Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PENGAWASAN PELAKSANAAN PPRG

PEMERINTAH KOTA PADANG


TAHUN ANGGARAN 2017/2018

Bab I : Pendahuluan
1. Kesimpulan
Hasil pelaksanaan Program Perencanaan Penganggaran responsif gender
(PPRG) di lingkungan Pemerintah Kota Padang berdasarkan 16 PD yang
dijadikan sampel, berikut simpulan PD dengan nilai :
a. SANGAT BAIK : Tidak ada
b. BAIK :
1) Dinas Perhubungan
2) BKPSDM
3) DP3AP2KB
4) Dinas Sosial
5) Dinas PUPR
6) Bappeda
7) Kecamatan Bungus Teluk Kabung
8) Kecamatan Padang Utara
9) Kecamatan Koto Tangah
10) Kecamatan Nanggalo
11) Kecamatan Padang Selatan
12) Kecamatan Lubuk Begalung
Penilaian “Baik” diberikan karena Kualitas dan pelaksanaan PPRG sudah
baik, dibuktikan dengan Gender Budget Statement (GBS) dan Gender
Analysis Pathway (GAP) yang sudah relevan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan, dan berdasarkan 9 langkah yang tuangkan dalam GAP,
kegiatan tersebut sudah menggambarkan responsif gender. Dari langkah 1
sampai langkah 9 sudah tergambar relevansi, korelasi dan konsistensinya.

c. CUKUP :
1) Dinas Pendidikan
2) DInas Kependudukan dan Capil
3) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
4) Bapenda
Penilaian “cukup” diberikan karena data dan uraian kegiatan terkait gender
yang tertuang dalam GAP dan GBS belum relevan dan kurang korelasinya
terhadap isu gender, dan juga 9 langkah yang dituangkan dalam GAP
terhadap kegiatan tersebut belum menggambarkan responsif gender.

1
d. KURANG : Tidak Ada
2. Saran
Berdasarkan hasil pengawasan reviu PPRG pada 16 (enam belas) PD di
lingkungan Pemerintah Kota Padang tahun 2018, disarankan sebagai berikut :
1. Untuk PD dengan nilai CUKUP (Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan
dan Capil, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dan Bapenda) agar :
a. Dalam menganggarkan suatu program dan kegiatan lebih responsif
gender.
b. Dalam melaksanakan PPRG manfaatnya secara langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat Kota Padang khususnya.
c. Kualitas GAP dan GBS lebih baik dengan memperhatikan relevansi dan
korelasi kegiatan dengan isu gender.
2. untuk Satker Penggerak PPRG yaitu Pokja PUG (Bappeda, DP3AP2KB,
BPKAD dan Inspektorat) agar lebih meninhgkatkan lagi komunikasi dan
koordinasi untuk tercapainya tujuan PPRG.

Bab II : Uraian Hasil Pengawasan


1. Data Umum
a. Dasar
1) Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tanggal 19 Desember 2000
tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional
2) Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
3) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4) PP Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Bangda.
5) Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang penjelasan PP Nomor 8
tahun 2008.
6) Permendagri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata cara Perencanaan
Pembangunan Daerah.
7) Permendagri Nomor 67 tahun 2011 tentang perubahan Permendagri
Nomor 15 tahun 2008 Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum
pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah.
8) Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 Tentang Kebijakan
Pengawasan Pemda 2018
9) Permendagri Nomor 32 tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018.
10) Peraturan Menteri PP-PA Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengawasan Pelaksanaan PPRG.
11) PMK Nomor 136 yahun 2014 tentang Instrumen dalam penyusunan

2
RKA RG
12) Surat Edaran Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012, Nomor: SE-
33/MK.02/2012, Nomor: 050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-
PA/11/2011 tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan
Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender (PPRG).
13) Peraturan Walikota Np.42 A Tahun 2018 Tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender.
14) Instruksi Walikota Padang Nomor 260/01.97/DP3AP2KB-2018
Tanggal 23 Maret 2018 tentang Implementasi Instrumen Analisa
( Gender Analysis Pathway/GAP) dan Pernyataan Responsif Gender
(Gender Budget Statement/BGS)
15) Surat Perintah Tugas Inspektur No:700.367/SPR-IX/PPRG/INSP-2018

b. Tujuan
Tujuan pelaksanaan PPRG :
1) agar penggunaan anggaran lebih efektif,efisien, dan adil (lebih tepat
sasaran)
2) mengurangi kesenjangan gender (gender gap)
3) menunjukkan komitmen pemerintah terhadap penerapan
Pengarustamaan Gender dalam berbagai pembangunan.
4) mengoptimalkan penerima manfaat pembangunan bagi laki-laki dan
perempuan serta seluruh masyarakat secara adil.
5) membantu mewujudkan prinsip “good governance” (transparan,
akuntabel & partisipatif).

c. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup kegiatan pengawasan pelaksanaan PPRG di
LIngkungan Pemko Padang, yang dijadikan sampel terdiri dari :
1) Dinas Pendidikan
2) DP3AP2KB
3) PUPR
4) Dinas Sosial
5) Dinas Kependudukan dan Capil
6) Bappeda
7) BKPSDM
8) Dinas Perhubungan
9) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
10)Bapenda

3
11)Kecamatan Lubuk Begalung
12)Kecamatan Koto Tangah
13)Kecamatan Padang Utara
14)Kecamatan Padang Selatan
15)Kecamatan Nanggalo
16)Kecamatan Bungus Teluk Kabung

d. Batasan
Program dan Kegiatan yang dilakukan dalam reviu pengawasan PPRG
sebagai berikut :
Tabel 1
Program dan Kegiatan pada 16 (enam belas) OPD sampel

No. Nama OPD Program Kegiatan

Dinas Pendidikan Bantuan Operasional Sekolah Pengelolaan Bantuan


1. Operasinal Sekolah (BOS)
SD dan SMP
DP3AP2KB Peningkatan peran serta dan Peningkatan peranan
2. kesetaraan gender dalam perempuan berbasis
pembangunan kelurahan
PUPR Pembangunan Jalan dan Pembangunan Jembatan
3. Jembatan
Permbangunan Jalan
Dinas Sosial Pelayanan dan Rehabilitasi Oprasional LPKS Kasih Ibu
4.
Kesejahteraan Sosial Kota Padang
Dinas Penataan Adminitrasi Pelayanan Akta Catatan
5. Kependudukan Kependudukan Sipil
dan Capil
Bappeda Perencanaan Sosial Budaya Evaluasi dan singkronisasi
6. dan Pemerintahan program penanggulangan
kemiskinan
BKPSDM Peningkatan kapasitas Sumber Penunjang Pelatihan dan
7.
Daya Aparatur Kursus Keterampilan
Dinas Peningkatan Pelayanan Operasi Manajemen
8.
Perhubungan Angkutan Angkutan Kota
Dinas Pariwisata Pengembangan Destinasi Pembinaan Usaha
dan Kebudayaan Pariwisata Pariwisata Kotadan
9.
Pengelolaan Objek Wisata
Padang
Bapenda Peningkatan dan Percepatan penerimaan
10. pengembangan pengelolaan Pajak Daerah
keuangan daerah
Kecamatan Pembinaan Sistem Penerapan pelayanan
Lubuk Begalung Penyelenggaraan Pemerintah administrasi terpadu di
11.
Daerah Bawahan kecamatan (PATEN) di Kota
Padang
12. Kecamatan Koto Pembinaan sistem Penerapan pelayanan
Tangah penyelenggaraan pemerintah administrasi terpadu di

4
No. Nama OPD Program Kegiatan

daerah bawahan kecamatan (PATEN) di Kota


Padang
Kecamatan Pembinaan Sistem Penerapan pelayanan
Padang Utara Penyelenggaraan Pemerintah administrasi terpadu di
13.
Daerah Bawahan kecamatan (PATEN) di Kota
Padang
Kecamatan Program Pengelolaan kekayaan Pengembangan
14. Padang Selatan budaya Kebudayaan dan Pariwisata

Kecamatan Pembinaan sistem Penerapan pelayanan


Nanggalo penyelenggaraan pemerintah administrasi terpadu di
15.
daerah bawaan kecamatan (PATEN) di Kota
Padang
Kecamatan Pembinaan Sistem Penerapan pelayanan
Bungus Teluk Penyelenggaraan Pemerintah administrasi terpadu di
16.
Kabung Daerah Bawahan kecamatan (PATEN) di Kota
Padang

2. Hasil Pengawasan
a. Tahapan dalam melakukan Pengawasan
Reviu pengawasan PPRG dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yakni tahapan
perencanaan dan tahapan pelaksanaan. Rincian dari tahapan tersebut
dijelaskan pada uraian berikut:
1) Melaksanakan analisis tujuan dan sasaran kebijakan, program dan
kegiatan yang ada
2) Menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin dan usia
3) Identifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan
4) Menemukenali sebab kesenjangan di internal lembaga (budaya
organisasi) yang menyebabkan terjadinya isu gender
5) Menemukenali sebab kesenjangan di eksternal lembaga, yaitu di luar
unit kerja pelaksana program, sektor lain, dan masyarakat/ lingkungan
target program
6) Reformulasi tujuan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
menjadi responsif gender (bila tujuan yang ada saat ini belum responsif
gender)
7) Menyusun rencana aksi, menetapkan prioritas, output dan hasil yang
diharapkan dengan merujuk isu gender yang telah diidentifikasi
8) Menetapkan base-line atau data dasar yang dipilih untuk mengukur
suatu kemajuan atau progres pelaksanaan kebijakan atau program
9) Menetapkan indikator kinerja (baik capaian output maupun outcome)
yang mengatasi kesenjangan gender di langkah 3,4, dan 5.

5
b. Sumber informasi
Adapun informasi yang diperoleh tim reviu pengawasan PPRG adalah
dengan melakukan analisa dokumen GAP dan GBS.
c. Temuan Pengawasan
Seluruh OPD yang disampelkan sebanyak 16 (enam belas) OPD di
lingkungan Pemerintah Kota Padang telah melampirkan GAP dan GBS
dalam RKAP tahun 2018.
PPRG dilaksanakan dengan mengumpulkan dokumen RKAP yang telah
melampirkan GAP dan GBS. Kemudian dari dokumen yang ada tim reviu
melakukan analisa dokumen.
Hasil analisis dokumen yang dilakukan pada dokumen GAP dan GBS yang
telah disusun oleh 16 (enam belas) OPD sampel sebagai berikut :
1. Dokumen GAP dan GBS 16 (enam belas) OPD sampel telah sesuai
dengan format Lampiran pada Peraturan Menteri PP-PA Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengawasan Pelaksanaan PPRG.
2. pelaksanaan PPRG pada 16 (enam belas) OPD sudah terlaksana
dengan beberapa tingkatan nilai sebagai berikut :
a. SANGAT BAIK
Tidak ada

b. BAIK
1) Dinas Perhubungan
 Kualitas dan pelaksanaan PPRG sudah baik, dibuktikan
dengan GBS dan GAP yang sudah relevan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan, dan berdasarkan 9 langkah yang
dituangkan dalam GAP, kegiatan tersebut sudah
menggambarkan responsive gender.
2) BKPSDM
 Penerapan Anggaran Responsif Gender dalam sistem
penganggaran pada BKPSDM telah tersaji dengan relevansi
yang jelas dan logis antara input dan output yang akan
dihasilkan.
 Kualitas GBS BKPSDM telah mencantumkan seluruh faktor
kesenjangan isu gender dengan uraian yang relevan.
3) DP3AP2KB
 PPRG pada DP3AP2KB sudah baik, dimana GBS dan GAP
yang sudah relevan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 9 langkah yang tertuang dalam GAP sudah menguraikan isu
gender dengan penjelasan yang baik dan relevan.

6
 4 faktor kesenjangan isu gender yang diuraikan dalam GAP
sudah relevan.

4) Dinas Sosial
 Pada dinas Sosial, ketersediaan,kualitas dan pelaksanaan
PPRG sudah baik, ini dibuktikan dengan GAP dan GBS yang
sudah relevan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Penjelasan 9 langkah yang diuraikan dalam GAP sudah baik
dan relevan dengan isu gender.
5) Dinas PUPR
 Kualitas dan pelaksanaan PPRG pada Dinas PUPR sudah
baik, dibuktikan dengan GBS dan GAP yang sudah relevan
dan konsisten dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
 9 langkah yang tertuang dalam GAP sudah menguraikan isu
gender dengan penjelasan yang baik dan relevan.
 Namun untuk langkah 3 terkait kesenjangan, perlu dibuat
faktor akses dan faktor partisipasi.
6) Bappeda
 Kegiatan yang disajikan dalam GAP dan GBS yaitu Evaluasi
dan singkronisasi program penanggulangan kemiskinan
sudah relevan dan terdapat korelasinya dengan isu gender.
 Namun masih terdapat hal-hal yang harus diperbaiki terkait
faktor kesenjangan yang terdapat dalam GAP dan GBS,
dimana terdapat perbedaan penyajian 2 dari 4 faktor
kesenjangan pada GBS dan GAP, yaitu faktor akses dan
factor partisipasi.
7) Kecamatan Bungus Teluk Kabung
 Kualitas GAP dan GBS sudah baik dengan memperhatikan
relevansi kegiatan dengan isu gender.
 9 langkah yang diuraikan pada GAP yaitu langkah 1 sampai
dengan langkah 9 sudah tergambar relevansi dan
konsistensinya dengan isu gender.
8) Kecamatan Padang Utara
 pelaksanaan PPRG pada Kecamatan Padang Utara sudah
baik, ini dibuktikan dengan GAP dan GBS yang sudah relevan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu kegiatan
Penerapan pelayanan administrasi terpadu di kecamatan
(PATEN) di Kota Padang.
 9 langkah yang tertuang dalam GAP sudah menguraikan isu
gender dengan penjelasan yang baik, relevan dan konsisten.
9) Kecamatan Lubuk Begalung

7
 Kualitas dan pelaksanaan PPRG pada Kecamatan Lubuk
Begalung sudah baik, dibuktikan dengan GBS dan GAP yang
sudah relevan dan konsisten dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
 9 langkah yang diuraikan pada GAP yaitu langkah 1 sampai
dengan langkah 9 sudah tergambar relevansi dan
konsistensinya dengan isu gender.
 Namun masih terdapat hal-hal yang harus diperbaiki terkait
faktor kesenjangan yang belum tertuang dalam GBS, yaitu
faktor akses, faktor partisipasi, faktor kontrol dan faktor
manfaat.
10)Kecamatan Nanggalo
 Kualitas dan pelaksanaan PPRG pada Kecamatan Nanggalo
sudah baik, dibuktikan dengan GBS dan GAP yang sudah
relevan dan konsisten dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Semua langkah dalam menganalisa GAP sudah diuraikan
dengan baik, relevan dan konsisten dengan isu gender
11)Kecamatan Koto Tangah
 Kualitas dan pelaksanaan PPRG pada Kecamatan Koto
Tangah sudah baik, dibuktikan dengan GBS dan GAP yang
sudah relevan dan konsisten dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
 9 langkah yang diuraikan pada GAP yaitu langkah 1 sampai
dengan langkah 9 sudah tergambar relevansi dan
konsistensinya dengan isu gender.
12)Kecamatan Padang Selatan
 Kegiatan yang tertuang pada GBS dan GAP terkait gender
adalah kegiatan pengembangan kebudayaan dan pariwisata,
dan berdasarkan analisa terhadap uraian yang terdapat pada
GBS dan GAP, kegiatan ini sudah relevan dan konsisten
dengan isu gender.
 Namun masih terdapat beberapa hal yang perlu perbaikan
terutama langkah-langkah pada GAP, dimana uraian pada
langkah 2 (data pembuka wawasan) sama dengan uraian
pada langkah 8 (data dasar).

c. CUKUP
1) Dinas Pendidikan
 Data yang disajikan dalam GAP dan GBS belum relevan
dengan kegiatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah
 Isu gender tidak teridentifikasi secara jelas dalam data
pembuka wawasan yang disajikan

8
 Kurang adanya keterkaitan logis analisasi situasi, rencana
aksi dan indikator kinerja pada GAP.
2) Dinas kependudukan dan Capil
 Uraian yang disajikan dalam GBS dan 9 langkah yang
diuraikan dalam GAP belum relevan dengan isu gender.
Faktor kesenjangan, baik itu kesenjangan internal dan
eksternal maupun rencana aksi terkait kegiatan pelayanan
akta catatan sipil masih menyajikan uraian palayanan
terhadap semua masyarakat..
3) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
 Belum tergambarnya korelasi dan relevansi kegiatan yang
disajikan dalam GAP dan GBS dengan isu gender.
 9 langkah yang diuraikan dalam GAP terkait kegiatan
pembinaan usaha pariwisata Kota Padang dan Objek wisata
belum responsif gender, hanya menggambarkan faktor
kesenjangan dan rencana aksi yang berhubungan dengan
pariwisata untuk semua masyarakat.
4) Bapenda
 Kegiatan yang disajikan dalam GAP dan GBS yaitu
Percepatan penerimaan pajak daerah tidak relevan dan tidak
terdapat korelasinya dengan isu gender. Dalam GBS dan 9
langkah yang terdapat pada GAP hanya menguraikan tentang
manfaat pajak dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pajak, tidak ada keterkaitannya dengan isu gender.

d. KURANG
Tidak ada

Demikianlah laporan pengawasan PPRG ini dibuat, untuk bahan evaluasi dan
perumusan kebijakan selanjutnya. Terima kasih..

Padang, September 2018

Inspektur Kota Padang,

Ir.Hj. CORRI SAIDAN, M.Si


Pembina Utama Muda, NIP. 19661023 199202 2 002

Anda mungkin juga menyukai