Anda di halaman 1dari 54

JATI DIRI

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Sabtu, 17 Maret 2012


OUTLINE :
1. Politik Dalam Pandangan Islam
2. Partai Dakwah
3. Falsafah Perjuangan PKS
1
Politik
Dalam Pandangan
Islam
Peta Masyarakat Terkait Politik
Gila Politik (Majnun Siyasi)
Majnun siyasi ini yang menganggap politik itu sebagai sarana dan tujuan
hidupnya, dan menganggap bahwa politik lebih penting dari segala-galanya,
masyarakat kelompok ini kalaupun ada perbedaan pendapat mereka harus
rela bertengkar dengan saudaranya dan mereka tidak memperdulikan apa
akibatnya dari pertengkaranya tersebut, dan tentunya apa yang mereka
lakukan itu di luar kesadaran mereka.
Menolak politik
Kelompok masyarakat ini beranggapan bahwa politik itu jelek, kotor dan lain
sebagainya, dan juga mereka menganggap bahwa politik bukan bagian dari
islam, ini bisa disebabkan orang atau masyarakat yang telah kecewa dengan
politik, jadi menganggap bahwa politik itu merupakan suatu yang tidak baik,
yang harus di tinggalkan atau yang harus di hilangkan dan lain sebagainya.
Peta Masyarakat Terkait Politik
Buta politik
Kelompok masyarakat ini umumnya terjadi di masyarakat awam, atau
masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah, dan mereka hanya
terfokus atau hanya mengikuti jejak tokoh yang diikuti, dan mereka tidak
melihat apakah orang tersebut benar atau tidak, inilah yang sangat
disayangkan jika masyarakat tidak mengetahui pentingnya politik.
Faham politik (Alwa’yu Siyasi)
Kelompok masyarakat ini faham betul bagaimana pentingnya politik, dan
mereka faham bahwa politik itu merupakan bagian yang tidak dipisahkan
dari Islam. Dari empat kelompok diatas tentu kita tahu bahwa kita
termasuk kelompok masyarakat yang mana? Alwayu siyasi (Faham
politik) ini sangat penting untuk di fahami, karena politik itu adalah bagian
dari Islam, akan sayang sekali jika masyarakat tidak memahami politik
‫‪Siyasah : Min Bina’ Al-Islam‬‬

‫المئيدة ‪:‬الدعوة والجهاد‬

‫البناء‪:‬العبادة‬
‫التربوى‪‬‬
‫االجتماعى‪‬‬
‫االقتصادى‪‬‬
‫السياسى‪‬‬

‫االساس‪:‬العقيدة‬
‫الدعوة والجهاد‬
‫السياسة‬

‫العقيدة‬
Pengertian Siyasah/Politik

‫كانت بنوا إسرائيل تسوسهم األنبياء كلما هلك نبي خلفه نبي وانه ال‬
‫نبي بعدي انه سيكون خلفاء فيكثرون‬
“Dahulunya Bani Israel dipimpin oleh para
Nabi, tatkala wafat seorang Nabi maka
dibelakangnya terdapat Nabi (lagi) dan
sesungguhnya tiada seorang pun lagi Nabi
selepas Aku( Rasulullah ), dan diikuti oleh para
pemimpin…”
Pengertian Siyasah/Politik
Diantaranya adalah perkataan Asma’ bintu Abi Bakar radliyallaahu
‘anhuma :

”‫ق‬ُّ ‫ وأد‬،‫ وأسوسه‬،‫ وأكفيه مؤنته‬،‫فكنت أعلف فرسه‬ ُ … ‫تز َّو َجني الزبير ومالَه في األرض ما ٌل‬
َّ ‫“ النوى لِناضحه … حتى َأرسل إل‬
‫ فكأنما أعتقني‬،‫ي أبو بكر بعد ذلك خادما فكفَ ْتني سياسةَ الفرس‬

Az-Zubair radliyallaahu ‘anhu menikahiku dalam keadaan miskin
tidak memiliki harta….. Akulah yang memberi makan kudanya,
mencukupi kebutuhannya, dan mengurusnya ( G‫سوسه‬G‫ ) وأ‬Akulah
yang menumbuk biji gandum untuk para pekerja yang menyiram
kebun kurmanya…. Sehingga Abu Bakar mengirim seorang
pembantu kepadaku sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi
mengurus (‫ياس َة‬GG‫ )س‬kuda. Seakan-akan beliau (Abu Bakar
radliyallaahu ‘anhu) memerdekakanku” (Ath-Thabaqatul-Kubraa
karangan Ibnu Sa’ad 8/182 dan dinyatakan shahih oleh Al-Hafidh
Ibnu Hajar dalam Al-Ishaabah).
Beberapa Siratan Siyasah Dalam Al-Quran
‫ ونهوا عن المنكر وهلل‬G‫الة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف‬G‫الذين إن مكناهم في األرض أقاموا الص‬
)41:‫عاقبة األمور ( الحج‬
Sesungguhnya orang yang kami berikan kpd mereka kekuasaan
di atas muka bumi, mereka mendirikan solat, menunaikan zakat,
menyuruh kepada kebaikan, melarang kemungkaran, dan kepada
Allah mereka menyerahkan penghujung sgl usaha”
)89:‫ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين (النحل‬
Dan telah Kami turunkan kepada kamu, Kitab (al-Quran) yang
didalamnya mengandungi penerangan terhadap semua perkara
serta menjadi petunjuk dan rahmat dan membawa berita gembira bg
muslimin“
)85:‫• ومن يبتغ غير اإلسالم دينا فلن يقبل منه وهو في اآلخرة من الخاسرين(ال عمران‬
Barang siapa mencari dari selain Islam sbg cara hidupnya maka
tidak akan sekali2 diterima oleh Allah dan ia di akhirat akan menjadi
org2 yang rugi” ( Al-Imran : 85)
Al-Hadits
 

‫إذا كان ثالثة في سفر فليؤمرو اعليهم أحدهم‬


)‫(رواه ابو داود والطبراني عن أبي سعيد و أبي هريرة وإبن مسعود بإسناد صحيح‬
“Apabila keluar tiga orang sebagai musafir maka mengangkat
seorg drnya sbg ketua” (Riwayat Abu Daud dan At-Tabrani, dgn sanad
yg shohih)
 
)‫أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر (النسائي وصححه النووي‬
Sebaik-baik jihad adlh perkataan yang haq dihadapan pemerintah yang
zalim”

 )‫سيد الشهداء حمزة ثم رجل قام إلي إمام جائر فأمره ونهاه فقتله ( الحاكم وصححه األلباني‬

“ Penghulu para syuhada; adalah Hamzah ra, kemudian lelaki yang


bangun (Mengingatkan) kpd pemerintah yang zalim lalu mengajaknya
kpd kebenaran dan melarangnya dr kemungkaran lalu ia dibunuh krn
itu”
(Al-Hakim mentashihkan hadith ini)
Lihat Nailul Awtar, 8/608, Kitab Aqdhiyah wa al-ahkam.
Shohih Muslim dgn Syarh Imam Nawawi, 12/240
Atsar Sahabat

 Berkata Saidina Umar al-Khattab :


‫ وال إمارة إال بالطاعة‬,‫ال إسالم إال بجماعة وال جماعة إال بإمارة‬
Tidak ada Islam kecuali dgn Jamaah, tidak ada Jamaah
kecuali dgn Kepimpinan, Tiada Kepimpinan kecuali dgn
Ketaatan.
 
‫ واجب‬G‫ إال به فهو‬G‫اجب‬G‫ما ال يتم الو‬
Kewajiban yang tidak dapat disempurankan, kecuali dgn
adanya ‘dia’, maka ‘dia’ juga menjadi wajib (sbgmn perkara
wajib itu)”
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Pertama, Pandangan Al-Qur’an terhadap Politik
1 Al Qur’an adalah kitabud dakwah, karenanya juga
merupakan Kitabus Siyasah (Kitab Politik). Ini terbukti
dengan keinginan-keinginan musuh-musuh Islam untuk
menjauhkan kaum muslimin dari Kitabullah
2. Di dalam Al Qur’an digambarkan, para nabi adalah qiyadatu
ummatihi (pemimpin ummatnya). Di antara mereka ada yang
melakukan perlawanan terhadap penguasa pada saat itu
seperti Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, para pengikut mereka
alaihimus salaam ada juga para nabi yang menjadi
penguasa (raja), antara lain : Daud, Sulaiman, Yusuf
Alaihimus Salaam..
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Pertama, Pandangan Al-Qur’an terhadap Politik
3. Al-Qur’an mengulang-ngulang kisah Musa dan Fira’un yang
menjadi lawan politik beliau dengan pernik-pernik
dakwahnya.
4. Al-Qur’an menceritakan kisah Yusuf Alaihis Salaam dalam
satu surat hingga tergambar jelas kisah kehidupan dan karir
politik beliau sejak kecil sehingga menjadi Perdana Menteri
di negeri Mesir. Beliau bekerja secara profesional meskipun
negerinya tidak berpegang pada syariat islam.
5. Al-Qur’an menceritakan manfaat kekuasaan untuk dakwah
pada kisah Sulaiman Alaihis Salam
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Kedua, Pandangan As-Sunnah terhadap Politik
1. Nabi adalah pemimpin ummat Islam. Beliau mendirikan negara
Islam dengan manhaj Nubuwwah di Madinah setelah berjuang
13 tahun di Makkah dengan landasan Laa ilaaha illalloh
muhammadaurrosulullah
2. Nabi melakukan ekspansi kekuasaan ke negara-negara lain
misalnya mengirim surak kepada raja Heraklius dsb.
3. Sejak di Makkah Nabi sudah mempelajari kekuasaan dan
pengaruhnya. Bukti :
- Pengenalan terhadap Quraisy
- Habasyah dan hijrah
- Romawi dan Persia (Qs. Ar Rum)
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Kedua, Pandangan As-Sunnah terhadap Politik
3. Perkataan nabi tentang jamaah dan kekuasaan sebagai
pembimbing para penguasa banyak sekali (hadits
Kepemimpinan dan Jamaah)
4. Nabi tidak menjadikan kekuasaan sebagai tujuan tetapi
“alat” untuk dakwah. Tujuan tertinggi adalah mencari ridho
allah dan kebahagiaan akherat sedangkan sasaran-sasaran
antaranya adalah keberhasilan dakwah.
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Ketiga, Para Sahabat Nabi dan Politik
1.Para sahabat khulafaur Rasyidin melaksanakan
Khilafah Islamiyah yaitu kekuasaan dengan manhaj
Nubuwah yang menjadi salah satu sasaran
pencapaian politik Islam.
2.Para sahabat nabi menyebarluaskan Islam dengan
dakwah dan kekuasaan mereka. Mengirim delegasi
menghancurkan penguasa tirani dsb.
4 Alasan Kewajiban Memanfaatkan
Politik Untuk Sarana Dakwah :
Keempat, Politik dan Para Ulama dalam sejarah Islam.
1. Ulama menjadi penguasa seperti Umar bin Abdul Azis,
Salahudin Al Ayyubi, Muhammad Al-Fath.
2. Di Indonesia, Islam disebarkan oleh Walisongo yang
merupakan pemimpin terpuji dengan sembilan sentrum
kekuasaan. Hasilnya penyebaran dakwah di seluruh
Nusantara
3. Warisan Ulama dalam bentuk-bentuk Kitab-kitab politik
cukup banyak.
4, Pergerakan dakwah dan perjuangan politik Ummat Islam
Indonesia dengan segala pasang surutnya
Kesimpulan
Islam sebagai minhajul hayah (cara hidup)
mengantarkan manusia untuk menemukan
kebahagiaan hidup dunia dan akherat.
Kebahagiaan hidup di akherat diperoleh dengan
tercapainya kemenangan pribadi yang
tergambarkan pada nilai ketaqwaan. Sedangkan
kebahagiaan di dunia diperoleh dengan
tercapainya kemenangan publik yang
tergambarkan melalui tegaknya sistem nilai
Islam dalam segala aspek kehidupan manusia,
dan hal ini berkait erat dengan permasalahan
politik.
2
PARTAI
DAKWAH
LATAR BELAKANG

Jauh dari Kebodo-


Ajaran han umat
Islam dg Islam Fenomena
Al-Ghutsa-
Problem ’iyah
----------
Ummat
Ummat
Hilang Pindahnya seperti
Keperca- Kepemim- buih
yaan dg pinan
Islam Ummat
SOLUSI PROBLEM UMMAT

QS: 62: 2, 3 : 104

GERAKAN PENYELAMATAN
Terapi Da’wah Islam
Problem
& yang Dinamis, Menyeluruh
Ummat dan Berkesinambungan
Solusi
Orientasi:
1. Membacakan Ayat Alloh
2. Membersihkan Jiwa
3. Mengajarkan Alqur’an
dan Assunnah.
TAHAPAN GERAKAN PENYELAMATAN

SARANA SASARAN

DA’WAH PENETRASI DA’WAH


KELEMBA- YAYASAN- KE SEMUA LINI
GAAN YAYASAN ORGANISASI
MASYARAKAT
DA’WAH
KENEGA- PAYUNG POLITIK
RAAN DA’WAH
PARTAI
POLITIK AKES PERBAIKAN
PENYELENGGARAAN
NEGARA
Hakikat Dakwah

AD/ART
MASYARAKAT Renstra MASYARAKAT ISLAMI
FALSAFAH DASAR
PERJUANGAN

TRANSFORMASI

Individu dan Sosial


Kultural dan Struktural

Lingkungan Strategis
VISI DAN MESIN PEMBANGUNAN PKS

VISI
Agent of change
ADIL
(POLITIK)
KONDISI
KEHIDUPAN SEJAHTERA
DAWAH SAAT (EKONOMI)
INI BERMARTABAT
BERSIH – PEDULI – PROFESIONAL
(SOS-BUD)
(ENGINE OF GROWTH)
POWER FOR QUANTUM LEAP

(DIRECTION OF
CHANGE)
3
FALSAFAH DASAR PERJUANGAN

JALAN KEADILAN
MENUJU KESEJAHTERAAN
MUQADDIMAH
1. Manusia diciptakan Allah swt dengan membawa tujuan dan
misi otentik (ibadah dan khilafah) yang menempatkannya
pada posisi hamba dan khalifah-Nya di bumi.
2. Realisasinya memerlukan pedoman yang datang dari Sang
Pencipta yaitu Islam, pedoman hidup bagi semua ummat
manusia.
3. Kehadiran Islam di pentas kehidupan menjamin keteraturan
dan tegaknya nilai-nilai keadilan.
4. Realitas dunia kontemporer: ketidakadilan multi dimensi
yang mengancam tatanan alamiah manusia.
5. Perlu kebangkitan Islam yang genuine, mendasar dan
menyeluruh.
ISLAM
1. Islam adalah ketundukkan dan
kepatuhan kepada kehendak-
kehendak Allah Swt
2. Sebagai sistem hidup, Islam bersifat
universal (nilai-nilai, norma-norma
dan hukum-hukum)
3. Islam memandang hak-hak
fundamental manusia dan nilai-nilai
keadilan sebagai hak keseluruhan
ummat manusia
4. Tegaknya hak-hak asasi manusia
berkaitan erat dengan tegaknya
keadilan
5. Islam bertujuan melindungi hak-hak
fundamental manusia
6. Tercapainya kepatuhan individu dan
masyarakat terhadap Islam melalui
ideologisasi dan objektifikasi yang
berkelanjutan
KEADILAN
1. Realitas dunia kontemporer:
ketidakadilan multi dimensi
2. Keadilan sebagai suatu keniscayaan
dan standar kemanusiaan
3. Islam memandang keadilan sebagai
hak dan kewajiban serta tonggak
utama bangunan ummat
4. Keadilan harus ditegakkan dalam
semua bidang kehidupan
5. Wujud konkrit keadilan adalah sikap
pertengahan (individu dan ummat)
dalam memandang dan berperilaku
6. Melawan segala bentuk ketidakadilan
adalah kewajiban invidividu dan ummat
STRUKTUR DAN PROSES KONSOLIDASI IDEOLOGI
(FALSAFAH DASAR PERJUANGAN)

KEADILAN:
''Adalah pernyataan kehendak Ilahi, akal budi, dan usaha manusia yang melekat, baik dalam struktur fisik dan psikhis manusia, yang harus
dibuktikan dalam perilakunya."

INTERNALISASI:
"Memasukkan nilai-nilai keadilan ke dalam pikiran dan keperibadian."

IDEOLOGISASI:
"Proses sistemik menjadikan nilai-nilai keadilan sebagai sistem ide yang diperjuangkan secara bersama-sama
agar tegak di seluruh aspek kehidupan."

OBJEKTIFIKASI

TEOLOGI KELUARGA POLITIK HUKUM PENDIDIKAN GENDER

INDIVIDU SOSIAL EKONOMI KEBUDAYAAN IPTEK

BUDAYA/CULTURE:
"Sebagai sistem nilai masyarakat yang terintegrasi dalam perilaku individu dan kolektif
dalam rangka mencapai tujuan bersama."
1. Derajat keadilan tertinggi
bersumber dari keadilan
aqidah (teologis) yaitu
prinsip tauhid

2. Keadilan yang bersumber


dari prinsip-prinsip tauhid

TEOLOGI
meliputi seluruh aspek
kehidupan (hukum,
kekayaan, Sosial, politik,
teologis, dan etis)

3. Prinsip-prinsip keadilan
aqidah (tauhid) sebagai
asas tata Kehidupan harus
Tauhid sebagai diterjemahkan dalam
bentuk obyektif

landasan tata kehidupan 4. Syirik sebagai lawan


tauhid adalah bentuk
ketidakadilan dan
kedzaliman tertinggi

5. Syirik (dalam segala


bentuknya) merusak
kejiwaan, pemikiran,
konsep, dan tatanan
ummat manusia
1. Secara fisik manusia diciptakan dari
saripati tanah ( 6: 2), yang tunduk
kepada sunnatullah dan dikaruniai
potensi ruh (15: 29) agar dapat
mengembangkan sumber daya dirinya
hingga tumbuh menjadi makhluk
moral yang dianugerahi kebebasan
dan mampu memanfaatkan alam dan

INDIVIDU mengubahnya menjadi sarana


pencapaian tujuan dan misi
otentiknya.
2. Pengekspresian manusia akan
kebebasan dirinya dalam memilih,
menentukan konsekuensi-
Membebaskan diri dari sikap konsekuensi pilihannya (QS 10:99)
dan Islam memaknai kebebasan juga
sebagai larangan manusia untuk
menzhalimi diri sendiri menindas dirinya sendiri atau orang
lain serta meletakkan kemanusiaan
dalam perspektif keadilan.
3. Oleh sebab manusia diciptakan oleh
Allah Swt dalam keadaan adil,
seimbang (QS 82:6-8), dan merdeka,
maka di dalam dirinya melekat nilai
tanggungjawab yang memastikannya
sebagai makhluk yang berpotensi
untuk menjadi reperenstatif bagi
makhluk Allah lainnya dan
bertanggungjawab membentuk tata
kehidupan yang adil, seimbang dan
fithri atas dasar konsep tauhid
4. Dengan tegaknya keadilan maka secara

INDIVIDU
individual manusia dapat menjaga dan
mengembangkan nilai-nilai tersebut sesuai
dengan kehendak Ilahi dan menghindari
segala bentuk aktivitas yang merusak diri
sendiri dan menjerumuskannya ke dalam
kehancuran (QS 2:195) atau yang
berdampak negatif terhadap orang lain,
serta mampu memproduk amal-amal yang
kebaikan-kebaikannya dapat dirasakan
oleh semua orang.
5. Setiap individu dituntut untuk
menunjukkan sikap adil terhadap diri
sendiri dan membebaskan dirinya dari
berbagai dorongan dan godaan yang
menyebabkannya tak mampu berbuat adil
terhadap diri sendiri dengan cara
mengangkat hasrat-hasrat duniawinya
menjadi tuhan, hidup materialistik- Membebaskan diri dari sikap
hedonistik (QS 25:42-44) atau sebaliknya
menempuh jalan pertapaan (monastik)
yang melepaskan keduniawian dengan menzhalimi diri sendiri
cara menyiksa diri sendiri (QS 58:27)
6. Hukuman yang keras di akhirat antara lain
dikenakan kepada orang-orang yang
"menindas diri mereka sendiri" atau orang
“yang membiarkan hak-hak asasinya
ditindas oleh orang lain dan
lingkungannya” padahal mereka sanggup
untuk mempertahankan dan
memperjuangkannya (QS 4:97, 16:28-29,
7:23, 65:1)
INDIVIDU
7. Agar seseorang dapat
membebaskan dirinya dari
ketertindasan diri sendiri dan
hak-hak asasinya tidak
ditindas orang lain dan
lingkungannya serta
kehormatan dirinya tidak
dilecehkan orang lain
diperlukan penguatan
moralitas. Membebaskan diri dari sikap
8. Jalan menuju kebebasan
hakiki dan meraih
kebahagiaan dunia akhirat
menzhalimi diri sendiri
itu hanya satu, yaitu menjadi
hamba-Nya yang sejati
dengan menempuh jalan
Islam, jalan keadilan, jalan
istiqamah yang harus
ditapaki secara konsisten

9. Untuk menegakkan keadilan individu secara merata, diperlukan pribadi-pribadi pejuang


keadilan yang kualitas keadilannya ditopang oleh ilmu, amal, dan kesabaran sehingga pada
tingkat mengenyampingkan kepentingan pribadi melalui pelibatan diri dalam setiap aktivitas
menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran
10. Maka pembangunan karakter setiap individu dan pribadi melalui pendidikan integratif “dari
buaian sampai liang lahad” (mada al-hayat) harus menjadi perhatian setiap bangsa atau
umat agar setiap individu dapat bersama-sama terlibat dalam membebaskan dirinya dari
ketertindasan.
KELUARGA 1. Pembentukan keluarga
merupakan hak asasi
manusia yang harus
dijunjung tinggi dan sebagai
tangga menuju
kesempurnaan
kemanusiaan yang
memungkinkan seseorang
berfungsi optimal dalam
masyarakat.
2. Keluarga terbentuk dari
ikatan pernikahan antara
pria dan wanita yang
Lingkungan keluarga persetujuan dan tanggung
jawabnya sesuai peraturan
perundang-undangan.
yang egaliter yang
3. Pengertian keluarga, selain
menjadi basis merujuk pada hubungan
darah, juga merujuk pada
internalisasi dan fungsi, tata hubungan, dan
peran individu dalam
ideologisasi nilai-nilai keluarga di masyarakat
yang lebih luas.
KELUARGA
Lingkungan keluarga yang egaliter yang menjadi
basis internalisasi dan ideologisasi nilai-nilai 4. Empat khazanah yang melekat dalam bangunan
keluarga muslim, yaitu: (1) keluarga merupakan
hak-hak fundamental manusia yang diikat oleh
hukum, (2) pengaturan waris dan tunjangan
sebagai akibat hukum atas perkawinan sangat
memungkinkan keluarga dapat hidup sejahtera, (3)
banyaknya anggota keluarga dapat mencegah
terjadinya jurang antar generasi dan
mempermudah proses sosialisasi, akulturasi, dan
obyektifikasi nilai-nilai, dan (4) keragaman potensi
anggota keluarga dapat saling melengkapi dalam
peran lebih luas.
5. Sebagai institusi kemasyarakatan yang bersifat
alamiah keluarga diatur oleh nilai-nilai keutamaan
yang bersifat intrinsik dan tetap komitmen terhadap
etika, hukum, dan nilai-nilai moral.

6. Posisi keluarga dalam kewajiban komunitas dan politik sangat penting dan strategis
karena merupakan salah satu infrastruktur bagi masyarakat manusia dan tatanan moral
dalam mewujudkan tujuan konsep-konsep istikhlaf (pengelolaan alam semesta)
7. Islam memandang keberadaan keluarga dalam konteks sosial budaya, sebagai pusat
pembangunan lingkungan sosial dan budaya yang egaliter, yang menjadi faktor penjamin
keharmonisan dan kenyamanan keluarga, baik pada tingkat individu, keluarga,
masyarakat, maupun bangsa.
8. Keluarga yang hidup dengan budaya dan lingkungan yang egaliter, dengan
merealisasikan nilai-nilai keadilan dan persamaan (al-musawat), manjadi basis yang
kokoh bagi proses internalisasi, ideologisasi, dan objektifikasi nilai-nilai Islam dalam
lingkup keluarga besar (al-usrah al-mumtaddah)
SOSIAL KEMASYARAKATAN
Hak-hak sosial masyarakat terdistribusi secara
proporsional hingga terbangun kesederajatan sosial dan
kehidupan yang tenteram dan dinamis menuju
terbentuknya masyarakat madani

1. Sebagai individu yang bertanggung jawab kepada Allah manusia


merupakan makhluk sosial yang bertanggung jawab dan
berkontribusi bagi terbentuknya tatanan sosial kemasyarakatan
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
2. Hal itu dapat terwujud bila keadilan sosial tegak di tengah
masyarakat.
3. Landasan teoritis keadilan sosial ialah kebebasan yang
bertanggung jawab, persamaan seluruh manusia, dan tanggung
jawab bersama dalam menata kehidupan
4. Pemerintah adalah pemilik otoritas utama yang bertanggung
jawab dalam merealisasikan keadilan dan kesederajatan sosial
secara merata.
5. Perlu komunitas yang memperjuangkan tegaknya keadilan dan
kesamaan derajat di tengah-tengah masyarakat secara konsisten.
6. Masyarakat madani adalah simbol keberdayaan masyarakat yang
berhasil mewujudkan keadilan sosial di tengah kehidupannya.
1. Secara thabi’I manusia
adalah makhluk politik, al-
insan madaniyyun bi

POLITIK
thab’ihi
2. Hakikat politik adalah
aktivitas individu atau
kelompok dalam
mewujudkan tujuan
bersama melalui institusi-
institusi politik
3. Tujuan, corak, dan
perjalanan politik suatu
bangsa ditentukan oleh
watak ideologi yang dianut
dan dicapai melalui
lembaga-lembaga politik
4. Tujuan politik Islam adalah
mewujudkan
kemashalahatan dan
keadilan serta menjauhkan
kerusakan.
Tatanan kekuasaan yang
5. Negara merupakan
demokratis, berjalan dalam representasi ideologi yang
koridor hukum dan agama, dan legalitas dan justifikasinya
ditentukan oleh
rakyat memperoleh hak-hak diterapkannya syari’at dan
wujudnya keadilan yang
politiknya secara penuh. mensejahterakan
POLITIK
6. Moralitas sebagai atribut ontologis yang
meneguhkan hakikat ideologi politik suatu
bangsa merupakan fondasi keadilan politik yang
hanya mungkin ditegakkan melalui kesatupaduan
agama dan negara. Tatanan kekuasaan yang
demokratis, berjalan dalam
7. Tujuh pilar keadilan politik: (1) lebih koridor hukum dan agama,
mengedepankan dan mengutamakan pelayanan dan rakyat memperoleh hak-
(perkhidmatan) daripada pendekatan kekuasaa, hak politiknya secara penuh.
(2) tanggungjawab bersama (tidak semata-mata
pihak pemerintah) dalam mengelola negara, (3)
kebebasan yang bertanggungjawab, (4)
kesedarajatan tanpa ada diskriminatif (egaliter,)
(5) keadilan yang merata, (6) kemerdekaan yang
terbimbing, dan (7) hukum dan undang-undang
yang ditegakkan.
8. Keadilan politik menuntut politik keadilan, yaitu
setiap kebijakan yang secara konsepsi dan
aplikasinya berkeadilan.
9. Indikator-indikator keadilan politik antara lain
adalah masyarakatnya memiliki kebebasan,
berpegang pada nilai-nilai keadilan dan
persamaan, jalannya kekuasaan terdistribusi
secara proposional, menjunjung tinggi hukum,
terjaminnya hak-hak individu, dan
terselenggaranya mekanisme kontrol
1. Tujuan penting pembangunan adalah
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dasar manusia yang bersifat primer
(dharuriyyat), sekunder (hajiyyat), dan
tersier (tahsiniyyat).
2. Kekayaan menjadi salah satu tulang
punggung kehidupan dan
kepemilikannya merupakan amanah
Allah, karenanya setiap orang wajib
EKONOMI
bekerja mencari penghasilan dari
sumber-sumber ekonomi yang halal,
baik, dan bersih.
3. Islam memandang kesejahteraan
merupakan hak setiap pribadi, Ekonomi egaliter sebagai cermin
sehingga akses terhadap sumber-
sumber ekonomi tidak boleh dikuasai
hanya oleh individu atau kelompok
tertentu.
sistem ekonomi yang
4. Program pembangunan diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan
seluruh rakyat dan kemandirian berkeadilan
ekonomi bangsa atas dasar keadilan
ekonomi, politik dan sosial
5. Ekonomi egalitarian adalah wujud
kongkret keadilan ekonomi berbasis
etika dan nilai-nilai moral.
6. Islam mendorong ummatnya untuk
mencapai keadilan ekonomi melalui
tindakan amal shalih dan etika sosial
Islam.
HUKUM 1. Empat sifat utama alam : keteraturan,
kebertujuan, ketundukan, dan kebaikan
sebagai refleksi otentik keadilan ilahi
dan sekaligus sebagai tatanan yang
lengkap dan integral ( QS,67: 1-4 ) di
mana setiap manusia dilibatkan untuk
ikut menjaga sifat-sifat alam tersebut.
2. Oleh sebab sifat-sifat alam dengan
hukum keteraturannya merupakn refleksi
keadilan ilahi, maka ada keterkaitan erat
Tegaknya persamaan antara hukum dan keadilan sehingga
hukum menjadi bahasa yuridis dari
hak di hadapan hukum konsep keadilan yang karenanya hukum
dengan segenap organnya sebagai
bagi setiap orang kepastian agar manusia dapat menjaga
keteraturan dan keadilan
dengan prosedur dan
3. Fungsi hukum adalah mendistribusikan
mekanisme yudisial dan memelihara alokasi nilai-nilai
yang berkeadilan keadilan yang telah menjadi tujuan akhir
hukum demi tegaknya keteraturan
4. Islam menjelaskan prinsip-prinsip
perundang-undangan dan rincian hukum
pada seluruh aspek kehidupan yang tidak
hanya sebagai cermin peradaban ketika
mengalami kematangan aplikasi melainkan
juga menjadi sumber peradaban yang sarat
dengan nilai-nilai keadilan
5. Dalam Islam perintah menegakkan keadilan

HUKUM
dinilai sebagai kewajiban terutama dalam
menentukan hukum yang dalam aplikasinya
terjadi keharmonisan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.
6. Semua hukum ilahiyah atau yang
bersumber dari hukum ilahiyah, secara
materi, prosedur, dan sanksi-sanksinya
mengandung kebenaran dan keadilan
mutlak.
7. Semua tindakan manusia tidak ada yang di
luar jangkauan hukum dan harus diterapkan
Tegaknya persamaan dengan seadil-adilnya sehingga setiap
manusia merasakan keadilan hukum.
hak di hadapan hukum 8. Dalam konteks hukum keadilan hukum
bagi setiap orang harus diterapkan kepada semua orang
dengan prosedur dan melalui pengadilan formal tanpa
diskriminasi sedangkan dalam konteks
mekanisme yudisial sosial keadilan hukum adalah pilar tegaknya
sebuah masyarakat yang taat hukum yang
yang berkeadilan akan melahirkan kestabilan dan
ketentraman.
KEBUDAYAAN
Pluralitas kebudayaan
sebagai entitas yang
berinteraksi secara
harmonis menuju
kemajuan peradaban
KEBUDAYAAN
Pluralitas kebudayaan sebagai entitas
yang berinteraksi secara harmonis
menuju kemajuan peradaban

1. Setiap bangsa memiliki kebudayaan yang berakar dari ideologi


dan keyakinannya
2. Kebudayaan meliputi hal-hal yang bersifat materi dan imateri dan
terwujud dalam bentuk material, perilaku, dan ide
3. Plurailtas kebudayaan sebagai suatu realitas kehidupan harus
dipandang dan disikapi secara proposional
4. Penerapan nilai-nilai keadilan di tengah pluralitas kebudayaan
mencegah terjadinya konflik budaya
5. Ummat Islam harus lebih berperan dalam pelestarian dan
pengembangan kebudayaan
6. Pendidikan sebagai wahana yang tepat bagi pengembangan
strategi kultural menjadi tanggung jawab negara dengan
melibatkan lembaga-lembaga non Pemerintah
1. Pendidikan adalah locus utama dan pertama
proses transformasi menuju pembentukan
manusia yang mampu memikul amanah ibadah
PENDIDIKAN dan amanah risalah (peradaban)
2. Proses pendidikan mencakup seluruh dimensi
manusia dan bersifat seumur hidup melalui
rangkaian aktifitas pembentukan dan
Pendidikan integratif untuk pengembangan potensi intelektualitas,
membangun manusia yang spiritualitas, dan keterampilan fisik.
mampu merealisasikan 3. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah
"amanah" penciptaannya tercapainya martabat tertinggi manusia (taqwa)
yang produktifitas kebaikannya tidak hanya
menuju kehidupan dirasakan oleh dirinya sendiri melainkan juga oleh
sejahtera dan kemajuan lingkungan dan orang lain sebanyak-banyaknya.
bangsa 4. Nilai-nilai ideologis dan intrinsik (keadilan dan
keseimbangan) serta visi yang jelas tentang
manusia harus menjadi dasar proses
pembentukan manusia melalui pendidikan
5. Dasar filosofi penyelenggaraan pendidikan dalam
Islam adalah menyiapkan generasi yang
memahami eksistensi dan posisinya, menyadari
arti kemuliaan dan martabat kemanusiannya, dan
mampu merealisasikan tujuan dan risalah
kemanusiaannya secara padu.
6. Semua itu menuntut format pendidikan yang
integratif sesuai dengan kebutuhan kemanusiaan.
7. Pendidikan integratif dalam satu sisi dapat
membentuk kesalihan individu dan sosial dan di
sisi lain menumbuhkan kemampuan meraih
kemajuan sains dan teknologi sehingga terbentuk
peradaban yang penuh kedamaian dan
kesejahteraan.
1. Alam dengan semua
fenomenanya adalah ”Kitab”
yang dapat dibaca (diteliti)
melalui pengamatan,
pengukuran, dan inteleksi atau
pemikiran (nazhar) dan ayat
(tanda/indeks) yang ILMU PENGETAHUAN
menunjukkan Pencipta dan
sumber tatanan yang dapat
digali hingga melahirkan ilmu DAN TEKNOLOGI
pengetahuan yang menjadi jalan
untuk mewujudkan kemajuan
dan kesejahteraan secara
berkelanjutan (sustainable).
2. Agar manusia dapat meraih
Pemanfaatan dan pengendalian ilmu
cita-cita kesejahteraan, Allah pengetahuan dan teknologi secara etis
Swt menurunkan tiga landasan,
yaitu petunjuk (Al-burhan),
sebagai modal dasar pembangunan
keadilan (Al-mizan), dan peradaban untuk kesejahteraan
teknologi (Al-hadid)
3. Faktor kemajuan kaum
manusia dan kemandirian bangsa
muslimin, yaitu (1) tersedianya
SDM unggul,(2) kesadaran dan
motivasi atas dorongan Al-
Qur`an dan Al-Sunnah untuk
melakukan penelitian (istiqra`)
terhadap fenomena alam, (3)
faktor sosial, politik, dan
budaya, dan (4) faktor
dukungan dan perlindungan
negara terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan.
4. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui alih
teknologi dan pengembangan
hingga menjadi kekayaan
budaya sebanding dengan tugas
kekhalifahan manusia dan ILMU PENGETAHUAN
sebagai salah satu faktor
strategis yang menentukan
kemandirian dan kemajuan
DAN TEKNOLOGI
suatu bangsa dalam
membangun peradaban yang
mensejahterakan
5. Kesejahteraan hidup bahkan
kebahagiaan duniawi dan
Pemamfaatan dan pengendalian ilmu
ukhrawi hanya mungkin pengetahuan dan teknologi secara etis
tercapai dengan memahami
kehendak Allah yang
sebagai modal dasar pembangunan
dimanifestasikan di dalam peradaban untuk kesejahteraan
hukum-hukum mengenai sifat
manusia dan sains, dan aplikasi
manusia dan kemandirian bangsa
yang tepat dari hukum-hukum
tersebut melalui aktivitas etis,
aktivitas sosial, dan teknologi
yang dikendalikan secara etis
sehingga tidak terjerembab ke
dalam usaha-usaha unilateral
ekstrem dan terhindar dari
eksploitasi sumber daya alam
melalui kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
yang merusak.
6. (Lima) faktor utama yang memicu
tindakan kerusakan yang, yaitu (1)
faktor moralitas yang sakit yang
disebabkan oleh sifat tergesa-gesa
(QS. 17: 11); serakah (QS. 9: 34 dan
35); boros (QS. 6: 141); sombong
(QS. 8: 47); gandrung harta
kekayaan (QS. 89: 19 dan 20);
bermegah-megahan (QS. 57: 20); tak
ILMU PENGETAHUAN
mampu mengendalikan hasrat-hasrat
individu (QS. 3: 14, 4: 27, dan 19:
59); merusak diri sendiri (QS. 2:
DAN TEKNOLOGI
195) , (2) kebijakan yang melampaui
batas, thughyan (QS. 89: 6-12), (3)
perilaku yang tidak mengindahkan
norma, etika dan hukum (QS.17:16),
(4) faktor budaya yang memiliki Pemamfaatan dan pengendalian ilmu
kecendrungan destruktif (QS. 2: 10-
12, 2: 204-205), dan (5) faktor pengetahuan dan teknologi secara etis
politik penjajahan (QS. 27: 34). sebagai modal dasar pembangunan
7. Untuk menghindari semua itu mutlak
diperlukan sistem etik dalam peradaban untuk kesejahteraan
penggalian, pemanfaatan, dan
pengendalian ilmu pengetahuan dan manusia dan kemandirian bangsa
tekonologi, dan ditumbuhkan
kesadaran teknologis yang
berperspektif teologis melalui sistem
pendidikan yang mengintegrarsikan
kecakapan dan keahlian teknis ke
dalam sebuah hubungan organik
dengan sestem etika yang kokoh dan
mendudukkan iptek di bawah syariah
sehingga kebutuhan keshalihan
individu dan kebutuhan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat terpenuhi secara padu.
8. Perlu pengintegrasian ilmu
pengetahuan dan teknologi
dengan industri melalui
pengembangan industri strategis
yang berdampak luas bagi
ILMU PENGETAHUAN
kepentingan rakyat;
pengembangan kompetensi DAN TEKNOLOGI
dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi nasional berbasis
keunggulan komparatif;
pengembangan tekno-struktur
yang mantap, pengembangan Pemamfaatan dan pengendalian ilmu
etika dan budaya ilmu
pengetahuan, dan teknologi pengetahuan dan teknologi secara etis
yang ramah lingkungan; dan sebagai modal dasar pembangunan
pengembangan mekanisme
koordinasi antara komponen peradaban untuk kesejahteraan
terkait manusia dan kemandirian bangsa
9. Pendidikan terpadu akan
menunjukkan kompatibilitas
(kesesuaian) di antara
pertumbuhan kultur-kultur
teknologis dan ideologis dengan
kultur Islam dan dapat
memberikan pembenaran
historis-sosiologis terhadap
usaha-usaha penyegaran
kembali terhadap kultur Islam
pada masa kontemporer.
GENDER
Relasi gender yang
proporsional yang
saling melengkapi
dalam rangka
merealisasikan
"amanah"
penciptaan manusia
1. Manusia diciptakan berpasang-pasangan ( QS, 42:49 ) sebuah anugerah yang
memastikan laki-laki dan perempuan dapat hidup bersama dalam kerangka saling
mencintai dan mengisi
2. Meskipun memiliki perbedaan biologi, namun secara ontologis dan etis-moral
memiliki kedudukan yang sama dalam arti kesatuan esensi diri sebagai pasangan
(QS,4:1) yang menyebabkan lelaki dan perempuan mengemban tanggung jawab
yang sama (QS, 33: 33-35), berpotensi sama untuk bisa berbuat kebajikan atau dosa,
harus menggali kebajikan-kebajikan yang sama, dan menjalankan visi kemanusiaan
yang sama pula di hadapan Allah Swt.
3. Dalam tingkatan kosmik, dalam arti struktur biologis, psikologis, dan sosiologis,
laki-laki dan perempuan berbeda peran sebagi pasangan yang saling melengkapi
GENDER
Relasi gender yang
proporsional yang
saling melengkapi
dalam rangka
merealisasikan
"amanah"
penciptaan manusia
4. Berpasangan harus dipahami sebagai kesatuan dari dua bagian yang secara
internal memiliki perbedaan-perbedaan yang unik yang saling bergantung untuk
menjalankan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling melengkapi untuk mencapai
kesempurnaan penciptaan (QS,4:32)
5. Setiap manusia harus belajar dan tumbuh bagi laki-laki menjadi laki-laki dan
perempuan menjadi perempuan sehingga membentuk identitas dan peran gender
yang berbeda-berbeda dalam masyarakat yang berbeda disebabkan perbedaan
budaya dan keyakinan atau perbedaan interaksi dengan budaya dan keyakinan.
6. Perbedaan itu bukan untuk saling bersaing dan saling meniadakan melainkan untuk
saling mengenal dan berinteraksi (QS,4:13) secara harmonis atas dasar keadilan
7. Dasar pijakan filosofi keadialan gender yang berkaitan dengan kekuasaan ialah
pengangkatan manusia sebagai khalifah Allah di bumi sebagai dasar integralisme
kekuasaan (QS,9:7)
1. Rasa keadilan (sense of justice) adalah

KHATIMAH
situasi kemanusiaan (naluri) yang terus
tumbuh dan diperjuangkan laksana mata
air yang terus memancar dari fitrah
manusia dan menjadi kepedulian bagi
semua orang.
2. Islam memandang nilai keadilan inhern
dengan penciptaan manusia, nilai yang
melekat (intrinsik), baik dalam fisik
maupun prilaku dikarenakan Allah
menciptakan manusia dalam keadaan
adil dan seimbang. (QS 82:6-8, 95:4).
3. Dalam Islam, nilai keadilan tidak mungkin
dilepaskan dari akar semua konsepsi dan
sistem, yaitu Tauhid. (QS 6:10) yang
menuntut penjabaran konkret pada
tataran individu, keluarga, sosial, politik,
ekonomi, hukum, kebudayaan,
pendidikan, IPTEK, gender dan dimensi
kehidupan lainya yang bermuara pada
terbentuknya budaya baru yang tegak
diatas nilai-nilai keadilan dan menjadi
produk kolektif yang menghasilkan satu
ukuran dan tindakan sebagai acuan.
KHATIMAH 4. Inti dari budaya adalah ide-ide atau
nilai-nilai yang merupakan hasil
abstraksi pengalaman pendukungnya
dengan nilai-nilai yang menjadi
keyakinan bersama dalam
menghadapi tantangan eksternal,
bukan produk instan yang tinggal
dikonsumsi, melainkan milik manusia
sebagai ruang lingkup realisasi diri
yang diperoleh dan diwariskan
dengan proses belajar yang
berkelanjutan melalui simbol-simbol.
5. Manusia selalu belajar sepanjang
hidupnya. Tidak pernah statis dan
akan terus dilakukan dalam rangka
realisasi tugas otentik manusia dan
tanggung jawab kemanusiaan yang
harus dibentuk, diarahkan, dan
akhirnya dipertanggungjawabkan di
hadapan sejarah.
SEKIAN
JAZAKUMULLAH

Anda mungkin juga menyukai