RENCANA PENELITIAN
Oleh
Moh. Zaidul Khaer
C1L017063
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ii
Oleh
Moh. Zaidul Khaer
C1L017063
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian. Rencana
penelitian tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Menyetujui:
Mengetahui:
Dr. Andi Chairil ichsan, S.Hut., M.Si. Hairil Anwar, S.Hut., MP.
NIP. 198312162008121003 NIP. 19801102 200812 1 004
Tanggal Pengesahan:____________________
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas perkenan-Nya jualah penyusunan Rencana Penelitian ini dapat diselesaikan.
Rencana Penelitian yang berjudul “Studi Populasi Dan Persebaran Lutung
(Trachypithecus auratus) Di Kawasan Puncak Cemara Kph Rinjani Timur”.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing Ibu
Endah Wahyuningsih, S.Hut, MP. Selaku Dosen Pembimbing Utama serta Ibu
Kornelia Webliana B, S.Hut., M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
senantiasa selalu sabar dalam memberikan bimbingan kepada penulis dalam
penyusunan Rencana Penelitian ini, serta terima kasih juga penulis sampaikan
kepada rekan-rekan yang selalu memberikan bantuan semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Rencana Penelitian ini.
Penulis sendiri menyadari bahwa penulisan Rencana Penelitian ini sangat
jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik, saran dan masukan dari Bapak/Ibu
Dosen serta rekan-rekan dan para pembaca sangat diharapkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala bantuan dari semua
pihak yang telah diberikan kepada Penulis dengan kebaikan yang lebih banyak
lagi. Amin.
Akhirnya, semoga Rencana Penelitian ini bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 2
2.2. Morfologi....................................................................................... 2
2.3. Populasi.......................................................................................... 2
2.4. Habitat............................................................................................ 2
2.5. Pakan.............................................................................................. 2
3.2.1. Alat....................................................................................... 2
3.2.2. Objek.................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 2
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Lutung (Trachypithecus auratus) di kawasan 16
hutan Puncak Cemara KPH Rinjani Timur
3.2 Ukuran Populasi Lutung (Trachypithecus auratus) 18
3.3 Sex Ratio 18
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Lutung (Trachypithecus auratus) 4
3.1 Gambaran metode line transect 13
1
I. PENDAHULUAN
Pulau Lombok memiliki jenis flora dan fauna yang khas, hal ini
menunjukkan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya berbeda dengan daerah
lainnya. Selain itu, Pulau Lombok memiliki satwa endemik salah satunya Lutung.
Menurut Murthafiah (2015) Jawa, Bali, dan lombok merupakan wilayah
persebaran dari satwa endemik yang dimiliki Indonesia tersebut.
Lutung hidup secara berkelompok dengan ukuran tubuh sedang dan
memiliki panjang kurang lebih 55 cm (Utami et al. 2012). Daun merupakan
makanan pokok dari Lutung, karena itu Lutung dikenal sebagai monyet pemakan
daun (Ebony leaf monkey), serta sebagian lagi dari buah dan biji (Astriani, 2015).
Menurut IUCN (2020), Jenis Lutung ini juga termasuk dalam kategori rentan
(vulnerable) dalam daftar merah IUCN versi 3.1, dan tercantum dalam Appendix
II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora), oleh karena itu pemerintah melalui Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nomor 733/Kpts-II/1999 mengkategorikan Lutung
sebagai jenis satwa yang dilindungi.
Primata merupakan salah satu aspek ekosistem yang penting bagi
kelangsungan ekosistem hutan dan kehidupan manusia. Peran primata bagi
kelestarian ekosistem hutan antara lain sebagai pemencar biji vegetasi hutan,
perantara penyerbukan dan penambah kadar humus untuk kesuburan tanah
(Setiawan, 2020). Lutung memiliki peran penting bagi ekosistem sebagai
perantara penyebaran biji dalam proses pertumbuhan bibit baru pada tanaman.
Prilaku makan Lutung yang berpindah-pindah dari pohon satu ke pohon yang lain
membuat pemencaran biji-bijian menjadi jauh. Lutung makan di atas pohon dan
menjatuhkan sisa-sisa dari makanan ke tanah membuat kesuburan pada tanah
meningkat.
2
Kawasan Puncak Cemara KPH Rinjani Timur menjadi salah satu kawasan
yang teridentifikasi sebagai habitat Lutung, namun data mengenai Lutung masih
sangat terbatas, keberadaan Lutung di kawasan ini dapat menjadikan kawasan
tersebut menjadi KEE (Kawasan Ekonomi Esensial) yang dimiliki KPH Rinjani
Timur, oleh karena itu penelitian mengenai populasi Lutung menjadi penting
dilakukan sebagai upaya pelestarian dengan kerentanannya perlu dilakukan
langkah-langkah konservasi untuk menjaga populasi Lutung tetap lestari dan
terjaga. Setelah mengetahui populasi Lutung di kawasaan Puncak Cemara KPH
Rinjani Timur, untuk selanjutnya pemerintah melakukan penanganan terhadap
keberadaan Lutung itu sendiri
1. Data hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam
pengambilan langkah-langkah konservasi Lutung di kawasan Puncak Cemara
KPH Rinjani Timur.
3
2. Data hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pengelola
kawasan Puncak Cemara untuk kedepannya dapat memanfaatkan potensi yang
ada dengan sebaik-baiknya
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai literatur untuk penelitian terkait.
4
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Sub ordo : Arthropoidea
Famili : Cercopithecidae
Sub famili : Colobinae
Genus : Trachypithecus
Spesies : Trachypithecus auratus (Taman Nasional Baluran, 2005)
5
2.2. Morfologi
Morfologi merupakan ciri khas atau bentuk dan ukuran tubuh yang
dimiliki oleh makhluk hidup, dimana dengan morfologi tersebut menjadikan
perbedaan antara mahluk hidup satu dengan lainnya. ukuran tubuh Lutung sedang
dengan panjang sekitar 55 cm rambut warna hitam dengan panjang ekor sekitar 87
cm (utami et al. 2012). Utami (2010) memaparkan tubuh Lutung berukuran
sedang sampai besar, wajah pendek lebar berwarna hitam, memiliki hidung datar,
panjang kepala dan tubuh Lutung antara 415 - 540 mm, panjang ekor 600 – 700
mm, dan berat badan 4 – 6,5 kg.
2.3. Populasi
6
2.4. Habitat
telah dilakukan di tipe hutan terbuka termasuk hutan jati, dan hutan deciduous.
Lutung adalah hewan arboreal yaitu hewan yang hidup di ataspepohonan,
sehingga jarang Lutung meninggalkan pohon-pohon besar tempatnya tinggal
secara alami (Pratiwi, 2008)
2.5. Pakan
telah dilakukan oleh Giovana (2015) beberapa aktivitas Lutung yang diamati
adalah sebagai berikut:
Pulau Lombok merupakan salah satu dari tiga pulau bagian timur
Indonesia yang menjadi tempat penyebaran Lutung, hal ini berdasarkan
pernyataan Syaputra et al., (2017) bahwa Pulau Lombok menjadi batas paling
timur penyebaran satwa ini di Indonesia. Tipe hutan hujan teropis merupakan
habitat alami sebaran Lutung dan menduduki hutan dengan vegetasi stratum B
hinggan ke stratum A yang memiliki ketinggian pohon mulai dari 20 m sampai
lebih dari 30 m. Lutung merupakan hewan arboreal yang menghabiskan
waktunya di atas pohon sehingga kondisi hutan sangat mempengaruhi keberadaan
dari Lutung (Syaputra et al., 2017)
Selain penyebaran pada tipe hutan hujan tropis, satwa ini juga memiliki
penyebaran di tipe hutan mangrove dan tipe pengelolaan hutan agroforestri. Hal
itu disebabkan oleh kebutuhan pakan oleh Lutung itu sendiri (Wahyuni et al.,
2020)
Dalam daftar merah IUCN versi 3.1 (CITES 2020) dan tercantum dalam
Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora) jenis Lutung termasuk dalam kategori rentan (vulnerable).
Melihat populasi Lutung yang kian berkurang maka Pemerintah Republik
Indonesia melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor
733/Kpts-II/1999 mengkategorikan Lutung sebagai jenis satwa yang dilindungi.
1. Ukuran Populasi
Data populasi satwa sangat diperlukan untuk pengelolaan kawasan secara
efektif. Pendataan merupakan langkah awal pengelolaan satwa liar. Ukuran
populasi Lutung di masing-masing kelompok cenderung sama yaitu kurang
lebih 14 ekor (Rahmawati & Hidayat, 2017)
2. Struktur Umur
Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu di dalam setiap kelas
umur dari suatu populasi (Sampurna, 2014). Perbedaan struktur umur yang
digunakan dalam identifikasi lapang yang membedakan satwa menjadi
dewasa, muda dan anak (Murthafiah, 2015). Menurut Siahaan (2002),
11
3.2.1. Alat
1. Alat Tulis
2. Global Positioning System (GPS)
13
3. Kamera
4. Kompas
5. Meteran
6. Peta kawasan Puncak Cemara KPH Rinjani Timur
7. Phiband
8. Tali
9. Tally sheet
3.2.2. Objek
Adapun objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lutung di
kawasan Puncak Cemara KPH Rinjani Timur.
3.3.1.2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2015).
Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik indept interview (wawancara
mendalam) yang dilakukan secara langsung tanpa menggunakan kuisioner.
Penentuan responden pada penelitian ini menggunakan key informan yang sudah
pasti mengetahui, memahami, serta ikut dalam pengelolaan seperti pihak KPH
14
peneliti harus memiliki estimasi waktu yang tepat selama melakukan penelitian.
Keberadaan lutung dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan dari kegiatan
konservasi di kawasan Puncak Cemara KPH Rinjani Timur. Dalam melakukan
pengumpulan data diterapkan metode observasi, di mana metode ini dilakukan
dengan melakukan pengamatan terhadap lutung dari pagi sampai sore hari,
pernyataan ini diungkapkan oleh Wahyuni (2020) pada penelitiannya yang
menggunakan metode observasi pada pagi hari pukul 05.00 WIB hingga sore hari
pukul 18.30 WIB
Data yang dikumpulkan diambil pada satu titik yang memiliki intensitas
perjumpaan paling tinggi dengan satwa (Ziyus, 2018). Hal ini berbanding lurus
dengan pernyataan Zairina (2015) bahwa pengamatan dan perhitungan populasi
satwa liar dilakukan pada saat sedang berkumpul atau berkelompok di tempat-
tempat yang sering dikunjungi satwa atau pada tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat beristirahat dan bermain. Beberapa satwaliar memiliki tempat
yang khas dan selalu dipertahankan secara aktif yang disebut daerah teritori,
daerah terotori ini termasuk di dalamnya tempat tidur dan istirahat terutama bagi
spesies primata (Siburian, 2018). Data yang dikumpulkan selama melakukan
pengamatan meliputi titik keberadaan lutung, jumlah kelompok lutung, dan
jumlah individu di setiap kelompok (Wahyuni, 2020). Persebaran dan keberadaan
lutung digambarkan menggunakan analisis deskriptif. Siburian (2018)
menyatakan bahwa pengambilan data berupa jumlah kelompok, jumlah individu,
dan kordinat lokasi seperti pada tabel 3.1.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015). Dalam melakukan
penelitian ini, perhitungan dilakukan pada ukurang populasi, struktur umur
(anakan, remaja, dan dewasa), sex rasio, natalitas, dan mortalitas.
Jantan Betina
1 1
2 2
3 3
Total
20
DAFTAR PUSTAKA
Astriani, I.W., Arief, H., & Prasetyo, B.L. (2016). Populasi Dan Habitat Lutung
Jawa (Trcyphitecus Auratus E. Geoffrey 1812) Di Resort Balanan, Taman
Nasonal Baluran. Media Konservasi. Vol 20, No. 3 Desember 2015: 226-234
Ayunin Q., Puyatmoko S., Imron M.A. 2014. Seleksi Habitat Lutung Jawa
(Trachypithecus auratus E. Geoffroy SaintHilaire, 1812) di Taman Nasional
Gunung Merapi
Faruq H., (2017) Struktur Populasi dan Aktivitas Harian Lutung Budeng
(Tracypithecus auratus) di Taman Wisata Alam Situgunung Sukabumi.
Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosain. Vol. 1, No. 1, pp. 19-23
Huda S.S. 2020. Studi Populasi Lutung (Trachypithecus auratus) Di Jalur Dasan
Paok Zona Pemanfaatan Resort Kembang Kuning Taman Nasional Gunung
Rinjani. [Skripsi]. Faklultas Pertanian. Universitas Mataram. Mataram
Irawan A. 2011. Aktivitas Tingkah Laku Harian Lutung Merah Jantan (Presbytis
rubicunda) Pada Siang Hari Di Penangkaran. [Skripsi]. Departemen Ilmu
Produksi Dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Leksono N.P. 2014. Studi Populasi Dan Habitat Lutung (Trachypithecus auratus
sondaicus) Di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Jawa Barat.
[Skripsi].Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Nurjanah, A., Firdaus, B. I., Anggraeni, D., Fauzia, & Rostikawati, E. (2018).
Populasi Mamalia Besar di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon.
Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS III, September, 296–301.
Pratiwi, A. N. (2008). Aktivitas Pola Makan Dan Pemilihan Pakan Pada Lutung
Kelabu Betina ( Trachypithecus cristatus , Raffles 1812 ) Di Pusat
Penyelamatan Satwa Gadog Ciawi - Bogor. Skripsi Program Studi Ilmu
Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Santono, D., Widiana, A., & Sukmaningrasa, S. (2016). Aktivitas Harian Lutung
23
Santosa Y., Auliyani D., Kartono A.P. 2008. Pendugaan Model Pertumbuhan Dan
Penyebaran Spasial Populasi Rusa Timor (Cervus Timorensis De Blainville,
1822) Di Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur. Media Konservasi.
Volume :13. 1-7
Sari, F.N.I., Baskoro, K., & Hadi, M. (2020). Estimasi populasi dan vegetasi
habitat Lutung Jawa (Trachypithecus auratus E. Geoffrey 1812) di Gunung
Ungaran, Jawa Tengah. Jurnal Biologi Tropika. Vol. 3, No. 2, Hal. 47-56
Siburian J., 2018. Studi Populasi Dan Vegetasi Lutung Kelabu (Trachypithecus
Cristatus Raffles, 1821) Di Hutan Mangrove Desa Percut Kecamatan Percut
Sei Tuan. [skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas
Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.
Subagyo A., Arfan E., Siburian J. 2008. Pola Aktivitas Harian Lutung (Presbytis
cristata, Raffles 1821) di Hutan Sekitar Kampus Pinang Masak, Universitas
Jambi. Volume: 1 . 6-10
24
Suryani L.S. 2016. Karakteristik Habitat Lutung Jawa Di Resort Bandealit Taman
Nasional Meru Betiri. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan
Dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Syaputra, M., Webliana, K., & Indriyatno. (2017). Populasi dan Sebaran Lutung
(Trachypithecus auratus) di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Senaru. Jurnal Sangkareang Mataram, 3(4), 20–26.
Tobing I.S.L. 1999. Pengaruh Perbedaan Kualitas Habitat Terhadap Perilaku Dan
Populasi Primata Di Kawasan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun
Jawa Barat. [Tesis].Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Utami J., Haryanto G., Yanuarefa F.M. 2012. Panduan Lapang Mamalia Taman
Nasional Alas Purwo. Balai Taman Nasional Alas Purwo.Banyuwangi
Wahyuni, P., Febryano, I. G., Iswandaru, D., & Dewi, B. S. (2020). Sebaran
Lutung Trachypithecus Cristatus (Raffles, 1821) Di Pulau Pahawang,
Indonesia. Jurnal Belantara, 3(2), 89–96.
https://doi.org/10.29303/jbl.v3i2.473
Wahyu, I., Anggraeni, S., Rinaldi, D., & Mardiastuti, A. N. I. (2013). Populasi
dan habitat monyet ekor panjang ( Macaca fascicularis ) di Kawasan
Ekowisata Mangrove Wonorejo , Surabaya Population and habitat of long-
tailed macaque ( Macaca fascicularis ) in Wonorejo Mangrove.
3(December), 101–113. https://doi.org/10.13057/bonorowo/w030203
Wakidi. 2013. Studi Kohabitasi Penggunaan Ruang Lutung Jawa Dengan Surili
Di Taman Nasional Gunung Ciremai Provinsi Jawa Barat. [Tesis]. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor. Bogor
Ziyus, N.A., Agus, S., Bainah, S.D., & Sugeng, P.H. (2018) Distribusi Monyet
Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Taman Nasional Way Kambas,
Bandar Lampung