id
Volume 16, No 2, Desember 2020, Hal. 101-111 P-ISSN 1858-0696
DOI: 10.26753/jikk.v16i2.482 E-ISSN 2598-9855
Abstract
101
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
102
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
dan informasi, pembelajaran, penilaian, dan mengeluh sesak nafas, mual, muntah, dan
emosi [6][7][8]. bengkak pada ke-2 kakinya, dan didiagnosa
Dalam pengelolaan pasien PGK, PGK serta harus menjalani terapi
kepatuhan terhadap jadual terapi hemodialisis 2x/minggu. Berikut ini adalah
hemodialisis, manajemen diet dan penerapan proses keperawatan berdasarkan
pembatasan cairan, serta manajemen Model Adaptasi Roy :
psikososial sangatlah penting. a. Kelebihan volume cairan
Ketidakpatuhan terhadap manajemen PGK Perubahan status kesehatan akibat
ini dapat menyebabkan kematian karena penurunan fungsi ginjal merupakan
penumpukan racun sisa metabolisme di stimulus fokal yang menyebabkan
dalam tubuh, penumpukan cairan di paru, timbulnya masalah kelebihan volume
anemia, serta stress dan depresi cairan pada Tn. A. Pasien mempunyai
berkepanjangan yang dapat mempengaruhi perilaku inefektif pada mode fisiologis
kualitas hidup pasien. Untuk itu peran berupa edema, perubahan volume dan
tenaga kesehatan sangat penting dalam karakteristik urin, sesak nafas, dan
rangka membantu menyiapkan pasien PGK peningkatan tekanan darah 160/100 mmHg.
beradaptasi dengan status kesehatannya, Pada mode konsep diri klien menunjukkan
salah satunya dengan mengaplikasikan perilaku maladaptif berupa gangguan body
Model Adaptasi Roy dalam asuhan image terkait dengan adanya perubahan
keperawatan pada pasien PGK. Tujuan dari fisik akibat adanya edema. Sedangkan
penelitian ini adalah memberikan gambaran perilaku maladaptif pada mode fungsi peran
penerapan Model Adaptasi Roy sebagai ditunjukkan dengan kecemasan terhadap
framework dalam proses asuhan kondisi saat ini yang menyebabkan klien
keperawatan pada pasien dengan penyakit tidak dapat menyelesaikan kuliahnya.
ginjal kronis untuk membantu klien Penurunan fungsi ginjal diketahui dari hasil
beradaptasi dengan masalah yang timbul pemeriksaan CCT yaitu 0,89 ml/menit
karena penyakitnya. (normal 82-140) dan kesimpulan
pemeriksaan USG ginjal yang
menunjukkan adanya chronic parenchimal
METODE PENELITIAN
renal disease bilateral dengan GFR < 15 %.
Metode yang digunakan adalah Hal ini menyebabkan penurunan
studi kasus pada pasien PGK melalui kemampuan ginjal untuk melakukan proses
wawancara, observasi, dan dokumentasi filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi sehingga
tidak dapat mempertahankan
medis dari rumah sakit. Asuhan
keseimbangan cairan tubuh, yang
keperawatan yang diberikan pada pasien dimanifestasikan dengan penurunan jumlah
tersebut mengikuti proses keperawatan output dan karakteristik urin dan akumulasi
dalam Model Adaptasi Roy yang meliputi 6 cairan di dalam tubuh [9];[10].
proses yang meliputi pengkajian perilaku Klien mengalami perubahan
(mode fisiologis, konsep diri, fungsi peran, karakteristik urin menjadi keruh karena
dan interdependensi), pengkajian stimulus, banyak mengandung leukosit, eritrosit,
silinder dan sel epitel. Adanya proteinuri
menentukan diagnosa keperawatan,
(protein +2) dan hematuri (darah +3)
menentukan tujuan, intervensi, dan menunjukkan adanya kebocoran protein
evaluasi. yang dapat menyebabkan hipoalbuminemia
(kadar albumin 2,13 g/dL (normal 3,4 -
4,8). Hipoalbuminemia akan menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN penurunan tekanan osmotik plasma yang
Tn. A, usia 24 tahun, mahasiswa memungkinkan terjadinya perpindahan
semester akhir di sebuah Universitas swasta cairan intravaskuler ke intersisial.
103
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
104
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
105
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
ditunjukkan dengan penurunan edema dan klien dapat menunjukkan perilaku adaptif
tekanan darah. Pemberian obat seperti penurunan kadar ureum dan
antihipertensi yang lain adalah Valsartan kreatinin, berkurangnya akumulasi cairan
tablet 1x80 mg yang merupakan jenis obat tubuh, berkurangnya edema pulmo, dan
ARB (Angiotensin Receptor Blocker). Hasil kestabilan tanda-tanda vital.
penelitian Shiga Mikroalbuminuria Intervensi keperawatan untuk
Reduction Trial (SMART) yang mengukur meningkatkan adaptasi klien melalui
efek ARB pada pasien hipertensi dengan aktivitas kognator adalah dengan
mikroalbuminuria terbukti menurunkan manajemen edukasi pada klien dan
tekanan darah dan albuminuria. Lasix keluarga. Intervensi tersebut diharapkan
injeksi 1x40 mg IV diberikan untuk dapat memunculkan perilaku adaptif yang
mengurangi penimbunan cairan dan ditunjukkan dengan adanya kesadaran diri
natrium. klien tentang pentingnya manajemen cairan
Manajemen terapi pengganti ginjal dan kepatuhan dalam menjalani program
sangat penting untuk meningkatkan pembatasan intake cairan sehari-hari. Klien
adaptasi klien, karena hemodialisis dan keluarga dapat meningkatkan
merupakan terapi yang harus dijalani oleh kemampuannya dalam memonitor
klien untuk menggantikan fungsi ginjal keseimbangan cairannya melalui
yang sudah mengalami kerusakan. pencatatan intake dan output harian
Hemodialisis merupakan terapi pengganti sehingga dapat menghitung kebutuhan
ginjal dengan menggunakan selaput cairan harian secara mandiri. Klien
membran semi permeabel (dialiser), yang diajarkan untuk dapat meningkatkan
berfungsi seperti nefron sehingga dapat kemampuannya dalam mengidentifikasi
mengeluarkan produk sisa metabolisme dan faktor rasa haus yang dapat menghambat
mengoreksi gangguan keseimbangan cairan keberhasilan program pembatasan cairan.
dan elektrolit pada pasien gagal ginjal. Manajemen rasa haus dapat dilakukan oleh
Klien diindikasikan untuk menjalani klien melalui beberapa intervensi seperti
hemodialisis rutin berdasarkan hasil pengaturan interval air minum, mengulum
Konsensus Dialisis Pernefri yang kepingan es batu, pengaturan suhu air
menyebutkan bahwa indikasi dilakukan minum, menghisap permen karet yang
tindakan dialisis adalah pasien gagal ginjal mengandung xilytol, berkumur dengan air
dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) biasa, dan penggunaan larutan sodium
<15 mL. Pada LFG <5 mL/menit, fungsi bikarbonat sebagai obat kumur.
ekskresi ginjal sudah minimal sehingga
mengakibatkan akumulasi zat toksik dalam Masalah kelebihan volume cairan pada
darah dan komplikasi yang membahayakan Tn. A memberikan efek terhadap mode
bila tidak dilakukan tindakan dialisis adaptif yang lain yaitu konsep diri dan
segera. fungsi peran. Kondisi fisik seperti edema,
Tn. A menjalani hemodialisis rutin sesak nafas mengakibatkan keterbatasan
dengan durasi 5 jam dan frekuensi 2 kali klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-
seminggu. Hal tersebut sesuai dengan hari sehingga memerlukan bantuan perawat
Konsensus Dialisis Pernefri yang dan keluarga. Sedangkan secara psikologis,
menyatakan bahwa adekuasi hemodialisis kondisi edema membuat klien merasa
dapat dicapai dengan jumlah dosis cemas dan mengalami gangguan body
hemodialisis 10-15 jam perminggu. Klien image, serta gangguan fungsi peran sebagai
juga diadaptasikan dengan rencana mahasiswa yang tertunda kelulusannya
pemasangan double lumen untuk karena kondisi saat ini membuat klien tidak
memudahkan proses dialisis. Terapi dapat mengikuti praktik lapangan dan
hemodialisis merupakan intervensi untuk menyelesaikan skripsi. Keadaan klien saat
meningkatkan aktivitas regulator sehingga ini sangat mempengaruhi integritas dalam
106
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
dirinya, sehingga membutuhkan intervensi adalah dengan cara pengaturan pola hidup
yang tepat dan dukungan keluarga yang sehat, diet yang seimbang, dan nutrisi yang
adekuat untuk meningkatkan kembali baik [5]. Dalam keadaan normal, ginjal
integritas diri klien. mengeluarkan sampah metabolisme
(seperti urea, kreatinin, dan asam urat)
Intervensi keperawatan untuk melalui urin. Penurunan fungsi ginjal pada
meningkatkan perilaku adaptif klien CKD menyebabkan tubulus renalis tidak
dilakukan dengan melakukan pendekatan dapat berfungsi optimal sehingga terjadi
dan komunikasi terapeutik dengan penimbunan sampah metabolisme di dalam
mendengarkan keluhan klien dan darah yang menyebabkan mual, muntah,
berdiskusi untuk menemukan mekanisme sakit kepala, letargi, dan anoreksia.
koping yang adaptif. Penjelasan tentang Peningkatan ureum dan kreatinin
mekanisme kelebihan cairan dan akibat penurunan fungsi ginjal pada Tn. A
penanganannya, menunjukkan aspek positif memunculkan perilaku inefektif pada mode
dari penampilan dan bukti penurunan fisiologi nutrisi yang dimanifestasikan
edema dan menjelaskan gejala edema akan dengan keluhan nausea, vomitus, dan
hilang setelah pengobatan, melibatkan klien anoreksia yang ditunjang dengan hasil
dalam setiap intervensi yang dilakukan, pemeriksaan laboratorium Hb 5,4 g/dl
melibatkan keluarga, teman, dosen klien (normal 13-16), albumin 2,13 g/dl (normal
untuk memberikan dukungan, akan 3.4-4.8), protein total 4,0 g/dl (normal 6,4-
meningkatkan adaptasi klien pada semua 8,7), ureum darah 249 mg/dl (normal <50),
mode adaptif. Modifikasi lingkungan juga dan kreatinin darah 16.1 mg/dl (normal 0.8-
merupakan bagian dari intervensi 1.3). Penurunan protein total dan albumin
keperawatan untuk meningkatkan adaptasi (hipoalbuminemia) terjadi akibat
klien. Ruang perawatan yang nyaman, kehilangan protein melalui urin akibat dari
menyediakan minuman di meja sesuai peningkatan permeabilitas ginjal terhadap
dengan jumlah yang diperbolehkan, protein. Hal tersebut dapat menyebabkan
sehingga pengontrolan intake cairan lebih intake nutrisi menjadi tidak adekuat
mudah dan klien dapat melakukan sehingga menimbulkan masalah gangguan
pengaturan interval minum sesuai dengan nutrisi. Pasien CKD akan mengalami
kebutuhan. anemia yang terjadi akibat adanya defek
eritropoesis, memendeknya umur eritrosit,
Hasil evaluasi kondisi klien terhadap
dan defisiensi nutrisi seperti zat besi, asam
masalah kelebihan cairan ini menunjukkan
folat dan vitamin B12. Defek eritropoesis
bahwa klien telah mempunyai kemampuan
terjadi karena menurunnya produksi
koping yang efektif meski belum optimal
eritropoetin akibat kerusakan ginjal,
terhadap cairan dan elektrolit dan
perubahan afinitas hemoglobin tehadap
oksigenasi, ditunjukkan dengan perilaku
oksigen, dan adanya toksin uremik dalam
adaptif seperti edema berkurang, sesak
darah yang menghambat respon eritrosit
nafas berkurang, balance cairan belum
terhadap eritropoesis. Nilai Hb yang
tercapai sepenuhnya.
direkomendasikan oleh National Kidney
Foundation’s Kidney Disease Outcomes
b. Resiko tinggi perubahan nutrisi :
Quality Initiative adalah 11-12g/dL.
kurang dari kebutuhan tubuh
(Penurunan kadar Hb dan albumin pada
Menurut Roy, tubuh manusia memiliki
pasien hemodialisis menyebabkan
kemampuan adaptif pada mode nutrisi
penurunan level oksigen dan sediaan energi
melalui adanya proses metabolisme,
dalam tubuh, yang mengakibatkan
dimana nutrisi akan meningkatkan
terjadinya kelemahan dalam melakukan
kesehatan seseorang dan mencegah
rutinitas harian, penurunan kesehatan
seseorang jatuh pada kondisi sakit. Perilaku
psikologis dan sosial [1].
adaptif yang diperlukan untuk mencapainya
107
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
108
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
Makanan yang disediakan di meja adalah gangguan body image dan reaksi berduka
makanan yang diberikan oleh ahli gizi. terhadap penyakit kronik yang dideritanya.
Pasien juga tidak memakan makanan dari Setiap orang menggunakan mekanisme
luar rumah sakit, sehingga zat gizi yang koping yang berbeda dan memerlukan
masuk dapat terpantau dengan baik dan dukungan psikologis selama proses
tidak mempengaruhi dietnya. Hambatan berduka. Pada awalnya pasien merasa
yang ditemui di rumah sakit adalah denial (menolak) kenyataan bahwa dia
pemberian makanan kadang diberikan menderita PGK dan harus menjalani
tanpa penjelasan yang rinci sehingga klien hemodialisis seumur hidupnya. Proses
dan keluarga terkadang mengalami anger tidak ditampilkan dalam perilaku.
kebingungan. Oleh karena itu dalam pengelolaan pasien
gagal ginjal, terapi farmakologis dan
c. Kecemasan nonfarmakologis termasuk modifikasi gaya
Ansietas merupakan diagnosa hidup, pengelolaan stres dan kecemasan
keperawatan yang muncul pada model merupakan langkah awal yang harus
konsep diri. Mode konsep diri didominasi dilakukan. Dukungan keluarga akan
oleh rasa cemas sebagai perilaku inefektif, mempengaruhi kesehatan secara fisik dan
yang distimulasi oleh kurangnya psikologis, dimana dukungan keluarga
pengetahuan tentang penyakit dan tersebut dapat diberikan melalui dukungan
perawatannya. Mode fungsi peran emosional, informasi atau nasihat,
didominasi oleh perilaku tidak efektif dukungan dalam masalah finansial,
berupa gangguan peran diri sebagai dukungan untuk mengurangi tingkat
mahasiswa yang distimulasi oleh kondisi depresi dan ketakutan terhadap kematian
pasien yang harus dirawat di rumah sakit. serta pembatasan asupan cairan. Dukungan
Sedangkan perilaku inefektif pada mode keluarga juga dapat mempengaruhi
interdependensi ditunjukkan dengan kepuasan seseorang terhadap status
kecemasan akan biaya perawatan dan kesehatannya yang berhubungan dengan
hemodialisis yang harus ditanggung oleh tingkat kecemasan, persepsi mengenai efek
orang tuanya. Kegagalan fungsi organ pada dari penyakit atau tindakan pengobatan [1].
pasien PGK mengakibatkan perubahan Intervensi keperawatan untuk
fisik berupa ketidakmampuan melakukan meningkatkan aktivitas regulator dan
aktivitas seperti sediakala dan kognator klien adalah dengan membangun
ketergantungan terhadap orang lain akibat komunikasi dan hubungan saling percaya,
keterbatasan dan kelemahan fisik. sering berdiskusi dengan klien dan
Ketergantungan pasien terhadap mesin keluarga, mendorong klien dan keluarga
hemodialisis seumur hidup, perubahan untuk mengungkapkan perasaannya,
peran, kehilangan pekerjaan dan mendengarkan dengan penuh perhatian,
pendapatan merupakan stressor yang dapat memberikan informasi terkait dengan
menimbulkan gangguan konsep diri pada penatalaksanaan penyakitnya dan prosedur
pasien PGK. pengajuan jaminan jamkesda, melibatkan
Dampak sosial dari PGK yang keluarga untuk memberikan dukungan
dialami oleh pasien dapat dihubungkan moral, dan menawarkan bila klien ingin
dengan aspek fisik dan psikologis, sehingga berkonsultasi dengan rohaniawan atau
memerlukan proses adaptasi secara psikiater jika diperlukan.
bertahap. Ketegangan peran berupa Modifikasi lingkungan untuk
perubahan peran sehat sakit akibat meningkatkan adapatasi klien adalah
kegagalan fungsi ginjal dan perubahan dengan menempatkan klien satu ruangan
bentuk dan penampilan fisik merupakan dengan pasien yang mengalami masalah
stimulus yang dapat menyebabkan pasien yang sama, yaitu PGK dengan
berperilaku maladaptif. Pasien mengalami hemodialisis. Dengan demikian diharapkan
109
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
110
JIKK Volume 16, No 2, Desember 2020 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
111