Anda di halaman 1dari 2

Manfaat Tanaman Aren

          Tanaman aren (Arenga pinnata,  Merr) merupakan tanaman serba guna bagi
manusia. Selain sebagai tanaman penghasil berbagai bahan yang dibutuhkan oleh
manusia, tanaman aren merupakan tanaman pelindung tanah yang sangat efektif,
terutama di areal tanah yang kritis. Tanaman aren telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan, dibanyak tempat  di
Indonesia. Hal ini disebabkan tanaman aren banyak tumbah secara alami di lahan
pertanian dan hampir semua bagian tanaman dimanfaatkan oleh manusia (Pontoh,
2004).

          Aren merupakan tanaman palma yang sudah dikembangkan di beberapa


daerah karena produk yang dihasilkan sangat bermanfaat dalam mendukung
perekonomian pedesaan. Daerah-daerah yang telah mengembangkan tanaman ini
adalah Sumatera Utara, Jawa Barat, Sulawesi Utara dan beberapa daerah lainnya.
Disamping itu, tanaman ini dipakai sebagai salah satu  komponen untuk penghijauan
lahan kritis dengan sistim agroforesti (Mongea, 1991; Polakitan dan Akuba, 1993).

          Menurut data Ditjenbun (2003), total areal tanaman aren dari 14 daerah
sentra pengolahan gula aren diperkirakan seluas 60.482 ha. Daerah sentra adalah
daerah dengan areal lebih dari 1.000 ha dan petani di daerah tersebut mengolah
nira aren menjadi gula atau alkohol. Perkiraan luas areal tanaman aren di daerah
sentra tersebut untuk Nangroe Aceh Darussalam 4.081 ha, Sumatera Utara 4.357
ha, Sumatera Barat 1.830 ha, Bengkulu 1.748 ha, Jawa Barat 13.135 ha, Banten
1.448 ha, Jawa Tengah 3.078 ha, Kalimantan Selatan 1.442 ha, Sulawesi Utara
6.000 ha, Sulawesi Selatan 7.293 ha, Sulawesi Tenggara 3.070 ha, Maluku 1.000
ha, Maluku Utara 2.000 ha dan Papua 10.000 ha (Rumokoi, 2004).

          Tanaman aren menghasilkan ijuk rata-rata 2 kg/pohon/tahun pada umur 4


hingga 9 tahun dan buah kolang-kaling 100 kg/pohon, dan tepung aren rata-rata 40
kg/pohon, jika pohon tidak disadap. Setelah masa produktif, kayu aren dapat diolah
menjadi mebel dan kerajinan tangan dengan tekstur yang khas (Akuba, 2004).
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman palma yang dapat menghasilkan
produk yang beranekaragaman dan bernilai ekonomis. Selain itu, tanaman ini
tergolong tanaman serba guna karena seluruh bagian tanaman ini dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan berupa bahan baku industri, sebagai
sumber pangan dan kebutuhan alat rumah tangga (Sarashutah, 2004).

          Hampir seluruh bagian tanaman aren bisa dimanfaatkan oleh manusia, mulai
dari mayang, daun, buah dan batang. Mayang, disadap menghasilkan nira. Nira
dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga jantan. Produk pengolahan dari
mayang berupa tuak (saguer), gula merah, gula semut, dan alkohol teknis; Daun,
dapat dibuat hiasan/anyaman dan tulang daun dapat dibuat sapu; Batang,
empulurnya diolah menjadi tepung aren sebagai bahan yang dapat dibuat kue dan
atau produk makanan tradisional; dan ijuk, dapat dibuat untuk pengikat dan pada
pembuatan mebelair, pengisi matras untuk olah raga; dan Buah, endosperm biji
buah aren yang setengah masak/tua berwarna putih serta bertekstur lunak dan
kenyal disebut kolang-kaling (pelengkap makanan/buah segar) (Tooy, 2004).

          Kolang-kaling adalah nama cemilan kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang

menyegarkan. Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes  ini, dibuat dari biji pohon aren yang berbentuk pipih

dan bergetah. Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Selain memiliki rasa yang

menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kolang-kaling, diakses Maret 2008). Di Pasaran harga kolang-kaling berkisar Rp. 7.500 - Rp. 15.000/kg

(Malik dan Limbongan, 2004).

Anda mungkin juga menyukai