Anda di halaman 1dari 10

Sriwijaya Journal of Medicine

Metabolisme Oksidatif Dan Peranan Neuroglobin Terhadap Homeostasis Oksigen


Di Otak

Irfannuddin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia


E-mail: irfan.md@unsri.ac.id

Abstrak

Otak merupakan organ utama tubuh yang mendapat prioritas utama dalam suplai energi. Meski yang mengisi 2% dari
total berat tubuh, namun dalam kondisi bekerja tanpa aktivitas fisik, otak dapat mengkonsmsi 80% dari total konsumsi
tubuh. Sama seperti sel tubuh yang lain, sel otak menjalankan fungsinya dengan menggunakan sumber energi dari
adenosine tri phosphate (ATP). Pembentukan ATP terjadi melalui dua alur metabolisme yang saling berhubungan yaitu
glikolisis dan posforilasi oksidatif. Sel otak sangat rentan terhadap hipoksia dan hipoglikemia, karena otak tidak
memiliki cadangan glukosa dan oksigen. Neuroglobin merupakan protein intra neuronal yang berperan penting pada
metabolisme energi. Neuroglobin berperan pada transfer dan suplai O2 di sel neuron, sensor O2 di sel neuron,
oksidase terminal (mengambil ion H dari NADH utk menjadi H2O dan NAD), detoksifikasi ROS, dan deoksigenase NO
menjadi NO3.

Kata Kunci: Metabolisme Oksidatif, Neuroglobin, Homeostasis, Oksigen, Otak

Abstract

Oxidative metabolism and the role of neuroglobin on oxygen homeostasis in the brain. The brain is the body's main
organ that gets the most priority in energy supply. Although it only fills 2% of the total body weight, but in conditions
of thinking with minimal physical activity, the brain can consume 80% of the total consumption of the body. Brain cells
perform their functions by using an energy source from adenosine tri phosphate (ATP). ATP is formed from two
interconnected metabolic pathways glycolysis and oxidative phosphorylation. Brain cells are very susceptible to
hypoxia and hypoglycemia, because the brain has no reserves of glucose and oxygen. Neuroglobin is a neuronal
protein that plays an important role in energy metabolism. Neuroglobin plays a role in the transfer and supply of O2 in
neuron cells, O2 sensors in neuron cells, terminal oxidases (taking H ions from NADH to H2O and NAD), detoxification
of ROS, and deoxygenase NO to NO3.

Keywords: Oxidative Metabolism, Neuroglobin, Homeostasis, Oxygen, Brain

211
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

1. Metabolisme oksidatif otak Selain 2 alur yang berkaitan tersebut, di


1.1 Metabolisme Energi Otak otak juga terjadi siklus pengisian kembali
Metabolisme oksidatif otak tidak kreatinfosfat sitoplasma oleh kreatinkinase
terlepas dari metabolisme energi yang terjadi mitokondria yang dihasilkan dari hidrolisis.
di organ susunan saraf pusat tersebut. Suplai Kreatinkinase mengkatalisa reaksi reversibel:
oksigen yang masuk ke organ otak sangat kreatinfosfat + ADP + H+ menjadi ATP +
dibutuhkan untuk metabolisme energi. Otak Kreatin. Namun porsi ATP yang dihasilkan
berperan penting dalam mengatur kinerja dari siklus ini sangat minimal.2
semua sistem organ di tubuh manusia. Dalam Sebagian besar nutrisi energi yang
menjalankan fungsinya, otak membutuhkan diperoleh otak, berasal dari pembakaran
banyak energi. Energi adalah kemampuan glukosa. Dalam kondisi normal (steady state),
untuk melakukan kerja/aktivitas.1 otak akan mengkonsumsi 120 gram glukosa
Otak adalah salah satu organ yang per hari, sekitar 90% glukosa akan dioksidasi
memiliki laju metabolisme energi yang paling mejadi CO2, dan proses oksidatif tersebut
tinggi di dalam tubuh manusia.2 Meski hanya menghasilkan ATP sebesar 10
mengisi 2% dari berat total massa tubuh, mmol/menit/gram jaringan otak. Jumlah ini
namun kebutuhan energi yang pakai oleh mampu memenuhi 99,5% kebutuhan energi
otak dalam kondisi sehari-hari tanpa aktivitas otak.2 Dalam proses ini O2 memiliki peranan
fisik berat berkisar 80% dari total konsumsi sentral karena mereka menjadi akseptor
energi tubuh.3 Dalam kondisi istirahat, otak akhir elektron di rantai respirasi mitokondria
mengkonsumsi 10% dari seluruh kebutuhan otak untuk membentuk ATP.4
glukosa dan oksigen tubuh, dan menerima Berbeda dengan otot, otak
10-14% porsi suplai darah atau sekitar 0,7 membutuhkan suplai glukosa yang
liter/menit dari 5 liter cardiac output.1,2 berkesinambungan karena tidak memiliki
Dinamika suplai darah dan kebutuhan kemampuan untuk menyimpan glukosa. Bila
metabolisme energi merupakan refleksi dari suplai glukosa berkurang misal saat
aktivitas fungsi metabolisme otak.3 berpuasa, otak menggunakan benda keton
Mekanisme metabolisme energi di otak sebagai bahan bakar.2 Otak tidak dapat
tidak berbeda dengan dengan mekanisme menggunakan sumber energi dari asam
energi di sistem organ yang lain. Pada sel lemak, karena molekul tersebut tidak dapat
otak, target utama metabolisme energi melewati sawar darah otak.5
adalah pembentukan adenosine tri Metabolisme oksidatif adalah jalur
phosphate (ATP). Pembentukan ATP terjadi metabolisme utama untuk mensuplai energi
melalui dua alur metabolisme yang saling pada aktivitas sel-sel neuron, struktur dendrit
berhubungan yaitu glikolisis dan posforilasi dan sinaptik. Namun tidak semua
oksidatif. Glikolisis adalah pemecahan metabolisme berlangsung secara oksidatif,
glukosa yang menghasilkan sisa 2 molekul meski dalam kondisi steady state, di
ATP dan asam piruvat, sedang posfosrilasi astrocyte lebih dominan terjadi metabolisme
oksidatif adalah pemecahan piruvat menjadi anaerobik. Jalur non-oksidatif juga dapat
CO2 yang membutuhkan O2 sehingga terjadi di neuron bila otak mengalami kondisi
menghasilkan H2O dan sejumlah besar ATP melebihi fase steady state, misal ketika
melalui siklus asam sitrat dan rantai transfer melakukan aktivitas fisik berat. Aktivitas
elektron.1,2 metabolisme anaerobik akan terjadi dan
menimbulkan peningkatan produksi asam

212
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

laktat di otak.2,6 Pada kondisi tersebut otak namun dalam kondisi minimal dan tanpa
akan meningkatkan laju konsumsi O2 dengan aktivitas kognisi, misal pada saat koma,
menstimulasi sistem lain seperti sistem status vegetatif, atau teranestesi umum.
respirasi dan kardiovaskular sehingga akan Stage 1, tanpa transport ion tp masih
meningkatkan aliran darah ke otak. intact
Peningkatan konsumsi O2 selain digunakan - Tahap 3 : kondisi normal tapi dalam
untuk mensuplai peningkatan kebutuhan keadaan tidak sadar, misal tertidur
ATP, juga digunakan untuk mengeliminasi (steady state)
produk-produk metabolisme seperti laktat - Tahap 4 : kondisi normal, ada aktivitas
dan NADH.1,2,6 fungsional tinggi dan kondisi sadar,
dimana banyak terjadi aktivitas otak
1.2 Level metabolisme energi otak yang melibatkan korteks serebri. (steady
Energi dibutuhkan oleh otak untuk state). Tahap 4 merupakan batas
menjalankan fungsi sebagai sistem kontrol maksimum fisiologi korteks.
tubuh. Sistem saraf bekerja melalui 2 Bila aktivitas metabolisme di otak
mekanisme dasar yaitu pertama dengan melebihi tahap 4, maka metabolisme
membangkitkan dan menghantarkan melebihi batas maksimum fisiologi dan sudah
potensial aksi yang melibatkan transfer Na, K masuk pada fase patologis. Gambar 1
dan Ca di membran sel, dan kedua dengan menunjukkan tingkatan metabolisme energi
mengeluarkan neurotransmiter di sinaptik. otak manusia dan tikus.
Untuk aktivitas tersebut otak membutuhkan
ATP.1 Sekitar 70% produk energi yang
dihasilkan otak digunakan untuk
mempertahankan potensial membran
terhadap Na+ dan K+. Sisanya dipakai untuk
mensintesis neurotransmiter dan mensintesis
reseptor.5
Setiap ada stimulasi neuron, akan terjadi
peningkatan metabolisme. Laju peningkatan
sangat bergantung pada intensitas stimulasi. 5
Patokan yang mendasari pengukuran laju
metabolisme otak masih belum jelas. Ada
hipotesis yang dikemukakan bahwa laju
aktivitas metabolisme otak dapat diukur
dengan mengukur seberapa besar tingkat
stimulasi neurotransmiter glutamat.2
Gambar 1. Tingkatan metabolisme otak5
Gjedde mengajukan pembagian tingkat *CMR: cerebral metabolic rate
metabolisme energi di otak menjadi 5
tahapan, yaitu:5 2. Homeostasis oksigen di otak
- Tahap 0: tanpa transpor ion namun sel Oksigen memiliki peran sentral dalam
otak masih intak metabolime energi di otak karena hampir
- Tahap 1: Ada aktivitas transpor ion, seluruh produksi ATP di hasilkan melalui jalur
namun tanpa aktivitas fungsional metabolisme oksidatif. Oksigen adalah zat
- Tahap 2: ada aktivitas fungsional radikal yang tidak bisa disimpan dan harus
metabolisme otak dan transpor ion,
213
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

disuplai secara terus menerus ke jaringan mempercepat kerusakan membran.4 Protein


neuron. Pada kondisi steady state, terjadi saluran ion (ion channel) di membran sel
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan adalah protein yang paling sensitif terhadap
O2 dan zat nutrisi. Namun pada beberapa hipoksia. Saluran-saluran ion tersebut sangat
keadaan, terjadi kondisi yang menyimpang mengandalkan ATP untuk mempertahankan
dari kondisi steady state jaringan neuron fungsi potensial aksi membran sel saraf
yaitu pada kondisi kekurangan suplai O2 terutama untuk transpor aktif ion.1
(hipoksia) maupun kebutuhan yang tinggi Hipoksia menimbulkan penurunan rasio
seperti saat beraktivitas berat. ATP/ADP sehingga memacu efflux K +, influks
Na+ dan influks Ca+. Penurunan aktivitas K+
2.1 Hipoksia memacu depolarisasi membran dan
Hipoksia adalah kondisi penurunan mengaktivasi influks berlebih Ca+. Kadar Ca+
suplai O2 sampai pada level di bawah ambang yang berlebihan di intrasel menyebabkan
batas kemampuan sel mempertahankan beberapa hal seperti: perubahan
fungsinya. Hipoksia jaringan terjadi bila suplai metabolisme mitokondria, aktivasi lipase dan
oksigen tidak mampu mencukupi kebutuhan protease, kerusakan dan pelepasan asam
konsumsi.4 Hipoksia tidak hanya disebabkan lemak di membran sel, serta pelepasan
kondisi patologis seperti aterosklerosis, beberapa protein intrasel. Selain itu
obstruksi, gangguan sistem respirasi, di kelebihan Ca+ di intrasel akan mengaktivasi
tempat ketinggian, kanker maupun iskemik endonuklease dan memacu pembentukan
(stroke), namun juga terjadi pada kasus ROS.4 Membran neuron terdiri dari posfolipid
fisiologi seperti perkembangan embrional yang mengandung polyunsaturated fatty
ataupun aktivitas fisik.4,7 acid esters yang akan berubah menjadi lemak
Bila otot masih mampu mentoleransi radikal bila berinteraksi dengan ROS dan
metabolisme secara anaerobik, organ otak menimbulkan kerusakan membran. Meski
benar-benar mengandalkan metabolisme otak dilindungi oleh sawar darah, namun
oksidatif untuk mempertahankan fungsinya, kerusakan agen inflamasi akibat stress
sehingga organ otak adalah organ yang paling oksidatif tetap terjadi karena produksi zat
sensitif terhadap hipoksia.4 Setiap saat, otak radikal secara internal.4,8 Di otak banyak
membutuhkan suplai oksigen yang optimal, terdapan iron dan cooper, bila terjadi stress
sehingga bila terjadi gangguan terhadap oksidatif, mineral ini berinteraksi dengan
suplai oksigen, tubuh sedemikian rupa hidrogen peroksida dan menghasilkan radikal
melakukan autoregulasi meski harus hidroksil yang akan merusak protein, lemak
mengorbankan organ yang lain agar suplai dan DNA.8
oksigen ke otak tetap terjamin.1 Bila otak Penurunan rasio ATP/ADP (suplai ATP
mengalami hipoksia, akan menimbulkan yang rendah) menyebabkan sel-sel otak
dampak yang merugikan seperti polarisasi mengurangi aktivitas sinyal dan
ion, asidosis, peningkatan Reactive Oxygen menghentikan mekanisme penghantaran
Species (ROS) maupun kematian sel sinyal untuk fungsi-fungsi yang tidak esensial
(apoptosis).4 dan lebih merelokasi suplai energi untuk
Selama hipoksia jalur glikolisis tidak kebutuhan yang lebih mendasar seperti
diteruskan ke jalur posforilasi oksidatif. homeostasis ion.4 Hal inilah yang mendasari
Akibatnya konsumsi glukosa meningkat dan penurunan kesadaran pada kasus hipoksia.
pembentukan asam laktat meningkat, hal ini Bila hipoksia disertai dengan kekurangan
akan meningkatkan keasaman sel dan nutrisi (iskemia) akan menimbulkan

214
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

kegagalan metabolisme dan gangguan memelihara daya tahan sel melalui regulasi
aktivitas ion yang lebih cepat. Iskemia yang anti oksidan.4,9 HIF-1α berperan sebagai gen
biasanya terjadi pada kasus stroke traskriptor yang memacu sintesis protein
menimbulkan defisit bukan hanya O2 tapi untuk mempertahankan hidup sel pada
juga glukosa. Membran sel akan segera kondisi hipoksia. HIF-1α mengatur
kehilangan potensial aksi sehingga neuron keseimbangan faktor pertumbuhan,
dan glia menjadi depolarisasi. Akibatnya chemokine, sitokin dan ROS yang sangat
terjadi akumulasi ion Ca+ intrasel yang lebih dibutuhkan untuk mempertahankan
cepat yang akan mempercepat kematian sel kemampuan hidup sel dan mencegah
karena akumulasi agen-agen inflamasi seperti terjadinya kanker dan metastasis.9
endonuklease, caspase, cyclooxigenase.4 Keadaan preconditioning hipoksia akan
melindungi otak, jantung dan retina terhadap
2.2 Adaptasi Tubuh Akibat Hipoksia stres hipoksia dan iskemia. Selain peran
Hipoksia tidak selalu menimbulkan HIF1, kondisi hipoksia juga akan memacu
kerusakan bagi jaringan neuron. Pada kadar memacu gen-gen transkriptor lain yang
dan waktu yang dapat ditoleransi nantinya memberi efek proteksi terhadap
(preconditioning), hipoksia justru jaringan neuron. Protein tersebut antara lain
menimbulkan dampak yang menguntungkan cyclic AMP-response-element binding (CREB),
seperti aktivasi gen transkiptor untuk nuclear factor-κB (NF-κB), early growth
memacu eritropoesis, angiogenesis, response-1 dan redoxregulated
proliferasi seperti neuroplastisitas, dan transcriptional activator. Protein-protein
diferensiasi neuron pada embrio.4 Hipoksia tersebut akan memacu pertumbuhan
kronik akan mengativasi ekspresi gen hipoxiai kembali komponen saraf setelah terinduksi
inducable factor (HIF1). Protein ini adalah stress.4,10
protein gen faktor transkripsi (transcription CREB adalah transkriptor gen yang
gene) yang bersifat oxygen-regulated. mengaktivasi gen lain yang terlibat dalam
Peningkatan Ca+ intrasel akibat hipoksia pembelajaran dan plastisitas. CREB berperan
memacu Ca+ berikatan dengan kalmodulin dalam mengikat kluster basis kimia sehingga
dan mengaktivasi CaM-kinase-II yang akan menjadi kode genetik tertentu. Setelah
memposforilasi ko-aktivator HIF-1 kompleks. terikat, faktor ini akan mengatur perakitan
Posforilasi ini akan memacu aktivitas protein yang mengubah neuron. Sampai saat
transkripsi HIF-1.4 ini telah terdeteksi ratusan gen yang diikat
Sekitar 1-5% gen yang ada di dalam oleh CREB, antara lain BDNF, tyrosine
tubuh manusia transkripsinya berkaitan hydroxylase, dan neuropeptida seperti
dengan hipoksia dan sebagian besar dari somatostatin, enkephalin, VGF, and
10,11
mereka diatur oleh HIF. Ada sekitar 200 corticotropin-releasing hormone.
target gen yang dipicu oleh kompleks HIF.
Umumnya gen-gen ini berperan pada 2.3 Pengaruh olahraga terhadap
berbagai proses biologi seperti eritropoesis, keseimbangan oksidatif otak
angiogenesis, proliferasi, metabolisme energi Semakin tinggi aktivitas otak, maka
dan apoptosis.4 Gen-gen yang menjadi target semakin tinggi pula laju kebutuhan energi
bagi HIF-1 diantaranya EPO, VEGF dan IGF2. dalam satu satuan waktu. Saat beraktivitas
EPO akan memacu eritropoesis, sedang VEGF otak membutuhkan stimulasi saraf dalam
memacu angiogenesis dan IGF 2. Memacu jumlah besar untuk koordinasi gerak tubuh,
proliferasi. HIF1 juga diyakini ikut menalar dan mengambil keputusan. Kondisi

215
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

ini memacu modulasi metabolisme energi. 3 3. Neuroglobin dan homeostasis oksidatif


Aktivitas otak tidak terlepas dari potensial 3.1 Karakteristik protein neuroglobin
aksi. Hantaran sinyal antar neuron Sampai saat ini telah dikenali 5 jenis
membutuhkan aliran potensial aksi yang molekul globin yaitu: hemoglobin (Hb),
melibatkan proses influks Na+ dan Ca+, effluks myoglobin (Mb), cytoglobin (Cygb), globin X
K+, dan transpor aktif untuk mengembalikan (GbX), neuroglobin (Ngb). Hemoglobin yang
ke potensial istitrahat yang membutuhkan terdapat di eritrosit, mengandung rantai 2x2
ATP. Selain itu, energi juga dibutuhkan untuk yang berperan meningkatkan kemampuan
memproduksi dan menstimulasi darah untuk menyimpan oksigen, sehingga
neurotransmiter di sinapsis.1 transpor O2 dari perifer (paru, insang, kulit)
Aktivitas neurotransmiter dipengaruhi ke sel menjadi efisien dan sebagai
oleh dinamika motorik, mulai dari persepsi detoksifikasi Nitriteoxide (NO). Myoglobin
sensoris, integrasi sensoris-motorik, dan adalah protein monomer yang banyak
mekanisme efektor motorik. Interrelasi terdapat di dalam otot rangka dan otot
neurotransmitter terjadi di otak karena jantung. Mb berperan sebagai tempat
terjadi interaksi berbagai reflek gerak selama penyimpanan O2 dan difusi O2 di dalam sel.
berolahraga. Studi pada hewan hidup mampu Cytoglobin tersebar pada hampir seluruh
membuktikan bahwa terjadi pelepasan jaringan, namun ekspresinya lebih dominan
neurotransmitter sentral dan perifer di otak pada sel-sel fibroblast dan beberapa sel
dalam jumlah yang besar selama aktivitas neuron, perannya diduga berkaitan dengan
fisik. Neurotranmiter monoaminergic di saraf detoksifikasi ROS. Globin X hanya terdapat di
terlibat penting pada fungsi pengaturan ikan dan amfibi, dengan fungsi yang masih
lokomotor.12 belum jelas. Neuroglobin mirip dengan
Sesungguhnya selama olahraga terjadi myoglobin memiliki rantai monomer dan
pembentukan ROS pada level moderat. Bila banyak terdapat di dalam sel neuron.15-17
pada level tinggi, ROS menimbulkan Neuroglobin adalah hemoprotein
kerusakan oksidatif dan neurodegenerasi, intraseluler yang banyak terekspresi di
namun pada level moderat ROS akan jaringan saraf pusat, saraf perifer, cairan
mengatur sinyal-sinyal redox dan serebrospinal, retina dan jaringan endokrin
mempertahankan sinyal redox dalam kondisi pada mahluk vertebrata.18,19 Di dalam
normal di sel-sel neuron.8 Olahraga akan jaringan saraf pusat, Ngb paling banyak
menimbulkan adaptasi kompleks termasuk terdapat di korteks, hippokampus, talamus,
neurogenesis karena faktor neurotropik, hipotalamus, dan cerebellum.20 Ngb
peningkatan kapilerisasi (angiogenesis), merupakan protein respirasi, semua protein
penurunan kerusakan oksidatif dan respirasi pada mahluk vertebrata masuk
peningkatan degradasi proteolitik. ROS dalam kelompok hemoprotein superfamily
memiliki peran penting untuk memacu globin yang memiliki sandaran cincin porfirin
ekspresi brain-derived neurotrophic factors dengan ion Fe2+.15,16 Secara struktur, Ngb
(BDNF), tyrosinerelated kinase B (TrkB), dan paling banyak memiliki kemiripan dengan Mb
CREB, sehingga akan memacu yang memiliki rantai monomer dengan berat
8,13,14
neurogenesis. molekul 17 kDa (berat molekul Mb: 16 kDa)
dan memiliki panjang sekuen asam amino
sebesar 151 residu . Dengan komponen atom
C34H32FeN4O4.16,21

216
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

Neuroglobin adalah protein monomer yang


mengikat oksigen secara revesibel dengan
tingkat afinitas yang lebih tinggi dari
hemoglobin.4,18,23
Neuroglobin meningkatkan availabilitas
oksigen di jaringan otak dan melindungi
jaringan saraf pada kondisi hipoksia atau
iskemik.18 Eksresi Ngb meningkat pada
kondisi hipoksia dan iskemia vokal di otak. 23
Neuroglobin diduga menjadi mediator kunci
untuk kopling perbaikan, sehingga mampu
memproteksi neuron dan meningkatkan daya
tahan hidup neuron terhadap kematian.4
Selain itu, peningkatan ekspresi neuroglobin
terjadi pada cairan serebro spinal penderita
Gambar 2. Kemiripan struktur Ngb dan Mb17 nyeri.19 HIF-1 diyakini menstimulasi ekspresi
gen-gen globin selama hipoksia dan
3.2 Peranan neuroglobin pada homeostasis perkembangan neuron.23
oksigen Pada awalnya, fungsi Ngb diyakini mirip
Sejak ditemukan pada tahun 2000, Ngb dengan Mb di dalam sel yaitu untuk
diduga berperan penting pada homeostasis memfasilitasi oksigen. Akan tetapi,
oksidatif di jaringan neuron melalui 5 berkembang bahwa peran Ngb lebih
mekanisme yaitu:16 dominan dalam menjaga keseimbangan
- Tranfer dan suplai O2 di sel neuron radikal bebas dengan menjadi scavenger
- Sensor O2 di sel neuron molekul reaktif oksigen (oksidan) yang terjadi
- Oksidase terminal (mengambil ion H akibat ikemia atau cedera otak.15,24 Dalam
dari NADH utk menjadi H2O dan kondisi hipoksia atau iskemia, ekspresi Ngb
NAD), meningkat dan diyakini berperan penting
- Detoksifikasi ROS sebagai scavenger ROS, nitrogen species dan
- Deoksigenase NO menjadi NO3 peroxynitrite yang merusak sel.4,22 Pada studi
Tubuh vertebarata membutuhkan in vitro, Ngb mampu mendetoksifikasi
oksigen untuk mengoksidasi nutrisi sehingga oksigen reaktif atau nitric oxide (NO) untuk
terjadi restorasi ATP sebagai sumber energi mempertahankan daya tahan neuron dan
di dalam mitokondria sel neuron. Namun merekoveri neuron. Ngb diyakini dapat
oksigen tidak dapat disediakan secara instan mendetoksifikasi kelebihan NO yang
ke dalam mitokondria melainkan berbahaya menjadi nitrat (NO3-) pada kondisi
memerlukan perjalanan yang panjang dan normoksia dan memproduksi NO dari nitrit
memakan waktu. Untuk mengatasi hal (NO2-) pada kondisi hipoksia untuk mengatur
tersebut tubuh memiliki protein globin yang tekanan darah dan mempertahankan
berperan mengikat O2 agar suplai gas kehidupan neuron.18 Ngb bereaksi lebih
tersebut tersedia lebih cepat.16 Ngb memiliki cepat dengan peroxynitrite (Fe2+-NO)
karakter yang mirip dengan Mb dan dibanding Hb. Reaksi met-(Fe3+)-Ngb dengan
fungsinya diduga sama dengan Mb dan Cygb peroxynitrite atau hidrogen peroksida tidak
yaitu memfasilitasi difusi O2 dari perifer menghasilkan cytotoxic-ferryl (Fe4+) species,
(membran) sel ke mitokondria.4,17,20,22

217
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

sehingga kemampuan bertahan hidup sel kaya akan struktur kolesterol. Struktur ini
lebih baik dibanding reaksi dari Mb dan Hb.22 akan berinteraksi dengan sekuester
Selain menghambat efek radikal bebas, kolesterol sehingga mempertahankan
Ngb berperan kuat mempertahankan daya struktur membran plasma yang kaya akan
hidup sel dengan menjaga fungsi lemak.20,25
mitokondria. Mitochondrial permeability Neuroglobin diyakini berperan penting
transition pore (mPTP) adalah protein pori- untuk menghambat degenerasi neuron. Ngb
pori yang menyebar di membran mitokondria diduga dapat melindungi neuron dari
bagian dalam dan luar. Ketika jaringan toksisitas amiloid untuk menghalangi
berada pada kondisi patologis seperti progresivitas Alzheimer.18,25 Ngb
iskemik/stroke, mPTP terbuka dan mencetuskan ekspresi sel survival PC12 yang
menyebabkan pelepasan cytochrom-c (Cyt-c) akan menghambat toksisitas amiloid-beta
dari mitokondria ke sitosol, hal ini akan dikuti dan mengurangi disfungsi mitokondria yang
dengan rangkaian alur aktivasi caspase dicetuskan oleh amiloid-beta.25 Selain itu,
dependen dan independen yang bertanggung Ngb diyakini melemahkan hiperposforilasi
jawab pada kematian sel (apoptosis).25 protein tau sehingga tidak mengalami
Neuroglobin diyakini berperan untuk kekusutan dengan cara aktivasi jalur sinyal
mencegah apoptosis melalui reduksi Cyt-c.18 Akt.25 Penelitian membuktikan Ngb mampu
Overekspresi Ngb berkorelasi dengan menurunkan neurotoksisitas amiloid-beta
penurunan pembukaan mPTP, dan pada model hewan AD. Saat ini diyakini
penurunan pelepasan Cyt-c.25 Ngb-ferrous bahwa risiko penyakit AD meningkat seiring
(Fe2+) dapat mereduksi ikatan Cyt-c-ferric dengan adanya insufisiensi Ngb.24 Ngb juga
(Fe3+) sehingga Cyt-c menjadi inaktif.4 diduga memiliki efek dalam manajemen
Selanjutnya, inaktivasi Cyt-c akan pencegahan stroke, maupun stroke tahap
menginhibisi jalur instrinsik apoptosis dan awal. Hal ini berkaitan pada peran Ngb yang
menghambat aktivasi pro-caspase-9.26 Ngb menghambat aktivitas ROS dan NO.
juga diyakini berinteraksi dengan Rho- Kemampuan Ngb dalam mempertahankan
GTPases sebagai inhibitor GDP-dissociation daya tahan sel neuron tidak terlepas dari
sehingga berperan dalam menghambat sinyal asosiasi Ngb dengan mitokondria.
apoptosis.4 Selain itu, Ngb juga menghalangi Mitokondria memiliki peran penting
formasi apoptosome.26 terhadap produksi energi, homeostasis ROS
Perlindungan Ngb terhadap membran sel dan sinyal kematian sel.24,25
pada kondisi stress oksidatif berupa
pembentukan lipid rafts (rakit). Ferous– 4. Kesimpulan
Oxygen yang terikat dengan Ngb saat Otak adalah organ terpenting yang
normoksia, akan berubah menjadi ferric bis- sangat sensitif terhadap kondisi hipoksia.
His selama hipoksia. Hal ini akan Hipoksia otak akan menimbulkan respon
menstimulasi perubahan struktur tersier. adaptasi untuk mempertahankan dan
Ferric bis-His-Ngb terikat dengan flotillin-1, memperbaiki struktur dan fungsi neuron.
sebuah bentuk protein lipid raft Neuroglobin adalah hemoprotein intraseluler
microdomain-associated. Ikatan ini akan yang banyak terekspresi di jaringan saraf.
menghambat penurunan konsentrasi cAMP Neuroglobin disintesis sebagai respon
yang nantinya akan melindungi sel dari hipoksia. Neuroglobin berperan
kematian.20 Lipid rafts adalah struktur mempertahankan neuron melalui transfer
esensial untuk aktivitas neuroportektif. Rafts dan suplai O2 di sel neuron, menjaga

218
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

keseimbangan asam basa, dan detoksifikasi 10. Silva. CREB and memory. Annual Review
radikal bebas ROS. Penelitan tentang of Neuroscience. 2005;21;127-48.
adaptasi sel neuron terhadap berbagai 11. ScieceDaily. Scientists identify genes
kondisi stress masih perlu dilakukan. activated during learning and memory.
2007. Diunduh pada 20 Nopember 2012
Daftar Pustaka dari situs:
1. Silverthorn. Human physiology an http://www.sciencedaily.com/releases/2
integrated approach. 5thEd. Pearson. San 007/04/070418104300.htm.
Fransisco. 2010 12. Meeusen R, Meirleir KD. Exercise and
2. Gjedde A. Coupling of brain function to brain neurotransmission. Sports Med.
metabolism: Evaluation of energy 1995 20 (03): 160-188
requirements. Handbook of 13. Um HS, Kang EB, Koo JH, Kim HT.
Neurochemical. Vol 5. Springer. Berlin. Treadmill exercise represses neuronal
2007 cell death in an aged transgenic mouse
3. Ding Q, Vaynman S, Souda P, Whitelegge model of Alzheimer's disease. Elsevier’s
JP, Pinilla FG. Exercise affects energy Neuroscience Research. 2011; 69; 161–
metabolism and neural plasticity-related 73.
proteins in the hippocampus as revealed 14. Lou SJ, Liua JY, Chang H, Chen PJ.
by proteomic analysis. European Journal Hippocampal neurogenesis and gene
of Neuroscience. 2006; 24; 1265-76 expression depend on exercise intensity
4. Gilany K, Vafakhah M. Hypoxia: a review. in juvenile rats. Elsevier’s Brain Research.
Journal of Paramedical Sciences. 2010; 2008; 1210; 48–55.
1(2);43-60 15. Roesner A, Hankeln T, Burmester T.
5. Miles B. Integration of Metabolism. 2013 Hypoxia induced a complex response of
Diunduh pada tanggal 24 februari 2014 globin expression in zebrafish (Danio
dari situs: rerio). The Journal of experimental
www.tamu.edu/faculty/bmiles/lectures/i biology.2006;209; 2129-37
ntegration.pdf 16. Pesce A, Bolognesi M, Bocedi A, Ascenzi
6. Hansakul P. Celluler aging. Thammasat P, Dewilde S, Moens L, et al. Neuroglobin
Medical Journal. 2010; 10(3); 311-19 and cytoglobin: Fresh blood for the
7. Atkoviru. Adaptation in sports training. vertebrateglobin family. EMBO Rep
CRC Press. Bocaraton, Florida. 1995 2002, 3(12):1146-1151.
8. Radak Z, Marton O, Nagy E, Koltai E, 17. Pesce A, Dewilde S, Nardini M, Moens L,
Goto S. The complex role of physical Ascenzi P, Hankeln T, et al. Human brain
exercise and reactive oxygen species on neuroglobin structure reveals a disticnt
brain. Journal of sports and Health mode of controlling oxygen affinity.
Science. 2013;(2);87-93 Structure. 2003; 11; 1087-95
9. Jones NM, Lee EM, Brown TG, Jarrott B, 18. Burmester T, Hankeln T. Commentary
Beart PM. Hypoxic preconditioning what is the function of neuroglobin. The
produces differential expression of journal of experimental biology.2009;
hypoxia-inducible factor-1 (HIF-1α ) and 212; 1423-28.
its regulatory enzyme HIF prolyl 19. Casado B, Pannell LK, Whalen G, Clauw
hydroxylase 2 in neonatal rat brain. DJ, Baraniuk JN. Human neuroglobin
Neuroscience Letters. 2006; 404; 72–77. protein in cerebrospinal fluid. Proteome
Science. 2005; 3(2); 335-47.

219
Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 2 No.3 2019, Hal 211-220, DOI: SJM.v2i3.75

20. Watanabe S, Takahashi N, Uchida H,


Wakasugi K. Human Neuroglobin
Functions as An Oxydative Stress-
responsive Sensors for Neurorprotection.
J. Biol Chem. 2012; 287: 30128-38
21. Protein Data Bank. Crystal structure of
murine neuroglobin. Diunduh pada
tanggal 21 Februari 2014, pada situs:
http://www.rcsb.org/pdb/explore/explor
e.do?structureId=1Q1F
22. Emara M, Turner R, Turner A. Hypoxic
regulation of cytoglobin and neuroglobin
expression in human normal and tumor
tissue. Cancer Cell International.
2010;10:331-16.
23. Sun Y, Jin K, Mao XO, Zhu Y, Greeberg
DA. Neuroglobin is upregulated by and
protects neuronsfrom hypoxic ischemic
injury. PNAS,2001;98(26);15306-11.
24. Rafii M. Neuroglobin and Alzheimers
Disease. Alzheimer disease cooperative
study. Univ of California, San Diego, 2009
25. Yu Z, Liu N, Liu J, Yang K, Wang X.
Neuroglobin, a novel target for
endogenous neuroprotection against
stroke and neurodegenerative disorders.
Int. J. Mol. Sci. 2012;13;6995-7014
26. Raychaudhuri S, Skommer J, Henty K,
Birch N, Brittain T. Neuroglobin protects
nerve cells from apoptosis by inhibiting
the intrinsic pathway of cell death.
Apoptosis. 2010;15; 401-11.

220

Anda mungkin juga menyukai