Disusun Oleh :
TAHUN 2020/202
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan .............................................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secaroptimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara
eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Di tengah
pandemi covid seperti sekarang ini untuk ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir harus
benar- benar mendapatkan pelayanan dan juga penjagaan yang ketat. Karena itu kita
sebagai tenaga kesehatan dan juga masyarakat harus bekerja sama bergotong royong
untuk mencegah penularan covid 19 ini pada ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru
lahir di masyarakat meliputi universal precaution dengan selalu cuci tangan memakai
sabun selama 20 detik atau hand sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga
kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang
seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin. Sedangkan prinsip-prinsip
manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah isolasi awal, prosedur
pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian
antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri),
pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemantauan
janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan
pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual
/ indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
B. TUJUAN
1. Mengetahui penanganan covid 19 pada ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir
2. Mengetahui pedoman pelayanan ANC pada ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru
lahir di tengah covid 19 ini
C. MANFAAT
1. Dapat mengetahui bagaimana cara penangana covid 19 pada ibu hamil, ibu nifas,
dan juga bayi baru lahir.
1
2. Dapat mengerti dan memahami pedoman pelayanan ANC yang di berikan kepada
ibu hamil, ibu nifas, dan byi baru lahir di tengah pandemi covid 19 ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rekomendasi WHO
3
untuk implementasi, diseminasi, dan dampak serta evaluasi dari panduan yang telah
dibuat.
Rekomendasi ANC menurut WHO
1. Intervensi nutrisi
a. Intervensi diet:
Direkomendasikan untuk makan makanan bergizi dan tetap melakukan
aktivitas fisik/ olahraga rutin selama kehamilan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Selain itu juga
dianjurkan untuk dilakukan edukasi terkait upaya peningkatan energi dan
asupan protein tiap harinya pada ibu hamil agar mengurangi kejadian bayi
lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
b. Pemberian suplemen besi dan asam folat
Direkomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen besi sebanyak 30-
60 mg/hari dan 0,4mg asam dolat tiap harinya. Hal ini untuk mencegah
anemia, peurperal sepsis, BBLR, dan kelahiran preterm.
c. Pemberian suplemen kalsium
Dosis harian kalsium yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 1,5-2,0
gr peroral untuk mengurangi risiko pre-eklampsia
d. Pemberian suplemen vit.A
Suplemen vit A hanya diberikan kepada ibu hamil yang tinggal di
daerah dengan kasus defisiensi vit A yang tinggi untuk mencegah rabun senja
e. Pemberian suplemen zinc
Hanya diberikan pada ibu hamil untuk kepentingan penelitian saja
f. Pemberian suplemen mikronutrien, vitamin B6, vit E, vit C, vit D
Pemberian suplemen ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam tujuan meningkatkan outcome dari ibu maupun janin
g. Pembatasan asupan kafein
Konsumsi kafein pada ibu hamil dianjurkan tidak lebih dari 300 mg/
hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko abortus dan BBLR.
2. Penilaian kondisi ibu dan janin
a. Penilaian ibu
1) Anemia: Pemeriksaan hitung darah lengkap (blood count test)
merupakan metode yang paling direkomendasikan untuk mendiagnosis
adanya anemia selama kehamilan
4
2) Asymptomatic bacteriuria : Kultur pada midstream urine merupakan
metode yang dianjurkan untuk mendiagnosis adanya bacteriuria. Jika
kultur tidak bisa dilakukan, pengecatan gram bisa dilakukan sebagai
alternatifnya
3) Intimate partner violence : Kekerasan oleh pasangan biasanya bisa
dideteksi sedini mungkin saat ANC dilakukan
4) Gestational diabetes mellitus : Temuan hiperglikemi pada wanita
hamil dapat diklasifikasikan sebagai GDM atau DM pada kehamilan
5) Penggunaan rokok dan obat-obatan :Pada tiap kunjungan ANC sangat
dianjurkan untuk menanyakan ada/ tidaknya penggunaan rokok baik
sebelum atau saat kehamilan. Selain itu ada/ tidaknya paparan rokok di
lingkungan sekitar.
6) HIV dan sifilis :Bagi semua ibu hamil yang rentan atau berisiko
terkena HIV atau sifilis, maka perlu dilakukan uji anti HIV maupun
sifilis
7) Tuberkulosis :Pada populasi dengan prevalensi TB yang tinggi, perlu
dilakukan skrining TB pada wanita hamil
b. Penilaian janin
1) Pergerakan janin : Bisa dilakukan dengan CTG atau count-to-
ten kick charts jika dilakukan untuk kepentingan penelitian
2) Pengukuran tinggi fundus : Dianjurkan untuk selalu diukur setiap
kali ANC
3) Antenatal CTG (cardiotocography) : CTG rutin tidak dianjurkan
untuk ibu hamil, hanya dilakukan secara periodik saja dan lebih
sering pada kehamilan trimester 3
4) Ultrasound scan : Dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu
untuk meningkatkan deteksi adanya kelainan pada janin atau
adanya kehamilan ganda. Selain itu juga untuk mengurangi
kemungkinan induksi persalinan pada kehamilan post-term.
Penggunaan USG juga dapat meningkatkan pengalaman kehamilan
ibu
5) Doppler ultrasound pembuluh darah janin :Tidak dianjurkan untuk
dilakukan secara rutin dalam upanya meningkatkan kondisi ibu
5
maupun janin. Pemeriksaan DJJ dengan doppler hanya dilakukan
secara periodik saat ANC.
3. Tindakan pencegahan
a. Antibiotik untuk asymptomatic bacteriuria
Pemberian antibiotik selama 7 hari sangat direkomendasikan untuk
semua ibu hamil dengan asymptomatic bacteriuria. Hal ini dilakukan untuk
mencegah bakteriuria yang persisten dan kelahiran preterm serta BBLR
b. Antibiotik profilaksis untuk mencegah ISK berulang
Antibiotik profilaksis hanya diberikan untuk mencegah ISK berulang
pada ibu hamil dalam kepentingan penelitian saja.
c. Pemberian anti-D immunoglobulin
Hanya diberikan untuk kepentingan penelitian pada ibu hamil dengan
usia kehamilan 28-34 minggu
d. Pemberian antihelminthic
Diberikan bagi ibu hamil yang tinggal di area endemic pada trimester 1
e. Vaksin tetanus toxoid
Direkomendasikan untuk diberikan kepada semua ibu hamil.
Pemberian tergantung dengan riwayat vaksinasi ibu sebelumnya. Vaksinasi ini
untuk mencegah kematian bayi akibat tetanus
f. Pencegahan malaria
Pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik sangat dianjurkan
untuk mendapatkan profilaksis malaria pada trimester 2. Profilaksis ini
diberikan tiap bulan atau minimal 3 kali pemberian.
g. Pencegahan HIV dengan pemberian pre-exposure profilaksis (PreP)
Pemberian PreP oral dianjurkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi
HIV
4. Intervensi untuk gejala psikologis umum
a. Mual dan muntah
Pemberian jahe, vit B6 atau akupuntur direkomendasikan bagi ibu
hamil untuk mengurangi mual pada awal kehamilan
b. Heartburn
Perubahan gaya hidup sehat dan pola makan sangat dianjurkan untuk
mencegah terjadinya heartburn pada ibu hamil. Bila diperlukan maka bisa
diberikan antacid
6
c. Kram kaki
Pemberian magnesium, kalsium, atau tatalaksana non-farmakologis
lainnya bisa diberikan untuk mencegah kram kaki pada ibu hamil
d. Low back and pelvic pain
Olahraga/ senam ibu hamil sangat dianjurkan untuk mencegah nyeri
punggung pada ibu hamil. Selain itu bisa juga dengan bantuan fisioterapi atau
penggunaan korset khusus.
e. Konstipasi
Bagi ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat ataupun
gandum yang cukup untuk mencegah konstipasi
f. Varicose veins dan edema
Direkomendasikan untuk menggunakan compression
stockings, meninggikan kaki saat tidur dan kompres dengan air hangat pada kaki
untuk mencegah edema
5. Intervensi sistem kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas ANC
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memiliki buku KIA dan selalu membawa
setiap kali kontrol/ ANC
ANC tidak hanya dilakukan oleh dokter, namun juga oleh bidan.
Tenaga kesehatan dianjurkan untuk melakukan promosi kesehatan rutin terkait
gaya hidup sehat dan anjuran nutrisi untuk ibu hamil.
Pelaksanaan ANC minimal 8 kali bagi setiap ibu hamil sangata dianjurkan
untuk mengurangi kematian selama kehamilan maupun saat persalinan.
Kepuasan ibu hamil selama ANC dan persalinan dapat meningkatkan kondisi
kesehatan ibu dan bayi, mengingat kebutuhan emosional, psikologis dan sosial pada
wanita dewasa dan kelompok rentan (termasuk wanita dengan disabiltas, gangguan
mental, wanita dengan HIV, pekerja seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar
daripada wanita lain pada umumnya
( sumber kutipan )
WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience, UK
WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In
Health Facilities, Switzerland
7
B. Rekomendadi PenangananCovid 19 Pada Maternal
8
a. Karena informasi mengenai virus baru ini terbatas dan tidak ada profilaksis
atau
pengobatan yang tersedia, pilihan untuk perawatan bayi harus didiskusikan
dengan keluarga pasien dan tim kesehatan yang terkait.
b. Ibu dikonseling tentanga dan yareferensi dari Cina yang menyarankan isolasi
terpisah dari ibu yang terinfeksi dan bayinya selama 14 hari. Pemisahan
sementara bertujuan untuk mengurangi kontak antara ibu dan bayi
c. Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi sendiri, maka
segala upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa ia telah menerima
informasi lengkap dan memahami potensi risiko terhadap bayi.
4. Rekomendasi Menyusui
a. Ibu sebaiknya dikonseling tentang sebuah penelitian terbatas pada dalam enam
kasus persalinan di Cina yang dilakukan pemeriksaan pada ASI yang
didapatkan negative untuk COVID-19, namun mengingat jumlah kasus yang
sedikit, bukti ini harus ditafsirkan dengan hati-hati.
b. Risiko utama untuk bayi menyusui adalah kontak dekat dengan ibu yang
cenderung terjadi penularan melaui droplet infeksius di udara.
c. Mengingat bukti saat ini, petugas kesehatan sebaiknya menyarankan bahwa
manfaat menyusui melebihi potensi risiko penularan virus melalui ASI. Risiko
dan manfaat menyusui, termasuk risiko menggendong bayi dalam jarak dekat
( sumber kutipan )
Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona m(Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin Dan Nifas) Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan
Obstetri Dan Ginekologi Indonesia Tahun 2020,Surabaya, 15 Maret 2020
9
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap dilakukan
c. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan
infeksi terkonfirmasi maupun PDP sampai ada rekomendasi dari episode
isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko
tinggi.
d. Penggunaan pengobatan di luar penelitian harus mempertimbangkan analisis
risk benefit dengan menimbang potensi keuntungan bagi ibu dan keamanan
bagi janin. Saat ini tidak ada obat anti virus yang disetujui oleh FDA untuk
pengobatan COVID-19, walaupun antivirus spectrum luas digunakan pada
hewan model MERS sedang dievaluasi untuk aktivitas terhadap SARS-CoV-2
e. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca
perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode
penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat
COVID-19, didapatkan bahwa dua pertiga kehamilan dengan SARS disertai
oleh IUGR dan solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak
lanjut ultrasonografi diperlukan.
f. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan diduga /
dikonfirmasiter infeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut:
Pembentukan tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter
spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas
dan dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera
mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan
dengan ibu dan keluargatersebut.
g. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan
perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel
advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat
perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran luas
SARS-CoV-2.
h. Vaksinasi. Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah COVID-19.
Upaya pencegahan umum yang dapatdilakukan oleh ibuhamil:
10
a. Untuk pemeriksaan hamil pertama kali, buat janji dengan dokter agar tidak
menunggu lama. Selama perjalanan ke fasyankes tetap melakukan pencegahan
penularan COVID-19 secara umum.
b. Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
c. Pelajari buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika
terdapat risiko / tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), maka periksakan
diri ketenaga kesehatan. Jika tidak terdapat tanda-tanda bahaya,pemeriksaan
kehamilan dapat ditunda.
e. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu dan setelah usia
kehamilan 28 minggu hitung gerakan janin (minimal 10 gerakan per 2 jam).
f. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan
aktivitas fisik berupa senam ibu hamil / yoga /pilates / aerobic / peregangan
secara mandiri dirumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
g. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
h. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya sampai kondisi bebas dari pandemic
COVID-19.
( sumber kutipan )
"Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir Selama Social
Distancing", Kemenkes RI, 2020. hlm 3 & 6
11
PADA MASA PANDEMI COVID-19
1. Pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 dan pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir di era pandemi
2. Di era pandemi COVID-19, -fasilitas kesehatan baik primer / tempat PMB
maupun rujukan harus betul-betul siap dalam pemenuhan APD, sarana prasarana
dan SDM
3. Belum semua bidan tersosialisasi pedoman pelayanan KIA, KB &Kesprodi era
pandemi dan New Normal
4. Keselamatan bidan & pasien harus dilindungi – diperlukan penyesuaian pelayanan
agar terhindar dari penularan.
5. Akses pelayanan kebidanan diera pandemi covid-19 mengalami perubahan –
faskes primer/PMB membatasi pelayanan.
6. Tingginya kasus penderita COVID 19 yang dirawat di RS rujukan berpengaruh
terhadap penanganan pelayanan rujukan maternal dan neonatal.
Permasalahan
PMB yang tutup 974 – dari 9296 laporan yang masuk (7 Juni 2020)
12
ODP & PDP
Dalam perawatan Covid
Pembatasan jam dan jenis pelayanan
Dilarang keluarga.
Bidan dan tim kesehatan menggunakan APD sesuai kebutuhan dengan cara
pemasangan & pelepasan yang benar - menggunakan masker Medis (APN
menggunakan N-95)
Buat papan pengumuman / banner tentang Protokol 6 Pencegahan Covid-19 di
Klinik PMB:
Cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1,5 meter, semua pasien,
pendamping/ pengunjung menggunakan masker
Jika tidak siapd engan APD sesuai kebutuhan dan tidak dapat memberikan
pelayanan, segera kolaborasi dan merujuk pasien ke PKM / RS
Lakukan skrining factor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila
ditemukan factor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar - terencana
13
Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan pengukur
suhu semua pengunjung Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah di
desinfeksi.
Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji melalui telpon/WA
Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi
kewaspadaan penularan Covid-19. Bidan dapat berkoordinasi dengan
RT/RW/Kades untuk informasi status ibu (ODP/PDP/Covid +).
Pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL&Balita serta KB, Kespro pada masa
pandemi covid-19 & New Normal sesuai standar – mengacu pada panduan
Tidak ada keluhan bumil diminta menerapkan isi buku KIA dirumah. Segera
kefasyankes jika ada keluhan / tanda bahaya
Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan Covid-19.
Dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu (ODP/PDP,Covid
+)
Jika ada tanda-tanda bersalin, segera hubungi Bidan melalui telepon/WA. Bidan
melakukan skrining factor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila ada
factor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar
Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu apakah
sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid +)
Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN, lakukan IMD
&Pemasangan IUD paska persalinan dengan APD level2, dan menerapkan
protocol pencegahan penularan covid-19 - pada ibu bukan PDP, Covid+(Pasien
dan pendamping maks 1 org menggunakan masker)
14
Tidak ada keluhan agar menerapkan isi buku KIA, lakukan pemantauan mandiri,
jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu/BBL segera ke fasyankes
Pelayanan nifas dan BBL, dengan membuat janji melalui Telepon/WA
Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu apakah
sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid+).
1. Tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk control ke Bidan.
2. Pelayanan KB baru/kunjungan ulang – membuat janji melalui telp/WA
3. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
4. Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades untuk informasi ttg status ibu
(ODP/PDP/Covid +)
5. Pelayanan KB dilakukan sesuai standar menggunakan APD level 1 atau 2.
Konseling memotivasi menggunakan MKJP – tidak perlu control rutin (kecuali
ada keluhan) -New Normal
Kebutuhan PMB pada Masa Pandemi Covid-19 dan Menghadapi Era New –
Normal (Rangkuman dalam Laporan PMB)
15
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN MENGHADAPI NEW - NORMAL
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
16
kelebihan cairan, pemberian antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder
akibat infeksi bakteri), pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta
yang lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila
terjadi gangguan pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan
pendekatan individual / indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan
multidisipin.
17