Anda di halaman 1dari 9

Tradisi Halal Bihalal

Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan


turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa
sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal
berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal.
Melalui kehadiran Islam maka kepercayaan dan tradisi di
Nusantara tersebut membaur dan dipengaruhi nilai-nilai Islam.
Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara sebagai bentuk
akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal Nusantara.
Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah
para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara
total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan
ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan
masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam
dapat diterima.

Salah satu tradisi di Indonesia dan masih ada


sampai sekarang di daerah saya yaitu halal
bihalal. Usai melaksanakan puasa Ramadhan,
umat muslim di Indonesia mempunyai tradisi
unik yang tidak dimiliki negara-negara lain.
Dalam pelaksanaannya, halalbihalal biasanya
diisi dengan kegiatan yang positif seperti
berkunjung ke rumah kerabat, silaturrahmi,
ajang maaf-maafan hingga makan bersama.
Secara umum, halalbihalal dimaksudkan
sebagai acara silaturrahmi yang dilaksanakan
setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan
dengan kegiatan inti saling bermaaf-maafan
satu sama lain
Namun, dosa kepada sesama manusia belum
akan diampuni jika belum mendapat kehalalan
atau dimaafkan oleh orang tersebut.
Oleh karena itu tradisi halal bihalal dilakukan
dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan
kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali
kepada fitrah (kesucian). Tujuan halal bihalal
selain saling bermaafan adalah untuk menjalin
tali silaturahim dan mempererat tali
persaudaraan.
Indonesia yang mempunyai jumlah umat
muslim terbesar di dunia, ternyata membawa
banyak tradisi baru yang sejatinya tidak pernah
ada dalam lingkup keislaman. Salah satunya
adalah Halal bi Halal.
Halal bihalal sebagai sebuah tradisi Islam di
Nusantara lahir dari sebuah proses sejarah. Ini
dibuat untuk membangun hubungan yang
harmonis (silaturahim) antar umat untuk
berkumpul, saling berinteraksi dan saling
bertukar informasi.
Meski mempunyai nama khas Arab, namun
halabihalal merupakan tradisi otentik nusantara
dan tidak diturunkan oleh negara di belahan
bumi lain.
Namun, bukan berarti halalbihalal termasuk
ajaran Islam yang ilegal. Dalam penamaan
istilah halalbihalal memang tidak ada dasar
yang jelas, akan tetapi nilai-nilai ajaran dan
praktik dalam halalbihalal memiliki dasar
hukum yang kuat dalam al-Quran dan hadis.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhari, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa
melakukan kezhaliman kepada suadaranya,
hendaklah meminta dihalalkan (dimaafkan)
darinya; karena di sana (akhirat) tidak ada lagi
perhitungan dinar dan dirham, sebelum
kebaikannya diberikan kepada saudaranya, dan
jika ia tidak punya kebaikan lagi, maka
keburukan saudaranya itu akan diambil dan
diberikan padanya,” (HR. Al-Bukhari).
kegiatan halalbihalal biasanya masih terus
diadakan selama bulan Syawal, bulan
kesepuluh dalam kalender Hijriah. Berbagai
kantor pemerintah dan swasta, sekolah,
organisasi Islam, perkumpulan alumni, atau
kluster perumahan akan bergantian
melaksanakan halalbihalal.
Halalbihalal merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan dalam perayaan Idul Fitri. Ini
merupakan tradisi khas Indonesia yang tidak
ditemukan di negara-negara Islam lain. Dan
biasanya di hari kemenangan inilah yang sangat
ditunggu tunggu semua umat muslim.
Menariknya, ada banyak cerita sejarah tentang
terbentuknya tradisi yang satu ini.
K.H. Wahab Chasbullah merupakan penggagas
dari tradisi halal bi halal di Indonesia. Dalam
perjalanannya, kegiatan ini ternyata
mempunyai tujuan penting. Yaitu
menyelamatkan bangsa Indonesia dari
perpecahan. Saat itu, kondisi Indonesia sangat
tidak menentu karena perpecahan di kalangan
elite politiknya. Kondisi ini tentu sangat
berbahaya dan berpotensi mengancam
keutuhan bangsa. Hingga akhirnya, majulah
K.H. Wahab Chasbullah menghadap Presiden
Soekarno dengan gagasan halal bihalal-nya.
Meski dianggap oleh sebagian kalangan umat
Islam sesuatu yang baru (Bid'ah), tradisi ini
tetap langgeng dari zaman ke zaman. Halal
bihalal tidak hanya dilakukan oleh beberapa
kalangan tetapi bisa dilakukan dari kalangan
bawah ,menengah maupun kalangan atas. Para
pejabat negeri ini pun sering mengadakannya.
Baik di kediaman pribadi maupun tempat
lainnya.

Di daerah saya biasanya warga hajatan terlebih


dahulu sebelum melakukan halal bihalal karena
tradisi ini sudah sejak dahulu dilaksanakan
sampai sekarang. Biasanya hari pertama
setelah hajatan halal bihalal dilakukan ke
tempat saudara - saudaranya, dan halal bihalal
yang sebenarnya seperti di tetangga - tetangga
itu dilakukan menurut tanggal Jawa yang sudah
diperhitungkan oleh orang yang dituakan di
daerah saya.
Para pemuda , orang tua maupun anak - anak
sejak dulu sampai sekarang masih melestarikan
kebiasaan dengan keliling rumah warga sekitar
untuk melakukan halal bihalal.
Dan halal bihalal secara umum identik dengan
berkumpulnya keluarga besar dari nenek
maupun kakek .

Anda mungkin juga menyukai