Anda di halaman 1dari 100

PANDUAN BELAJAR PRAKTIKUM

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

Penyusun:

ZAIYIDAH FATHONY, M.Keb

Rr. SRI NURIATY MASDIPUTRI, M. Keb

MIRAWATI, M. Keb

WULANDARI, SST., M. Kes

PROGRAM STUDI D.3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Page i


HALAMAN PENGESAHAN

Identifikasi Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL
Nomor Kode : 19KBD3410
SKS : 5 SKS
Status Mata Kuliah : Wajib

Penyusun Panduan Praktikum


Nama : Rr. Sri Nuriaty Masdiputri, SST., M.Keb
NIK : 01 31051989 067 010 011
Pangkat/Golongan : IIIb
Jabatan : Dosen
Program Studi : Program Studi D3 Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Banjarmasin, Agustus 2020


Menyetujui,
Kaprodi D3 Kebidanan, Koordinator MK,

Zaiyidah Fathony, S.Si.T., M. Keb Rr. Sri Nuriaty Masdiputri, SST., M.Keb
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI D.3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Visi

Menghasilkan ahli madya kebidanan yang unggul dalam pelayanan kebidanan


promotif dan preventif berkarakter Islam berkemajuan di Kalimantan pada tahun
2025

Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang professional dan mengintegrasikan nilai-


nilai islam berkemajuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kebidanan promotif dan preventif dengan mempertimbangkan kearifan
lokal, dalam lingkup kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana serta kebidanan komunitas
b. Melaksanakan kegiatan penelitian berbasis masalah yang berorientasi pada upaya
promotif dan preventif pada pelayanan kebidanan,
c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan mengimplementasikan hasil
penelitian dalam upaya promotif dan preventif pada pelayanan kebidanan di
masyarakat.
d. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan dan pelayanan ditingkat
nasional dan internasional.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat kepada kita semua, dan atas izin Allah maka panduan
belajar praktikum Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru lahir Program
Studi D.3 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin ini dapat diselesaikan.
Buku ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan secara
menyeluruh tentang Praktikum Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru lahir
Program Studi D.3 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Buku ini berisi tentang panduan
mahasiswa dalam melakukan praktik Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru
lahir
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran demi terbitnya buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua mahasiswa Program Studi D.3
Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin. Kami menyadari bahwa buku ini masih
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan
buku ini sangat kami hargai.

Banjarmasin, Agustus

2018 Tim Penyusun


DAFTAR ISI
COVER
VISI MISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PROSEDUR KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PADA ASUHAN
PERSALINAN
Kegiatan Praktikum 1 Pemeriksaan
Dalam Kegiatan Praktikum 2 Amniotomi
Kegiatan Praktikum 3 Episiotomi
Kegiatan Praktikum 4 Hecting perineum
Kegiatan Praktikum 5 Asuhan persalinan kala II
Kegiatan praktikum 6 Manajemen aktif kala III
Kegiatan Praktikum 7 Observasi kala IV
BAB II KONSELING TANDA BAHAYA PERSALINAN DAN BBL
Kegiatan Praktikum 1 Konseling tanda bahaya persalinan
Kegiatan Praktikum 2 Konseling tanda bahaya BBL
Kegiatan Praktikum 3 Anamnesa pada ibu bersalin
Kegiatan Praktikum 4 Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin
Kegiatan Praktikum 5 Identifikasi tanda gejala persalinan
Kegiatan Praktikum 6 Partograf
BAB VI MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Kegiatan Praktikum 1 Tehnik relaksasi nafas dalam
BAB VII MANAJEMEN ASUHAN PERSALINAN
Kegiatan Praktikum 1 Pendokumentasian asuhan persalinan
BAB VIII UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF
Kegiatan praktikum 1 Informasi tentang persalinan dan kebutuhan saat persalinan
Kegiatan praktikum 2 Pencegahan komplikasi saat persalinan
Kegiatan praktikum 3 Inisiasi menyusu dini
Kegiatan praktikum 4 Vaksinasi
Kegiatan praktikum 5 Perawatan tali pusat
BAB I

PROSEDUR KETERAMPILAN DASAR


KEBIDANAN PADA ASUHAN PERSALINAN

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan


mempraktikkan berbagai prosedur keterampilan dasar kebidanan pada asuhan
persalinan. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, harap
pelajari dulu tentang konsep prosedur keterampilan dasar kebidanan pada asuhan
persalinan.

Praktikum ini mempraktikkan prosedur keterampilan dasar kebidanan pada


asuhan persalinan seperti pemeriksaan dalam, amniotomi, episiotomi dan heacting
perineum sesuai dengan kewenangan bidan pada ibu bersalin, baik di sarana
pelayanan kesehatan primer maupun rumah sakit sesuai dengan standar, kondisi
pasien serta tanggap budaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Praktik
Kebidanan atau di sarana pelayanan kebidanan dengan metode role play, simulasi,
dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ni, Anda diharapkan dapat


melakukan prosedur keterampilan dasar kebidanan pada asuhan persalinan. Secara
khusus seperti pemeriksaan dalam, amniotomi, episiotomi dan heacting perineum.

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ini ada 4 yaitu:

1. Kegiatan praktikum 1: Pemeriksaan Dalam


2. Kegiatan praktikum 2: Amniotomi
3. Kegiatan praktikum 3: Episiotomi
4. Kegiatan praktikum 4: Heacting

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Page 1


KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PEMERIKSAAN DALAM

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum pemeriksaan dalam ini diharapkan dapat membantu Anda
dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau rumah sakit.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan prosedur
pemeriksaan dalam pada asuhan persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas
3. Peralatan
a. Model peraga untuk periksa dalam
b. APD lengkap
c. Sarung tangan DTT/steril
d. Kapas/ kassa DTT
e. Bengkok
f. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN DALAM

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI
9 Mencuci tangan 6 langkah dan mengeringkannya dengan
handuk bersih
10 Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genitalia
dengan sabun dan air bersih
11 Meminta ibu berbaring di tempat tidur
12 Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain
13 Mengatur posisi ibu (dorsal recumbent)
14 Menggunakan sarung tangan DTT pada kedua tangan
15 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan kapas atau kassa yang sudah
dibasahi air
DTT. Jika vulva, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
bersihkan dengan seksama dengan menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kassa yang sudah terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan
kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan clorin)
16 Memeriksa genitalia
luar Inspeksi :

 Perdarahan
 Cairan amnion, warna, bau, jumlah
 Mekoneum, kental atau encer
 Bagian yang menumbung
 Lendir darah
 Perlukaan
 Massa
 Varices
 Edema
 Haemoroid
 Jika ada perdarahan pervaginam , jangan lakukan periksa dalam
17 Dengan hati-hati pisahkan labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri pemeriksa.
Jika hanya 1 tangan saja yang menggunakan sarung tangan maka
pisahkan labia dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan
kanan (tangan yang dominan yang menggunakan sarung tangan)
Masukkan jari tengah dengan hati-hati diikuti oleh jari telunjuk.
Setelah kedua jari tangan berada dalam vagina, tangan kiri diletakkan
di fundus ibu. Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan
mengeluarkannya sebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban
belum pecah, jangan lakukan amniotomi.

 Amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan resiko infeksi


terhadap ibu dan bayi, juga gawat janin akibat infeksi intrauterin
dan partus kering.

 Jika ketuban pecah sendiri (> 24 jam) atau ketuban pecah pada
usia kehamilan < 37 minggu, segera rujuk ibu ke fasilitas
kesehatan yang kemampuan penatakasanaan gawat darurat
obstetri, dampingi ibu, beri dukungan dan semangat

 Jika ada keluar cairan ketuban berbau, ibu menggigil, suhu


38°C, nyeri abdomen, maka baringkan ibu miring ke sisi kiri,
pasang infus dengan jarum berdiameter besar (ukuran 16/18),
berikan RL/NS sejumlah 125 cc/jam, segera rujuk ke RS
PONEK, dampingi, beri dukungan dan semangat
 Jika ketuban pecah dan air ketuban bercampur mekonium
diserta tanda gawat janin, dengarkan DJJ, jika DJJ < 100 atau >
180 kali per menit maka baringkan ibu miring ke sisi kiri, beri
oksigen dan anjurkan bernafas secara teratur, pasang infus
dengan jarum berdiameter besar (ukuran 16/18), berikan RL/NS
sejumlah 125 cc/jam, segera rujuk ke RS PONEK, dampingi, beri
dukungan dan semangat

18 Nilai vagina, luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka
atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi
penting pada saat kelahiran bayi.
19 Nilai pembukaan dan penipisan serviks.

Perhatikan jika fase laten memanjang dengan ciri-ciri :


 Dilatasi < 4 cm pada ≥ 8 jam
 Kontraksi > 2 kali dalam 10 menit
Segera rujuk ibu ke RS PONEK, dampingi ibu ke tempat rujukan,
beri ibu dukungan dan semangat
20 Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan
atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan
pervaginam
21 Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah
masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan
temuan-temuan dari pemeriksaan abdomen untuk menentukan
kemajuan persalinan
22 Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya ( ubun-
ubun kecil, ubun-ubun besar atau fontanela magna), raba
fontanela dan sutura sagitalis untuk menentukan penyusupan tulang
kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai
dengan diameter jalan lahir.
 Jika presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang,
dll) Baringkan ibu miring ke kiri, segera rujuk ibu ke fasilitas
yang mampu melakukan operasi /SC, dampingi ibu ke tempat
rujukan, beri dukungan dan semangat.
 Jika presentasi ganda (majemuk)ditandai dengan adanya bagian
lain dari janin yang teraba saat PD seperti lengan atau tangan,
bersamaan dengan presentasi belakang kepala, maka baringkan
ibu miring ke sisi kiri dengan posisi lutut ibu menempel ke dada
ibu. Segera rujuk ke RS PONEK, dampingi, beri dukungan dan
semangat
23 Nilai kesan panggul dan pastikan tidak ada ada tumor pada jalan lahir
yang kiranya menganggu proses persalinan
24 Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa
dengan hati-hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.
25 Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10 menit. Mencuci
kedua tangan (seperti diatas)
26 Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi
yang nyaman
27 Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan.
28 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
C TEKNIK
29 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
30 Teruji melakukan secara sistematis
31 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
32 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar Pemeriksaan Dalam. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar.

F. RINGKASAN
Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina
sampai serviks menggunakan dua jari, yang salah satu tekniknya adalah
menggunakan skala ukuran jari (lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan
diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio).
Pemeriksaan dalam dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu
2. Untuk menentukan faktor janin dan panggul
3. Menentukan ramalan persalinan
4. Untuk menilai vagina (terutama dindingnya), apakah ada bagian yang
menyempit
5. Untuk menilai keadaan serta pembukaan servik
6. Untuk menilai ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
7. Untuk menilai sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya
bartholinitis
8. Untuk mengetahui pecah tidaknya selaput ketuban.
9. Untuk mengetahui presentasi janin
10. Untuk mengetahui turunnya kepala dalam panggul
11. Untuk mengetahui penilaian besarnya kepala terhadap panggul
12. Untuk mengetahui apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan
persalinan.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
AMNIOTOMI

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum amniotomi diharapkan dapat membantu Anda dalam
melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di laboratorium
kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau rumah sakit.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan prosedur
amniotomi pada asuhan persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model peraga untuk amniotomi
b. APD lengkap
c. Sarung tangan DTT/steril
d. Setengah kocher
e. Bengkok
f. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR AMNIOTOMI

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna
Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Mencuci tangan 6 langkah dan pakai sarung tangan DTT/ Steril pada
satu tangan
10 Diantara kontraksi, melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati.
Raba dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan kepala
masuk dengan baik (masuk ke dalam panggul) dan bahwa tali pusat
dan/ bagian-bagian tubuh yang kecil dari bayi (misalkan tangan) tidak
bisa dipalpasi. Jika tali pusat dan bagian kecil dari bayi bisa dipalpasi,
jangan pecahkan selaput ketuban
11 Dengan menggunakan tangan yang lain, menempatkan ½ kocher
dengan lembut ke dalam vagina dan pandu dengan jari dari tangan
yang ada di dalam vagina hnga mencapai selaput ketuban
12 Memegang ujung ½ kocher diantara ujung jari pemeriksa, gerakan
jari dengan lembut, menggoreskan ½ kocher pada selaput ketuban dan
pecahkan
13 Membiarkan air ketuban membasahi tangan pemeriksa
14 Menggunakan tangan yang lain untuk mengambil ½ kocher dan
menempatkanya di dalam bengkok.
15 Membiarkan jari tangan pemeriksa tetap di dalam vagina untuk
mengatahui penurunan kepala janin dan memastikan tali pusat dan
bagian terkecil janin tidak teraba. Setelah itu keluarkan tangan
secara lembut dari dalam vagina
16 Mengevaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekoneum
atau darah
17 Membereskan alat, rendam dalam larutan klorin
18 Mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, lalu lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan biarkan terendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
19 Mencuci tangan
20 Memeriksa DJJ
C TEKNIK

21 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

22 Teruji melakukan secara sistematis

23 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik

24 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar Amniotomi. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan
teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat
robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan
dan adanya tekanan di dalam rongga amnion (Sarwono, 2006).

Indikasi amniotomi menurut Manuaba (2007) dan Sumarah (2008):

1. Pembukaan lengkap
2. Pada kasus solutio placenta
3. Akselerasi persalinan
4. Persalinan pervaginam dengan menggunakan instrument
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
EPISIOTOMI

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum episiotomi ini diharapkan dapat membantu Anda dalam
melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di laboratorium
kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan prosedur
episiotimi pada asuhan persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model peraga untuk episiotomi
b. APD lengkap
c. Sarung tangan DTT/steril
d. Spuit 10 ml dengan ukuran jarum no 22 dan panjang 4 cm
e. Larutan lidokain 1% tanpa epinefrin
f. Gunting episiotomi
g. Kassa steril
h. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR EPISIOTOMI

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Mencuci tangan 6 langkah

10 Pakai satu sarung tangan pada tangan yang dominan,

11 Hisap 10 ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril


ukuran 10 ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan, jika diperlukan).
Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1
bagian cairan garam fisiologis atau air distilasi steril, sebagai contoh larutkan
5 ml lidokain dalam 5 ml cairan garam fisiologis atau air steril.
12 Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4 cm
(jarum yang lebih panjang boleh digunakan, jika diperlukan).
13 Pakai sarung tangan pada tangan yang belum menggunakan sarung tangan

14 Letakkan dua jari ke dalam vagina di antara kepala bayi dan perineum.

15 Masukkan jarum di tengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat


yang akan di episiotomi.
16 Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak
berada di dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik,
jangan suntikkan lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan
tusukkan kembali.

Alasan: Ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian jika
lidokain disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
17 Tarik jarum perlahan-lahan sambil menyuntikkan maksimum 10 ml lidokain.

18 Tarik jarum bila sudah kembali ke titik asal jarum suntik ditusukkan. Kulit
melembung karena anestesia bisa terlihat dan dipalpasi pada perineum di
sepanjang garis yang akan dilakukan episiotomi.
19 Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4 cm
kepala bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.

Alasan: Melakukan episiotomi akan ,nenyebabkan perdarahan; jangan


melakukannya terlalu dini.
20 Masukkan dua jari ke dalam vagina di antara kepala bayi dan perineum.
Kedua jari agak direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke arah
luar pada perineum.

Alasan: Hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan
perineum sehingga membuatnya lebih mudah diepisiotomi..
21 Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan gunting
di tengah tengah fourchette posterior dan gunting mengarah ke sudut yang
diinginkan untuk melakukan episiotomi mediolateral (jika anda bukan kidal,
episiotomi mediolateral yang dilakukan di sisi kiri lebih mudah dijahit).
Pastikan untuk melakukan palpasi/ mengidentifikasi sfingter ani eksternal dan
mengarahkan gunting cukup jauh kearah samping untuk rnenghindari sfingter.
22 Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu
atau dua guntingan yang mantap Hindari “menggunting” jaringan sedikit
demisedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan
menyulitkan penjahitan dan waktu penyembuhannya lebih lama.
23 Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi
dengan di lapisi kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara
kontraksi untuk membantu mengurangi perdarahan.

Alasan: Melakukan tekanan pada luka episiotomi akan menurunkan


perdarahan.
24 Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan
episiotomi
25 Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,
perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan
jika terjadi perluasan episiotomi atau laserasi tambahan
26 Bereskan alat, rendam dalam larutan klorin 0,5%, membuang sampah
ketempat yang sesuai
27 Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin, lepas secara terbalik

28 Cuci tangan

C TEKNIK

29 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti


30 Teruji melakukan secara sistematis

31 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik

32 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar Episiotomi. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan
teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN

Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan


terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum .
Tujuan Episiotomi membentuk insisi bedah yang lurus, sebagai pengganti robekan
tak teratur yang mungkin terjadi. Episiotomi dapat mencegah vagina robek secara
spontan, karena jika robeknya tidak teratur maka menjahitnya akan sulit dan hasil
jahitannya pun tidak rapi, tujuan lain episiotomi yaitu mempersingkat waktu ibu
dalam mendorong bayinya keluar. Jenis episiotomi yang digunakan saat ini adalah
episiotomi median dan episiotomi mediolateral
KEGIATAN PRAKTIKUM 4
HECTING PERINEUM

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum heacting perineum ini diharapkan dapat membantu Anda dalam
melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di laboratorium
kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan prosedur
heacting perineum pada asuhan persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model peraga untuk hecting perineum
b. APD lengkap
c. Kain bersih dan kering untuk pengalas bokong ibu
d. Lampu sorot
e. Sarung tangan DTT/steril
f. Spuit 10 ml dengan ukuran jarum no 22 dan panjang 4 cm
g. Larutan lidokain 1% tanpa epinefrin
h. Hecting set
i. Chromic 2/0
j. Kassa steril
k. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR HEACTING PERINEUM

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Mencuci tangan
10 Memposisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan
posisi lithotomi
11 Memasang kain bersih dibawah bokong ibu
12 Mengatur lampu sorot/ senter ke arah vulva / perineum ibu
13 Memakai satu sarung tangan DTT
14 Mengisi tabung suntik 10 ml dengan larutan Lidokain 1 % tanpa
epinefrin
15 Melengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan
16 Menggunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah
atau bekuan darah, dan menilai kembali luas dan dalamnya robekan
pada daerah perineum
17 Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin akan timbul rasa kurang
nyaman
18 Tusukkan jarum pada ujung luka/ robekan perineum, masukkan jarum
suntik secara subcutan sepanjang tepi luka
19 Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada
darah, tarik jaum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi
(cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan denyut jantung tidak teratur).
20 Suntikkan cairan lidokain 1 % sambil menarik jarum suntik pada tepi
luka daerah perineum
21 Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik
sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan
cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik. (Bila robekan besar
dan dalam, anestesi daerah bagian dalam robekan – alur suntikan
anestesi akan berbentuk seperti kipas: tepi perineum, dalam luka, tepi
mukosa vagina)
22 Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk kedua tepi robekan
23 Tunggu 1 – 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan
hasil optimal dari anestesi
24 Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
25 Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang
tampon atau kasa ke dalam vagina. (sebaiknya menggunakan tampon
berekor benang)
26 Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci
pemegang jarum
27 Pasang benang jahit ( chromic 2/0 ) pada mata jarum
28 Lihat dengan jelas batas luka
29 Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan di
dalam vagina, mengikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong
ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa ±
1 cm
30 Jahit mukosa vagina dengan mengunakan jahitan jelujur hingga tepat di
belakang lingkaran himen
31 Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran himen
hingga menembus luka robekan bagian perineum
32 Bila robekan yang terjadi sangat dalam:
a. Lepaskan jarum dari benang
b. Ambil benang baru dan pasang pada jarum
c. Buat jahitan terputus pada robekan bagian dalam untuk menghindari
rongga bebas/ dead space.
d. Gunting sisa benang
e. Pasang kembali jarum pada benang jahitan jelujur semula
33 Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian
bawah luka robekan
34 Bila menggunakan benang plain cat gut, buat simpul mati pada
jahitan jelujur paling bawah
35 Jahit jaringan subkutis kanan – kiri ke arah atas hingga tepat di muka
lingkaran himen
36 Tusukkan jarum dari depan lingkaran himen ke mukosa vagina di
belakang himen. Buat simpul mati di belakang lingkaran himen dan
potong benang hingga tersisa ± 1 cm
37 Bila menggunakan tampon / kasa di dalam vagina, keluarkan tampon /
kasa. Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan rabalah dinding atas
rektum. ( Bila teraba jahitan, ganti sarung tangan dan lakukan
penjahitan ulang ).
38 Nasehati pada ibu agar :

a. Membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama setelah b.a.b. (arah
basuhan dari bagian muka ke belakang)
b. Kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu
pemeriksaan jahitan dan rektum (segera rujuk jika terjadi fistula)
39 Atur kembali posisi ibu senyaman mungkin, bereskan alat dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%
C TEKNIK

40 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

41 Teruji melakukan secara sistematis

42 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik

43 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar Heacting Perineum. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar
F. RINGKASAN

Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan
hemostatis). Inga bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan
terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu
pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan
gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan
hemostasis
Keuntungan teknik penjahitan jelujur
1. Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua
jenis simpul)
2. Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan
3. Menggunakan lebih sedikit jahitan.
BAB II
KONSELING TANDA BAHAYA PERSALINAN DAN BBL

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


kegiatan promotif dan preventif dalam asuhan persalinan dengan memberikan
konseling tentang tanda bahaya pada persalinan dan BBL. Untuk itu, agar
pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, harap pelajari dulu tentang konsep
konseling tentang tanda bahaya pada persalinan dan BBL .

Praktikum ini mempraktikkan konseling tentang tanda bahaya pada persalinan


dan BBL sesuai dengan kondisi pasien serta tanggap budaya. Kegiatan ini
dilaksanakan di Laboratorium Praktik Kebidanan atau di sarana pelayanan
kebidanan dengan metode role play, simulasi, dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ni, Anda diharapkan dapat melakukan


kegiatan promotif dan preventif dalam asuhan persalinan seperti konseling tentang
tanda bahaya pada persalinan dan BBL

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ini ada 2 yaitu:

1. Kegiatan praktikum 1: konseling tanda bahaya pada persalinan


2. Kegiatan praktikum 2: konseling tanda bahaya pada BBL
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
KONSELING TANDA BAHAYA PADA
PERSALINAN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling tanda bahaya pada persalinan ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik
di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling tanda
bahaya pada persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR KONSELING TANDA BAHAYA PADA

PERSALINAN Kriteria Penilaian


0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi
Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya persalinan secara umum,
seperti perdarahan lewat jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi keluar
7 dari jalan lahir, ibu mengalami kejang, ibu tidak kuat mengejan, air
ketuban berbau dan keruh, ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang
hebat
Menjelaskan kepada ibu tentang perdarahan lewat jalan lahir
Pendarahan merupakan hal yang paling berbahaya setelah melahirkan.
Ini juga menjadi penyebab utama seorang ibu meninggal setelah
8
melahirkan. Jika mengalami hal ini sebaiknya harus dilakukan perawatan
secara serius agar kesehatan Ibu segera membaik dan melakukan istirahat
yang cukup.
Menjelaskan kepada ibu tentang tali pusat atau tangan bayi keluar
dari jalan lahir
Jika tali pusat teraba disamping atau lebih rendah dari bagian depan,
sedangkan ketuban sudah pecah maka dikatakan tali pusat
menumbung.Jika hal ini terjadi pada ketuban yang masih utuh disebut tali
pusat terkemuka.Prolapsus foeniculi tidak mempengaruhi keadaan ibu
secara langsung, namun sebaliknya sangat membahayakan anak karena
9
tali pusat tertekan antara bagian depan anak dan dinding panggul yang
akhirnya timbul asfiksia.Bahaya terbesar bila anak letak kepala karena
bagian yang menekan tali pusat itu bundar dan keras.
Jika tangan bayi keluar dari jalan lahir merupakan petunjuk bahwa bayi
tidak dalam posisi yang sewajarnya (kepala), dan sangat memungkinkan
terjadinya kesulitan pada proses persalinan

Menjelaskan kepada ibu tentang tidak kuat mengejan saat persalinan


Penyebab kurangnya kemampuan ibu untuk mengejan, antara lain
usia yang sudah lebih dari 35 tahun, keadaan kesehatan ibu yang
kurang optimal, misalnya kurang gisi selama hamil, ibu hamil yang
sering melahirkan dengan jarak yang terlalu dekat, rasa ketakutan
dan trauma mental pada saat proses peralinan yang lalu,
10 sehingga pada saat mengejan tiba-tiba ibu panik, ibu yang
kelelahan selama melalui tahap demi tahap proses persalinan dan
sebagainya.
Jika ibu tak mampu mengejan dengan baik, maka bayi akan terlalu
lama berada di jalan lahir (dasar panggul). Keadaan ini membuat
bayi dalam kandungan tidak aman. Saat lahir kondisi bayi lemah
atau bahkan mengalami gangguan pernafasan, tidak bisa menangis,
bayi tampak tidak bugar.
Menjelaskan kepada ibu tentang kejang selama persalinan
Terjadinya kejang pada ibu saat proses kelahiran berlangsung harus
11 segera ditangani karena ini berbahaya untuk Ibu dan janinnya. Segera
bawa ke ruang UGD untyk ditindak lanjuti agar kelahiran dapat berjalan
dengan lancar.
12 Menjelaskan kepada ibu tentang air ketuban berbau dan keruh
Air ketuban keruh dan berbau menandakan adanya infeksi, ibu harus
secepatnya mendapatkan pertolongan dari tenaga medis di fasilitas
pelayanan yang lengkap
Menjelaskan kepada ibu tentang ibu gelisah atau mengalami kesakitan
yang hebat.
Bila ibu sangat gelisah atau kesakitanm hebat harus diwaspadai
13 Bisa jadi hal ini pertanda ada sesuatu di dalam rahim, yang
menunjukkan akan terjadinya robekan rahim. sangat berbahaya
bagi ibu karena biasanya akan terjadi perdarahan yang luar
biasa
banyaknya.
Menjelaskan kepada ibu apabila merasakan salah satu tanda bahaya
14 yang telah dijelaskan tadi agar secepatnya ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat agar segera mendapat penanganan
Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah
15
disampaikan
16 Menyimpulkan materi
C Teknik
17 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
18 Teruji melakukan secara sistematis
19 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
20 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
21 Teruji menggunakan media
22 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
23 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar konseling tanda bahaya pada persalinan. Anda dapat saling
bergantian 1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan
penuntun belajar

F. RINGKASAN
Tanda bahaya persalinan diantaranya, seperti perdarahan lewat jalan lahir, tali pusat
atau tangan bayi keluar dari jalan lahir, ibu mengalami kejang, ibu tidak kuat
mengejan, air ketuban berbau dan keruh, ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang
hebat.
1. Pendarahan merupakan hal yang paling berbahaya setelah melahirkan. Ini juga
menjadi penyebab utama seorang ibu meninggal setelah melahirkan.
2. Jika tali pusat teraba disamping atau lebih rendah dari bagian depan, sedangkan
ketuban sudah pecah maka dikatakan tali pusat menumbung.Jika hal ini terjadi
pada ketuban yang masih utuh disebut tali pusat terkemuka. Jika tangan bayi
keluar dari jalan lahir merupakan petunjuk bahwa bayi tidak dalam posisi yang
sewajarnya (kepala), dan sangat memungkinkan terjadinya kesulitan pada proses
persalinan
3. Penyebab kurangnya kemampuan ibu untuk mengejan, antara lain usia yang
sudah lebih dari 35 tahun, keadaan kesehatan ibu yang kurang optimal, misalnya
kurang gisi selama hamil, ibu hamil yang sering melahirkan dengan jarak yang
terlalu dekat, rasa ketakutan dan trauma mental pada saat proses peralinan yang
lalu, sehingga pada saat mengejan tiba-tiba ibu panik, ibu yang kelelahan selama
melalui tahap demi tahap proses persalinan dan sebagainya.
4. Terjadinya kejang pada ibu saat proses kelahiran berlangsung harus segera
ditangani karena ini berbahaya untuk Ibu dan janinnya. Segera bawa ke ruang
UGD untyk ditindak lanjuti agar kelahiran dapat berjalan dengan lancar.
5. Air ketuban keruh dan berbau menandakan adanya infeksi, ibu harus secepatnya
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis di fasilitas pelayanan yang lengkap
6. Bila ibu sangat gelisah atau kesakitanm hebat harus diwaspadai
Bisa jadi hal ini pertanda ada sesuatu di dalam rahim, yang menunjukkan akan
terjadinya robekan rahim. sangat berbahaya bagi ibu karena biasanya akan
terjadi perdarahan yang luar biasa banyaknya.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
KONSELING TANDA BAHAYA PADA BBL

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling tanda bahaya pada bayi baru lahir ini diharapkan
dapat membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
tanda bahaya pada bayi baru lahir

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR KONSELING TANDA BAHAYA PADA BBL

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi
Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir secara
umum, seperti bayi tidak mau menyusu, kejang, lemah, sesak nafas,
7
merintih, pusar kemerahan, demam/ tubuh terasa dingin, mata bernanah
banyak, sertakulit terlihat kuning
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi tidak mau menyusu
Ibu harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti
yang kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi,
8 jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya kan berkurang
dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak
mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin
justru
dalam kondisi dehidrasi berat.
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda
perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah
kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu
9
dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan
dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam
kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan
freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah.
10
Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu
dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi sesak nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia
11 dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas
kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka
anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.
12 Ketika bayi kita merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI
atau
sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal ini pada dokter.
Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
Menjelaskan kepada ibu tentang pusar bayi kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda
13 infeksi. Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah
jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air
hangat dan biarkan kering.tanpa dibungkus atau dibubuhi apapun.
Menjelaskan kepada ibu tentang bayi demam atau tubuhnya teraba dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang
14 atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar
membuat bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan
yang
dingin atau pakaian yang basah.
Menjelaskan kepada ibu tentang mata bayi yang bernanah banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya
15
infeksi yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi
dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau
bidan.
Menjelaskan kepada ibu tentang kulit bayi yang terlihat kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun
jika kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau
16 ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan
kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus
mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter.

Menjelaskan kepada ibu apabila merasakan salah satu tanda bahaya yang
17 telah dijelaskan tadi agar secepatnya membawa bayi ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat agar segera mendapat penanganan
Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah
18
disampaikan
19 Menyimpulkan materi
C Teknik
20 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
18 Teruji melakukan secara sistematis
21 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
22 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
23 Teruji menggunakan media
24 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
25 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar konseling tanda bahaya pada bayi baru lahir. Anda dapat saling
bergantian 1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan
penuntun belajar

F. RINGKASAN

Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru
lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Tindakan yang harus
dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera ke rumah sakit atau
puskesmas.Tanda bahaya pada bayi baru lahir diantaranya seperti bayi tidak mau
menyusu, kejang, lemah, sesak nafas, merintih, pusar kemerahan, demam/ tubuh terasa
dingin, mata bernanah banyak, sertakulit terlihat kuning
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN PESALINAN KALA I

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


manajemen asuhan persalinan kala I. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum
berjalan dengan lancar, harap pelajari dulu tentang konsep asuhan persalinan kala I.

Praktikum ini mempraktikkan cara identifikasi tanda asuhan persalinan kala


I seperti melakukan identifikai masalah dengan melakukan anamnesa pada ibu,
melakukan pemeriksaan fisik , identifikasi tanda gejala persalinan serta melakukan
pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf sesuai dengan
kewenangan bidan pada ibu bersalin, baik di sarana pelayanan kesehatan primer
maupun rumah sakit sesuai dengan standar, kondisi pasien serta tanggap budaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Praktik Kebidanan atau di sarana
pelayanan kebidanan dengan metode role play, simulasi, dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini, Anda diharapkan dapat


melakukan asuhan persalinan kala I

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ini ada 4 yaitu:

1. Kegiatan praktikum 1: anamnesa pada ibu bersalin


2. Kegiatan praktikum 2: pemeriksaan fisik ibu bersalin
3. Kegiatan praktikum 3 : identifikasi tanda gejala persalinan
4. Kegiatan praktikum 4: membuat partograf
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
ANAMNESA PADA IBU BERSALIN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum anamnesa pada ibu bersalin ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan anamnesa
pada ibu bersalin

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
- Alat tulis
D. PENUNTUN BELAJAR ANAMNESA IBU BERSALIN

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri


7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Menanyakan identitas : nama istri dan suami, umur istri dan suami, suku/
bangsa istri dan suami, agama istri dan suami, pendidikan terakhir istri dan
suami, pekerjaan istri dan suami

10
Menanyakan gravida dan para
11 Menanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT)

12 Menanyakan kapan bayi akan lahir ( menurut taksiran ibu)

13 Menanyakan riwayat alergi obat-obatan tertentu


14
Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang
- Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa
kartu asuhan antenatalnya/ buku KIA (jika memungkinkan)
- Pernahkah ibu mengalami masalah selama kehamilan ini (misal:
perdarahan, hipertensi, dll)
- Kapan mulai terjadi kontraksi?
- Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi terjadi?
- Apakah ibu merasakan gerakan bayi?
- Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna cairan ketuban?
Apakah kental atau encer? Kapan selaput ketuban pecah?
- Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu? Apakah berupa
bercak atau darah segar pervaginam?
- Kapan ibu terakhir kali kakan dan minum?
- Apakah ibu mengalami kesulitan saat berkemih?
15
Menanyakan Riwayat kehamilan sebelumnya
- Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya( bedah
sesar, persalinan dengan ekstraksi vakum, induksi atau augmentasi,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan, preeklamsi/ eklamsi, perdarahan
pascapersalinan)?
- Berat badan bayi yang paling besar yang pernah ibu lahirkan?
- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya?
16
Menanyakan riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi,
gangguan jantung, berkemih, dll)
17
Menanayakan masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan,
pusing atau nyeri epigastrium) jika ada, periksa tekanan darah dan proteinuri.
18
Menanyakan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk
kekhawatiran lainnya
C TEKNIK

19 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

20 Teruji melakukan secara sistematis

21 Setiap jawaban pasien direspon dengan baik

22 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar anamnesa pada ibu bersalin. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Anamnesa pada ibu bersalin adalah serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan
data-data subyektif untuk membantu kita dalam menegakkan analisis
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU BERSALIN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum pemeriksaan fisik pada ibu bersalin ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu bersalin

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
- Alat tulis

D. PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK IBU BERSALIN

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri


7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Melakukan pemeriksaan umum: keadaan umum, kesadaran dan tanda vital.


Untuk menilai akurasi tekanan darah, lakukan diantara 2 kontraksi

 Jika ibu mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHG
dan mengalami bengkak pada ekstremitas, segera lakukan
pemeriksaan protein ueri, curigai terjadinya Pre eklamsia

 Jika ibu mengalami tekanan darah 160/110 mmh atau lebih,


proteinuria 5 gr atau lebih, oliguria, diuresis 400 ml atau kurang
dalam 24 jam, mengalami gangguan penglihatan dan nyeri di daerah
epigastrium, curigai ibu menderita eklamsia

 Jika menemui ibu yang eklamsia: baringkan ibu miring ke kiri,


pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau
18), beri infus RL/ NS sejumlah 125 cc / jam, segera rujuk ke RS
PONEK dan dampingi ibu, beri dukungan dan semangat.

10
Melakukan pemeriksaan abdomen (palpasi, perkusi dan auskultasi), ermasuk
letak presentasi dan masuknya bagian terbawah janin.
- Menentukan tinggi pundus uteri
Dengan perasat leopold 1, ditentukan bagian mana dari tubuh bayi yang
menempati fundus uteri. Untuk pengukuran tinggi fundus yang akan
dikaitkan dengan taksiran berat janin, sebaiknya digunakan pita pengukur
dan dilakukan saat uterus tidak berkontraksi. Tempelkan ujung pita
pengukur mulai dari tepi atas simfisis pubis, kemudian rentangkan pita
mengikuti aksis/linea mediana dinding depan abdomen hingga ke puncak
fundus. Jaarak antara tepi atas simfisis dan puncak fundus uteri adalah
tinggi fundus
- Memantau kontraksi uterus:
Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan untuk
memantau lamanya kontraksi uterus. Secara hati-hati, letakkan tangan
penolong di atas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam
kurun waktu 10 menit. Tentukan frekuensi dan durasi dari setiap kontraksi
yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi 3 kontraksi dalam 10 menit
dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Dianatara kontraksi akan
terjadi retraksi dinding uterus
- Memantau denyut jantung janin
Gunakan fetoskop Pinnards atau Doppler untuk mendengan DJJ dalam
rahim ibu dan untuk menghitungjumlah denyut jantung janin per menit,
gunakan jarum detik pada jam dinding atau jam tangan. Nilai DJJ selama
dan segera setelah uterus berkontraksi. Mulai penilaian sebelum atau
selama puncak kontraksi. Dengarkan DJJ selama 60 detik.Lakukan
penialaian kontraksi tersebut pada lebih dari 1 kontraksi. Gangguan
kondisi kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau
lebih dari 160 kali permenit. Kegawatan janin ditunjukkan dari DJJ yang
kurang dari 120 atau lebih dari 18- kali per menit. Bila demikian
baringkan ibu miring ke kiri, beri oksigen 4-6 liter/menit, dan anjurkan ibu
untuk relaksasi. Nilai kembali DJJ setelah 5 menit dari pemeriksaan
sebelumnya, kemudian simpulkan perbahan yang terjadi. Jika DJJ tidak
mengalami perbaikan maka siapkan ibu untuk segera dirujuk
- Menentukan presentasi
Untuk menentukan presentasi bayi bisa menggunakan perasat leopold 3
Berdiri disamping dan menghadap ke kepala ibu (fkelsikan sendi panggul
dan lutut)
Untuk menentukan presentasinya apakah kepala atau bokong maka
perhatikan dan pertimbangakan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian
tersebut. Bagian berbentuk bulat, teraba keras, berbatas jelas dan mudah
digerakkan (bila belum masuk rongga panggul) biasanya adalah kepala.
Jika bentuknya kurang tegas, teraba kenyal, relatif lebih besar, dan sulit
dipegang secara mantab, maka bagian tersebut biasanya adalah bokong.
Istilah sungsang digunakan untuk menunjukkan bagian terbawah adalah
kebalikan dari kepala atau diidentikkan dengan bokong.
Jika bagian terbawah janin belum masuk ke rongga panggul maka bagian
tersebut masih dapat digerakkan. Jika telah memasuki rongga panggul
maka bagian terbawah janin sulit atau tidak dapat digerakkan.
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pengukuran dilakukan melalui dinding abdomen (hal ini jauh lebih
nyaman bagi ibu dibandingkan pengukuran melalui periksa dalam).Jika
dilakukan dengan benar maka hasilnya akan sama baiknya dengan hasil
periksa dalam tentang kemajuan persalinan (penurunan bagian terbawah
janin) dan dapat mencegah periksa dalam yang tidak perlu atau
berlebihan
Dilakukan degan menghitung proporsi bagian terbawah janin yang masih
berada di tepi atas simfisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan
permeriksa (per limaan) Bagian di atas simfisis adalah proporsi yang
belum masuk PAP dan sisanya (yang tidak teraba) menunjukan sejauh
mana bagian terbawah janin telah masuk ke rongga panggul
 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis
 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP
 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP
 2/5 jika hanya sebagian bagian terbawah janin berada di atas simfisis
dan 3/5 bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul
(tidak dapat digerakkan)
 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin
yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk ke dalam
rongga panggul
 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak bisa teraba lagi dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke
dalam rongga panggul
 Merujuk pada kasus primigravida, inpartu kala I fase aktif dengan
kepala janin masih 5/5 dimana kondisi ini patut diwaspadai sebagai
kondisi yang tidak lazim. Alasannya: pada kala I persalinan, kepala
seharusnya sudah masuk ke dalam rongga panggul. Bila ternyata kepala
tidak turun, mungkin diameter bagian terbawah janin lebih besar
dibandingkan dengan diameter pintu atas panggul. Mengingat hal ini
patut didiga sebagai disptoporsi kepala panggul ibu dianjurkan untuk
melahirkan di fasilitas kesehatan yang memiliki kemampuan untuk
melakukan prosedur SC. Penyulit lain dari kepala yang masih di atas
pintu atas panggul adalah tali pusat menumbung yang disebabkan oleh
pecahnya selaput ketuban yang diikuti oleh turunnya tali pusat
11 Melakukan periksa dalam (lihat penuntun belajar periksa dalam)

C TEKNIK

12 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

13 Teruji melakukan secara sistematis

14 Setiap jawaban pasien direspon dengan baik

15 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar pemeriksaan fisik pada ibu bersalin. Anda dapat saling bergantian
1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Pemeriksaan fisika pada ibu bersalin adalah serangkaian kegiatan untuk
mengumpulkan data-data obyektif untuk membantu kita dalam menegakkan analisis
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
IDENTIFIKASI TANDA GEJALA
PERSALINAN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum identifikasi tanda gejala persalinan ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentfiksi tanda
gejala persalinan dengan benar

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
- Alat tulis

D. PENUNTUN BELAJAR IDENTIFIKASI TANDA GEJALA PERSALINAN

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri


7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Mengidentifikasi tanda gejala persalinan kala I

 Memastikan apakah ibu mengalami kontraksi yang semakin lama


semakin sering

 Menanyakan apakah ibu telah mengalami pengaluaran lendir dan darah


 Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan apakah telah terjadi
penipisan dan pembukaan serviks

- Fase laten : dimulai sejak awal berkontraksi yang


menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm,
pada umumnya fase laten berlangsung 6 hingga 8 jam

- Fase aktif : frekuensi dan lama kontraksi uterus semakin


meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/ memadai
jika terjadi 3 kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama
40 detik atau lebih), dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan
lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm
per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara), terjadi penurunan bagian terbawah janin.

10
Tanda gejala persalinan kala II
 Mengidentifikasi apakah ibu terlihat seperti ada dorongan ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi
 Menanyakan kepada ibu apakah ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rektum dan atau vaginanya
 Mengidentifikasi apakah perineum terlihat menonjol
 Mengidentifikasi apakah vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
 Mengidentifikasi apakah terjadi peningkatan pengeluaran lendir dan
darah
 Melakukan pemeriksaan dalam (pembukaan serviks lengkap)
 Melihat bagian kepala janin di instroitus vagina
11 Tanda gejala persalinan kala III

 Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus bebrbentuk bulat penuh dan
tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah
pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat (seringkali mengarah ke
sisi kanan)
 Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui
vulva, menandakan plasenta telah terlepas dari perlekatannya.

 Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di


belakang plasenta akan membantu plasenta keluar dibantu gaya
gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam ruang diantara dinding uterus
dan permukan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungan, maka
darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas

C TEKNIK

12 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

13 Teruji melakukan secara sistematis

14 Setiap jawaban pasien direspon dengan baik

15 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar Identifikasi tanda gejala persalinan . Anda dapat saling bergantian
1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Tanda gejala persalinan merupakan hal yang penting yang harus diketahui oleh
seorang bidan agar bisa memberikan asuhan dan tata laksana yang sesuai dengan
masing-masing tahapan persalinan.
KEGIATAN PRAKTIKUM
4 PARTOGRAF

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum partograf ini diharapkan dapat membantu Anda dalam
melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di laboratorium
kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan
pendokumentasian pada partograf

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
- Alat tulis

D. PENUNTUN BELAJAR/ LEMBAR PARTOGRAF


ME.ODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Page 40
MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Page 41
Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman pencatatan
partograf. Menurut Depkes RI (2008) cara pengisian partograf adalah sebagai
berikut:
Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman pencatatan
partograf. Menurut Depkes RI (2008) cara pengisian partograf adalah sebagai
berikut:
Lembar depan partograf.
1. Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam.
Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules.
2. Kondisi janin.
a. Denyut Jantung Janin.
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan waktu 30
menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100.
Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit
(bradicardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi).
Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan
satu titik dengan titik yang lainnya.
b. Warna dan adanya air ketuban.
Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina,
menggunakan lambang-lambang berikut:
U : Selaput ketuban Utuh.
J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.
M : Air ketubanbercampur Mekonium.
D : Air ketuban bernodaDarah.
K : Tidak ada cairan ketuban/Kering.
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada
tanda-tanda gawat janin (DJJ < 100 atau > 180 kali per menit) maka
harus segera dirujuk

Tetapi jika terdapat mekonium kental segera rujuk ibu ke tempat yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan
bayi baru lahir.

c. Penyusupan/molase tulang kepala janin.


Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang
(molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah
lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut:
0 : Sutura terpisah.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR Page 42


1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan kemungkinan
adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion).
3. Kemajuan persalinan.
Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.
a. Pembukaan serviks.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4
jam. Cantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.
b. Penurunan bagian terbawah janin.
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan.
Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan
tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai.
c. Garis waspada dan garis bertindak.
Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan
berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan
dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit.
Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada
garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di
sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di
tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

Ibu terindikasi partus lama : Jika grafik dilatasi menyimpang ke kanan


dari garis waspada, dilatasi < 1 cm per jam, kontraksi < 2 kali dalam 10
menit dan lamanya < 40 detik, segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan
bayi baru lahir. Dampingi ibu ke tempat rujukan, beri dukungan dan
semangat.

d. Jam dan waktu.


- Waktu mulainya fase aktif persalinan.
Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
- Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.
Cantumkan tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif
persalinan.
4. Kontraksi uterus.
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit.Nyatakan lama kontraksi dengan:
- Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya < 20 detik.
- Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40 detik.
- Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40
detik.
5. Obat-obatan dan cairan yang diberikan.
- Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan
tetes per menit.
- Obat lain dan caira IV. Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.
6. Kondisi ibu.
- Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda
titik (•) pada kolom yang sesuai.
- Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada
penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
- Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi
peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak
yang sesuai.
- Volume urine, protein dan aseton.
Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih).
Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

Lembar belakang partograf.


Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk
mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi
baru lahir (terlampir).
1. Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat
merujukdan masalah dalam kehamilan/persalinan ini.
2. Kala I.
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaannya.
3. Kala II.
Kala II terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat janin, distosia
bahu dan masalah dan penatalaksanaannya.
4. Kala III.
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,
pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri,
kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri,
jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.
5. Kala IV.
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.
6. Bayi baru lahir.
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin,
penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.

F. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
lembar partograf. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan lembar partograf yang lain

G. RINGKASAN

Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul
bari. 2002).Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan
( depkes RI, 2004).

Menurut depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui
pemeriksaan dalam serta mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan
normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.

Menurt depkes RI (2004) partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase
aktif kala I persalinan sebagai elmen penting asuhan persalinan. partograf harus di
gunakan, baik ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong
persalinan dalam memantau, menevaluasi dan membuat keputusan klinik baik
persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit. Selama persalinan dan
kelahiran di semua tempat ( rumah, puskesmas,klinik bidan swasta, rumah
sakit,DLL).Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
kepada ibu sekama pesalinan dan kelahiran ( dr. spesialis obstetric ginekologi,
bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteron).

Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinnya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mecegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
BAB IV
MANAJEMEN ASUHAN PESALINAN KALA II

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


manajemen asuhan persalinan kala II. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum
berjalan dengan lancar, harap pelajari dulu tentang konsep asuhan persalinan kala
II.

Praktikum ini mempraktikkan asuhan persalinan kala II seperti manuver


tangan saat melakukan pertolongan kelahiran bayi dan manajemen asuhan
persalinan kala IIsesuai dengan kewenangan bidan pada ibu bersalin, baik di sarana
pelayanan kesehatan primer maupun rumah sakit sesuai dengan standar, kondisi
pasien serta tanggap budaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Praktik
Kebidanan atau di sarana pelayanan kebidanan dengan metode role play, simulasi,
dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ni, Anda diharapkan dapat melakukan


asuhan persalinan kala II

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ini yaitu tentang

1. Manuver tangan saat melahirkan bayi

2. Manajemen asuhan persalinan kala II


KEGIATAN PRAKTIKUM 1
MANUVER TANGAN SAAT MELAHIRKAN BAYI

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum manuver tangan saat melahirkan bayi ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan pertolongan
persalinan dengan tehnik/ manuver tangan yang benar

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model persalinan
b. APD lengkap
D. PENUNTUN BELAJAR

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI
9 Mencuci tangan 6 langkah dan mengeringkannya dengan handuk
bersih, menggunakan sarung tagan DTT/ steril
10 Letakkan telapak tangan pada bagian vertex yang terlihat, sambil hati-
hati agar jangan membiarkan tangan masuk kedalam vagina. Lakukan
penekanan terkendali dan tidak menghambat kepala janin untuk
keluar
11 Dengan tangan lainnya, support perineum untuk mencegah kepala
terdorong keluar terlalu cepat sehingga merusak perineum. Tutupilah
tangan yang mensupport perineum dengan handuk. Letakkan ibu jari
dipertengahan pada salah satu sisi perineum dan letakkan jari telunjuk
dipertengahan sisi perineum yang berlawanan. Secara perlahan
tekanlah ibu jari dan jari telunjuk kebawah dan kearah satu sama lain
untuk mengendalikan peregangan perineum.
12 Dengan cermat dan hati-hati perhatikan perineum saat kepala janin
terus muncul dan lahir, usaplah mulut bayi dengan jari yang dibungkus
kain kasa

13 Pada waktu kepala sudah lahir, luncurkan salah satu jari tangan dari
salah satu tangan ke leher bayi untuk memeriksa apakah ada lilitan tali
pusat disekeliling leher janin, biasanya tali pusat tersebut hanya perlu
dilonggarkan sedikit agar kepala janin bisa dilahirkan tanpa kesulitan

14 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, upayakan agar tali
pusat tersebut dapat dilonggarkan lewat kepalanya. Jika lilitan tali
pusat tersebut terlalu ketat untuk bisa dilepas lewat kepala bayi, tetapi
tidak terlalu ketat melilit leher bayi, lepaskan melalui bahunya saat
bayi lahir

15 Jika tali pusat tersebut melilit leher bayi dengan ketat, pasanglah dua
buah klem pada tali pusat tersebut dengan segera. Pastikan ibu
mendapatkan penjelasan tentang apa yang penolong lakukan, dan
sebaiknya ibu hanya bernafas pendek saja dan tidak meneran.

16 Tunggulah sampai terjadi rotasi eksternal pada kepala bayi. Setelah


kepala bayi berputar menghadap ke paha ibu, letakkan tangan pada
kedua sisi kepala bayi, tangan kebawah untuk melahirkan bahu anterio,
kemudian tangan mengarah keatas lagi untuk melahirkan bahu
posterior

17 Setelah bahu dilahirkan, letakan salah satu tangan dibawah leher bayi
untuk menopang kepala, leher dan bahunya, sedangkan 4 jari tangan
yang satu lagi menopang lengan dan bahu anterior. (sementara
melakukan hal tersebut, bungkukan badan secukupnya untuk
mengamati perineum dan memastikan bahwa tidak ada tekanan
berlebihan pada perineum)

18 Pada saat badan bayi dilahirkan, luncurkan tangan atas kebawah badan
bayi, dan selipkan jari telunjuk diantara kaki bayi dan terus ke bawah
hingga menggenggam kedua pergelangan kaki bayi

19 Lahirkan tubuh bayi dalam gerak lengkung yang rata (ingat kurva
carus) keluar supaya kepalanya sekarang ditopang oleh permukaan
telapak tangan yang satu lagi. Tangan yang menopang kepala
hendaknya lebih rendah dari tubuh bayi.

Sementara mengevaluasi kondisi bayi, keringkanlah lalu letakkan bayi


diatas abdomen ibu

C TEKNIK
20 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
21 Teruji melakukan secara sistematis
22 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
23 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar manuver tangan saat melahirkan bayi. Anda dapat saling
bergantian 1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan
penuntun belajar

F. RINGKASAN
Manuver tangan yang benar saat pertolongan persalinan adalah hal yang sangat
penting karena akan menyangkut keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu dalam
memberikan asuhan persalinan seorang bidan harus benar-benar terampil dan
kompeten.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
ASUHAN PERSALINAN KALA II

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum asuhan persalinan kala II ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan asuhan
persalinan kala II dengan benar

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model persalinan
b. APD lengkap
c. 1 handuk
d. 2 kain bersih dan kering
e. Partus set
f. Waskom berisi Larutan clorin
D. PENUNTUN BELAJAR ASUHAN KALA II

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

NILAI
No BUTIR YANG DINILAI
0 1 2

A. SIKAP DAN PRILAKU

1 Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan


2
dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B. KONTEN/ ISI

9 Mencuci tangan 6 langkah

Memberitahu ibu tentang kondisinya dan janinnya

Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik


dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
10
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
pelaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang
ada.
 Ibu diperbolehkan memilih pendamping yang akan mendampingi
ibu selama proses persalinan (keluarga dekat). Jelaskan pada
anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran

 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif


 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu
11 lama)
 Anjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan
semangat ibu
 Berikan cukup asuhan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigrafida) atau 60 menit
(1 jam) meneran (multigravida)
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
12 yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.

Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,


13
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

14 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat


15
dan bahan

16 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

17 Menolong kelahiran bayi :

 Dengan dialasi kain tangan kanan menyangga perineum


 Empat jari tangan kiri di atas simfisis mengendalikan kelahiran
kepala bayi
18 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin
kemudian
19 Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

20 Melahirkan bahu dengan menempatkan tangan secara biparietal

21 Melahirkan badan dan tungkai secara sangga susur : menyangga


kepala, leher, bahu secara polda (jempol di dada) dan menyusuri
punggung ke arah bokong dan tungkai bawah

22 Meletakkan bayi di atas perut ibu dengan mengekstensikan kepala


bayi

23 Menilai sambil mengeringkan bayi

24 Ganti handuk dengan kain bersih dan kering, bungkus bayi hingga
kepala

25 Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan


tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%

26 Mencuci tangan

C. TEKNIK

27 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti


28 Teruji melakukan secara sistematis
29 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
30 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

G. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar manajemen asuhan persalinan kala II. Anda dapat saling
bergantian 1 orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan
penuntun belajar

H. RINGKASAN
Manjemen asuhan persalinan kala II adalah hal yang sangat penting karena akan
menyangkut keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu dalam memberikan asuhan
persalinan seorang bidan harus benar-benar terampil dan kompeten.
BAB V
MANAJEMEN ASUHAN PESALINAN KALA III dan IV

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


manajemen asuhan persalinan kala III dan IV. Untuk itu, agar pelaksanaan
praktikum berjalan dengan lancar, harap pelajari dulu tentang konsep asuhan
persalinan kala III dan IV.

Praktikum ini mempraktikkan asuhan persalinan kala III dan IV seperti


melakukan Manajemen aktif kala III dan observasi kala IV sesuai dengan
kewenangan bidan pada ibu bersalin, baik di sarana pelayanan kesehatan primer
maupun rumah sakit sesuai dengan standar, kondisi pasien serta tanggap budaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Praktik Kebidanan atau di sarana
pelayanan kebidanan dengan metode role play, simulasi, dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ni, Anda diharapkan dapat melakukan


asuhan persalinan kala III dan IV

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ini ada 2 yaitu:

1. Kegiatan praktikum 1: manajemen aktif kala III


2. Kegiatan praktikum 2: observasi kala IV
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
MANAJEMEN AKTIF KALA III

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum manajemen aktif kala III ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan manajemen
aktif kala III dengan benar

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas
3. Peralatan
a. Model peraga
b. APD lengkap
c. Sarung tangan DTT/steril
d. Spuit yang telah diisi oksitosin 10 unit
e. 2 klem tali pusat
f. Tempat plasenta
g. Bengkok
h. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR MANAJEMEN AKTIF KALA III

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU

1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI

9 Mencuci tangan dengan 6 langkah


10 Memasang sarung tangan DTT/steril
11 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (bukan kehamilan kembar)
12 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoksin agar uterus
berkontraksi dengan baik
13 Menyuntikkan oksitoksin 10 unit (IM) di 1/3 distal lateral paha dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir,
14 Menjepit tali pusat dengan 3-5 cm dari pangkal pusat bayi setelah 2
menit sejak bayi lahir. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan klem tali pusat pada sekitar 2
cm distal dari klem pertama
15 Melakukan IMD
16 Memindahkan klem pada tali pusat 5 – 10 cm ke depan perineum

17 Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpisis) untuk mendeteksi kontraksi dan tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
18 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah,
sambil tangan yang lain mendorong kearah belakang atas (dorso
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uterus). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga uterus berkontraksi.
 Jika uterus tidak berkontraksi minta ibu, suami dan
keluarga melakukan stimulasi putting susu

19 Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan tangan yang satu


melakukan dorongan dorso kranial. Minta ibu sambil meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (sambil tetap melakukan
dorongan dorso kranial)
 Jangan melakukan peregangan tali pusat tanpa diikuti dengan
tekanan dorso-kranial secara serentak pada bagian bawah uterus
(di atas simfisis)
 Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit
oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih. Jika penuh,
gunakan tehnik aseptik untuk memasukkan kateter untuk
mengosongkan kandung kemih. Ulangi kembali peregangan tali
pusat dan tekanan dorso-kranial. Apabila tersedia akses dan
mudah menjangkau fasilitas kesehatan rujukan maka nasehati
keluarga bahwa mungkin ibu perlu dirujuk jika plasenta belum
lahir setelah 30 menit bayi lahir. Pada menit ke 30 coba lagi
lakukan peregangan dan tekanan dorso kranial untuk terakhir
kalinya. Jika tetap plasenta tidak lahir ibu mengalami “retensio
plasenta”, segera rujuk

20 Saat plasenta muncul di introitus vagina. Melahirkan plasenta dengan


kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta dalam wadah yang
sudah disediakan
21 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase
uterus, meletakkan tangan di fundus dan lakukan gerakkan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

22 Memeriksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal), pastikan plasenta lahir


lengkap, masukkan plasenta pada kantung plastic/tempat khusus.

23 Menelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam


larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan
secara terbalik dan rendam sarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5%
selama 10 menit.

24 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan tangan.


C TEKNIK

25 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti


26 Teruji melakukan secara sistematis
27 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
28 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar manajemen aktif kala III. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Langkah manajemen aktif kala III adalah pemberian oksitosin setelah bayi lahir,
peregangan tali pusat terkendali dan pemijatan uterus setelah plasenta lahir.
Manajemen Aktif Kala Tiga bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif dan efisien sehingga dapat memperpendek waktu kala Tiga persalinan
dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis
KEGIATAN PRAKTIKUM
2 OBSERVASI KALA IV

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum manajemen asuhan kala IV ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan manajemen
asuhan kala IV dengan benar

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
a. Pencegahan infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. Menggunakan APD lengkap
c. Mendekontaminasi alat bekas pakai sebelum di cuci bilas

3. Peralatan
a. Model peraga
b. APD lengkap
c. Sarung tangan DTT/steril
d. Kasa steril
e. Waslap 2 buah
f. Pakaian ibu beserta pembalut
g. Spuit 1 cc yang sudah diisi vitamin K
h. Vaksin HB0
i. Tetes/salep amata gentamicyn
j. Bengkok
k. Waskom berisi air DTT
l. Larutan klorin 0,5%
D. PENUNTUN BELAJAR OBSERVASI KALA IV

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU


1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI
9 Mencuci tangan 6 langkah
10 Memasang sarung tangan DTT/ steril
11 Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum dengan
menggunakan kasa steril, melakukan penjahitan bila terjadi laserasi dan
menimbulkan perdarahan.

12 Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam

 Jika uterus teraba lembek/ tidak berkontraksi, dan ibu


mengalami perdarahan pascapersalinan, lakukan tindakan
kompresi bimanual

13 Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus dan menilai


kontraksi

14 Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

Salah satu cara menilai kehilangan darah adalah dengan melihat


volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak
botol 500 ml dapat menampung semua darah tersebut. Jika darah bisa
mengisi 2 botol, ibu telah kehilangan 1 liter darah, jika darah bisa
mengisi setengah botol, ibu telah kehilangan darah sebanyak 250 ml.
Memperkirakan kehilangan darah adalah salah satu cara untuk
menilai kondisi ibu. Cara tidak langsung untuk mengukur jumlah
kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala dan tekanan
darah.

 Jika perdarahan menyebabkan ibu lemas, pusing dan kesadaran


menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg
dari kondisi sebelumnya, maka telah terjadi perdarahan lebih
dari 500 ml

 Bila ibu mengalami syok hivopolemik ( nadi cepat, lemah <


110 x/ mnt, tekanan darah rendah sistolik < 90 mmHg, pucat,
keringat dingin, kulit lembab, nafas cepat > 30 x/mnt, cemas,
kesadaran menurun bahkan tidak sadar, produksi urin sedikit
<
30 cc/jam)maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total
jumlah darah ibu (2000-2500 ml)
15 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum baik

16 Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan


baik (40-60 x/menit)

17 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%


untuk dekontaminasi (10 menit), kemudian cuci dan bilas

18 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang


sesuai

19 Membersihkan ibu dan paparan darah dan cairan tubuh ibu dengan air
dari cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

20 Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberi ASI. Anjurkan


keluarga untuk memberikan ibu makanan dan minuman yang
diinginkan.
21 Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

22 Mencelupkan dan melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik


dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

23 Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan keringkan

24 Memakai sarung tangan bersih untuk melakukan pemeriksaan fisik


bayi

25 Dalam 1 jam pertama beri salep /tetes mata profilaksis, vit K 1 mg di


paha kiri bawah lateral, melakukan peneriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi dan temperature tubuh setiap 15 menit

26 Setelah 1 jam pemberian vitamin K, memberikan suntikan immunisasi


hepatitis B di paha kanan bawah lateral, meletakkan bayi didekat
jangkauan ibu agar bayi dapat sewaktu-waktu disusukan.

27 Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam


larutan klorin 0,5% selama 10 menit

28 Mencuci kedua tangan dengan sabun di air mengalir dan keringkan

29 Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-


tanda vital.

C TEKNIK
30 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
31 Teruji melakukan secara sistematis
32 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
33 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar manajemen asuhan kala IV. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar
F. RINGKASAN
Manajemen asuhan kala IV terdiri dari evaluasi uterus, peeriksaan serviks-vagina
dan perineum, pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital-kontraksi uterus-lochea-
kandung kemih-perineum, serta perkiraan darah yang hilang.

BAB VI
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


manajemen nyeri persalinan. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan
lancar, harap pelajari dulu tentang manajemen nyeri persalinan

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini, Anda diharapkan dapat


melakukan manajemen nyeri persalinan

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum : tehnik relaksasi nafas dalam

KEGIATAN PRAKTIKUM 1
TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum tehnik relaksasi nafas dalam ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan manajemen
nyeri persalinan salah satunya tehnik relaksasi nafas dalam

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
-
D. PENUNTUN BELAJAR TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Kriteria Penilaian

0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan/ dilaksanakan tetapi salah


1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

Skor
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2

A SIKAP DAN PERILAKU


1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

4 Teruji memposisikan dengan tepat

5 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri

7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan

8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan

B KONTEN / ISI
9 Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik

10 Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara

11 Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya


keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien
untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya

12 Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2
menit )

13 Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara


perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju
keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh

14 Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang
mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya

15 Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bial ras nyeri
kembali lagi

16 Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara


mandiri

C TEKNIK
17 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
18 Teruji melakukan secara sistematis
19 Setiap jawaban pasien di respon dengan baik
20 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar yang telah disediakan. Anda dapat saling bergantian 1 orang
melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Teknik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak mem-berikan
masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah
kesalahan yang berlebihan pasca persali-nan. Adapun relaksasi bernapas selama
proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam
keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi
kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses
persalinan.
BAB VII
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
PERSALINAN

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


pendokumentasian asuhan persalinan. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum
berjalan dengan lancar, harap pelajari dulu tentang pendokumentasian asuhan
persalinan. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini, Anda diharapkan dapat
melakukan pendokumentasian asuhan persalinan

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum : pendokuemntasian asuhan persalinan

KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN PERSALINAN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum pendokumentasian asuhan persalinan ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan
pendokumentasian asuhan persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan pendokumentasian sesuai dengan format yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Format pendokumentasian
D. FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN PERSALINAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

HARI/ TANGGAL : ......................................................................


JAM : ......................................................................
No. RMK : .....................................................................

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama istri : .........................................................
Umur : .........................................................
Suku / Bangsa : .........................................................
Agama : ......................................................... ..
Pendidikan : ......................................................... ..
Pekerjaan : .........................................................
Alamat : .........................................................

Nama Suami : .........................................................


Umur : .........................................................
Suku / Bangsa : .........................................................
Agama : .........................................................
Pendidikan : .........................................................
Pekerjaan : .........................................................
Alamat : .........................................................

2. Keluhan Utama :ibu mengatakan hamil.....bulan, mengeluh. (yang


menyebabkan, gejala yang dirasakan, dimana gejala
dirasakan, seberapa parah yang dirasakan, tanggal dan
jam gejala terjadi, tiba-tiba atau bertahap)
atau ibu hamil bulan ingin memeriksakan kehamilan
3. Status Perkawinan
Kawin : …………………….
Usia kawin : …………………….
Lamanya : …………………….
Berapa kali menikah : …………………….
Dengan suami sekarang : …………………….
Istri keberapa dari suami sekarang : ...............................

4. Riwayat Haid
Menarche : ........................................................
Siklusnya : ........................................................
Lamanya : ........................................................
Banyaknya : ........................................................
Dismenorhea : ........................................................
HPHT : ........................................................
TP : (sertakan rumus)..............................
UK : ........................................................

5. Riwayat Obstetri dan ginekologi

Anak
N Umur Tempat Jenis
Tahun Penolong Penyulit Nifas
o Kehamilan Partus Partus BB/ Keadaa
Sex
PB n

1.

2.

3.

Riwayat Ginekologi
………………………………………………………………………………………
…………….....
6. Riwayat KB
Jenis, lama pemakaian, alasan ganti, alasan berhenti, rencana kontrasepsi
berikutnya

7. Riwayat kehamilan sekarang


G…. P…. A…
ANC Trimester I
a. Frekuensi : ……………………………………………
b. Tempat : ……………………………………………
c. Umur Kehamilan : ……………………………………………
d. Immunisasi : ……………………………………………
e. Pergerakan anak : ……………………………………………
f. Keluhan : ……………………………………………
g. Nasehat : ……………………………………………
h. Pengobatan : ……………………………………………

ANC Trimester II
a. Frekuensi : ……………………………………………
b. Tempat : ……………………………………………
c. Umur Kehamilan : ……………………………………………
d. Immunisasi : ……………………………………………
e. Pergerakan anak : ……………………………………………
f. Keluhan : ……………………………………………
g. Nasehat : ……………………………………………
h. Pengobatan : ……………………………………………

ANC Trimester III


a. Frekuensi : ……………………………………………
b. Tempat : ……………………………………………
c. Umur Kehamilan : ……………………………………………
d. Immunisasi : ……………………………………………
e. Pergerakan anak : ……………………………………………
f. Keluhan : ……………………………………………
g. Nasehat : ……………………………………………
h. Pengobatan : ……………………………………………

8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
.......................................................................................................
b. Riwayat kesehatan keluarga
.......................................................................................................
1. Data Biologis
a. Nutrisi
Terakhir ma/min : ……………………………
Banyaknya :............................................
b. Eliminasi
1) BAB
Terakhir BAB : ……………….
Warna : ……………….
Konsistensi : ……………….
Masalah : ……………….
2) BAK
Terakhir BAK : ……………….
Warna : ……………….
Bau : ……………….
Masalah : ……………….
c. Personal hygiene
Terakhir mandi : ………………………
Terakhir gosok gigi : .........................................
d. Aktifitas
Apa yang dirasakan ibu sejak merasakan mules……….
e. Tidur dan Istirahat
Berapa jam tidur sejak mules dirasakan ……………….
2. Data Psikososial dan Spiritual
a. Ibadah apa yang diinginkan ibu saat ini
b. Perasaan ibu terhadap proses persalinan yang akan dilaluinya
c. Apa yang diketahui ibu tentang proses persalinan
d. Siapa yang diharapkan ibu untuk menjadi pendamping persalinan
e. Siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : ……………………….
b. Kesadaran : .....................................
c. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : ……………………….
Nadi : ……………………….
Suhu : ......................................
Respirasi : .....................................
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Muka : ……………………………….
Mata : ……………………………….
2) Abdomen : ………………………………..
3) Genetalia : ………………………………..
4) Ekstrimitas :…………………………………
b. Palpasi
1) Dada/payudara : ………………………………..
2) Abdomen
Leopold I : ……………………………….
Leopold II : ……………………………….
Leopold III : ……………………………….
Leopold IV : ……………………………….
TBJ :(Sertakan rumus)….…………..
His
Frekuensi : .................................................
Durasi : .................................................
3) Ekstremitas :....................................................
c. Auskultasi DJJ
1) Kejelasan : ……………………………….
2) Keteraturan :………………………………..
3) Frekuensi : ……………………………….
d. Pemeriksaan Dalam
1) Keadaan Vagina : ……………………………….
2) Arah serviks : ……………………………….
3) Pendataran serviks : ……………………………….
4) Pembukaan serviks : ……………………………….
5) Selaput ketuban : ……………………………….
6) Presentasi : ……………………………….
7) Penurunan presentasi : ……………………………….
8) Titik penunjuk : ……………………………….
9) Kesan panggul : ……………………………….
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Aseton : ……………………………….
2) Pemeriksaan Protein Urine : ……………………………….
3) Pemeriksaan Lakmus.................................................................( atas
indikasi)
4) Pemeriksaan HB..........................................................................(atas
indikasi)
C. Analisa
G, P ,A , Hamil.............minggu, Kala … fase …, janin tunggal/gamely,
hidup/mati, intra uteri, dengan … (kondisi ibu atau janin)
D. Penatalaksanaan

CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN


Kala II :
S. : ..........................................................................................................
O. : ...........................................................................................................
A. : G P A , Hamil.......mg, Kala II , Janin tunggal hidup inta uteri
dengan..........................(kondisi ibu atau janin)
P. : ..........................................................................................................

Kala III :
S. : ..........................................................................................................
O. : ...........................................................................................................
A. : P A , Kala III , dengan..........................(kondisi ibu atau janin)
P. : ..........................................................................................................

Kala IV :
S. : ..........................................................................................................
O. : ...........................................................................................................
A. : P A , Kala IV , dengan...........................(kondisi ibu atau janin)
P. : ..........................................................................................................

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
format pendokumentasian yang telah disediakan. Anda dapat saling bergantian 1
orang melakukan dan teman yang lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Dalam memberikan informasi tentang persalinan dan segala persiapan yang harus
dilakukan oleh ibu denganlengkap dan jelas, karena informasi iniakan membantu
mengurangi kecemasan yang ibu rasakan.
BAB VIII
UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF BERBASIS ISLAM
BERKEMAJUAN DALAM ASUHAN PERSALINAN DAN
BBL

A. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum di buku ini anda akan mempraktikkan


upaya promotif dan preventif berbasis islam berkemajuan dalam asuhan persalinan
dan BBL. Untuk itu, agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, harap
pelajari dulu tentang upaya promotif dan preventif berbasis islam berkemajuan
dalam asuhan persalinan dan BBL
Praktikum ini mempraktikkan upaya promotif dan preventif berbasis islam
berkemajuan dalam asuhan persalinan seperti konseling terkait informasi tentang
persalinan dan kebutuhan saat persalinan dan pencegahan komplikasi saat
persalinan, Inisiasi menyusu dini, vaksinasi dan perawatan tali pusat.. Kegiatan ini
dilaksanakan di Laboratorium Praktik Kebidanan atau di sarana pelayanan
kebidanan dengan metode role play, simulasi, dan lain-lain.

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ni, Anda diharapkan dapat melakukan


upaya promotif dan preventif berbasis islam berkemajuan dalam asuhan persalinan
dan BBL

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan Praktikum dalam bab ada 5 yaitu :

1. Kegiatan praktikum 1: informasi tentang persalinan dan kebutuhan saat


persalinan
2. Kegiatan praktikum 2: pencegahan komplikasi saat persalinan
3. Kegiatan praktikum 3 : Inisiasi menyusu dini
4. Kegiatan praktikum 4 : vaksinasi
5. Kegiatan praktikum 5 : perawatan tali pusat
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
KONSELING INFORMASI TENTANG PERSALINAN DAN
KEBUTUHAN SAAT PERSALINAN

G. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling informasi tentang persalinan dan kebutuhan saat
persalinan ini diharapkan dapat membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan
dan sikap dalam praktik kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri
Bidan, atau Rumah Sakit

H. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
informasi tentang persalinan dan kebutuhan saat persalinan

I. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

J. PENUNTUN BELAJAR KONSELING PERSIAPAN PERSALINAN

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi
Menjelaskan kepada ibu tentang tujuan persiapan persalinan, yaitu
7 untuk menyiapkan segala kebutuhan selama kehamilan maupun proses
persalinan
Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan fisik
Persiapan fisik berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu. Agar energi
yang diperlukan saat persalinan nanti cukup, ibu harus mengkonsumsi
makanan bergizi dan minum yang cukup serta tetap melakukan aktivitas
9 seperti berjalan pagi, atau kegiatan tumah lainnya (untuk yang bekerja
dipastikan sudah cuti), dan tetap istirahat yang cukup
Persiapan fisik lainnya adalah rutinitas dalam memeriksakan kehamilan
ke petugas kesehatan, agar perkembangan kehamilan dan janin ibu bisa
diketahui.
Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan psikologis
Ibu harus menghindari kepanikan, ketakutan, ibu harus tenang, ibu akan
melalui saat-sat persalinan dengan baik dan lebih siap serta mintalah
dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang akan
membantu memberikan semangat untuk ibu.
Keluarga atau suami harus dapat memberikan sentuhan kasih sayang,
10 meyakinkan ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, keluarga harus
memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu,
keluarga serta memberikan bimbingan untuk berdoa sesuai agama dan
keyakinan.
Bagi ibu yang primigravida disarankan untuk mencari pengetahuan
seluas-luasnya tentang masa kehamilan dan persalinan dengan membaca
buku atau berkonsultasi dengan petugas kesehatan
Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu
kebutuhan yang mutlak harus disiapkan.
Ibu harus menyiapkan anggaran biaya untuk persalinan,
11
Ibu harus menentukan tempat persalinan sesuai
kemampuan, pertimbangkan jarak tempat bersalin dengan
rumah, kualitas
pelayanannya, ketersediaan tenaga penolong, fasilitas yang dimiliki.
Karena setiap klinik/ RS memiliki ketentuan tarif yang beragam.
Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup
12
yang kurang baik terhadap kehamilan, persalinan dan berusaha
mencegah akibat itu.
Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah
13
disampaikan
14 Menyimpulkan materi
C Teknik
15 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
16 Teruji melakukan secara sistematis
17 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
18 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
19 Teruji menggunakan media
20 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
21 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP
K. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan penuntun belajar

L. RINGKASAN
Dalam memberikan informasi tentang persalinan dan segala persiapan yang harus
dilakukan oleh ibu denganlengkap dan jelas, karena informasi iniakan membantu
mengurangi kecemasan yang ibu rasakan.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
KONSELING PENCEGAHAN KOMPLIKASI SAAT PERSALINAN

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling pencegahan komplikasi saat persalinan ini
diharapkan dapat membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap
dalam praktik kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau
Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
pencegahan komplikasi saat persalinan

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR KONSELING PENCEGAHAN KOMPLIKASI SAAT


PERSALINAN

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
Melakukan apersepsi tentang pengetahuan ibu seputar pencegahan
6
komplikasi saat ersalinan
7 Menjelaskan pengertian komplikasi saat persalinan
Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana nyawa ibu atau janin yang
ia kandung terancam yang disebabkan oleh gangguan langsung saat
persalinan.
Menjelaskan penyebab terjadinya komplikasi saat persalinan
Komplikasi persalinan sering terjadi akibat dari keterlambatan
penanganan persalinan. selain itu ada lagi faktor-faktor yang
diduga ikut berhubungan dengan kejadian komplikasi tersebut
diantaranya usia, pendidikan, status gizi dan status ekonomi ibu
bersalin.
Faktor usia ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya komplikasi saat persalinan dikarenakan semakin muda
8 usia ibu saat terjadi persalinan maka semakin besar kemungkinan
terjadi komplikasi akibat panggul ibu yang masih sempit serta alat-
alat reproduksi yang belum matang. Usia kehamilan yang terlalu
muda saat persalinan mengakibatkan bayi yang dilahirkan menjadi
premature.
Status perkawinan ibu juga akan mempengaruhi psikologis ibu
selama proses persalinan. Keteraturan ibu dalam memeriksakan
kehamilan juga mempengauhi terjadinya komplikasi saat pesalinan
sebab jika terjadi kelainan tidak dapat terdeteksi secara dini.
Menjelaskan cara pencegahan komplikasi persalinan
Cara untuk mencegah terjadinya komplikasi persalinan diantaranya:
- Jangan hamil diusia muda
- Konsumsi gizi seimbang selama hamil
- Lakukan kunjungan ANC secara teratur selama kehamilan, karena
9 dengan melakukan kunjungan kehamilan secara teratur tenaga
kesehatan dapat memonitor perkembangan kondisi ibu dan janin,
serta jika terdapat kelainan bisa ditangani lebih dini.
- Sebelum melahirkan pastikan ibu telah menyiapkan P4K
(tabulin,pendonor darah, pendamping persalinan, penolong
persalinan,serta transportasi)
Memberikan kesempatan kepada ibu untuk menanyakan hal-hal yang
10
belum dimengerti
Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah
11
disampaikan
12 Menyimpulkan materi
C Teknik
13 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
14 Teruji melakukan secara sistematis
15 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
16 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
17 Teruji menggunakan media
18 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
19 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP
E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Komplikasi persalinan merupakan salah satu faktor penyumbang angka kematian
ibu dan bayi, oleh karena itu pencegahan yang tepat perlu dilakukan untuk
mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
KONSELING INISIASI MENYUSU DINI

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling informasi tentang inisiasi menyusu dini ini
diharapkan dapat membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap
dalam praktik kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau
Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
inisiasi menyusu dini

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR KONSELING INISIASI MENYUSU DINI

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi tetntang IMD
Menjelaskan pengertian IMD
7 Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses menyusu segera yang
dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Satu jam pertama
kelahiran bayi adalah saat paling penting, karena di masa satu jam
pertama ini terjadi fase kehidupan yang mempengaruhi proses menyusui.
Setelah bayi lahir, semua bayi dari ras manapun akan mengalami fase
yang sama, yakni fase untuk mempertahankan fungsi kehidupannya yaitu
insting untuk mencari sumber makanan (menyusui).
Menjelaskan manfaat IMD
a. Mencegah perdarahan pada ibu pasca bersalin, karena
hisapan bayi pada puting akan merangsang hormon oksitosin
sehingga otot rahim akan berkontraksi
b. Termoregulasi, suhu tubuh ibu akan naik untuk
menghangatkan bayi sehingga mencegah bayi mengalami
hipothermia.
c. Pembentukan koloni bakteri baik pertama, pada saat IMD bayi
8 akan menjilati kulit ibunya, sehingga terjadi pemindahan bakteri
dari kulit ibunya ke sakuran cerna bayi
d. BONDING , terbentuk ikatan yang kuat antara ibu, bayi dan
ayah yang mendampingi proses IMD
e. Membantu keberhasilan proses menyusui, karena pada saat
IMD bayi akan belajar menghisap dan melekat pada payudara.
Pada satu jam pertama, insting bayi yang terbentuk akan
terlatih dan diingat oleh bayi.
f. Bayi mendapatkan KOLOSTRUM yang banyak mengandung
protein anti infektif sehingga melindungi bayi dari infeksi
Menjelaskan syarat IMD
Sebelum melakukan proses IMD sebaiknya diketahui dulu syaratnya.
Inisiasi Menyusu Dini dapat dilakukan jika ibu dan bayi dalam keadaan
9
SEHAT, BUGAR, TIDAK GAWAT DARURAT. Jika ketiga syarat tersebut
terpenuhi, maka bayi dan ibu berhak mendapatkan IMD, meskipun
kelahiran dilakukan melalui operasi caesar.
Menjelaskan proses IMD
Proses Inisiasi Menyusu Dini ini berlangsung minimal satu jam, bahkan
10 bisa sampai 2 jam pertama, semua tergantung pada kondisi bayi, proses
persalinan apakah persalinan normal atau operasi (sectio caesaria), dan
kondisi ibu.
Menjelaskan tahapan IMD
a. Setelah bayi lahir, bayi dipotong tali pusatnya, kemudian dikeringkan,
KECUALI punggung tangannya. Kepala bayi dipasangkan topi, bayi
diletakan di dada ibu dimana akan terjadi perlekatan kulit ke kulit
(skin to skin contact). Punggung bayi saja yang diselimuti, sementara
bagian badan bayi dibiarkan telanjang.
b. Bayi diletakan bertelanjang dada di atas dada ibunya
c. Selama kurang lebih 30 menit bayi akan diam namun bayi
11 dalam kondisi siaga. Fase ini merupakan fase peralihan dari
dalam kandungan ke luar kandungan
d. Bayi akan mulai menggerakan kepalanya, bayi akan menoleh ke
kiri dan kanan
e. Bayi akan membaui dan menjilati punggung tangan yang masih
basah oleh air ketuban, karena bau air ketuban menjadi
penunjuk bagi bayi untuk bisa mencari payudara ibunya
f. Bayi akan bergerak menuju payudara ibunya, kaki akan
dihentak-hentakan agar badan terdorong ke arah payudara
g. Bayi akan menjilati puting, mengulum kemudian menghisap
payudara

Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah


12 disampaikan
13 Menyimpulkan materi
C Teknik
14 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
15 Teruji melakukan secara sistematis
16 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
17 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
18 Teruji menggunakan media
19 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
20 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses menyusu segera yang dilakukan dalam
satu jam pertama setelah bayi lahir. Satu jam pertama kelahiran bayi adalah saat
paling penting, karena di masa satu jam pertama ini terjadi fase kehidupan yang
mempengaruhi proses menyusui. Setelah bayi lahir, semua bayi dari ras manapun
akan mengalami fase yang sama, yakni fase untuk mempertahankan fungsi
kehidupannya yaitu insting untuk mencari sumber makanan (menyusui). Sebelum
melakukan proses IMD sebaiknya diketahui dulu syaratnya. Inisiasi Menyusu Dini
dapat dilakukan jika ibu dan bayi dalam keadaan SEHAT, BUGAR, TIDAK
GAWAT DARURAT. Jika ketiga syarat tersebut terpenuhi, maka bayi dan ibu
berhak mendapatkan IMD, meskipun kelahiran dilakukan melalui operasi caesar.
KEGIATAN PRAKTIKUM 4
KONSELING VAKSINASI PADA BBL

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling Vaksinasi pada BBL ini diharapkan dapat membantu
Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan baik di
laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
vaksinasi pada BBL

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan
2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR KONSELING VAKSINASI PADA BBL

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi tentang vaksin HB 0
Menjelaskan pengertian vaksinasi HB 0
Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis B.
Vaksin ini berisi HbsAg, yaitu suatu protein virus hepatitis B yang dapat
7
merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B
(vaksinasi aktif).
Vaksin hepatitis B merupakan salah satu imunisasi wajib yang perlu
dilakukan orangtua pada anaknya yang baru lahir.
Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksinasi HB 0
Hepatitis B adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi hati
kronis. Penyakit ini termasuk penyakit yang sangat menular dan banyak
orang yang terinfeksi pada masa kanak-kanak. Penyakit ini ditularkan
melalui darah dan cairan tubuh lainnya. Namun, bayi yang baru lahir
8
berisiko tinggi terkena hepatitis B dari ibu yang sudah terinfeksi virus
hepatitis B melalui persalinan baik normal maupun caesar.
Vaksinasi hepatitis B saat ini merupakan vaksinasi rutin atau wajib pada
bayi di banyak negara karena telah terbukti efektif mencegah infeksi
hepatitis B pada bayi.
Menjelaskan jadwal pemberian vaksinasi HB 0
Jadwal vaksin hepatitis B pertama (monovalen) paling baik diberikan
9
dalam waktu 12 jam setelah lahir dengan didahului pemberian suntikan
vitamin K1 minimal 30-60 menit sebelumnya.
Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah
10
disampaikan
11 Menyimpulkan materi
C Teknik
12 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
13 Teruji melakukan secara sistematis
14 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
15 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
16 Teruji menggunakan media
17 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
18 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP

E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN

Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis B. Vaksin ini
berisi HbsAg, yaitu suatu protein virus hepatitis B yang dapat merangsang
pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B (vaksinasi aktif).
Vaksin hepatitis B merupakan salah satu imunisasi wajib yang perlu dilakukan
orangtua pada anaknya yang baru lahir. Jadwal vaksin hepatitis B pertama
(monovalen) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dengan
didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30-60 menit sebelumnya.
KEGIATAN PRAKTIKUM 5
KONSELING PERAWATAN TALI PUSAT

A. DESKRIPSI PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum konseling informasi tentang perawatan tali pusat ini diharapkan
dapat membantu Anda dalam melaksanakan keterampilan dan sikap dalam praktik
kebidanan baik di laboratorium kampus, Praktik Mandiri Bidan, atau Rumah Sakit

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan konseling
perawatan tali pusat

C. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Petunjuk kerja
Lakukan langkah kerja sesuai dengan penuntun belajar yang telah disediakan

2. Keselamatan kerja
-
3. Peralatan
Lembar balik/ leaflet

D. PENUNTUN BELAJAR PERAWATAN TALI PUSAT

Kriteria Penilaian
0 : Langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Langkah klinik dilaksanakan tetapi tidak sempurna
2 : Langkah klinik dilaksanakan dengan benar dan sempurna

No KOMPONEN 0 1 2
A Sikap & Perilaku
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4 Teruji memposisikan dengan tepat
5 Teruji tanggap terhadap reaksi klien
6 Teruji sabar, teliti, dan percaya diri
7 Mengucap basmalah saat memulai tindakan
8 Mengucapkan hamdallah setelah selesai melakukan tindakan
B Konten/ Isi
6 Melakukan apersepsi
Menjelaskan pengertian perawatan tali pusat
7 Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang
bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir
Menjelaskan tujuan perawatan tali pusat
8
Tujuan perawatan tali pusat yaitu mencegah tejadinya infeksi dan
mempercepat proses pengeringan serta mempercepat tali pusat pupus
atau terlepas
Menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan untuk perawatan tali pusat
Alat dan bahan untuk perawatan tali pusat :
a. Kassa Steril
9 b. Perlengkapan pakaian bayi
c. Handuk atau waslap yang kering dan lembut
d. Air matang
e. Sabun mandi

Menjelaskan cara perawatan tali pusat


Cara perawatan tali pusat :
a. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sampai bersih.
b. Cuci tali pusat dengan air matang secara hati-hati.
c. Bila tali pusat terkena kotoran/tinja cuci dengan sabun kemudian
bilas dan keringkan sampai kering dengan waslap atau handuk
10 kering yang lembut.
d. Biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan
bila ingin ditutup, maka tutup dengan kasa steril secara longgar agar
tidak lembab.
e. Lipatlah popok dibawah tali pusat.
f. Kenakan pakaian bayi.
g. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat.
Menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
tali pusat
Berapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat, yaitu :
a. Daerah tali pusat harus selalu dalam keadaan bersih dan kering
untuk mencegah infeksi..
b. Hindari menutup tali pusat dengan menggunakan plester.
11
c. Tidak perlu menggunakan obat-obatan, cairan, atau ramuan-ramuan
tertentu untuk perawatan tali pusat.
d. Jika kulit diantara pusat bayi memerah, mengeluarkan cairan berbau
busuk dan bengkak, segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat
agar mendapatkan penanganan segera.

Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali materi yang telah


12
disampaikan
13 Menyimpulkan materi
C Teknik
14 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
15 Teruji melakukan secara sistematis
16 Teruji meminimalkan intervensi dalam konseling
17 Setiap jawaban klien di follow up dengan baik
18 Teruji menggunakan media
19 Teruji mengaitkan materi dengan kajian islam
20 Teruji mendokumentasikan rencana asuhan dalam bentuk SOAP
E. PELAPORAN
Langkah selanjutnya, silahkan anda latihan bersama dengan teman menggunakan
penuntun belajar. Anda dapat saling bergantian 1 orang melakukan dan teman yang
lain mengamati menggunakan penuntun belajar

F. RINGKASAN
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali
pusat pada bayi baru lahir. Tujuan perawatan tali pusat yaitu mencegah tejadinya
infeksi dan mempercepat proses pengeringan serta mempercepat tali pusat pupus
atau terlepas.
DAFTAR PUSTAKA

. 2012. AsuhanPersalinan Normal dan InisiasiMenyusu Dini. Jakarta: JNPK -


KR.

Barbara , 2004. Perawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta:EGC.

Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta:EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


Bina Pustaka.

Prawirohardjo,Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Rukiyah. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info

Saifuddin AB. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Sulistyawati A . 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin . Jakarta: Salemba


Medika.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

Anda mungkin juga menyukai