0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hadits dha'if menurut Imam Al-Baiquni dan lima motivasi orang membuat hadits palsu (maudhu'). Definisi hadits dha'if adalah hadis yang tingkatannya berada di bawah hasan dan tidak memenuhi syarat sebagai shahih atau hasan. Lima motivasi pembuatan hadits palsu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, merusak Islam, mendekati penguasa, tujuan politik, dan ke
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hadits dha'if menurut Imam Al-Baiquni dan lima motivasi orang membuat hadits palsu (maudhu'). Definisi hadits dha'if adalah hadis yang tingkatannya berada di bawah hasan dan tidak memenuhi syarat sebagai shahih atau hasan. Lima motivasi pembuatan hadits palsu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, merusak Islam, mendekati penguasa, tujuan politik, dan ke
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hadits dha'if menurut Imam Al-Baiquni dan lima motivasi orang membuat hadits palsu (maudhu'). Definisi hadits dha'if adalah hadis yang tingkatannya berada di bawah hasan dan tidak memenuhi syarat sebagai shahih atau hasan. Lima motivasi pembuatan hadits palsu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, merusak Islam, mendekati penguasa, tujuan politik, dan ke
1.Definisi Hadits dhaif menurut Imam Al-Baiquni adalah:
"Setiap hadis yang tingkatannya berada dibawah hadits hasan (tidak memenuhi syarat sebagai hadis shahih maupun hasan) maka disebut hadits dho'if dan hadis (seperti) ini banyak sekali ragamnya." 2. Ini Lima Motivasi Orang Membuat Hadits Palsu (Hadits Maudhu) Sabtu 6 Januari 2018 06:05 WIB BAGIKAN: Hadits berarti setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi SAW. Informasi tersebut adakalanya benar. Tidak sedikit informasi itu bohong. Informasi yang benar disebut hadits shahih. Sementara informasi bohong disebut hadits palsu. Sebab itu, Mahmud Thahan dalam Taysiru Musthalahil Hadits mendefinisikan hadits palsu (maudhu’) dengan kalimat berikut ini: للا للا صلى ه هو الكذب المختلق المصنوع المنسوب إلى رسول ه عليه وسلمADVERTISEMENT Artinya, “Hadits maudhu’ adalah perkataan bohong dan mengada-ada yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.” Mayoritas ulama sepakat meriwayatkan hadits maudhu’, apalagi berkata bohong atas nama Nabi Muhammad, adalah dilarang. Rasulullah SAW berkata: من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النا هر ADVERTISEMENT Artinya, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka kelak posisinya di neraka,” (HR Ibnu Majah). Tidak hanya pemalsu hadits yang diancam oleh Rasulullah, orang yang menyebarkan hadits palsu pun juga diancam oleh Rasulullah. Rasulullah bersabda: ADVERTISEMENT من حدث عني بحديث يرىه أنه كاذب فهو أحد الكاذبينArtinya, “Siapa yang menyampaikan informasi tentangku padahal ia mengetahui informasi itu bohong, maka ia termasuk pembohong,” (HR Muslim). ADVERTISEMENT Berdasarkan hadits itu, para ulama memahami bahwa meriwayatkan hadits maudhu’ tidak boleh, begitu pula menyampaikan dan menyebarkan hadits maudhu’. Dibolehkan menyampaikannya dengan syarat untuk memberi tahu kepada khalayak kalau hadits tersebut bukanlah hadits shahih, tetapi hadits maudhu’. Dalam Taysiru Musthalahil Hadits, Mahmud Thahan memerinci ada lima hal yang mendorong orang untuk memalsukan hadits: Pertama, untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maksudnya, pemalsu hadits membuat hadits dan mengatasnamakan Rasulullah agar orang lain termotivasi untuk beribadah. Memang niatnya bagus, tetapi caranya tidak benar. Salah satu pemalsu hadits yang melakukan cara ini adalah Maysarah bin Abdu Rabbihi. Ibnu Mahdi, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Hibban, pernah bertanya kepada Maysarah: من من قرأ كذا فله كذا؟ قاله وضعتها أرغب الناس، أين جئت بهذه األحاديثArtinya, “’Dari mana kamu mendapatkan hadits ini, orang yang membaca ini mendapatkan ganjaran ini?’ Maysarah menjawab, ‘Saya memalsukannya supaya orang-orang termotivasi.’” Kedua, untuk merusak Islam dari dalam. Sebagian musuh Islam membuat hadits palsu agar umat Islam terpecah belah dan salah memahami agamanya. Di antara orang yang pernah melakukan ini adalah Muhammad bin Sa’id As-Syami. Ketiga, untuk mendekati penguasa. Sebagian pemalsu hadits membuat hadits palsu yang berkaitan dengan penguasa. Tujuannya untuk memuji dan mendekati penguasa. Misalnya, kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha’i yang memalsukan hadits supaya bisa dekat dengan Amirul Mukminin Al-Mahdi. 1. Menurut saya hal itu biasa terjadi di kalangan para rawi hadis.menurut saya itu tergantung kepada hadis yg di riwayatkanya apabila hadis nya kuat atau shahih itu tidak masalah. 2. Hadis Mahfudh 3. Hadist maudhu'(di terima) -hadis ma'ruf (di terima) -hadis mutawatir. (Di terima) -hadis hasan lighairihi (di terima) -hadis Munkar.(ditolak) -hadis mahfudh(di terima) -hadis maqlub(di tolak) -hadis syaz(di tolak) -hadis mushahaf(di terima) -hadis munqathhti(di tolak)