البناء:العبادة
التربوى
االجتماعى
االقتصادى
السياسى
االساس:العقيدة
الدعوة والجهاد
السياسة
العقيدة
Pengertian Siyasah/Politik
كانت بنوا إسرائيل تسوسهم األنبياء كلما هلك نبي خلفه نبي وانه ال
نبي بعدي انه سيكون خلفاء فيكثرون
“Dahulunya Bani Israel dipimpin oleh para
Nabi, tatkala wafat seorang Nabi maka
dibelakangnya terdapat Nabi (lagi) dan
sesungguhnya tiada seorang pun lagi Nabi
selepas Aku( Rasulullah ), dan diikuti oleh para
pemimpin…”
Pengertian Siyasah/Politik
Diantaranya adalah perkataan Asma’ bintu Abi Bakar radliyallaahu
‘anhuma :
”قُّ وأد، وأسوسه، وأكفيه مؤنته،فكنت أعلف فرسه ُ … تز َّو َجني الزبير ومالَه في األرض ما ٌل
َّ “ النوى لِناضحه … حتى َأرسل إل
فكأنما أعتقني،ي أبو بكر بعد ذلك خادما فكفَ ْتني سياسةَ الفرس
“
Az-Zubair radliyallaahu ‘anhu menikahiku dalam keadaan miskin
tidak memiliki harta….. Akulah yang memberi makan kudanya,
mencukupi kebutuhannya, dan mengurusnya ( GسوسهG ) وأAkulah
yang menumbuk biji gandum untuk para pekerja yang menyiram
kebun kurmanya…. Sehingga Abu Bakar mengirim seorang
pembantu kepadaku sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi
mengurus (ياس َةGG )سkuda. Seakan-akan beliau (Abu Bakar
radliyallaahu ‘anhu) memerdekakanku” (Ath-Thabaqatul-Kubraa
karangan Ibnu Sa’ad 8/182 dan dinyatakan shahih oleh Al-Hafidh
Ibnu Hajar dalam Al-Ishaabah).
Beberapa Siratan Siyasah Dalam Al-Quran
ونهوا عن المنكر وهللGالة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروفGالذين إن مكناهم في األرض أقاموا الص
)41:عاقبة األمور ( الحج
Sesungguhnya orang yang kami berikan kpd mereka kekuasaan
di atas muka bumi, mereka mendirikan solat, menunaikan zakat,
menyuruh kepada kebaikan, melarang kemungkaran, dan kepada
Allah mereka menyerahkan penghujung sgl usaha”
)89:ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين (النحل
Dan telah Kami turunkan kepada kamu, Kitab (al-Quran) yang
didalamnya mengandungi penerangan terhadap semua perkara
serta menjadi petunjuk dan rahmat dan membawa berita gembira bg
muslimin“
)85:• ومن يبتغ غير اإلسالم دينا فلن يقبل منه وهو في اآلخرة من الخاسرين(ال عمران
Barang siapa mencari dari selain Islam sbg cara hidupnya maka
tidak akan sekali2 diterima oleh Allah dan ia di akhirat akan menjadi
org2 yang rugi” ( Al-Imran : 85)
Al-Hadits
)سيد الشهداء حمزة ثم رجل قام إلي إمام جائر فأمره ونهاه فقتله ( الحاكم وصححه األلباني
GERAKAN PENYELAMATAN
Terapi Da’wah Islam
Problem
& yang Dinamis, Menyeluruh
Ummat dan Berkesinambungan
Solusi
Orientasi:
1. Membacakan Ayat Alloh
2. Membersihkan Jiwa
3. Mengajarkan Alqur’an
dan Assunnah.
TAHAPAN GERAKAN PENYELAMATAN
SARANA SASARAN
AD/ART
MASYARAKAT Renstra MASYARAKAT ISLAMI
FALSAFAH DASAR
PERJUANGAN
TRANSFORMASI
Lingkungan Strategis
VISI DAN MESIN PEMBANGUNAN PKS
VISI
Agent of change
ADIL
(POLITIK)
KONDISI
KEHIDUPAN SEJAHTERA
DAWAH SAAT (EKONOMI)
INI BERMARTABAT
BERSIH – PEDULI – PROFESIONAL
(SOS-BUD)
(ENGINE OF GROWTH)
POWER FOR QUANTUM LEAP
(DIRECTION OF
CHANGE)
3
FALSAFAH DASAR PERJUANGAN
JALAN KEADILAN
MENUJU KESEJAHTERAAN
MUQADDIMAH
1. Manusia diciptakan Allah swt dengan membawa tujuan dan
misi otentik (ibadah dan khilafah) yang menempatkannya
pada posisi hamba dan khalifah-Nya di bumi.
2. Realisasinya memerlukan pedoman yang datang dari Sang
Pencipta yaitu Islam, pedoman hidup bagi semua ummat
manusia.
3. Kehadiran Islam di pentas kehidupan menjamin keteraturan
dan tegaknya nilai-nilai keadilan.
4. Realitas dunia kontemporer: ketidakadilan multi dimensi
yang mengancam tatanan alamiah manusia.
5. Perlu kebangkitan Islam yang genuine, mendasar dan
menyeluruh.
ISLAM
1. Islam adalah ketundukkan dan
kepatuhan kepada kehendak-
kehendak Allah Swt
2. Sebagai sistem hidup, Islam bersifat
universal (nilai-nilai, norma-norma
dan hukum-hukum)
3. Islam memandang hak-hak
fundamental manusia dan nilai-nilai
keadilan sebagai hak keseluruhan
ummat manusia
4. Tegaknya hak-hak asasi manusia
berkaitan erat dengan tegaknya
keadilan
5. Islam bertujuan melindungi hak-hak
fundamental manusia
6. Tercapainya kepatuhan individu dan
masyarakat terhadap Islam melalui
ideologisasi dan objektifikasi yang
berkelanjutan
KEADILAN
1. Realitas dunia kontemporer:
ketidakadilan multi dimensi
2. Keadilan sebagai suatu keniscayaan
dan standar kemanusiaan
3. Islam memandang keadilan sebagai
hak dan kewajiban serta tonggak
utama bangunan ummat
4. Keadilan harus ditegakkan dalam
semua bidang kehidupan
5. Wujud konkrit keadilan adalah sikap
pertengahan (individu dan ummat)
dalam memandang dan berperilaku
6. Melawan segala bentuk ketidakadilan
adalah kewajiban invidividu dan ummat
STRUKTUR DAN PROSES KONSOLIDASI IDEOLOGI
(FALSAFAH DASAR PERJUANGAN)
KEADILAN:
''Adalah pernyataan kehendak Ilahi, akal budi, dan usaha manusia yang melekat, baik dalam struktur fisik dan psikhis manusia, yang harus
dibuktikan dalam perilakunya."
INTERNALISASI:
"Memasukkan nilai-nilai keadilan ke dalam pikiran dan keperibadian."
IDEOLOGISASI:
"Proses sistemik menjadikan nilai-nilai keadilan sebagai sistem ide yang diperjuangkan secara bersama-sama
agar tegak di seluruh aspek kehidupan."
OBJEKTIFIKASI
BUDAYA/CULTURE:
"Sebagai sistem nilai masyarakat yang terintegrasi dalam perilaku individu dan kolektif
dalam rangka mencapai tujuan bersama."
1. Derajat keadilan tertinggi
bersumber dari keadilan
aqidah (teologis) yaitu
prinsip tauhid
TEOLOGI
meliputi seluruh aspek
kehidupan (hukum,
kekayaan, Sosial, politik,
teologis, dan etis)
3. Prinsip-prinsip keadilan
aqidah (tauhid) sebagai
asas tata Kehidupan harus
Tauhid sebagai diterjemahkan dalam
bentuk obyektif
INDIVIDU
individual manusia dapat menjaga dan
mengembangkan nilai-nilai tersebut sesuai
dengan kehendak Ilahi dan menghindari
segala bentuk aktivitas yang merusak diri
sendiri dan menjerumuskannya ke dalam
kehancuran (QS 2:195) atau yang
berdampak negatif terhadap orang lain,
serta mampu memproduk amal-amal yang
kebaikan-kebaikannya dapat dirasakan
oleh semua orang.
5. Setiap individu dituntut untuk
menunjukkan sikap adil terhadap diri
sendiri dan membebaskan dirinya dari
berbagai dorongan dan godaan yang
menyebabkannya tak mampu berbuat adil
terhadap diri sendiri dengan cara
mengangkat hasrat-hasrat duniawinya
menjadi tuhan, hidup materialistik- Membebaskan diri dari sikap
hedonistik (QS 25:42-44) atau sebaliknya
menempuh jalan pertapaan (monastik)
yang melepaskan keduniawian dengan menzhalimi diri sendiri
cara menyiksa diri sendiri (QS 58:27)
6. Hukuman yang keras di akhirat antara lain
dikenakan kepada orang-orang yang
"menindas diri mereka sendiri" atau orang
“yang membiarkan hak-hak asasinya
ditindas oleh orang lain dan
lingkungannya” padahal mereka sanggup
untuk mempertahankan dan
memperjuangkannya (QS 4:97, 16:28-29,
7:23, 65:1)
INDIVIDU
7. Agar seseorang dapat
membebaskan dirinya dari
ketertindasan diri sendiri dan
hak-hak asasinya tidak
ditindas orang lain dan
lingkungannya serta
kehormatan dirinya tidak
dilecehkan orang lain
diperlukan penguatan
moralitas. Membebaskan diri dari sikap
8. Jalan menuju kebebasan
hakiki dan meraih
kebahagiaan dunia akhirat
menzhalimi diri sendiri
itu hanya satu, yaitu menjadi
hamba-Nya yang sejati
dengan menempuh jalan
Islam, jalan keadilan, jalan
istiqamah yang harus
ditapaki secara konsisten
6. Posisi keluarga dalam kewajiban komunitas dan politik sangat penting dan strategis
karena merupakan salah satu infrastruktur bagi masyarakat manusia dan tatanan moral
dalam mewujudkan tujuan konsep-konsep istikhlaf (pengelolaan alam semesta)
7. Islam memandang keberadaan keluarga dalam konteks sosial budaya, sebagai pusat
pembangunan lingkungan sosial dan budaya yang egaliter, yang menjadi faktor penjamin
keharmonisan dan kenyamanan keluarga, baik pada tingkat individu, keluarga,
masyarakat, maupun bangsa.
8. Keluarga yang hidup dengan budaya dan lingkungan yang egaliter, dengan
merealisasikan nilai-nilai keadilan dan persamaan (al-musawat), manjadi basis yang
kokoh bagi proses internalisasi, ideologisasi, dan objektifikasi nilai-nilai Islam dalam
lingkup keluarga besar (al-usrah al-mumtaddah)
SOSIAL KEMASYARAKATAN
Hak-hak sosial masyarakat terdistribusi secara
proporsional hingga terbangun kesederajatan sosial dan
kehidupan yang tenteram dan dinamis menuju
terbentuknya masyarakat madani
POLITIK
thab’ihi
2. Hakikat politik adalah
aktivitas individu atau
kelompok dalam
mewujudkan tujuan
bersama melalui institusi-
institusi politik
3. Tujuan, corak, dan
perjalanan politik suatu
bangsa ditentukan oleh
watak ideologi yang dianut
dan dicapai melalui
lembaga-lembaga politik
4. Tujuan politik Islam adalah
mewujudkan
kemashalahatan dan
keadilan serta menjauhkan
kerusakan.
Tatanan kekuasaan yang
5. Negara merupakan
demokratis, berjalan dalam representasi ideologi yang
koridor hukum dan agama, dan legalitas dan justifikasinya
ditentukan oleh
rakyat memperoleh hak-hak diterapkannya syari’at dan
wujudnya keadilan yang
politiknya secara penuh. mensejahterakan
POLITIK
6. Moralitas sebagai atribut ontologis yang
meneguhkan hakikat ideologi politik suatu
bangsa merupakan fondasi keadilan politik yang
hanya mungkin ditegakkan melalui kesatupaduan
agama dan negara. Tatanan kekuasaan yang
demokratis, berjalan dalam
7. Tujuh pilar keadilan politik: (1) lebih koridor hukum dan agama,
mengedepankan dan mengutamakan pelayanan dan rakyat memperoleh hak-
(perkhidmatan) daripada pendekatan kekuasaa, hak politiknya secara penuh.
(2) tanggungjawab bersama (tidak semata-mata
pihak pemerintah) dalam mengelola negara, (3)
kebebasan yang bertanggungjawab, (4)
kesedarajatan tanpa ada diskriminatif (egaliter,)
(5) keadilan yang merata, (6) kemerdekaan yang
terbimbing, dan (7) hukum dan undang-undang
yang ditegakkan.
8. Keadilan politik menuntut politik keadilan, yaitu
setiap kebijakan yang secara konsepsi dan
aplikasinya berkeadilan.
9. Indikator-indikator keadilan politik antara lain
adalah masyarakatnya memiliki kebebasan,
berpegang pada nilai-nilai keadilan dan
persamaan, jalannya kekuasaan terdistribusi
secara proposional, menjunjung tinggi hukum,
terjaminnya hak-hak individu, dan
terselenggaranya mekanisme kontrol
1. Tujuan penting pembangunan adalah
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dasar manusia yang bersifat primer
(dharuriyyat), sekunder (hajiyyat), dan
tersier (tahsiniyyat).
2. Kekayaan menjadi salah satu tulang
punggung kehidupan dan
kepemilikannya merupakan amanah
Allah, karenanya setiap orang wajib
EKONOMI
bekerja mencari penghasilan dari
sumber-sumber ekonomi yang halal,
baik, dan bersih.
3. Islam memandang kesejahteraan
merupakan hak setiap pribadi, Ekonomi egaliter sebagai cermin
sehingga akses terhadap sumber-
sumber ekonomi tidak boleh dikuasai
hanya oleh individu atau kelompok
tertentu.
sistem ekonomi yang
4. Program pembangunan diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan
seluruh rakyat dan kemandirian berkeadilan
ekonomi bangsa atas dasar keadilan
ekonomi, politik dan sosial
5. Ekonomi egalitarian adalah wujud
kongkret keadilan ekonomi berbasis
etika dan nilai-nilai moral.
6. Islam mendorong ummatnya untuk
mencapai keadilan ekonomi melalui
tindakan amal shalih dan etika sosial
Islam.
HUKUM 1. Empat sifat utama alam : keteraturan,
kebertujuan, ketundukan, dan kebaikan
sebagai refleksi otentik keadilan ilahi
dan sekaligus sebagai tatanan yang
lengkap dan integral ( QS,67: 1-4 ) di
mana setiap manusia dilibatkan untuk
ikut menjaga sifat-sifat alam tersebut.
2. Oleh sebab sifat-sifat alam dengan
hukum keteraturannya merupakn refleksi
keadilan ilahi, maka ada keterkaitan erat
Tegaknya persamaan antara hukum dan keadilan sehingga
hukum menjadi bahasa yuridis dari
hak di hadapan hukum konsep keadilan yang karenanya hukum
dengan segenap organnya sebagai
bagi setiap orang kepastian agar manusia dapat menjaga
keteraturan dan keadilan
dengan prosedur dan
3. Fungsi hukum adalah mendistribusikan
mekanisme yudisial dan memelihara alokasi nilai-nilai
yang berkeadilan keadilan yang telah menjadi tujuan akhir
hukum demi tegaknya keteraturan
4. Islam menjelaskan prinsip-prinsip
perundang-undangan dan rincian hukum
pada seluruh aspek kehidupan yang tidak
hanya sebagai cermin peradaban ketika
mengalami kematangan aplikasi melainkan
juga menjadi sumber peradaban yang sarat
dengan nilai-nilai keadilan
5. Dalam Islam perintah menegakkan keadilan
HUKUM
dinilai sebagai kewajiban terutama dalam
menentukan hukum yang dalam aplikasinya
terjadi keharmonisan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.
6. Semua hukum ilahiyah atau yang
bersumber dari hukum ilahiyah, secara
materi, prosedur, dan sanksi-sanksinya
mengandung kebenaran dan keadilan
mutlak.
7. Semua tindakan manusia tidak ada yang di
luar jangkauan hukum dan harus diterapkan
Tegaknya persamaan dengan seadil-adilnya sehingga setiap
manusia merasakan keadilan hukum.
hak di hadapan hukum 8. Dalam konteks hukum keadilan hukum
bagi setiap orang harus diterapkan kepada semua orang
dengan prosedur dan melalui pengadilan formal tanpa
diskriminasi sedangkan dalam konteks
mekanisme yudisial sosial keadilan hukum adalah pilar tegaknya
sebuah masyarakat yang taat hukum yang
yang berkeadilan akan melahirkan kestabilan dan
ketentraman.
KEBUDAYAAN
Pluralitas kebudayaan
sebagai entitas yang
berinteraksi secara
harmonis menuju
kemajuan peradaban
KEBUDAYAAN
Pluralitas kebudayaan sebagai entitas
yang berinteraksi secara harmonis
menuju kemajuan peradaban
KHATIMAH
situasi kemanusiaan (naluri) yang terus
tumbuh dan diperjuangkan laksana mata
air yang terus memancar dari fitrah
manusia dan menjadi kepedulian bagi
semua orang.
2. Islam memandang nilai keadilan inhern
dengan penciptaan manusia, nilai yang
melekat (intrinsik), baik dalam fisik
maupun prilaku dikarenakan Allah
menciptakan manusia dalam keadaan
adil dan seimbang. (QS 82:6-8, 95:4).
3. Dalam Islam, nilai keadilan tidak mungkin
dilepaskan dari akar semua konsepsi dan
sistem, yaitu Tauhid. (QS 6:10) yang
menuntut penjabaran konkret pada
tataran individu, keluarga, sosial, politik,
ekonomi, hukum, kebudayaan,
pendidikan, IPTEK, gender dan dimensi
kehidupan lainya yang bermuara pada
terbentuknya budaya baru yang tegak
diatas nilai-nilai keadilan dan menjadi
produk kolektif yang menghasilkan satu
ukuran dan tindakan sebagai acuan.
KHATIMAH 4. Inti dari budaya adalah ide-ide atau
nilai-nilai yang merupakan hasil
abstraksi pengalaman pendukungnya
dengan nilai-nilai yang menjadi
keyakinan bersama dalam
menghadapi tantangan eksternal,
bukan produk instan yang tinggal
dikonsumsi, melainkan milik manusia
sebagai ruang lingkup realisasi diri
yang diperoleh dan diwariskan
dengan proses belajar yang
berkelanjutan melalui simbol-simbol.
5. Manusia selalu belajar sepanjang
hidupnya. Tidak pernah statis dan
akan terus dilakukan dalam rangka
realisasi tugas otentik manusia dan
tanggung jawab kemanusiaan yang
harus dibentuk, diarahkan, dan
akhirnya dipertanggungjawabkan di
hadapan sejarah.
SEKIAN
JAZAKUMULLAH