Anda di halaman 1dari 83

SPESIFIKASI TEKNIS

PENATAAN KALI PEPE HILIR (PA DEMANGAN LAMA - PA DEMANGAN BARU)


KOTA SURAKARTA

A. SPESIFIKASI UMUM
1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional. Apabila
terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak tercantum dalam Standar Nasional Indonesia,
maka dapat digunakan standar lain yang disetujui oleh Direksi Teknis dan sesuai dengan
spesifikasi ini.

Pengadaan tenaga, alat dan material memaksimalkan upaya penggunaan produk dalam negeri.
Pengadaan barang impor dimungkinkan dalam hal :
• Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
• Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan atau
• Produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Pengadaan barang impor langsung, semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang
ada di dalam negeri serta dipilih yang memiliki komponen dalam negeri paling besar.

2. Lingkup Pekerjaan
Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta berfungsi
untuk mengamankan daerah sepanjang sungai di PA Demangan Lama - PA Demangan Baru
yang masuk ke Sungai Bengawan Solo. Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA
Demangan Baru) Kota Surakarta ini sangat penting untuk mengurangi dampak banjir di Daerah
Kelurahan Sewu dan Kelurahan Sangkrah. Seiring perkembangan jaman, pengaruh perubahan
iklim dan tata guna lahan menyebabkan meluapnya air di setiap anak sungai Kota Surakarta.
Kondisi ini tentu saja sudah tidak sesuai lagi dengan dasar-dasar perencanaannya dahulu.

Perkuatan Tebing sungai dengan Revetment bertujuan meningkatkan bangunan eksisting yang
sebelumnya lereng tanah dengan mencegah terjadinya gerusan. Penataan ini juga dilakukan
untuk menjaga Kelurahan Sewu dan Kelurahan Sangkrah terhindar dari limpasan (over topping)
sungai yang di akibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Sehingga mengakibatkan
beberapa kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan lainnya di kota Surakarta menjadi
terhambat.

Lingkup pekerjaan Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota
Surakarta secara garis besar :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Sistem Manajement Keselamatan Konstruksi
c. Pekerjaan Revetmet
d. Lanskap
e. Restorasi Pintu Air Demangan Lama
Pekerjaan yang wajib di subkontrakkan dan merupakan pekerjaan utama pada Pekerjaan
Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta berupa
pekerjaan spesialis yaitu pekerjaan beton (SP010)

Pekerjaan Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta
akan dilaksanakan selama 450 (empat ratus lima puluh) hari kalender.

Penataan Kali Pepe Hilir (PA Demangan Lama - PA Demangan Baru) Kota Surakarta secara
garis besar tidak mempunyai risiko tinggi, tidak memerlukan teknologi tinggi, tidak
menggunakan peralatan yang didesain khusus dan lingkup pekerjaan dapat didefinisikan
secara teknis.

3. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut
harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan
juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan lapangan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

4. Pengukuran kembali/uitzet
Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran kembali/uitzet di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua
dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan
pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama “Bench Mark
(BM)“ yang akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan
dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana
bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun
tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang
perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis . Patok beton yang merupakan
titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus diikat secara sempurna dengan patok
beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x
10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup
kokoh tidak mudah berubah bentuk dan posisinya.

Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran kembali/uitzet
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk membuat gambar
kerja. Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih
dekat/pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir
tikungan.

2
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran kembali/uitzet
harus disahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan dari waktu ke waktu
selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi
hasil pelaksanaan pekerjaan. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa
diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan
perhitungan hasil pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi serta
disahkan oleh Direksi serta dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar
hasil kerja.

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada
Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu
yang sifatnya sebagai cek berkala, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan tanah
dan lain sebagainya. Pada saat penyerahan gambar hasil kerja, Penyedia Jasa harus
menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa dan disetujui
Konsultan Supervisi serta disahkan oleh Direksi.

Mutual Check (MC - 0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berdasarkan gambar kerja.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat
30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Mutual
Check (MC - 100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung bersama
antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berdasarkan gambar hasil
kerja. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan
dalam format MC - 100% kepada Direksi untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengukuran kembali/uitzet sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

5. Papan Nama dan Administrasi


Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan
dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum, ukuran papan nama 1,2 m x 1,8
m, sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis . Sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari PPK sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
diwajibkan menyusun dan menyampaikan:
• Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
• Pengukuran Kembali/Uitzet;
• Mobilisasi dan Demobilisasi Alat;
• Perhitungan volume 0% (MC 0%) dan gambar kerja;
• Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi
• Laporan dan perhitungan hasil uji laboratorium (quality control).
• Laporan operasional dan pemeliharaan
• Data pendukung perhitungan volume hasil pekerjaan (MC 100%) dan gambar hasil
kerja.

3
Isi laporan-laporan harian/mingguan/bulanan meliputi :
• Tenaga kerja yang bekerja;
• Peralatan yang dipakai;
• Data cuaca di lokasi pekerjaan;
• Volume pekerjaan yang telah dicapai;
• Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.

Semua laporan dan data pendukung tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan
pekerjaan lapangan, pada awal sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan
membuat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
• Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan;
• Volume masing-masing jenis pekerjaan;
• Bobot masing-masing jenis pekerjaan;
• Rencana pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Rencana komulatif pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Prestasi/realisasi pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Prestasi/realisasi komulatif pelaksanaan tiap hari, minggu dan bulan (% bobot);
• Keterangan lainnya yang diperlukan.

Seluruh sarana dan dokumen administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus
diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis setelah semua pekerjaan
selesai seluruhnya. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan papan nama dan administrasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6. Pembuatan Direksi Keet, Los Kerja Dan Gudang


Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan gudang
material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai
selama pelaksanaan pekerjaan. Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga
sehingga bahan material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.

Semua administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja,


buku laporan kemajuan fisik, data cuaca, buku direksi, buku tamu, foto-foto pelaksanaan dan
lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di kantor lapangan.
Lokasi barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

7. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)


Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang
menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/ diikuti
dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (program mutu).
Berdasarkan SE Menteri No. 15/SE/M/2019 tanggal 18 September Tahun 2019 tentang Tata
Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu
Pekerjaan Konstruksi (RMPK) sebanyak 5 (lima) set dijilid rapi dan diserahkan sebelum

4
dilaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (RPPK) untuk dievaluasi oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan rencana mutu pekerjaan konstruksi (RMPK)
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

Persyaratan Kompentensi Tenaga Kerja Konstruksi


Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Kerja
Tingkat Pendidikan/ yang akan Profesional Sertifikat Kompetensi
No Ijazah dilaksanakan (Tahun) Kerja
1 S1 Teknik Sipil Manajer Proyek 4 SKA Ahli Madya
(1 orang) Teknik Sumber Daya
Air

2 S1/D3 Manajer Teknik 3 SKA Ahli Muda


Teknik Sipil (1 orang) Teknik Sumber Daya
Air

3 S1/D3 Manajer Keuangan 3 -


Ekonomi (1 orang)

4 S1/D3 Ahli K3 Konstruksi 3 SKA Ahli Madya K3


Teknik Sipil (1 orang)

5 S1/D3 Koordinator Pelaksana 3 SKA Ahli Muda


Teknik Sipil (1 orang) Teknik Sumber Daya
Air

6 S1/D3 Quality Control 3 SKA Ahli Muda


Teknik Sipil (1 orang) Teknik SDA
7 S1/D3 Juru Ukur 3
Teknik (1 orang)
Geodesi/Sipil
8 S1/D3 Pelaksana 3
Teknik Sipil (1 orang)
9 D3 / Pelaksana K3 2
SMA/SMK (1 Orang)
10 D3 Teknik Juru Gambar 2
Sipil/SMK (1 Orang)
11 S1 Ekonomi Administrasi Keuangan 2
(1 orang)
12 D3 Teknik Administrasi Teknik 2
Sipil/SMA/SMK (1 orang)
13 D3 Teknik Sipil/ Logistik 2
SMA/SMK (1 Orang)

Persyaratan Kompentensi Peralatan Konstruksi


No Jenis Alat Kapasitas Minimum Jumlah

5
1. Excavator 0.9 m3 3
2. Bulldozer 12 ton 1
3. Crawler Crane + Hammer 40 ton 1
4 Vibro Roller 5 ton 1
5 Bor Mekanik (Pre boring) Diameter 40 cm 1
6 Bar Cutter 36 mm 1
7 Bar Bender 32 mm 1
8 Stamper 95 kg 2
Keterangan :
Kebutuhan jenis dan jumlah alat pada tabel di atas sesuai dengan kebutuhan lapangan dan
harus terpenuhi pada saat pelaksanaan pekerjaan, namun untuk jenis dan jumlah yang
dikompetisikan pada saat lelang sesuai dengan dokumen pemilihan.

Gambar Struktur Organisasi Pelaksaan Proyek

a. Manajer Proyek bertugas dan bertanggung jawab :


• Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan manajemen proyek;
• Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan supervisi terkait
dengan kegiatan pelaksanaan proyek;
• Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan;
• Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan;
• Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek;
• Melaksanakan, mengkoordinir dan mengontrol kegiatan operasional pelaksanaan
proyek;
• Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan,
pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek konstruksi;
• Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan dengan
kebutuhan proyek;
• Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi;
• Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang/contract change
order (CCO) kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis jika diperlukan.

b. Manajer Teknik bertugas dan bertanggung jawab :


• Menyampaikan petunjuk secara teknis mengenai pelaksanaan pekerjaan;

6
• Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi dengan
baik dan sesuai dengan ketentuan;
• Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan;
• Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani;
• Mengatur/membantu di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan agar
dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani);
• Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium;
• Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.

c. Manajer Keuangan bertugas dan bertanggung jawab :


• Bekerja sama dengan manajer lain untuk merencanakan serta meramalkan beberapa
aspek mengenai pelaksanaan pekerjaan termasuk perencanaan umum keuangan
perusahaan;
• Melaksanakan pekerjaan se-efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja
sama dengan manajer lainnya.
• Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran pelaksanaan
pekerjaan, serta mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan
penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan pelaksanaan
pekerjaan;
• Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat;
• Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaan dan upah pekerja;
• Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas (cash flow), sehingga hal
ini dapat memastikan ketersediaan dana untuk operasional.

d. Koordinator Pelaksana bertugas dan bertanggung jawab :


• Mengkoordinir pelaksana yang bertugas di lapangan;
• Menjalankan tugas yang diberikan Manajer Teknik;
• Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan;
• Bersama dengan Manajer lain menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
• Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan
persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan;
• Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian
kepada pelaksana.

e. Pelaksana bertugas dan bertanggung jawab :


• Menjalankan tugas yang diberikan Koordinator Pelaksana;
• Berkoordinasi dengan mandor mengenai pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis;
• Memastikan pekerjaan telah sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis;
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja,
gambar kerja dan spesifikasi teknis;
• Menyiapakan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek;
• Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
dilapangan;
7
• Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan
dilapangan;
• Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan;
• Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan
metode konstruksi dan instruksi kerja yang teah ditetapkan;
• Menerpakan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

f. Ahli K3 Konstruksi bertugas dan bertanggung jawab :


• Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi;
• Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi;
• Mengevaluasi program K3;
• Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3;
• Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3;
• Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi;
• Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan;
• Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.

g. Pelaksana K3 bertugas dan bertanggung jawab :


• Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat;
• Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya;
• Membuat laporan K3;
• Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga memerika
kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja;
• Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan;
• Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya;
• Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP;

h. Administrasi Teknik bertugas dan bertanggung jawab :


• Melakukan proses pendataan pekerjaan-pekerjaan proyek;
• Membuat dokumentasi proyek;
• Menjaga dan mengecek aset dan fasilitas proyek;
• Membuat laporan mingguan dan bulanan;
• Merapikan dokumen dan membuat salinan setiap dokumen.

i. Quality Kontrol bertugas dan bertanggung jawab :


• Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam laporan
bulanan;
• Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak;

8
• Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data
kuantitas setiap bulannya;
• Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari manajer teknik dalam setiap item
pekerjaan;
• Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan;
• Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.

j. Juru Ukur bertugas dan bertanggung jawab :


• Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan penentuan koordinat bangunan;
• Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark,
center line, titik elevasi tanah asli dari border line;
• Menentukan titik elevasi kedalaman galian, agar proses galian dan urugan tanah
sesuai dengan perencanaan konstruksi;
• Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah dihitung
untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
• Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal. sesuai dengan gambar kerja;
• Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada manajer teknik;
• Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya;
• Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.

k. Juru Gambar bertugas dan bertanggung jawab :


• Membuat gambar kerja;
• Menyesuaikan gambar kerja dengan kondisi nyata dilapangan;
• Menjelaskan kepada pelaksana lapangan dan juru ukur;
• Membuat gambar hasil kerja.

l. Administrasi Keuangan bertugas dan bertanggung jawab :


• Membuat laporan keuangan, pergudangan, laporan bobot prestasi proyek dan daftar
hutang;
• Melayani tamu-tamu yang datang ke lokasi proyek dan melakukan tugas umum;
• Mengisi data pekerja, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data
pekerja dan pembayaran gaji;
• Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan dan retribusi;
• Mengurus tagihan, membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen
untuk permintaan dana;
• Membantu manajer keuangan terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegitan pelaksanaan proyek berjalan dengan baik;
• Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika pekerjaan ada yang di sub
kontrakkan;
• Membuat dan menyimpan bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data
proyek.

8. Masa Operasi dan Pemeliharaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan semua hasil pekerjaan yang ada pada
kontrak dengan masa pemeliharaan selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender
setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO). Pelaksanaan pemeliharaan sesuai SE
Menteri No. 15/SE/M/2019 tanggal 18 September Tahun 2019 tentang Tata Cara Penjaminan
9
Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Penyedia Jasa harus menyediakan dan bertanggung jawab terhadap
sarana operasional, keamanan dan kebersihan selama masa pemeliharaan di lapangan sesuai
manual operasional dan pemeliharaan yang sudah disepakati dengan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan, masa operasional dan pemeliharaan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

9. Telepon dan Sistem Komunikasi


Penyedia Jasa harus menyediakan dan bertanggung jawab terhadap kelancaran sarana
komunikasi dan informasi selama pelaksanaan di lapangan.Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan telepon dan sistem komunikasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan
pekerjaan.

10. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk laboratorium
independen/instansi/badan usaha lain untuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Penyedia Jasa juga
bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas pekerjaan. Semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan laboratorium, peralatan laboratorium dan pengujian sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

11. Pekerjaan kistdam dan dewatering


a. Pekerjaan kistdam
Sebelum membuat suatu konstruksi Penyedia Jasa diwajibkan membuat penahan
rembesan (kistdam) dan membuat gambar rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Material kistdam digunakan
maksimal untuk 2 (dua) kali pemakaian.

Pembayaran pekerjaan kistdam dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam


Daftar kuantitas dan harga.. Setelah pekerjaan konstruksi utama selesai dikerjakan,
Penyedia Jasa harus membongkar dan membersihkan material kistdam sehingga tidak
mengganggu aliran sungai.

b. Pekerjaan dewatering
Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan
guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
membuat bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/saluran pengelak,
bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran
air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya
bila pekerjaan telah selesai dikerjakan. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan
yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama
sekali dari adanya air.

Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air karena bisa
menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya,

10
selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai
kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun
rembesan air. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem
drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan akibat sampingan negatif
terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.

Jumlah minimal pompa yang digunakan berjumlah 4 (empat) buah, dioperasikan oleh
tenaga kerja/operator terlatih dan memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan dewatering
berjumah 2 (dua) orang. Pembayaran pekerjaan dewatering dilakukan berdasarkan
harga yang tercantum dalam Daftar kuantitas dan harga.

12. Sumber Bahan Untuk Pasangan/Beton


Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan untuk konstruksi
beton baik kuantitas maupun kualitas. Sebelum bahan bangunan tersebut dipergunakan,
Penyedia Jasa wajib mengusulkan lokasi sumber bahan bangunan/agregat beton dengan
dilampiri hasil uji/tes laboratorium sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Tanggapan, penilaian dan persetujuan Direksi terhadap hasil uji
laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia
Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan
beton yang dilaksanakannya.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan/beton termasuk biaya
ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan
untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan/beton yang ditawarkan
dan harus sudah diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

13. Tanah Bahan Timbunan


Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian/ mendatangkan tanah dari luar sampai lokasi
pekerjaan) apabila tanah hasil galian tidak memenuhi untuk timbunan kembali atau tidak
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya
ijin penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknik, dan apabila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan
dalam daftar kuantitas dan harga. dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

14. Bahan dan Peralatan


Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dan harus dimintakan

11
persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis sebelum bahan dan peralatan tersebut dikirim/mobilisasi ke lokasi pekerjaan. Bila
karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan yang memenuhi
Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
akan mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau
peralatan baik jumlah maupun spesifikasinya.

Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan
biaya/harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum
Kontrak. Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dilaksanakan dengan
pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk pemasangan,
pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa sesuai dengan ketentuan di atas.

15. Pengujian dan Pemeriksaan


a. Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis pada waktu pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya
dilapangan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum dan Spesifikasi Teknik.
Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis tentang pengujian yang akan dilakukan oleh lembaga independen/instansi/badan
usaha lain agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan disaksikan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil pengujian dan
sertifikat yang diperlukan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dalam
formulir yang sudah disepakati.

Hasil persetujuan/kesepakatan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta hasil


pengujian dan pemeriksaan bisa dijadikan alasan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk menolak material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan,
serta hasil pekerjaan bila hasil uji belum memenuhi spesifikasi.

b. Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila tidak ada laboratorium di lokasi pekerjaan atau belum siap dimanfaatkan atau
peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh lembaga
independen/instansi/badan usaha lain yang memperoleh persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis atas beban biaya Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi


dan/atau Direksi Teknis paling lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan di
lokasi pekerjaan dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga
terampil untuk laboratorium, material dan peralatan/instrument laboratorium dan bahan-
bahan yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala
biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan.
c. Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik
Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis tentang jadwal pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan
dilakukan termasuk pengujian terhadap item tertentu dari peralatan atau barang guna

12
memastikan kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian dan pemeriksaan
ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

d. Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk pekerjaan
selesai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis rincian jadwal dan tata cara pengujian untuk memperoleh persetujuan.Sesudah
dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berupa hasil pengujian dalam format yang
telah disepakati bersama.

e. Pemberitahuan untuk Pengoperasian


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup
sebelum dilakukan pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya melakukan
pengaturan yang diperlukan.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar kuantitas dan harga.,
dianggap sudah termasuk/diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang
membutuhkan pengujian dan pemeriksaan tersebut.

16. Audit oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis


Sesuai dengan kewenangannya, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak
melakukan audit dalam kaitannya dengan :
• Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah diatur dalam
Dokumen Kontrak tentang Penghentian dan Pemutusan Kontrak;
• Biaya-biaya lainnya yang diklaim Penyedia Jasa dan tidak tercakup dalam Kontrak.
Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan dengan 2
(dua) hal di atas.

17. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


a. Metode dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Metode dan jadwal pelaksanaan pekerja yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam dokumen
penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan dokumen kontrak dan disebut
sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak. Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah
rapat persiapan pelaksanaan kontrak yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan Kontrak guna mendapat persetujuan
yang untuk selanjutnya disebut Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/rincian Metode pelaksanaan, jadwal


pelaksanaan, Metode kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal pengadaan
bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi kepada masyarakat
dan pemerintah daerah dan program mutu. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis tidak boleh dirubah atau
dimodifikasi oleh Penyedia Jasa tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
13
Teknis, perubahan dan modifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat
dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang dapat dipertanggungjawabkan, antara
lain karena timbulnya perubahan kegiatan pekerjaan sesuai dengan Syarat- Syarat
Umum Kontrak.

Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah


disepakati dan menyerahkan softcopy/hardcopy kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis untuk keperluan monitoring dan evaluasi.

b. Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan


Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
- terjadinya banjir/aliran tinggi dan penumpukan sampah di sungai saat pelaksanaan
pekerjaan;
- akses jalan pekerjaan melintasi permukiman dan perkotaan;
- terjadinya hujan saat pelaksanaan pekerjaan.
Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan dengan Pemerintah dan masyarakat setempat harus dilaksanakan
dengan baik sejak awal bersama Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Sebagai
upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk menghindari konflik
dengan masyarakat, Penyedia Jasa harus melaksanakan sosialisasi dan konsultasi
kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

c. Sosialisasi dan Konsultasi


Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah,
camat, kepala desa/lurah, masyarakat setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan
untuk membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan. Sosialisasi dan
Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
SPMK dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus menyerahkan jadwal, isi dan materi
sosialisasi kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum sosialisasi dan
konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

18. Kendaraan Operasional


a. Kendaraan Mobil Roda 4 (empat)
Penyedia jasa harus menyediakan 2 (dua) buah kendaraan roda 4 (empat) termasuk sopir,
bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah menerima Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus
dalam kondisi baik (tahun pembuatan 2019 atau sesudahnya). Semua biaya termasuk gaji
sopir, bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian, asuransi dan
registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

b. Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua)

14
Penyedia jasa harus menyediakan 2 (dua) buah kendaraan roda 2 (dua) termasuk bahan
bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah menerima Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam
kondisi baik (tahun pembuatan 2019 atau sesudahnya). Semua biaya termasuk bahan
bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian, asuransi dan registrasi serta
seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

19. Dokumen Laporan


Semua kegiatan harus didokumentasikan dalam bentuk laporan yang berupa hard copy dan
soft copy dan dirangkum dalam Hardisk Eksternal yang berisi antara lain :
• Berita Acara Serah Terima Lapangan;
• Laporan mobilisasi personil;
• Laporan mobilisasi peralatan;
• Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
• Jadwal pelaksanaan;
• Laporan Instruksi Kerja (LIK);
• Dokumen Persetujuan Penggunaan Bahan Material;
• Laporan pengukuran 0% dan 100%;
• Gambar Pengukuran, Gambar Kerja dan Gambar Hasil Kerja;
• Laporan harian, mingguan, bulanan;
• Laporan Quality Control;
• Laporan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi;
• Kontrak dan Adendum Kontrak;
• Dokumentasi Pekerjaan :
• Dengan menggunakan kamera digital (0%, 25%, 50%, 75%, 100%);
• Dengan menggunakan drone/citra udara (0%, 25%, 50%, 75%, 100%);
• Mutual Check (MC) 0 % dan (MC) 100 %;
• Laporan Operasional dan Pemeliharaan berkala;
• Manual Operasi dan Pemeliharaan;
• Dokumen jaminan sertifikat garansi dari pabrikasi
• Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO);
• Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO);
• Lain-lain yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 2 (dua) hardisk eksternal minimal 1 Tb y an g


b er i s i soft copy/pdf semua laporan tersebut di atas.

20. Pasang Profil Melintang Galian Tanah


Pasang Profil Melintang Galian Tanah/Bouwplank ialah penanda sementara yang digunakan
untuk menentukan titik-titik as pada area kerja di dalam proyek pembangunan sesuai dengan
hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi utama bouwplank adalah sebagai
penentu arah pondasi dan ketinggian lantai bangunan. Bouwplank juga bisa berfungsi untuk
membuat sudut siku dengan menggunakan bantuan theodolit.

Karena hanya dipasang untuk sementara waktu, bouwplank biasanya dibuat dari bahan yang
murah seperti kayu berkualitas rendah. Kayu yang berbentuk tiang pancang ini selanjutnya
ditancapkan di sudut-sudut area pekerjaan pembuatan bangunan. Sedangkan kayu yang
berbentuk papan dipasang secara horisontal menghubungkan masing-masing tiang pancang.
15
Setelah itu, titik-titik as untuk menandai area kerja pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain dibuat
memakai tali kenur yang dibentangkan serta diikatkan di papan kayu yang dipasang secara
mendatar.

Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar pembuatan bouwplank benar dan sesuai
ketentuan, diantaranya :
• Kedudukan masing-masing patok kayu dibuat sedemikian rupa agar kekuatannya
terjamin dan tidak mudah goyah;
• Posisinya berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan sehingga tidak mengganggu
atau diganggu pekerjaan lainnya;
• Keberadaannya bisa dilihat dengan jelas sehingga para pekerja bisa mudah
menemukannya;
• Penanda yang dipasang secara horisontal harus berada di satu bidang yang rata;
• Arahnya harus diletakkan serempak menghadap ke dalam bangunan;
• Benang merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan dinding.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pasang profil melintang galian tanah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

21. Dokumentasi Menggunakan Kamera Digital dan Drone


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk foto dan video. Dokumentasi Pekerjaan
kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut harus bisa memberikan gambaran secara lengkap
dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir
pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan
yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.

Dokumentasi Pekerjaan dilaksanakan pengambilannya dari titik tetap atau sesuai dengan
pengarahan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan sudah harus bisa memberikan
gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Dokumentasi
Pekerjaan tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan disetiap item pekerjaan yang dilaksanakan :
• saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %;
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
• saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.

Dokumentasi pekerjaan tersebut, selanjutnya harus dicetak rangkap 5 (lima) dan dikumpulkan
dalam bentuk salinan digital/softcopy dan disimpan dalam Hardisk Eksternal. Disamping
dokumentasi pekerjaan utama tersebut, atas permintaan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, Penyedia Jasa dapat melaksanakan pengambilan Dokumentasi. Semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan dokumentasi menggunakan kamera digital dan drone sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

22. Pemagaran Daerah Kerja Dengan Seng


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan dari semua
tumbuhan dan pemagaran daerah kerja harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah
16
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemagaran daerah
kerja dengan seng gelombang harus disertai pembersihan lokasi dari penebangan pohon-
pohon perdu, semak belukar, penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di
lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya
dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus
dibersihkan/tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali
sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Semua biaya yang timbul
akibat pekerjaan pemagaran daerah kerja dengan seng sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

23. Striping (Pengupasan Tanah Lapis Atas)


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah pengupasan
tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik : rumput, akar-akaran maupun
bahan non-organik : sisa bangunan Pondasi dan lain-lain dan membuang material hasil
kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan. Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan
setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
dan Direksi. Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan Konsultan dan Direksi tentang batas wilayah yang tanah lapisan
atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pemagaran daerah kerja dengan seng sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

17
B. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Penggambaran dan Pencetakan
1) Gambar Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Penyedia Jasa wajib melaksanakan
pengukuran trase rencana bangunan memanjang dan melintang serta gambar situasi
pekerjaan yang akan dibangun. Semua pekerjaan pengukuran itu harus diikatkan
pada titik ikat yang terdekat sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

Penyedia Jasa harus memasang patok tetap dan patok ikat pembantu yang diikatkan
pada patok tetap yang ditentukan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Pancang patok (ikat pembantu) ini sebagai titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan
dan titik ikat pembantu harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
berubah. Penyedia Jasa harus memasang patok-patok pengikat sumbu minimum
setiap panjang 20 s.d. 50 m yang dibuat dari patok-patok kayu Ø10 cm atau patok dari
bahan lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Patok-patok
pengikat sumbu harus dipasang pada tempat yang tidak mudah berubah
kedudukannya.

Penyedia Jasa harus memasang profil-profil dan patok duga yang terbuat dari kayu
Kalimantan yang berkualitas baik. Profil-profil dan patok duga tersebut harus dikontrol
terhadap patok ikat serta mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pemasangan profil-profil dan patok duga tersebut harus betul- betul
kokoh dan tidak mudah berubah bentuk maupun kedudukannya.

Pengukuran tersebut di atas harus menggunakan alat ukur optik (Theodolit dan/atau
Waterpass) yang dapat dijamin kebenarannya (ter-kalibrasi) serta disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jarak antara profil melintang dibuat
antara 20 s/d 50 m atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Hasil pengukuran tersebut harus dituangkan dalam gambar di atas kertas A3 dan
berdasarkan hasil pengukuran tersebut Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
Gambar Kerja di atas kertas A3. Gambar Kerja tersebut harus dibuat dan direncana
berdasarkan standar gambar dokumen lelang atau desain lain sesuai kondisi
dilapangan dan diserahkan pada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya gambar asli beserta 5 (lima) salinannya
harus diserahkan kepada Direksi. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan salinan
gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan
digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.

Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar


pokok kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang
harus dan telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang harus dibayar oleh
Direksi. Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa
memberikan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi antara lain :
• Bentuk tiap item pekerjaan/jenis bangunan yang akan dikerjakan;
• Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan;
• Dimensi bangunan lengkap;
18
• Jenis serta komposisi material yang dipergunakan;
• Rencana garis galian fondasi;
• Hal-hal lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis ;
• Notasi disetiap detail gambar dan skala.

Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi


antara lain:
• “Gambar Pengukuran”;
• “Gambar Kerja”;
• “Gambar Hasil Kerja”.

Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman


pelaksanaan pekerjaan dan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

2) Gambar Kerja
“Gambar Kerja” adalah gambar rencana pekerjaan/bangunan yang telah disesuaikan
dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi
jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis
bangunan yang tergambar pada “Gambar Kerja” harus mengacu dan didasarkan pada
gambar kontrak.

Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga mengakibatkan


perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka
Penyedia Jasa harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Atas dasar persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, jika ada penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan
kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah disepakati
bersama, disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis adalah yang mengikat
pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama
bagi Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.

“Gambar Kerja” yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa
memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi
nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
• Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal;
• Dimensi rencana pekerjaan/bangunan;
• Elevasi posisi dan kedudukan pekerjaan/bangunan.

List komponen unit pekerjaan/bangunan yang memuat :


• Panjang, lebar, tebal komponen unit pekerjaan/bangunan;
• Berat persatuan komponen unit pekerjaan/bangunan;
• Jumlah komponen unit pekerjaan/bangunan dan lain-lain.

“Gambar Kerja” yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan
dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau “Mutual Check (MC)” pada kondisi

19
pelaksanaan 0%. Penyedia Jasa wajib menyusun “Gambar Kerja” sebanyak 1 (satu)
asli dan 5 (lima) salinan ukuran A3.

Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya


penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan, atau perubahan desain,
semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume pelaksanaan pekerjaan menjadi
bertambah atau berkurang. Dalam hal kondisi terjadi engineering adjusment, maka
diperlukan adanya gambar baru yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan disahkan oleh Direksi Teknis.

Pada kondisi perubahan desain, Konsultan Supervisi secara resmi akan memberikan
gambar perubahan desain yang telah disahkan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa
secara administratif dalam bentuk Variation Order. Penyedia Jasa wajib menyerahkan
gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca dengan jelas kepada Konsultan
Supervisi untuk diperiksa dan disetujui dan disahkan Direksi Teknis. Format gambar
kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan disahkan Direksi Teknis. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari sesudah
menerima gambar kerja dan dokumen dari Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi akan
mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1 (satu) asli dengan dibubuhi keterangan
klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju” atau ”perbaiki”.

Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:


• ”DISETUJUI”;
• ”DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT”;
• ”DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI”;
• ”TIDAK DISETUJUI”.

Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai dengan


klasifikasi atau diterima, Penyedia Jasa akan diberi wewenang untuk memproses
gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen lebih lanjut, membuat
pembetulan/koreksi jika terdapat kesalahan yang telah ditunjukkan oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Semua rekaman gambar kerja yang diperiksa dan disetujui dan disahkan Direksi harus
dikelola di kantor lapangan Penyedia Jasa dan dicetak ulang dengan biaya sendiri
seperti yang diminta oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Bila gambar-
gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi tanda dengan
klasifikasi seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera membuat
perbaikan/koreksi dan/atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi gambar dan dokumen
yang telah direvisi kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis paling lama 3
(tiga) hari kalender.

Sesudah revisi gambar- gambar kerja dan dokumen-dokumen tersebut diterima,


Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan melakukan/melanjutkan
pemeriksaannya atas gambar-gambar kerja dan dokumen- dokumen dalam 2 (dua)
hari kalender bergantung dari tingkat kesalahan dan koreksi/ revisi gambar kerja dan
dokumen yang diperiksa sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut hingga gambar-
gambar kerja dinyatakan dalam klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut di atas.

20
Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan
dinyatakan ke dalam klasifikasi seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen tidak diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan
disahkan oleh Direksi. Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga
gambar- gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan
persetujuan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Sebelum memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh Konsultan


Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa
gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang disetujui telah sesuai secara
penuh. Jika ditemukan beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian, Penyedia Jasa
harus membetulkannya dan memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis seperti cara yang telah dijelaskan di atas. Bila diperlukan revisi
atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah disetujui, Penyedia
Jasa harus menyampaikannya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
untuk persetujuannya seperti tata cara yang telah dijelaskan di atas.

Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis mempunyai wewenang memerintahkan


Penyedia Jasa menambahkan rincian, perubahan atau modifikasi pada gambar-
gambar kerja atau dokumen-dokumen yang diperlukan agar sesuai dengan ketentuan
dan syarat yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia Jasa harus
melaksanakannya.

Penyedia Jasa wajib membuat “Gambar Hasil Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5
(lima) copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan
hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia Jasa juga harus
menyerahkan salinan gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam
media penyimpanan digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja
dengan format ukuran A3.

3) Gambar Hasil Kerja


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar kerja, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan variation order yang diberikan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, serta Penyedia Jasa telah melakukan
pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Penyedia Jasa diwajibkan membuat
gambar hasil kerja.

Gambar hasil kerja tersebut, harus lengkap berisi antara lain:


• Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada;
• Dimensi dan masing-masing bangunan;
• Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan;
• Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar hasil kerja yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan
kepada Direksi Teknis guna mendapatkan pengesahan dari Direksi Teknis.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
atau yang “Mutual Check (MC)” volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan
didasarkan pada gambar hasil kerja yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan
Supervisi dan disahkan oleh Direksi, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar
oleh Direksi kepada Penyedia Jasa.
21
Penyedia Jasa wajib membuat gambar hasil kerja sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
salinan ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan
salinan gambar dalam bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam media
penyimpanan digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan
format ukuran A3.

4) Perubahan Desain dan Gambar


Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian
Pondasi serta hasil pemutakhiran penyelidikan dilapangan, Konsultan Supervisi
berwenang melakukan perubahan desain, dimensi, alur saluran dan bangunan
apabila hal tersebut perlu dilakukan. Penyedia Jasa wajib mempelajari dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan modifikasi/perubahan desain disertai usulan
perubahan metode pelaksanaan, harga satuan pekerjaan dan spesifikasi teknik bila
diperlukan.

5) Perhitungan dan Pembayaran


Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan penggambaran dan pencetakan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2. Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan


Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan
pemeriksaan berkala Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Penyedia Jasa diwajibkan
perbaikan dan pemeliharaan jalan yang layak guna kegiatan tersebut di atas untuk menunjang
dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

Jalan kerja yang dimaksud bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang sudah
ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau mempergunakan lahan
penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi dari jalan
kerja ini yaitu panjang jalan sepanjang 1000 m dengan lebar jalan 6 m dengan tebal laston
lapis aus ac-wc 5 cm. Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
berkewajiban memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain
yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut. Kelancaran fungsi drainase
lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung terpengaruh adanya jalan kerja,
juga termasuk menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.

Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan desa atau
jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk
dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan Penyedia
Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi awal sebelum
dipergunakan. Semua biaya yang timbul akibat perbaikan dan pemeliharaan jalan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat


Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :

22
• Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang,
dan sebagainya.
• Mendatangkan personil-personil.

No Jenis Alat Kapasitas Minimum Jumlah

1. Excavator 0.9 m3 3
2. Bulldozer 12 ton 1
3. Crawler Crane + Hammer 40 ton 1
4 Vibro Roller 5 ton 1
5 Bor Mekanik (Pre boring) Diameter 40 cm 1
6 Bar Bender 32 mm 1
7 Bar Cutter 36 mm 1
8 Stamper 80 kg 2
Keterangan :
Kebutuhan jenis dan jumlah alat pada tabel di atas sesuai dengan kebutuhan lapangan dan
harus terpenuhi pada saat pelaksanaan pekerjaan, namun untuk jenis dan jumlah yang
dikompetisikan pada saat lelang sesuai dengan dokumen pemilihan.

Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
atau kegiatan lapangan, demikian pula untuk demobilsasi dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kegiatan lapangan yang sudah selesai dikerjakan. Semua biaya yang timbul akibat
mobilisasi dan demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga.

4. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


a. Ketentuan Administrasi
1) Kewajiban Umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
a) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan;
b) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat
lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan
kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara
aman;
c) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar
tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan
sehat;
d) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan;
e) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, ketrampilan, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya;
f) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja
telah diberi petunjuk oleh ahli/petugas K3 terhadap bahaya dari pekerjaannya
masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat
23
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-
sarana pencegahan kecelakaan yang dipandang perlu;
g) Penyedia Jasa membuat prosedur kerja, membuat sistem perlindungan terhadap
pekerja, menyediakan perlengkapan pengaman dan rambu-rambu peringatan
kepada tenaga kerja untuk menghindarkan tenaga kerja dari resiko bahaya
kecelakaan kerja;
h) Penyedia Jasa memastikan dalam setiap melaksanakan pekerjaan, tenaga kerja
wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD);
i) Ahli/petugas K3 tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman;
j) Penyedia jasa wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Konsultan.
k) Penyedia jasa wajib melaksanakan “rapid test” kepada semua tenaga kerja
setiap bulan selama pelaksanaan pekerjaan.
l) Penyedia jasa wajib menyediakan ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop,
Timbangan Berat Badan) selama pelaksanaan pekerjaan.

2) Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan ahli/petugas K3 untuk setiap proyek
yang dilaksanakan. Ahli/petugas K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi
pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Ahli/petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-
time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja;
b) Ahli/petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bekerja sebaik-baiknya,
di bawah koordinasi Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada kepala
proyek;
c) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka
harus bekerja sama membentuk kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

3) Laporan Kecelakaan
Salah satu tugas ahli/petugas K3 konstruksi adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
a) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait;
b) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
• Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing;
• Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya;
• Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan;
• Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi
seluruhnya.
• Petugas pertolongan pertama pada kecelakaan, alat-alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi.
c) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
• Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali;
• Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
d) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi;
24
e) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK);
f) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain;
g) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan
ular;
h) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat;
i) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong);
j) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya;
k) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
• Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari
petugas K3;
• Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain;
• Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

4) Dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus patuh dan taat terhadap
protokol COVID-19 sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR No 02/IN/M/2020 tentang
Protokol pencegahan penyebaran Corona Virus DISEASE 2019 (COVID-19) dalam
penyelengaraan jasa konstruksi.

5) Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Semua biaya yang timbul akibat kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta harus
diperhitungkan pada analisa harga satuan pekerjaan. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Surat Edaran
Menteri PUPR Republik Indonesia Nomor 11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis
Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi bahwa satuan
perincian penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dimasukkan
dalam daftar kuantitas dan harga. dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan,
memperhatikan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi, jumlah pekerja yang
direncanakan, jenis pekerjaan konstruksi, lokasi pekerjaan, dan waktu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan


dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan
pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik
Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.
25
a. Ketentuan Teknis
1) Aspek Lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

2) Tempat Kerja dan Peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
a) Pintu masuk dan keluar :
• Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja;
• Flag man ditempatkan pada ruas jalan yang berpotensi terjadi kemacetan
dan rawan kecelakaan. Tugas flag man mengatur lalu lintas dan dalam
pelaksanaanya selalu mematuhi peraturan keselamatan kerja.
• Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
b) Lampu/penerangan :
• Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, termasuk pada gang-gang;
• Lampu-lampu harus aman dan terang;
• Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.

c) Ventilasi
• Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar;
• Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah
bahaya-bahaya tsb di atas.

d) Kebersihan
• Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman;
• Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan;
• Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja;
• Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya;
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

e) Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran.


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek
dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
• Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
o Alat-alat pemadam kebakaran;
o Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.

26
• Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran;
• Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya;
• Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara;
• Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai;
• Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagai berikut :
o Di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan;
o Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
• Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan:
o Di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar;
o Di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api;
o Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
• Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan teknis;
• Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
o Dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan;
o Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya;
o Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.

f) Perlengkapan Keselamatan Kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
• Safety head, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau pemelihara alat-alat;
• Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena
licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya;
• Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya;
• Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai;
• Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya;

27
• Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dgn stamper dan sebagainya.

Gambar. Perlengkapan keselamatan kerja

b. Pedoman Untuk Pelaku Utama Konstruksi


1) Pedoman Untuk Manajemen Puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi
biaya karena kecelakaan kerja, antara lain:
a) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program
keselamatan kerja yang telah diterapkan;
b) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadwalan pekerjaan.
c) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan;
d) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan utk
melaksanakan pekerjaan dlm kondisi aman;
e) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan
kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing
divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.

2) Pedoman Untuk Kepala Proyek dan Pengawas


Untuk kepala proyek dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk
mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan
bidang konstruksi :
a) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik,
persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-indakan aman,
serta menetapkan target yang realistis untuk K3;
b) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti
dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari
perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif;
c) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan
yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari
terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat
melakukannya dengan cara :

28
• Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan
agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama;
• Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang dari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja
itu telah diperlakukan secara adil (wajar);
• Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi
juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai
manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).

3) Pedoman Untuk Mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi dengan :
a) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan
tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau
tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja;
b) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan
target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan
kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi


kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
a) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal
dengan para mandor di lapangan;
b) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran
perusahaan.

4) Pedoman Untuk Pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah :
a) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja;
b) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung;
c) Taat pada aturan yang telah ditetapkan;
d) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja;
e) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

29
NO URAIAN SAT KET

1 Penyiapan RK3K:
a Pembuatan Manual, Prosedur, Memperhatikan jumlah dan
Set
Instruksi kerja dan Ijin Kerja jenis pekerjaan yang
b Pembuatan Kartu Identitas dikerjakan
Lembar
Pekerja (KIP)
2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan:
a Induksi K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja, tamu dan
staf
b Pengarahan K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
c Pelatihan K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
d Simulasi K3 Org Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
e Spanduk (Banner) Lb Memperhatikan lokasi
pekerjaan dan waktu
pekerjaan
f Poster Lb Memperhatikan lokasi
pekerjaan dan waktu
pekerjaan
g Papan Informasi K3 Bh Memperhatikan resiko K3
pekerjaan
3 Alat pelindung Kerja
a Jaring Pengaman Ls Sesuai Kebutuhan
b Tali Keselamatan Ls Sesuai Kebutuhan
c Pagar Pengaman Ls Sesuai Kebutuhan
4 Alat Pelindung Diri
a Topi Pelindung Bh Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja, tamu dan
staf
b Pelindung Mata Bh Sesuai Kebutuhan
c Pelindung pernafasan Bh Sesuai Kebutuhan
d Sarung Tangan Psg Sesuai Kebutuhan
e Sepatu Keselamatan Psg Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja
f Body Harnes Bh Sesuai Kebutuhan
g Jaket Pelampung Bh Sesuai Kebutuhan
h Rompi Keselamatan Bh Sesuai Kebutuhan
5 Asuransi dan Perizinan :
a BPJS Ketengakerjaan dan Ls
Kesehatan Kerja
6 Personil K3
a Petugas K3 OB

30
NO URAIAN SAT KET

b Petugas Pengatur Lalu Lintas OB Memperhatikan perkiraan


jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan. Biaya
dimasukkan ke dalam
biaya personel manajerial.
7 Fasilitas Sarana Kesehatan
a Peralatan P3K (Kotak P3K, Ls Memperhatikan perkiraan
Tandu, Tabung Oksigen, Perban) jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan
b Peralatan Pengasapan Bh Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan
c Obat Pengasapan Ls
d Alat Penanganan COVID-19
1) Rapid test Org Sesuai jumlah pekerja
2) Masker Dus Sesuai jumlah pekerja
3) Thermo Gun Bh Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan
4) Hand Sanitazer Btl Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan
5) Tempat Cuci Tangan Unit Memperhatikan perkiraan
jumlah pekerja dan risiko
k3 pekerjaan
8 Rambu-Rambu yang diperlukan
a Rambu Petunjuk Bh Sesuai Kebutuhan
b Rambu Lapangan Bh Sesuai Kebutuhan
c Rambu Peringatan Bh Sesuai Kebutuhan
d Rambu Kewajiban Bh Sesuai Kebutuhan
e Rambu Informasi Bh Sesuai Kebutuhan
f Rambu Pekerjaan Sementara Bh Sesuai Kebutuhan
g Tongkat Pengatur Lalu Lintas Bh Sesuai Kebutuhan
h Kerucut Lalu Lintas Bh Sesuai Kebutuhan
i Lampu Putar Bh Sesuai Kebutuhan
9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Resiko K3
a Alat Pemadam Api Ringan Bh Sesuai kebutuhan
(APAR) memperhatikan jenis
b Sirine Bh pekerjaan dan risiko k3
pekerjaan
c Bendera K3 Bh Sesuai Kebutuhan
d Lampu Darurat Bh
e Pelaporan dan Penyelidikan Ls Sesuai kebutuhan
Insiden memperhatikan jumlah
pekerja

31
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran Pelaksanaan keamanan,
kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi selama pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi mengacu SE
Menteri Nomor 11 tahun 2019 dan Permen PU Nomor 2/PRT/M/2018 dan Instruksi
Menteri PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol pencegahan penyebaran Corona
Virus DISEASE 2019 (COVID-19) dalam penyelengaraan jasa konstruksi. Dalam hal
ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus
diperhitungkan dalam termasuk dalam Daftar kuantitas dan harga..

5. Pekerjaan Tanah
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan
penggalian tanah biasa, pembuangan tanah dengan jarak angkut 5-10 km, mendatangkan
timbunan tanah (selected material), penanganan atau penumpukan tanah atau batu atau
bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam
Kontrak ini untuk pekerjaan galian

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan
dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

b. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk
Tanah;
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah;
SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis;
SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah;
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Casagrande;
SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan
Tanah yang mengandung Butir Kasar;
SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Tanah Untuk Bangunan Sederhana;
SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan
Tanah Maksimum
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan
Alat Konus Pasir;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
dengan Alat Hidrometer;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus
dengan Cetakan Benda Uji.

32
c. Ketentuan, Persyaratan dan Pelaksanaan
1) Galian Tanah Biasa
a) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah biasa termasuk pekerjaan
lainnya yang berkaitan upaya perlakuannya, jalan akses dan bangunan
penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pembuangan material hasil galian dilokasi setempat.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan


bersama Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sesudah pekerjaan penebasan
dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan. Pengukuran dilaksanakan sesuai
dengan perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta hasil pengukuran
berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang
memanjang dan melintang harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi di atas untuk selanjutnya


dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah di bawah elevasi
galian pekerjaan permanen saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang
baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan
Penyedia Jasa harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.

Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa wajib menimbun kembali
bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pekerjaan tersebut tidak dilakukan pembayaran oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa wajib memberitahukan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis jika pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan
guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan dilaksanakan.

b) Klasifikasi Galian
Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian sebagai berikut:
• Galian Tanah Biasa.
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/
endapan, pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah
tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya
penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan
lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar kerja sesuai petunjuk/perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

• Galian Tanah Keras.


Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah cadas yang dapat
digali dengan alat khusus (ripper) termasuk upaya penanganannya
pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan lokasi, jalur,
elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan dalam gambar
kerja sesuai petunjuk/perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Profil galian dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
diperiksa Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat
33
persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau
sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.

Bila dalam Metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah


hasil galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi
penimbunan permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya
sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya
yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.

c) Pemanfaatan Tanah Hasil Galian.


Tanah hasil galian seluruhnya tidak dipergunakan (dibuang) diluar lokasi
pekerjaan. Penempatan buangan galian tanah dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d) Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian


Pembayaran pekerjaan galian dilaksanakan berdasarkan harga satuan pekerjaan
ini dalam Daftar kuantitas dan harga. Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk
semua biaya untuk pekerja, peralatan, bahan, pengukuran, angkutan dan
pembuangan, perapian dan pencegahan dari longsoran tebing.

2) Timbunan Tanah Mendatangkan (selected material)


a) Jenis Timbunan
Pekerjaan timbunan tanah didatangkan adalah semua jenis pekerjaan timbunan
tanah yang dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan
inspeksi, tanggul. Pekerjaan timbunan tanah didatangkan bagian dari bangunan
konstruksi yang tanahnya dari luar (pembelian/mendatangkan tanah dari luar
sampai lokasi pekerjaan) dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat
dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan Konsultan dan Direksi
sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja pekerjaan timbunan tanah


didatangkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis termasuk
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan. Pekerjaan timbunan tanah
didatangkan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati.

Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa


harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan
kriteria ASTM D-968 dan SNI tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan
timbun.

b) Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan


• Uji Coba Timbunan
Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan
dilaksanakan, Penyedia Jasa wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba
pelaksanaan pekerjaan timbunan dilapangan menggunakan tanah bahan
timbunan, peralatan, tenaga kerja dan Metode kerja yang sudah mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelumnya.
34
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih Metode kerja untuk
pekerjaan timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang
dipergunakan, tebal lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat
serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus memenuhi Spesifikasi
Teknik ini. Metode kerja yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia Jasa untuk lepas
tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan
timbunan.

Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan Metode kerja atau
tanah bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia Jasa wajib
melakukan uji coba timbunan ulang. Bila uji coba timbunan tersebut
dilaksanakan dilokasi tanggul, saluran, jalan atau pekerjaan permanen
lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian dari
pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis telah memenuhi persyaratan. Sebaliknya bila hasil
tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh
Penyedia Jasa dari lokasi pekerjaan.

c) Pondasi Timbunan
• Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah Pondasinya
harus terlebih dulu dikupas sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan
bahan organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm
merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan
timbunan dihamparkan. Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk
pekerjaan diatas dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar kuantitas dan harga.

• Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah Pondasi yang lembek dan muka
air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah
Pondasi selesai dikerjakan seperti yang dijelaskan spesifikasi teknis ini
maka upaya pengeringan dengan pompa air perlu dilaksanakan paling
tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan dikerjakan. Selama
pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan dan bila permukaan
tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas
setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dan kemudian dicangkul/dibajak sedalam 15 cm
seperti yang telah diuraikan.

d) Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


• Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja termasuk peralatan yang
dipergunakan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan. Sebelum
timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah Pondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah Pondasi seperti diuraikan harus terlebih dahulu
diselesaikan.

35
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum penghamparan tanah bahan
timbunan dikerjakan. Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan
bertangga, terlebih dahulu permukaan lereng tersebut harus dikupas dan
dibersihkan dari bahan organik, setelah selesai baru kemudian dibuat
bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat sepenuhnya menyatu dengan
tanggul/timbunan yang lama.

Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak


boleh lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan tanah
yang berbentuk bongkah-bongkah harus dipecah- pecah sebelum
dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan tanah dengan cara
mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

• Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai - 5% dari kadar air optimum hasil uji
laboratorium atau ketentuan lain atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis berdasarkan soil-properties tanah tersebut. Pemadatan harus
dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95% kepadatan
kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968 dan SNI tergantung
dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.

Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton,


sebelum talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus
dirapikan dan dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

e) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanah didatangkan dilakukan
dalam satuan meter kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan tampang
memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran dilakukan termasuk biaya untuk menyediakan borrow-area, angkutan,


pembuangan, penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek,
penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan
perapian timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk
upah, bahan, peralatan, perijinan, royalty dan lain-lain

3) Buangan tanah dg jarak angkut 5 - 10 km dan diratakan


Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja untuk pengangkutan tanah dari lokasi
galian ke lokasi pembuangan (disposal) yang disediakan oleh Penyedia Jasa, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Metode kerja tersebut
dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis (earth moving work
plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.

36
Harga satuan untuk pekerjaan pengangkutan tanah galian dengan jarak buang yang
tercantum dalam Daftar kuantitas dan harga., maka penilaian pembayaran pekerjaan
buangan tanah dan diratakan dilakukan berdasarkan harga yang tercantum termasuk
biaya untuk angkutan dan perataan. Pembayaran tersebut sudah termasuk upah
tenaga dan peralatan.

4) Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat
diberi toleransi seperti daftar di bawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
a) Saluran drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
• Permukaan Dasar : - 5 Cm, + 0 Cm
• Lebar Dasar : - 0 Cm, + 5 Cm
• Lebar Puncak : - 0 Cm, + 5 Cm
• Jalur : ± 5 Cm
• Kemiringan memanjang : ± 0,1%

b) Jalan
• Permukaan Jalan : - 0 Cm, + 5 Cm
• Lebar Jalan : - 0 Cm, + 10 Cm
• Jalur : ± 5 cm

c) Galian bangunan
• Dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

5) Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai


Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dan untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa menggunakan laboratoriumnya di lapangan atau laboratorium lain yang
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dengan disaksikan/diawasi oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada
dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi sebelum dilakukan
pengecoran beton. Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada
Konsultan dan Direksi untuk dikaji dan disetujui.

Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci sesuai
ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
atau mengikuti tabel sebagai berikut :

37
Uji Laboratorium untuk pekerjaan Tanah
Uji Nilai yang di Frekuensi Uji
Metode Baku
Laboratorium syaratkan Laboratorium
ASTM C127 1.Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 timbunan digunakan
-
ASTM D 854 2.Sesudah kejadian:
(i) setiap 50.000 m3
atau
(ii) sekali setiap
bulan
JIS 1203 or
Natural Moisture (iii) perubahan lokasi
ASTM ZD -
Content borrow-pit setiap
2216- 51
ada perubahan
tanah bahan
timbunan Sesuai
petunjuk Engineer
Liquid Limit ASTM D423 -
Moisture/Density ASTM
-
Relationship D2216
Unconfined
Compression Test JIS 1216 -
Permeability Test
1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang
Untuk jalan.
perkerasan 2. Perkerasan Jalan: (i)
California Bearing
AASHTO T193 jalan 30% untuk setiap
Ratio (CBR)
minimum sumber material
baru
(ii) paling sedikit
sekali sebulan.
Cone Penetration Pada setiap dasar galian
Test AASHTO T206 - untuk bangunan
• 2 kali sehari (pagi, 2 ka
sore) pada setiap loka
Field Density Test ASTM D156 > 95% MDD
lokasi pekerjaan, atau setia
setiap 250 m³ peke
• pekerjaan rehabilitasi
Field Moisture
ASTM OMC + 3%, - saluran, atau
Test
• sesuai perintah PPK
sesu

38
6. Pekerjaan Beton
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang beton
untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat
kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan
pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap
kering.

No Jenis Pekerjaan Beton Satuan Keterangan


1 Revetment
a Beton Ready Mixed K-100 m3 K-100 digunakan untuk dasaran
lantai batu alam pada revetment
serta membutuhkan Concrete
Pump
b Beton Ready Mixed K-225 m3 K-225 digunakan untuk pondasi,
slab setebal 15 cm, frame ukuran
0,3 m x 0,5 m dan dinding partisi
pada revetment serta
membutuhkan Concrete Pump
2 Lanskap
a Beton Ready Mixed K225 m3 Dimensi pondasi pagar yaitu 1 m x
pondasi pagar 2m
b Beton Ready Mixed K225 sloof m3 Dimensi sloof pagar yaitu 0,15 m x
pagar 0,3 m x 3 m
c Beton Ready Mixed K225 m3 Dimensi kolom pagar yaitu 0,3 m x
kolom pagar 0,3 m x 1,5 m
d Beton Ready Mixed K225 pot m3 Dimensi pot bunga yaitu 3 m x 0,5
bunga cm x 0,5 cm
3 Restorasi Pintu Air
Demangan Lama
a Pondasi Footplat (Beton ready m3
mixed K-225)
b Kolom Pedestal 15/15 (Beton m3
ready mixed K-225)
c Sloof 20/30 (Beton ready m3
mixed K-225)
d Ring Balok 15/15 (Beton ready m3
mixed K-225)
e Cor beton pengunci paving m3
(Beton ready mixed K-225)
f Kolom Pedestal 15/15 (Beton m3
ready mixed K-225)
g Sloof 20/30 (Beton ready m3
mixed K-225)
h Kolom 15/15 (Beton ready m3
mixed K-225)
i Ring Balok 15/15 (Beton ready m3
mixed K-225)
j Cor beton pengunci paving m3
(Beton ready mixed K-225)

39
b. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar;
SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan
Air Agregat Kasar;
SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton;
SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton;
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton;
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan
Mesin Los Angeles;
SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran
Beton Segar;
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan
Tambahan untuk Campuran Beton;
SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur;
SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton;
SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti;
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium;
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton;
SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland;
SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland;
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir
untuk Campuran Mortar dan Beton;
SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai
Gelagar Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di
Tengah;
SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal;
SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton;
SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat;
SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan
Struktural;
SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
Terhadap Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat;
SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton
Segar;
SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium;
SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi
Ringan di Lapangan;
SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton
Ringan dengan Agregat Ringan;
SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton;
SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-
butir Mudah Pecah dalam Agregat;
SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat
Yang Lolos No.200 (0,075 mm);
SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok
Uji Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung;
40
SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan
Benda Uji Patahan Balok Bekas Uji Lentur;
SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar;
SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan
Rasio Poison Beton dengan Kompresor
Ekstensometer;
SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur
Beton Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr;
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan;
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai;
SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam
Beton Keras Yang Memakai Semen Hidrolik;
SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam
Beton Segar dengan Titrasi Volumetri;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton
Segar Semen Portland;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton
Segar Semen Volumetri;
SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai
Beton Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul
Terhadap Tulangan;
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di
Lapangan;
SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang
Tertekan;
SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara
Langsung;
SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk
Perawatan Beton;
SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk
Penentuan Perubahan Panjang, Pasta, Mortar Dan
Beton Semen Yang Sudah Mengeras;
SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji
Silinder Beton;
SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder
Dengan Cetakan Silinder Di Dalam Tempat
Cetakan;
SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding;
SNI06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk
Beton dengan Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen
Hidraulik;
SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat;
SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat
Tekan Beton pada Umur Awal dan
Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya;

41
SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang
Struktural;
SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan
Air pada Campuran Graut untuk Beton Agregat
Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton
Agregat Praletak (Metode Pengujian Corong Alir);
SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan
Metode Maturity;
SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan
Bahan Anorganik dalam Air Untuk Campuran
Beton;
SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton
Semprot;
SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas
Untuk Tulangan Beton;
SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis
untuk Tulangan Beton;
SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton;
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan
Dalam Beton;
SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan
Struktur;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan
dalam Beton;
SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh
Agregat;
SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat.

c. Istilah dan Definisi


1). Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai
4 mm;
2). Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai
31.5 mm;
3). Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran beton
pada bangunan yang sudah dilaksanakan;
4). Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
membentuk masa padat;
5). Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3;
6). Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
7). Construction joint adalah sambungan konstruksi beton.
8). Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
9). Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.
10). Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin
tekan.

42
11). Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk
senyawa bersifat cementitious.
12). Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.
13). Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica
amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
14). Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari beton
segar.
15). Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan
cukup banyak dan sangat berbeda.

d. Ketentuan dan Persyaratan


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton, Bekisting, rubber joint filler, PVC water stop dan pipa suling-suling
harus memuat :
1). Toleransi
Bangunan Beton
a). Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan pengganti
pagar.
• Terlihat : 1 cm setiap 3 m
• Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
b). Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar, lantai,
dinding, balok dan sebagainya.
• Minus : 1 cm
• Plus : 5 cm
c). Penyimpangan pada plat jembatan
• Minus : 1 cm
• Plus : 2 cm
d). Dasar Pondasi
Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
• Minus : 1 cm
• Plus : 5 cm
e). Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi, terhadap
rencana tidak lebih dari 5 cm.
f). Pengurangan ketebalan : 5%
• Penyimpangan lokasi dan ukuran lantai dan dinding yang terbuka : 5 cm;
• Penyimpangan dari garis gunting pada sisi dinding tembok untuk pintu dan
bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%.
g). Penempatan tulangan baja
• Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%;
• Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm.
h). Perletakan beton pra cetak
• Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari panjang
beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm;
• Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton pra
cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm;
• Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan vertikal
tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

43
e. Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila menggunakan bahan tambahan yang
dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan
tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis Pekerjaan;

Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jika di dalam
satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen
yang digunakan.

b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari memenuhi
karakteristik kuat tekan yang ditentukan.

c) Agregat
• Ketentuan Gradasi Agregat
o Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan;
o gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan;
o Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan bekisting, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.
• Sifat-sifat Agregat
o Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai;
o Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.

d) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja
beton d a p a t berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk
halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton dengan persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

e) Bahan Kimia
B a h a n tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau

44
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan
dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan
penggunaannya sebagai berikut :
• Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan pengunaannya
bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam campuran sesuai
dengan Workability yang diinginkan, atau untuk meningkatkan Workability
ada angka water-cement rasio yang telah ditetapkan.

• Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan


Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen,
sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah jenis
ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana waktu
pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek
dikarenakan suhu yang tinggi.

• Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan


Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen, yang
akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat kekuatan
beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton precast (dimana
perlu pelepasan Bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang
sangat penting.

• Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan


memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah Workability, dimana beton mempunyai
kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi density, ketahanan
dan kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan sangat berguna untuk
waktu pengangkutan adukan beton yang lama ke tempat pengecoran,
pengecoran dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari cold joint.

• Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan


mempercepat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah Workability dan memberikan kekuatan
awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada
Workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada precast karena
memungkinkan pelepasan Bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan
perbaikan dimana kekuatan awal sangat diperlukan.

• Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizr.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air
dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A,
D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow
concrete) untuk menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan
beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.

• Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka


tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B, tetapi
45
slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang
menggunakan superplasticizer.

2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti fly ash, pozzolan,
silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

3) Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
• Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh
sifat bahan sesuai dengan Pasal ini;
• Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai;
• Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sehingga data tersebut selalu tersedia apabila
diperlukan;
• Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 7 hari, 14
hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran;
• Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai;
• Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling
sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan
disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya;

b) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


• Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang
terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan
ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan
lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3
bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen
tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah atas;
• Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan pepanjang waktu pengecoran;
• Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

46
c) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan
pengecoran jika :
• Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam;
• Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

d) Pencampuran dan Penakaran


• Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes campuran
• Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis , yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan

e) Permukaan Tampak
• Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos;
• Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat;
• Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus diperbaiki dengan cara seperti yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis atas biaya Penyedia Jasa.

f. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pekerjaan Beton
a) Pembetonan
• Penyiapan tempat kerja
o Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi, dan harus merapikan tempat di sekeliling pekerjaan
beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil
untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman;
o Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di
dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus
untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam
dan atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh bekisting, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
o Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, maka bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus
dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi Teknis.
47
o Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan memeriksa seluruh
galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan bekisting, baja tulangan atau pengecoran beton.
o Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menunda pengecoran sebelum
tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan
lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.

• Cetakan Beton/Pekerjaan Bekisting


o Cetakan/bekisting harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan.
o Cetakan/bekisting dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang
cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
o Cetakan/bekisting harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan
berat sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
o Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sebelum
memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk disetujui, tidak
mengurangi tanggung jawab Penyedia jasa bagi keberhasilannya.
o Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi
celah–celah sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan
dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup mengembang di bawah
pengaruh kelembaban beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk
cetakan, celah– celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya
air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
o Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
o Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan/bekisting. Tidak diperbolehkan
membuat lubang di dalam beton tanpa persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
o Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan/bekisting tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
o Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan/bekisting dibongkar.

48
o Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan/bekisting yang menempel dengan beton
harus dilumasi dengan minyak bekisting untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.
o Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan
harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi
tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah– celah
cetakan/bekisting yang telah diisi harus dibersihkan dan dikeringkan.
o Bila bekisting dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus diperiksa
oleh Konsultan dan Direksi. Tidak diperkenankan mengecor bila
cetakan/bekisting belum disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
o Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum cetakan/bekisting siap untuk diperiksa.
o Pengukuran dan pembayaran pekerjaan cetakan/bekisting berdasarkan
atas satuan m2 permukaan beton yang dipasang cetakan/bekisting pada
semua mutu beton kecuali pada beton lantai kerja.
o Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk pemasangan,
pembongkaran secara hati-hati dan pembuangan, bahan, upah tenaga,
peralatan.
o Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan
dalam harga satuan per meter persegi (m2), untuk pekerjaan Bekisting
seperti ditentukan sesuai dalam Daftar kuantitas dan harga.

• Pencampuran Beton
o Perbandingan Campuran
o Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan
untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
o Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah
ini :

Tipe Campuran Kuat tekan Kuat tekan Ukuran Nilai factor Perkiraan
Beton umur 7 hari umur 28 agregat air semen kebutuhan
(kg/cm2) hari maksimum maksimum semen
(kg/cm2) (mm) (%) (kg/m3)

fc’ = 26,4 MPa 195 300 20 50 400


(K-300)
fc’ = 19,3 Mpa 147 225 40 (20) 50 330 (350)
(K-225)
fc’ = 14,5 Mpa 114 175 40 50 310
(K-175)
fc’ = 9,8 MPa 62 125 40 57 250
(K-125)
fc’ = 7,4 MPa 65 100 40 60 200
(K-100)
Tabel Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan

49
o Proporsi campuran untuk masing–masing klasifikasi beton di atas akan
diberikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, berdasarkan
hasil–hasil test percobaan campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
o Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton dengan vibrator,
kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air
semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.
o Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum di tempatkan. Keseragaman kekentalan
beton pada setiap adukan perlu dilakukan Uji Slump dari pada adukan
beton dan harus mengikuti tabel sesuai SNI, setelah beton diendapkan.

• Penakaran
o Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi. Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat
mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.
o Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air
menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan – pemisahan.
Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.
o Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat
ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan
takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara
volume, bilamana disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
o Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap–tiap
skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan–
pekerjaan adukan.

• Mesin Pengaduk Beton


o Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah
air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
o Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya
lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap
penambahan 0,5 m3 .
o Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
50
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton
dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus dan
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada
dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

• Truk Pencampur
o Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–drum yang
ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan yang
dianjurkan oleh Pabrik.
o Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah
itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah
penambahan air pengecoran harus selesai.
o Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

• Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia


o Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika
situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur
setelah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.
o Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat
mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan
dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu,
maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari
adukan
o Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering
sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-
angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam
keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan
diangkat ketempat pengecoran.
b) Pengecoran
• Pelaksanaan Pengecoran
o Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran
beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
o Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran beton. Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa bekisting, beton decking, tulangan, peralatan yang
digunakan pada saat pengecoran dan mengeluarkan persetujuan tertulis
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

51
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, bekisting harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
o Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan
dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
o Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan
di bawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat
penggetar (vibrator).
o Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis secara tertulis.
o Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup
rapat, ketebalan spesi disesuaikan dengan desain rencana struktur atau
sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, kelebihan
ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu
60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
o Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus
segera dibuang. Beton jangan dicor di atas beton lain yang baru saja
dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan
yang akan ditentukan kemudian
o Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal,
dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan
dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yang
diinginkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .
o Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus
tetap lembab dan dilindungi dengan mortar semen (perbandingan berat)
1 : 2 setebal 1 cm.
o Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Beton yang dicor ditempatkan langsung pada
cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan
penggeseran tulangan beton, bekisting, atau bagian – bagian yang
tertanam, serta membentuk lapisan– lapisan yang tidak lebih tebal dari
40 cm padat.
o Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.
o Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai
target tersebut.

52
• Pemadatan
o Beton harus dipadatkan dengan penggetar dari dalam atau dari luar
bekisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
di dalam bekisting.
o Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara
terisi.
o Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
o Posisi alat penggetar yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
bekisting harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga
menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut.
Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain
maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
o Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat
penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
o Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi
waktu ikat awal (initial setting).

c) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


• Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Kerja untuk disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Sambungan pelaksanaan tidak boleh
ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen bangunan kecuali ditentukan
demikian.
• Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
• Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.
• Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, bonding
agent yang dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.

53
• Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton berdasarkan atas satuan
m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar hasil kerja. Penilaian
pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga, peralatan,
biaya tes dan perawatan beton.

d) Pekerjaan Pondasi Beton


• Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan
tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai
dengan permintaan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor
bersih dari genangan air.
• Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis memeriksa dan menyetujui persiapan
pekerjaan pondasi tersebut.
• Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Ketebalan
lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan gambar kerja atau
atas petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Jika tidak memakai Lapisan lantai kerja beton permukaan tanah harus
disiram air semen setelah bersih. Sebelum melakukan pekerjaan tersebut
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
• Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan
dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen
ditempatkan di atasnya.
• Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen– pasir
yang sama dengan perbandingan mix design yang telah disepakati.
• Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton pondasi berdasarkan atas
satuan m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar rencana.
Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga,
peralatan, biaya tes dan perawatan beton.

g. Pengerjaan Akhir
1) Pembongkaran Cetakan akhir
Bekisting yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir,
bekisting yang digunakan untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran,
revetment dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu
minimal 24 jam setelah pengecoran bila pengecoran menggunakan aditif sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, tergantung pada keadaan
cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.

2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)


Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus memeriksa permukaan beton
segera setelah pembongkaran bekisting dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi
lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil
dan lekukan dengan adukan semen.

54
Penyedia harus segera melakukan pembersihan seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang bekisting, dan bekisting yang melewati badan
beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan
beton. Tonjolan mortar dan ketidak rataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.

Jika Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis menyetujui pengisian lubang besar
akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan
pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental
yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan
tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai
penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).

3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini,
atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis :
a) Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana yang
diperintahkan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus digaru dengan
mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual
sampai rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan
melintang, atau dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.
b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar,
harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih belum
rata harus digosok dengan batu gerinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus
terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang
digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan
sampai seluruh tanda bekas bekisting, ketidak rataan, tonjolan hilang, dan
seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan
dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
d) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembongkaran cetakan beton sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan bekisting.

4) Perawatan Beton
a) Perawatan dengan Pembasahan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang
relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana
mestinya pada semen dan pengerasan beton.

Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras (sebelum
terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat
menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam

55
waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap
air harus menempel pada permukaan yang dirawat.

Jika bekisting tidak dibongkar maka bekisting tersebut harus dipertahankan dalam
kondisi basah sampai bekisting dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Beton semen yang mempunyai
sifat kekuatan awal yang tinggi, harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai
70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

b) Perawatan dengan Cara Lain


• Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton segera
sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih dahulu setelah
beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan. Jika seandainya hujan
turun maka harus dibuat pelindung sebelum lapisan membran cukup kering,
atau seandainya lapisan membran rusak maka harus dilakukan pelapisan
ulang lagi.

• Selimut kedap air


Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton dengan bahan
lembaran kedap air yang bertujuan mencegah kehilangan kelembaban ari
permukaan beton. Beton harus basah pada saat lembaran kedap air ini
dipasang. Lembaran bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup
angin dan apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.

• Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan sebagai
dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton
dalam masa perawatan.

c) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan perawatan beton sudah termasuk dalam


harga satuan pekerjaan beton.

h. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting.
1) Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis penerimaan bahan
dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Pekerjaan Beton dan Bekisting.

2) Pengawasan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus menempatkan seorang personal
khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan kerja.

56
3) Perencanaan Campuran
a) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
• Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara
terbatas. Kelecakan (Workability) dan tekstur campuran harus sedemikian
rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga,
celah, gelembung udara atau gelembung air dan sedemikian rupa sehingga
pada saat pembongkaran bekisting diperoleh permukaan yang rata, halus
dan padat.
• Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Pengambilan contoh, perawatan dan pengujian har us sesuai
dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-
2458-1991.
• Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
• Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
sebagaimana yang disyaratkan. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari
yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu
bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton
karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.
• Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dapat pula menghentikan
pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil
tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil
pengujian kuat tekan beton umur 3 hari harus memenuhi rasio kuat tekan
55 %. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menelaah kedua hasil pengujian
umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan
perbaikan.
• Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan
tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton
umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis sepakat dengan perbaikan tersebut.

b) Penyesuaian Campuran
• Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
57
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak
dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

• Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

• Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Konsultan dan Direksi menerima
bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan
atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa.

• Bahan Tambahan (admixture)


Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk tujuan
tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian campuran di
laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada
SNI 03-2495-1991.

Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus,
sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang
(fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag) yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka
penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium
yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan
ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar (fresh
concrete).

Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:


o Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;
o Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi
kelecakan;
o Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
o Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
o Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
o Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
o Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi);
o Mengurangi terjadinya bleeding;
58
o Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan


tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan- keperluan
sebagai berikut :
o Meningkatkan kekuatan pada beton muda;
o Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi;
o Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut;
o Meningkatkan keawetan jangka panjang beton;
o Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton);
o Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat;
o Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama;
o Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan;
o Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.

Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan secara


hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai manual penggunaannya,
serta dengan proses pengadukan yang baik, agar pengaruh penambahannya
pada kinerja beton bisa dicapai secara merata pada semua bagian beton.
Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat
mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah,
dapat menimbulkan kerusakan pada beton.

c) Pelaksanaan Pencampuran
• Penakaran Agregat
o Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk mutu
beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-
3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
o Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-Saturated Surface Dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan
kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat yang
jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot
tumpukan agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam
sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
o Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih
berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk keperluan
penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat pada
perangkat ready mix.

• Pencampuran
o Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.

59
o Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.
o Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai
kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen
yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata.
Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran.
o Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus
sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang harus
sekira 1,5 menit. Untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan
15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
o Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dapat menyetujui pencampuran beton dengan
cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual
harus dibatasi hanya pada beton non-bangunan.

d) Pengujian Campuran
• Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus dilaksanakan pada setiap
pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum
dikerjakan kecuali disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada di luar
rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan.

• Pengujian Kuat Tekan


o Penyedia Jasa harus membuat sejumlah benda uji untuk pengujian kuat
tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan
beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran.
o Untuk keperluan frekuensi pengujian kuat tekan sesuai dengan SNI 03-
2847-2002 dan persetujuan konsultan supervisi dan/atau Direksi Teknis
sebagai berikut :
o Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap
harinya haruslah dari satu contoh uji per hari, atau tidak kurang dari satu
contoh uji untuk setiap 120 m3 beton, atau tidak kurang dari satu contoh
uji untuk setiap 500 m2 luasan permukaan lantai atau dinding.
o Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian
hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh point diatas hanya
akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 untuk suatu
mutu beton, maka contoh uji harus diambil dari paling sedikit 5 adukan
yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana
jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.
o Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 40
m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti
terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas
lapangan.
60
o Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari dua
contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji
pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk
penentuan f '.
o Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton
umur 28 hari.
o Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam
set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat
tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik
adalah hasil dari 2 buah benda uji yang berdekatan nilainya.
o Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85
fc’.
o Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat
tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa
kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
o Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji
bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga)
buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan
bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi
bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
o Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari
ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’, dan tidak
satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari
0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan
benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan
beton yang dihasilkan.

• Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
o Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
o Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
o Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
o Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

61
4) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan
atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus
mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis;
b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;
c) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh pada
bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus;
e) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat
dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya;
f) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail rencana
perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis sebelum memulai pekerjaan.

i. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dengan mutu beton K-100, K-175, K-225 dan K-300 yang
perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan beton harus memuat hal-
hal sebagai berikut :
1) Pengukuran
a) Pengukuran Pekerjaan Beton
• Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar H a s i l Kerja atau yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dengan batas toleransi yang diijinkan dan dibayar
ukuran minimal yang masih masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan
yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis
tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti
"water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
• Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang
telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan
pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
• Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton
yang disyaratkan atau disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk fc’=7,4 Mpa (K-100), fc’=14,5 MPa (K-175), fc’=19,3 MPa (K-
225) dan fc’=26,4 MPa (K-300). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang
lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

62
b) Pengukuran untuk Pekerjaan Beton yang Diperbaiki
• Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
• Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
tertera dalam gambar h a s i l kerja, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas Harga.
LAMPIRAN
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28

Tabel A. Jumlah pengambilan contoh beton segar

Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat

Inchi Standart Kasar


(m) (cm) Halus
# 467 # 56 # 67 #7
2 50,8 - 100 - - -
11/2 38,1 - 95 – 100 100 - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 – 70 - 90 – 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 100
3/8 9,5 100 10 – 30 - 20 – 55 90 – 100
Ø4 4,75 95 – 100 0–5 0 – 10 0 – 10 40 – 70
Ø8 2,36 80 – 100 - 0–5 0–5 0 – 15
Ø16 1,18 50 – 85 - - - 0–5
Ø50 0,300 10 – 30 - - - -
Ø100 0,150 2 - 10 - - - -
Tabel B. Ketentuan Agradasi Agregat

63
Kuat Tekan Minimum
Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
Mutu Beton (MPa) F15 – 30 cm (Kg/cm2)
15 x 15 x 15 cm3
fc’ Sbk’
(MPa) (kg/cm2 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
31,20 K-350 21,0 29,0 250 350
26,40 K-300 18,0 25,0 215 300
21,70 K-250 15,0 21,0 180 250
19,30 K-225 13,0 19,0 147 225
14,50 K-175 9,5 14,5 115 175
9,80 K-125 7,0 10,0 80,0 125
7,40 K-100 5,8 8,3 65,0 100
Tabel C. Ketentuan sifat campuran

7. Pembesian
a. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos

Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57

Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih

Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat
produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri harus melakukan uji material bila diminta Konsultan dan Direksi dengan prosedur baku
uji yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Dua besi
tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari besi tulangan yang
dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter
yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

b. Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat
persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.

c. Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan

64
beton. Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai
suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat
dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama
proses penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton. Batu tahu untuk membentuk selimut beton,
dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan
dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.

Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk melakukan
pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila
semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

d. Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut
beton tetap memenuhi ketentuan.

e. Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

f. Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat Kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sebagai berikut:

65
Besi Bulat Ulir

Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32

Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Tabel D. Berat Besi Bulat-Ulir

Besi Bulat-Polos

Diameter Ø8 Ø 10 Ø 12 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø 28 Ø 32


(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)
Tabel E. Berat Besi Bulat-Polos

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di
lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS. Besi tulangan yang
diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan keperluan lainnya untuk
penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Besi
tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam pembayaran. Pekerjaan besi
tulangan harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar kuantitas dan harga. untuk masing- masing tipe besi
bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi
tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

8. Pekerjaan Rubber Joint 10 mm


a. Ketentuan Umum
Pekerjaan sekat elastis joint dipasang atau diisikan di dalam sambungan antara joint
pasangan batu/beton sepanjang sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana. Rubber
joint berbentuk dan berdimensi serta tebal sesuai dengan yang tertera pada gambar
rencana serta terbuat dari bahan karet yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1). Tegangan putus lebih dari 20 kg/cm 2 JIS K 6301 (Tensile Strength);
2). Batas ulur lebih dari 100 % (Ultimate Elongation);
3). Kekerasan (Hardnees) lebih dari 50 Hs JIS K6301-52;
4). Absorsi Air (Water Absorption) kurang dari 0,5 % JIS A9511
5). Pemulihan (Recovery) lebih dari 90 % ASTM D544-48
6). Padat Nyata (Apparent Density) lebih dari 0,3 g/cm3.
b. Sebelum pemasangan rubber joint filler dilaksanakan, Penyedia jasa harus menyerahkan
contoh bahan yang akan digunakan, disertai dengan sertifikat pengujian, spesifikasi dari
pabrik dan cara-cara pemasangan yang diperlukan/diinginkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Rubber joint filler yang dipakai dengan tebal 10 mm atau seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana. Untuk pekerjaan Revetment dan revetment beton maupun pasangan
66
batu setiap 10 m’ (sesuai gambar rencana), harus diberi deletasi dari rubber joint filler
selebar pasangan tersebut. Untuk pekerjaan Revetment setiap panjang 10 m’ (sesuai
gambar rencana), harus diberi deletasi dari rubber joint filler selebar pasangan tersebut.
Pemasangan rubber joint harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang
ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja Penilaian pembayaran pekerjaan rubber joint filler
tersebut berdasarkan atas satuan m2.

c. Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja bangunan jadi, yang
telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan dalam
satuan m 2 yang telah terpasang. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia
Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan.

9. Pekerjaan Pipa Suling-suling Ø 2"


Pekerjaan beton sebagai dinding penahan tanah atau sebagai linning secara teknis
memerlukan lubang-lubang drainage, lubang-lubang drainage (weep hole) harus dipasang
pada posisi dan jarak sesuai gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Bahan pipa drainase dari pipa PVC dengan ukuran 2” dan ujung bagian
dalam diberi filter ijuk/geotextile non woven dan diikat pada pipa tersebut dan dipasang sesuai
gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemasangan
pipa suling-suling dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja bangunan jadi, yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan dalam satuan
buah yang telah terpasang. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa
sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai.

10. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemancangan


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemancangan meliputi penyediaan material tiang pancang dan pemancangan,
pekerjaan pancang disini adalah untuk pekerjaan pondasi bangunan. Sebelum pekerjaan
pondasi revetment (pondasi beton) maupun pondasi sayap dilaksanakan seperti yang
tercantum pada gambar rencana maka terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pancang, guna
memperkokoh kedudukan bangunan.

b. Pekerjaan Pengadaan Tiang Pancang Beton


1) Bahan Baku
Semua bahan baku tiang pancang beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil, besi
tulangan mengikuti persyaratan bahan dan material untuk beton. Flat Concrete Sheet
Pile (FCSP) ukuran 0,32 x 0,5 x 6 m mempunyai kuat tekan beton minimal 500 kg/cm²
minimal nominal bending/momen ultimate 35,49 ton meter. Square Concrete Pile
(SCP) ukuran 0,4 x 0,4 x 12 m mempunyai kuat tekan beton minimal 500 kg/cm².

Sebelum membeli/memesan tiang pancang Penyedia Jasa harus memberikan


informasi tentang kapasitas produk, proses pembuatan dan pabrikan yang membuat
secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

67
2) Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama
pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan selama
pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang pancang,
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menolak tiang pancang tersebut.
Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Penyedia jasa harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah


kerusakan pada tiang pancang dan komponen-komponennya mulai saat
pengangkatan, pengangkutan, penyimpanan, pemasangan sampai dengan
pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus diganti baru oleh Penyedia jasa
dengan biaya Penyedia jasa sendiri.

3) Pada umumnya tiang pancang dengan panjang maksimum harus dipergunakan.


Dalam keadaan tertentu penyambungan (“splice”) tiang pancang akan diperbolehkan.
Metode penyambungan (“splice”) harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
seperti petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

4) Sebelum mendatangkan peralatan pemancangan ke lokasi. Penyedia jasa harus


menyerahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
untuk mendapatkan persetujuan jenis peralatan dan motode pemancangan yang
diusulkan oleh Penyedia jasa yang akan dipergunakan.

5) Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang harus berbobot tidak
boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala pemancang dan tiang pancang.
Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis yang menghasilkan cukup tenaga untuk
menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi tidak kurang dari 3.2
mm setiap pukulan.

6) Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 0.50 m untuk dikupas dan besi dari
tiang pancang harus dimasukkan dalam pondasi kontruksi yang akan dibangun.

7) Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian rupa
sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus diberi
pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai di atas kepala
tiang pancang dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

8) Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang dapat
dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.

9) Metode/cara pemancangan tiang pancang yang berlebihan dan tidak sewajarnya,


sehingga mengakibatkan hancur dan rusaknya beton atau perubahan bentuk. Usaha-
usaha yang dilaksanakan pada tiang pancang untuk memaksanya dalam posisi yang
benar bila atas pertimbangan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis terlalu
berlebihan tidak akan diperbolehkan. Tiang pancang yang rusak karena cacat, karena
kesalahan pemancangan, dipancang tidak pada lokasi yang benar dan dipancang di
bawah elevasi yang diterapkan dalam gambar kerja atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus diperbaiki atas biaya Penyedia jasa

68
sendiri dengan salah satu dari metode berikut yang disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis untuk tiang pancang yang diragukan :
a) Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila perlu
dengan yang lebih panjang;
b) Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang
rusak;
c) Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang terdorong
ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatkan atau oleh sebab
lainnya harus dipancang ke bawah lagi;
d) Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau
retak memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat yang
menurut pendapat Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis mempengaruhi
kekuatan atau umur tiang pancang.

10) Penyedia Jasa wajib melakukan monitoring pemukulan saat pemancangan untuk
mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu bentuk data yang
dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang
akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda
misalnya cat semprot/philox atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Untuk mengitungnya disediakan terlebih dahulu counter agar mudah
dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya.
Selain melakukan monitoring pemukulan saat pemancangan Penyedia Jasa wajib juga
melakukan Kalendering untuk mengetahui daya dukung tanah (ton) secara empiris
melalui perhitungan yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang
disini bisa berupa diesel hammer maupun hydraulic hammer. Kalendering dalam proses
pemancangan tiang pancang akan dijadikan laporan untuk proyek.
Peralatan yang digunakan dalam kalendering antara lain adalah : spidol, kertas milimeter
block, selotip dan kayu pengarah spidol agar selalu pada posisinya. Pelaksanaan
kalendering dilakukan saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, final set 3 cm
untuk pukulan terakhir, bisa juga dilihat dari data bore log atau ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tahapan pelaksanaan kalendering yaitu :
a) Saat kalendering telah ditentukan, dihentikan pemukulannya oleh hammer;
b) Memasang kertas milimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip;
c) Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol
pada kertas milimeter block;
d) Menjalankan pemukulan/pemancangan;
e) 1 (satu) orang melakukan kalendering dan 1 (satu) orang mengawasi serta
menghitung jumlah pukulan dengan bantuan alat bantu hitung (counter);
f) Setelah 10 (sepuluh) pukulan kertas milimeter block diambil;
g) Tahapan ini bisa dilakukan 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali agar memperoleh
grafik yang bagus;
h) Diusahakan kertas bersih (jika menggunakan diesel hammer biasanya kertas
terkena cipratan oli sehingga menjadikan grafiknya jadi kurang valid)
i) Pekerjaan kalenderiang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

11) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan Flat Concrete Sheet Pile (FCSP)
dan Square Concrete Pile (SCP) didasarkan atas satuan batang (material on site dapat

69
diprogreskan dan dapat dibayarkan maksimal 70% dari total jumlah material yang
didatangkan sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen kontrak) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi pekerjaan (on site) disaksikan
dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c. Pekerjaan Pre Boring flat concrete sheet pile (0.32 x 0.50 x 6 m)


Pekerjaan Pre Boring dilaksanakan dengan alat bor mekanik dan Crane dengan diameter
minimal sebesar 40 cm dan kedalaman tertentu atau sesuai arahan dan persetujuan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pekerjaan pre boring harus dikerjakan secara
rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya
serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pengukuran
dan pembayaran Pekerjaan Pre Boring didasarkan atas satuan m’ sesuai dalam
dokumen kontrak disaksikan dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

d. Pekerjaan Pre boring tiang pancang beton bertulang (40 x 40 x 12 m)


Pekerjaan Pre Boring dilaksanakan dengan alat bor mekanik dan Crane dengan diameter
minimal sebesar 40 cm dan kedalaman tertentu atau sesuai arahan dan persetujuan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pekerjaan pre boring harus dikerjakan secara
rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya
serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pengukuran
dan pembayaran Pekerjaan Pre Boring didasarkan atas satuan m’ sesuai dalam
dokumen kontrak disaksikan dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

e. Pekerjaan Pemancangan flat concrete sheet pile (0.32 x 0.50)


Pemancangan Flat Concrete Sheet Pile (FCSP) dilaksanakan dengan alat pancang
mekanik (Pile driver hammer) dan Crane dengan beban tertentu yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Penyambungan tiang pancang
mengunakan plat baja/material lainya dan semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
penyambungan pemancangan Flat Concrete Sheet Pile (FCSP) diperhitungkan dalam
analisa harga satuan pekerjaan pemancangan Flat Concrete Sheet Pile (FCSP).

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sisa pemancangan 0.50 m untuk dikupas
pada tiang pancang beton sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Pemancangan Flat Concrete Sheet Pile


(FCSP) didasarkan atas satuan m’ sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen kontrak
disaksikan dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

f. Pekerjaan Pemancangan tiang pancang beton bertulang (40 x 40 cm)


Pemancangan Concrete Pile (SCP) dilaksanakan dengan alat pancang mekanik (Pile
driver hammer) dan Crane dengan beban tertentu yang disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Penyambungan tiang pancang mengunakan plat baja/material
lainya dan semua biaya yang timbul akibat pekerjaan penyambungan pemancangan
diperhitungkan dalam analisa harga satuan pekerjaan pemancangan Concrete Pile (SCP)

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sisa pemancangan 0.50 m untuk dikupas
pada tiang pancang beton sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia

70
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Pemancangan Square Concrete Pile (SCP)


didasarkan atas satuan m’ sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen kontrak disaksikan
dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

11. Pekerjaan Pasangan


a) Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu
dan adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu, pasangan batu
bata, plesteran, acian dan rooster. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan yang
disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada gambar kerja sebagaimana
yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b) Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles
SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
Chlorida)
SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton
SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

American Standard Test Method


ASTM C 91 : Masonry cement
ASTM C 207 : Hydrated Lime

ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry


ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

c) Istilah dan Difinisi


Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm yang biasa disebut pasir

Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm


sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.

Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara


menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri dari
Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling

71
bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.

Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup


/pengikat ujung pasangan batu.

Acian : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk penutup.

d) Persyaratan Bahan
1) Batu
• Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet;
• Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah;
• Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos dan tidak berpori;
• Batu harus hitam, rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama;
• Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih;
• Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah;
• Batu pecah yang mempunyai diameter <10 cm hanya boleh dipergunakan sebagai
batuan pengisi/pengunci.

2) Pasir
• Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis;
• Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir dari gunung berapi (pasir beton)
yang diambil dari sungai atau sumber lain dan memenuhi standart pengujian
agregat halus yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis;
• Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti
air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

3) Material Cement
• Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC 50 kg yang ada
dipasaran dan harus memenuhi standar;
• Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai;
• Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm di atas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.

4) Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.

72
e) Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan Batu Bata 1 PC : 4 PS
• Lingkup Pekerjaan
o Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna;
o Meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ bata pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

• Persyaratan Bahan
o Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex lokal yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;
o Batu bata/merah yang digunakan ukuran 5x11x22 cm dengan mutu terbaik
toleransi 0,5 cm, warna merata, sempurna pembakarannya, sudut-sudut yang
lancip, keras dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;
o Semen yang digunakan harus dari satu merk produk dan memenuhi
persyaratan/SNI yang berlaku;
o Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

• Syarat-syarat Pelaksanaan
o Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, Seluruh dinding dari pasangan batu merah dengan aduk campuran 1
PC : 4 Ps, kecuali untuk dinding trasraam/kedap air;
o Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh;
o Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan;
o Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis;
o Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan bata merah
sama sekali tidak diperkenankan;
o Pasangan dinding batu bata harus menghasilkan dinding finish setebal 14 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata;
o Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).

• Pengukuran dan Pembayaran


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan diperhitungkan
dalam satuan m2. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.
73
2) Plesteran 1 PC : 3 PS
• Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dan diaduk secara merata dengan air, guna mencapai
campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen;
• Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan / pipa
saluran, dan selebar 0,10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan /
pipa saluran;
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai
harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut;
• Pengukuran dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan
dalam satuan m2. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

3) Acian
• Pekerjaan acian dikerjakan dengan menghaluskan memakai semen. Untuk
menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut;
• Pengukuran dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan
dalam satuan m2. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

12. Pemasangan Batu Koral Sikat Polos


a) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai hasil pekerjaan yang
berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan Batu Koral Sikat meliputi yang
tertera pada gambar kerja atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

b) Persyaratan Bahan
Bahan batu alam tersebut berupa batu paras, batu koral sikat polos. Batu koral sikat polos
yang digunakan dalam pekerjaan ini berukuran kecil antar 2 / 3 cm terbuat dari batu alam
berbentuk kerikil. Bahan harus dalam kondisi baik, tidak gompil, pecah ataupun retak.
Semua persyaratan bahan sesuai arahan/mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pemasangan Batu Koral Sikat sebelum dipasang, diseleksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan kualitas yang baik dan tidak ada bagian retak ataupun patah dan telah
74
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Bidang batu harus
rata, adukan terisi padat serta siku dan waterpass. 3x24 Jam setelah pemasangan batu
koral sikat selesai, siar (naad) diisi dengan grouting warna sesuai persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.

Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan pilar.
Selama masa pengeringan yaitu 3x24 jam setelah pemasangan batu koral sikat, bidang
tidak boleh diberi beban apapun. Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan
menggunakan sikat. Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit batu paras seperti :
minyak, residu harus dijauhkan dari pilar. Apabila setelah terpasang terjadi retak ataupun
patah, maka Penyedia Jasa mempunyai kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan
mengganti dengan kondisi yang baik dan masih utuh. Pemasangan batu koral sikat harus
dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja

d) Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan batu koral sikat dihitung
berdasarkan dalam satuan meter persegi (m2) sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa
untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, biaya umum dan keuntungan.

13. Pemasangan Paving Block Tebal 8 cm


a) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai hasil pekerjaan yang
berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan Paving Block Tebal 8 cm sesuai
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.

b) Persyaratan Bahan
Paving Block Tebal 8 cm yang digunakan adalah Paving Block Tebal 8 cm type A1 dengan
bahan beton K-300. Kondisi Paving Block Tebal 8 cm dalam keadaan baik, tidak gompil,
retak ataupun patah. Paving Block Tebal 8 cm harus difinishing dengan cat yang warnanya
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.

c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum dipasang, permukaan tanah harus dibersihkan termasuk bongkahan batu, tanah
dan material lainnya harus dibersihkan dari lokasi. Permukaan tanah harus rata dan padat.
Setelah itu di atas permukaan tanah dihampar dengan pasir pasang dengan rata dan padat
serta ketebalan sesuai gambar kerja. Paving Block Tebal 8 cm yang baru sebelum
dipasang, diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas yang baik dan tidak ada
bagian yang gompil, retak ataupun patah dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan Direksi Teknis.

Pemotongan Paving Block Tebal 8 cm ini hanya diperkenankan menggunakan mesin


potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda. Dasar permukaan tanah rencana dudukan
Paving Block Tebal 8 cm dihampar dengan pasir pasang dalam keadaan rata dan padat.
Paving Block Tebal 8 cm dipasang dengan lebar siar (naad) yang rata, sama besar dan
setiap perpotongan siar ujung-ujungnya harus runcing dan rapi. Pemasangan Paving Block

75
Tebal 8 cm harus dilakukan secara rapi dan kuat. Posisi masing-masing Paving Block Tebal
8 cm harus stabil dan tidak goyang / rapat.

Bidang Paving Block Tebal 8 cm harus rata, siku dan waterpass dan sesuai dengan gambar
kerja. Setelah pemasangan Paving Block Tebal 8 cm selesai, siar (naad) diisi dengan
campuran trasram (semen dan pasir dengan air secukupnya) / pasir sesuai persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi
padat. Apabila setelah dipasang, ternyata Paving Block Tebal 8 cm masih goyang dan
terjadi lendutan pada permukaannya (tidak waterpass), maka Penyedia Jasa wajib
melakukan pembongkaran dan melakukan perbaikan sampai kondisi Paving Block Tebal 8
cm cukup kuat, stabil dan rata. Pemasangan paving block harus dikerjakan secara rapi dan
dikerjakan oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta
mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

d) Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan paving blok Tebal 8 cm baru
dihitung berdasarkan dalam satuan meter persegi (m2) sesuai dengan gambar kerja yang
telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia
Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, biaya umum dan keuntungan.

14. Pengadaan dan pemasangan tiang dan lampu taman


a) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai hasil pekerjaan yang
berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan tiang lampu taman meliputi yang tertera pada
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b) Persyaratan Bahan
Tiang lampu taman yang digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan alumunium cor
dan cast iron (besi tuang/besi cor dan kombinasi pipa hitam tebal 2 mm). Bentuk lampu
sesuai gambar kerja dan dilengkapi dengan instalasi kabel, fitting dan lampu led 50W.
Finishing cat meni anti karat dan cat outdoor sesuai arahan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

c) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Tiang lampu taman sebelum dipasang, dipastikan kualitas yang baik tidak karatan serta
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tiang lampu
taman ditempatkan pada lokasi dekat kursi taman atau sesuai dengan arahan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pastikan posisinya dalam keadaan stabil dan kokoh.
Semua tiang lampu taman harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang
ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja

d) Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan tiang lampu taman dihitung berdasarkan dalam
satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran
dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan,
peralatan yang digunakan, biaya umum dan keuntungan.

76
15. Pekerjaan Pagar
a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pagar. Ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pemasangan pagar yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.

b) Persyaratan Bahan
Bahan pagar terbuat dari beton ready mixed K225 untuk pondasi pagar, pembesian pondasi
pagar, bekisting pondasi pagar, pembesian sloof pagar, beton ready mixed untuk sloof
pagar, bekisting sloof pagar, pembesian kolom pagar, beton ready mixed K225 untuk kolom
pagar, bekisting kolom pagar, plaster tebal 1,5 cm campuran 1PC : 4PP, acian,
pemasangan bata merah tempel 5 cm x 20 cm, pagar pengaman besi, pergola besi dan
dinding rooster tanah liat 20x20 cm sesuai ketentuan yang telah disepakati Konsultan
Supervisi dan Direksi Teknis.

c) Syarat – Syarat Pelaksanaan


Konstruksi pagar diukur dengan jarak yang tepat antar tiang, sehingga kelihatan rata dan
rapi. Pekerjaan konstruksi pagar besi harus dikerjakan teliti agar nantinya didapat pagar
yang rapi dan kuat. Semua profil untuk pagar harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan
oleh tenaga tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.

d) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pagar dihitung berdasarkan dalam satuan meter
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang
digunakan, biaya umum dan keuntungan.

16. Instalasi Air Bersih


a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan Instalasi air bersih.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan Instalasi air bersih yang digunakan
sesuai dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam spesifikasi teknik ini. Instalasi air
bersih ini digunakan sebagai sarana penyirama tanaman hias disepanjang PA Demangan
Lama – PA Demangan Baru.

b) Persyaratan Bahan
Bahan Instalasi air bersih terbuat dari pipa polyvinyl chloride (PVC) tipe AW diameter 1/2”
serta menggunakan kran air dengan diameter 1/2”. Pipa harus memenuhi standart dan
fitting yang dipergunakan adalah dari bahan yang sama dengan bahan pipa yang
disambungkan.

c) Syarat - Syarat Pelaksanaan


Untuk membuat sarana-sarana sanitair harus diikuti ketentuan-ketentuan teknis di bab -
bab lain yang berkaitan setelah petunjuk-petunjuk pada gambar rencana. Pada pekerjaan
ini diawali pengeboran dan pemasangan instalasi pompa jet pump guna mengalirkan air ke
permukaan. Semua pekerjaan instalasi air bersih harus dikerjakan secara rapi dan
dikerjakan oleh tenaga/ tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta
mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Seluruh kegiatan pada
instalasi air besih ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan
Supervisi dan / atau Direksi Teknis.

77
d) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan dewatering dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga..

17. Tanaman Hias


a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan tanaman hias
perambat atau penempel di lansekap. Jenis peneduh ditaman yang dikenal sebagai
bangunan taman berhiaskan aneka tanaman perambat atau penempel. Dipenuhi tanaman
yang merambat rapat menutupi seluruh permukaan atas sehingga menyerupai atap.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan tanaman hias yang digunakan sesuai
dengan tanaman yang diminta pada spesifikasi teknik ini.

b) Persyaratan Bahan
Tanaman hias yang di maksud adalah jenis tanaman melati belanda dengan minimal
ketinggian 50 cm berwarna cerah dengan kondisi tanaman segar atau tidak layu sesuai
ketentuan yang telah disepakati Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.

c) Syarat - Syarat Pelaksanaan


Pekerjaan pemasangan tanaman perambat harus di pasang dengan tepat antar tiang ke
tiang sehingga kelihatan rapi. Pekerjaan tanaman hias ini harus dikerjakan teliti agar
nantinya pertumbuhan tanaman rambat tersebut sesuai dengan jalurnya. Semua pekerjaan
tanaman hias harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja.

d) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran pekerjaan tanaman hias dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga..

18. Pekerjaan Pot Bunga


a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pot bunga. Ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk pekerjaan pot bunga yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun
yang ditentukan dalam spesifikasi teknik ini.

b) Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi adanya beton ready mixed K225, pembesian pot bunga, dan
pemasangan pipa PVC tipe AW diameter 1/2” yang nantinya akan di perbarui sesuai
gambar rencana atau spesifikasi Teknik.

c) Syarat - Syarat Pelaksanaan


Seluruh kegiatan pada pekerjaan pot bunga ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan pot bunga
harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di
bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.

d) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran pekerjaan pot bunga dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga.

78
19. Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA
a) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk Pemasangan listrik PLN baru
3500 VA. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA
yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam spesifikasi teknik
ini.

b) Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA yang nantinya akan di perbarui
sesuai gambar rencana atau spesifikasi Teknik.

c) Syarat - Syarat Pelaksanaan


Seluruh kegiatan pada Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA ini pelaksanaannya
dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua
Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang
memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja.

d) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran Pemasangan listrik PLN baru 3500 VA dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

20. Restorasi PA Demangan Lama


Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan restorasi PA Demangan
Lama. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan bongkaran, pekerjaan struktur atap. Pekerjaan penutup
atap, pekerjaan penutup gunungan, pekerjaan dinding railing, pekerjaan partisi penutup
generator, pekerjaan finishing, pekerjaan listrik dan pekerjaan lain-lain yang nantinya akan di
perbarui sesuai gambar rencana atau spesifikasi Teknik.

Seluruh kegiatan pada Restorasi PA Demangan Lama ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan Restorasi PA
Demangan Lama harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran Restorasi PA Demangan Lama dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar kuantitas dan harga.

a) Pekerjaan Demangan Lama


1) Pekerjaan Bongkaran
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan bongkaran.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan bongkaran yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan bongkaran meliputi bongkar partisi besi
lama, bongkar genting lama, bongkar rangka atap lama, bongkar kolom dan balok, dan
buang bongkaran dengan mengikuti kesepakatan Konsultan Supervisi dan Direksi
Teknis. Pekerjaan bongkaran ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar nantinya bersih.
Semua pekerjaan bongkaran dikerjakan oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan bongkaran dilakukan berdasarkan harga
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

2) Pekerjaan Struktur Atap

79
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan struktur atap.
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan struktur atap meliputi kolom kayu jati 8/14,
balok kayu jati 8/14, kuda-kuda kayu jati 8/14, gording kayu jati 8/14 dan rangka atap
sirap reng dan kasau kayu jati. Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai
gambar rencana. Pekerjaan struktur atap ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar
nantinya didapat struktur atap yang kokoh. Seluruh kegiatan pada pekerjaan struktur
atap pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan struktur atap harus dikerjakan rapi oleh
tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan
struktur atap dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.

3) Pekerjaan Penutup Atap


Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan penutup atap.
Pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan penutup atap meliputi pemasangan
rangka atap sirap kau jati, bumbungan, pinggiran bumbungan kuku bima dan lisplank
kayu jati ukir. Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana.
Pekerjaan penutup atap ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar nantinya didapat
penutup atap yang kokoh. Seluruh kegiatan pada pekerjaan penutup atap
pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan penutup atap harus dikerjakan rapi oleh
tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan
penutup atap dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.

4) Pekerjaan Penutup Gunungan


Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan penutup
gunungan. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan penutup gunungan meliputi papan
kayu jati ukur dan ornament kayu jati (atas). Nantinya semua pekerjaan ini akan di
perbarui sesuai gambar rencana. Pekerjaan penutup gunungan ini dikerjakan dengan
teliti dan rapi agar nantinya didapat penutup gunungan yang kokoh. Seluruh kegiatan
pada pekerjaan penutup gunungan pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan
Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan penutup gunungan
harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di
bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran pekerjaan penutup gunungan dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

5) Pekerjaan Dinding Railling


Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan dinding railling.
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan dinding railing meliputi Anchour conecting dari
jembatan ke sloof, sloof 15/20, pasangan dinding ½ bata, kolom 15/15, ring balok
15/15, plesteran tebal 1,5 cm campuran 1 PC : 4PP, acian dan pasangan dinding batu
alam. Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana.
Pekerjaan dinding railing ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar nantinya didapat
dinding railing yang kokoh. Seluruh kegiatan pada pekerjaan dinding railing ini
pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan dinding railling harus dikerjakan rapi oleh
tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu

80
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan
dinding railing dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.

6) Pekerjaan Partisi Penutup Generator


Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan partisi penutup
generator. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan partisi penutup generator adalah
pagar pengaman besi (partisi). Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai
gambar rencana. Pekerjaan partisi penutup generator ini dikerjakan dengan teliti dan
rapi agar nantinya didapat dinding railing yang kokoh. Seluruh kegiatan pada pekerjaan
partisi penutup generator ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan
Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan partisi penutup
generator harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan partisi penutup generator dilakukan
berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

7) Pekerjaan Finishing
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan finishing. Bahan
yang digunakan dalam pekerjaan finishing meliputi cat duco kayu, cat besi, cat dinding
luar dan pengecatan dinding batu alam (couting). Nantinya semua pekerjaan ini akan
di perbarui sesuai gambar rencana. Pekerjaan finishing ini dikerjakan dengan teliti dan
rapi agar nantinya didapat finishing dari hasil cat besi, dinding beserta couting yang
bagus. Seluruh kegiatan pada pekerjaan finishing ini pelaksanaannya dilaksanakan
melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan
finishing harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi
khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan finishing dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

8) Pekerjaan Listrik
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan listrik. Pekerjaan
ini meliputi instalasi kabel dan titik Lampu, Pengadaan lampu bohlam 23 watt, lampu
spot LED 50 watt nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar
rencana atau spesifikasi Teknik. Pada prinsipnya pemasangan listrik harus benar-
benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya
berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama.
Seluruh kegiatan pada pekerjaan instalasi listrik ini pelaksanaannya dilaksanakan
melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan
listrik harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus
di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran pekerjaan listrik dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga.

9) Pekerjaan Lain-lain
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan lain-lain.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan dudukan Papan Nama UNP dengan ukuran
200x80x7,5 (cm) dan pengecatan dan besi dan papan nama akrylic dengan lampu led
strip. nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana atau
spesifikasi teknik. Seluruh kegiatan pada pekerjaan lain-lain ini pelaksanaannya
dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis.

81
Semua pekerjaan lain-lain harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki
kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan lain-lain dilakukan berdasarkan harga
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

b) Pekerjaan Parkiran
1) Pekerjaan Dinding
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan dinding.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan dinding yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan dinding meliputi Sloof 20/30 (beton
ready mixed K-225), pasangan dinding ½ bata campuran 1 PC : 4 PP, pembesian
kolom 20/30, pekerjaan kolom 15/15 (beton ready mixed K-225), pekerjaan pembesian
kolom 15/15, ring balok 15/15 (beton ready mixed K-225), pembesian ring balok 15/15,
plasteran, acian, dan pasangan dinding batu alam dengan mengikuti kesepakatan
Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis. ada dasarnya apapun bahan / material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan
rasa aman dan nyaman. Pekerjaan dinding ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar
nantinya didapat dinding yang kokoh. Semua pekerjaan dinding dikerjakan secara rapi
dan dikerjakan oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya
serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran
pekerjaan dinding dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga.

2) Pekerjaan Pondasi
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pondasi.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pondasi yang digunakan sesuai
dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang akan dilakukan dalam pekerjaan pondasi meliputi galian tanah,
timbunan tanah kembali di padatkan, beton ready mixed K-100, pondasi Footplat
(beton ready mixed K-225), kolom pedestal 15/15 (beton ready mixed K-225) dan
pembesian kolom 15/15 dengan mengikuti kesepakatan Konsultan Supervisi dan
Direksi Teknis. Pekerjaan pondasi ini dikerjakan dengan teliti dan rapi agar nantinya
didapat pondasi yang kokoh. Semua pekerjaan pondasi dikerjakan oleh tenaga/tukang
ahli yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan pondasi dilakukan
berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

3) Pekerjaan Lantai
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan Lantai. Pekerjaan
yang akan dilakukan dalam pekerjaan lantai meliputi pasir urug bawah paving,
pemasangan paving block tebal 8 cm dan cor beton pengunci paving (beton ready
mixed K-225). Nantinya semua pekerjaan ini akan di perbarui sesuai gambar rencana.
Seluruh kegiatan pada Pekerjaan lantai ini pelaksanaannya dilaksanakan melalui
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Direksi Teknis. Semua pekerjaan lantai
harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli yang memiliki kompetensi khusus di
bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
Pembayaran pekerjaan lantai dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga..

82
4) Pekerjaan Listrik
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan listrik pada area
parkiran motor. Peke rjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan tiang dan lampu
taman dan pemasangan instalasi kabel taman yang nantinya semua pekerjaan ini
akan di perbarui sesuai gambar rencana atau spesifikasi Teknik. Pada prinsipnya
pemasangan listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua
bahan yang digunakan hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan
baik dalam waktu cukup lama. Seluruh kegiatan pada pekerjaan listrik ini
pelaksanaannya dilaksanakan melalui persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Direksi Teknis. Semua pekerjaan listrik harus dikerjakan rapi oleh tenaga/tukang ahli
yang memiliki kompetensi khusus di bidangnya serta mampu melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja. Pembayaran pekerjaan listrik dilakukan
berdasarkan harga yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga..

Sukoharjo, 21 Juli 2021

Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air


Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

R. Panji Satrio ST, MT, MDM


NIP. 19781208 200502 1 001

83

Anda mungkin juga menyukai