Pendahuluan
Keberhasilan dari suatu tindakan pembedahan tidak terlepas dari kerja sama
berbagai pihak Antara lain : dokter bedah, perawat bedah,dokter anestesi dan
perawat anestesi. Tindakan pembedahan itu sendiri sangat tergantung pada
tindakan anestesi ysng dilakukan. Anestesiologi sebagai cabang ilmu kedokteran
merupakan ilmu yang mendasari dalam hal pemberian anestesi, dan analgesia,
serta menjaga keselamatan penderita yang menjalani pembedahan.
Dalam management pre-operasi perawat anestesi tim anestesi
mengunjunggi klien sebelum pembedahan. Untuk melakukan persiapan.
POIN RESIKO
MI
Kelas l 0-5 1%
Kelas ll 6-12 5%
Kelas lll 13-25 16%
Kelas lV > 26 56%
. Sistem penilaian :
- Kelas l: pilar tonsil,pallatum mole dan uvula terlihat.
- Kelas ll: pilar tonsil dan palatum mole terlihat. Uvula tertutup oleh
pangkal lidah’
- Kelas lll: hanya palatum durum dan mole yang terlihat.
- Kelas lV: hanya palatum durum yang terlihat.
-
MICRO –facts
Sebuah jembatan keledai untuk factor resiko intubasi sulit:
Overweight (BMI> 26)
Bearded (Berjenggot)
Elderly ( usia > 55 tahun)
Snorer (mendengur)
Edentulous ( gigi ompong )
INTERVERSI
Lanjutan Manajemen obat regular, obat yg perlu dipertimbangkan
sebelum operasi. Obat –obat yang diminum pasien dapat mempersulit
anesthetist, dan perlu dipertimbangkan. Obat penting yang perlu dihentikan
atau ditingkatkan sebelum operasi.
Asuhan keperawatan anestesi secara mandiri atau delegatif tehnik anestesi yang
sesuai dengan kebutuhan pasien.
PERTIMBANGAN
Fase inspirasi ‘
Fase ekspirasi.
Pulse oximetry
Kapnografi.
ECG:
ECG memantau detak jantung dan ritme, hal ini penting untuk
memperhatikan :
Iskemia;
Gangguan elektrolit;
Blok jantung.
Henti jantung.
ECG 3 lead sering kali digunakan.
TEMPERATUR
KEDALAMAN ANESTESI
Kedalaman anestesi harus dinilai selama induksi dan pemeliharaan.
Konsentrasi plasma agen induksi akan mencapai puncak dan menurun dalam
hitungan menit yang menyebabkan fluktuasi.
Tanda keadekuatan dalamnya anestesi pada induksi meliputi:
o Hilangnya respons verbal dan kelopak mata dan reflek kornea ;
o peningkatan denyut jantung dan TD selama stimulasi noxius , seperti
laryngoscopy dan intubasi , sanagt jarang dihilangkan sepenuhnya
dengan agen induksi.
Monitoring yang tidak adekuat dapat memperlihatkan:
o peningkatan TD sistemik>15mmHg lebih tinggi dari nilai pasien
biasanya;
o peningkatan denyut jantung >90x/ menit pada pasien yang tidak
hipovolemik;
Pergerakan otot
o tanda otonom seperti lakrimasi , kulit flusing, atau berkeringat.
Kedalaman anestesi dapat dikoreksi cepat dengan meningkatkan dosis agen
anestesi dan diindikasikan dengan nilai MAC
MICRO_ facts
Pemeliharaan anesthesia sangat sulit untuk diperkirakan . contohnya tekanan
darah dan denyut jantung dapat menjadi tanda keinadekuatan analgesia, dari pada
keinadekuatan amestesia.
CENTRAL VENOUS PRESSURE
KEHILANGAN DARAH
PERIPHERAL NERVE STIMULATOR
MINIMUN ALVEOLAR CONSENTRATION
MAC
o Konsentrasi uap anestesik di dalam alveoli paru, yang akan mencegah
pergerakan sebagai respon dari insisi kulit pada 50% populasi pada
kesdaan 1 atm
MICRO –reference
Untuk informasi lebih lanjut ; lihat
http/www.Anestesiaanalgesia.org/content/93/4/947.full
MICRO-print
Nilai MAC diukur pada volume persentase anestetik
Penggunaan praktis MAC
Nilai MAC mengindikasikan kekuatan potensi agen anestesi inhalasi.
Sebagian besar gas anestesi memiliki nilai MAC berbeda.
Nilai MAC yang terdaftar di mesin anestesi digunakan sebagai panduan
untuk mentitrasi konsentrasi agen anestesi yang diberikan kepada pasien.
Ada beberapa factor yang memengarui MAC dan tidak terlihat di mesin.
Tabel 2 faktor-faktor yang memengarui MAC
Micro-facts
HIPOTENSI
AKUTE KIDNEY INJURI
Micro-facts
Gagal Ginjal Akut (GGA): suatu keadaan tiba –tiba dalam penurunan fungsi ginjal
yang berkelanjutan : kliteria RIFLE digunakan untuk GGA:Risk Injury Failure
Loss Dan End stage kidney disease.Hipoperfusi dapat memicu iskemia yang
mencederai ginjal. Yang menyebabkan tubuler nekrosis dan disfungsi renal akut
atau kegagap.
PENGAKIRAN ANESTESI
Pengakiran anestesi sesuai dengan kondisi pasien/ perencanaan:
kelompok l ,ll dan lll
Hal- hal yang harus diketahui oleh perawat anestesi di ruang pemulihan/
post anestesi care unit (PACU): jenis pembedahan, jenis anestesi,kondisi patologis
pasien,jumlah perdarahan intra operasi,pemberian tranfusi selama operasi, jumlah
dan jenis terapi cairan selama operasi dan komplikasi selama pembedahan.
Angka tertinggi morbiditas dan mortalitas terjadi pada periode paska operasi.
Kebanyakan komplikasi terjadi 1-3 hari setelah operasi
Komplikasi Umum :
Langsung :
Nyeri
Perdarahan
Syok : Hipovolemik (kehilangan darah akut);
Kardiogenik (infark miokard akut/emboli paru);
Septik:
Anafilaktik
Neuragenik ( anestesi spinal atau umum )
Atelektasis basal.
Keluaran urine sedikit.
Segera :
Nyeri
Mual dan muntah paska operasi (PONV)
Syok
Kebingungan akut
Gangguan jantung
Infeksi: pneumonia, infeksi saluran kemih dan infeksi luka
Dehiscence luka anastomosis’
Trombosis vena dalam (DVT) / Emboli paru (PE).
SEPSIS
NYERI
ANALGESIA
MUAL MUNTAH PASCA OPERASI
KEHILANGAN DARAH AKUT
Daftar Pustaka:
Mangku, Gde & Agung Senapathi, Tjokorda Gde. Buku Ajar Ilmu Anestesi dan
Reanimasi. Jakarta:indeks.2010.