Anda di halaman 1dari 21

SINOPSIS

Judul Materi: Sanitasi Kandang Kambing

Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi
penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen
atau bibit penyakit. Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam
rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya
dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfektan pada dosis
yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang
akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus
dipilih jenis disinfektan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama
tidak menyerang pada kambing yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih
sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit.
Langkah-langkah sanitasi kandang kambing adalah sebagai berikut : 1)
Pembersihan kandang kambing dan domba (kandang panggung) dilakukaan dua
kali sehari, pagi hari jam 07.30 – 08.30. Sebelumnya ternak bisa dikeluarkan
dulu, dilepas di “exercise yard” agar bisa sekaligus meruput. 2) Bersihkan lantai
panggung dengan sapu lidi. Tanpa menggunakan air karena fesesnya biasanya
kering. Pembersihan lantai kandang dengan mengggunakan air bisa dilakukan
jika keadaan kandang sangat kotor dan sulit dibersihkan. 3) Tempat pakan
dibersihkan dari sisa-sisa pakan, dan disapu hingga bersih. 4) Bersihkan lantai
kolong dari feses, urine, sisa pakan dan kotoran lain. Gunakanlah sapu lidi,
sekop tanah dan sapu ijuk, kemudian kotoran diangkut kerumah pupuk. Kalau
kondisinya terlalu kotor dan sulit dibersihkan gunakanlah air dan bersihkan
lantainya dengan sapu lidi. 5) Got/selokan dalam dan luar kandang dibersihkan
hingga alirannya bisa lancar. 6) Bersihkan lingkungan kandang dari segala
macam sampah, genangan air ditimbuni tanah, dan semua peralatan kandang
yang berserakan ditempatkan kembali pada tempat yang benar. 7) Pekerjaan
desinfektan dapat dilakukan seperti yang dilakukan pada kandang sapi. 8)
Setelah kondisi kandang menjadi bersih dan nyaman kambing/domba
dimasukkan kembali ke dalam kandang.
Kebersihan merupakan hal yang utama dalam pemeliharaan ternak.
Kedisiplinan dan konsistensi dalam menjaga kebersihan kandang kunci utama
dalam meningkatkan produktivitas ternak. Dengan langkah seperti ini maka
kontaminasi bibit penyakit dapat diminimalkan, karena sanitasi sendiri
merupakan salah satu bentuk pencegahan dari penyakit. Bukankah lebih baik
mencegah daripada mengobati untuk itu sanitasi mutlak diperlukan pada suatu
peternakan.

Mengetahui Asah Gobleg, 16 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

Pande Nyoman Sujana. R. SP. Mirna Silfiani


SINOPSIS

Judul Materi: Sanitasi Kandang Kambing

Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi
penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen
atau bibit penyakit. Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam
rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya
dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfektan pada dosis
yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang
akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus
dipilih jenis disinfektan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama
tidak menyerang pada kambing yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih
sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit.
Langkah-langkah sanitasi kandang kambing adalah sebagai berikut : 1)
Pembersihan kandang kambing dan domba (kandang panggung) dilakukaan dua
kali sehari, pagi hari jam 07.30 – 08.30. Sebelumnya ternak bisa dikeluarkan
dulu, dilepas di “exercise yard” agar bisa sekaligus meruput. 2) Bersihkan lantai
panggung dengan sapu lidi. Tanpa menggunakan air karena fesesnya biasanya
kering. Pembersihan lantai kandang dengan mengggunakan air bisa dilakukan
jika keadaan kandang sangat kotor dan sulit dibersihkan. 3) Tempat pakan
dibersihkan dari sisa-sisa pakan, dan disapu hingga bersih. 4) Bersihkan lantai
kolong dari feses, urine, sisa pakan dan kotoran lain. Gunakanlah sapu lidi,
sekop tanah dan sapu ijuk, kemudian kotoran diangkut kerumah pupuk. Kalau
kondisinya terlalu kotor dan sulit dibersihkan gunakanlah air dan bersihkan
lantainya dengan sapu lidi. 5) Got/selokan dalam dan luar kandang dibersihkan
hingga alirannya bisa lancar. 6) Bersihkan lingkungan kandang dari segala
macam sampah, genangan air ditimbuni tanah, dan semua peralatan kandang
yang berserakan ditempatkan kembali pada tempat yang benar. 7) Pekerjaan
desinfektan dapat dilakukan seperti yang dilakukan pada kandang sapi. 8)
Setelah kondisi kandang menjadi bersih dan nyaman kambing/domba
dimasukkan kembali ke dalam kandang.
Kebersihan merupakan hal yang utama dalam pemeliharaan ternak.
Kedisiplinan dan konsistensi dalam menjaga kebersihan kandang kunci utama
dalam meningkatkan produktivitas ternak. Dengan langkah seperti ini maka
kontaminasi bibit penyakit dapat diminimalkan, karena sanitasi sendiri
merupakan salah satu bentuk pencegahan dari penyakit. Bukankah lebih baik
mencegah daripada mengobati untuk itu sanitasi mutlak diperlukan pada suatu
peternakan.

Mengetahui Asah Gobleg, 16 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

Pande Nyoman Sujana. R. SP. Garnis Yuniar Wismandini


SINOPSIS

Judul Materi: Pencegahan dan Penanganan Penyakit Bloat

Penyakit kembung atau bloat atau timpani merupakan salah satu penyakit
yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi, kambing dan domba.
Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus
yang berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Perut kembung
adalah suatu keadaan mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang
berlebihan. Hal ini terjadi ketiga esophagus mengalami sumbatan sehingga
menghambat pengeluaran gas. Produksi gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai
hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan
dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapat di dalam rumen. Gas
yang terbentuk akan menetap di rumen dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil yang tidak merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen
mengembung.
Kembung pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara
garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi gas yang berlebihan
di dalam rumen hewan ruminansia. Seperti diketahui, pencernaan bahan
makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh mikroorganisme di
dalam perut ternak. Penyebab kembung perut pada kambing adalah: pemberian
leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Daun legum yang
mengandung kadar air dan protein yang tinggi menghasilkan asam-asam yang
tidak mudah menguap seperti sitrat, malat dan suksinat. Asam-asam ini segera
menurunkan pH rumen dalam waktu 30 – 60 menit pasca pemberian daun
legum. Pemberian rumput terlalu mudah secara berlebihan atau karena tidak
dilayukan. Adanya sumbatan pada kerongkongan, selain itu bloat dapat juga
terjadi pada ternak yang pergerakkannya terbatas. Merumput pada lahan yang
baru dipupuk, makan buah yang terlalu banyak, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dalam perut.
Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan trokarisasi
dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang mengalami tingkat distensi
paling besar sebelah kanan atau kiri. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan
disinfeksi secukupnya kandang pembebasan gas dengan trokar mengundang
resiko terjadinya peritonitis. Stomatch tub merupakan metode yang banyak
digunakan untuk mengeluarkan gas dan tekanan dari rumen karena lebih aman
dan trauma yang ditinggalkan pada hewan relatif kecil. Secara medis
pengobatan secara klinis terdiri dari 2 macam, yakni: antibloat (bahan aktif:
Dimethicone) dan Wonder Arthympanicum.

Mengetahui Asah Gobleg, 16 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

Pande Nyoman Sujana. R. SP. Dwi Susilo


SINOPSIS

Judul Materi: Pencegahan dan Penanganan Penyakit Bloat

Penyakit kembung atau bloat atau timpani merupakan salah satu penyakit
yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi, kambing dan domba.
Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus
yang berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Perut kembung
adalah suatu keadaan mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang
berlebihan. Hal ini terjadi ketiga esophagus mengalami sumbatan sehingga
menghambat pengeluaran gas. Produksi gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai
hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan
dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapat di dalam rumen. Gas
yang terbentuk akan menetap di rumen dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil yang tidak merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen
mengembung.
Kembung pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara
garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi gas yang berlebihan
di dalam rumen hewan ruminansia. Seperti diketahui, pencernaan bahan
makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh mikroorganisme di
dalam perut ternak. Penyebab kembung perut pada kambing adalah: pemberian
leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Daun legum yang
mengandung kadar air dan protein yang tinggi menghasilkan asam-asam yang
tidak mudah menguap seperti sitrat, malat dan suksinat. Asam-asam ini segera
menurunkan pH rumen dalam waktu 30 – 60 menit pasca pemberian daun
legum. Pemberian rumput terlalu mudah secara berlebihan atau karena tidak
dilayukan. Adanya sumbatan pada kerongkongan, selain itu bloat dapat juga
terjadi pada ternak yang pergerakkannya terbatas. Merumput pada lahan yang
baru dipupuk, makan buah yang terlalu banyak, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dalam perut.
Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan trokarisasi
dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang mengalami tingkat distensi
paling besar sebelah kanan atau kiri. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan
disinfeksi secukupnya kandang pembebasan gas dengan trokar mengundang
resiko terjadinya peritonitis. Stomatch tub merupakan metode yang banyak
digunakan untuk mengeluarkan gas dan tekanan dari rumen karena lebih aman
dan trauma yang ditinggalkan pada hewan relatif kecil. Secara medis
pengobatan secara klinis terdiri dari 2 macam, yakni: antibloat (bahan aktif:
Dimethicone) dan Wonder Arthympanicum.

Mengetahui Asah Gobleg, 16 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

Pande Nyoman Sujana. R. SP. Nuruddin


SINOPSIS

Judul Materi: Sistem Penanaman Jarwo (Jajar Legowo)

Legowo adalah cara tanam padi, dimana padi ditanam dalam beberapa
barisan dengan diselingi 1 (satu) barisan kosong. Barisan tanaman dan baris
kosongnya disebut 1 (satu) unit legowo. Maka disebut legowo 2 : 1, sementara
jika 4 (empat) baris tanam per unit legowo disebut legowo 4 : 1.
Tipe sistem jajar legowo ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo
yang secara umum dapat dilakukan, yaitu: tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Tipe
sistem jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar
legowo (4 : 1). Sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk
mendapatkan bulir gabah berkualitas benih. Jajar legowo (2 : 1) adalah cara
tanam padi dimana setiap 2 (dua) baris tanaman diselingi oleh 1 (satu) barisan
kosong yang memiliki jarak 2 (dua) x dari jarak tanaman antar baris sedangkan
jarak tanaman dalam barisan adalah setengah x jarak tanaman antar barisan.
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman di kondisikan seolah-olah
menjadi tanaman pinggir.jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana
setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak
dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan
pada (baris tanaman ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antara barisan. Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua
kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka
setiap baris tanaman ke- 1 dan ke 4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir
yang di harapkan dapat diperoleh dari hasil tinggi dari adanya efek tanaman
pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara
menanam pada setiap barisan pinggir (barisan ke- 1 dan ke- 4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Manfaat yang dirasakan tanaman padi dengan sistem jajar legowo
menambahnya jumlah tanaman padi akan meningkatkan produksi tanaman padi
secara signifikan, memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya
tanaman pinggir, dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi,
dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi, akan mempermudah
dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun
penyemprotan pestisida dan dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk
hanya dibagian dalam baris tanaman saja. Sedangkan kelemahan dari sistem
jajar legowo ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama pada saat melakukan proses penanamn padi, membutuhkan
benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman
padi dan pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka
akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

Mengetahui Temukus, 15 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

I Made Aryadana, SP. Mirna Silfiani


SINOPSIS

Judul Materi: Sistem Penanaman Jarwo (Jajar Legowo)

Legowo adalah cara tanam padi, dimana padi ditanam dalam beberapa
barisan dengan diselingi 1 (satu) barisan kosong. Barisan tanaman dan baris
kosongnya disebut 1 (satu) unit legowo. Maka disebut legowo 2 : 1, sementara
jika 4 (empat) baris tanam per unit legowo disebut legowo 4 : 1.
Tipe sistem jajar legowo ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo
yang secara umum dapat dilakukan, yaitu: tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Tipe
sistem jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar
legowo (4 : 1). Sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk
mendapatkan bulir gabah berkualitas benih. Jajar legowo (2 : 1) adalah cara
tanam padi dimana setiap 2 (dua) baris tanaman diselingi oleh 1 (satu) barisan
kosong yang memiliki jarak 2 (dua) x dari jarak tanaman antar baris sedangkan
jarak tanaman dalam barisan adalah setengah x jarak tanaman antar barisan.
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman di kondisikan seolah-olah
menjadi tanaman pinggir.jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana
setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak
dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan
pada (baris tanaman ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antara barisan. Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua
kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka
setiap baris tanaman ke- 1 dan ke 4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir
yang di harapkan dapat diperoleh dari hasil tinggi dari adanya efek tanaman
pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara
menanam pada setiap barisan pinggir (barisan ke- 1 dan ke- 4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Manfaat yang dirasakan tanaman padi dengan sistem jajar legowo
menambahnya jumlah tanaman padi akan meningkatkan produksi tanaman padi
secara signifikan, memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya
tanaman pinggir, dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi,
dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi, akan mempermudah
dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun
penyemprotan pestisida dan dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk
hanya dibagian dalam baris tanaman saja. Sedangkan kelemahan dari sistem
jajar legowo ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama pada saat melakukan proses penanamn padi, membutuhkan
benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman
padi dan pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka
akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

Mengetahui Temukus, 15 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

I Made Aryadana, SP. Garnis Yuniar Wismandini


SINOPSIS

Judul Materi: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia


karena sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi beras untuk dijadikan
nasi. Maka sebagian besar petani juga berkecimpung dalam budidaya padi baik
secara tradisional maupun yang sudah modern. Tanaman padi juga seperti
tanaman laiinya yang rentan terhadap organisme pengganggu tanaman
termasuk hama. Ada beberapa macam hama yang sering menyerang tanaman
padi di Indonesia antara lain; ulat daun, penggerek daun dan batang padi, tikus,
burung pipit, dan wereng.
Ada berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk mencegah dan
menanggulangi berbagai macam hama di atas, bisa dilakukan secara tradisional
atau konvensional yang telah turun temurun dilakukan pada petani pedesaan di
Indonesia maupun secara intensif atau modern yang telah dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Namun pada
kenyataannya, petani Indonesia masih kesulitan untuk mengadobsi tekknologi
pencegahan dan penanggulangan hama pada padi secara modern karena
keterbatasan biaya, kemampuan SDM, dan kondisi lingkungan. Maka
kebanyakan mereka menggunakan teknik konvensional namun dengan kondisi
seperti ini terdapat sistem jajar legowo yang dapat mencegah dan meminimalisir
serangan hama tikus dengan manfaat efek pinggir dari sistem tersebut.
disamping itu untuk menanggulangi hama wereng dan burung maka dilakukan
sistem tanam serentak dimana akan terjadi pengurangan populasi serangan
hama tersebut.
Menggunakan teknik pencegahan dan pengendalian hama pada tanaman
padi dengan sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam serentak telah banyak
membantu petani dalam mencegah dan menanggulagi banyak serangan hama.
Kedua sistem tersebut termasuk teknologi modern namun masih mudah untuk
diaplikasikan pada lahan petanian dan konsisi di Indonesia yang sebagian besar
petani tradisional sehingga cepat diadopsi dan menimbulkan keuntungan sosial
budaya dan ekonomi para petani.

Mengetahui Temukus, 15 November 2017


Penyuluh Mahasiswa

I Made Aryadana, SP. Nuruddin

SINOPSIS
Judul Materi: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena


sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi beras untuk dijadikan nasi. Maka
sebagian besar petani juga berkecimpung dalam budidaya padi baik secara
tradisional maupun yang sudah modern. Tanaman padi juga seperti tanaman
laiinya yang rentan terhadap organisme pengganggu tanaman termasuk hama.
Ada beberapa macam hama yang sering menyerang tanaman padi di Indonesia
antara lain; ulat daun, penggerek daun dan batang padi, tikus, burung pipit, dan
wereng.
Ada berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk mencegah dan
menanggulangi berbagai macam hama di atas, bisa dilakukan secara tradisional
atau konvensional yang telah turun temurun dilakukan pada petani pedesaan di
Indonesia maupun secara intensif atau modern yang telah dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Namun pada
kenyataannya, petani Indonesia masih kesulitan untuk mengadobsi tekknologi
pencegahan dan penanggulangan hama pada padi secara modern karena
keterbatasan biaya, kemampuan SDM, dan kondisi lingkungan. Maka
kebanyakan mereka menggunakan teknik konvensional namun dengan kondisi
seperti ini terdapat sistem jajar legowo yang dapat mencegah dan meminimalisir
serangan hama tikus dengan manfaat efek pinggir dari sistem tersebut.
disamping itu untuk menanggulangi hama wereng dan burung maka dilakukan
sistem tanam serentak dimana akan terjadi pengurangan populasi serangan
hama tersebut.
Menggunakan teknik pencegahan dan pengendalian hama pada tanaman
padi dengan sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam serentak telah banyak
membantu petani dalam mencegah dan menanggulagi banyak serangan hama.
Kedua sistem tersebut termasuk teknologi modern namun masih mudah untuk
diaplikasikan pada lahan petanian dan konsisi di Indonesia yang sebagian besar
petani tradisional sehingga cepat diadopsi dan menimbulkan keuntungan sosial
budaya dan ekonomi para petani.

Mengetahui Temukus, 15 November 2017


Penyuluh Mahasiswa
I Made Aryadana, SP. Dwi Susilo

SINOPSIS

Judul Materi: Pengobatan Penyakit Bloat pada Sapi


Bloat adalah pembesaran dari rumenoretikulum oleh gas yang terbentuk
dari proses fermentasi, baik dalam bentuk busa persisten yang bercampur isi
rumen dikenal kembung primer atau dalam bentuk gas bebas yang terpisah dari
ingesta dikenal dengan kembung sekunder.
Penyebab kembung primer adalah terjebaknya gas normal hasil
fermentasi. Akumulasi gelembung gas kecil dihambat dan adanya tekanan yang
meningkat sehingga akumulasi busa gas tidak dapat dikeluarkan. Beberapa
faktor penyebab terjadinya kembung primer baik dari hewan atau tanaman
antara lain protein daun terlarut, saponin dan hemiselulosa yang berasal dari
pasca pemberian leguminosa. Pada kembung sekunder, disebabkan karena
adanya sumbatan pada esofagus akibat benda asing, stenosis atau tekanan dari
pembesaran diluar esofogus. Kembung rumen juga dapat karena ikutan dari
atoni atau tidak gerakan rumen yang muncul pada kasus alergi dan terlalu
banyak pakan biji-bijian, yang menyebabkan penurunan pH rumen.
Bloat merupakan penyebab utama kematian mendadak pada ternak,
biasasanya kejadian kembung tidak teramati, seperti pada sapi yang
digembalakan, sapi penggemukan atau sapi potong dalam masa kering. Adapun
tanda-tanda yang dapat dilihat adalah hewan gelisah, sulit bernafas, perut
sebelah kiri kembung ke atas dan ke samping. Apabila dipukul berbunyi seperti
gendang. Apabila berlanjut dapat mengakibatkan kematian dalam 3 – 4 jam
setelah tampak gejala awal. Diagnosis klinis dari bloat atau kembung rumen
sangat jelas dari gejala yang tampak berupa menggembungnya perut, terutama
pada perut sebelah kiri, meskipun penyebabnya tidak dapat ditentukan secara
pasti.
Pengobatan: trokar dan kanul digunakan dalam keadaan darurat, meskipun
pada penggunaan trokar ukuran standar tidak dapat secara spontan
menghilangkan bloat. Trokar dan kanul ditempatkan di fossa paralumbal atau
perut sebelah kiri, kemudian ditusukkan ke arah kaki kanan depan. Setelah
masuk ke rumen, trokar ditarik keluar dan kanul dibiarkan tertinggal yang
berfungsi mengeluarkan gas dan busa (foam), serta sebagai jalan untuk
memasukkan larutan langsung ke dalam rumen. Kanul boleh ditempatkan di
fossa paralumbal hingga beberapa hari, dengan pengecekan rutin untuk
memastikan kanul tidak tertutup. Bila kembung masih ringan dapat dilakukan
tindakan pemasangan sonde pada kerongkongan. Sonde kerongkongan ukuran
standard (diameter 1,5 – 2 cm x 2 m) juga dapat digunakan untuk memasukkan
obat langsung ke lambung. Ketika sonde melewati rongga mulut, reflek ternak
akan menelan sonde masuk melewati esophagus, tidak ke paru-paru. Apabila
bloat tidak sembuh, agen anti bloat dapat segera dimasukkan melalui sonde.
Beberapa anti bloat yang efektif untuk pengobatan bloat, seperti minyak
tumbuhan (minyak jagung, kacang-kacangan, minyak goreng) dan minyak
mineral (paraffin) dengan dosis 250 – 500 ml. Larutan dioctyl sodium
sulfosuccinate (docusate) juga dapat digunakan menghancurkan buih yang
terbentuk dalam rumen yang menghalangi keluarnya gas.

Mengetahui Tigawasa, 19 Oktober 2017


Penyuluh Mahasiswa

Ir. I Made Kardiana Mirna Silfiani

SINOPSIS

Judul Materi: Pengenalan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)


Rumput gajah adalah rumput yang banyak dibudidayakan di Indonesia
sebagai hijauan pakan ternak. Rumput gajah mempunyai kandungan nutrisi yang
baik dengan pertumbuhan yang relative lebih cepat. Jika dibandingkan dengan
rumput lapang, rumput gajah lebih potensial untuk dibudidayakan untuk
membantu peningkatan produksi dan produktivitas pada ternak terutama
ruminansia besar.
Rumput gajah odot adalah tanaman monokotil dengan akar serabut,
batang lurus tidak bercabang serta tulang daun melengkung dan tidak
mempunyai jari-jari. Pertumbuhan rumput gajah relatif cepat dengan waktu
sekitar 1,5 - 2 bulan sesudah bisa dipanen dengan ketinggian bisa mencapai 2,5
m. Kandungan polisakarida didalamnya dapat meningkatkan tenaga pada ternak
yang merupakan karbohidrat komplek. Cara Menanam rumput gajah adalah
dengan cara menggunakan stek atau batang. Batang rumput yang sudah tua
dipanen dan dipotong diantara ruas batang, pemotongan pada pangkal yang
akan ditanam harus dengan posisi miring untuk memperbanyak luasan agar
petumbuhan stek dapat maksimal. Jarak antar stek sepanjang 40 cm dan untuk
pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik karena akan membantu
proses penyuburan tanah.
Manajemen pemberian pakan juga berpengaruh terhadap peningkatan
produksi dan produktifitas pada sapi. Maka, pemberian rumput gajah juga harus
sesuai dengan kondisi ternak. Efektifnya, rumput gajah diberikan sebanyak 10%
dari bobot badan ternak dan untuk pakan tambahan seperti konsentrat diberikan
sesuai produksi yang diinginkan. Rumput gajah mempunyai batang yang besar
dan panjang serta daunnya yang panjang sehingga perlu dilakukan pencacahan
sebelum diberikan kepada sapi agar rumput gajah tidak banyak yang terbuang.
Mengetahui Tigawasa, 19 Oktober 2017
Penyuluh Mahasiswa

Ir. I Made Kardiana Dwi Susilo

SINOPSIS

Judul: Pengenalan Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv.mott)


Rumput gajah odot merupakan jenis dari hijauan makanan ternak yang
mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi. Kebanyakan ternak yang
mengkonsumsi rumput gajah odot yaitu ruminansia besar seperti sapi dan
kerbau. Rumput ini mampu tumbuh dan dapat dipanen hanya dengan waktu
yang singkat, maka banyak peternak yang membudidayakannya sebagai pakan
ternak.
Ciri-ciri fisik tanaman ini hampir sama dengan rumput gajah namun
mempunyai ketinggian batang dan panjang daun yang berbeda. Rumput odot
mempunyai kondisi fisik yang lebih kecil dari rumput gajah. Mempunyai
perakaran rimpang dan tumbuh secara berumpun. Kandungan nutrisi yang
diunggulkan yaitu protein yang mencapai dua kali lipat dari kandungan rumput
gajah dan dengan panjang batang dan daun yang lebih pendek maka
mempunyai keuntungan terhadap daya konsumsi ternak terhadap rumput gajah
odot sehingga sedikit yang terbuang dari tempat pakan. Cara menanam rumput
gajah odot juga berbeda degan rumput gajah, rumput ini dibudidayakan melalui
rimpang akarnya. Rimpang diambil dan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan
kemudian dibalut dengan tanah dimana rimpang tersebut diambil, kemudian gali
lubang pada tanah dengan ukuran 30 cm x 30 cm dengan jarak antar lubang 30
cm, tanam sebanyak dua rimpang pada setiap lubang dengan menempelkan
pada sudut lubang yang berbentuk persegi tersebut dan ditutup dengan pupuk
organik sebanyak 2 kg dan disiram urine sapi sebanyak 500 ml per lubang.
Banyak yang bisa dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pakan apabila
musim kemarau datang dimana kecukupan rumput menjadi kurang dengan cara
pengolahan pakan. Sebagai contoh rumput dapat diolah menjadi silase dan hay.
silase adalah pengolahan dengan cara fermentasi anaerob, dan hay dengan
memanfaatkan paparan sinar matahari agar kandungan air rendah dan dapat
disimpan lama.
Mengetahui Tigawasa, 19 Oktober 2017
Penyuluh Mahasiswa

Ir. I Made Kardiana Garnis Yuniar Wismandini


SINOPSIS

Judul Materi: Pakan Penguat Untuk Sapi Bunting


Sapi bunting merupakan sapi dengan kondisi sedang menghidupi calon
individu baru yang terkandung di dalam rahimnya. Sapi bunting dapat dihasilkan
melalui perkawinan alam maupun perkawinan rekayasa seperti inseminasi
buatan. Sapi bunting selain juga hidup untuk mencukupi kebutuhannya sendiri
juga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pada individu di dalam kandungannya
sehingga kebutuhan pakan sapi betina bunting dengan sapi lain akan bebeda,
maka diperlukan penanganan khusus pada menejemen pemeliharaan pada sapi
tersebut.
Banyak hal yang menyebabkan sapi mengalami gangguan pada saat
bunting, antara lain penyakit infeksius maupun non infeksius. Contoh yang akan
diambil dari penyakit sapi saat bunting adalah defisiensi nutrisi. Defisiensi nutrisi
diakibatkan karena asupan nutrisi yang diberikan kepada indukan bunting kurang
sehingga induk sapi memaksa memberikan kebutuhan untuk dirinya sendiri
kepada pedet yang dikandungnya, sehingga indukan sapi tersebut akan
mengalami berbagai gangguan metabolism. Kebanyakan yang terjadi yaitu
penurunan bobot badan, produksi dan kualitas susu menurun hingga kesulitan
saat melahirkan.
Perlu dilakukan upaya pencegahan dengan cara memberikan pakan
penguat. Pakan penguat dapat berupa hijauan makanan ternak yang ada di alam
sekitar seperti macam-macam leguminosa: kaliandra, gamal, turi, dan tarum.
Pakan penguat kebuntingan juga dapat diperoleh dari konsentrat yang terbuat
dari limbah pertanian seperti dedak padi, pollard, bungkil kelapa, bungkil kedelai,
dan lain-lain. Premix vitamin dan mineral juga berpengaruh pada kelancaran
kebuntingan, contoh penyakit kebuntingan pada sapi akibat kekurangan mineral
kalsium adalah milk fever atau sapi ambruk. Maka untuk mengurangi resiko
kerugian akibat gagal melahirkan makan alternatif untuk memberikan leguminosa
atau konsentrat serta premix vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk
diberikan pada sapi pada saat sedang bunting.
Mengetahui Tigawasa, 19 Oktober 2017
Penyuluh Mahasiswa

Ir. I Made Kardiana Nuruddin

Anda mungkin juga menyukai