Anda di halaman 1dari 9

SUKUK

(OBLIGASI SYARIAH)
Muhammad fauzan Ramadhan 185020300111012
Definisi secara bahasa
• Sukuk berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata‫ صك‬dengan
bentuk jamaknya (plural) adalah‫ صكوك‬, yang berarti
‘certificate’.
• Dalam Syariah Standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI, sukuk
diartikan sebagai Investment Sukuk(‫) صكوك اإلستثمار‬, yang
berarti sertifikat yang merepresentasi kepemilikan atas aset.
Definisi menurut fatwa MUI.
Definisi Obligasi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional
(DSN MUI) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002:“Surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
oleh Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”
Mengapa sukuk diperlukan?
Sukuk bukan merupakan Surat Hutang, tapi Sertifikat
Investasi (Investment Certificate).Menghindari riba  Hadist
Nabi: “Setiap pinjaman yang memberikan kelebihan adalah
riba”. ‫ كل قرض جر منفعة فهو ربا‬Sukuk dijamin oleh ‘dirinya
sendiri’ karena setiap transaksi syariah harus ada underlying
asset-nya.Income stream (aliran pendapatan) yang dihasilkan
oleh sukuk berasal dari underlyingnya.Fleksible dalam
pemasaran: Sukuk dapat dibeli oleh LK Konvensional namun
tidak sebaliknya.
Jenis akad yang digunakan untuk Obligasi Syariah (Fatwa No.
32)adalah:
1. Mudharabah (fatwa No. 33) -> bagi hasil
2. Musyarakah -> bagi hasil
3. Murabahah -> margin
4. Salam -> margin
5. Istishna -> margin
6. Ijarah (fatwa No. 41) -> fee (imbal hasil)
Menurut PAPSI 2013 Investasi pada sukuk dan surat berharga
lain yang sejenis diklasifikasikan menjadi:
a. Diukur pada nilai wajar; dan
b. Diukur pada biaya perolehan.
Penilaian sukuk.
Jika model usahanya bertujuan tidak untuk memperoleh arus
kas kontraktual atau persyaratan kontraktual tidak
menentukan tanggal tertentu dan/atau bagi hasil
(mudharabah) atau imbalan (ijarah), maka investasi tersebut
diukur pada nilai wajar.

Jika model usahanya bertujuan untuk memperoleh arus kas


kontraktual dan persyaratan kontraktual menentukan tanggal
tertentu dan/atau bagi hasil (mudharabah) atau imbalan
(ijarah), maka investasi tersebut diukur pada biaya perolehan.
Harga perolehan sukuk yang lebih besar dari nominal
(premium) atau nominal sukuk lebih kecil dari harga
perolehan maka di amortisasi setiap akhir tahun sampai jatuh
tempo dengan netode garis lurus (PAPSI 2013)

Anda mungkin juga menyukai