Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mustika Handayani

Kelas : 9F

No : 18
SENI GRAFIS

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya

menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Pada teknik monotype maka

prosesnya dapat menghasilkan karya yang sama dan dalam jumlah yang banyak. Hasil

cetakan tersebut dinamakan “impression”, lukisan atau drawing. Setiap hasil cetakan

merupakan karya orisnil pembuatnya, bukan sebuah salinan. Setiap karya yang

dicetak dari sebuah plat dinamakan edisi, dan pada masa kini edisi tersebut diberi

tanda tangan atau art name pembuatnya dan nomor untuk menandai bahwa karya

tersebut sebagai edisi terbatas.

  

C.     Contoh Karya-Karya Grafis

Gambar 1. “Melancholla I” Karya Albrecht Durer

Sumber: www.wikipedia.com/seni-grafis

Gambar 5. “Laskar Gelap” Karya Saiful Hadjar

Sumber: (Hadjar, 2005)


A.    Persiapan Peralatan dan Bahan dalam Membuat Karya Grafis

1.   Pensil (untuk membuat sketsa gambar)

2.   Penggaris (untuk mengukur plat dan ukuran kertas sketsa)

3.   Ampelas (untuk menghaluskan permukaan plat yang akan dicukil.

4.   Spidol (untuk menebalkan/mempertegas sketsa)

5.   Kain bekas (untuk menggosok-gosok kertas yang berisi gambar objek, pada saat

proses memindahkan gambar dari kertas ke plat karet)

6.  Cungkil (untuk mencungkil plat sesuai bentuk gambar)

7.   Roller (digunakan pada saat proses pencetakan yaitu memberi warna pada plat yang

sudah dicungkil)

8.   Sendok (untuk memindahkan hasil cetakan dari plat ke kertas, dengan cara digosok)

B.Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

1.      Kertas HVS

2.      Minyak Kayu putih (untuk memindahkan gambar sketsa dari kertas di atas plat,

dengan cara dituangkan kemudian digosok-gosok dengan kain)

3.      Plat karet

4.      Cat khusus cetakan grafis

5.      Tiner (untuk menghilangkan sisa-sisa cat yang menempel di tangan atau di plat pada

saat semua proses sudah selesai dilaksanakan)

B.     Teknik Pengerjaan Karya Grafis

1.         Membuat sketsa karya (Sketching)

           Penulis melakukan pengerjaan membuat sketsa di atas kertas HVS terlebih

dahulu. Sebelumnya penulis menyesuaikan ukuran plat karet terlebih dahulu.

Kemudian antara plat karet yang satu dan yang lainnya ukurannya disamakan.Dengan
cara dipotong menggunakan cukil yang pipih seperti cutter. Sketsa yang telah

dibuat menggunakan pensil kemudian ditebalkan menggunakan spidol.

2.      Penempelan sketsa karya di atas plat (copying and transferring)

  Setelah proses membuat sketsa selesai, proses yang selanjutnya adalah membuat

salinan atau fotokopi sketsa dengan jumlah yang sama dengan plat karet, yaitu 3

lembar. Sketsa fotokopian tersebut di pasang di atas plat karet, sesuaikan

ukurannya. Lipat bagian sisi-sisi kertas ke dalam, sehingga menutupi bagian

permukaan plat karet yang akan diberi gambar. Setelah itu, tuangkan minyak kayu

putih di atasnya kemudian gosok-gosok rata ke seluruh permukaan plat dengan

menggunakan kain. Lakukan proses pemindahan gambar ke semua plat karet yang

disediakan.

3.      Pencungkilan plat (grubbing)

            Proses pemindahan gambar telah selesai dilakukan. Proses yang selanjutnya

dilakukan adalah mencungkil plat. Ada 3 plat yang harus di cungkil dengan letak

cungkilan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

         Plat yang dicungkil sebagai background karya,

                  Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian

objek gambar. Bagian objek gambar dicungkil habis, sehingga hanya menyisakan

bagian background.

         Plat yang dicungkil sebagai outline objek,

                  Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian

background. Bagian background dicungkil habis, sehingga hanya tersisa gambar

objek saja yang seperti bayangan.

         Plat yang dicungkil sebagai isian/penghias bagian objek.

4.      Proses Pewarnaan


            Setelah proses pencungkilan selesai, kemudian penulis melakukan pewarnaan

pada plat yang sudah dicukil. Pewarnaannya menggunakan cat khusus untuk cetak

grafis.

C.     Proses Pewarnaan Karya Grafis (Proses Pencetakan Karya)

                  Setelah proses pencungkilan selesai, tahap selanjutnya adalah proses

pewarnaan, inilah yang dinamakan proses pencetakan karya. Berbagai karya yang

dicetak dapat dianggap sebagai karya orisinil dan edisi terbatas. Sehingga bukan

plat yang sudah dicukil yang berupa karyanya, itu hanya bagian dari proses

kekaryaan. Brikut ini penulis jabarkan mengenai tahap-tahap proses pewarnaan

(proses mencetak):

1. Pada proses pewarnaan pertama kali plat yang di- roll adalah plat yang

digunakan untuk bagian background. Ambil warna yang paling gelap terlebih

dahulu. Tempelkan di atas kertas, setelah itu kertas dibalik sehingga plat

berada dibawah dan posisi kertas berada di atas. Kemudian tunggu kering,

tetapi proses pengeringan yang maksimal memakan waktu 1 hari,

2. Setelah warna background kering, maka proses pewarnaan selanjutnya adalah

bagian bayangan objek (bidang objek). Setelah plat di- roll maka tempelkan di

atas cetakan background. Sesuaikan ukurannya, kemudian kertas dibalik

sehingga bagian plat berada di bawah dan posisi kertas berada di atas.

Gosok-gosok secara merata dengan menggunakan sendok. Angkat kertas

secara perlahan, mulai dari bagian sudut, hal ini untuk memastikan apakah

warna sudah menempel secara keseluruhan atau belum. Jika ada bagian yang
masih belum rata, maka dapat ditambahkan cat lagi dengan cara menempelkan

cat sedikit saja pada bagian plat, kemudian lakukan lagi proses penggosokan

agar warna cetakan menjadi rata. Tunggu cetakan tersebut kering selama 1

hari,

3. Setelah cetakan bagian bidang objek kering, maka proses cetakan berikutnya

adalah bagian isian bidang objek. Penulis melakukan 2 teknik pada bagian isian

bidang objek, yaitu:

         Teknik pertama dilakukan hanya menumpuk warna cetakan (bagian cetakan isian

bidang objek ini ukurannya sama dengan plat background dan plat bidang objek).

Jadi warna yang dihasilkan nanti adalah warna cetakan background akan tertutup

oleh cetakan isian bidang objek. Karena bagian background-nya tidak dicungkil.

         Teknik kedua yaitu dengan cara memotong bidang cetakan isian objek burung.

Sehingga hasil cetakan nanti yang menumpuk warnanya hanya di bagian objek

burung.

            Biasanya cetakan pertama merupakan cetakan uji coba yang dinamakan edisi.

Kemudian apabila hasil cungkilan ternyata kurang terlihat maka plat dapat dicungkil

kembali dan dicetak kemabali, inilah bagian yang dinamakan cetakan pertama. Pada

bagian karya ditulis nama pembuat karya dan urutan cetakannya. Misal nama Dimas

Zulfadly urutan cetakan 4/5 (cetakan ke-4 dari 5 cetakan).

Anda mungkin juga menyukai