Anda di halaman 1dari 84

PENGANTAR

SISTEM FLUIDA
FTP4311

Fandi Arapenta Ginting, ST., MT.

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih
PENDAHULUAN DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA
APA ITU FLUIDA?
Fluida merupakan zat-zat yang dapat mengalir dan memiliki partikel
kecil dari yang kasat mata hingga tak kasat mata.
Fluida dengan mudah bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa
adanya pemisahan massa.
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga
fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.

2
Fluida
Fluida terdiri atas dua
macam:

CAIRAN GAS
CAIRAN : mempunyai permukaan GAS : Tidak mempunyai
bebas, dan massanya akan mengisi permukaan bebas, dan massanya
ruang sesuai dengan volumenya, selalu berkembang mengisi
serta tidak termampatkan seluruh volume ruangan, serta
(terkompresi). dapat dimampatkan (dikompresi).
3
Ciri-Ciri Fluida

1. Mengalir dari tempat 2. mengisi ruangan 3. mengikuti bentuk 4. permukaan rata


tinggi ke tempat yang yang mewadahinya wadahnya cair selalu datar
lebih rendah

4
Sifat-sifat Fluida
1. Rapat massa

• (ρ)

2. Berat jenis

• (γ)

2. Kekentalan (viskositas)

• kekentalan dinamik/ absolute (µ)


• kekentalan kinematik (ν)
5
Sifat-sifat Fluida

1. Rapat Massa 2. Berat Jenis


Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa Berat jenis (γ) adalah berat benda persatuan
zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa (m) volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan
persatuan volume (V) berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat
� massa (ρ) dan percepatan gravitasi (�).
�=

Dimana: γ = ρ. �

m = massa Dimana:

V = volume m = massa
g = percepatan gravitasi
6
Sifat-sifat Fluida
3. Kekentalan (visikositas)
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (τ) pada waktu bergerak atau mengalir.
Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan
geser antara molekul-molekul yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat cair
dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (µ) atau kekentalan absolute dan kekentalan
kinematik (ν).
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan dengan
kekentalan kinematik sebagai berikut:


�=

dengan ρ adalah rapat massa zat cair (kg/m3).
Kekentalan kinematik besarnya dipengaruhi oleh temperatur (T), pada temperatur yang tinggi kekentalan
kenematik zat cair akan relatif kecil dan dapat diabaikan. 7
II. STATIKA FLUIDA
Fakta-fakta mengenai fluida:
◦ Fluida adalah zat yang dapat mengalir.
◦ Kata Fluida mencakup zat cair dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu
dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan ke dalam fluida karena tidak
bisa mengalir.
◦ Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup
juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

8
Fakta-fakta mengenai fluida:
◦ Air, susu dan minyak pelumas merupakan contoh zat cair sehingga semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain.
◦ Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida.
◦ Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan
contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

9
Statika Fluida

Pengertian statika fluida:


Statika fluida atau kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida
dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya
merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut.
Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil.
Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika dan ilmu mengenai fluida dalam
keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida.

10
Sistem Statika Fluida

Hukum umum statika fluida adalah, bentuk definisi fluida yang tidak terdapat/ tidak mengalami
gaya geser. Sehingga, fluida statis adalah zat alir yang berada dalam kondisi diam dan tidak
bergerak. Contoh Fluida statis yang paling simple adalah air yang diletakan di dalam gelas.
Fluida statis merupakan ladang ilmu pengetahuan. Karena melalui fluida statis di temukan
banyak sekali hukum-hukum dasar ilmu fisika yang kemudian dalam penerapannya sangat
bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Contoh hukum dasar ilmu fisika yang berasal dari
fluida statis adalah teori hidrostatika, hukum pascal, hukum Archimedes, hukum Boyle, dll.
Fluida statis yang diletakan dalam wadah tertentu dengan kedalaman tertentu bekerja suatu gaya
tekan yang sangat hebat. Hukum dasar ilmu fisika yang tidak dapat dipisahkan dengan
keberadaan fluida statis adalah hukum tentang tekanan hidrostatika

11
Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air
dan statik: diam). Atau lebih lengkapnya, Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang
diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang diam, tekanannya tergantung dari
besarnya gravitasi. Adakah hal lain yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik?
Ya ada yaitu: kedalaman/ ketinggian dan massa jenis zat cair.

12
Tekanan Hidrostatik
Coba perhatikan gambar dan penjelasannya dibawah ini:

13
Tekanan Hidrostatik
Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik di atas diperoleh kesimpulan beberapa hal:
1) Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik
2) Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair (fluida)
Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida statis adalah:

14
Tekanan Hidrostatik

Apungan
Sebuah benda padat yang terbenam dalam fluida akan mengalami gaya apung yang besarnya
sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Hal ini disebabkan oleh tekanan hidrostatik fluida.

Sebagai contoh, sebuah kapal container dapat mengapung sebab gaya beratnya diimbangi
oleh gaya apung dari air yang dipindahkan. Makin banyak kargo yang dimuat, posisi kapal
makin rendah di dalam air, sehingga makin banyak air yang "dipindahkan", dan semakin besar
pula gaya apung yang bekerja.

Prinsip apungan ini ditemukan oleh Archimedes.

15
Dinamika Fluida

◦ Fluida dibedakan menjadi fluida statik yaitu fluida dalam keadaan diam tidak mengalir
dan fluida dinamik. Fluida statik terbagi atas berbagai macam gaya-gaya maupun
tekanan-tekanan di dalam fluida yang diam.
◦ Fluida dinamik merupakan fluida atau zat (cair dan gas) yang dapat bergerak. Sifat
dari fluida dinamis antara lain menempati ruangan, memiliki gaya dorong, memiliki
kecepatan aliran, dan memiliki koefisien kekentalan zat.

16
Ciri-ciri Fluida Dinamis
1) Tidak Termampatkan
Suatu fluida yang bergerak ketika diberi tekanan berapapun, fluida tersebut tidak akan
termampatkan atau terkompresi. Fluida yang tidak terkompresi selama bergerak disebut fluida
yang dinamis.

2) Tidak terpengaruh gesekan


Suatu fluida yang bergerak pasti akan mengalami gesekan dengan wadahnya. Fluida yang
dinamis dapat bergerak meskipun terjadi gesekan, dan gesekan tidak berpengaruh terhadap
kecepatan fluida. Di dalam fisika biasanya gesekan dengan wadah dianggap nol atau diabaikan.
Selain tidak adanya gesekan, suatu fluida juga tidak boleh memiliki kekentalan yang tinggi.
Tingkat viskositas (hambatan) suatu fluida yang semakin tinggi akan mempengaruhi kecepatan
dari fluida sehingga fluida tersebut tidak akan dinamis.

17
Ciri-ciri Fluida Dinamis
3) Alirannya Tenang
Aliran fluidanya stasioner. Aliran stasioner suatu fluida menjelaskan bahwa fluida
bergerak dengan arah wadah dan selama proses pergerakan fluida tidak terjadi
turbulensi atau pusaran dalam fluida. Jadi fluida yang dinamis tidak akan mengalami
pusaran selama proses bergeraknya.

4) Kecepatan Aliran Konstan


Ciri terakhir suatu fluida yang dinamis adalah kecepatan alirannya tunak (terus
menerus) atau steady state. Jadi selama proses terjadinya pergerakan fluida,
kecepatan fluida konstan terhadap waktu dan tidak mengalami perubahan yang
signifikan.
18
Besaran Fluida Dinamis
Terdapat dua besaran yang sangat penting untuk anda pelajari dalam fluida yang bergerak yaitu debit
air dan persamaan kontinuitas:
1) Debit Air
Jika anda melihat fluida yang bergerak, pasti anda akan berpikir berapa banyak volume fluida yang
mengalir. Perbandingan antara volume fluida mengalir per satuan waktu tertentu dalam fisika disebut
sebagai debit. Anda dapat menggunakan rumus debit di bawah ini.

� = �. � atau �=

Ket:
Q = debit aliran air (m3/s)
A = luas penampang dari wadah atau jalur air (m2) V = volume fluida yang mengalir (m3)
v = kecepatan aliran fluida (m/s) t = selang waktu fluida yang mengalir (s)
19
Besaran Fluida Dinamis
2) Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas menjelaskan bahwa semua arah aliran di dalam pipa memiliki
nilai yang sama tiap debitnya. Sehingga rumus untuk persamaan kontinuitas bisa anda
lihat di bawah ini.
�1 = �2
�1�1   = �2�2 
Ket:
Q = debit aliran air (m3/s)
A = luas penampang dari wadah atau jalur air (m2)
V = volume fluida yang mengalir (m3)
20
Jenis – jenis Aliran Fluida Dinamis
Dalam fluida yang bergerak, ada 2 jenis yang harus anda ketahui, yaitu aliran laminar
dan aliran turbulen.
1) Aliran Laminar
Aliran fluida laminar adalah aliran yang bergerak dengan mulus dan searah dengan
lintasan. Jika anda melihat aliran laminar ini, anda akan melihat semua bagian fluida
bergerak secara serentak ke arah yang sama tanpa ada tubrukan. Anda dapat melihat
contoh aliran air ini pada pipa atau selang air.

21
Jenis – jenis Aliran Fluida Dinamis
2) Aliran Turbulen
Berbeda dengan aliran laminar yang arah pergerakannya searah dan mulus, Aliran
turbulen memiliki arah yang berantakan dan saling bertubrukan. Jadi anda akan melihat
air sedang bergejolak akibat tubrukan antar aliran. Anda dapat melihat bentuk aliran
turbulen melalui gambar di bawah ini.

22
Asas-asas yang Mendasari Penerapannya
Dalam menganalisis fluida yang dinamis, beberapa asas yang mendasari analisis yaitu
asas Bernoulli dan asas kontinuitas.
1) Asas Bernoulli
Asas Bernoulli menjelaskan bahwa energi potensial per satuan volume, tekanan (p),
dan energi kinetik per satuan volume dalam setiap titik sepanjang garis arus punya nilai
yang sama. Bernoulli menggunakan kaidah ini berdasarkan hukum kekelan energi.
(Energi Potensial per satuan volume + Tekanan + Energi kinetik per satuan volume)masuk

=
(Energi Potensial per satuan volume + Tekanan + Energi kinetik per satuan volume)keluar

23
Asas-asas yang Mendasari Penerapannya

Sehingga persamaan Bernoulli dapat ditulis di bawah ini:


1 1
P1 + ρv1 + ρgh1 = P2 + ρv2 + ρgh2
2 2

dimana,
P = tekanan (Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
v = kecepatan fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2)
h = ketinggian (m)

24
Asas-asas yang Mendasari Penerapannya
2) Asas Kontinuitas
Asas kontinuitas menerapkan debit aliran fluida di sembarang titik memiliki nilai yang
sama karena fluida tidak bisa dikompres atau dimampatkan. Jika anda melihat fluida
dari dua tempat, misalkan dari pintu masuk dan keluar, maka debit aliran fluida pada
pintu masuk dan keluar memiliki nilai yang sama.
Belajar materi aliran yang dinamis akan membantu anda untuk memahami fenomena
aliran-aliran fluida dalam ruang tertutup seperti di dalam pipa. Penerapan lainnya dari
materi ini adalah pengisian kolam menggunakan selang. Kamu bisa memperkirakan
debit yang dibutuhin agar proses pengisiannya tidak berlangsung lama.

25
Soal Tugas Fluida Dinamis
Robet sedang menyiram tanaman dengan menggunakan air selang dengan
kedua ujung diameter pipa berbeda. Pada penampang pipa besar dengan luas
kecepatan alir fluida adalah 7,2 km/jam. berapakah kecepatan air fluida yang
mengalir pada ujung pipa kecil dengan luas penampang dalam satuan m/s?
A. 1 m/s D. 7,2 m/s
B. 2 m/s E. 14,4 m/s
C. 4 m/s

26
Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)
◦ Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida dengan aliran penuh (Triatmojo 1996 : 25).
◦ Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa
lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak
penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka karena tekanan di dalam
pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran
temasuk dalam pengaliran terbuka, karena mempunyai permukaan bebas. Tekanan
di permukaan zat cair di sepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer.

27
Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)
◦ Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa adalah
adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran
terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada
rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran
pada saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215).
◦ Misalnya aliran air pada gorong-gorong. Pada kondisi saluran penuh air, desainnya
harus mengikuti kaidah aliran pada pipa, namun bila mana aliran air pada gorong-
gorong didesain tidak penuh maka sifat alirannya adalah sama dengan aliran pada
saluran terbuka. Perbedaan yang lainnya adalah saluran terbuka mempunyai
kedalaman air (y), sedangkan pada pipa kedalam air tersebut ditransformasikan
berupa (P/y). Oleh karena itu konsep analisis aliran pada pipa harus dalam kondisi
pipa terisi penuh dengan air.
28
Aliran Pada Saluran Terbuka

Pengertian :
Aliran Fluida pada Saluran terbuka adalah zat yang dapat mengalir dan selalu
mengikuti bentuk dari saluran pembawanya pada bentuk saluran yang sisi bagian
atasnya terbuka ke atmosfer. Pergerakan pada saluran terbuka disebabkan oleh gaya
gravitasi, dan umumnya mempunyai daya hidrostatis yang terdistribusi dan selalu
turbulen.

29
Aliran Pada Saluran Terbuka
Karakteristik Aliran Fluida Terbuka:
1. Aliran dengan permukaan bebas

2. Mengalir dibawah gaya gravitasi, dibawah


tekanan udara atmosfir.

3. Mengalir karena adanya slope dasar


saluran

30
Aliran Pada Saluran Terbuka
Menurut Chow (1992:17), Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan
bebas disebut saluran terbuka.
Menurut asalnya saluran dapat digolongkan menjadi :
a) Saluran Alam (Natural)
Ø Geometri saluran tidak teratur
Ø Material saluran bervariasi, kekasaran berubah – ubah
Ø Lebih sulit memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan analisis aliran
saluran buatan.
Ø Perlu pembatasan masalah, bila tidak analisis menjadi lebih kompleks
(misalerosi dan sedimen)

31
Aliran Pada Saluran Terbuka
b) Saluran Buatan (Artificial)
Ø Dibuat oleh manusia
Contoh: Saluran irigasi, kanal, saluran pelimpah, kali, selokan, gorong-gorong dll
Ø Umumnya memiliki geometri saluran yang tetap (tidak menyempit/melebar)
Ø Dibangun menggunakan beton, semen, besi
Ø Memiliki kekasaran yang dapat ditentukan
Ø Analisis saluran yang telah ditentukan memberikan hasil yang relatif akurat

32
Aliran Pada Saluran Terbuka
Distribusi Kecepatan Aliran Fluida Terbuka Dipengaruhi oleh :
1) Bergantung banyak faktor antara lain, bentuk saluran, kekasaran dinding saluran,
dan debit aliran.

2,
5 2,
01,
0

2,
5 2,
2, 01,
5 2, 0
01,
0 33
Aliran Pada Saluran Terbuka

2) Kecepatan minimum terjadi di dekat dinding batas, membesar dengan jarak


menuju permukaan
3) Pada saluran dengan lebar 5-10 kali kedalaman, distribusi kecepatan disekitar
bagian tengah saluran adalah sama.
4) Dalam praktek saluran dianggap sangat lebar bila lebar > 10 x kedalaman

34
Soal Fluida Dinamis
Robet sedang menyiram tanaman dengan menggunakan air selang dengan kedua
ujung diameter pipa berbeda. Pada penampang pipa besar dengan luas kecepatan alir
fluida adalah 7,2 km/jam. berapakah kecepatan air fluida yang mengalir pada ujung
pipa kecil dengan luas penampang dalam satuan m/s?
◦ A. 1 m/s
◦ B. 2 m/s
◦ C. 4 m/s
◦ D. 7,2 m/s
◦ E. 14,4 m/s

35
PEMBAHASAN
◦ Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kita perlu mengetahui persamaan yang
berhubungan dengan luas penampang dan kecepatan alir pada suatu fluida, nah
persamaan yang paling tepat adalah persamaan Debit. Debit didefinisikan sebagai
Jumlah volume fluida yang mengalir melewati luasan penampang tertentu persatuan
waktu.
◦ Dari kasus tersebut, pada pipa besar, kecepatan alir fluida adalah 7,2 km/jam. Karena
soal meminta kita untuk menentukan kecepatan alir fluida pada pipa kecil dalam
satuan meter/sekon maka, terlebih dahulu kita harus mengkonversikan kecepatan alir
fluida pada pipa besar :

36
PEMBAHASAN
◦ Setelah kita mengetahui kecepatan pada pipa besar maka kita langsung saja
masukan ke persamaan debit pada prinsip kontinuitas yang menyatakan bahwa
perkalian antara luas penampang pipa dengan laju fluida pada kedua ujung pipa
adalah konstan :

37
PEMBAHASAN
◦ Maka kecepatan alir fluida pada pipa kecil adalah 4 m/s hal ini sesuai dengan definisi
dari persamaan debit bahwa luas penampang dengan kecepatan alir adalah
berbanding terbalik.
◦ Jawaban : C
◦ Jawaban A salah karena nilai perbandingan antara nilai kecepatan pipa besar dan
pipa kecil terbalik
◦ Jawaban B salah karena hanya berupa nilai kecepatan pada pipa besar
◦ Jawaban D salah karena nilai kecepatan belum di konversi kedalam satuan m/s
◦ Jawaban E salah karena nilai kecepatan belum di konversi kedalam satuan m/s dan
perbandingan nilai kecepatan pipa besar dan pipa kecil terbalik.
38
Neraca Air

39
Neraca Air
◦ Neraca Air
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada
periode tertentu, sehingga berfungsi untuk mengetahui jumlah air tersebut, apakah kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan
defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk
mendayagunakan air sebaik-baiknya. Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis
neraca air antara lain:
a) Sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta saluran-
salurannya. Bangunan ini dibuat jika hasil analisis neraca air mengalami defisit.
b) Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi
jika hasil analisis neraca air diketahui mengalami surplus.
c) Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan hingga pengelolaan air tambang.
40
Model Neraca Air
Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara
lain:
1. Model Neraca Air Umum.
Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui
berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan melebihi penguapan air dari
permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau
transpirasi, penggabungan keduanya dikenal sebagai evapotranspirasi).
2. Model Neraca Air Lahan.
Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah
terutama data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu
Permanen (TLP), dan Air Tersedia (WHC = Water Holding Capacity).
41
Model Neraca Air
a) Kapasitas Lapang (KL) adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang
dapat ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap akar tanaman atau menguap
sehingga tanah makin lama makin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak lagi mampu
menyerap air sehingga tanaman menjadi layu. Kandungan air pada kapasitas lapang
diukur pada tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau ρF 2,53 atau 346 cm kolom air.
b) Titik Layu Permanen (TLP) adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-akar tanaman tidak
mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu. Tanaman akan tetap layu pada
siang atau malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen diukur pada tegangan 15
bar atau 1.500 kPa atau ρF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air.
c) Air Tersedia (WHC = Water Holding Capacity) adalah banyaknya air yang tersedia bagi
tanaman yaitu selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.

42
Model Neraca Air
3. Model Neraca Air Tanaman. Model ini merupakan penggabungan data
klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan
khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data
koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air.

43
Analisis Neraca Air Model Thornthwaite and
Matter
Model neraca air ini adalah yang paling sederhana, dari banyak model-model dugaan
komponen neraca air yang ada. Model Thornthwaite dan Matter (1957) merupakan model
yang cukup populer, selain itu ada juga model-model lain seperti: Blaney-Criddle, Penman
(1948), Penman-Monteth (1964), Makkink (1957), dan Priestly-Taylor (1972).

44
Curah Hujan
◦ Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh pada periode tertentu. Pengukurannya dilakukan
dengan satuan tinggi diatas permukaan tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi
penguapan atau infiltrasi, run off, atau evaporasi.
◦ Pengertian curah hujan juga sering disebut dengan presipitasi juga diartikan sebagai jumlah
air hujan yang turun pada wilayah tertentu dan pada kurun waktu tertentu. Jumlah curah
hujan adalah volume air yang terkumpul pada permukaan bidang datar pada periode tertentu,
seperti harian, mingguan, bulanan serta tahunan.
◦ Definisi lain curah hujan, yaitu jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas permukaan
horizontal.
◦ Tinggi air yang jatuh dinyatakan dalam satuan milimiter. Contohnya adalah curah hujan 1
milimeter merupakan ketinggian air hujan dalam luasan penampung 1 meter persegi. Jika
dihitung, maka dalam 1 meter persegi akan terkumpul 1 liter air.
45
Alat Ukur Curah Hujan

46
Langkah-langkah Menyusun Neraca Air

Keterangan:
Langkah-langkah dan tata urutan pemasukan data-data iklim dan tanah disusun
berurutan agar dapat diikuti dan mudah dipahami .
Data iklim yaitu suhu udara (1998-2007) dan curah hujan (1998-2007) digunakan dari
Kota Palangka Raya, dengan koordinat Palangka Raya pada 2oLS dan 114oBT .

47
Langkah-langkah Menyusun Neraca Air
1. Data Suhu. Masukkan data suhu udara rata-rata bulanan dalam satu tahun, yang dihitung
dari data jangka panjang, misalnya selama 10 tahun.
2. Indeks Panas (I). Masukkan data indeks panas mengacu pada Lampiran Tabel 2. Di Tabel
ini terlihat kolom kiri menunjukkan suhu udara dan lajur atas menunjukkan desimal suhu
udara. Contoh: bulan januari suhu mencapai 27,3oC, maka di Tabel 2 kolom paling kiri dicari
suhu 27 sedangkan angka desimalnya yaitu 0,3 dicari dari lajur atas, keduanya dipotongkan
dan akan didapat 13,07. Langkah ini dilanjutkan hingga bulan Desember yang memiliki suhu
udara 27,2oC dengan I = 12,99.
3. ETP harian belum disesuaikan (ETP Unadj). Gunakan Lampiran Tabel 5 untuk suhu udara >
26,5oC untuk seluruh indikasi indeks panas. Caranya dengan seperti langkah ke-2 diatas.
Contoh: bulan Januari suhu 27,3oC maka besarnya ETP harian belum disesuaikan sebesar
4,7, lanjutkan hingga bulan desember yang akan diperoleh besarnya ETP unadj 4,6.

48
Langkah-langkah Menyusun Neraca Air
4. ETP/ Evapotranspirasi Potensial disesuaikan (ETP adj.). pada langkah 4 ini terbagi 2
sub langkah:
a. Mencari faktor koreksi. Gunakan Lampiran Tabel 7 untuk bumi belahan selatan,
guna mengetahui faktor koreksi ETP yang disesuaikan. Pada Lampiran Tabel 7 ini
terlihat derajat lintang selatan di kolom kiri dan lajur atas menunjukkan bulan dalam
setahun. Posisi Palangka Raya ada 2oLS maka pada bulan Januari diperoleh angka
31,5, dan seterusnya hingga bulan Desember diperoleh angka 31,5.
b. Menetapkan ETP disesuaikan (ETP adj). Cara mencarinya adalah dengan
mengalikan antara ETP unadj dan faktor koreksi. Contoh: bulan Januari ETP unadj.
Sebesar 4,7 dikalikan faktor koreksinya pada bulan Januari 31,5 maka diperoleh
angka 148,5. Lakukan penghitungan hinga bulan Desember.

49
Langkah-langkah Menyusun Neraca Air

5. Memasukkan data curah hujan. Data curah hujan jangka panjang dapat digunakan nilai
rataan aritmatika per hari tiap bulannya. Masukkan data tersebut dari bulan Januari
hingga Desember.
6. CH - ETP adj. Langkah ini adalah mengurangkan jumlah CH (Curah Hujan) bulan
tertentu dengan ETP adj. Pada bulan yang sama. Jika didapat nilai positif (+) maka
kondisi surplus air, namun jika diperoleh hasil negatif (-) maka kondisi defisit air.

50
Langkah-langkah Menyusun Neraca Air

Hasil Analisis Neraca Air Thornwhite and Matter 1957 untuk Kalimantan Tengah Bagian Tengah

No. Unsur Iklim Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

1 Suhu (T) oC 27,3 27,4 27,4 27,8 27,9 27,4 27,2 27,1 27,4 27,4 27,0 27,2
2 Indeks Panas (I) 13,07 13,14 13,14 13,43 13,50 13,14 12,99 12,92 13,14 13,14 12,85 12,99
3 ETP unandj. 4,7 4,8 4,7 4,9 4,9 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,6 4,7
4a FK ETP adj. 31,5 28,2 31,2 30,3 30,9 30,0 31,2 31,2 30,3 31,2 30,6 31,5
4b ETP adj 148,05 135,36 146,64 148,47 151,41 141,00 146,64 146,64 142,41 146,64 140,76 148,05
5 Curah Hujan (CH) 286 235 319 326 331 189 104 81 105 245 354 311
6 CH – ETP adj. 137,95 99,64 172,36 177,53 179,59 48,00 -42,64 -65,64 -37,41 98,36 213,24 162,95

51
Tabel 2

52
Tabel 2

53
Tabel 2

54
Tabel 5

55
Tabel 5

56
Tabel 7

57
Tabel 7

58
Tabel 7

59
Interpretasi Neraca Air

Grafik Neraca air Umum Wilayah Kalimantan Tengah bagian tengah


60
Hidrograf Sungai

61
Hidrograf Sungai

Hidrograf sungai menggambarkan suatu distribusi waktu dari aliran


(dalam hal ini debit) di sungai dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
pada suatu lokasi tertentu. Hidrograf aliran suatu DAS merupakan
bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perencanaan bidang
Sumber Daya Air. Terdapat hubungan erat antara hidrograf dengan
karakteristik suatu DAS, dimana hidrograf banjir dapat menunjukkan
respon DAS terhadap masukan hujan tersebut.

62
Sungai

◦ Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat


mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur sungai
◦ Perpaduan antara alur sungai dan aliran air di dalamnya
disebut sungai

63
Daerah Pengaliran

◦ Suatu daerah yang tertimpa hujan/ tempat air hujan menuju


sebuah sungai, disebut daerah pengaliran sungai.
◦ Batas antara dua daerah pengaliran sungai yang
berdampingan disebut batas daerah pengaliran, dibatasi oleh
punggung pegunungan.

64
Sungai Utama & Anak Sungai
◦ Dimulai dari mata air di bagian hulu, dalam perjalanannya ke hilir di daerah dataran,
aliran sungai secara berangsur-angsur berpadu dengan banyak sungai lainnya,
lambat laun tubuh sungai menjadi semakin besar
◦ Kadang-kadang sungai yang bermuara di sebuah danau atau pantai di laut terdiri dari
beberapa cabang. Apabila sungai semacam ini mempunyai lebih dari dua cabang,
maka sungai yang paling penting, yakni sungai yang daerah pengalirannya,
panjangnya dan volume airnya paling besar disebut sungai utama (main river)
◦ Bila cabang-cabang lainnya disebut anak sungai (tributary). Kadang-kadang
sebelum alirannya berakhir di sebuah danau atau pantai laut, sungai membentuk
beberapa buah cabang yang disebut cabang sungai (effluent)

65
Tingkatan Sungai

66
Sungai di Dunia
Luas daerah aliran Lebar rata daerah
Nama Sungai Panjang (km)
(x103 km2) aliran -rata
Amazon 7,050 6,200 1,140
Congo 3,690 4,200 880
Mississipi 3,221 6,020 535
La Plata 3,100 4,700 660
Obi 2,950 5,200 570
Nile 2,870 5,600 510
Yangtze 1,780 5,200 340
Buramaptra 1,730 3,000 580
Volga 1,400 3,600 390
St. Lauran 1,250 3,800 330 67
◦ Analisis hidrologi untuk menentukan besarnya debit banjir rancangan dan debit andalan
merupakan pemahaman kuantitatif terhadap proses yang terjadi pada DAS yang ditinjau
◦ Dalam hal ini yang diinginkan adalah nilai aliran debit maksimum atau debit andalan yang
dapat ditelusuri berdasarkan pemahaman hubungan kuantitatif antara beberapa faktor
penyebab terjadinya aliran dengan besarnya aliran sungai tersebut
◦ Dalam konteks hidrologi dapat dinyatakan sebagai pemahaman terhadap proses
pengalihragaman (transformasi) dari satu set masukan menjadi satu set keluaran pada
suatu sistem, yaitu sistem DAS
◦ Masukan dalam pengertian ini dapat berupa hujan, sedangkan keluaran adalah aliran
sungai yang terjadi pada DAS
◦ Keluaran sistem DAS tersebut dinyatakan dalam bentuk hidrograf, yaitu grafik hubungan
antara waktu dan debit aliran

68
Skema sistem daerah aliran sungai

69
Daur Hidrologi

70
Daur Hidrologi

71
Daur Hidrologi

72
◦ Dari daur hidrologi tersebut dapat diketahui bahwa aliran yang terukur
di sungai terdiri dari unsur-unsur aliran berikut:
a) limpasan permukaan
b) aliran antara (interflow)
c) aliran dasar (base flow)
d) curah hujan yang jatuh pada sungai (channel rainfall)

73
Hubungan antara Hujan, Parameter DAS dan
Aliran
◦ Peristiwa banjir atau aliran besar pada sungai terkait dengan peristiwa
hujan dan parameter DAS
◦ Fenomena penting yang harus dipahami dengan benar adalah
bagaimana proses terjadinya pengalihragaman hujan yang jatuh pada
suatu DAS menjadi aliran di alur sungai
◦ Proses ini akan sangat tergantung dari sifat hujan dan karakteristik
parameter DAS

74
Bentuk DAS

◦ DAS berbentuk lebar; debit aliran puncak lebih besar


daripada debit aliran puncak pada DAS yang memanjang
◦ DAS berbentuk memanjang; waktu untuk terjadinya
akumulasi aliran penuh akibat curah hujan lebih lama, bentuk
hidrograf cenderung lebih landai dengan waktu terjadinya
debit puncak lebih besar

75
Pengaruh bentuk DAS terhadap debit puncak

76
Pengaruh bentuk DAS terhadap bentuk
hidrograf

77
EROSI DAN SEDIMENTASI

78
Erosi Tanah dan Dampak Pada Lahan
Erosi
◦ Terlepasnya partikel-partikel tanah dari massa tanah
◦ Transportasi dari agen pengerosi seperti air atau angin
Sedimentasi
◦ Sedimen terendapkan

79
Faktor Erosi Tanah
Faktor yang relatif permanen :
a) Hujan : Presipitasi dan intensitasnya
b) Lereng : Sudut, Panjang dan bentuk
c) Tanah : Erodibilitas
Faktor yang mungkin berubah :
a) Tutupan vegetasi : vegetasi alami dan tanaman
budidaya
b) Praktek penanaman

80
Faktor Erosi Tanah
Faktor Hujan
• Tetes hujan mengenai permukaan tanah tanpa
penutup, sehingga partikel tanah terlempar ke
udara
• Pada permukaan miring, ada peningkatan total
pada pergerakan ke bawah yang proporsional
dengan sudut lereng.

81
Faktor Erosi Tanah
Faktor Lereng
A. Keterjalan Lereng
◦ Semakin terjal lereng, semakin tinggi erosi, runoff makin besar, dan air akan mengalir lebih
cepat
◦ Jumlah erosi meningkat cepat seiring meningkatnya kelerengan
B. Bentuk lereng
◦ Pada lereng atas yang berbentuk cembung erosi dimulai dan pada bagian bawah lereng yang
berbentuk cekung sedimentasi terjadi

82
Faktor Erosi Tanah
Faktor Tanah
◦ Erodibilitas Tanah
a. Resistensi tanah terhadap pelepasan dan transportasi oleh air
b. Erodibilitas dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah yaitu :
• Tekstur
• Stabilitas agregat
• Kekuatan geser
• Kapasitas infiltrasi
• Kandungan kimia dan organik

83
Selamat Memasuki
Ujian Tengah Semester
84

Anda mungkin juga menyukai