75-Article Text-397-1-10-20190622
75-Article Text-397-1-10-20190622
Irfannuddin
Abstrak
Otak merupakan organ utama tubuh yang mendapat prioritas utama dalam suplai energi. Meski yang mengisi 2% dari
total berat tubuh, namun dalam kondisi bekerja tanpa aktivitas fisik, otak dapat mengkonsmsi 80% dari total konsumsi
tubuh. Sama seperti sel tubuh yang lain, sel otak menjalankan fungsinya dengan menggunakan sumber energi dari
adenosine tri phosphate (ATP). Pembentukan ATP terjadi melalui dua alur metabolisme yang saling berhubungan yaitu
glikolisis dan posforilasi oksidatif. Sel otak sangat rentan terhadap hipoksia dan hipoglikemia, karena otak tidak
memiliki cadangan glukosa dan oksigen. Neuroglobin merupakan protein intra neuronal yang berperan penting pada
metabolisme energi. Neuroglobin berperan pada transfer dan suplai O2 di sel neuron, sensor O2 di sel neuron,
oksidase terminal (mengambil ion H dari NADH utk menjadi H2O dan NAD), detoksifikasi ROS, dan deoksigenase NO
menjadi NO3.
Abstract
Oxidative metabolism and the role of neuroglobin on oxygen homeostasis in the brain. The brain is the body's main
organ that gets the most priority in energy supply. Although it only fills 2% of the total body weight, but in conditions
of thinking with minimal physical activity, the brain can consume 80% of the total consumption of the body. Brain cells
perform their functions by using an energy source from adenosine tri phosphate (ATP). ATP is formed from two
interconnected metabolic pathways glycolysis and oxidative phosphorylation. Brain cells are very susceptible to
hypoxia and hypoglycemia, because the brain has no reserves of glucose and oxygen. Neuroglobin is a neuronal
protein that plays an important role in energy metabolism. Neuroglobin plays a role in the transfer and supply of O2 in
neuron cells, O2 sensors in neuron cells, terminal oxidases (taking H ions from NADH to H2O and NAD), detoxification
of ROS, and deoxygenase NO to NO3.
211
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
212
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
laktat di otak.2,6 Pada kondisi tersebut otak namun dalam kondisi minimal dan tanpa
akan meningkatkan laju konsumsi O2 dengan aktivitas kognisi, misal pada saat koma,
menstimulasi sistem lain seperti sistem status vegetatif, atau teranestesi umum.
respirasi dan kardiovaskular sehingga akan Stage 1, tanpa transport ion tp masih
meningkatkan aliran darah ke otak. intact
Peningkatan konsumsi O2 selain digunakan - Tahap 3 : kondisi normal tapi dalam
untuk mensuplai peningkatan kebutuhan keadaan tidak sadar, misal tertidur
ATP, juga digunakan untuk mengeliminasi (steady state)
produk-produk metabolisme seperti laktat - Tahap 4 : kondisi normal, ada aktivitas
dan NADH.1,2,6 fungsional tinggi dan kondisi sadar,
dimana banyak terjadi aktivitas otak
1.2 Level metabolisme energi otak yang melibatkan korteks serebri. (steady
Energi dibutuhkan oleh otak untuk state). Tahap 4 merupakan batas
menjalankan fungsi sebagai sistem kontrol maksimum fisiologi korteks.
tubuh. Sistem saraf bekerja melalui 2 Bila aktivitas metabolisme di otak
mekanisme dasar yaitu pertama dengan melebihi tahap 4, maka metabolisme
membangkitkan dan menghantarkan melebihi batas maksimum fisiologi dan sudah
potensial aksi yang melibatkan transfer Na, K masuk pada fase patologis. Gambar 1
dan Ca di membran sel, dan kedua dengan menunjukkan tingkatan metabolisme energi
mengeluarkan neurotransmiter di sinaptik. otak manusia dan tikus.
Untuk aktivitas tersebut otak membutuhkan
ATP.1 Sekitar 70% produk energi yang
dihasilkan otak digunakan untuk
mempertahankan potensial membran
terhadap Na+ dan K+. Sisanya dipakai untuk
mensintesis neurotransmiter dan mensintesis
reseptor.5
Setiap ada stimulasi neuron, akan terjadi
peningkatan metabolisme. Laju peningkatan
sangat bergantung pada intensitas stimulasi. 5
Patokan yang mendasari pengukuran laju
metabolisme otak masih belum jelas. Ada
hipotesis yang dikemukakan bahwa laju
aktivitas metabolisme otak dapat diukur
dengan mengukur seberapa besar tingkat
stimulasi neurotransmiter glutamat.2
Gambar 1. Tingkatan metabolisme otak5
Gjedde mengajukan pembagian tingkat *CMR: cerebral metabolic rate
metabolisme energi di otak menjadi 5
tahapan, yaitu:5 2. Homeostasis oksigen di otak
- Tahap 0: tanpa transpor ion namun sel Oksigen memiliki peran sentral dalam
otak masih intak metabolime energi di otak karena hampir
- Tahap 1: Ada aktivitas transpor ion, seluruh produksi ATP di hasilkan melalui jalur
namun tanpa aktivitas fungsional metabolisme oksidatif. Oksigen adalah zat
- Tahap 2: ada aktivitas fungsional radikal yang tidak bisa disimpan dan harus
metabolisme otak dan transpor ion,
213
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
214
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
kegagalan metabolisme dan gangguan memelihara daya tahan sel melalui regulasi
aktivitas ion yang lebih cepat. Iskemia yang anti oksidan.4,9 HIF-1α berperan sebagai gen
biasanya terjadi pada kasus stroke traskriptor yang memacu sintesis protein
menimbulkan defisit bukan hanya O2 tapi untuk mempertahankan hidup sel pada
juga glukosa. Membran sel akan segera kondisi hipoksia. HIF-1α mengatur
kehilangan potensial aksi sehingga neuron keseimbangan faktor pertumbuhan,
dan glia menjadi depolarisasi. Akibatnya chemokine, sitokin dan ROS yang sangat
terjadi akumulasi ion Ca+ intrasel yang lebih dibutuhkan untuk mempertahankan
cepat yang akan mempercepat kematian sel kemampuan hidup sel dan mencegah
karena akumulasi agen-agen inflamasi seperti terjadinya kanker dan metastasis.9
endonuklease, caspase, cyclooxigenase.4 Keadaan preconditioning hipoksia akan
melindungi otak, jantung dan retina terhadap
2.2 Adaptasi Tubuh Akibat Hipoksia stres hipoksia dan iskemia. Selain peran
Hipoksia tidak selalu menimbulkan HIF1, kondisi hipoksia juga akan memacu
kerusakan bagi jaringan neuron. Pada kadar memacu gen-gen transkriptor lain yang
dan waktu yang dapat ditoleransi nantinya memberi efek proteksi terhadap
(preconditioning), hipoksia justru jaringan neuron. Protein tersebut antara lain
menimbulkan dampak yang menguntungkan cyclic AMP-response-element binding (CREB),
seperti aktivasi gen transkiptor untuk nuclear factor-κB (NF-κB), early growth
memacu eritropoesis, angiogenesis, response-1 dan redoxregulated
proliferasi seperti neuroplastisitas, dan transcriptional activator. Protein-protein
diferensiasi neuron pada embrio.4 Hipoksia tersebut akan memacu pertumbuhan
kronik akan mengativasi ekspresi gen hipoxiai kembali komponen saraf setelah terinduksi
inducable factor (HIF1). Protein ini adalah stress.4,10
protein gen faktor transkripsi (transcription CREB adalah transkriptor gen yang
gene) yang bersifat oxygen-regulated. mengaktivasi gen lain yang terlibat dalam
Peningkatan Ca+ intrasel akibat hipoksia pembelajaran dan plastisitas. CREB berperan
memacu Ca+ berikatan dengan kalmodulin dalam mengikat kluster basis kimia sehingga
dan mengaktivasi CaM-kinase-II yang akan menjadi kode genetik tertentu. Setelah
memposforilasi ko-aktivator HIF-1 kompleks. terikat, faktor ini akan mengatur perakitan
Posforilasi ini akan memacu aktivitas protein yang mengubah neuron. Sampai saat
transkripsi HIF-1.4 ini telah terdeteksi ratusan gen yang diikat
Sekitar 1-5% gen yang ada di dalam oleh CREB, antara lain BDNF, tyrosine
tubuh manusia transkripsinya berkaitan hydroxylase, dan neuropeptida seperti
dengan hipoksia dan sebagian besar dari somatostatin, enkephalin, VGF, and
10,11
mereka diatur oleh HIF. Ada sekitar 200 corticotropin-releasing hormone.
target gen yang dipicu oleh kompleks HIF.
Umumnya gen-gen ini berperan pada 2.3 Pengaruh olahraga terhadap
berbagai proses biologi seperti eritropoesis, keseimbangan oksidatif otak
angiogenesis, proliferasi, metabolisme energi Semakin tinggi aktivitas otak, maka
dan apoptosis.4 Gen-gen yang menjadi target semakin tinggi pula laju kebutuhan energi
bagi HIF-1 diantaranya EPO, VEGF dan IGF2. dalam satu satuan waktu. Saat beraktivitas
EPO akan memacu eritropoesis, sedang VEGF otak membutuhkan stimulasi saraf dalam
memacu angiogenesis dan IGF 2. Memacu jumlah besar untuk koordinasi gerak tubuh,
proliferasi. HIF1 juga diyakini ikut menalar dan mengambil keputusan. Kondisi
215
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
216
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
217
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
sehingga kemampuan bertahan hidup sel kaya akan struktur kolesterol. Struktur ini
lebih baik dibanding reaksi dari Mb dan Hb.22 akan berinteraksi dengan sekuester
Selain menghambat efek radikal bebas, kolesterol sehingga mempertahankan
Ngb berperan kuat mempertahankan daya struktur membran plasma yang kaya akan
hidup sel dengan menjaga fungsi lemak.20,25
mitokondria. Mitochondrial permeability Neuroglobin diyakini berperan penting
transition pore (mPTP) adalah protein pori- untuk menghambat degenerasi neuron. Ngb
pori yang menyebar di membran mitokondria diduga dapat melindungi neuron dari
bagian dalam dan luar. Ketika jaringan toksisitas amiloid untuk menghalangi
berada pada kondisi patologis seperti progresivitas Alzheimer.18,25 Ngb
iskemik/stroke, mPTP terbuka dan mencetuskan ekspresi sel survival PC12 yang
menyebabkan pelepasan cytochrom-c (Cyt-c) akan menghambat toksisitas amiloid-beta
dari mitokondria ke sitosol, hal ini akan dikuti dan mengurangi disfungsi mitokondria yang
dengan rangkaian alur aktivasi caspase dicetuskan oleh amiloid-beta.25 Selain itu,
dependen dan independen yang bertanggung Ngb diyakini melemahkan hiperposforilasi
jawab pada kematian sel (apoptosis).25 protein tau sehingga tidak mengalami
Neuroglobin diyakini berperan untuk kekusutan dengan cara aktivasi jalur sinyal
mencegah apoptosis melalui reduksi Cyt-c.18 Akt.25 Penelitian membuktikan Ngb mampu
Overekspresi Ngb berkorelasi dengan menurunkan neurotoksisitas amiloid-beta
penurunan pembukaan mPTP, dan pada model hewan AD. Saat ini diyakini
penurunan pelepasan Cyt-c.25 Ngb-ferrous bahwa risiko penyakit AD meningkat seiring
(Fe2+) dapat mereduksi ikatan Cyt-c-ferric dengan adanya insufisiensi Ngb.24 Ngb juga
(Fe3+) sehingga Cyt-c menjadi inaktif.4 diduga memiliki efek dalam manajemen
Selanjutnya, inaktivasi Cyt-c akan pencegahan stroke, maupun stroke tahap
menginhibisi jalur instrinsik apoptosis dan awal. Hal ini berkaitan pada peran Ngb yang
menghambat aktivasi pro-caspase-9.26 Ngb menghambat aktivitas ROS dan NO.
juga diyakini berinteraksi dengan Rho- Kemampuan Ngb dalam mempertahankan
GTPases sebagai inhibitor GDP-dissociation daya tahan sel neuron tidak terlepas dari
sehingga berperan dalam menghambat sinyal asosiasi Ngb dengan mitokondria.
apoptosis.4 Selain itu, Ngb juga menghalangi Mitokondria memiliki peran penting
formasi apoptosome.26 terhadap produksi energi, homeostasis ROS
Perlindungan Ngb terhadap membran sel dan sinyal kematian sel.24,25
pada kondisi stress oksidatif berupa
pembentukan lipid rafts (rakit). Ferous– 4. Kesimpulan
Oxygen yang terikat dengan Ngb saat Otak adalah organ terpenting yang
normoksia, akan berubah menjadi ferric bis- sangat sensitif terhadap kondisi hipoksia.
His selama hipoksia. Hal ini akan Hipoksia otak akan menimbulkan respon
menstimulasi perubahan struktur tersier. adaptasi untuk mempertahankan dan
Ferric bis-His-Ngb terikat dengan flotillin-1, memperbaiki struktur dan fungsi neuron.
sebuah bentuk protein lipid raft Neuroglobin adalah hemoprotein intraseluler
microdomain-associated. Ikatan ini akan yang banyak terekspresi di jaringan saraf.
menghambat penurunan konsentrasi cAMP Neuroglobin disintesis sebagai respon
yang nantinya akan melindungi sel dari hipoksia. Neuroglobin berperan
kematian.20 Lipid rafts adalah struktur mempertahankan neuron melalui transfer
esensial untuk aktivitas neuroportektif. Rafts dan suplai O2 di sel neuron, menjaga
218
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
keseimbangan asam basa, dan detoksifikasi 10. Silva. CREB and memory. Annual Review
radikal bebas ROS. Penelitan tentang of Neuroscience. 2005;21;127-48.
adaptasi sel neuron terhadap berbagai 11. ScieceDaily. Scientists identify genes
kondisi stress masih perlu dilakukan. activated during learning and memory.
2007. Diunduh pada 20 Nopember 2012
Daftar Pustaka dari situs:
1. Silverthorn. Human physiology an http://www.sciencedaily.com/releases/2
integrated approach. 5thEd. Pearson. San 007/04/070418104300.htm.
Fransisco. 2010 12. Meeusen R, Meirleir KD. Exercise and
2. Gjedde A. Coupling of brain function to brain neurotransmission. Sports Med.
metabolism: Evaluation of energy 1995 20 (03): 160-188
requirements. Handbook of 13. Um HS, Kang EB, Koo JH, Kim HT.
Neurochemical. Vol 5. Springer. Berlin. Treadmill exercise represses neuronal
2007 cell death in an aged transgenic mouse
3. Ding Q, Vaynman S, Souda P, Whitelegge model of Alzheimer's disease. Elsevier’s
JP, Pinilla FG. Exercise affects energy Neuroscience Research. 2011; 69; 161–
metabolism and neural plasticity-related 73.
proteins in the hippocampus as revealed 14. Lou SJ, Liua JY, Chang H, Chen PJ.
by proteomic analysis. European Journal Hippocampal neurogenesis and gene
of Neuroscience. 2006; 24; 1265-76 expression depend on exercise intensity
4. Gilany K, Vafakhah M. Hypoxia: a review. in juvenile rats. Elsevier’s Brain Research.
Journal of Paramedical Sciences. 2010; 2008; 1210; 48–55.
1(2);43-60 15. Roesner A, Hankeln T, Burmester T.
5. Miles B. Integration of Metabolism. 2013 Hypoxia induced a complex response of
Diunduh pada tanggal 24 februari 2014 globin expression in zebrafish (Danio
dari situs: rerio). The Journal of experimental
www.tamu.edu/faculty/bmiles/lectures/i biology.2006;209; 2129-37
ntegration.pdf 16. Pesce A, Bolognesi M, Bocedi A, Ascenzi
6. Hansakul P. Celluler aging. Thammasat P, Dewilde S, Moens L, et al. Neuroglobin
Medical Journal. 2010; 10(3); 311-19 and cytoglobin: Fresh blood for the
7. Atkoviru. Adaptation in sports training. vertebrateglobin family. EMBO Rep
CRC Press. Bocaraton, Florida. 1995 2002, 3(12):1146-1151.
8. Radak Z, Marton O, Nagy E, Koltai E, 17. Pesce A, Dewilde S, Nardini M, Moens L,
Goto S. The complex role of physical Ascenzi P, Hankeln T, et al. Human brain
exercise and reactive oxygen species on neuroglobin structure reveals a disticnt
brain. Journal of sports and Health mode of controlling oxygen affinity.
Science. 2013;(2);87-93 Structure. 2003; 11; 1087-95
9. Jones NM, Lee EM, Brown TG, Jarrott B, 18. Burmester T, Hankeln T. Commentary
Beart PM. Hypoxic preconditioning what is the function of neuroglobin. The
produces differential expression of journal of experimental biology.2009;
hypoxia-inducible factor-1 (HIF-1α ) and 212; 1423-28.
its regulatory enzyme HIF prolyl 19. Casado B, Pannell LK, Whalen G, Clauw
hydroxylase 2 in neonatal rat brain. DJ, Baraniuk JN. Human neuroglobin
Neuroscience Letters. 2006; 404; 72–77. protein in cerebrospinal fluid. Proteome
Science. 2005; 3(2); 335-47.
219
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75
220