Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HADITS MAUDHU’ (PALSU)


Dosen pengampu: Dr. TAUFIKURRAHMAN, MA

Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah mata pelajaran

Studi Hadits (Pendidikan dan Ekonomi)

Disusun Oleh :

M. SHAFWAN

PROGRAM PASCASARJANA
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN
PRENDUAN
2023
PENDAHULUAN
Masalah hadits maudhu’ berawal dari pertentangan politik yang terjadi pada
masa khalifah Ali Bin Abi Thalib yang berujung pada pembuatan hadits-hadits palsu
yang tujuannya adalah untuk mengalahkan lawan dan mempengaruhi orang-orang
tertentu. Akibat perpecahan politik ini, hampir setiap golongan membuat hadits
maudhu untuk memperkuat golongannya masing-masing.
Ulumul hadits merupakan suatu ilmu pengetahuan yang komplek dan sangat
menarik untuk diperbincangkan, salah satuanya adalah mengenai hadits maudhu yang
menimbulkan kontrofersi dalam keberadaannya. Suatu pihak menanggapnya dengan
apa adanya, ada juga yang menanggapinya dengan beberapa pertimbangan dan
catatan, bahkan ada pihak yang menolaknya secara langsung.
Kemudian kami sebagai Mahasiswa yang dituntut untuk mengkaji dan
memahami polemik problematika umat yang salah satunya ditimbulkan dari adanya
hadits maudhu.
Maka dari itu ingin mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan hadits
maudhu, mengapa muncul hadits maudhu, serta bagaimana realitas hadits maudhu
PEMBAHASAN
HADITS MAUDU’ (PALSU)
Pengertian haditsMaudu’
Maudu’ berasal dari isim maf’ul dari ‫وض ع يض ع وض عا‬menurut bahasa seperti

(meletakan atau minyimpan).1 Hadits maudhu’ adalah hadits yang dibuat-buat oleh
para pendusta, dan mereka menyandarkannya kepada Rasulullah. 2 Sedangkan
menurut istilah hadits maudu’ adalah hadits yang dibuat-buatatau diciptakan atau
didustakan atas nama nabi,3 Dan para ahli hadits mendifinisikan hadits maudu’
adalah:
‫ِك‬ ‫ِت‬ ‫ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِس‬
‫ُه َو َم ا ُن َب ِإىَل َرُسْو الّله َص َّلى الّله َعَلْي َو َس َّلَم إْخ َالًقا َو ْذ ًبا َّمِما ْمَل َيُق ْلُه َأْو َيْف َعْلُه َأْو ُيَقَّر ُه‬
“hadits yang disandarkan kepada Rasulullah SAW secara dibuat-buat dan dusta,
padahal beliau tidak mengatakan, memperbuat dan mengerjakan4
‫ِل‬ ‫ِا‬
‫ُه َو اْلُم ْخ َتَلُع اْلَم ْص ُنْو ُع اْلَم ْنُس ْو ُب ىَل َرُسْو ُل الَّله َص َّلى الّله َعَلْي ِه َو َس َّلَم زْو ًر ا َو ُبْه َتاًنا َس َو اٌء َك اَن َذ َك‬
‫َعْم ًد ا َاْو َخ َطًأ‬
“hadits yang diciptakan dan dibuat oleh seorang (pendusta) yang ciptaan ini
dinisbahkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta, baik disengaja maupun
tidak” 5
Dari pengertian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa haditsmaudhu’ adalah
segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perbuatan,
perkataan maupun taqrirnya, secara rekaan atau dusta semata-mata. Dalam
penggunaan masyarakat islam,haditsmaudhu’ disebut juga dengan Hadits palsu.6

1Munzier Suprapto dan Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits (Jakarta: Raja Grapindo persada, 1993). H 19
2 Subhi ash-Shahih, Ulum Al-Hadits WaMusthalahuhu (Dar al-Ilim lil-Malayin Beirut, 1977).
3 Mahmud Abu Rayah, Adlwa’ ’ala Sunnahmuhammadiyah (Makkah: Dar al-Ma’arif, 199AD).
4 ash-Shahih, Ulum Al-Hadits WaMusthalahuhu.
5 Abu Rayah, Adlwa’ ’ala Sunnahmuhammadiyah.
6 ’Ajjaj Al-Khatib, Ushul Al-Hadits (Jakarta: Gaya Media Pratama, n.d.).
Sejarah Munculnya Hadits Maudhu
Masuknya secara masal penganut agama lain kedalam Islam, yang merupakan
dari keberhasilan dakwah islamiyahkeseluruh pelosok dunia, secara tidak langsung
menjadi faktor munculnya hadits-hadits palsu. Kita tidak bisa menafikan bahwa
masuknya mereka keislam,disamping ada yang benar-benar ikhlas, ada juga
segolongan mereka yang mennganut agama islam hanya karena terpaksa tnduk pada
kekuasaan islam pada waktu itu. Golomngan ini kita kenal dengan kaum Munafik.7
Golongan tersebut senantiasa menyimpan dendam dan dengki terhadap islah
dan senantiasa menunggu peluang yang tepat untuk merusak dan menimbulkan
keraguan dalam hati-hati orang-orang islam. Maka datanglah waktu yang ditunggu-
tunggu oleh mereka, yaitu pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Golongan
inilah yang mulai menaburkan benih-benih fitnah yang pertama. salah seorang tokoh
yang berperan dalam upaya menghancurkan Islam pada masa Utsman bin Affan
adalah Abdullah bin Saba’, seorang yahudi yang menyatakan telah memeluk Islam.
Dengan bertopengkan pembelaan kepada saydina Ali dan Ahli Bait, ia
menabur fitnah untuk fitnah kepada orang ramai. Ia menyatakan bahwa Ali lebih
berhak menjadi khalifah dari pada Utsman, bahkan lebih berhak daripada Abu Bakar
dan Umar. Halitu karena, menurut Abdullah bin Saba’, sesuai dengan wasiat dari
Nabi Saw. Lalu, untuk mendukung propoganda tersebut, ia membuat suatu
haditdsmaudhu’ yang artinya “ setiap Nabi ada penerima wasiatnya dan penerima
mwasiatkudalahali”.
Namun penyebaran haditsMaudhu’ pada masa ini belum begitu meluas karena
masih banyak sahabat utama yang masih hidup dan mengetahui dengan penuh yakin
akan suatu kepalsuan suatu hadits. Setelah zaman shahabat berlalu, penelitian
terhadap hadits-hadits Nabi SAW, mulai melemah. Ini menyebabkan bayaknya
periwayatan dan penyebaran hadits secara tidak langsung telah menyebabkan
terjadunya pendustaan terhadap Rasulullah dan sebagian shahabat. Ditambah lagi

7 Abdul Fatah Abu Ghuddah, Lamhat Min Tarikh As-Sunnah Wa Ulum Al-Hadits, n.d.
dengan adanya konflik politik antara umat Islam yang semakin hebat, telah membuka
peluang kepada golongan tertentu yang memcobabersengkongkol dengan penguasa
untuk memalsukan hadits.
Faktor-faktor penyebab munculnya Hadits maudhu’
Terdapat beberapa faktor tentang penyebab haditsmaudhu’ ini muncul, antara
lain sebagai berikut:
Pertentangan politik dalamm soal pemilihan khalifah
Kejadian ini timbul sesudah terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan oleh
para pemberontak. Pada masa itu Umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa
golongan. Diantara golongan-golongan tersebut, untuk mendukung golongannya
masing-masing, mereka membuat hadits palsu, yang pertama yang paling banyak
membuat haditsMaudhu’ adalah golongan Syiah dan Rafidhah.8
Diantarahadits-hadits yang dibuat golongan syiah adalah:

‫َمْن َاَر اَد َأْن َيْنُظَر إىَل َاَدَم ىِف ِعْلِمِه َو ِإىَل ُنْو ٍح ىِف َتْق َو اُه َو ِإىَل ِإْبَر اِه ْيَم يِف ِعْلِمِه َو ِإىَل ُمْو َس ى ىِف َهْيَبِتِه َو ِإىَل‬
‫ِل‬ ‫ِع ِتِه‬ ‫ِع‬
‫ْيَس ى يِف َباَد َفْلَيْنُظْر ِإىَل َع ِّي‬
“ Barang siapa tyang ingin melihat Adam tentang ketinggian ilmunya, ingin melihat
Nuh tentang ketakwaannya, ingin melihat Ibrahim tentang kebaikan hatinya, ingin
melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat isa tentang ibadahnya, hendaklah
melihat Ali.

‫ِإَذ ّر َأْيُتْم ُمَعاِو َيَه َفاْقُتُلْو ُه‬


Apabila kamu melihat Muawiyyah atas mimbarku, bunuhlah dia.
Gerakan-gerakan orang syiah tersebut diimbangi oleh golongan jumhur yang
bodoh dan tidak tahu akibat dari pemalsuan hadits tersebut dengan membuat-buat
hadits-hadits palsu. Contoh hadits palsu

8 M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits (Jakarta: Bulan Bintang, 1987).
‫ِإ ِإ‬ ‫ٍة ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ىِف ِة‬
‫ َأُبْو‬,‫ َال َل َه َّال الَّل ه َحُمَّم ٌد َرُس ْو ُل الّل ه‬:‫َم ا اَجْلَّن َش َج َر ٌة َّال َم ْك ُتْو ٌب َعَلى ُك ِّل َو َر َق ْنَه ا‬
. ‫ ُعْثَم اُن ُذْو الُّنْو َر ْيِن‬, ‫ ُعَمُر اْلَف اُر ْو ُق‬, ‫َبْك ٍر الِّص ِّد ْيُق‬
Tak ada satu pohon pun daklamsyurga, melainkan tertulis pada tiap-tiap dahannya:
lailahaillallah, Muhammadur Rasulullah, Abu bakar Ash-Shiddieq, Umar Al-faruq,
dan Utsman Dzunnuraini.
Golongan yang fanatik kepada Muawiyyah membuat pula hadits palsu yang
menertangkan keutamaan Muawiyyah, diantaranya:

‫ َأَنا َو ِج ِرْب ْيُل َو ُمَعاِو َيُة‬:‫اَُألَم َناُء َثَالَثٌة‬


Orang yang terpercaya itu ada tiga, yaitu Aku, Jibril Dan Muawwiyah.

Adanya Kesengajaan dari pihak lain untuk merusak Ajaran Islam


Golongan ini adalah dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani yang
senantiasa menyimpan dendam terhadap agama Islam. Mereka tidak mampu untuk
melawan kekuatan Islam secara terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk
ini. Mereka menciptakan sejumlah besar haditsMaudhu’ dengan tujuan merusak
ajaran Islam.9 Sejarah mencatatAbdullah Bin Saba’ adalah seorang Yahudi yang
berpura-pura memeluk Agama Islam. Oleh sebab itu, dia berani menciptakan
haditsMaudhu’ pada saat masih banyak sahabat utama masih hidup.
DiantarahaditsMaudhu’ yang diciptakan oleh orang-orang zindiq tersebut, adalah:

‫ ُيَص اِفُح الُّر ْك َباَن َو ُيَعاِنُق اْلُم َش اَة‬, ‫َيْنِز ُل َر ُّبَنا َعِش َّيًة َعَلى َمَجٍل َاْو َر ٍق‬
Tuhan kami turunkandari langit pada sore hari, di Arafah dengan bekendaraan Unta
kelabu, sambil berjabatan tangan dengan orang-orang yang berkendaraan dan
memeluk orang-orang yang sedang berjalan.10

9 Mahmud At-Tahhan, Tafsir Musthalah Al-Hadits (Beirut Dar Al-Qur’an Karim, 1979). H 246
10 Fathur Rahman, Ikhtisar Muusthalahul Hadits (Bandung: Al-Ma’arif, 1974).
‫الَّنْظُر ِإىَل اْلَو ْج ِه اَجْلِم ْيِل ِعَباّدٌة‬
Melihat (memandang) muka yang indah adalah ibadah.
Tokoh-tokoh terkenal yang membuat haditsMaudhu’ dari kalangan Zindiq,
adalah:
Abdul Karim bin Abi Al-Auja, telah membuat sekitar 4.000 haditsMaudhu tentang
hukum halal-haram.
Muhammad bin Sa’id Al-Mashubi, yang akhirnya dibunuh oleh Abu Ja’far Al-
Mansur Bayan bin Sam’an Al-Mahdi, yang akhirnya dihukum mati oleh Khalid bin
Abdillah.11
Mempertahankan Mahzab dalam masalah Fiqh dan masalah Kalam
Mereka yang fanati terhadap Madzhab Abu Hanifah yang menganggaptidak sah
shalat mengagkut kedua tangan shalat, membuat haditsMaudhu’sebagai berikut.
‫ِة‬ ‫ِه‬
‫َمْن َر َفَع َيَد ْي يِف ال ّصَال َفَال َص َالَة َلُه‬
Barang siapa mengagkat kedua tangannya didalamshalat, tidak sah shalatnya.
Membangkitkan gairah beribadah untuk Mendekatkan diri kepada Allah
Mereka membuat hadits-hadits palsu dengan tujuan menarik orang untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah. Melalui amalan-amalan yang mereka ciptakan.
Seperti hadits-hadits yang dibuat oleh Nuh ibn Maryam, seorang tokoh
haditsmaudhu,tentang keutamaan Al-Qur’an. Ketika ditanya alasannya melakukan hal
seperti itu, ia menjawab: “ Saya dapati manusia telah berpaling dari membaca Al-
Qur’an maka saya membuat hadits-hadits ini untuk menarik minat umat kembali
kepada Al-qur’an.12
Menjilat Para Penguasa untuk Mencari Kedudukan atau Hadiah.
Seperti kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha’i yang datang kepada Amirul
mukminin Al-Mahdi, yang sedang bermain merpati. Lalu iya mentyebuthadits dengan

11 Ibid.
12 Ash-Shiddiqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits.
sanadnya secara berturut-turut sampai kepada nabi Saw., bahwasanya beliau
bersabda:

‫َال َس َبَق ِإَّال ْيِف َنْص ٍل َأْو ُخ ٍّف َأْو َح اِفٍر َأْو َج َناٍح‬
Tidak ada perlombaan, kecuali dalam anak panah, ketangkasan, menunggang kuda,
atau burung yang bersayap.
Ia menambahkan kata, ‘atau burung yang bersayap’, untuk meyenagkanAl-
Mahdi, lalu Al-Mahdi memberinya sepuluh dinar. Setelah ia berpaling, sang Amir
berkata, “Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta atas nama
Rasulullah SAW.” Lalu memerintahkanuntuk menyembelih mengerti itu.13
Ciri-ciri Hadits Maudhu’
Ciri-ciri yang terdapat pada Sanad
Rawi tersebut terkenal berdusta (seorang pendusta) dan tidak ada seorang rawi
yang terpercaya yang meriwayatkan hadits dari dia14 Pengakuan dari sipembuat
sendiri, seperti pengakuan seorang guru tasawwuf, ketika ditanya oleh ibnu ismail
tentang keutamaan ayat Al-Qur’an, maka dijawab: “tidak seorang pun yang
meriwayatkan hadits ini kepadaku. Akan tetapi, kami melihat manusia membenci Al-
qur’an, kami ciptakan untuk mereka hadits ini (tentang keutamaan ayat-ayat Al-
Qur’an), agar mereka menaruh perhatian untuk mencintai Al-Qur’an.”15
Kenyataan sejarah, mereka tidak mungkin bertemu, misalnya ada pengakuan seorang
rawi bahwa ia menerima hadits dari seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu
dengan guru tersebut, atau ia lahir sesudah guru tersebut meninggal, misalnya ketika
Ma’munibn Ahmad As-Sarawi mengaku bahwa ia menerima Hadits dari Hisyam ibn
Amr kepada Ibnu Hibban maka Ibnu Hibban bertanya, “kapan engkau pergi
keSyam?” Ma’mun menjawab, “ pada tahun 250 H.” Mendengar itu Ibnu Hibban
berkata, Hisyam meninggal dunia pada tahun 245 H.”s

13 Ibid.
14 Ibid.
15 Ibid.
Keadaan rawi dan faktor-faktor yang mendorongnya membuat haditsmaudhu’.
Misalnya seperti yang dilakukan oleh Giyats bin Ibrahim, kala ia berkunjung
kerumah Al- Mahdi yang sedang bermain dengan burung merpati yang berkata:

‫َال َس َبَق ِإَّال ىِف َنْص ٍل َأْو ُخ ٍّف َأْو َح اِفٍر َأْو َج َناٍح‬
“Tidak sah perlombaan itu, selain mengadu anak panah, mengadu unta, mengadu
kuda, atau mengadu burung
Ia menambahkan kata, “aujanahin” (atau mengadu burung), untuk menyenagkan Al-
Mahdi, lalu Al-Mahdi memberinya sepuluh ribu dirham. Setelah ia berpaling, sang
Amir berkata: “ aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta, atas Nama
Rasulullah SAW, lalu ia memerintahkan tentang kemaudhu’an suatu Hadits.16
Ciri-ciri yang terdapat pada Matan
Keburukan susunan lafadznya. Ciri ini akan diketahui setelah kita mendalami ilmu
bayan. Dengan mendalami ilmu bayan ini, kita akan merasakan susunan kata, mana
yang keluar dari mulut Rasulullah SAW, dan mana yang tidak mungkin keluar dari
mulut Rasulullah SAW.
Kerusakan maknanya.
Karena berlawanan dengan akal sehat, seperti Hadits:

‫َاَّن َس ِف ْيَنَة َن ٍح ِبا ْلَبْيِت َس ْبِت َس ْبًعا َص َّلْت ِباْل َق اِم ْك َعَتِنْي‬
‫َم َر‬ ‫َو‬ ‫ْو‬
Sesungguhnya bahtera Nuh bertawaf tujuh kali keliling ka’bah dan bersembahyang
dimaqam Ibrahim dua raka’at.

Karena berlawanan dengan hukum akhlak yang umum, atau menyalahi kenyataan,
seperti Hadits:

‫َالُيْو َلُد َبْع َد اْلِم اَئِة َمْو ُلْو ٌد ِلّلِه ِفْيِه َح اَج ٌة‬
16 Agus Solahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadits (Bandung: Puustaka Setia, 2009).
Tiada dilahirkan seorang anak sesudah tahun seratus, yang ada padanya keperluan
bagi Allah.

Karena bertentangan dengan ilmu kedokteran, seperti hadits:


‫ٍء‬ ‫ِذ ِش ِم‬
‫َاْلَبا َجْناُن َف اٌء ْن ُك ِّل َش ْي‬
Buah terong itu penawar bagi penyakit.

Karena menyalahi undang-undang (ketentuan-ketentuan) yang ditetapkan akal kepada


Allah. Akal menetapkan bahwa Allah suci dari serupa dengan makhluqnya. Oleh
karena itu, kita menghukumi palsu hadits berikut ini:

‫ِإَّن اَّللَه َخ َلَق اْلَف َرَس َفَأْج َر اَه ا َفَعِر َقْت َفَخ َلَق َنْف َس َه ا ِم ْنَه ا‬
Sesungguhnya Allah menjadikan kuda betina, lalu ia memacukannya, maka
berpeluhlah kuda itu, lalu tuhan menjadikan dirinya dari kuda itu.

Karena menyalahi hukum-hukum Allah dalam menciptakan alam, seperti hadits yang
menerangkan bahwa ‘Auj ibnu Unuq mempunyai panjang tigab ratus hasta. Ketika
Nuh menakutinya dengan air bah, ia berkata: “ketika topan terjadi, air hanya sampai
ketumitnya saja. Kalu mau makan, ia memasukan tangannya kedalam laut, lalu
membakar ikan yang diambilnya kepanas matahari yang tidak seberapa jauh dari
ujung tangannya.

Karena mengandung dongeng-dongeng yang tidak masuk akal sama sekali, seperti
hadits:

‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬


‫َالِّد ْيُك اَأْلْبَيُض ّح ْيْيِب وَح ْيُب َح ْيْيِب‬
Ayam putih kekasihku dan kekasih dari kekasihku jibril.
Bertentangan dengan keterangan Al-Qur’an, Hadits mutawatir, dan kaidah-kaidah
kulliyah. Seperti Hadits:
‫ا َّنَة ِإىَل ِة أ اٍء‬
‫ّس ْبَع ْبَن‬ ‫َو َلُد الِّز َنا َالَيْد ُخ ُل َجل‬
Anak zina itu tidak dpat masuk syurga sampai tujuh turunan.

Makna haditsdiatas bertentangan dengan kandungan Q. S. Al-An’am : 164, yaitu:

‫َو َالَتِز ُر َو اِز َر ٌة ِو ْز َر ُأْخ َر ى‬


Dan seorang yang berdosa tidak akanmemikul dosa orang lain.
Ayat diatas menjelaskan bahwa dosa seseorang tidak dapat dibebankan kepada orng
lain. Seorang anak sekali pun tidak dapat dibebani dosa orang tuanya.

Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan-perbuatan yang


sangat kecil, atau siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang kecil. Contohnya:
‫ُل ىِف ا َّنِة‬ ‫ِل‬
‫ َك اَن ُه َو َو َمْو ْو ُدُه َجْل‬،‫َمْن ُو َد َلُه َو َلٌد َفَس َّم اُه َحُمَّم ًد ا‬
Barangsiapa mengucapkan tahlil (lailahaillallh) maka Allah menciptakan dari
kalimat itu seekor burung yang mempunyai 70.000 lisan, dan setiap lisan yang
mempunyai 70.000 bahasa yang dapat memintakan ampun kepadanya.
Hukum membuat dan meriwayatkan haditsmaudhu’
Umat Islam telah sepakat bahwa hukum membuat dan meriwayatkan
haditsmaudhu’ dengan sengaja adalah haram secara mutkaq, bagi mereka yang sudah
mengetahui hadits itu palsu. Adapun bagi mereka yang meriwayatkan dengan tujuan
memberi tahu kepada orang bahwa hadits ini adalah palsu (menerangkan sesudah
meriwayatkan atau membacanya), tidak ada dosa atasnya.
Mereka yang tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkannya atau mereka
mengamalkan makna hadits tersebut karena tidak tahu, tidak ada dosa atasnya. Akan
tetapi, sesudah mendapatkan penjelasan bahwa riwayat atau hadits yang dia ceritakan
atau amalkan itu adalah hadits palsu, hendaklah segera dia tinggalkannya, kalau tetap
dia amalkan, sedangkan dari jalan atau sanad lain tidak ada sama sekali, hukumnya
tidak boleh.
Kitab-kitab yang memuat haditsmaudhu’
Para ulama muhaditsin, dengan menggunakan berbagai kaidah studi kritis
hadits, berhasil mengumpulkan hadits-haditsmaudhu’ dalam sejumlah karya yang
cukup banyak, di antaranya;
1. Al-Maudhu’ Al-Kubra, karya Ibn Al-jauzi (ulama yang paling awal menulis dalam
ilmu ini).
2. Al-La’ali Al-Mashnu’ahfi Al-Ahadits Al-Maudhu’ah, karya As-Suyuti (Ringkasan
Ibnu Al-jauzi dengan beberapa tambahan).
3. Tanzihu Asy-Syari’ah Al-marfu’ahan Al-Ahadits Asy-Syani’ah Al-Maudhu’ah, karya
Ibnu Iraq Al-kittani (ringkasan kedua kitab tersebut).
4. Silsilah Al-AhaditsAdh-Dha’ifak, karya Al-albani
Cara mengetahui haditsmaudhu
a) Adanya pengakuan dari pembuatannya
b) Maknanya rusak, dalam arti bertentangan dengan alqur’an, hadits mutawatir dan
haditsshahih
c) Matannya menyebutkan janji yang besar untuk perbuatan kecil.
d) Rawinya pendusta.17

17 Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadits (Bandung: Stain Poprees, 2010).


KESIMPULAN
Pengertian hadits maudhu mempunyai bermacam-macam pendapat, walaupun
demikian dapat ditarik kesimpulah bahwa hadits maudhu adalah hadis palsu yang
dibuat oleh seseorang dan disandarkan kepada nabi Muhammad saw. Adapun latar
belakangnya hadits maudhu tersebut hakikatnya adalah pembelaan atau pembencian
terhadap suatu golongan tertentu.
Hadits maudhu dapat diidentifikasi keberadaannya dengan mengetahuinya
berdasarkan metode-metode tertentu, misalnya mengetahui ciri-ciri yang terdapat
pada sanad dan matannya.
Menyikapi terhadap adanya hadits maudhu sangat beragam, ada sekelompok
orang yang menyikapinya dengan menerima tanpa pertimbangan tertentu, ada pula
yang menerimanya dengan berbagai catatan tertentu, bahkan ada pula yang tidak
menerimanya sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ghuddah, Abdul Fatah. Lamhat Min Tarikh As-Sunnah Wa Ulum Al-Hadits, n.d.

Abu Rayah, Mahmud. Adlwa’ ’ala Sunnahmuhammadiyah. Makkah: Dar al-Ma’arif,


199AD.

Al-Khatib, ’Ajjaj. Ushul Al-Hadits. Jakarta: Gaya Media Pratama, n.d.

Ash-Shiddiqy, M. Hasbi. Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan


Bintang, 1987.

At-Tahhan, Mahmud. Tafsir Musthalah Al-Hadits. Beirut Dar Al-Qur’an Karim,


1979.

Rahman, Fathur. Ikhtisar Muusthalahul Hadits. Bandung: Al-Ma’arif, 1974.

Rofiah, Khusniati. Studi Ilmu Hadits. Bandung: Stain Poprees, 2010.

ash-Shahih, Subhi. Ulum Al-Hadits WaMusthalahuhu. Dar al-Ilim lil-Malayin Beirut,


1977.

Solahuddin, Agus, dan Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Bandung: Puustaka Setia, 2009.

Suprapto, Munzier, dan Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grapindo
persada, 1993.

Anda mungkin juga menyukai