Anda di halaman 1dari 20

PELAYANAN ANTENATAL CARE

Disusun Oleh :

1. AISYAH MIFTAHU ROSYIDAH NIM F2019001


2. ANIK TRIATMINI NIM F2019002
3. ARINI NOVILIA NUR KHASANAH NIM F2019003
4. AYUNDA SINTA SUMITRAN NIM F2019004
5. CAHYATI FITRI MUMPUNI NIM F2019005
6. ERA NURPADILA NIM F2019006
7. IRVINA NURUL MAHMUDAH NIM F2019007
8. JULEHA DUWI HANDAYANI NIM F2019008
9. LIS DELLA ANGGRAENI SAPUTRI NIM F2019009
10. MAERA KARTIKA SARI NIM F2019010
11. MIFTAKUL MUNAWAROH NIM F2019011
12. NUKEN ROCHMADIAH APRIATI NIM F2019012
13. NURHASANAH LAILA FITRI NIM F2019013
14. PUTRI ELZA FERNANDA NIM F2019014
15. SITI SANTIKA KUSUMA WARDANI NIM F2019015
16. YESI ERMAWATI NIM F2019016
17. ZUANITA OKTAVIANI PUTRI NIM F2019017

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN 2020/202
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan modul hasil pembelajaran untuk memenuhi
mata kuliah asuhan kehamilan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan modul hasil pembelajaran berjudul “Pelayanan Atenatal Care ( ANC ) dan
Penanganan covid 19 pada Maternal ” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak.
Kami berharap modul hasil pembelajanran ini tentang pelayanan ANC dan penanganan
covid 19 pada maternal. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca modul ini.
Penulis menyadari modul bertema asuhan ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia
ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surakarta, 23 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................................ 1
C. Manfaat .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Rekomendasi WHO ........................................................................................... 3


B. Rekomendasi Penanganan Covid 19 Pada Maternal ......................................... 8
C. Pedoman Pelayanan ANC Pada Masa Pandemi ................................................ 9
D. Kebijakan PP IBI dalam Masa Pandemi ............................................................ 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secaroptimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara
eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Di tengah
pandemi covid seperti sekarang ini untuk ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir harus
benar- benar mendapatkan pelayanan dan juga penjagaan yang ketat. Karena itu kita
sebagai tenaga kesehatan dan juga masyarakat harus bekerja sama bergotong royong
untuk mencegah penularan covid 19 ini pada ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru
lahir di masyarakat meliputi universal precaution dengan selalu cuci tangan memakai
sabun selama 20 detik atau hand sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga
kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang
seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin. Sedangkan prinsip-prinsip
manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah isolasi awal, prosedur
pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian
antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri),
pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemantauan
janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan
pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual
/ indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
B. TUJUAN
1. Mengetahui penanganan covid 19 pada ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir
2. Mengetahui pedoman pelayanan ANC pada ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru
lahir di tengah covid 19 ini
C. MANFAAT
1. Dapat mengetahui bagaimana cara penangana covid 19 pada ibu hamil, ibu nifas,
dan juga bayi baru lahir.

1
2. Dapat mengerti dan memahami pedoman pelayanan ANC yang di berikan kepada
ibu hamil, ibu nifas, dan byi baru lahir di tengah pandemi covid 19 ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Rekomendasi WHO

ANC atau anteatal care merupakan perawatan ibu dan janin selama masa


kehamilan. Seberapa penting dilakukan kunjungan ANC? Sangat penting. Melalui ANC
berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan bisa
diberikan kebada ibu sedini mungkin. Kurangnya pengetahuan mengenai tanda bahaya
kehamilan sering terjadi karena kurangnya kunjungan ANC. Kurangnya kunjungan ANC
ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu maupun janin seperti terjadinya perdarahan saat
masa kehamilan karena tidak terdeteksinya tanda bahaya.
Berbagai penelitian terkait ANC menyatakan bahwa keberhasilan ANC lebih
berarti dapat menyelamatkan nyawa atau menurunkan AKI. Melalui ANC, kesempatan
untuk menyampaikan edukasi dan promosi kesehatan pada ibu hamil khususnya bisa
dilakukan lebih baik. Fungsi suportif dan komunikatif dari ANC tidak hanya mampu
menurunkan AKI tapi juga meningkatkan kualitas hidup bagi ibu dan bayi yang akan
dilahirkan. Selain itu, secara tidak langsung kualitas dari pelayanan kesehatan juga ikut
meningkat.
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, disebutkan bahwa para wanita/ ibu
menginginkan kepuasan/ pelayanan yang baik selama ANC. Kepuasan ibu hamil dapat
diperoleh dengan menjaga kondisi fisik, sosial, dan kesehatan ibu serta janin (termasuk
mencegah atau menurangi risiko, penyakit yang mungkin diderita, dan kematian), serta
memiliki transisi yang efektif saat menuju proses persalinan. Kepuasan bagi wanita hamil
merupakan kunci untuk perubahan/ transformasi ANC sekaligus meningkatkan
perkembangan keluarga maupun komunitas.
Metode Pengembangan Panduan WHO
Pada panduan ini, WHO merekomendasikan beberapa hal terkait ANC seperti;
pentingnya pengembangan kebijakan dan protokol klinik terkait kesehatan ibu dan anak
khususnya. Panduan ini dikembangakan sesuai dengan standard operating
procedures (SOP) yang meliputi:  (i) identifikasi masalah yang diprioritaskan
dan outcome yang diharapkan; (ii) pengumpulan bukti dari masalah yang dilaporkan; (iii)
penilaian terhadap bukti yang ada; (iv) perumusan rekomendasi; dan (v) perencanaan

3
untuk implementasi, diseminasi, dan dampak serta evaluasi dari panduan yang telah
dibuat.
Rekomendasi ANC menurut WHO
1. Intervensi nutrisi
a. Intervensi diet:
Direkomendasikan untuk makan makanan bergizi dan tetap melakukan
aktivitas fisik/ olahraga rutin selama kehamilan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Selain itu juga
dianjurkan untuk dilakukan edukasi terkait upaya peningkatan energi dan
asupan protein tiap harinya pada ibu hamil agar mengurangi kejadian bayi
lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
b. Pemberian suplemen besi dan asam folat
Direkomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen besi sebanyak 30-
60 mg/hari dan 0,4mg asam dolat tiap harinya. Hal ini untuk mencegah
anemia, peurperal sepsis, BBLR, dan kelahiran preterm.
c. Pemberian suplemen kalsium
Dosis harian kalsium yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 1,5-2,0
gr peroral untuk mengurangi risiko pre-eklampsia
d. Pemberian suplemen vit.A
Suplemen vit A hanya diberikan kepada ibu hamil yang tinggal di
daerah dengan kasus defisiensi vit A yang tinggi untuk mencegah rabun senja
e. Pemberian suplemen zinc
Hanya diberikan pada ibu hamil untuk kepentingan penelitian saja
f. Pemberian suplemen mikronutrien, vitamin B6, vit E, vit C, vit D
Pemberian suplemen ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam tujuan meningkatkan outcome dari ibu maupun janin
g. Pembatasan asupan kafein
Konsumsi kafein pada ibu hamil dianjurkan tidak lebih dari 300 mg/
hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko abortus dan BBLR.
2. Penilaian kondisi ibu dan janin
a. Penilaian ibu
1) Anemia: Pemeriksaan hitung darah lengkap (blood count test)
merupakan metode yang paling direkomendasikan untuk mendiagnosis
adanya anemia selama kehamilan

4
2) Asymptomatic bacteriuria : Kultur pada midstream urine merupakan
metode yang dianjurkan untuk mendiagnosis adanya bacteriuria. Jika
kultur tidak bisa dilakukan, pengecatan gram bisa dilakukan sebagai
alternatifnya
3) Intimate partner violence : Kekerasan oleh pasangan biasanya bisa
dideteksi sedini mungkin saat ANC dilakukan
4) Gestational diabetes mellitus : Temuan hiperglikemi pada wanita
hamil dapat diklasifikasikan sebagai GDM atau DM pada kehamilan
5) Penggunaan rokok dan obat-obatan :Pada tiap kunjungan ANC sangat
dianjurkan untuk menanyakan ada/ tidaknya penggunaan rokok baik
sebelum atau saat kehamilan. Selain itu ada/ tidaknya paparan rokok di
lingkungan sekitar.
6) HIV dan sifilis :Bagi semua ibu hamil yang rentan atau berisiko
terkena HIV atau sifilis, maka perlu dilakukan uji anti HIV maupun
sifilis
7) Tuberkulosis :Pada populasi dengan prevalensi TB yang tinggi, perlu
dilakukan skrining TB pada wanita hamil
b. Penilaian janin
1) Pergerakan janin : Bisa dilakukan dengan CTG atau count-to-
ten kick charts jika dilakukan untuk kepentingan penelitian
2) Pengukuran tinggi fundus : Dianjurkan untuk selalu diukur setiap
kali ANC
3) Antenatal CTG (cardiotocography) : CTG rutin tidak dianjurkan
untuk ibu hamil, hanya dilakukan secara periodik saja dan lebih
sering pada kehamilan trimester 3
4) Ultrasound scan : Dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu
untuk meningkatkan deteksi adanya kelainan pada janin atau
adanya kehamilan ganda. Selain itu juga untuk mengurangi
kemungkinan induksi persalinan pada kehamilan post-term.
Penggunaan USG juga dapat meningkatkan pengalaman kehamilan
ibu
5) Doppler ultrasound pembuluh darah janin :Tidak dianjurkan untuk
dilakukan secara rutin dalam upanya meningkatkan kondisi ibu

5
maupun janin. Pemeriksaan DJJ dengan doppler hanya dilakukan
secara periodik saat ANC.
3. Tindakan pencegahan
a. Antibiotik untuk asymptomatic bacteriuria
Pemberian antibiotik selama 7 hari sangat direkomendasikan untuk
semua ibu hamil dengan asymptomatic bacteriuria. Hal ini dilakukan untuk
mencegah bakteriuria yang persisten dan kelahiran preterm serta BBLR
b. Antibiotik profilaksis untuk mencegah ISK berulang
Antibiotik profilaksis hanya diberikan untuk mencegah ISK berulang
pada ibu hamil dalam kepentingan penelitian saja.
c. Pemberian anti-D immunoglobulin
Hanya diberikan untuk kepentingan penelitian pada ibu hamil dengan
usia kehamilan 28-34 minggu
d. Pemberian antihelminthic
Diberikan bagi ibu hamil yang tinggal di area endemic pada trimester 1
e. Vaksin tetanus toxoid
Direkomendasikan untuk diberikan kepada semua ibu hamil.
Pemberian tergantung dengan riwayat vaksinasi ibu sebelumnya. Vaksinasi ini
untuk mencegah kematian bayi akibat tetanus
f. Pencegahan malaria
Pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik sangat dianjurkan
untuk mendapatkan profilaksis malaria pada trimester 2. Profilaksis ini
diberikan tiap bulan atau minimal 3 kali pemberian.
g. Pencegahan HIV dengan pemberian pre-exposure profilaksis (PreP)
Pemberian PreP oral dianjurkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi
HIV
4. Intervensi untuk gejala psikologis umum
a. Mual dan muntah
Pemberian jahe, vit B6 atau akupuntur direkomendasikan bagi ibu
hamil untuk mengurangi mual pada awal kehamilan
b. Heartburn
Perubahan gaya hidup sehat dan pola makan sangat dianjurkan untuk
mencegah terjadinya heartburn pada ibu hamil. Bila diperlukan maka bisa
diberikan antacid

6
c. Kram kaki
Pemberian magnesium, kalsium, atau tatalaksana non-farmakologis
lainnya bisa diberikan untuk mencegah kram kaki pada ibu hamil
d. Low back and pelvic pain
Olahraga/ senam ibu hamil sangat dianjurkan untuk mencegah nyeri
punggung pada ibu hamil. Selain itu bisa juga dengan bantuan fisioterapi atau
penggunaan korset khusus.
e. Konstipasi
Bagi ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat ataupun
gandum yang cukup untuk mencegah konstipasi
f. Varicose veins dan edema
Direkomendasikan untuk menggunakan compression
stockings, meninggikan kaki saat tidur dan kompres dengan air hangat pada kaki
untuk mencegah edema
5. Intervensi sistem kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas ANC
 Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memiliki buku KIA dan selalu membawa
setiap kali kontrol/ ANC
 ANC tidak hanya dilakukan oleh dokter, namun juga oleh bidan.
 Tenaga kesehatan dianjurkan untuk melakukan promosi kesehatan rutin terkait
gaya hidup sehat dan anjuran nutrisi untuk ibu hamil.
 Pelaksanaan ANC minimal 8 kali bagi setiap ibu hamil sangata dianjurkan
untuk mengurangi kematian selama kehamilan maupun saat persalinan.
Kepuasan ibu hamil selama ANC dan persalinan dapat meningkatkan kondisi
kesehatan ibu dan bayi, mengingat kebutuhan emosional, psikologis dan sosial pada
wanita dewasa dan kelompok rentan (termasuk wanita dengan disabiltas, gangguan
mental, wanita dengan HIV, pekerja seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar
daripada wanita lain pada umumnya
( sumber kutipan )
 WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience, UK
 WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In
Health Facilities, Switzerland

7
B. Rekomendadi PenangananCovid 19 Pada Maternal

1. Pertimbangan khusus untuk ibu hamil adalah:


Pemeriksaan radiografi harus dengan perlindungan terhadap janin. Frekuensi
dan jenis pemantauan detak jantung janin harus dipertimbangkan secara
individual, dengan mempertimbangkan usia kehamilan janin dan kondisi ibu.
Stabilisasi ibu adalah prioritas sebelum persalinan dan apabila ada kelainan
penyerta lain seperti contoh pre-eklampsia berat harus mendapatkan penanganan
yang sesuai
Keputusan untuk melakukan persalinan perlu dipertimbangkan, kalau
persalinan akan lebih membantu efektifitas resusitasi ibu atau karena ada kondisi
janin yang mengharuskan dilakukan persalinan segera. Pemberian kortikosteroid
untuk pematangan paru janin harus dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan
tim dokter yang merawat. Pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin
harus sesuai indikasi.
2. Rekomendasi Persalinan
a. Jika seorang wanita dengan COVID-19 dirawat di ruang isolasi di ruang
bersalin, dilakukan penanganan tim multi-disiplin yang terkait yang meliputi
dokter paru / penyakit dalam, dokter kandungan, anestesi, bidan , dokter
neonatologis dan perawat neonatal.
b. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang
memasuki ruangan dan unit harus mengembangkan kebijakan lokal yang
menetapkan personil yang ikut dalam perawatan. Hanya satu orang
(pasangan/anggota keluarga) yang dapat menemani pasien. Orang yang
menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularan dan mereka harus
memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.
c. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar, dengan
penambahan satu rasi oksigen yang bertujuan untuk menjaga satu rasi oksigen
> 94%, titrasi terapi oksigen sesuai kondisi.
d. Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa laporan kasus di
Cina, apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan janin secara
kontinya selama persalinan.
3. Rekomendasi Postpartum

8
a. Karena informasi mengenai virus baru ini terbatas dan tidak ada profilaksis
atau
pengobatan yang tersedia, pilihan untuk perawatan bayi harus didiskusikan
dengan keluarga pasien dan tim kesehatan yang terkait.
b. Ibu dikonseling tentanga dan yareferensi dari Cina yang menyarankan isolasi
terpisah dari ibu yang terinfeksi dan bayinya selama 14 hari. Pemisahan
sementara bertujuan untuk mengurangi kontak antara ibu dan bayi
c. Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi sendiri, maka
segala upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa ia telah menerima
informasi lengkap dan memahami potensi risiko terhadap bayi.
4. Rekomendasi Menyusui
a. Ibu sebaiknya dikonseling tentang sebuah penelitian terbatas pada dalam enam
kasus persalinan di Cina yang dilakukan pemeriksaan pada ASI yang
didapatkan negative untuk COVID-19, namun mengingat jumlah kasus yang
sedikit, bukti ini harus ditafsirkan dengan hati-hati.
b. Risiko utama untuk bayi menyusui adalah kontak dekat dengan ibu yang
cenderung terjadi penularan melaui droplet infeksius di udara.
c. Mengingat bukti saat ini, petugas kesehatan sebaiknya menyarankan bahwa
manfaat menyusui melebihi potensi risiko penularan virus melalui ASI. Risiko
dan manfaat menyusui, termasuk risiko menggendong bayi dalam jarak dekat
( sumber kutipan )
Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona m(Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin Dan Nifas) Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan
Obstetri Dan Ginekologi Indonesia Tahun 2020,Surabaya, 15 Maret 2020

C. PedomanPelayanan ANC Pada Masa Pandemi


Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan saat antenatal care:
a. Wanita hamil yang termasuk pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19
harus segera dirawat di rumah sakit (berdasarkan pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi COVID-19). Pasien dengan COVID-19 yang diketahui
atau diduga harus dirawat di ruang isolasi khusus di rumah sakit. Apabila
rumah sakit tidak memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi syarat. Air
borne Infection Isolation Room (AIIR), pasien harus ditransfer secepat
mungkin ke fasilitas di mana fasilitas isolasi khusus tersedia.

9
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap dilakukan
c. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan
infeksi terkonfirmasi maupun PDP sampai ada rekomendasi dari episode
isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko
tinggi.
d. Penggunaan pengobatan di luar penelitian harus mempertimbangkan analisis
risk benefit dengan menimbang potensi keuntungan bagi ibu dan keamanan
bagi janin. Saat ini tidak ada obat anti virus yang disetujui oleh FDA untuk
pengobatan COVID-19, walaupun antivirus spectrum luas digunakan pada
hewan model MERS sedang dievaluasi untuk aktivitas terhadap SARS-CoV-2
e. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca
perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode
penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat
COVID-19, didapatkan bahwa dua pertiga kehamilan dengan SARS disertai
oleh IUGR dan solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak
lanjut ultrasonografi diperlukan.
f. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan diduga /
dikonfirmasiter infeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut:
Pembentukan tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter
spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas
dan dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera
mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan
dengan ibu dan keluargatersebut.
g. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan
perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel
advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat
perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran luas
SARS-CoV-2.
h. Vaksinasi. Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah COVID-19.
Upaya pencegahan umum yang dapatdilakukan oleh ibuhamil:

10
a. Untuk pemeriksaan hamil pertama kali, buat janji dengan dokter agar tidak
menunggu lama. Selama perjalanan ke fasyankes tetap melakukan pencegahan
penularan COVID-19 secara umum.
b. Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
c. Pelajari buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika
terdapat risiko / tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), maka periksakan
diri ketenaga kesehatan. Jika tidak terdapat tanda-tanda bahaya,pemeriksaan
kehamilan dapat ditunda.
e. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu dan setelah usia
kehamilan 28 minggu hitung gerakan janin (minimal 10 gerakan per 2 jam).
f. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan
aktivitas fisik berupa senam ibu hamil / yoga /pilates / aerobic / peregangan
secara mandiri dirumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
g. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
h. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya sampai kondisi bebas dari pandemic
COVID-19.
( sumber kutipan )
"Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir Selama Social
Distancing", Kemenkes RI, 2020. hlm 3 & 6

D. Kebijakan PP IBI dalam Masa Pandemi

Menurutuukebidanan no 4 tahun 2019 Bidan adalah seorang perempuan yang


telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri maupun di
luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan. Pelayanan Kebidanan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan.

TANTANGAN PELAYANAN KEBIDANAN

11
PADA MASA PANDEMI COVID-19

1. Pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 dan pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir di era pandemi
2. Di era pandemi COVID-19, -fasilitas kesehatan baik primer / tempat PMB
maupun rujukan harus betul-betul siap dalam pemenuhan APD, sarana prasarana
dan SDM
3. Belum semua bidan tersosialisasi pedoman pelayanan KIA, KB &Kesprodi era
pandemi dan New Normal
4. Keselamatan bidan & pasien harus dilindungi – diperlukan penyesuaian pelayanan
agar terhindar dari penularan.
5. Akses pelayanan kebidanan diera pandemi covid-19 mengalami perubahan –
faskes primer/PMB membatasi pelayanan.
6. Tingginya kasus penderita COVID 19 yang dirawat di RS rujukan berpengaruh
terhadap penanganan pelayanan rujukan maternal dan neonatal.

Permasalahan

1. Tanpa disadari banyak OTG beraktifitas seperti biasa, BERISIKO menularkan


pada ibu hamil –belum adas krining covid bagi bumil – rapid test
2. Banyak sekali Informasi terkait Covid-19 (WA/Internet) – belum tentu semuanya
benar
3. Masih beragamnya pemahaman masyarakat terhadap Covid-19,
4. Tingkat kecemasan masyarakat cukup tinggi, termasuk ibu hamil.
5. Kepatuhan masyarakat masih rendah.

Bidan - Sebagai Garda Terdepan Dalam Pelayanan KIA, KB & KESPRO

Anggota IBI (KTA): 303.696

Praktek Mandiri Bidan: 36.996

Bidan Delima: 18.885

PMB yang tutup 974 – dari 9296 laporan yang masuk (7 Juni 2020)

 APD tidak memadai


 Isolasi mandiri

12
 ODP & PDP
 Dalam perawatan Covid
 Pembatasan jam dan jenis pelayanan
 Dilarang keluarga.

Peran dan tempat praktik bidan

1. Menyediakan Tempat praktik Bidan terstandar


2. Memberikan pelayanan KIA, KB & Kespro sesuai standar dan ketentuan
peraturan yang berlaku Melakukans krining factor resiko dan merujuk sesuai
standar (Inter-Professional Collaboration)
3. Mencatat data pasien dan pelayanan yang diberikan serta melaporkan ke
Puskesmas, BKKBN dan UPBD setiap bulan.
4. Membuat catatan asuhan yang lengkap sebagai bukti pelayanan profesional
5. Memberikan penyuluhan KIA, KB dan Kespro
6. Memfasilitasi kelas bumil dan ibu balita
7. Melakukan kunjungan rumah sesuai kebutuhan.

REKOMENDASI PELAYANAN KEBIDANAN

PADA PRAKTIK MANDIRI BIDAN PADA MASA PANDEMI COVID-19


DAN NEW NORMAL

 Bidan dan tim kesehatan menggunakan APD sesuai kebutuhan dengan cara
pemasangan & pelepasan yang benar - menggunakan masker Medis (APN
menggunakan N-95)
 Buat papan pengumuman / banner tentang Protokol 6 Pencegahan Covid-19 di
Klinik PMB:
 Cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1,5 meter, semua pasien,
pendamping/ pengunjung menggunakan masker
 Jika tidak siapd engan APD sesuai kebutuhan dan tidak dapat memberikan
pelayanan, segera kolaborasi dan merujuk pasien ke PKM / RS
 Lakukan skrining factor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila
ditemukan factor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar - terencana

13
 Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan pengukur
suhu semua pengunjung Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah di
desinfeksi.
 Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji melalui telpon/WA
 Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi
kewaspadaan penularan Covid-19. Bidan dapat berkoordinasi dengan
RT/RW/Kades untuk informasi status ibu (ODP/PDP/Covid +).
 Pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL&Balita serta KB, Kespro pada masa
pandemi covid-19 & New Normal sesuai standar – mengacu pada panduan

PANDUAN PELAYANAN OLEH BIDAN PADA MASA PAMDEMI COVID-19

 Tidak ada keluhan bumil diminta menerapkan isi buku KIA dirumah. Segera
kefasyankes jika ada keluhan / tanda bahaya
 Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan Covid-19.
Dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu (ODP/PDP,Covid
+)

PANDUAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN PADA MASA


PAMDEMI COVID-19

 Jika ada tanda-tanda bersalin, segera hubungi Bidan melalui telepon/WA. Bidan
melakukan skrining factor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila ada
factor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar
 Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu apakah
sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid +)
 Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN, lakukan IMD
&Pemasangan IUD paska persalinan dengan APD level2, dan menerapkan
protocol pencegahan penularan covid-19 - pada ibu bukan PDP, Covid+(Pasien
dan pendamping maks 1 org menggunakan masker)

PANDUAN PELAYANAN NIFAS & BBL OLEH BIDAN PADA MASA


PAMDEMI COVID-19

14
 Tidak ada keluhan agar menerapkan isi buku KIA, lakukan pemantauan mandiri,
jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu/BBL segera ke fasyankes
 Pelayanan nifas dan BBL, dengan membuat janji melalui Telepon/WA
 Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu apakah
sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid+).

PANDUAN PELAYANAN KBOLEH BIDAN PADA MASA PAMDEMI


COVID-19

1. Tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk control ke Bidan.
2. Pelayanan KB baru/kunjungan ulang – membuat janji melalui telp/WA
3. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19.
4. Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades untuk informasi ttg status ibu
(ODP/PDP/Covid +)
5. Pelayanan KB dilakukan sesuai standar menggunakan APD level 1 atau 2.
Konseling memotivasi menggunakan MKJP – tidak perlu control rutin (kecuali
ada keluhan) -New Normal

Kebutuhan PMB pada Masa Pandemi Covid-19 dan Menghadapi Era New –
Normal (Rangkuman dalam Laporan PMB)

1. Menjaga suplay Alokon berkelanjutan


2. Dukungan APD secara terus menerus – disposible
3. Revisi kebijakan pembiayaan pelayanan kebidanan dalam JKN – termasuk untuk
konsultasi on-line
4. Review kebijakan MOU PMB & BPJS untuk meningkatkan akses pelayanan KIA
& KB
5. Memfasilitasi Pelatihan CTU termasuk KB PP bagi PMB
6. Mengembangkan media penyuluhan, KIE tentang Kespro& KB secara Digital.
7. Pengembangan aplikasi dan sistim informasi dalam peningkatan kolaborasi antar
provider, antar fasyankes, maupun antara provider dengan pasien.
8. Mengupayakan rapid test bagi PMB

KOMITMEN IBI DALAM

MENDUKUNG PELAYANAN KIA&KB

15
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN MENGHADAPI NEW - NORMAL

1. Melakukan konsolidasi, komunikasi dan koordinasi PP, PD & PC melalui virtual


meeting (pengumpulan data &informasi)
2. Mengupayakan bantuan dari berbagai stakeholders untuk memperoleh dukungan
dan bantuan bagi anggota IBI (APD dll)
3. Melakukan advokasi untuk optimalisasi peran bidan dan peningkatan akses
pelayanan kebidanan di PKM, RS dan PMB (Penyesuaian Tarif &Keb. MOU dgn
BPJS)
4. Peningkatan kualitas bidan–melalui webinar/modulon-line,pelatihan(CPD)
5. Mendistribusikan panduan pelayanan KIA & KB pada situasi pandemic covid-19
dan New Normal dari Kemkes, POGI, IDAI, IBI
6. Melakukan pembinaan, supervise fasilitatif (pengembangan instrument manual
dan digital – Bidan Delima)
7. Pengembangan pelayanan KIA, Kespro dan KB di klaster 2 tertentu(Tempat
kerja,shelter/ pusat-pusat isolasi mandiri)
8. Mengembangkan aplikasi sistim informasi yang mejembatani komunikasi antar
fasyankes, antar provider kesehatan, maupun antara provider kesehatan dengan
pasien

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam memberikan pelayanan ANC di masa sekarang ini harus nemerapkan


prinsip-prinsip dan juga strategi. Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu
hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal precaution
dengan selalu cuci tangan memakai sabun selama 20 detik atau hand sanitizer,
pemakaian alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan
istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikan etika batuk-
bersin. Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah
isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari

16
kelebihan cairan, pemberian antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder
akibat infeksi bakteri), pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta
yang lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila
terjadi gangguan pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan
pendekatan individual / indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan
multidisipin.

17

Anda mungkin juga menyukai