbGfc/s1600/image%25255B5%25255D.png
http://lh4.ggpht.com/-
vvhz2JB2vSY/UPTkhNGfPvI/AAAAAAAAGOg/WGFhFKNgH8M/image_thumb%25255B2%
25255D.png?imgmax=800
http://lh6.ggpht.com/-
niHbhn7UG4Y/UPTki4uuqkI/AAAAAAAAGOo/L4XnWlWz9L0/s1600/image%25255B17%2
5255D.png
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Free_body_dia
gram&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
https://id.scribd.com/doc/39043677/Bab-6-Kesetimbangan-Dan-Momen-Gaya
https://www.situstekniksipil.com/2018/05/5-tipe-girder-jembatan.html
https://www.terraconblock.com/apa-itu-girder/
https://catatansianaksipil.wordpress.com/2011/08/21/gaya-lintang-d/
31 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k
http://anan-dk.blogspot.com/2010/02/macam-macam-tegangan.html
http://digilib.unila.ac.id/5380/15/Bab%20II.pdf
http://belajar-ilmu-bangunan.blogspot.com/2017/11/menghitung-momen-inersia-
bidang-datar.html
https://brainly.co.id/tugas/2399345
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/definisi-dan-macam-macam-tegangan.html
32 | S t a t i k a & M a t e r i a l T e k n i k