Disusun Oleh:
Rianka Anindya Rahmadhita 1901015082
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAGIAN INTI
PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................1
GAGASAN.......................................................................................................2
A. Kondisi Terkini Pencetus Gagasan.................................................2
B. Solusi yang Pernah Diterapkan.......................................................4
C. Gagasan yang Ingin Dikembangkan...............................................4
D. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan...............................................5
E. Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan.......................6
KESIMPULAN.................................................................................................7
A. Gagasan yang yang Diajukan.........................................................7
B. Teknik Implementasi......................................................................7
C. Prediksi Hasil yang Diperoleh........................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................8
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan motorik anak adalah proses tumbuh kembang gerak anak.
Perkembangan motorik pada anak dapat di tandai dengan bertambahnya gerak
baru yg dilakukan oleh anak. Perkembangan motorik anak tidak sama satu
dengan yang lain, karena setiap anak memiliki kematangan saraf dan otot
masing-masing. Perkembangan otot dan tulang anak dapat membuat anak
semakin kuat dan lincah. Selain perkembangan otot dan tulang, otak juga
mempengaruhi perkembangan motorik anak, karena otaklah yang
mengkoordinasi tubuh untuk bergerak.
Usia normal anak ketika memasuki fase berjalan adalah antara 9 hingga
18 bulan. Pada rentang usia ini, anak setidaknya bisa berjalan merambat
menyusuri perabot rumah hingga mampu berjalan mandiri tanpa bantuan atau
berpegangan. Namun, ada juga anak yang belum menunjukkan kemampuan ini
meski sudah menginjak usia yang dijadikan patokan.
Jika perkembangannya terbukti lebih lambat daripada umumnya tanpa
bantuan di usianya yang sudah menginjak 18 bulan, ini mungkin bisa dikatakan
bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Hal ini menjadi
tidak biasa tapi masih dikatakan normal, namun juga bisa menandakan ada
sesuatu yang salah dalam perkembangan anak.
B. Tujuan
Tujuan dari gagasan tertulis ini diharapkan dapat menjadi informasi yang
berharga terhadap perkembangan motorik anak usia bayi, terutama orangtua
yang menghadapi masalah anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan motorik.
C. Manfaat
Manfaat yang didapat dari gagasan tertulis ini agar anak mampu
mengembangkan aspek motorik anak yang pantas untuk usia 18 bulan. Anak
pun dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian. Informasi ini tidak
hanya bermanfaat untuk orangtua saja, namun juga untuk masyarakat.
1
GAGASAN
Motorik Halus
Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dan
koordinasi antara mata dengan tangan. Beberapa contoh gerakan motorik
halus adalah meraih benda, menggenggam, dan memindahkannya dari tangan
yang satu ke tangan yang lain. Berikut tanda keterlambatan motorik halus:
1. Anak usia 0-3 Bulan
Tangannya tidak memiliki reflek untuk menggenggam jari Anda saat
jari tersebut didekatkan ke tangannya.
Belum dapat menggerakkan tangannya secara rileks dan
memainkannya.
Belum dapat menggenggam mainan meski hanya sebentar.
2
3. Anak usia 7-9 bulan
Belum dapat meremas makanan atau benda yang ada di tangannya.
Belum dapat memegang mainan dengan kedua tangan.
Belum dapat menunjuk atau menyentuh benda dengan jari telunjuk.
Belum dapat bertepuk tangan.
Motorik Kasar
Jika motorik halus dikaitkan dengan keterampilan dalam gerakan-gerakan
kecil, maka motorik kasar dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang besar. Hal ini
karena pergerakan motorik kasar melibatkan otot lengan, kaki, dan seluruh tubuhnya.
Bayi yang kemungkinan mengalami kerterlambatan perkembangan motorik
kasar biasanya belum bisa melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya sudah bisa
dilakukan oleh anak seusianya. berikut tanda keterlambatan perkembangan motorik
kasar anak sesuai usianya:
1. Anak usia 0-3 bulan
Tidak memiliki kemampuan untuk mengangkat kepalanya sendiri
dengan menggunakan otot lehernya.
Saat usia 3 bulan, bayi belum bisa mengangkat kepala dan dadanya
ketika sedang berbaring tengkurap.
3
B. Solusi Yang Pernah Diterapkan
1. Mengajak anak berjalan dengan menuntunnya
Jika anak terlambat berjalan, maka cara pertama yang bisa orangtua
lakukan adalah memegang kedua tangan anak dan menuntunnya berjalan.
Posisikan anak berdiri menghadap ke depan, kemudian pegang kedua
tangannya dari belakang, dan bantu anak untuk melangkah dengan pelan-
pelan. Cara ini bermanfaat untuk menguatkan otot dan melatih keseimbangan
tubuh anak untuk mulai berjalan.
4
Gerakan tersebut melibatkan otot-otot besar yang tentunya membutuhkan
banyak energi, begitu juga sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan oleh anak dengan
dasar kesenangan. Bermain aktif mempraktikkan gerakan berlari, melempar, dan
gerakan yang lain adalah gerakan yang dilakukan baik terlibat dalam permainan
dengan aturan maupun bermain bebas.
Seperti yang diungkapkan oleh Piaget dalam Slamet Suyanto (2005:119)
berbagai penelitian menunjukkan bahwa bermain memberikan ruang bebas
terhadap anak, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya.
Saat bermain, anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi
suatu keseimbangan, anak terlahir dengan kemampuan refleks, dan belajar
menggabungkan dua atau lebih gerak refleks, sehingga anak mampu mengontrol
gerakannya dan menjadi gerak terkoordinasi.
Selanjutnya, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan secara rutin, seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan
benda ke dalam lubang sesuai bentuknya dan sebagainya. Kemampuan motorik
halus setiap anak berbeda-beda, baik dalam hal kekuatan maupun ketepatannya.
Setiap anak bisa mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal
mendapatkan stimulasi tepat. Anak justru bisa menjadi bosan dan malas
mengembangkan kemampuan motorik halusnya jika ia kurang mendapatkan
rangsangan.
Hal ini berpengaruh pada kreatifitas anak. Contoh kreatifitas yang
dilakukan oleh anak usia 18 bulan adalah senang memalui proses mewarnai,
melukis dan mencetak tetapi tidak terlalu memikirkan hasilnya. Contoh lainnya
ia suka membuat coretan, tidak hanya di kertas tetapi juga dinding, rak, sofa, atau
bahakan di badan anak lainnya. saat di usia sekitar 2 tahun, sudah dapat membuat
garis vertikal dan kurva. Dengan meningkatnya motorik halus, maka semakin
meningkat pula perkembangan kreatifitas anak. Sebaliknya, jika motorik halus
pada anak semakin menurun, makan semakin menurun pula perkembangan
kreatifitas anak. Begitu juga dengan motorik kasar.
Aktivitas yang dilakukan anak, walaupun hanya sederhana, tidak akan
terus dilakukan jika orang tua tidak memuji anak tersebut. Jika anak tidak terus
melakukan aktifitas sederhana, maka perkembangan motorik pada anak tidak
akan meningkat. Sesederhana apapun pencapaian yang dilakukan oleh anak,
orangtua hendaknya memberi pujian dengan tulus, sebuah apresiasi akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jika anak mendapatkan kasih sayang yang
cukup dari orang tuanya, hal itu akan mengembangkan rasa percaya dirinya.
Orangtua juga tidak boleh bersikap overprotect pada anaknya, hal ini justru akan
membuat anak menjadi lemah dan selalu bergantun kepada orangtua. Sebaliknya
orangtua harus membuat anaknya mandiri dan memiliki rasa percaya diri.
5
Pertama, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila pertumbuhan dan perkembangan
anak tidak di bantu atau di dampingi oleh orangtua, maka akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan pada mereka, atau pertumbuhan dan
perkembangan tersebut menjadi lambat atau tidak maksimal. Karena anak sangat
membutuhkan bantuan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Kedua, jika masalah ini belum ada kemajuan, maka dokter merupakan
pihak yang penting dalam membantu anak meningkatkan perkembangan
motoriknya. Apalagi penyebab anak mengalami keterlambatan motorik adalah
memiliki gangguan saraf, anak menderita penyakit berat, gangguan sensori pada
tangan dan kakinya, dan lainnya.
6
7
KESIMPULAN
A. Gagasan yang Diajukan
Usia 9 hingga 18 bulan merupakan usia dimana anak sudah mampu
mengontrol gerakan otot besar dan otot kecil, serta keseimbangan koordinasi
anggota tubuh. Namun ada juga di usia ini anak belum bisa mengontrol
gerakan otot-otot nya dan keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, dengan
diajukannya gagasan ini, orangtua dapat menyadari perkembangan anak
sesuai usianya. Maka dengan orangtua lebih memahami tahap perkembangan
anak, orangtua bisa membantu anak menstimulasi otot-ototnya dengan sering
memberikan anak latihan yang berkaitan dengan sistem motorik.
B. Teknik Implementasi
1. Melakukan observasi tentang perkembangan motorik anak usia bayi serta
penyebab anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
2. Melakukan pemeriksaan kepada pihak yang terkait dalam hal ini. Dokter
sebagai pihak yang bertugas menyelesaikan semua masalah kesehatan
yang dihadapi orang.
3. Membantu anak dengan memberi rangsangan guna melatih sistem
motoriknya.
8
DAFTAR PUSTAKA