Spesifikasi Teknik Penataan Kali Pepe Hilir Rev Pokja
Spesifikasi Teknik Penataan Kali Pepe Hilir Rev Pokja
A. SPESIFIKASI UMUM
1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional. Apabila
terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak tercantum dalam Standar Nasional Indonesia,
maka dapat digunakan standar lain yang disetujui oleh Direksi Teknis dan sesuai dengan
spesifikasi ini.
Pengadaan tenaga, alat dan material memaksimalkan upaya penggunaan produk dalam negeri.
Pengadaan barang impor dimungkinkan dalam hal :
• Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
• Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan atau
• Produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Pengadaan barang impor langsung, semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang
ada di dalam negeri serta dipilih yang memiliki komponen dalam negeri paling besar.
2. Lingkup Pekerjaan
Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta berfungsi
untuk mengamankan daerah sepanjang sungai di PA Demangan Lama - PA Demangan Baru
yang masuk ke Sungai Bengawan Solo. Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA
Demangan Baru) Kota Surakarta ini sangat penting untuk mengurangi dampak banjir di Daerah
Kelurahan Sewu dan Kelurahan Sangkrah. Seiring perkembangan jaman, pengaruh perubahan
iklim dan tata guna lahan menyebabkan meluapnya air di setiap anak sungai Kota Surakarta.
Kondisi ini tentu saja sudah tidak sesuai lagi dengan dasar-dasar perencanaannya dahulu.
Perkuatan Tebing sungai dengan Revetment bertujuan meningkatkan bangunan eksisting yang
sebelumnya lereng tanah dengan mencegah terjadinya gerusan. Penataan ini juga dilakukan
untuk menjaga Kelurahan Sewu dan Kelurahan Sangkrah terhindar dari limpasan (over topping)
sungai yang di akibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Sehingga mengakibatkan
beberapa kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan lainnya di kota Surakarta menjadi
terhambat.
Lingkup pekerjaan Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota
Surakarta secara garis besar :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Sistem Manajement Keselamatan Konstruksi
c. Pekerjaan Revetmet
d. Lanskap
e. Restorasi Pintu Air Demangan Lama
Pekerjaan yang wajib di subkontrakkan dan merupakan pekerjaan utama pada Pekerjaan
Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta berupa
pekerjaan spesialis yaitu pekerjaan beton (SP010)
Pekerjaan Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta
akan dilaksanakan selama 450 (empat ratus lima puluh) hari kalender.
Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta secara
garis besar tidak mempunyai risiko tinggi, tidak memerlukan teknologi tinggi, tidak
menggunakan peralatan yang didesain khusus dan lingkup pekerjaan dapat didefinisikan
secara teknis.
3. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut
harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan
juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan lapangan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
4. Pengukuran kembali/uitzet
Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran kembali/uitzet di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua
dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan
pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama “Bench Mark
(BM)“ yang akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan
dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana
bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun
tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang
perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis . Patok beton yang merupakan
titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus diikat secara sempurna dengan patok
beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x
10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup
kokoh tidak mudah berubah bentuk dan posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran kembali/uitzet
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk membuat gambar
kerja. Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih
dekat/pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir
tikungan.
2
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran kembali/uitzet
harus disahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan dari waktu ke waktu
selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi
hasil pelaksanaan pekerjaan. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa
diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan
perhitungan hasil pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi serta
disahkan oleh Direksi serta dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar
hasil kerja.
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada
Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu
yang sifatnya sebagai cek berkala, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan tanah
dan lain sebagainya. Pada saat penyerahan gambar hasil kerja, Penyedia Jasa harus
menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa dan disetujui
Konsultan Supervisi serta disahkan oleh Direksi.
Mutual Check (MC - 0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berdasarkan gambar kerja.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat
30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Mutual
Check (MC - 100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berdasarkan gambar hasil
kerja. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan
dalam format MC - 100% kepada Direksi untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengukuran kembali/uitzet sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
3
Isi laporan-laporan harian/mingguan/bulanan meliputi :
• Tenaga kerja yang bekerja;
• Peralatan yang dipakai;
• Data cuaca di lokasi pekerjaan;
• Volume pekerjaan yang telah dicapai;
• Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.
Semua laporan dan data pendukung tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan
pekerjaan lapangan, pada awal sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan
membuat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
• Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan;
• Volume masing-masing jenis pekerjaan;
• Bobot masing-masing jenis pekerjaan;
• Rencana pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Rencana komulatif pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Prestasi/realisasi pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Prestasi/realisasi komulatif pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Keterangan lainnya yang diperlukan.
Seluruh sarana dan dokumen administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus
diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis setelah semua pekerjaan
selesai seluruhnya. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan papan nama dan administrasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
4
dilaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (RPPK) untuk dievaluasi oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan rencana mutu pekerjaan konstruksi (RMPK)
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.
5
1. Excavator 0.9 m3 3
2. Bulldozer 12 ton 1
3. Crawler Crane + Hammer 40 ton 1
4 Vibro Roller 5 ton 1
5 Bor Mekanik (Pre boring) Diameter 40 cm 1
6 Bar Cutter 36 mm 1
7 Bar Bender 32 mm 1
8 Stamper 95 kg 2
Keterangan :
Kebutuhan jenis dan jumlah alat pada tabel di atas sesuai dengan kebutuhan lapangan dan
harus terpenuhi pada saat pelaksanaan pekerjaan, namun untuk jenis dan jumlah yang
dikompetisikan pada saat lelang sesuai dengan dokumen pemilihan.
6
• Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi dengan
baik dan sesuai dengan ketentuan;
• Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan;
• Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani;
• Mengatur/membantu di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan agar
dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani);
• Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium;
• Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.
8
• Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data
kuantitas setiap bulannya;
• Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari manajer teknik dalam setiap item
pekerjaan;
• Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan;
• Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan, masa operasional dan pemeliharaan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.
b. Pekerjaan dewatering
Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan
guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
membuat bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/saluran pengelak,
bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran
air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya
bila pekerjaan telah selesai dikerjakan. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan
yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama
sekali dari adanya air.
Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air karena bisa
menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya,
10
selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai
kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun
rembesan air. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem
drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan akibat sampingan negatif
terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Jumlah minimal pompa yang digunakan berjumlah 4 (empat) buah, dioperasikan oleh
tenaga kerja/operator terlatih dan memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan dewatering
berjumah 2 (dua) orang. Pembayaran pekerjaan dewatering dilakukan berdasarkan
harga yang tercantum dalam Daftar kuantitas dan harga.
Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Tanggapan, penilaian dan persetujuan Direksi terhadap hasil uji
laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia
Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan
beton yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan/beton termasuk biaya
ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan
untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan/beton yang ditawarkan
dan harus sudah diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya
ijin penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknik, dan apabila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan
dalam daftar kuantitas dan harga. dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
11
persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis sebelum bahan dan peralatan tersebut dikirim/mobilisasi ke lokasi pekerjaan. Bila
karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan yang memenuhi
Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
akan mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau
peralatan baik jumlah maupun spesifikasinya.
Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan
biaya/harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum
Kontrak. Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dilaksanakan dengan
pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk pemasangan,
pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa sesuai dengan ketentuan di atas.
12
memastikan kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian dan pemeriksaan
ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar kuantitas dan harga.,
dianggap sudah termasuk/diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang
membutuhkan pengujian dan pemeriksaan tersebut.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.
14
Penyedia jasa harus menyediakan 2 (dua) buah kendaraan roda 2 (dua) termasuk bahan
bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah menerima Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam
kondisi baik (tahun pembuatan 2019 atau sesudahnya). Semua biaya termasuk bahan
bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian, asuransi dan registrasi serta
seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.
Karena hanya dipasang untuk sementara waktu, bouwplank biasanya dibuat dari bahan yang
murah seperti kayu berkualitas rendah. Kayu yang berbentuk tiang pancang ini selanjutnya
ditancapkan di sudut-sudut area pekerjaan pembuatan bangunan. Sedangkan kayu yang
berbentuk papan dipasang secara horisontal menghubungkan masing-masing tiang pancang.
15
Setelah itu, titik-titik as untuk menandai area kerja pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain dibuat
memakai tali kenur yang dibentangkan serta diikatkan di papan kayu yang dipasang secara
mendatar.
Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar pembuatan bouwplank benar dan sesuai
ketentuan, diantaranya :
• Kedudukan masing-masing patok kayu dibuat sedemikian rupa agar kekuatannya
terjamin dan tidak mudah goyah;
• Posisinya berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan sehingga tidak mengganggu
atau diganggu pekerjaan lainnya;
• Keberadaannya bisa dilihat dengan jelas sehingga para pekerja bisa mudah
menemukannya;
• Penanda yang dipasang secara horisontal harus berada di satu bidang yang rata;
• Arahnya harus diletakkan serempak menghadap ke dalam bangunan;
• Benang merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan dinding.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pasang profil melintang galian tanah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Dokumentasi Pekerjaan dilaksanakan pengambilannya dari titik tetap atau sesuai dengan
pengarahan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan sudah harus bisa memberikan
gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Dokumentasi
Pekerjaan tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan disetiap item pekerjaan yang dilaksanakan :
• saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
• saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.
Dokumentasi pekerjaan tersebut, selanjutnya harus dicetak rangkap 5 (lima) dan dikumpulkan
dalam bentuk salinan digital/softcopy dan disimpan dalam Hardisk Eksternal. Disamping
dokumentasi pekerjaan utama tersebut, atas permintaan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, Penyedia Jasa dapat melaksanakan pengambilan Dokumentasi. Semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan dokumentasi menggunakan kamera digital dan drone sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali
sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Semua biaya yang timbul
akibat pekerjaan pemagaran daerah kerja dengan seng sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pemagaran daerah kerja dengan seng sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan
17
B. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Penggambaran dan Pencetakan
1) Gambar Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Penyedia Jasa wajib melaksanakan
pengukuran trase rencana bangunan memanjang dan melintang serta gambar situasi
pekerjaan yang akan dibangun. Semua pekerjaan pengukuran itu harus diikatkan
pada titik ikat yang terdekat sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
Penyedia Jasa harus memasang patok tetap dan patok ikat pembantu yang diikatkan
pada patok tetap yang ditentukan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Pancang patok (ikat pembantu) ini sebagai titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan
dan titik ikat pembantu harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
berubah. Penyedia Jasa harus memasang patok-patok pengikat sumbu minimum
setiap panjang 20 s.d. 50 m yang dibuat dari patok-patok kayu Ø10 cm atau patok dari
bahan lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Patok-patok
pengikat sumbu harus dipasang pada tempat yang tidak mudah berubah
kedudukannya.
Penyedia Jasa harus memasang profil-profil dan patok duga yang terbuat dari kayu
Kalimantan yang berkualitas baik. Profil-profil dan patok duga tersebut harus dikontrol
terhadap patok ikat serta mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pemasangan profil-profil dan patok duga tersebut harus betul- betul
kokoh dan tidak mudah berubah bentuk maupun kedudukannya.
Pengukuran tersebut di atas harus menggunakan alat ukur optik (Theodolit dan/atau
Waterpass) yang dapat dijamin kebenarannya (ter-kalibrasi) serta disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jarak antara profil melintang dibuat
antara 20 s/d 50 m atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Hasil pengukuran tersebut harus dituangkan dalam gambar di atas kertas A3 dan
berdasarkan hasil pengukuran tersebut Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
Gambar Kerja di atas kertas A3. Gambar Kerja tersebut harus dibuat dan direncana
berdasarkan standar gambar dokumen lelang atau desain lain sesuai kondisi
dilapangan dan diserahkan pada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya gambar asli beserta 5 (lima) salinannya
harus diserahkan kepada Direksi. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan salinan
gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan
digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.
2) Gambar Kerja
“Gambar Kerja” adalah gambar rencana pekerjaan/bangunan yang telah disesuaikan
dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi
jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis
bangunan yang tergambar pada “Gambar Kerja” harus mengacu dan didasarkan pada
gambar kontrak.
“Gambar Kerja” yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa
memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi
nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
• Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal;
• Dimensi rencana pekerjaan/bangunan;
• Elevasi posisi dan kedudukan pekerjaan/bangunan.
“Gambar Kerja” yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan
dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau “Mutual Check (MC)” pada kondisi
19
pelaksanaan 0%. Penyedia Jasa wajib menyusun “Gambar Kerja” sebanyak 1 (satu)
asli dan 5 (lima) salinan ukuran A3.
Pada kondisi perubahan desain, Konsultan Supervisi secara resmi akan memberikan
gambar perubahan desain yang telah disahkan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa
secara administratif dalam bentuk Variation Order. Penyedia Jasa wajib menyerahkan
gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca dengan jelas kepada Konsultan
Supervisi untuk diperiksa dan disetujui dan disahkan Direksi Teknis. Format gambar
kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan disahkan Direksi Teknis. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari sesudah
menerima gambar kerja dan dokumen dari Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi akan
mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1 (satu) asli dengan dibubuhi keterangan
klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju” atau ”perbaiki”.
Semua rekaman gambar kerja yang diperiksa dan disetujui dan disahkan Direksi harus
dikelola di kantor lapangan Penyedia Jasa dan dicetak ulang dengan biaya sendiri
seperti yang diminta oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Bila gambar-
gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi tanda dengan
klasifikasi seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera membuat
perbaikan/koreksi dan/atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi gambar dan dokumen
yang telah direvisi kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis paling lama 3
(tiga) hari kalender.
20
Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan
dinyatakan ke dalam klasifikasi seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen tidak diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan
disahkan oleh Direksi. Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga
gambar- gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan
persetujuan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Penyedia Jasa wajib membuat “Gambar Hasil Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5
(lima) copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan
hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia Jasa juga harus
menyerahkan salinan gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam
media penyimpanan digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja
dengan format ukuran A3.
Gambar hasil kerja yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan
kepada Direksi Teknis guna mendapatkan pengesahan dari Direksi Teknis.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
atau yang “Mutual Check (MC)” volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan
didasarkan pada gambar hasil kerja yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan disahkan oleh Direksi, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar
oleh Direksi kepada Penyedia Jasa.
21
Penyedia Jasa wajib membuat gambar hasil kerja sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
salinan ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan
salinan gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam media
penyimpanan digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan
format ukuran A3.
Jalan kerja yang dimaksud bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang sudah
ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau mempergunakan lahan
penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi dari jalan
kerja ini yaitu panjang jalan sepanjang 1000 m dengan lebar jalan 6 m dengan tebal laston
lapis aus ac-wc 5 cm. Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
berkewajiban memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain
yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut. Kelancaran fungsi drainase
lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung terpengaruh adanya jalan kerja,
juga termasuk menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.
Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan desa atau
jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk
dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan Penyedia
Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi awal sebelum
dipergunakan. Semua biaya yang timbul akibat perbaikan dan pemeliharaan jalan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga.
22
• Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang,
dan sebagainya.
• Mendatangkan personil-personil.
1. Excavator 0.9 m3 3
2. Bulldozer 12 ton 1
3. Crawler Crane + Hammer 40 ton 1
4 Vibro Roller 5 ton 1
5 Bor Mekanik (Pre boring) Diameter 40 cm 1
6 Bar Bender 32 mm 1
7 Bar Cutter 36 mm 1
8 Stamper 80 kg 2
Keterangan :
Kebutuhan jenis dan jumlah alat pada tabel di atas sesuai dengan kebutuhan lapangan dan
harus terpenuhi pada saat pelaksanaan pekerjaan, namun untuk jenis dan jumlah yang
dikompetisikan pada saat lelang sesuai dengan dokumen pemilihan.
Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
atau kegiatan lapangan, demikian pula untuk demobilsasi dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kegiatan lapangan yang sudah selesai dikerjakan. Semua biaya yang timbul akibat
mobilisasi dan demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga.
3) Laporan Kecelakaan
Salah satu tugas ahli/petugas K3 konstruksi adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
a) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait;
b) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
• Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing;
• Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya;
• Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan;
• Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi
seluruhnya.
• Petugas pertolongan pertama pada kecelakaan, alat-alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi.
c) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
• Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali;
• Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
d) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi;
24
e) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK);
f) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain;
g) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan
ular;
h) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat;
i) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong);
j) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya;
k) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
• Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari
petugas K3;
• Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain;
• Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
4) Dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus patuh dan taat terhadap
protokol COVID-19 sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR No 02/IN/M/2020 tentang
Protokol pencegahan penyebaran Corona Virus DISEASE 2019 (COVID-19) dalam
penyelengaraan jasa konstruksi.
c) Ventilasi
• Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar;
• Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah
bahaya-bahaya tsb di atas.
d) Kebersihan
• Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman;
• Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan;
• Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja;
• Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya;
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
26
• Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran;
• Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya;
• Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara;
• Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai;
• Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagai berikut :
o Di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan;
o Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
• Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan:
o Di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar;
o Di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api;
o Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
• Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan teknis;
• Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
o Dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan;
o Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya;
o Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.
27
• Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dgn stamper dan sebagainya.
28
• Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan
agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama;
• Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang dari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja
itu telah diperlakukan secara adil (wajar);
• Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi
juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai
manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).
29
NO URAIAN SAT KET
1 Penyiapan RK3K:
a Pembuatan Manual, Prosedur, Memperhatikan jumlah dan
Set
Instruksi kerja dan Ijin Kerja jenis pekerjaan yang
b Pembuatan Kartu Identitas dikerjakan
Lembar
Pekerja (KIP)
2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan:
a Induksi K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja, tamu dan
staf
b Pengarahan K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
c Pelatihan K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
d Simulasi K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
e Spanduk (Banner) Lb Memperhatikan lokasi
pekerjaan dan waktu
pekerjaan
f Poster Lb Memperhatikan lokasi
pekerjaan dan waktu
pekerjaan
g Papan Informasi K3 Bh Memperhatikan resiko K3
pekerjaan
3 Alat pelindung Kerja
a Jaring Pengaman Ls Sesuai Kebutuhan
b Tali Keselamatan Ls Sesuai Kebutuhan
c Pagar Pengaman Ls Sesuai Kebutuhan
4 Alat Pelindung Diri
a Topi Pelindung Bh Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja, tamu dan
staf
b Pelindung Mata Bh Sesuai Kebutuhan
c Pelindung pernafasan Bh Sesuai Kebutuhan
d Sarung Tangan Psg Sesuai Kebutuhan
e Sepatu Keselamatan Psg Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja
f Body Harnes Bh Sesuai Kebutuhan
g Jaket Pelampung Bh Sesuai Kebutuhan
h Rompi Keselamatan Bh Sesuai Kebutuhan
5 Asuransi dan Perizinan :
a BPJS Ketengakerjaan dan Ls
Kesehatan Kerja
6 Personil K3
a Petugas K3 OB
30
NO URAIAN SAT KET
31
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran Pelaksanaan keamanan,
kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi selama pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi mengacu SE
Menteri Nomor 11 tahun 2019 dan Permen PU Nomor 2/PRT/M/2018 dan Instruksi
Menteri PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol pencegahan penyebaran Corona
Virus DISEASE 2019 (COVID-19) dalam penyelengaraan jasa konstruksi. Dalam hal
ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus
diperhitungkan dalam termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga..
5. Pekerjaan Tanah
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan
penggalian tanah biasa, pembuangan tanah dengan jarak angkut 5-10 km, mendatangkan
timbunan tanah (selected material), penanganan atau penumpukan tanah atau batu atau
bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam
Kontrak ini untuk pekerjaan galian
b. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk
Tanah;
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah;
SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis;
SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah;
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Casagrande;
SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan
Tanah yang mengandung Butir Kasar;
SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Tanah Untuk Bangunan Sederhana;
SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan
Tanah Maksimum
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan
Alat Konus Pasir;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
dengan Alat Hidrometer;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus
dengan Cetakan Benda Uji.
32
c. Ketentuan, Persyaratan dan Pelaksanaan
1) Galian Tanah Biasa
a) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah biasa termasuk pekerjaan
lainnya yang berkaitan upaya perlakuannya, jalan akses dan bangunan
penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pembuangan material hasil galian dilokasi setempat.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa wajib menimbun kembali
bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pekerjaan tersebut tidak dilakukan pembayaran oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa wajib memberitahukan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis jika pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan
guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan dilaksanakan.
b) Klasifikasi Galian
Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian sebagai berikut:
• Galian Tanah Biasa.
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/
endapan, pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah
tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya
penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan
lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar kerja sesuai petunjuk/perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.
Profil galian dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
diperiksa Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat
33
persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau
sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan Metode kerja atau
tanah bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia Jasa wajib
melakukan uji coba timbunan ulang. Bila uji coba timbunan tersebut
dilaksanakan dilokasi tanggul, saluran, jalan atau pekerjaan permanen
lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian dari
pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis telah memenuhi persyaratan. Sebaliknya bila hasil
tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh
Penyedia Jasa dari lokasi pekerjaan.
c) Pondasi Timbunan
• Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah Pondasinya
harus terlebih dulu dikupas sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan
bahan organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm
merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan
timbunan dihamparkan. Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk
pekerjaan diatas dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar kuantitas dan harga.
• Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah Pondasi yang lembek dan muka
air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah
Pondasi selesai dikerjakan seperti yang dijelaskan spesifikasi teknis ini
maka upaya pengeringan dengan pompa air perlu dilaksanakan paling
tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan dikerjakan. Selama
pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan dan bila permukaan
tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas
setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dan kemudian dicangkul/dibajak sedalam 15 cm
seperti yang telah diuraikan.
35
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum penghamparan tanah bahan
timbunan dikerjakan. Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan
bertangga, terlebih dahulu permukaan lereng tersebut harus dikupas dan
dibersihkan dari bahan organik, setelah selesai baru kemudian dibuat
bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat sepenuhnya menyatu dengan
tanggul/timbunan yang lama.
• Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai - 5% dari kadar air optimum hasil uji
laboratorium atau ketentuan lain atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis berdasarkan soil-properties tanah tersebut. Pemadatan harus
dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95% kepadatan
kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968 dan SNI tergantung
dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.
36
Harga satuan untuk pekerjaan pengangkutan tanah galian dengan jarak buang yang
tercantum dalam Daftar kuantitas dan harga., maka penilaian pembayaran pekerjaan
buangan tanah dan diratakan dilakukan berdasarkan harga yang tercantum termasuk
biaya untuk angkutan dan perataan. Pembayaran tersebut sudah termasuk upah
tenaga dan peralatan.
b) Jalan
• Permukaan Jalan : - 0 Cm, + 5 Cm
• Lebar Jalan : - 0 Cm, + 10 Cm
• Jalur : ± 5 cm
c) Galian bangunan
• Dasar galian : + 0 cm, - 5 cm
Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada
dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi sebelum dilakukan
pengecoran beton. Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada
Konsultan dan Direksi untuk dikaji dan disetujui.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci sesuai
ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
atau mengikuti tabel sebagai berikut :
37
Uji Laboratorium untuk pekerjaan Tanah
Uji Nilai yang di Frekuensi Uji
Metode Baku
Laboratorium syaratkan Laboratorium
ASTM C127 1.Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 timbunan digunakan
-
ASTM D 854 2.Sesudah kejadian:
(i) setiap 50.000 m3
atau
(ii) sekali setiap
bulan
JIS 1203 or
Natural Moisture (iii) perubahan lokasi
ASTM ZD -
Content borrow-pit setiap
2216- 51
ada perubahan
tanah bahan
timbunan Sesuai
petunjuk Engineer
Liquid Limit ASTM D423 -
Moisture/Density ASTM
-
Relationship D2216
Unconfined
Compression Test JIS 1216 -
Permeability Test
1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang
Untuk jalan.
perkerasan 2. Perkerasan Jalan: (i)
California Bearing
AASHTO T193 jalan 30% untuk setiap
Ratio (CBR)
minimum sumber material
baru
(ii) paling sedikit
sekali sebulan.
Cone Penetration Pada setiap dasar galian
Test AASHTO T206 - untuk bangunan
• 2 kali sehari (pagi, 2 ka
sore) pada setiap loka
Field Density Test ASTM D156 > 95% MDD
lokasi pekerjaan, atau setia
setiap 250 m³ peke
• pekerjaan rehabilitasi
Field Moisture
ASTM OMC + 3%, - saluran, atau
Test
• sesuai perintah PPK
sesu
38
6. Pekerjaan Beton
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang beton
untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat
kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan
pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap
kering.
39
b. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar;
SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan
Air Agregat Kasar;
SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton;
SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton;
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton;
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan
Mesin Los Angeles;
SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran
Beton Segar;
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan
Tambahan untuk Campuran Beton;
SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur;
SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton;
SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti;
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium;
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton;
SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland;
SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland;
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir
untuk Campuran Mortar dan Beton;
SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai
Gelagar Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di
Tengah;
SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal;
SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton;
SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat;
SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan
Struktural;
SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
Terhadap Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat;
SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton
Segar;
SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium;
SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi
Ringan di Lapangan;
SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton
Ringan dengan Agregat Ringan;
SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton;
SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-
butir Mudah Pecah dalam Agregat;
SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat
Yang Lolos No.200 (0,075 mm);
SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok
Uji Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung;
40
SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan
Benda Uji Patahan Balok Bekas Uji Lentur;
SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar;
SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan
Rasio Poison Beton dengan Kompresor
Ekstensometer;
SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur
Beton Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr;
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan;
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai;
SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam
Beton Keras Yang Memakai Semen Hidrolik;
SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam
Beton Segar dengan Titrasi Volumetri;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton
Segar Semen Portland;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton
Segar Semen Volumetri;
SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai
Beton Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul
Terhadap Tulangan;
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di
Lapangan;
SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang
Tertekan;
SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara
Langsung;
SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk
Perawatan Beton;
SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk
Penentuan Perubahan Panjang, Pasta, Mortar Dan
Beton Semen Yang Sudah Mengeras;
SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji
Silinder Beton;
SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder
Dengan Cetakan Silinder Di Dalam Tempat
Cetakan;
SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding;
SNI06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk
Beton dengan Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen
Hidraulik;
SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat;
SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat
Tekan Beton pada Umur Awal dan
Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya;
41
SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang
Struktural;
SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan
Air pada Campuran Graut untuk Beton Agregat
Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton
Agregat Praletak (Metode Pengujian Corong Alir);
SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan
Metode Maturity;
SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan
Bahan Anorganik dalam Air Untuk Campuran
Beton;
SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton
Semprot;
SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas
Untuk Tulangan Beton;
SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis
untuk Tulangan Beton;
SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton;
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan
Dalam Beton;
SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan
Struktur;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan
dalam Beton;
SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh
Agregat;
SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat.
42
11). Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk
senyawa bersifat cementitious.
12). Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.
13). Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica
amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
14). Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari beton
segar.
15). Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan
cukup banyak dan sangat berbeda.
43
e. Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila menggunakan bahan tambahan yang
dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan
tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis Pekerjaan;
Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jika di dalam
satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen
yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari memenuhi
karakteristik kuat tekan yang ditentukan.
c) Agregat
• Ketentuan Gradasi Agregat
o Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan;
o gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan;
o Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan bekisting, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.
• Sifat-sifat Agregat
o Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai;
o Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.
d) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja
beton d a p a t berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk
halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton dengan persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
e) Bahan Kimia
B a h a n tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau
44
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan
dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan
penggunaannya sebagai berikut :
• Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan pengunaannya
bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam campuran sesuai
dengan Workability yang diinginkan, atau untuk meningkatkan Workability
ada angka water-cement rasio yang telah ditetapkan.
• Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizr.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air
dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A,
D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow
concrete) untuk menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan
beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.
2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti fly ash, pozzolan,
silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
3) Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
• Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh
sifat bahan sesuai dengan Pasal ini;
• Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai;
• Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sehingga data tersebut selalu tersedia apabila
diperlukan;
• Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 7 hari, 14
hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran;
• Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai;
• Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling
sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan
disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya;
46
c) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan
pengecoran jika :
• Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam;
• Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
e) Permukaan Tampak
• Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos;
• Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat;
• Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus diperbaiki dengan cara seperti yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis atas biaya Penyedia Jasa.
f. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pekerjaan Beton
a) Pembetonan
• Penyiapan tempat kerja
o Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi, dan harus merapikan tempat di sekeliling pekerjaan
beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil
untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman;
o Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di
dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus
untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam
dan atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh bekisting, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
o Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, maka bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus
dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi Teknis.
47
o Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan memeriksa seluruh
galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan bekisting, baja tulangan atau pengecoran beton.
o Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menunda pengecoran sebelum
tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan
lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.
48
o Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan/bekisting yang menempel dengan beton
harus dilumasi dengan minyak bekisting untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.
o Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan
harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi
tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah– celah
cetakan/bekisting yang telah diisi harus dibersihkan dan dikeringkan.
o Bila bekisting dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus diperiksa
oleh Konsultan dan Direksi. Tidak diperkenankan mengecor bila
cetakan/bekisting belum disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
o Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum cetakan/bekisting siap untuk diperiksa.
o Pengukuran dan pembayaran pekerjaan cetakan/bekisting berdasarkan
atas satuan m2 permukaan beton yang dipasang cetakan/bekisting pada
semua mutu beton kecuali pada beton lantai kerja.
o Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk pemasangan,
pembongkaran secara hati-hati dan pembuangan, bahan, upah tenaga,
peralatan.
o Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan
dalam harga satuan per meter persegi (m2), untuk pekerjaan Bekisting
seperti ditentukan sesuai dalam Daftar kuantitas dan harga.
• Pencampuran Beton
o Perbandingan Campuran
o Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan
untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
o Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah
ini :
Tipe Campuran Kuat tekan Kuat tekan Ukuran Nilai factor Perkiraan
Beton umur 7 hari umur 28 agregat air semen kebutuhan
(kg/cm2) hari maksimum maksimum semen
(kg/cm2) (mm) (%) (kg/m3)
49
o Proporsi campuran untuk masing–masing klasifikasi beton di atas akan
diberikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, berdasarkan
hasil–hasil test percobaan campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
o Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton dengan vibrator,
kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air
semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.
o Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum di tempatkan. Keseragaman kekentalan
beton pada setiap adukan perlu dilakukan Uji Slump dari pada adukan
beton dan harus mengikuti tabel sesuai SNI, setelah beton diendapkan.
• Penakaran
o Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi. Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat
mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.
o Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air
menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan – pemisahan.
Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.
o Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat
ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan
takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara
volume, bilamana disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
o Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap–tiap
skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan–
pekerjaan adukan.
• Truk Pencampur
o Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–drum yang
ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan yang
dianjurkan oleh Pabrik.
o Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah
itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah
penambahan air pengecoran harus selesai.
o Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
51
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, bekisting harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
o Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan
dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
o Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan
di bawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat
penggetar (vibrator).
o Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis secara tertulis.
o Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup
rapat, ketebalan spesi disesuaikan dengan desain rencana struktur atau
sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, kelebihan
ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu
60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus
segera dibuang. Beton jangan dicor di atas beton lain yang baru saja
dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan
yang akan ditentukan kemudian
o Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal,
dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan
dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yang
diinginkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .
o Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus
tetap lembab dan dilindungi dengan mortar semen (perbandingan berat)
1 : 2 setebal 1 cm.
o Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Beton yang dicor ditempatkan langsung pada
cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan
penggeseran tulangan beton, bekisting, atau bagian – bagian yang
tertanam, serta membentuk lapisan– lapisan yang tidak lebih tebal dari
40 cm padat.
o Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
o Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai
target tersebut.
52
• Pemadatan
o Beton harus dipadatkan dengan penggetar dari dalam atau dari luar
bekisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
di dalam bekisting.
o Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara
terisi.
o Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
o Posisi alat penggetar yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
bekisting harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga
menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut.
Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain
maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
o Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat
penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
o Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi
waktu ikat awal (initial setting).
53
• Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton berdasarkan atas satuan
m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar hasil kerja. Penilaian
pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga, peralatan,
biaya tes dan perawatan beton.
g. Pengerjaan Akhir
1) Pembongkaran Cetakan akhir
Bekisting yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir,
bekisting yang digunakan untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran,
revetment dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu
minimal 24 jam setelah pengecoran bila pengecoran menggunakan aditif sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, tergantung pada keadaan
cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.
54
Penyedia harus segera melakukan pembersihan seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang bekisting, dan bekisting yang melewati badan
beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan
beton. Tonjolan mortar dan ketidak rataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.
Jika Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis menyetujui pengisian lubang besar
akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan
pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental
yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan
tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai
penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
4) Perawatan Beton
a) Perawatan dengan Pembasahan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang
relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana
mestinya pada semen dan pengerasan beton.
Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras (sebelum
terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat
menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam
55
waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap
air harus menempel pada permukaan yang dirawat.
Jika bekisting tidak dibongkar maka bekisting tersebut harus dipertahankan dalam
kondisi basah sampai bekisting dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Beton semen yang mempunyai
sifat kekuatan awal yang tinggi, harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai
70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
• Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan sebagai
dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton
dalam masa perawatan.
h. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting.
1) Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis penerimaan bahan
dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Pekerjaan Beton dan Bekisting.
2) Pengawasan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus menempatkan seorang personal
khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan kerja.
56
3) Perencanaan Campuran
a) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
• Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara
terbatas. Kelecakan (Workability) dan tekstur campuran harus sedemikian
rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga,
celah, gelembung udara atau gelembung air dan sedemikian rupa sehingga
pada saat pembongkaran bekisting diperoleh permukaan yang rata, halus
dan padat.
• Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pengambilan contoh, perawatan dan pengujian har us sesuai
dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-
2458-1991.
• Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
• Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
sebagaimana yang disyaratkan. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari
yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu
bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton
karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.
• Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dapat pula menghentikan
pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil
tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil
pengujian kuat tekan beton umur 3 hari harus memenuhi rasio kuat tekan
55 %. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menelaah kedua hasil pengujian
umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan
perbaikan.
• Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan
tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton
umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis sepakat dengan perbaikan tersebut.
b) Penyesuaian Campuran
• Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
57
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak
dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus,
sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang
(fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag) yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka
penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium
yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan
ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar (fresh
concrete).
c) Pelaksanaan Pencampuran
• Penakaran Agregat
o Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk mutu
beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-
3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
o Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-Saturated Surface Dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan
kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat yang
jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot
tumpukan agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam
sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
o Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih
berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk keperluan
penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat pada
perangkat ready mix.
• Pencampuran
o Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.
59
o Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.
o Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai
kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen
yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata.
Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran.
o Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus
sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang harus
sekira 1,5 menit. Untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan
15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
o Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dapat menyetujui pencampuran beton dengan
cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual
harus dibatasi hanya pada beton non-bangunan.
d) Pengujian Campuran
• Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus dilaksanakan pada setiap
pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum
dikerjakan kecuali disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada di luar
rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan.
• Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
o Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
o Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
o Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
o Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
61
4) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan
atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus
mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis;
b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;
c) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh pada
bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus;
e) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat
dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya;
f) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail rencana
perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis sebelum memulai pekerjaan.
62
b) Pengukuran untuk Pekerjaan Beton yang Diperbaiki
• Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
• Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
tertera dalam gambar h a s i l kerja, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas Harga.
LAMPIRAN
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28
Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
63
Kuat Tekan Minimum
Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
Mutu Beton (MPa) F15 – 30 cm (Kg/cm2)
15 x 15 x 15 cm3
fc’ Sbk’
(MPa) (kg/cm2 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
31,20 K-350 21,0 29,0 250 350
26,40 K-300 18,0 25,0 215 300
21,70 K-250 15,0 21,0 180 250
19,30 K-225 13,0 19,0 147 225
14,50 K-175 9,5 14,5 115 175
9,80 K-125 7,0 10,0 80,0 125
7,40 K-100 5,8 8,3 65,0 100
Tabel C. Ketentuan sifat campuran
7. Pembesian
a. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat
produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri harus melakukan uji material bila diminta Konsultan dan Direksi dengan prosedur baku
uji yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Dua besi
tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari besi tulangan yang
dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter
yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
b. Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat
persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.
64
beton. Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai
suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat
dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama
proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton. Batu tahu untuk membentuk selimut beton,
dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan
dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk melakukan
pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila
semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut
beton tetap memenuhi ketentuan.
e. Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sebagai berikut:
65
Besi Bulat Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Tabel D. Berat Besi Bulat-Ulir
Besi Bulat-Polos
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di
lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS. Besi tulangan yang
diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan keperluan lainnya untuk
penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Besi
tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam pembayaran. Pekerjaan besi
tulangan harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar kuantitas dan harga. untuk masing- masing tipe besi
bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi
tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja bangunan jadi, yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan dalam satuan
buah yang telah terpasang. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa
sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai.
67
2) Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama
pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan selama
pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang pancang,
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menolak tiang pancang tersebut.
Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
5) Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang harus berbobot tidak
boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala pemancang dan tiang pancang.
Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis yang menghasilkan cukup tenaga untuk
menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi tidak kurang dari 3.2
mm setiap pukulan.
6) Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 0.50 m untuk dikupas dan besi dari
tiang pancang harus dimasukkan dalam pondasi kontruksi yang akan dibangun.
7) Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian rupa
sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus diberi
pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai di atas kepala
tiang pancang dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
8) Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang dapat
dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.
68
sendiri dengan salah satu dari metode berikut yang disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis untuk tiang pancang yang diragukan :
a) Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila perlu
dengan yang lebih panjang;
b) Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang
rusak;
c) Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang terdorong
ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatkan atau oleh sebab
lainnya harus dipancang ke bawah lagi;
d) Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau
retak memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat yang
menurut pendapat Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis mempengaruhi
kekuatan atau umur tiang pancang.
10) Penyedia Jasa wajib melakukan monitoring pemukulan saat pemancangan untuk
mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu bentuk data yang
dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang
akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda
misalnya cat semprot/philox atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Untuk mengitungnya disediakan terlebih dahulu counter agar mudah
dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya.
Selain melakukan monitoring pemukulan saat pemancangan Penyedia Jasa wajib juga
melakukan Kalendering untuk mengetahui daya dukung tanah (ton) secara empiris
melalui perhitungan yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang
disini bisa berupa diesel hammer maupun hydraulic hammer. Kalendering dalam proses
pemancangan tiang pancang akan dijadikan laporan untuk proyek.
Peralatan yang digunakan dalam kalendering antara lain adalah : spidol, kertas milimeter
block, selotip dan kayu pengarah spidol agar selalu pada posisinya. Pelaksanaan
kalendering dilakukan saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, final set 3 cm
untuk pukulan terakhir, bisa juga dilihat dari data bore log atau ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tahapan pelaksanaan kalendering yaitu :
a) Saat kalendering telah ditentukan, dihentikan pemukulannya oleh hammer;
b) Memasang kertas milimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip;
c) Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol
pada kertas milimeter block;
d) Menjalankan pemukulan/pemancangan;
e) 1 (satu) orang melakukan kalendering dan 1 (satu) orang mengawasi serta
menghitung jumlah pukulan dengan bantuan alat bantu hitung (counter);
f) Setelah 10 (sepuluh) pukulan kertas milimeter block diambil;
g) Tahapan ini bisa dilakukan 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali agar memperoleh
grafik yang bagus;
h) Diusahakan kertas bersih (jika menggunakan diesel hammer biasanya kertas
terkena cipratan oli sehingga menjadikan grafiknya jadi kurang valid)
i) Pekerjaan kalenderiang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
69
diprogreskan dan dapat dibayarkan maksimal 70% dari total jumlah material yang
didatangkan sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen kontrak) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi pekerjaan (on site) disaksikan
dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sisa pemancangan 0.50 m untuk dikupas
pada tiang pancang beton sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sisa pemancangan 0.50 m untuk dikupas
pada tiang pancang beton sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
70
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
b) Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles
SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
Chlorida)
SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton
SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
71
bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.
d) Persyaratan Bahan
1) Batu
• Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet;
• Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah;
• Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos dan tidak berpori;
• Batu harus hitam, rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama;
• Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih;
• Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah;
• Batu pecah yang mempunyai diameter <10 cm hanya boleh dipergunakan sebagai
batuan pengisi/pengunci.
2) Pasir
• Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis;
• Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir dari gunung berapi (pasir beton)
yang diambil dari sungai atau sumber lain dan memenuhi standart pengujian
agregat halus yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis;
• Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti
air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
3) Material Cement
• Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC 50 kg yang ada
dipasaran dan harus memenuhi standar;
• Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai;
• Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm di atas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.
4) Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.
72
e) Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan Batu Bata 1 PC : 4 PS
• Lingkup Pekerjaan
o Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna;
o Meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ bata pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Persyaratan Bahan
o Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex lokal yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;
o Batu bata/merah yang digunakan ukuran 5x11x22 cm dengan mutu terbaik
toleransi 0,5 cm, warna merata, sempurna pembakarannya, sudut-sudut yang
lancip, keras dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;
o Semen yang digunakan harus dari satu merk produk dan memenuhi
persyaratan/SNI yang berlaku;
o Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
• Syarat-syarat Pelaksanaan
o Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, Seluruh dinding dari pasangan batu merah dengan aduk campuran 1
PC : 4 Ps, kecuali untuk dinding trasraam/kedap air;
o Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh;
o Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan;
o Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis;
o Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan bata merah
sama sekali tidak diperkenankan;
o Pasangan dinding batu bata harus menghasilkan dinding finish setebal 14 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata;
o Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
3) Acian
• Pekerjaan acian dikerjakan dengan menghaluskan memakai semen. Untuk
menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut;
• Pengukuran dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan
dalam satuan m2. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.
b) Persyaratan Bahan
Bahan batu alam tersebut berupa batu paras, batu koral sikat polos. Batu koral sikat polos
yang digunakan dalam pekerjaan ini berukuran kecil antar 2 / 3 cm terbuat dari batu alam
berbentuk kerikil. Bahan harus dalam kondisi baik, tidak gompil, pecah ataupun retak.
Semua persyaratan bahan sesuai arahan/mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pemasangan Batu Koral Sikat sebelum dipasang, diseleksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan kualitas yang baik dan tidak ada bagian retak ataupun patah dan telah
74
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Bidang batu harus
rata, adukan terisi padat serta siku dan waterpass. 3x24 Jam setelah pemasangan batu
koral sikat selesai, siar (naad) diisi dengan grouting warna sesuai persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.
Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan pilar.
Selama masa pengeringan yaitu 3x24 jam setelah pemasangan batu koral sikat, bidang
tidak boleh diberi beban apapun. Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan
menggunakan sikat. Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit batu paras seperti :
minyak, residu harus dijauhkan dari pilar. Apabila setelah terpasang terjadi retak ataupun
patah, maka Penyedia Jasa mempunyai kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan
mengganti dengan kondisi yang baik dan masih utuh. Pemasangan batu koral sikat harus
dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja
b) Persyaratan Bahan
Paving Block Tebal 8 cm yang digunakan adalah Paving Block Tebal 8 cm type A1 dengan
bahan beton K-300. Kondisi Paving Block Tebal 8 cm dalam keadaan baik, tidak gompil,
retak ataupun patah. Paving Block Tebal 8 cm harus difinishing dengan cat yang warnanya
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.
c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum dipasang, permukaan tanah harus dibersihkan termasuk bongkahan batu, tanah
dan material lainnya harus dibersihkan dari lokasi. Permukaan tanah harus rata dan padat.
Setelah itu di atas permukaan tanah dihampar dengan pasir pasang dengan rata dan padat
serta ketebalan sesuai gambar kerja. Paving Block Tebal 8 cm yang baru sebelum
dipasang, diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas yang baik dan tidak ada
bagian yang gompil, retak ataupun patah dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan Direksi Teknis.
75
Tebal 8 cm harus dilakukan secara rapi dan kuat. Posisi masing-masing Paving Block Tebal
8 cm harus stabil dan tidak goyang / rapat.
Bidang Paving Block Tebal 8 cm harus rata, siku dan waterpass dan sesuai dengan gambar
kerja. Setelah pemasangan Paving Block Tebal 8 cm selesai, siar (naad) diisi dengan
campuran trasram (semen dan pasir dengan air secukupnya) / pasir sesuai persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi
padat. Apabila setelah dipasang, ternyata Paving Block Tebal 8 cm masih goyang dan
terjadi lendutan pada permukaannya (tidak waterpass), maka Penyedia Jasa wajib
melakukan pembongkaran dan melakukan perbaikan sampai kondisi Paving Block Tebal 8
cm cukup kuat, stabil dan rata. Pemasangan paving block harus dikerjakan secara rapi dan
dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta
mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
b) Persyaratan Bahan
Tiang lampu taman yang digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan alumunium cor
dan cast iron (besi tuang/besi cor dan kombinasi pipa hitam tebal 2 mm). Bentuk lampu
sesuai gambar kerja dan dilengkapi dengan instalasi kabel, fitting dan lampu led 50W.
Finishing cat meni anti karat dan cat outdoor sesuai arahan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.
c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Tiang lampu taman sebelum dipasang, dipastikan kualitas yang baik tidak karatan serta
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tiang lampu
taman ditempatkan pada lokasi dekat kursi taman atau sesuai dengan arahan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pastikan posisinya dalam keadaan stabil dan kokoh.
Semua tiang lampu taman harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang
ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja
76
15. Pekerjaan Pagar
a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pagar. Ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pemasangan pagar yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
b) Persyaratan Bahan
Bahan pagar terbuat dari beton ready mixed K225 untuk pondasi pagar, pembesian pondasi
pagar, bekisting pondasi pagar, pembesian sloof pagar, beton ready mixed untuk sloof
pagar, bekisting sloof pagar, pembesian kolom pagar, beton ready mixed K225 untuk kolom
pagar, bekisting kolom pagar, plaster tebal 1,5 cm campuran 1PC : 4PP, acian,
pemasangan bata merah tempel 5 cm x 20 cm, pagar pengaman besi, pergola besi dan
dinding rooster tanah liat 20x20 cm sesuai ketentuan yang telah disepakati Konsultan
Supervisi dan Direksi Teknis.
b) Persyaratan Bahan
Bahan Instalasi air bersih terbuat dari pipa polyvinyl chloride (PVC) tipe AW diameter 1/2”
serta menggunakan kran air dengan diameter 1/2”. Pipa harus memenuhi standart dan
fitting yang dipergunakan adalah dari bahan yang sama dengan bahan pipa yang
disambungkan.
77
d) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan dewatering dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga..
b) Persyaratan Bahan
Tanaman hias yang di maksud adalah jenis tanaman melati belanda dengan minimal
ketinggian 50 cm berwarna cerah dengan kondisi tanaman segar atau tidak layu sesuai
ketentuan yang telah disepakati Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.
b) Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi adanya beton ready mixed K225, pembesian pot bunga, dan
pemasangan pipa PVC tipe AW diameter 1/2” yang nantinya akan di perbarui sesuai
gambar rencana atau spesifikasi Teknik.
78
19. Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA
a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk Pemasangan listrik PLN baru
3500 VA. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA
yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam spesifikasi teknik
ini.
b) Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA yang nantinya akan di perbarui
sesuai gambar rencana atau spesifikasi Teknik.
Seluruh kegiatan pada Restorasi PA Demangan Lama ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan Restorasi PA
Demangan Lama harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran Restorasi PA Demangan Lama dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar kuantitas dan harga.
79
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan struktur atap.
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan struktur atap meliputi kolom kayu jati 8/14,
balok kayu jati 8/14, kuda-kuda kayu jati 8/14, gording kayu jati 8/14 dan rangka atap
sirap reng dan kasau kayu jati. Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai
gambar rencana. Pekerjaan struktur atap ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar
nantinya didapat struktur atap yang kokoh. Seluruh kegiatan pada pekerjaan struktur
atap pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan struktur atap harus dikerjakan rapi oleh
tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan
struktur atap dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.
80
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan
dinding railing dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.
7) Pekerjaan Finishing
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan finishing. Bahan
yang digunakan dalam pekerjaan finishing meliputi cat duco kayu, cat besi, cat dinding
luar dan pengecatan dinding batu alam (couting). Nantinya semua pekerjaan ini akan
di perbarui sesuai gambar rencana. Pekerjaan finishing ini dikerjakan dengan teliti dan
rapi agar nantinya didapat finishing dari hasil cat besi, dinding beserta couting yang
bagus. Seluruh kegiatan pada pekerjaan finishing ini pelaksanaannya dilaksanakan
melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan
finishing harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan finishing dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
8) Pekerjaan Listrik
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan listrik. Pekerjaan
ini meliputi instalasi kabel dan titik Lampu, Pengadaan lampu bohlam 23 watt, lampu
spot LED 50 watt nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar
rencana atau spesifikasi Teknik. Pada prinsipnya pemasangan listrik harus benar-
benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya
berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama.
Seluruh kegiatan pada pekerjaan instalasi listrik ini pelaksanaannya dilaksanakan
melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan
listrik harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus
di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran pekerjaan listrik dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga.
9) Pekerjaan Lain-lain
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan lain-lain.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan dudukan Papan Nama UNP dengan ukuran
200x80x7,5 (cm) dan pengecatan dan besi dan papan nama akrylic dengan lampu led
strip. nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana atau
spesifikasi teknik. Seluruh kegiatan pada pekerjaan lain-lain ini pelaksanaannya
dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis.
81
Semua pekerjaan lain-lain harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan lain-lain dilakukan berdasarkan harga
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
b) Pekerjaan Parkiran
1) Pekerjaan Dinding
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan dinding.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan dinding yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan dinding meliputi Sloof 20/30 (beton
ready mixed K-225), pasangan dinding ½ bata campuran 1 PC : 4 PP, pembesian
kolom 20/30, pekerjaan kolom 15/15 (beton ready mixed K-225), pekerjaan pembesian
kolom 15/15, ring balok 15/15 (beton ready mixed K-225), pembesian ring balok 15/15,
plasteran, acian, dan pasangan dinding batu alam dengan mengikuti kesepakatan
Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis. ada dasarnya apapun bahan / material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan
rasa aman dan nyaman. Pekerjaan dinding ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar
nantinya didapat dinding yang kokoh. Semua pekerjaan dinding dikerjakan secara rapi
dan dikerjakan oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya
serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran
pekerjaan dinding dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga.
2) Pekerjaan Pondasi
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pondasi.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pondasi yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan pondasi meliputi galian tanah,
timbunan tanah kembali di padatkan, beton ready mixed K-100, pondasi Footplat
(beton ready mixed K-225), kolom pedestal 15/15 (beton ready mixed K-225) dan
pembesian kolom 15/15 dengan mengikuti kesepakatan Konsultan Supervisi dan
Direksi Teknis. Pekerjaan pondasi ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar nantinya
didapat pondasi yang kokoh. Semua pekerjaan pondasi dikerjakan oleh tenaga/tukang
ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan pondasi dilakukan
berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
3) Pekerjaan Lantai
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan Lantai. Pekerjaan
yang akan dilakukan dalam pekerjaan lantai meliputi pasir urug bawah paving,
pemasangan paving block tebal 8 cm dan cor beton pengunci paving (beton ready
mixed K-225). Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana.
Seluruh kegiatan pada Pekerjaan lantai ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan lantai
harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di
bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran pekerjaan lantai dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga..
82
4) Pekerjaan Listrik
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan listrik pada area
parkiran motor. Peke rjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan tiang dan lampu
taman dan pemasangan instalasi kabel taman yang nantinya semua pekerjaan ini
akan di perbarui sesuai gambar rencana atau spesifikasi Teknik. Pada prinsipnya
pemasangan listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua
bahan yang digunakan hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan
baik dalam waktu cukup lama. Seluruh kegiatan pada pekerjaan listrik ini
pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan listrik harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli
yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan listrik dilakukan
berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga..
83