Anda di halaman 1dari 48

Bab 2 Tadzkiratu Sami’

‫ ومراعة طالبه ودرسه‬،‫في أدب العالم في نفسه‬

Adab
Perhatiann
Alim/Guru
ya kepada
dengan
muridnya
dirinya

Perhatiannya
kepada
Rejoyo Santoso, B.Sh pelajarannya
Peneliti Baitul Hikmah Nusantara
‫|في أدب العالم في نفسه‬Adab Alim/Guru dengan dirinya ‫تذكرة السامع و المتكلم‬

1. Selalu merasa diawasi 6. menjaga syiar-syiar islam 10. bersemangat dan


.

.
Allah, tenang dan dan menampakkan sunnah berusaha untuk meng-
berwibawa nabi upgrade ilmu
2. Menjaga ilmu 7. menjaga amalan-amalan 11. tidak enggan untuk
3. Zuhud sunnah belajar dari orang yang
8. bergaul dengan lebih rendah darinya
4. Mensucikan ilmu untuk
menjadikannya sebagai makarimil akhlak 12. menyibukkan diri
tangga keduniaan 9. membersihkan batin dan dengan menulis (buku)
dhahir dari akhlak yang apabila mempunyai
5. menjauhi pekerjaan yang keahlian
rendah dan keadaan yang buruk dan menghiasinya
bisa menimbulkan tuduhan dengan akhlak yang
diridhoi
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

1. Selalu merasa diawasi Allah, tenang dan berwibawa

Selalu merasa diawasi oleh Allah baik saat


sendiri maupun saat Bersama orang lain, dan
menjaga rasa takutnya di setiap gerakannya dan
diamnya, dan perkataannya dan perbuatannya,
karena sesungguhnya dia adalah pemilik
amanah atas apa yang dititipkan untuknya dari
ilmu, dan apa yang telah diberikan dari
ketajaman dan pemahaman.

"sebab mereka diperintahkan


memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku” Al Maidah:
44
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
Az Zuhri berkata: “sebuah kerendahan untuk
2. Menjaga Ilmu ilmu, apabila seorang alim membawanya
kerumah pelajar”.

Qadhi abu Hasan al jurjani:


Menjaga ilmu sebagaimana ulama’ dahulu Tidaklah aku memeras jiwaku ketika berkhidmah
menjaganya, dan memuliakannya mencari ilmu..
sebagaimana Allah telah menjadikan Supaya aku menjadi pelayan (dengan mendatangi
untuknya keagung dan kemuliaan. Maka rumah-rumah murid); akan tetapi supaya aku diberi
janganlah menghinakannya dengan Khidmah (murid berkhidmah ke ilmu sebagaimana
dulu dia berkhidmah)..
berjalan pergi membawanya kepada yang
Apakah aku bersulit-sulit saat menanam agar ketika
tidak berhak dari anak-anak dunia memanen dalam keadaan hina?..
(penguasa dan pemimpin, pemilik Jika seperti itu, maka tetap menjadi bodoh tentulah pengecualian
kakayaan agar mendapat pemberian) lebih baik..
tanpa ada darurat atau hajat, atau kepada Sungguh seandainya mereka menjaga ilmu, pastilah
orang yang mempelajarinya dari mereka ilmu akan menjaga mereka..
(ilmu didatangi bukan mendatangi), Dan seandainya mereka memuliakan ilmu di jiwa-
jiwa maka ia akan mulia..
meskipun mereka berkedudukan tinggi.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

3. Zuhud
3. berakhlak terhadap dunia dengan zuhud, dan
mengurangi darinya (dunia) semampunya, yang tetap
tidak sampai memberikan mudhorot kepada diri dan
keluarganya, karena sesungguhnya sebatas kebutuhan
terhadapnya dengan ukuran standar qana’ah bukanlah
termasuk dari dunia (cinta dunia).
Dan tangga pertama orang Alim adalah merasa kotor apabila
tergantung dengan dunia; karena dirinyalah manusia yang paling
faham dengan remehnya dunia, fitnah dunia, cepat hilangnya
dunia, dan banyaknya keletihan dan kecapekan dunia, maka
dialah yang paling berhak untuk tidak menolehnya dan bersibuk-
sibuk dengan mengurusinya.
Imam syafi’I berkata: “ apabila aku mewasiati…..”
Yahya bin Mu’adz berkata: “seandainya dunia adalah
emas yang fana dan akhirat adalah tembikar…”
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

4. Mensucikan ilmu dari tujuan menjadikannya sebagai tangga keduniaan

Seperti prestise, harta, ketenaran, disebut-


sebut, perbantuan, meninggi dari teman
sejawatnya.

Imam syafi’I berkata: “aku suka apabila manusia


belajar ilmu ini dengan tidak menisbatkannya
kepadaku satu hurufpun darinya”

Sufyan bin Uyainah berkata: “aku pernah diberi


karunia pemahaman Al Qur’an, dan Ketika aku
menerima bundle (uang) pemahaman tersebut
dicabut dariku”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

5. Menjauhi pekerjaan yang rendah dan keadaan yang bisa


menimbulkan tuduhan

Menghindari dari pekerjaan yang rendah/hina secara tabiat


manusia, dan yang makruh secara adat maupun syariat;
seperti bekam, samak, money changer, penempa
emas/perak.
Dan juga menjauhi tempat-tempat atau keadaan yang
menimbulkan tuduhan/sangkaan meskipun itu jauh.

Menghindari keadaan yang bisa menimbulkan


tuduhan
Rasulullah bersabda: “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita
itu adalah Shofiyah binti Huyay.” Keduanya berkata,
“Subhanallah, wahai Rasulullah.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup
dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir
sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati
kalian berdua.” HR. Bukhari
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

6. Menjaga syiar-syiar islam dan menampakkan sunnah nabi

6. Menjaga syiar-syiar islam, dan hukum-


hukum yang tampak, seperti; sholat
jama’ah di masjid, mengucapkan salam
untuk orang tertentu dan orang umum,
amar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar
atas rasa sakit akibat hal tersebut,
mengucapkan yang hak di depan
penguasa, menyerahkan dirinya kepada
Allah dan tidak takut celaan pencela, selalu
mengingat firman Allah:
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
7. menjaga amalan-amalan sunnah
Menjaga amalan-amaln sunnah, baik qouliyah dan fi’liyah,
mendawamkan tilawah qur’an, berdzikir dengan hati dan
lisan, dan juga do’a-do’a dan dzikir yang diajarkan nabi untuk
waktu siang dan malam, dan ibadah-ibadah sunnah dari
sholat, puasa, mengunjungi baitil harom, dan sholawat
kepada nabi, karena mencintainya, memuliakannya dan
mengagungngkannya wajib, dan adab saat mendengarkan
Namanya disebut, dan sunnahnya disebut itu diperintahkan
dan disunnahkan.

Imam malik berubah warna


wajhnya Ketika disebut nama Nabi
kemudian menunduk.

Punya wirid yang didawamkan


‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
8. bergaul dengan makarimil akhlak
Berakhlak dengan manusia dengan akhlak yang mulia dengan
wajah yang ceria, mengucapkan salam, memberikan makanan,
menahan amarah, tidak menyakiti orang lain, menanggung
beban untuk mereka, dan itsar (mendahulukan orang lain
dalam hal dunia) dan meninggalkan isti’tsar (egois dalam
dunia), berlaku insaf (adil) dan meninggalkan istinsaf
(ketidakadilan), bersyukur atas kebaikan, menciptakan
kenyamanan, berusaha menyelesaikan hajat, memberikan
bantuan orang lain dengan kedudukannya, berlaku lembut
dengan fuqoro’, memberikan rasa cinta kepada tetangga dan
kerabat, ramah dengan murid dan membantu mereka, berbuat
baik kemereka.

Dan apabila melihat ada murid yang tidak melaksanakan sholat


dan wudhunya dengan baik, maka mengarahkannya dengan
lembut, sebagaimana rasulullah dengan badui yang kencing di
masjid, dan muawiyah bin hakam yang berbicara saat sholat.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
9. membersihkan batin dan dhahir dari akhlak yang buruk dan menghiasinya dengan akhlak yang diridhoi
Membersihkan batinnya dan dhohirnya dari akhlak buruk, dan
memakmurkannya dengan akhlak yag diridhoi.
Contoh akhlak-akhlak yang tertolak (buruk): khianat, hasad,
mengambil hak orang lain/melampaui batas, marah bukan
karena Allah (untuk pribadi), curang, sombong, riya’, ujub
(berbangga diri), sum’ah (cari nama), pelit, perkataan kotor,
menolak kebenaran, serakah, merasa hebat, sombong,
berlomba-lomba dalam dunia, membangga-banggakan dunia,
pura-pura suka dan lembut (di hatinya terdapat kebencian dan
hasad), berhias untuk tujuan pujian manusia, suka dengan
pujian yang dia tidak melakukannya, buta terhadap aib sendiri
dan sibuk dengan aib orang lain, fanatic untuk selain Allah,
takut dan harap Bukan karena Allah, ghibah, namimah
(mengadu domba), berdusta, bohong, kotor dalam berbicara,
meremehkan manusia yang dibawahnya.
Berhati-hatilah dengan segenap kehati-hatian atas akhlak yang
buruk, karena mereka adalah pintu-pintu keburukan, bahkan
mereka itu adalah keburukan itu sendiri.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
Obat-obat sakit hati
Obat hasad: memikirkan bahwa hasad adalah bentuk protes kepada
Allah di dalam hikmahnya yang menghususkan al mahsud (orang yang
dihasati) dengan nikmatnya. Penyair berkata:
Apabila kamu murka dengan pembagian Allah antara kami.. Maka
sesungguhnya Allah maha mengetahui Ketika itu tidak menjadikanmu
ridho..
Dan di dalam hasad terdapat kesedihan, dan kecapean hati, dan
adzabnya yang itu tidak memberikan madhorot kepada orang yang
dihasadi.

Obat ujub: mengingat bahwa ilmunya, pemahamannya, ketajaman


otaknya, kefasihannya dan nikmat lainnya adalah nikmat dan karunia
Allah kepadanya juga amanat atasnya yang disuruh menjaganya, dan
Yang Memberinya mampu untuk mencabut darinya sekejap mata,
sebagaimana Allah mecabut ilmu Bal’am bin Ba’ura’ sekejap mata, dan
hal itu tidaklah sulit bagi Allah.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
Do’a penyakit
Obat riya’: memikirkan bahwasanya makhluk seluruhnya tidaklah mampu
memberikan manfaat dengan apa yang tidak Allah takdirkan.
“ siapa yang niatnya sum’ah (agar didengar dan terkenal) maka Allah akan
menjadikannya ia didengar, dan barangsiapa niatnya agar dipandang maka
Allah akan menjadikannya terpandang”.

Obat meremehkan orang lain: mentadabburi firman Allah: janganlah


menghina sebuah kaum dari kaum yang lainnya, sangat mungkin mereka
(yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina)”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
Akhlak yang diridhoi
Beberapa akhlak mardhiyah (yang diridhoi): mendawamkan
taubah, ikhlas, yakin, takwa, sabar, ridho, qona’ah, zuhud,
tawakal dan tafwidh, keselamatan batin, husnu dzan, mudah
memaafkan (biarin/yasudah gpp), akhlak mulia, melihat dengan
sudutpandang baik, mensyukuri ni’mat, lembut dengan
makhluk Allah, malu dari Allah dan dari manusia.
Dan cinta kepada Allah adalah sifat yang mengumpulkan semua
sifat-sifat baik, dan hal itu bisa terjadi dengan mengikuti
Rasulullah. “ katakanlah jika kalian mencintai Allah maka
ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan Dia akan
mengampuni dosa-dosa kalian”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

10. Selalu bersemangat untuk upgrade, dengan selalu menghiasi dirinya dengan semngat dan
sungguh-sungguh, rajin dengan tugas-tugas wirid, dari ibadah, dan menyibukkan diri dengan
cara membaca, membacakan, muthola’ah, memikirkan, menta’lik, menghafalkan, menulis dan
meneliti.
Kdan tidak menyianyiakan sedikitpun dari waktunya di selain hal ilmu dan amal, kecuali
seukuran keharusan saja, sperti makan, minum, tidur, istirahat karena bosan, atau menunaikan
hak sebagai suami, atau tamu, atau untuk mendapatkan makanan atau apapun yang menjadi
10. bersemangat dan berusaha untuk kebutuhan, atau karena sakit, atau yang lainnya yang mengharuskan untuk berhenti dari
aktifitasnya. Adapun sisa umur mukmin (yang tidak jelas) maka tidak ada harganya. Dan siapa
meng-upgrade ilmu dua harinya yang dimiliki kualitasnya sama maka dia tertipu.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya

11. tidak enggan untuk belajar dari orang yang


lebih rendah darinya

Tidak merasa enggan untuk beristifadah


apa yang tidak dia ketahui dari orang
yang posisinya lebih bawah baik
jabatan, nasab, atau usia.

Dan yang paling jelas adalah bagaima Rasulullah membacakan


Qur’an di hadapan Ubay sebagaimana dalam hadits:
sesungguhnya Allah menyuruhku agar aku membaca qur’an
didepanmua “lam yakunilladzina kafaru”. Dan para ulama’
mengatkan, salah satu faidahnya adalah tidak masalah Ketika
orang yang lebih mulia mengambil manfaat/ilmu dari orang
yang dibawahnya secara kemuliaan.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab Alim/Guru dengan dirinya
12. menyibukkan diri dengan menulis (buku) apabila
mempunyai keahlian
Menyibukkan diri dengan menulis kitab, tetapi harus
disertai dengan kesempurnaan kualitas, kesempurnaan
keahlian, sesungguhnya dia melihat hakikat seni, dan
perincian ilmu, kare butuhnya dia untuk banyak
memeriksa dan menganalisa, menggali dan mengecek.
Khatib al Baghdadi: menulis akan menguatkan hafalan,
mencerdaskan hati, mengasah tabiat, meperbagus
penjelasan, mendapatkan kenangan yang indah dan
besarnya pahala, dan mengekalkannya sampai akhir
masa.
Adapun orang yang yang tidak memiliki keahlian dalam hal itu
(suatu bidang ilmu) maka berhak mendapat pengingkaran;
karena hal itu mengandung kebodohan dan bisa menyesatkan
bagi orang yang menerima hasil tulisannya, dan juga hal itu
menyia-nyiakan waktu dirinya untuk hal yang dia tidak
mengetahuinya, dan malah dia meninggalkan hal yang dia
mempunyai kemampuan didalamnya.
Adab seorang alim di dalam
pelajarannya
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya

1. Mempersiapkan diri untuk 9. Bermu’amalah dengan baik ke murid,


mengajar dan niat untuknya dan memperhatikan maslahat murid untuk
2. Adab saat keluar dari rumah pemilihan waktu
sampai ke tempat mengajar. 10. Bermu’amalah dengan baik ke murid,
3. Bagaimana cara duduk syaikh dan memperhatikan maslahat murid untuk
di majlis pengajaran pemilihan waktu
4. Memulai dengan bacaan Al 11. Adab menutup pelajaran
Qur’an dan berdoa. 12. Tidak tampil untuk pelajaran yang dia
5. Hal yang perlu diperhatikan tidak mempunyai kemampuan di
oleh pengajar terkait dalamnya.
pelajaran
6. Adab bicara saat di majelis
penyampaian
7. Menjaga majelis dari ketidak
teraturan dan perdebatan
8. Menegur murid yang
melakuran pelanggaran adab
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
1. Mempersiapkan diri untuk mengajar dan niat untuknya

1. Apabila hendak duduk di majlis pengajaran, maka hendaklah


bersuci dari hadats dan kotoran, membersihkan diri dan
memakai wewangian, dan memakai baju terbaiknya yang ada
di masanya, dengan niat memuliakan ilmu dan mengagungkan
syariat.

Dulu Imam malik apabila ada orang yang mendatanginya untuk


belajar hadits, beliau mandi dan merapikan dirinya dan
memakai wangian, memakai baju barunya, meletakkan
selendangnya di kepalanya, kemudian duduk di atas mimbar,
dan senantiasa dibakarkan bukhur (‘ud) sampai selesai. Dan
beliau mengatakan: aku suka untuk memuliakan hadits
Rasulullah”. Kemudian shalat dua rakaat istikhorah apabila
tidak sedang waktu karohah (waktu dilarang untuk shalat).
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
2. Adab saat keluar dari rumah
sampai ke tempat mengajar.

2. Apabila keluar dari rumahnya berdo’a dengan do’a yang diajarkan oleh Rasulullah:
….
…..
Dan mendawamkan dzikir saat perjalanan menuju majelis. Apabila telah sampai maka
mengucapkan salam kepada yang tealh hadir, sholat dua rakaat apabila tidak dalam
waktu karohah, dan lebih dianjurkan lagi apabila majelis ilmunya di masjid. Hal yang dilarang saat
Kemudian berdoa kepada Allah meminta taufik, pertolongan, penjagaan, dan duduk mengajar
menghadap kiblat –jika memungkinkan- dengan wibawa dan tenang dan tawadhu’
dan khusyu’ dan bersilah atau selainnya yang tidak makruh untuk jenis duduk.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
3. Bagaimana cara duduk syaikh di majlis pengajaran

Duduk dalam keadaan Nampak oleh semua yang hadir, dan


menghormati orang-orang yang mulia dengan ilmu, umur,
kebaikan, kemuliaan, dan meninggikan mereka sesuai dengan
urutan imam sholat.

Dan berlemah lembut kepada yang lainnya, dan memuliakan


mereka dengan mengucapkan salam dan wajah berseri dan
penghormatan yang lebih, dan tidak di makruhkan berdiri
untuk pembesar agama islam sebagai bentuk penghormatan.

Menoleh ke hadirin dengan niat tertuju seukuran hajat, dan


menghususkan kepada orang yang sedang diajak berbicara,
atau bertanya dengan memberikan pandangan yang lebih;
dan menghadapnya; meskipun dia kecil atau jabatannya
rendah, karena kalau meninggalkan hal itu termasuk
perbuatan orang angkuh dan sombong.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
4. Memulai dengan bacaan Al Qur’an dan berdoa.
Ketika permulaan sebuah pembahasan dan pengajaran dengan
qira’atul sesuatu dari qur’an, sebagai bentuk berharap
keberkahan, dan kebaikan sebagimana adatnya, dan apabila
disyaratkan disebuah madrasah maka mengikuti syarat
tersebut.
Dan berdoa setelah bacaan quran untuk dirinya dan seluruh
yang hadir dan umat islam secara umum.

Kemudian berta’awudz, mengucapkan bismillah, bertahmid


kepada Allah, bersholawat kepada Rasulullah dan keluarganya
serta sahabatnya, meminta keridhoan kepada Allah untuk para
imam muslimin dan syaikh-syaikhnya, dan berdo’a untuk
dirinya, dan hadirin dan para ayah ibumereka semua, juga
untuk orang yang mewakafkan tempatnya apabila di dalam
sebuah madrasah atau semisalnya, sebagai bentuk balasan atas
amalnya, dan bentuk keberhasilan niatnya dalam berwakaf.

Urutan berdo’a, apakah bagi dirinya dulu atau ke


hadhirin dulu.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
5. Hal yang perlu diperhatikan oleh pengajar terkait pelajaran
Apabila mata pelajarannya banyak, maka mendahulukan yang
paling mulia dan paling utama dan seterusnya berurutan;
pertama tafsir al qur’an, hadits, usuluddin, usul fiqih, madzhab,
khilaf atau nahwu atau jidal (debat).

Dan Sebagian ulama’ menutup pelajaran mereka dengan


pelajaran tazkitun nafs yang memberikan faidah agar para
hadirin/murid membersihkan batinnya, dan semisalnya seprti
mauidhoh, kelembutan, zuhud, sabar. Dan apabila di dalam
sekolahan itu ada pelajaran yang disyaratkan oleh pewakaf maka
mengikuti syarat tersebut.

Memperhatikan
tempat menutup
pelajran, dan
kadarnya.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
6. Adab bicara saat di majelis penyampaian

Tidak meninggikan suaranya melebihi yang dibutuhkan, juga


tidak merendahkan suaranya yang menjadikan hadirin tidak
mendapatkan faidah yang sempurna. Dala, kitab Al Jami’
Rausulullah bersabda: sesungguhnya Allah mencintai suara
yang rendan dan membenci suara yang keras.

Dan apabila telah selesai dari satu permasalahan atau bab,


maka diam sebentar sehingga hadirin/murid yang punya
pertanyaan bisa menyampaikannya, karena perkataan
guru/alim tidak booleh dipotong, jadi apabila tidak diam
sejenak bisa mngakibatkatkan terlewatnya sebah faidah.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
7. Menjaga majelis dari ketidak teraturan dan perdebatan
Menjaga majelisnya dari laghat (ketidak teraturan
pembahasan), karena kerancauan pemahaman dibawah laghat.
Dan dari suara yang meninggi, dan perbedaan sisi pembahasan.

Rabi berkata: dahulu Imam Syafii apabila didebat oleh


seseorang dalam suatu masalah kemudian tiba-tiba berpindah
ke permasalah lainnya, beliau berkata: “ kita selesaikan
permasalahn ini kemudian baru berpindah ke permasalahan
yang kamu ingin”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
8. Menegur murid yang melakuran pelanggaran adab
Menegur siapapun yang melakukan pelanggaran di
pembahasannya, atau nampat ketergelinciran dalam
pembahasannya, atau buruk adabnya, atau tidak mau adil
setelah Nampak kebenaran, atau banyak suara tanpa faidah,
attau buruk adab kepada teman lainnya yang hadir atau yang
ghaib, atau mengangkat dirinya atas orang lain yang lebih
berhak darinya, atau tidur, atau berbicara dengan temannya,
atau tertawa, atau mengejek temannya, atau melakukan
sesuatu yang menghilangkan adab mencari ilmu saat di
halaqah, dan ini dengan syarat tidak menimbulkan mafsadat
yang berkembang darinya.

Memiliki perwakilan cerdas


yang mengatur dan
menertibkan adab.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
9. Menjaga sifat insaf (adil) saat mebahas pelajaran, dan
mengatakan “laa a’lam (aku tidak tahu)” apabila ada hal yang
tidak tahu
Selalu berlaku insaf (adil) di pembahasannya dan
penyampaiannya, dan mendengarkan pertanyaan muridnya
dengan menghadapkan wajahnya – meskipun dia masih kecil-
dan tidak menutup pendengarannya sehingga dia diharamkan
dari faidah.

Perkataan “tidak tau”


tidak menurunkan
kehormatannya.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
10. Bermu’amalah dengan baik ke murid, dan memperhatikan
maslahat murid untuk pemilihan waktu
Menampakkan rasa cinta untuk orang asing yang datang ke
majelisnya, menampakkan keceriaan kepadanya agar senang
hatinya, karena orang yang baru datang ada keterkejutan, dan
jangan banyak menoleh dan memandangnya, karena itu akan
membuatnya malu.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
11. Adab menutup pelajaran
Sebuah kebiasaan para pengajar-pengajar ketika diakhir
pelajarannya mengucapkan: “wallahu A’lam”.

Dan juga seharusnya seorang pengajar mulai pelajarannya


dengan membaca “basmalah” agar dia memulai dan menutup
pelajarannya dengan mengingat Allah.

Dan diutamakan untuk mudarris (guru) untuk diam sejenak


ditempatnya setelah selesai pelajaran, karena di dalamnya ada
faidah-faidah dan adb-adab untuk para murid.
a. Tidak ikut berdesak-desakkan dengan mereka (murid)
b. Apabila ada di hati salah satu murid sisa pertanyaan yang
belum ditanyakan
c. Tidak menunggang kendaraan diantara mereka apabila dia
berkendara.
d. Dan disunnahkan Ketika menutup majelis dengan do’a “
subhanakallahumma wabihamdika, la Ilaaha illa Anta,
astagfiruka wa atubu ilaihi”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab seorang alim di dalam pelajarannya
12. Tidak tampil untuk pelajaran yang dia tidak mempunyai
kemampuan di dalamnya.

Tidak terjun mengajar apabila dia tidak memiliki keahlian di


dalamnya, dan tidak menyebutkan pelajaran yang dia tidak tau
ilmunya, baik pewakaf mensyaratkan hal itu atau tidak; karena
hal itu termasuk bermain-main dalam agama, dan perbuatan
peremehan antara manusia. Rasulullah bersabda: orang yang
pura-pura berpenampilan dengan sesuatu yang tidak diberikan
kepadanya, seperti orang yang memakai dua kain kebohongan.

As syibilly mengatakan: “siapa yang muncul sebelum waktunya,


maka dia telah menuju ke jatuhannya”.

Abu Hanifah berkata: siapa yang meminta kepemimpinan


sebelum waktunya, maka dia senantiasa dalam kehinaan di sisa
hidupnya”.
Adab guru dengan muridnya
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
1. Ikhlas dalam niatnya, dan 7. Menguji murid untuk materi yang
menjadikan tujuannya adalah telah disampaikan
menghidupkan syariah 8. Meminta murid untuk
2. Tidak menghalangi untuk menyampaikan ulang pelajaran
mengajar hanya karena yang sudah lampau
muridnya tidak ikhlas 9. Tidak memberikan beban
3. Memotivasi murid untuk (pelajaran) ke murid di atas
belajar, dan zuhud kepada kemampuannya.
dunia 10. Tidak lebih memuliakan satu
4. Mencintai sesuatu untuk diantara lainnya tanpa ada sebab
murid, sebagaimana dia 11. Mengawasi keadaan dan akhlak
mencintai untuk dirinya, dan murid, dan bagaimana cara
perhatian untuk maslahat menta’dibnya.
mereka, dan menasehati 12. Mengawasi keadaan dan akhlak
dengan dengan ramah murid, dan bagaimana cara
5. Ramah dalam mengajar menta’dibnya.
6. Berusaha untuk 13. Berusaha ikut menyelesaikan
memahamkan murid dan maslahat murid
menyebutkan cara mensyarh 14. tawadhu’ kepada murid dan
memuliakan mereka
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
1. Ikhlas dalam niatnya, dan menjadikan tujuannya adalah menghidupkan syariah
Meniatkan Ketika mendidik dan mengajar mereka adalah
karena Allah Ta’ala, dan menyebarkan ilmu dan menghidupkan
syariat, dan selalu agar kebenaran yang Nampak, dan
tenggelamnya ynag batil, dan agar umat selalu dalam keadaan
baik karena banyak ulamanya, dan niat untuk mendapatkan
pahala mereka, dan medapatkan pahala sampai kepada siapa
ilmu tersebut sampai, dan keberkahan do’a mereka untuknya
dan permintaan kerahmatan untuk mereka, dan masuknya
dirinya diantara silsilah ilmu antara dirinya dan mereka, dan
masuknnya dirinya kedalam bagian penyampai wahyu Allah dan
hukum-hukumnya, karena susungguhnya mengajari ilmu adalah
termasuk urusan agama yang paling penting dan paling mulia
dalam derajat orang-orang beriman.

Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah dan para malaikatnya


dan penduduk langit dan bumi, sampai semut yang ada di
lubangnya mereka bershalawat (mendoakan) untuk para
pengajar kebaikan.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
2. Tidak menghalangi untuk mengajar hanya karena muridnya tidak ikhlas

Tidak menghalangi dirinya untuk mengajar hanya karena tidak


ada keikhlasan niat murid Ketika memulai belajar, karena niat
yang baik sangat mungkin akan muncul sendiri dengan
keberkahan ilmu.

Sebgaian salaf mengatakan: kami belajar ilmu dengan niat


bukan karena Allah, tapi ilmu itu enggan untuk dipelajari
kecuali karena Allah”.

Maknanya adalah maka berakibat pada perubahan niatnya


hanya karena Allah, karena keikhlasan niat kalua disyaratkan
diawal pembelajaran pemula yang disertai dengan kesukaran
kebanyakan mereka untuk bisa belajar, akan menjadikan
banyak terbengkalainya ilmu dari banyak manusia, tetapi
seorang syaikh senantiasa memotivasi pemeblajar pemula
untuk mengikhlaskan niat.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
3. Memotivasi murid untuk belajar, dan zuhud kepada dunia
Menjadikan mereak cinta ilum dan belajar di kebanyakan waktunya, dengan
menyebutkan apa yang Allah persiapkan untuk ulama’ dengan derajat-
derajat yang mulia, dan mereka adalah pewaris para nabi, dan diatas
mimbar-mibar cahaya yang mebuat para syuhada’ dan anbiya’ iri, dan
lainnya yang menunjukkan keutamaan ilmu dan ulama’.

Dan dengan itu juga memotivasinya dengan tangga-tangga yang bisa


menyampaikan tercapainya ilmu dan pengetahuan, yaitu dari sedikitnya
kekayaan dan hanya dengan ukuran kecukupan untuk kehidupan dunia, dan
qana’ah dari menyibukkan hatinya tergantung/terikat dengan dunia yang
menjadikan fikirannya tersibukkan dengan dunia dan tidak focus untuk ilmu.

Karena apabila hati sudah terbebaskan dari tamak dan rakus kepada dunia
dan tidak merasa sedih karena tidak memounyainya: itu bisa lebih
menjadikan hati kokoh, nyaman kesendiriannya, mulai untuk jiwanya, dan
tinggi kedudukannya, dan lebih sedikit orang yang hasad kepada dirinya, dan
sangat cocok untuk menjaga ilmu danmenambahnya. Maka dari itu sedikit
yang bisa mendapatkan ilmu banyak kecualia yang dalam permulaan
pencarian ilmunya diatas keadaan yang aku sebutkan dari kefakiran, dan
qona’ah, berpaling dari tujuan dunia dan kemewahannya yang fana.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
4. Mencintai sesuatu untuk murid, sebagaimana dia mencintai untuk
dirinya, dan perhatian untuk maslahat mereka, dan menasehati
dengan dengan ramah
Mencintai sesuatu untuk muridnya
sebagaimana dia mencintai untuk
dirinya, sdan membenci sesuatu
atasnya sebagaimana dia
membencinya.
Ibnu Abbas berkata: orang yang
paling mulia bagiku adalah teman
dudukku yang melewati leher-leher
untuk menemuiku, seandainya aku
mampu menahan seekor lalat tidak
hinggap pada sungguh aku lakukan”.
Dirwayat lain “sesungguhnya saat
ada lalat yang hinggap padanya, itu
membuatkku sakit”.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
5. Ramah dalam mengajar

Hendak bermurah hati, dengan


menyampaikan pelajaran secara
mudah, dan meringankan untuk
memahamkan, lebih lagi apabila
sang murid berhak mendapatkan
hal tersebut karena adabnya yang
baik dan semngatnya belajar.

Memotivasinya untuk mencatat


faidah-faidah dan menghafal tiada
taranya (khusus). Dan tidak
menutup-nutupi ilmu darinya yang
dia tanyakan apabila mampu
menjawabnya, dan tidak
menyampaikan yang tidak dia
ketahui.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
6. Berusaha untuk memahamkan murid dan menyebutkan cara
mensyarh

Semangat untuk selalu mengajarkannya dan memahamkannya,


dengan mencurahkan kemampuannya dan mendekatkan
makna untuknya, tanpa berbanyak-banyak yang tidak mampu
ditampung akalnya, atau meluaskannya sehingga tidak mampu
utnuk menulis dan menghafalnya, dan menjelaskan dengan
ibarat lain bagi yang tidak mamu memahaminya, dan
melakukan pengulangan penjelasan untuknya.
Tidak mengapa menyembutkan hal yang
biasanya malu kalau disebutkan, apabila
diperlukan dan hanya dengan itu bisa
memahamkan.
Tidak menyebutkan nama
murid secara langsung apabila
ditakutkan akan membuat
murid itu malu, tapi dengan
kunyah.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
7. Menguji murid untuk materi yang telah disampaikan
Apabila sudah selesai pelajaran maka tidak mengapa seorang
syaikh melemparkan pertanyaan ke murid berkaitan dengan
pembahasan, menguji pemahamannya dan menguatkannya atas
apa yang telah dijelaskan, siapa yang Nampak pemahaman
darinya dengan jawaban yang selalu benar maka diucapkan
terimakasih untuknya, dan siapa yang belum paham maka
dengan kelapangannya mengulangi penjelasan.

Tidak memberikan pertanyaan


“apakah sudah faham?” apabila
ditakutkan mereka bilang “sudah” tapi
ternyatabelum faham

Menyuruh murid untuk saling


berdiskusi antar sesama murid
setelah selesai kalas.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
8. Meminta murid untuk menyampaikan ulang pelajaran yang sudah
lampau utnuk menguatkan pemahaman, dan memberikan motivasi
lebih yang benar, dan menasehati yang salah.
Meminta ke murid untuk mengulang hafalannya di Sebagian
waktu, dan menguji ingatannya tentang kaidah-kaidah penting
dan masalah-masalh asing, dan menguji dengan permasalah
yang dibangun dengan usul atau dalil yang dia ingat.
Yang dia melihatnya jawabannya benar maka diperbolehkan
mengucapkan terimakasih dan memujinya diatara teman-
temannya apabila tidak ditakutkan muncul sifat ujub dari
dirinya; agar menjdikan semakin semangat untuk belajar dan
menambah ilmunya.

Dan yang melakukan kelalaian maka tidak mengapa


menegurnya apabila hal itu tidak membuatnya malah lari dari
tempat belajar, dan memotivasinya agar memiliki tekat yang
kuat dan berusaha ikut mendapatkan posisi untuk mencari
ilmu, apalagi jika anak tersebut adalah jenis anak yang
bertambah semangatnya jika ditegur, dan dipuji.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
9. Tidak memberikan beban (pelajaran) ke murid di atas
kemampuannya.
apabila seoarang pelajar yang belajar melebihi kemapuannya
dirinya, dan syaikh takut atas kondisi dirinya, maka syaikh
menegurnya; mewasiatkan agar berlemah lembut dengan
dirinya. Dan menyebutkan sabda Nabi: “sesungguhnya orang
yang telah hilang kekuatannya itu, tiada bisa memutus bumi,
dan tiada pula kendaraanya.”
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
10. Menyebutkan kaidah-kaidah penting, dan masalah yang asing.
Menyebutkan kaidah-kaidah
dalam sebuah cabang ilmu
yang tidak cacat.

Dan menyebutkan
sesuatu yang tidak patut
tidak tau

Dan berhati-hati agar tidak


mempercepat materi
dikarenakan ada Sebagian murid
yang lebih cepat dan lebih banyak
pemafahaman.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
11. Tidak lebih memuliakan satu diantara lainnya tanpa ada sebab
Tidak menampakkan di depan murid melebihkan untuk satu
murid daripada murid lain dalam hal cinta dan perhatian yang
mereka sama dalam sifat; umur atau kebaikan, atau
keberhasilan ilmu, atau agama, karena hal itu mungin bisa
menyebabkan kerenggangan dalam hati.

Dan apabila salah satu diantara mereka ada yang lebih unggul
dalam keberhasilan ilmu, atau lebih bersemangat, dan lebih
bagus adabnya, maka menampakkan pemuliaan yang lebih
tetapi disebutkan sebab kenapa dia mendapat pemuliaan ini,
karena hal itu akan memjadikan semangat dan menyebarkan
sifat tersebut.

Dan seharusnya menampakkan cinta untuk yang hadir, dan


menyebut yang tidak hadir dengan baik dan pujian yang baik,
dan menanyakan tentang nama mereka, nasabnya, negerinya
dan komdisinya, dan banyak berdoa untuk mereka.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
12. Mengawasi keadaan dan akhlak murid, dan bagaimana cara
menta’dibnya.
Memperhatikan keadaan murid di adab mereka, dan sifatnya, dan akhlaknya
secara batin maupun dhohir, dan siapa yang melakukan apa yang tidak
pantas; dari melakukan keharaman, atau yang makruh, atau yang
mengkibatkan kerusakan keadaan, atau tidak mau mengerjakan tugas,
melakukan adab yang buruk kepada syaikh ataupun temannya, atau banyak
bicara tanpa ada arahan atau faidah, atau suka banyak bicara, atau bergaul
dengan yang tidak baik untuk bergaul dengannya, maka syaikh melarangnya
disaat murid yang melakukan hal tersebut hadir tanpa menyebutkan
langsung personalnya, dan jika dia tetap tidak berhenti maka
menasehatinya saat sendiri.

Dan murid yang cukup di arahkan dengan isyarat cukup dengan isyarat, dan
jika dengan isyarat tidak sadar baru dengan ucapan yang jelas, dan
menggunakan perkataan tergas jika mengharuskan itu, agar bisa mengambil
pelajaran dan adab.
Dan secara umum, agar mengajari mereka kemaslahatan agama
mereka untuk berhubungan deng Allah, sebagaimana mengajari
mereka kemaslahatan dunia untuk bermuamalah dengan manusia,
agar sempurna kebaikan dua keadaannya (dunia dan akhirat)
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
13. Berusaha ikut menyelesaikan maslahat murid

Ikut menyelesaikan kemaslahatan murid, dan mengambil


hati mereka dan membantu mereka, dengan apa yang
dia mampu dari diri dan harta, disaat mapu melakukan
itu karena dengan itu bisa menyelamatkan agamanya
dan tidak memudhorotkannya, karena sesungguhnya
Allah selalu menolong hambanya selama hamba
tersebut menolong saudaranya. Dan siapa yang
membantu hajat saudaranya maka Allah akan
menyelesaikan hajatnya. Siapa yang memudahkan orang
yang sedang kesulitan maka Allah akan memudahkan
hisabnya di hari kiamat, apalagi jika hal ini dalam hal
pencari ilmu yang itu adalah qurbah yang paling afdhol.

Dan seandainya hanya ada satu murid tapi ilmunya,


akhlaknya sifatnya, amalnya bermanfaat untuk
manusia maka itu cukup baginya di sisi Allah.
‫تذكرة السامع و المتكلم‬
Adab guru dengan muridnya
14. tawadhu’ kepada murid dan memuliakan mereka

tawadhu’ dengan murid, dan setiap


orang yang bertanya dan meminta
nasehat, apabila dia melaksanakan
kewajibannya atas hak-hak Allah,
dan hendaknya menghormatinya,
dan emlembutkan perangainya.
Allah berfifaman: dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang
beriman yang mengikutimu.

Wasiat Rasulullah kepada Abu


Said Al Khudzri terkait murid.

Adab ulama’ kepada murid


mereka.
‫والله أعلم بالصواب‬

Rejoyo Santosa, B. Sh
Peneliti Baitul Hikmah Nusantara
rejoysengary@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai