Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi
penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen
atau bibit penyakit. Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam
rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya
dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfektan pada dosis
yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang
akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus
dipilih jenis disinfektan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama
tidak menyerang pada kambing yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih
sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit.
Langkah-langkah sanitasi kandang kambing adalah sebagai berikut : 1)
Pembersihan kandang kambing dan domba (kandang panggung) dilakukaan dua
kali sehari, pagi hari jam 07.30 – 08.30. Sebelumnya ternak bisa dikeluarkan
dulu, dilepas di “exercise yard” agar bisa sekaligus meruput. 2) Bersihkan lantai
panggung dengan sapu lidi. Tanpa menggunakan air karena fesesnya biasanya
kering. Pembersihan lantai kandang dengan mengggunakan air bisa dilakukan
jika keadaan kandang sangat kotor dan sulit dibersihkan. 3) Tempat pakan
dibersihkan dari sisa-sisa pakan, dan disapu hingga bersih. 4) Bersihkan lantai
kolong dari feses, urine, sisa pakan dan kotoran lain. Gunakanlah sapu lidi,
sekop tanah dan sapu ijuk, kemudian kotoran diangkut kerumah pupuk. Kalau
kondisinya terlalu kotor dan sulit dibersihkan gunakanlah air dan bersihkan
lantainya dengan sapu lidi. 5) Got/selokan dalam dan luar kandang dibersihkan
hingga alirannya bisa lancar. 6) Bersihkan lingkungan kandang dari segala
macam sampah, genangan air ditimbuni tanah, dan semua peralatan kandang
yang berserakan ditempatkan kembali pada tempat yang benar. 7) Pekerjaan
desinfektan dapat dilakukan seperti yang dilakukan pada kandang sapi. 8)
Setelah kondisi kandang menjadi bersih dan nyaman kambing/domba
dimasukkan kembali ke dalam kandang.
Kebersihan merupakan hal yang utama dalam pemeliharaan ternak.
Kedisiplinan dan konsistensi dalam menjaga kebersihan kandang kunci utama
dalam meningkatkan produktivitas ternak. Dengan langkah seperti ini maka
kontaminasi bibit penyakit dapat diminimalkan, karena sanitasi sendiri
merupakan salah satu bentuk pencegahan dari penyakit. Bukankah lebih baik
mencegah daripada mengobati untuk itu sanitasi mutlak diperlukan pada suatu
peternakan.
Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi
penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen
atau bibit penyakit. Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam
rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya
dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfektan pada dosis
yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang
akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus
dipilih jenis disinfektan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama
tidak menyerang pada kambing yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih
sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit.
Langkah-langkah sanitasi kandang kambing adalah sebagai berikut : 1)
Pembersihan kandang kambing dan domba (kandang panggung) dilakukaan dua
kali sehari, pagi hari jam 07.30 – 08.30. Sebelumnya ternak bisa dikeluarkan
dulu, dilepas di “exercise yard” agar bisa sekaligus meruput. 2) Bersihkan lantai
panggung dengan sapu lidi. Tanpa menggunakan air karena fesesnya biasanya
kering. Pembersihan lantai kandang dengan mengggunakan air bisa dilakukan
jika keadaan kandang sangat kotor dan sulit dibersihkan. 3) Tempat pakan
dibersihkan dari sisa-sisa pakan, dan disapu hingga bersih. 4) Bersihkan lantai
kolong dari feses, urine, sisa pakan dan kotoran lain. Gunakanlah sapu lidi,
sekop tanah dan sapu ijuk, kemudian kotoran diangkut kerumah pupuk. Kalau
kondisinya terlalu kotor dan sulit dibersihkan gunakanlah air dan bersihkan
lantainya dengan sapu lidi. 5) Got/selokan dalam dan luar kandang dibersihkan
hingga alirannya bisa lancar. 6) Bersihkan lingkungan kandang dari segala
macam sampah, genangan air ditimbuni tanah, dan semua peralatan kandang
yang berserakan ditempatkan kembali pada tempat yang benar. 7) Pekerjaan
desinfektan dapat dilakukan seperti yang dilakukan pada kandang sapi. 8)
Setelah kondisi kandang menjadi bersih dan nyaman kambing/domba
dimasukkan kembali ke dalam kandang.
Kebersihan merupakan hal yang utama dalam pemeliharaan ternak.
Kedisiplinan dan konsistensi dalam menjaga kebersihan kandang kunci utama
dalam meningkatkan produktivitas ternak. Dengan langkah seperti ini maka
kontaminasi bibit penyakit dapat diminimalkan, karena sanitasi sendiri
merupakan salah satu bentuk pencegahan dari penyakit. Bukankah lebih baik
mencegah daripada mengobati untuk itu sanitasi mutlak diperlukan pada suatu
peternakan.
Penyakit kembung atau bloat atau timpani merupakan salah satu penyakit
yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi, kambing dan domba.
Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus
yang berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Perut kembung
adalah suatu keadaan mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang
berlebihan. Hal ini terjadi ketiga esophagus mengalami sumbatan sehingga
menghambat pengeluaran gas. Produksi gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai
hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan
dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapat di dalam rumen. Gas
yang terbentuk akan menetap di rumen dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil yang tidak merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen
mengembung.
Kembung pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara
garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi gas yang berlebihan
di dalam rumen hewan ruminansia. Seperti diketahui, pencernaan bahan
makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh mikroorganisme di
dalam perut ternak. Penyebab kembung perut pada kambing adalah: pemberian
leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Daun legum yang
mengandung kadar air dan protein yang tinggi menghasilkan asam-asam yang
tidak mudah menguap seperti sitrat, malat dan suksinat. Asam-asam ini segera
menurunkan pH rumen dalam waktu 30 – 60 menit pasca pemberian daun
legum. Pemberian rumput terlalu mudah secara berlebihan atau karena tidak
dilayukan. Adanya sumbatan pada kerongkongan, selain itu bloat dapat juga
terjadi pada ternak yang pergerakkannya terbatas. Merumput pada lahan yang
baru dipupuk, makan buah yang terlalu banyak, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dalam perut.
Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan trokarisasi
dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang mengalami tingkat distensi
paling besar sebelah kanan atau kiri. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan
disinfeksi secukupnya kandang pembebasan gas dengan trokar mengundang
resiko terjadinya peritonitis. Stomatch tub merupakan metode yang banyak
digunakan untuk mengeluarkan gas dan tekanan dari rumen karena lebih aman
dan trauma yang ditinggalkan pada hewan relatif kecil. Secara medis
pengobatan secara klinis terdiri dari 2 macam, yakni: antibloat (bahan aktif:
Dimethicone) dan Wonder Arthympanicum.
Penyakit kembung atau bloat atau timpani merupakan salah satu penyakit
yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi, kambing dan domba.
Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus
yang berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Perut kembung
adalah suatu keadaan mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang
berlebihan. Hal ini terjadi ketiga esophagus mengalami sumbatan sehingga
menghambat pengeluaran gas. Produksi gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai
hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan
dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapat di dalam rumen. Gas
yang terbentuk akan menetap di rumen dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil yang tidak merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen
mengembung.
Kembung pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara
garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi gas yang berlebihan
di dalam rumen hewan ruminansia. Seperti diketahui, pencernaan bahan
makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh mikroorganisme di
dalam perut ternak. Penyebab kembung perut pada kambing adalah: pemberian
leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Daun legum yang
mengandung kadar air dan protein yang tinggi menghasilkan asam-asam yang
tidak mudah menguap seperti sitrat, malat dan suksinat. Asam-asam ini segera
menurunkan pH rumen dalam waktu 30 – 60 menit pasca pemberian daun
legum. Pemberian rumput terlalu mudah secara berlebihan atau karena tidak
dilayukan. Adanya sumbatan pada kerongkongan, selain itu bloat dapat juga
terjadi pada ternak yang pergerakkannya terbatas. Merumput pada lahan yang
baru dipupuk, makan buah yang terlalu banyak, memakan racun dan ubi atau
tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dalam perut.
Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan trokarisasi
dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang mengalami tingkat distensi
paling besar sebelah kanan atau kiri. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan
disinfeksi secukupnya kandang pembebasan gas dengan trokar mengundang
resiko terjadinya peritonitis. Stomatch tub merupakan metode yang banyak
digunakan untuk mengeluarkan gas dan tekanan dari rumen karena lebih aman
dan trauma yang ditinggalkan pada hewan relatif kecil. Secara medis
pengobatan secara klinis terdiri dari 2 macam, yakni: antibloat (bahan aktif:
Dimethicone) dan Wonder Arthympanicum.
Legowo adalah cara tanam padi, dimana padi ditanam dalam beberapa
barisan dengan diselingi 1 (satu) barisan kosong. Barisan tanaman dan baris
kosongnya disebut 1 (satu) unit legowo. Maka disebut legowo 2 : 1, sementara
jika 4 (empat) baris tanam per unit legowo disebut legowo 4 : 1.
Tipe sistem jajar legowo ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo
yang secara umum dapat dilakukan, yaitu: tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Tipe
sistem jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar
legowo (4 : 1). Sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk
mendapatkan bulir gabah berkualitas benih. Jajar legowo (2 : 1) adalah cara
tanam padi dimana setiap 2 (dua) baris tanaman diselingi oleh 1 (satu) barisan
kosong yang memiliki jarak 2 (dua) x dari jarak tanaman antar baris sedangkan
jarak tanaman dalam barisan adalah setengah x jarak tanaman antar barisan.
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman di kondisikan seolah-olah
menjadi tanaman pinggir.jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana
setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak
dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan
pada (baris tanaman ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antara barisan. Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua
kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka
setiap baris tanaman ke- 1 dan ke 4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir
yang di harapkan dapat diperoleh dari hasil tinggi dari adanya efek tanaman
pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara
menanam pada setiap barisan pinggir (barisan ke- 1 dan ke- 4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Manfaat yang dirasakan tanaman padi dengan sistem jajar legowo
menambahnya jumlah tanaman padi akan meningkatkan produksi tanaman padi
secara signifikan, memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya
tanaman pinggir, dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi,
dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi, akan mempermudah
dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun
penyemprotan pestisida dan dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk
hanya dibagian dalam baris tanaman saja. Sedangkan kelemahan dari sistem
jajar legowo ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama pada saat melakukan proses penanamn padi, membutuhkan
benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman
padi dan pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka
akan lebih banyak ditumbuhi rumput.
Legowo adalah cara tanam padi, dimana padi ditanam dalam beberapa
barisan dengan diselingi 1 (satu) barisan kosong. Barisan tanaman dan baris
kosongnya disebut 1 (satu) unit legowo. Maka disebut legowo 2 : 1, sementara
jika 4 (empat) baris tanam per unit legowo disebut legowo 4 : 1.
Tipe sistem jajar legowo ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo
yang secara umum dapat dilakukan, yaitu: tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Tipe
sistem jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar
legowo (4 : 1). Sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk
mendapatkan bulir gabah berkualitas benih. Jajar legowo (2 : 1) adalah cara
tanam padi dimana setiap 2 (dua) baris tanaman diselingi oleh 1 (satu) barisan
kosong yang memiliki jarak 2 (dua) x dari jarak tanaman antar baris sedangkan
jarak tanaman dalam barisan adalah setengah x jarak tanaman antar barisan.
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman di kondisikan seolah-olah
menjadi tanaman pinggir.jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana
setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak
dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan
pada (baris tanaman ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antara barisan. Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua
kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka
setiap baris tanaman ke- 1 dan ke 4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir
yang di harapkan dapat diperoleh dari hasil tinggi dari adanya efek tanaman
pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara
menanam pada setiap barisan pinggir (barisan ke- 1 dan ke- 4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Manfaat yang dirasakan tanaman padi dengan sistem jajar legowo
menambahnya jumlah tanaman padi akan meningkatkan produksi tanaman padi
secara signifikan, memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya
tanaman pinggir, dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi,
dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi, akan mempermudah
dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun
penyemprotan pestisida dan dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk
hanya dibagian dalam baris tanaman saja. Sedangkan kelemahan dari sistem
jajar legowo ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama pada saat melakukan proses penanamn padi, membutuhkan
benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman
padi dan pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka
akan lebih banyak ditumbuhi rumput.
SINOPSIS
Judul Materi: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi
SINOPSIS
SINOPSIS
SINOPSIS