Anda di halaman 1dari 8

SUKUK

PENGERTIAN
• Sukuk jamak dari sakk secara Bahasa berarti dokumen, sertifikat,
piagam, akte, instrumen kontrak
• Istilah ini diambilkan dari Bahasa latin, yaitu cheque seperti yang
ditemukan pada lembaga keuangan
• Abad pertengahan, umat Islam menggunakan ini sebagai dokumen
yang menunjukkan kewajiban finansial atau aktifitas komersial lainnya
• Dewasa ini diterjemahkan kepada Surat Berharya, seperti SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara) atau Efek Syariah
• Ada juga yang menyebutnya dengan obligasi (surat utang)
• Karena obligasi adalah surat utang, maka istilah obligasi syariah
kurang tepat, karena sukuk bukan surat utang, tetapi bukti
kepemilikan atas:
1) Aset berwujud tertentu (a`yaan mawjudat)
2) Nilai manfaat dari asset berwujud (manaafi` al-a`yaan)
3) Jasa yang sudah ada atau yanfg belum ada (al-khadamah)
4) Aset proyek tertentu (mawjudat masyru` mu`ayyan)
5) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath istitsmar khashsh)
• Dalam perdagangan Islam internasional, pemakaian sukuk mengacu
kepada AAOIFI (the Accounting and Auditing Organization for Islamic
Finance and Institution)
• Sukuk menggunakan:
1. Konsep imbalan atau bagi hasil pengganti bunga
2. Ada transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah
asset sbg dasar penerbitan sukuk
3. Adanya akad antara para pihak untuk terhindar dari gharar, maisir
dan riba
• Sukuk yang biasa diterbitkan oleh perusahaan emiten itu adalah
obligasi yang diberi tambahan syariah
• Cuma istilah sukuk lebih tepat karena:
• Obligasai identik dengan surat utang , sementara sukuk tidak
• Sukuk memiliki nilai pokok tertentu yg diterbitkan oleh emiten untuk
para investor dengan kewajiban bagi emiten membayar hasilnya
• Kegiatan usaha emiten kepada investor yg memegang surat berharga
tsb serta membayar kembali nilai pokok tsb pasa masa jatuh tempo
• Dalam UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN disebutkan bahwa surat berharga
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti penyertaan terhadap
asset SBSN, baik mata uang rupiah atau valas
• Fatwa DSN NO: 137/DSN-MUIAX2020 Tentang SUKUK
• 1. Sukuk adalah Surat Berharga Syariah (Efek Syariah) berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian kepemilikan yang tidak bisa
ditentukan batas-batasnya (musya ) atas aset yang mendasarinya (Aset
Sukuk/Ushul al-Shukuk) setelah diterimanya dana sukuk, ditutupnya pemesanan
dan dimulainya penggunaan dana sesuai peruntukannya.
• 2. Aset Sukuk adalah Aset yang menjadi dasar penerbitan Sukuk yang terdiri atas
aset berwujud (al-a'yan), nilai manfaat atas aset berwujud (manafi' al-a'yan), jasa
(al-khadamat), aset proyek tertentu (maujudat masyru' mu‘ayyan dan/atau asset
kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath istitsmar khashsh).
KARAKTER SUKUK
1. Aset Suluk (Ushul al-Shukuk) harus sesuai dengan prinsip syariah;
2. Aset Sukuk merupakan milik pemegang Sukuk (Sukuk holder);
3. Setiap unit Sukuk wajib memiliki nilai yang sama (mutasawiyah al qimah);
4. Sukuk pada saat diterbitkan tidak mencerminkan utang melainkan berupa
kepemilikan pemegang Sukuk terhadap Aset Sukuk
5. Sukuk dapat berubah menjadi utang/piutang jika Aset Sukuk berubah menjadi
piutang pemegang Sukuk;
6. Penerbitan Sukuk harus ada jangka wakfu tertentu kecuali disepakati lain
dalam akad atau diatur oleh peraturan yang berlaku;
7. Penerbit wajib membayarkan pendapatan kepada pemegang sukuk berupa
bagi hasil/margin/fee dan membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh
tempo sesuai dengan skema akad;
8. Imbal hasil Sukuk dengan akad mudharabah dan musyarakah harus berasal dari
kegiatan usaha yang menjadi Aset Sukuk
PENERBITAN SUKUK
• Sukuk menggunakan akad-akad, yaitu:
1. Mudharabah;
2. Ijarah;
3. Wakalah;
4. Musyarakah;
5. Murabahah
6. Salam
7. Istishna';
8. Akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai