Analisis Masalah
Etik Operasi
Pergantian Kelamin Disusun Oleh :
• Hilma Dayana A. (20010154)
• Riska Amalia (20010167)
❤️❤️❤️ • Tri Zahra S. (20010138)
• Ulva Maimunah (20010139)
Konsep Teori Operasi Pergantian Kelamin
Seorang pasien laki-laki berusia 29 tahun meminta untuk dilakukan operasi ganti kelamin
pada dirinya. Karena pasien merasa bahwa dirinya lebih menyukai berpenampilan sebagai
wanita dan menyukai hal-hal yang berhubungan dengan wanita, pasien selalu merasa
bahwa dirinya berada dalam tubuh yang salah. Selain itu pasien juga buang air kecil dari
bawah kelamin prianya.Tim medis melakukan evaluasi Dan hasil evaluasi pasien dapat
menjalani operasi ubah kelamin. Lalu mendapat persetujuan untuk operasi ubah kelamin
akhirnnya pasien menjalani operasi ganti kelamin (transeksual) Setelah operasi dilakukan
perawatan luka dilakukan selama 5 hari. Hasil akhir secara keseluruhan pada pasien ini
sangat memuaskan, bentuk neovagina yang mendekati normal, graft hidup, dan tidak ada
komplikasi stenosis atau fistel.
Identifikasi Kasus
merujuk pada UU No.24 tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No.23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (UU Adminduk).
Dalam pasal 56 ayat (1) UU Adminduk diatur bahwa pencatatan peristiwa penting lainya
dilakukan oleh pejabat pencatatan sipil atas permintaan penduduk yang bersangkutan. Oleh
karena itu merubah jenis kelamin harus mengajukan ke pengadilan negeri terlebih dahulu.
Putusan pengadilan Nomor.19/ Pdt.P/2009/PN.Btg membenarkan dan mengesahkan perubahan
status jenis kelamin AW dari laki-laki menjadi perempuan. Operasi ganti kelamin yang
dilakukan oleh AW telah disetujui oleh hukum yang berlaku.
Pelanggaran Kode Etik
Konsep Etika Teleologis yaitu sistem etika yang memperhatikan tujuan dari
perbuatan itu atau hasil dari perbuatan itu. Baik tidaknya tindakan
tersebut yang penting tujuanya baik, maka tindakan tersebut dapat
dibenarkan.
Konsep Aristoteles menyatakan tujuan manusia adalah kebahagiaan.
Demikian juga seseorang yang ingin operasi transeksual dalam melakukan
tindakanya ada suatu tujuan yang ingin dicapainya yaitu sesuatu yang
diangapnya baik bagi dia, yaitu kebahagiaan. Maka tindakan operasi
transeksual bisa dibenarkan, menurut konsep aristoteles.
Tindakan Yang Sesuai Dengan Keputusan
mengambil tujuan dari perbuatan itu atau hasil dari perbuatan itu, baikk tidaknya
tindakan tersebut yang penting tujuanya baik, maka tindakan tersebut dapat
dibenarkan. Yang terpenting seseorang yang ingin melakukan operasi transeksual
atau pergantian kelamin dalam melakukan tindakanya ada suatu tujuan yang ingin
dicapainya yaitu sesuatu yang diangapnya baik bagi dia, yaitu kebahagiaan. Maka
tindakan operasi transeksual bisa dibenarkan.
Kesimpulan
Penggantian kelamin ialah pembedahan medis yang bertujuan merubah jenis kelamin laki-laki menjadi
perempuan, atau sebaliknya.
Segi etika : operasi kelamin yang dilakukan kaum transgender oleh dokter dan tenaga kesehatan medis bukan
merupakan sebuah pelanggaran kode etik, kecuali jika dokter dan tenaga kesehatan tersebut mengagalkan
operasinya dan masuk ke dalam malpraktek.
Segi etika sosial : masih melanggar dan menimbulkan sanksi moral berupa pengucilan dari masyarakat.
Segi hukum : transgender diperbolehkan jika sudah izin dari Hakim Pengadilan dan pemohon langsung
mengurus dokumen kependudukannya yaitu merubah jenis kelaminnya.
Segi agama : transggender diharamkan karena termasuk tabdil dan taghir, yaitu mengubah ciptaan Allah
kecuali ada alasan tertentu seperti berkelamin ganda dan cacat kelamin yang jika dibiarkan bisa berakibat
fatal terhadap kesehatan reproduksinya.
❤️❤️❤️