Anda di halaman 1dari 8

DERET TAYLOR

OLEH :

ANTONIUS NGEDANG 1220002


BONIFASIUS MORI UMA 1220004
ESTER BALI ATE 1220001
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya fungsi-fungsi yang bentuknya kompleks dapat disederhanakan
menjadi fungsi hampiran dalam bentuk fungsi polinomial yang lebih sederhana.
Fungsi polinomial lebih mudah dipahami kelakuannya.Apabila kita melakukan
pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsi yang sesungguhnya, maka akan
kita dapatkan hasil solusi eksak (solusi sejati). Tetapi bila kita melakukan
pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsi hampiran, maka akan kita
dapatkan hasil solusi hampiran(solusi pendekatan).Perbedaan antara solusi eksak
dan solusi hampiran terletak pada adanya galat pada solusi hampiran. Galat pada
solusi numerik harus dihubungkan dengan seberapa teliti polinomial dalam
menghampiri fungsi yang sesungguhnya. Untuk menghampiri fungsi yang
sesungguhnya, digunakanlah apa yang disebut dengan deret Taylor.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Deret Taylor


Dalam matematika, Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlah
tak hingga dari suku-suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tesebut di satu titik.
Deret ini dapat dianggap sebagai limit polimial Taylor. Deret Taylor merupakan dasar untuk
menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian persamaan
diferensial.\

2. Persamaan Deret Taylor


Andaikan f dan semua turunannya, f’, f’’, f’’’, …., menerus di dalam selang [a, b]. Misalkan
xₒ ϵ [a, b], maka untuk nilai-nilai xₒ dan x ϵ [a, b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke dalam
deret taylor:
( x−xₒ ) ' ( x−xₒ )2 ' ' ( x −xₒ )m (m )
f ( x )=f ( xₒ ) + f ( xₒ )+ f ( xₒ )+ …+ f ( xₒ )+ ..
1! 2! m!
Persamaan di atas merupakan penjumlahan dari suku-suku (term) yang disebut deret.
Untuk memudahkan penulisan suku-suku selanjutnya kita menggunakan tanda ellipsis (…). Jika
dimisalkan x - xₒ = h, maka f(x) dapat juga ditulis sebagai
h ' ( ) h2 '' ( ) h3 ' ' ' ( ) h (m ) ( )
f ( x )=f ( xₒ ) + f xₒ + f xₒ + f xₒ + … f xₒ + …
1! 2! 3! m!
Contoh:
Hampiri fungsi f(x) = sin(x) ke dalam deret Taylor di sekitar xₒ = 1.
Penyelesaian:
Kita harus menentukan turunan sin(x) terlebih dahulu sebagai berikut
f(x) = sin(x)
f’(x) = cos(x)
f’’(x) = -sin(x)
f’’’(x) = -cos(x)
f(4)(x) = sin(x),
dan seterusnya.
( x−1 ) ( x−1 )2 ( x−1 )3 ( x−1 )4
Maka, sin ( x )=sin ( 1 ) + cos ( 1 ) + (−sin ( 1 ) ) + (−cos ( 1 ) ) + sin ( 1 ) +…
1! 2! 3! 4!

Bila dimisalkan x – 1 = h, maka


h2 h3 h4
sin ( x )=sin ( 1 ) +h cos ( 1 )− sin ( 1 ) − cos ( 1 ) + sin ( 1 ) +…
2 6 24
= 0.8415 + 0.5403h + 0.4208h2 + 0.0901h3 + 0.0351h4 + …
Kasus khusus adalah bila fungsi diperluas di sekitar xₒ = 0, maka deretnya dinamakan
deret Maclaurin, yang merupakan deret Taylor baku.
Deret Taylor yang dipotong sampai suku orde ke-n dinamakan deret Taylor terpotong dan
dinyatakan oleh:
( x−xₒ ) ' ( x−xₒ )2 ' ' ( x−xₒ )n ( n)
f ( x ) ≈ f ( xₒ ) + f ( xₒ )− f ( xₒ ) +…+ f (xₒ)+ Rn (x )
1! 2! n!
Yang dalam hal ini,
(x−xₒ)(n +1) (n +1)
Rn ( x ) = f (c ) , xₒ < c < x
( n+1 ) !
Disebut galat atau sisa (residu).
Dengan demikian deret Taylor yang dipotong sampai suku orde k-n dapat ditulis sebagai
f(x) = Pn(x) + Rn(x)
yang dalam hal ini,
n
( x− xₒ ) ᵏ (k )
Pn ( x ) =∑ f ( xₒ)
k=1 k!

Contoh:
Sin(x) jika dihampiri dengan deret Taylor orde 4 di sekitar xₒ = 1 adalah:
( x−1 ) ( x−1 ) ² ( x −1)³ ( x−1)⁴
sin ( x )=sin ( 1 ) + cos ( 1 )− sin ( 1 )− cos ( 1 ) + + R4 ( x)
1! 2! 3! 4!
Yang dalam hal ini,
( x−1 )5
R4 ( x)= cos ⁡(c ) ,1<c<x
5!
Deret Taylor terpotong di sekitar xₒ = 0 disebut deret Maclaurin terpotong
Contoh:
Hitunglah hampiran nilai cos(0.2), sudut dinyatakan dalam radian, dengan deret Maclaurin
sampai suku orde n = 6.
Penyelesaian:
Cos(0.2) ≈ 1 – 0.22/2 + 0.24/24 - 0.26/720 = 0.9800667
(sampai tujuh angka di belakang koma)

Contoh soal

1
1. Tentukan deret Taylor dari f ( z )= disekitar ¿ i !
1+ z
Penyelesaian :
1 1
f ( z )= , f ( i )=
1+ z 1+ i
−1 −1
f ' ( z )= 2
, f ' ( i )=
( 1+ z ) ( 1+i )2
2
f left (z right ) = {2} over {{left (1+z right )} ^ {3}} , f ( i )=
(1+i )3
−6 −1
f ' ' ' ( z )= 4
, f ' ' ' (i ) =
( 1+ z ) ( 1+i )4
(−1 )n . n! n (−1 )n . n !
f n ( z )= , f ( i ) =
(1+ z )n+1 (1+ i)n+1
1
Jadi deret Taylor dari f ( z )= disekitar z=i adalah
1+ z
1
f ( z )=
1+ z

f ( n) (i ) n
¿ f ( i ) +∑ ( z−i )
n=1 n!

1 (−1 )n
¿ +∑ n +1
( z−i )n
1+i n=1 (1+i )

(−1)n n
¿∑ n+1
( z−i )
n=0 (1+i)
1−z
2. Uraikan f ( z )= disekitar z=1.
1+2 z
Penyelesaian :
1 1 1
=
1+ 2 z 2 1
2
+z ( )
1 1
¿
( )
2 3
2
+( z−1)

1 1

( ( ))
¿
3 z−1
1+
3
2
∞ n
1 n z−1
¿ ∑ (−1 )
3 n=0


3
2 ( )
(−1 )n 2n ( z−1 )n
¿∑
n=0 3n +1

Jadi diperoleh


1−z (−1 )n 2n ( z −1 )n+1
f ( z )= =−∑
1+2 z n=0 3 n+1

(−1 )n 2n ( z−1 )n+1
¿∑
n=0 3n+1
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa


Deret Taylor sangat berguna dalam menyelesaikan masalah numerik, karena pada
dasarnya Deret Taylor menyediakan sarana untuk memperkirakan nilai fungsi pada
satu titik dalam bentuk nilai fungsi
dan turunan-turunannya pada titik lain. Deret Taylor akan memberikan perkiraan
suatu fungsi dengan benar jika semua suku dari deret tersebut diperhitungkan,
tetapi pada kenyataannya sering dipehitungkan hanya beberapa suku pertama saja
sehingga hasilnya tidak tepat seperti perhitungan analitisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mursita, Danang. “Deret Taylor dan Mac Laurin.”


http://www.stisitelkom.ac.id (diakses tanggal 18 April 2012).
Nico. “Deret dan Teorema Taylor.” http://elnicovengeance.wordpress.com
(diakses tanggal 18 April 2012).
Wikipedia. “Deret Taylor.” http://id.wikipedia.org (diakses tanggal 18 April
2012).
http://elnicovengeance.wordpress.com/2011/07/30/deret-dan-teorema-taylor/
http://rifan-alif.blogspot.com/2012/03/buku-pegangan-mate-kuliah-analisis.html

Anda mungkin juga menyukai