Anda di halaman 1dari 57

EVALUASI SISTEM ZONASI SEKOLAHMENENGAH

PERTAMA DAN MENENGAH ATAS DI KOTA KENDARI


DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFI (SIG)

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN


MENCAPAI
DERAJAT SARJANA (S1)

DIAJUKAN OLEH:

ADIN FITRAH IRAWAN


F1I114035

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
DESEMBER 2021
Halaman Persetujuan

Skripsi

Evaluasi Sistem Zonasi Sekolah Menengah Pertama Dan


Menengah Atas Di Kota Kendari Dengan Menggunakan Sistem
Informasi Geografi (SIG)

Diajukan oleh:

Adin Fitra Irawan


F1I114035

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. LA ODE HADINI, S.Pd., M.Si Fitra Saleh., S.Pi., M.Sc


NIP.19741291 199903 1 018 NIP.19861203 201504 1 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Geografi

Fitra Saleh., S.Pi., M.Sc


NIP. 19861203 201504 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Zonasi Sekolah Menengah Pertama Dan
Menengah Atas Di Kota Kendari Dengan Menggunakan Sistem Informasi
Geografi (SIG)”. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana geografi pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo Kendari.
Teristimewa kepada kedua orang tua. Ayah dan Ibu atas segala perhatian,
kasih sayang, doa, serta dukungan yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup
penulis, serta seluruh keluarga besar terima kasih atas doa dan motifasinya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghormatan kepada
Bapak Dr. LA ODE HADINI, S.Pd., M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak
Fitra Saleh, S.Pi.,M.Sc selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu baik
secara moral maupun bimbingan, dan penulis mengucapkan permohonan maaf
atas kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian, Ketua dan Sekretaris Jurusan Geografi beserta stafnya.
2. Dosen lingkup Geografi atas bimbingan selama penulis mengemban
pendidikan di Jurusan Geografi FITK UHO.
3. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang selama ini selalu memberi
motifasi dan dukungan kepada saya.
4. Buat teman-teman Geografi terkhusus angkatan 2014 Arif Einstein selaku
pembimbing III, Riswanto Hamid, Syamsuri Yahya, Khofifa Awalia
Ramadani, Uki, Deli, Sulpy, Aryo, MPSD squad, rekan-rekan Popalia
explore serta yang lainnya yang belum sempat disebutkan namanya terima
kasih atas dukungannya.

iii
5. Kepada adik-adikku angkatan 2015, 2016, dan 2017, 2018, 2019, 2020 dan
2021 yang tak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.
6. Kepada semua pihak terima kasih atas bantuan serta dukungan yang
diberikan kepada penulis dan permohonan maaf atas segala kesalahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap bagi para pembaca dan tim penguji dapat
memberikan masukan demi keberhasilan dalam penelitian yang akan penulis
lakukan.

Kendari, Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABELvii
DAFTAR GAMBARviii
DAFTAR LAMPIRANix

I. PENDAHULUAN1
1.1. Latar Belakang1
1.2. Rumusan Masalah4
1.3. Tujuan Penelitian5
1.4. Manfaat Penelitian5
1.5 Batasan Masalah6
1.6. Keaslian Penelitian7

II. TINJAUAN PUSTAKA10


2.1. Zonasi10
2.2. Zonasi Sekolah11
2.3. Sistem Informasi Geografi (SIG)13
2.4. Analisis Spasial14
2.5. Kerangka Pikir Penelitian 19

III. METODOLOGI18
3.1. Waktu Dan Lokasi Penelitian18
3.2. Alat dan Bahan20
3.3. Data Penelitian20
3.4. Teknik Pengumpulan Data21
3.5. Teknik Pengolahan Data23
3.6. Teknik Analisis Data32
3.7. Diagram Alir36
3.8.

Jadwal Penelitian37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

v
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA38
LAMPIRAN40

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keaslian Penelitian 9


Tabel 2. Alat Penelitian 24
Tabel 3. Bahan Penelitian 24
Tabel 4. Daftar Sekolah Menengah Pertama 30
Tabel 5.Daftar Sekolah Menengah Atas 31
Tabel 6.Jadwal Penelitian 37

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir 21


Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 23
Gambar 3.Bentuk-bentuk Buffer 33
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian 36

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan hal terpenting dalam pembangunan, sehingga
proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan tersebut. Dalam
proses pembangunan untuk kemajuan suatu bangsa, khususnya bagi negara yang
sedang membangun ditentukan oleh baik tidaknya kualitas pendidikannya. Hal
ini dirasakan bahwa pendidikan memegang peran penting dalam suatu bangsa.
Salah satu tujuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.Hal ini diperkuat dalam
pasal 31 tentang pendidikan dan kebudayaan yang berbunyi “setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan”.Sejalan dengan itu, pemerintah
menerbitkan yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam Undang-undang ini dijelaskan bahwa pendidikan
yakni usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar danproses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU RI tentang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003).
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu hak setiap individu anak bangsa
untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran. Sebagai konsekuensi dari bunyi UUD “mencerdaskan kehidupan
bangsa”, maka seluruh komponen bangsa baik orang tua,masyarakat maupun
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkannya. Menurut UU No.2
Tahun1989 yang ditetapkan pada 27 Mei 1989 Bab I pasal 1 Sistem Pendidikan
Nasional : Suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan
pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan

1
nasional. UU No.20 tahun 2003, sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi
dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan.
Dalam upaya menerapkan sistem pendidikan nasional, pemerintah
mengeluarkan aturan melalui peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 51 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang
didalamnya telah diatur sistem zonasi sekolah serta penyelenggarannya. Sistem
zonasi ialah sistem yang mulai digunakan pada tahun 2017 dalam penataan
sistem PPDB, sistem zonasi dimaknai sebagai pembagian atau pemecahan suatu
areal menjadi beberapa bagian yang sesuai dengan fungsi dan tujuan
pengelolaannya. Dengan sistem zonasi, khususnya sekolah negeri disiapkan
untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu secara merata bagi warga
anggota masyarakat pada suatu areal atau kawasan tertentu sehingga anak-anak
terbaik tidak perlu mencari sekolah terbaik yang lokasinya jauh dari tempat
tinggalnya. Dengan adanya sistem zonasi PPDB ini pemerintah
perlumenyiapkan sekolah yang sama dan setara mutunya dengan sekolah yang
selama ini dianggap sekolah unggul atau sekolah favorituntuk pemerataan
layanan pendidikan tanpa berdasar pada kemampuan peserta didik dan ekonomi
calon peserta didik.
Salah satu daerah yang mulai menerapkan Permendikbud nomor 51 tahun
2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru melalu jalur zonasi yakni Kota
Kendari.Kota Kendari adalah salah satu dari sekian banyak kota yang berada di
Indonesia, juga sebagai Ibu KotaProvinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendari
diresmikan sebagai Kotamadya dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27
September 1995.Kota ini memiliki luas 296,000 Km2 dan berpenduduk 359.371
jiwa (2017). Kota Kendari juga memiliki jumlah siswa yang cukup besar yakni
dengan jumlah 70.848 siswa di tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari siswa
sekolah dasar dengan jumlah 35.560 siswa, sekolah menengah pertama 15.485

2
siswa, sekolah menengah atas 11.907 siswa, dan sekolah menengah kejuruan
dengan jumlah 7.896 siswa.
Dengan keadaan Kota Kendari yang ditetapkan sebagai Kotamadya yang
dalam hal ini yakni sebagai kota kecil/menengah dengan jumlah penduduk yang
cukup padat dan terus berkembang, ini mendorong kebutuhan masyarakat akan
pendidikan semakin meningkat, sehingga Pemerintah Kota Kendari perlu
berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya dengan penerapan sistem zonasi
sekolah.
Sistem zonasi sekolah dapat dilihat dengan sudut pandang Sistem
Informasi Geografi(SIG) menggunakan metode-metode yang terdapat dalam
SIG yang mampu menjelaskan, mempresentasikan objek kedalam bentuk digital.
Dengan metode dalam SIG ini akan ada informasi dini untuk mengetahui areal
mana saja yang termasuk dalam areal zonasi sekolah berdasarkan peraturan
daerah yang telah ditetapkan, sehingga dapat memberikan informasi kepada
orang tua serta calon peserta didik dalam menentukan sekolah tujuannya.
Oleh karna itu, penulis berasumsi bahwa perlu adanya pendekatanSIG
dalam melihat bagaimana keadaan zonasi sekolah di Kota Kendari selain dapat
memberikan informasi dini kepada orang tua dan calon peserta didik, SIG juga
dapat digunakan dalam mengevaluasi sistem zonasi tersebut sehingga dapat
menjadi bahan penimbang kepada Pemerintah Daerah dalam mengambil
kebijakan lebih lanjut tentang sistem zonasi sekolah. Sehingga penulis tertarik
untuk mengkaji sistem zonasi sekolah dalam sudut pandang Geografi melalui
SIG dengan mengambil judul penelitian “Evaluasi Sistem Zonasi Sekolah
Menengah Pertama dan Menengah Atas Di Kota Kendari Dengan
Menggunakan Sistem Informasi Geografi”.

1.2. Rumusan Masalah


Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang zonasi sekolah di
Kota Kendari guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kemudahan bagi
calon peserta didik yakni dengan penggunaan SIG. Pemanfaatan SIGsebelumnya
telah banyak digunakan khususnya dalam sektor pendidikan.

3
Penentuan zonasi suatu sekolah dapat ditinjau menggunakan SIG dengan
memanfaatkan salah satu tools yaitu analisis buffering, sehingga dengan
informasi tersebut dapat membantu orang tua murid dan calon peserta didik
dalam menentukan sekolah tujuan.
Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan
latar belakang serta uraian di atas yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana distribusi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas di Kota Kendari?
2. Bagaimana evaluasi Sistem Zonasi Sekolah berdasarkan identifikasi SIG?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana distribusi Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas di Kota Kendari.
2. Untuk mengevaluasi Sistem Zonasi Sekolah berdasarkan identifikasi SIG.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini merupakan dampak dari tujuan penelitian.terdapat
dua manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1. Manfaat teoritis


Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi awal zonasi sekolah
berdasarkan analisis SIG yang dapat digunakan masyarakat dan
pemerintah khususnya Kota Kendari. Hasil dari penelitian ini berupa Peta
Zonasi Sekolah yang tentunya dapat membantu masyarakat dalam
memilih sekolah tujuannya dan pemerintah dalam menetukan zonasi
sekolah, juga diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi setiap
peneliti yang melakukan penelitian yang sama mengenai Sistem Zonasi
Sekolah di Kota Kendari.

4
1.4.2. Manfaat praktis
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi baru tentang Sistem Zonasi Sekolah khususnya di Kota
Kendari.
2. Bagi pemangku kebijakan, khususnya Dinas Pendidikan Kepemudaan
dan Olahraga Kota Kendari, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta menjadi bahan penimbang dalam
pengambilan kebijakanselanjutnya, mengingat Kota Kendari
memiliki kebutuhan akan pendidikan yang semakin meningkat.

1.5. Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Wilayah studi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kota Kendari
yang terdiri dari 11 kecamatan.
2. Batasan objek pada penelitian ini yakni berfokus pada jenjang pendidikan
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) sekota Kendari.
3. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis bufferingdan
analisis overlay, yang di mana hasil dari pada analisis ini akan dievaluasi
menggunakan Permendikbud No 44 Tahun 2019 Tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru.

1.6. Keaslian Penelitian


Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini
diantaranya yaitu penelitian pertama yang dilakukan oleh Ransa, N. I. (2019)
melakukan penelitian dengan judul Pemetaan Zonasi Sekolah Menengah Atas
Negri Untuk PPDB Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kota
Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan zonasi sekolah
menengah atas menggunakanSIG berbasis Webgis dengan wilayah penelitian di
Kota Bandung.
Arief, F. A., dkk, (2018) dengan judul penelitian Penentuan Radius Zona
Terdekat Dan Domisili Calon Siswa Sekolah Menengah Atas Menurut PPDB

5
Menggunakan Geocoding Dengan Metode Addres Locator Dan Pengembangan
Aplikasi Webgis. Tujuan dari penelitian ini adalah membantu Pemerintah
Daerah, pihak sekolah dan masyarakat untuk memperoleh skor jarak PPDB
dengan memanfaatkan SIG dengan metode Addres Locator dan
pengembanganaplikasi Webgis dengan wilayah penelitian Kota Bogor.
Kemudian Sakti, W,.dkk, (2019) dengan judul penelitian Perancangan
Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru Jalur Zonasi Dengan Sistem Informasi
Geografis (GIS) Berbasis Mobile. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk
membuat suatu rancangan SIG untuk membantu dalam PPDB melalui jalur
zonasi berbasis Mobile Web.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan SIG untuk pemetaan zonasi sekolah masih sangat jarang dilakukan.
Hal ini dikarenakanprogram Sistem Zonasi Sekolah ini masih sangat baru
diterapkan di Indonesia sehingga ketertarikan peneliti untuk meneliti Sistem
Zonasi Sekolah ini menggunakan SIG masih sangat jarang untuk dijumpai. Oleh
karena itu, penulis memandang perlu untuk meneliti masalah tersebut dengan
memanfaatkan SIG sebagai fokus untuk mengkaji Sistem Zonasi Sekolah.Sistem
Informasi Geografi ini dapat menggambarkan fenomena atau ketimpangan yang
terjadi sehingga dapat menjadi bahan rujukan kepada Pemerintah Pusat, maupun
Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan selanjutnya.Adapun penelitian-
penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut.

6
Tabel 1. Keaslian penelitian
No. Nama Judul Tujuan Metode Hasil
1. Ransa Nur Pemetaan Zonasi untuk memetakan Metode yang Hasil penelitian ini berupa aplikasi SIG
Iman, (2019) Sekolah Menengah zonasi sekolah digunakan dalam pemetaan zonasi sekolah di Kota
Atas Negri Untuk menengah atas penelitian ini yakni Bandung berbasis WebGis. Didalam
PPDB Menggunakan menggunakan Sistem proses pembuatan WebGis tersebut menyajikan informasi
Sistem Informasi Informasi Geografi peta dan webgis letak sekolah dan informasi sekolah di
Geografis Di Kota (SIG) berbasis Webgis zonasi sekolah Kota Bandung
Bandung dengan wilayah menggunakan system
penelitian di Kota informasi geografis
Bandung dengan manfaatkan
analisis Arc Toolbox
Analysis Tool Buffer
2. Arief Fadlyka Penentuan Radius Tujuan dari penelitian Metode yang Hasil dari kajian ini adalah sebuah
Aprianto, Diah Zona Terdekat Dan ini adalah untuk dilakukan adalah Aplikasi untuk menentukan zonasi sesuai
Kirana Domisili Calon membantu Pemerintah dengan menggunakan dengan Permendikbud No. 14 tahun 2018
Kresnawati, Siswa Sekolah Daerah, pihak Sekolah Geocoding dengan berbasis Sistem Informasi Geografis
Bebas Menengah Atas dan masyarakat untk metode Address dibuat agar pihak sekolah dalam hal ini
Purnawan, Menurut PPDB memperoleh skor jarak Locator dalam tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota
(2018) Menggunakan Penerimaan Peserta penentuan radius Bogor dapat menentukan PPDB
Geocoding Dengan Didik Baru dengan zona terdekat dan berdasarkan skor yang diperolehnya,
Metode Addres memanfaatkan Sistem domisili calon siswa disamping itu para orang tua murid
Locator Dan Informasi Geografis dan pengembangan ataupun pengguna lainnya dapat dengan
Pengembangan dengan metode Addres aplikasi WebGis mudah dan jelas mengetahui
Aplikasi Webgis. Locator dan yang terdapat 2 mengetahui skor calon PPDB secara
pengembangan aplikasi yang spasial. Aplikasi berbasis WebGIS dapat
aplikasi Webgis berbeda, Software mempermudah dan membantu masyarakat

7
dengan wilayah Arcgis dan WebGis dalam mengetahui skor jarak Zonasi dari
penelitian Kota Bogor. yang akan berbentuk alamat rumah PPDB ke Sekolah yang
system informasi diinginkan. Masyarakat hanya perlu
skor jarak zonasi. memasukkan koordinat sesuai domisili
atau tempat tinggal menurut Kartu
Keluarga (KK), setelah memasukkan
koordinat pada aplikasi ini maka
masyarakat dapat mengetahui langsung
skor jarak Zonasi tersebut. Selain
mengetahui skor jarak Zonasi, masyarakat
juga dapat mengetahui informasi tentang
total skor perhitungan hasil dari jarak
Zonasi dan NHUN.
3. Sakti Winoto, Perancangan Sistem Untuk membuat suatu Metode yang Hasil dari penelitian ini melalui
Abdul Fadlil, Penerimaan Peserta rancangan Sistem dilakukan yakni penerapan Formula Haversine system
Rusydi Umar, Didik Baru Jalur Informasi Geografis dengan dapat menampilkan gambar peta yang
(2019) Zonasi Dengan (SIG) untuk membantu memanfaatkan dilengkapi dengan informasi sekolah
Sistem Informasi dalam penerimaan Formula Haversine seperti titik, jarak, hingga rute sekolah
Geografis (GIS) pesrta didik baru yang dapat terdekat. Informasi yang ditampilkan
Berbasis Mobile melalui jalur Zonasi memberikan dalam aplikasi geografis juga melingkupi
berbasis Mobile Web informasi lokasi, informasi-informasi sekolah seperti nama
jarak sampai lokasi sekolah, jenis sekolah, posisi lintang,
sekolah terdekat. posisi bujur, jumlah daya tampung murid
berdasarkan rombel, dan alamat sekolah.
4. Prayoga Prima Pemanfaatan Sistem menentukan zonasi Metode yang Hasil yang diperoleh bahwa aplikasi yang
Bagas, Sunaryo Informasi Geografis jarak sekolah di Kota digunakan adalah dibangun memiliki manfaat sangat baik,
D.K., Jasmani Berbasis Web untuk Malang sesuai analysis buffering, sesuai dengan nilai uji usability sebesar

8
(2019) Menentukan Zonasi keputusan Kepala Analysis buffering 89% dari 30 responden. Web juga dinilai
Sekolah Menengah Dinas Pendidikan di memiliki keunggulan sangat memudahkan masyarakat untuk
Pertama (SMP) Kota Malang dan dalam penelitian ini menentukan zonasi sekolah, sesuai
dalam Penerimaan dapat di tampilkan ke yaitu dapat dengan nilai uji usability sebesar 88%
Peserta Didik Baru dalam versi Website. mengidentifikasi dari 34 responden.
(PPDB) (Studi daerah sehingga
Kasus: Kota Malang) mendapatkan
cakupan yang dapat
digunakan untuk
mengindetifikasi
objek berdasarkan
radius sehingga
menghasilkan
poligon di sekitar
objek
5. Adin Fitra Evaluasi Sistem Tujuan dari penelitian Metode yang Hasil dari dari penelitian ini melalui
Irawan, (2021) Zonasi Sekolah ini adalah untuk digunakan dalam pemanfaatan Sistem Informasi Geografi
Menengah Pertama melihat seberapa besar penelitian ini yakni menghasilkan gambar peta yang
Dan Menengah Atas distribusi Sekolah proses pembuatan dilengkapi dengan informasi letak, dan
Di Kota Kendari Menengah Pertama Peta Zonasi Sekolah luasan cakupan zonasi sekolah, serta
Dengan dan Sekolah dengan menggunakan menampilkan informasi distribusi
Menggunakan Sistem Menengah Atas Sistem Informasi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Informasi Geografis terhadap kebijakan Geografis dengan Menengah Atas terhadap zonasi sekolah.
(SIG) zonasi sekolah, serta memanfaatkan Arc juga menampilkan data berupa data
mengevaluasi Sistem Toolbox Analysis deskriptif dari evalusi sistem zonasi
Zonasi Sekolah Tool Bufferserta sekolah menggunakan sistem informasi
berdasarkan analisis overlay geografi
Sistem Informasi
Geografis

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Zonasi
Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa
bagian sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan,pembagian wilayah
pengelolaan kawasan ke dalam unit pengelolaan, sesuai dengan peruntukannya
serta kondisi dan potensi kawasannya agar dapat diciptakan perlakuan
pengelolaan yang tepat, efektif, dan efisien (KBBI, 2016). Definisi lain
menjelaskan bahwa zonasi pada dasarnya adalah suatu alat untuk pengendalian
yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendaliannya yang disusun untuk setiap blok/zona peruntukan (UU No. 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).Zonasi sekolah juga diartikan sebagai salah
satu alat dan strategi penting untuk meratakan kualitas sekolah negeri dan kualitas
pendidikan di Indonesia (Yaqin, 2021).
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan tentang Sistem
Zonasi Sekolah, yakni sebuah sistem yang mengharuskan calon peserta didik
untuk menempuh pendidikan pada sekolah yang memiliki radius terdekat dengan
domisili masing-masing.Peraturan ini dicetuskan oleh pemerintah sejak tahun
2017(Kemendikbud, 2018). Sistem zonasi ini bertujuan memberikan akses
pendidikan berkualitas dan mewujudkan tripusat pendidikan (Asfiati,
2020).Sedangkan sistem zonasi untuk PPDB merupakan landasan pokok penataan
reformasi sekolah secara keseluruhan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK)
sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Apriyanto, dkk, 2018).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, zonasi adalah program pemerintah
dalam usaha pemerataan sekolah. Sistem zonasi ini diharapkan dapat menciptakan
pemerataan pembanguan sekolah baik dari segi sumber daya dan mutu
pendidikan.
Penerapan Sistem Zonasi Sekolah pada PPDB telah diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 Tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

10
Pertama, Sekolah Menengah Atas, Dan Sekolah Menengah Kejuruan, yang telah
menggantikan Peraturan sebelumnya yakni Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018
dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019. Adapun peraturan sistem zonasi
menurut Permendikbud sebagai berikut.
Pasal 16
1. Pendaftaran PPDB dilaksanakan melalui jalur sebagai berikut:
a. zonasi;
b. afirmasi;
c. perpindahan tugas orang tua/wali; dan/atau
d. prestasi.
2. Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) huruf a paling sedikit
80% (delapan puluh persen) dari daya tampung Sekolah.
3. Jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) huruf b paling sedikit
15% (lima belas persen) dari daya tampung Sekolah.
4. Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana dimaksud dengan ayat
(1) huruf c paling banyak 5% (lima persen) dari daya tampung Sekolah.
5. Dalam hal masih terdapat sisa kuota dari pelaksanaan ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4), Pemerintah Daerah dapat membuka jalur prestasi sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d.

2.2. Zonasi Sekolah


Upaya pemerintah dalam pemerataan pendidikan salah satunya adalah
mengeluarkan kebijakan baru dalam PPDB melalui Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 17 Tahun 2017 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang
didalamnya mengatur mengenai sistem zonasi (Wulandari, dkk, 2018).
Sistem zonasi pada PPDB merupakan kebijakan yang telah berjalan sejak
tahun 2017, yang dimaksudkan untuk pemerataan kualitas pendidikan yang
diharapkan dapat menghilangkan istilah sekolah favorit atau sekolah unggulan
(Wahyuni, 2019).
Sistem zonasi merupakan sebuah kriteria utama dalam sistem PPDB yang
melihat berdasarkan jarak antara tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan

11
pendidik, bukan berdasarkan Nilai Ujian Nasional (NUN) sebagaimana ketentuan
sebelumnya (Marini & Utoyo, 2019).
Sistem zonasi merupakan bagian dari upaya reformasi sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.Adanya sistem zonasi ini mampu
menciptakan pemerataan, siswa berprestasi tidak berkumpul di sekolah favorit
saja karena mau tidak mau mereka harus mendaftar disekolah terdekat dan tidak
bisa mendaftar ke sekolah yang jaraknya jauh walaupun menyandang status
favorit (Abidin &Asrori, 2018).
Sistem zonasi yang menjadi bagian dari reformasi sekolah bertujuan antara
lain untuk menjamin pemerataan akses layanan pendidikan bagi peserta didik,
mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, menghilangkan
diskriminasi di sekolah khususnya sekolah negeri dan membantu analisis
perhitungan kebutuhan serta distribusi guru (Asri& Febrirurahmy,2019).
Sistem zonasi merupakan suatu bentuk pemantapan dan efisiensi bagi
masyarakat untuk memasukkan anaknya sesuai lokasi sekolah di dekat rumahnya,
sebagaimana disebutkan dalam Permendikbud bagian keempat pasal Pasal 16 ayat
(3) yang berbunyi: “Radius zona terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kondisi di daerah tersebut
berdasarkan: a. ketersediaan anak usia sekolah di daerah tersebut; dan b. jumlah
ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada masing-masing
sekolah, dan ayat (4) dalam menetapkan radius zona sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Pemerintah Daerah melibatkan musyawarah/kelompok kerja kepala
sekolah. Di dalam Permedikbud Nomor 14 Tahun 2018 Pasal 1 ayat (3)
menjelaskan bahwa PPDB adalah penerimaan peserta didik baru pada TK dan
Sekolah. Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa tujuan PPDB
adalah untuk menjamin PPDB berjalan secara objektif, transparan, akuntabel,
nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam rangka mendorong peningkatan akses
layanan pendidikan(Hasbullah & Anam, 2019).
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas
maka pemerintah melakukan berbagai upaya, tidak hanya pada saat pendidikan itu
dilaksanakan akan tetapi mulai dari seleksi penerimaan peserta didik, pemerintah

12
berupaya agar peserta didik mendapatkan haknya tanpa perlu merasa mendapat
perlakuan diskriminatif.

2.3. Sistem Informasi Geografi (SIG)


Secara harfiah SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri
dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografi dan sumber daya manusia
yang diperlukan untuk mengelola data dan menampilkannya dalam suatu sistem
informasi. Pengertian mengelola disini yakni terdapat beberapa proses
mengambil, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, memanipulasi,
mengintegrasikan dan menganalisa. Kunci dari SIG adalah penanganan dan
analisis data berdasarkan lokasi geografi. Secara umum, sistem kerja SIG
berdasarkan integrasi 4 komponen, yaitu : hardware, software, manajemen data
dan pengguna atau user. Berdasarkan fungsi analisis spasial pada kemampuan SIG
dapat dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan. Kemampuan
analisis spasial dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Prahasta, 2009).
1. Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan
kembali suatu data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang
baru dan berdasarkan pada kriteria atau atribut tertentu.
2. Jaringan atau Network, yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada
data-data spasial titik-titik ataupun garis–garis sebagai jaringan yang tidak
terpisahkan.
3. Overlay, merupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data spasial
baru, dimana layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal dua
layer yang menjadi masukkannya.
4. Buffering, adalah fungsi yang akan menghasilkan layer data spasial baru
dengan bentuk titik, garis, atau area (polygon) serta memiliki jarak tertentu
dari unsur–unsur spasial yang menjadi masukkannya.
5. 3D Analysis, fungsi ini terdiri atas sub–sub fungsi yang berkaitan dengan
presentasi data spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau
permukaan digital.Digital Image Processing, untuk fungsionalitas ini nilai
ataupun intensitas dianggap sebagai fungsi sebar atau spasial.

13
Perangkat yang digunakan dalam mengumpulkan, menyimpan,
menampilkan, dan menghubungkan data spasial dari fenomena geografis tersebut
yaitu Sistem Informasi Geografi (Al Ghozali, dkk, 2020).

2.4. Analisis Spasial


Karakteristik utama SIG adalah kemampuan menganalisis sistem seperti
analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa dengan
menggunakan SIG yang sering digunakan dengan istilah analisa spasial , tidak
seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan menambahkan dimensi ‘ruang
(space)’ atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada
bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang
secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi
suatu jalan (Handayani, dkk, 2005).

2.4.1. Overlay
Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial
melalui proses overlay spasial. Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan
operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai
secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi
merupakan sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan
spasial baru (Handayani, dkk, 2005).

2.4.2. Buffer
Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah
obyek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (poligon). Dengan
membuat Buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi
suatu obyek spasial dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi
zona-zona yang terbentuk secara grafis ini digunakan untuk mengidentifikasi
kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang
berada di sekitarnya dalam teori perkotaan (Aqli,2010).
Analisa buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur
geografi. Proses mengenerate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur
geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan

14
pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer (Handayani,
dkk,2005).
Buffer merupakan konsepsi fungsi atau fasilitas yang dapat ditemui
pada setiap aplikasi SIG termasuk ArcView.Fasilitas ini sering digunakan
dalam pekerjaan analisis yang berkaitan dengan ‘regulasi’ lingkungan.Buffer
merupakan bentuk lain dari teknik analisis yang mengidentifikasi hubungan
antara suatu titik dengan area disekitarnya atau disebut sebagai proximity
analisis (analisis faktor kedekatan). Proximity analysis merupakan proses suatu
analisis yang biasa digunakan dalam penetuan site atau lahan untuk keperluan
strategi pemasaran dalam bisnis atau perdagangan. Bufffer merupakan sebentuk
zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu sebuah
titik, garis, atau area. Dengan membuat buffer, akan terbentuk suatu area yang
melingkupi atau melindungi. Jadi zona-zona yang terbentuk secara grafis ini
digunakan untuk mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek
peta terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya (Aqli. 2010).

2.5. Kerangka Pikir Penelitian


Istilah “zonasi” mulai digunakan sejak tahun 2017 dalam penataan sistem
PPDB yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau bentuk lain yang sederajat. Pengertian
“zonasi” dimaknai sebagai pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi
beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan.
Dengan sistem zonasi, semua dan khususnya sekolah negeri disiapkan
untuk memberikan layanan pendidikan bermutu secara merata bagi warga anggota
masyarakat pada suatu areal atau kawasan tertentu sehingga anak-anak terbaik
tidak perlu mencari sekolah terbaik yang lokasinya jauh dari tempat
tinggalnya.Namun sistem zonasi ini menimbulkan banyak permasalahan di
masyarakat dan para orang tua terkait dengan sistem baru dalam seleksi

15
penerimaan peserta didik ini. Para orang tua dan masyarakatmasih ragu akan
efektifitas dan efisiensi dari program sistem zonasi PPDB ini.
Untuk itu, dalam rangka memberikan pemahaman yang utuh terhadap
pelaksanaan sistem zonasi PPDB dan implikasinya pada peningkatan mutu
pendidikan maka penulis menyusun penelitian ini guna mengevaluasi sistem
zonasi PPDB khususnya di Kota Kendari dengan mengfokuskan penelitian pada
beberapa indikator-indikator pendukung sistem zonasi PPDB ini, yang mana telah
digambarkan pada diagram alir berikut.

16
Gambar 1. Kerangka Berfikir

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2021 sampai dengan November
2021. Lokasi penelitian ini berada di Kota Kendari, yang terletak di jazirah
tenggara pulau Sulawesi. Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan,
mengelilingi teluk kendari dan terdapat satu pulau, yaitu pulau bungkutoko, secara
geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 3⁰54’40’’-
4⁰5’5’’ lintang selatan dan 122⁰26’33”-122⁰39’14” bujur timur.
Berdasarkan letak geografinya, wilayah kota kendari terletak dibagian
tenggara pulau Sulawesi. Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan,
mengelilingi Teluk Kendari. Berdasarkan posisi geografis Kota Kendari wilayah
kajian yang akan diteliti memiliki batasan-batasan sebagai berikut :
1. Sebelah Utara yaitu Kabupaten Konawe.
2. Sebelah Timur yaitu Teluk Kendari.
3. Sebelah Selatan yaitu sebagian Kabupaten Konawe Selatan.
4. Sebelah Barat yaitu sebagian Kabupaten Konawe Selatan dan sebagian
Kabupaten Konawe.

18
Gambar 2. Peta lokasi Penelitian

19
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat yang digunakan dalam penelitian
Tabel 2. Alat yang digunakan pada penelitian
No. Alat Kegunaan
1. Komputer Digunakan untuk menyimpan dan mengolah data
2. ArcGis 10.3 Digunakan untuk pengolahan data
Digunakan untuk mencatat data-data lapangan yang
3. Alat tulis
diperoleh
Digunakan untuk mendokumentasikan segala bentuk
4. Kamera
kegiatan penelitian
GPS ( global Digunakan untuk pengambilan titik koordinat
5.
positioning sistem) lapangan
6. Alat cetak (printer) Digunakan untuk mencetak dokumen penelitian
Microsoft office (word, Digunakan untuk pembuatan laporan penelitian,
7.
exel, power point) perhitungan data serta untuk presentasi hasil penelitian

3.2.3. Bahan yang digunakan dalam penelitian


Tabel 3. Bahan yang digunakan pada penelitian
No. Bahan Kegunaan
Data Batas Administrasi Kota Digunakanuntuk mengetahui batasan-batasan
1.
Kendari lokasi yang akan diteliti
Digunakan untuk mengetahui berapa siswa
2. Data lulusan SD dan SMP
baru yang akan mendaftar ke SMP dan SMA.
Data jumlah Sekolah SMP dan Digunakan untuk mengetahui jumlah sekolah
3.
SMA yang berada di Kota Kendari
Digunakan untuk mengetahui daya tampung
4. Data atribut Sekolah
sekolah
Digunakan untuk mengetahui sebaran usia
5. Data usia sekolah
sekolah di Kota Kendari
Digunakan untuk mengetahui sistem zonasi
6. Data PPDB
sekolah di Kota Kendari
Citra resolusi tinggi Google Digunakan sebagai bahan dalam analisis
7.
earth buffer dan overlay
8. Data titik koordinat sekolah Digunakan untuk mengetahui lokasisekolah

3.3. Data Penelitian


Secara umum, data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dari objek penelitian baik melalui survey terestrial maupun diperoleh langsung

20
dengan menggunakan metode penginderaan jauh dan SistemInformasi Geografis,
sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui instansi
pemerintah yang terkait.

3.3.1.Data Primer Penelitian


Pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Data Citra Resolusi Tinggi Google Earth Tahun 2020 yang diunduh
secara gratis melalui aplikasi SASplanet.
2. Data titik koordinat sekolah yang diperoleh dari masing-masing
sekolah.
3. Data atribut sekolah yang diperoleh dari masing-masing sekolah.

3.3.2. Data Sekunder Penelitian


Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini yaitu diperoleh dengan
cara sebagai berikut :
1. Data diperoleh menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap
sbanyak jurnal serta buku yang berhubungan dengan penelitian.
2. Data jumlah SMP dan SMA Kota Kendari yang diperoleh dari instansi
terkait.
3. Data PPDB sistem zonasi tingkat SMP dan SMA Kota Kendari yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan.
4. Data usia sekolah tingkat SMP dan SMA di Kota Kendari yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan.
5. Data lulusan SDdan SMP tahun ajaran 2020/2021 yang diperoleh dari
Dinas Pendidikan.
6. Data penduduk usia sekolah di Kota Kendari.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kali ini yang dibutuhkan adalah data primer dan data
sekunder. Maka prosedur pengambilan data dengan menggunakan pendekatan
penelitian lapangan yaitu dengan cara:

21
3.4.1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan merupakan suatu proses memperoleh atau
mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang
dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis. Pengumpulan
data awal merupakan proses pengumpulan data lapangan yang meliputi
perolehan data peta dan citra satelit serta pengolahannya atau menganalisis
data. Pengolahan atau analisis data ini dilakukan setelah data terkumpul semua
yang kemudian dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya
melalui analisis tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (filed research) dengan
model penelitian evaluasi, yaitu proses untuk mendiskripsikan dan menilai
suatu program dengan menggunakan kriteri tertentu. Hal ini akan memudahkan
peneiliti dalam menilai apakah suatu program sudah sesuai dengan ketentuan
atau tidak. Adapun jenis evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
untuk perbaikan dan pengembangan program yang sedang berjalan. Penelitian
ini akan melihat bagaimana pelaksanaan program zonasi sekolah khususnya
pada jenjang SMP dan SMA sederajat di Kota Kendari dengan mengkaji
peraturan pemerintah mengenai zonasi sekolah.
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah berupa data
primer dan data sekunder yang dikumpulkan sebagai berikut.Data primer
merupakan data yang dikumpulkan melalui survey langsung di lapangan untuk
mendapatkan informasi ketersediaan sekolah serta wawancara dengan
masyarakat setempat.Sedangkan data sekunder merupakan data yang
didapatkan dari dinas-dinas setempat yang terkait dengan data yang diperlukan.

3.4.2.Kajian Pustaka
Studi dokumen dalam penelitian ini, dilaksanakan oleh peneliti dengan
mencari data melalui bahan-bahan pustaka, berupa peraturan pemerintah
mengenai zonasi sekolah dan literatur lainnya yang mendukung penelitian,
peneliti juga menggunakan penelusuran data secara online (internet Searching)

22
untuk membantu peneliti menemukan data-data pendukung lainnya terkait
dengan materi yang sedang diteliti.

3.4.3.Data Instansi
Data instansi merupakan data yang dimiliki oleh pemerintah setempat
yang memiliki tugas dalam bidang tertentu.Dalam perolehan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari instansi terkait seperti
Dinas Pendidikanyang menjadi sumber dalam perolehan data penelitian.

3.4.4.Citra Satelit
Citra satelit merupakan media yang menyediakan data lokasi penelitian
yang menjadi sumber dalam perolehan data sehingga dapat dilakukan
pembatasan wilayah kajian.

3.4.5.Survey Lapangan
Survey lapangan pada penelitian ini dilakukan untuk mengambil titik
koordinat sekolah dilokasi penelitian menggunakan GPS (global positioning
sistem) serta untuk mengambil data-data atribut sekolah yang berkaitan dengan
penelitin ini.

3.4.6.Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan gambaran
pelaksanaan program di lapangan, dalam hal ini peneliti menggunakan tehnik
wawancara dengan beberapa pengurus-pengurus sekolah terkait dengan
pemahaman mengenai zonasi sekolah dan penerapannya di beberapa sekolah
SMP dan SMA sederajat yang telah dipilih oleh peneiliti.

3.5. Teknik Pengolahan Data


Tahap pengolahan data dilakukan untuk menjawab masalah dan tujuan
penelitian, terlebih dahulu data disiapkan melalui tahapan pengolahan data yang
mencakup pembuatan peta lokasi penelitian, pengumpulan data dari Dinas
Pendidikan Kota Kendari dan pengambilan titik koordinat untuk pembuatan peta
sebaran sekolah yang menjadi sasaran penelitian.

23
3.5.1. Pembuatan Peta Lokasi Penelitian
Pembuatan peta lokasi penelitian diolah dengan mengekstrak data dari
peta administrasi Kota Kendari 2020. Informasi yang diperoleh adalah batas
administrasi masing-masing Kecamatan dalam lokasi penelitian yaitu
Kecamatan Mandonga, Kecematan Baruga, Kecematan Puuwatu, Kecematan
Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecematan Poasia, Kecematan Abeli,
Kecematan Kambu, Kecematan Kendari, Kecematan Kendari Barat.Metode
yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan teknik
digitasi pada layar monitor (digitasi on screen) menggunakan perangkat lunak
ArcGIS 10.3. Peta lokasi penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai
pembatas wilayah kajian penelitian.

3.5.2. Pengumpulan Data Dinas Pendidikan


Pengumpulan data dari Dinas Pendidikan dilakukan untuk dijadikan
sebagai data atribut sekolah dalam peta sebaran sekolah.

3.5.3. Pembuatan Peta Sebaran Penggunaan Lahan


Pembuatan peta sebaran penggunaan lahan diolah dengan menggunakan
data citra, informasi yang diperoleh adalah sebaran penggunaan lahan di Kota
Kendari. Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah
dengan menggunakan teknik digitasi pada layar monitor (digitasi on screen)
menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.3. Peta sebaran penggunaan lahan
ini selanjutnya akan di overlay dengan data penduduk di Kota Kendari.

3.5.4. Pembuatan Peta Eksisting Sebaran Sekolah


Pembuatan peta eksisting sebaran sekolah dilakukan untuk mengetahui
sebaran sekolah yang ada di Kota Kendari pada tahun 2020. Pembuatan peta
eksisting ini dibuat dengan cara mengambil titik koordinat seluruh sekolah
yang menjadi sasaran penelitian yang ada di Kota Kendari yang kemudian data
koordinat diinput ke dalam Microsoft excel. Setelah disimpan di dalam excel
97-2003 work book, file tersebut dimasukkan ke dalam software arcGIS untuk
dijadikan peta eksisting. Berikut adalah data daftar Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas yang akan menjadi objek penelitian.

24
Tabel 4. Daftar Sekolah Menengah Pertama
No. Nama Sekolah Status
1. SMP Negeri 1 Kendari SMP Negeri
2. SMP Negeri 2 Kendari SMP Negeri
3. SMP Negeri 3 Kendari SMP Negeri
4. SMP Negeri 4 Kendari SMP Negeri
5. SMP Negeri 5 Kendari SMP Negeri
6. SMP Negeri 6 Kendari SMP Negeri
7. SMP Negeri 7 Kendari SMP Negeri
8. SMP Negeri 8 Kendari SMP Negeri
9. SMP Negeri 9 Kendari SMP Negeri
10. SMP Negeri 10 Kendari SMP Negeri
11. SMP Negeri 11 Kendari SMP Negeri
12. SMP Negeri 12 Kendari SMP Negeri
13. SMP Negeri 13 Kendari SMP Negeri
14. SMP Negeri 14 Kendari SMP Negeri
15. SMP Negeri 15 Kendari SMP Negeri
16. SMP Negeri 16 Kendari SMP Negeri
17. SMP Negeri 17 Kendari SMP Negeri
18. SMP Negeri 18 Kendari SMP Negeri
19. SMP Negeri 19 Kendari SMP Negeri
20. SMP Negeri 20 Kendari SMP Negeri
21. SMP Negeri 21 Kendari SMP Negeri
22. SMP Negeri 22 Kendari SMP Negeri
23. SMP Negeri 23 Kendari SMP Negeri

Tabel 5. Daftar Sekolah Menengah Atas


No. Nama Sekolah Status
1. SMAN 1 Kendari SMA Negeri
2. SMAN 2 Kendari SMA Negeri
3. SMAN 3 Kendari SMA Negeri
4. SMAN 4 Kendari SMA Negeri
5. SMAN 5 Kendari SMA Negeri
6. SMAN 6 Kendari SMA Negeri
7. SMAN 7 Kendari SMA Negeri
8. SMAN 8 Kendari SMA Negeri
9. SMAN 9 Kendari SMA Negeri
10. SMAN 10 Kendari SMA Negeri
11. SMAN 11 Kendari SMA Negeri

25
3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Buffer


Teknik analisis buffer yang merupakan konsepsi fungsi atau fasilitas yang
digunakan dalam pekerjaan analisis yang berkaitan dengan regulasi
lingkungan. Buffer merupakan bentuk lain dari teknik analisis yang
mengidentifikasi hubungan suatu titik dengan area disekitarnya. Analisis buffer
sering juga disebut sebagai proximity analysis (analisis faktor kedekatan).
Proximity analysis merupakan proses analisis yang biasa digunakan dalam
penentuan site/lahan untuk keperluan strategi pemasaran dalam
bisnis/perdagangan. Fungsi buffer ini dapat ditemui pada setiap aplikasi SIG
termasuk ArsGIS. Buffer merupakan bentuk zona yang mengarah keluar dari
sebuah objek pemetaan baik itu sebuah titik, garis atau area (Prahasta, 2002).
Pembuatan buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi
suatu objek spasial dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi,
zona-zonayang terbentuk secara garis ini digunakan untuk mengidentikasi
kedekatan-kedekatan spasial suatu objek peta terhadap objek-objek yang
berada di sekitarnya. Bentuk-bentuk buffer dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. (a) Bentuk buffer titik, (b) Bentuk buffer garis, (c) Bentuk buffer area

Berdasarkan bentuk-bentuk buffer yang ada di atas dan kesesuaian


dengan ketersediaan data, analisis buffer yang dipilih adalah buffer dengan
bentuk titik. Pemilihan bentuk ini didasarkan pada data yang nantinya akan
diambil merupakan data titik (point) dari lokasi masing-masing sekolah
sehingga dapat dilakukan buffer dengan jarak 0 m - 1.700 m. Penentuan titik-
titik yang ada, diambil dengan menggunakan GPS sehingga menjadi ground
control point (GCP). Secara umum, GCP sendiri dapat diartikan sebagai titik-
titik koordinat dari suatu objek yang ada di permukaan bumi dan memberikan

26
informasi terkait dengan titik yang diambil tersebut. Pembagian wilayah zonasi
mempertimbangkan rasio daya tampung dengan jumlah peserta didik pada
wilayah tersebut. Klasifikasi zonasi terdiri dari dalam zona dan luar zona..
Dalam zona adalah kelurahan di mana satuan pendidikan itu berada, dan
kelurahan yang berada di sekitar satuan pendidikan. Selain itu, dipergunakan
untuk pembobotan pada penentuan nilai akhir peringkat. Ketentuan kuota
PPDB sebagai berikut : 1. Jalur zonasi paling sedikit 80% dari kuota daya
tampung satuan pendidikan. 2. Jalur afirmasi paling banyak 15% dari kuota
daya tampung satuan pendidikan. 3.Jalur perpindahan tugas orang tua/wali
paling banyak 5% dari daya tampung sekolah. Dalam hal masih terdapat sisa
kuota dari pelaksanaan tiga jalur tersebut maka Pemerintah Daerah dapat
membuka jalur prestasi.
Hasil dari buffer dengan menggunakan GCP tersebut nantinya akan
dibandingkan dengan hasil dari analisis overlay.

3.6.2. Analisis Overlay


Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan
menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama
atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan
data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru (Handayani,
dkk, 2005). Overlaymerupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data
spasial baru, dimana layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal
dua layer yang menjadi masukkannya.
Hasil dari overlay dengan menggunakan data sebaran penggunaan lahan
dan data usia sekolah di Kota Kendari nantinya akandibandingkan dengan hasil
analisis buffer yang akan menjadi bahan/data dalam evaluasi Sistem Zonasi
Sekolah melalui analisis deskripsi.

3.6.3. Analisis Deskriptitf


Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

27
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Soejono &
Abdurrahman,1999). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif yang merupakan proses penggambaran daerah
penelitian.
Dalam penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang faktor- faktor
permasalahan Sistem Zonasi Sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan. Hasil dari analisis buffer dan analisis overlay yang terkumpul
dalam penelitian ini dianalisa dengan metode analisis deskriptif untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena- fenomena yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
Hasil dari penelitian ini akan diperoleh gambaran sistem zonasi sekolah di
Kota Kendari menggunakan analisis SIG yang nantinya akan dibandingkan
dengan peraturan pemerintah yang kemudian akan dianalisa menggunakan
metode analisis deskriptif untuk menjelaskan keadaan dari masalah yang
diteliti.

28
3.7. Diagram Alir

mulai

input

Proses

Hasil

Gambar 4.Diagram alir

29
3.8. Jadwal Penelitian

Tabel 6. Jadwal Penelitian


Juli Agustus September Oktober November
No. Jenis Kegiatan
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan
Proposal
2 Seminar Proposal
3 Revisi
4 Persiapan Penelitian

5 Pra Pengolahan
6 Kerja Lapangan
7 Pengolahan Data
8 Analisis
9 Penyusunan Hasil

10 Draft Skripsi
11 Draft Jurnal
12 Penyusunan Skripsi

13 Skripsi

37
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Kondisi Geografis Lokasi Penelitian


Kota Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara,
secara astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara
3o54’40’’ dan 4o5’05’’ Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke
Timur di antara 122026’33’’ dan 122o39’14’’ Bujur Timur (BT). Berdasarkan
letak geografisnya, wilayah Kota Kendari terletak di bagian Tenggara Pulau
Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi
Teluk Kendari. Luas wilayah daratan Kota Kendari 271,76 km2 atau 0,7
persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jumlah penduduk
345,107 jiwa dan kepadatan penduduk sekitar 1,270 jiwa per km2. Dengan
ketinggian rata-rata 30 MDPL, Kota Kendari merupakan wilayah beriklim
tropis. Suhu udara di Kota Kendari berkisar antara 19,58 0-32,830 C dengan
suhu rata-rata sekitar 26,200 C. Kota Kendari mengalami musim hujan sekitar
bulan November hingga Maret dan musim kemarau sekitar bulan Mei hingga
September. Sedangkan di bulan April dan Oktober, Kota Kendari mengalami
musim peralihan atau disebut juga musim pancaroba. Pada musim ini, arus
angin tidak menentu dan hujan yang turun tidak merata. Kota Kendari
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara yaitu Kabupaten Konawe.
2. Sebelah Timur yaitu Teluk Kendari.
3. Sebelah Selatan yaitu sebagian Kabupaten Konawe Selatan.
4. Sebelah Barat yaitu sebagian Kabupaten Konawe Selatan dan sebagian
Kabupaten Konawe.
Kota Kendari secara administratif memiliki 64 Kelurahan dari 11
Kecamatan, adapun 11 Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Baruga,
Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Poasia, Kecamatan Nambo, Kecamatan

39
Kambu, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Kendari, Kecamatan Abeli, Kecamatan Wua-Wua, dan Kecamatan Kadia.
Adapun luas Kecamatan yang berada di Kota Kendari dapat di lihat pada tabel
berikut.

Tabel 7. Luas kecamatan yang berada di Kota Kendari

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)

1. Kecamatan Poasia 42,91


2. Kecamatan Puuwatu 43,51
3. Kecamatan Kambu 22,1
4. Kecamatan Mandonga 21,74
5. Kecamatan Abeli 13,9
6. Kecamatan Wua-wua 10,79
7. Kecamatan Kadia 6,48
8. Kecamatan Nambo 25,32
9. Kecamatan Kendari Barat 21,12
10. Kecamatan Kendari 14,48
11. Kecamatan Baruga 49,41

4.1.2. Distribusi Sekolah Menengah Pertama Dan Sekolah Menengah


Atas Di Kota Kendari
Distribusi zonasi sekolah menengah pertama didasarkan pada
petunjuk teknis (JUKNIS) yang diputuskan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kepemudaan Dan Olahraga Kota Kendari, tentang Petunjuk Teknis
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar
Dan Sekolah Menengah Pertama Lingkup Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan
Olahraga Kota Kendari Tahun Pelajaran 2021/2022, yang di dalamnya telah
diatur PPDB sistem zonasi dengan pembagian wilayah zonasi sekolah
menengah pertama yang mempertimbangkan jarak terdekat tempat tinggal
calon peserta didik serta daya tampung satuan pendidikan dengan kouta 50%
dari total daya tampung satuan pendidikan merupakan PPDB jalur zonasi.

39
Berikut ini adalah pembagian wilayah zonasi Sekolah Menengah
Pertama di Kota Kendari.

Tabel 8. Pembagian wilayah zonasi dan daya tampung Sekolah Menengah


Pertama di Kota Kendari

NO. DAYA
SEKOLAH SASARAN KELURAHAN KECAMATAN
TAMPUNG
SMP Negeri 1 Kendari 224 1. Kemaraya Kendari Barat
SMP Negeri 8 Kendari 224 2. Lahundape Kendari Barat
3. Watu-Watu Kendari Barat
4. Alolama Mandonga
1.
5. Anggilowu Mandonga
6. Labibia Mandonga
7. Mandonga Mandonga
8. Wawombalata Mandonga
SMP Negeri 18 Kendari 126 1. Gunung Jati Kendari
SMP Negeri 2 Kendari 320 2. Jati Mekar Kendari
3. Kandai Kendari
4. Benu-Benua Kendari Barat
2. 5. Dapu-Dapura Kendari Barat
6. Puungaloba Kendari Barat
7. Sanua Kendari Barat
8. Sodoha Kendari Barat
9. Tipulu Kendari Barat
SMP Negeri 13 Kendari 224 1. Lalodati Puuwatu
SMP Negeri 3 Kendari 320 2. Punggolaka Puuwatu
3. 3. Tobuuha Puuwatu
4. Puuwatu Puuwatu
5. Watulando Puuwatu
SMP Negeri 4 Kendari 352 1. Anaiwoi Kadia
SMP Negeri 9 Kendari 350 2. Bende Kadia
SMP Negeri 17 Kendari 224 3. Kadia Kadia
SMP Negeri 19 Kendari 64 4. Pondambea Kadia
5. Anawai Wua-Wua
4.
6. Bonggoeya Wua-Wua
7. Mataiwoi Wua-Wua
8. Wua-Wua Wua-Wua
9. Korumba Mandonga
10. Wawowanggu Kadia
SMP Negeri 5 Kendari 352 1. Anggoeya Poasia
SMP Negeri 20 Kendari 192 2. Anduonohu Poasia
5. 3. Rahandouna Poasia
4. Wundumbatu Poasia
5. Matabubu Poasia
SMP Negeri 6 Kendari 192 1. Mata Kendari
SMP Negeri 16 Kendari 96 2. Purirano Kendari
3. Kampung Salo Kendari
6.
4. Kendari Caddi Kendari
5. Kessilampe Kendari
6. Mangga Dua Kendari

39
Tabel 8. Pembagian wilayah zonasi dan daya tampung Sekolah Menengah
Pertama di Kota Kendari (lanjutan)

DAYA
NO. SEKOLAH SASARAN KELURAHAN KECAMATAN
TAMPUNG
SMP Negeri 7 Kendari 256 1. Nambo Nambo
SMP Negeri 11 Kendari 128 2. Petoaha Nambo
SMP Negeri 14 Kendari 224 3. Sambuli Nambo
4. Tondonggeu Nambo
5. Tobimeita Nambo
6. Lapulu Abeli
7. Poasia Abeli
7. 8. Puday Abeli
9. Talia Abeli
10. Abeli Abeli
11. Anggalomelai Abeli
12. Benua Nirae Abeli
13. Bungkutoko Nambo
SMP Negeri 10 Kendari 256 1. Baruga Baruga
SMP Negeri 12 Kendari 256 2. Lepo-Lepo Baruga
SMP Negeri 15 Kendari 160 3. Wundudopi Baruga
SMP Negeri 21 Kendari 32 4. Watubangga Baruga
8. SMP Negeri 22 Kendari 32 5. Mokoau Kambu
SMP Negeri 23 Kendari 128 6. Padaleu Kambu
7. Kambu Kambu
8. Lalolara Kambu
9. Abeli Dalam Puuwatu

Distribusi zonasi Sekolah Menengah Atas di dasarkan pada


PERMENDIKBUD Republik Indonesia No 1 Tahun 2021 Tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Dan Sekolah
Menengah Kejuruan. Yang di dalamnya telah diatur mengenai PPDB sistem
zonasi Sekolah Menengah Atas yang mempertimbangkan jarak terdekat
tempat tinggal calon peserta didik serta daya tampung satuan pendidikan
dengan 50% dari total daya tampung satuan pendidikan merupakan PPDB
jalur zonasi.

39
4.1.3. Identifikasi Sistem Zonasi Sekolah Melalui SIG
Pada penelitian ini sekolah yang menjadi fokus penelitian untuk
diidentifikasi sistem zonasi mengganakan SIG terdiri dari SMP Negeri dan
SMA Negeri di Kota Kendari.

4.1.3.1. Sebaran Sekolah Menengah Pertama


Untuk mengidentifikasi sistem zonasi sekolah menengah pertama
menggunakan SIG, terlebih dahulu dilakukan pembuatan sebaran sekolah
menengah pertama yang ada di Kota Kendari, ditemukan bahwa terdapat
23 SMP Negeri yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kota Kendari.
Adapun sebaran sekolah menengah pertama dapat dilihat pada gambar
berikut.

39
Gambar 5. Peta sebaran lokasi Sekolah Menengah Pertama

39
4.1.3.2. Sebaran Sekolah Menengah Atas
Untuk mengidentifikasi sistem zonasi sekolah menengah atas
menggunakan SIG, terlebih dahulu dilakukan pembuatan sebaran sekolah
menengah atas yang ada di Kota Kendari, ditemukan bahwa terdapat 11
SMA Negeri yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kota Kendari.
Adapun sebaran sekolah menengah atas dapat dilihat pada gambar berikut.

39
Gambar 6. Peta sebaran lokasi Sekolah Menengah Atas

39
4.1.4. Buffer Sebaran Sekolah
Buffer merupakan suatu analisis yang di gunakan untuk menentukan
jarak atau mengidentifikasi daerah cakupan (range). Analisis buffer yang
digunakan merupakan buffer dengan bentuk titik, pemilihan bentuk ini
didasarkan pada data yang nantinya akan diambil merupakan data titik (point)
dari lokasi masing-masing sekolah. Buffer sebaran sekolah dilakukan untuk
menentukan jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan lokasi pada peta
sebaran SMP Negeri, adapun penentuan jarak buffer dilihat berdasarkan data
terakhir pada penerimaan calon peserta didik baru melalui jalur zonasi,
sehingga diperoleh jarak peneriman calon peserta didik terjauh dengan jarak
1,7 km. Analisis buffer juga dilakukan pada penentuan jarak tempat tinggal
calon peserta didik dengan satuan pendidikan tingkat SMA Negeri, untuk
penentuan jarak buffer dilihat berdasarkan data terakhir pada peneriman calon
peserta didik melalui jalur zonasi, sehingga diperoleh jarak calon peserta didik
terjauh dengan jarak 1,7 km. Untuk memperjelas hasil buffer jarak tempat
tinggal calon peserta didik terhadap sebaran sekolah dapat dilihat pada gambar
berikut.

39
Gambar 7. Peta Buffer Sebaran Sekolah Menengah Pertama di kota Kendari

39
Gambar 8. Peta Buffer Sebaran Sekolah Menengah Atas di kota Kendari

39
4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Buffer


Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek
pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (polygon). Dengan membuat
buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi suatu
obyek spasial dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Berdasarkan
hasil analisis buffer pada peta sebaran SMP Negeri dan SMA Negeri, di
peroleh dalam radius zonasi 1,7 km terdapat wilayah yang termaksud dalam
zonasi buffer merupakan wilayah yang tidak terdapat penduduk di dalamnya.

4.2.2. Buffer Berdasarkan Batas Kelurahan


Berdasarkan data pembagian wilayah zonasi sekolah, perlu dilakukan
pemotongan hasil buffer berdasarkan batas kelurahan, untuk mengetahui
kelurahan yang termaksud dalam zonasi sebaran sekolah. Analisis buffer
berdasarkan batas kelurahan akan di jelaskan menggunakan tabel, dan
deskripsi terkait luasan kelurahan yang termaksud dalam zonasi satuan
pendidikan. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan berdasarkan tingkat satuan
pendidikan sebagai berikut :

4.2.2.1. Satuan Pendidikan Tingkat SMP Negeri


Berdasarkan hasil analisis buffer dari sebaran SMP Negeri, diperoleh
zonasi sekolah yang melingkupi 64 kelurahan yang berada di Kota
Kendari dengan luasan yang berbeda-beda. Luasan zonasi terbesar
terdapat pada Kelurahan Baruga dengan luas zonasi 1239,49 Ha yang
termaksud pada zonasi SMPN 12 Kendari, SMPN 22 Kendari, SMPN 23
Kendari. Kemudian untuk luasan zonasi terkecil terdapat pada Kelurahan
Tipulu dengan luasan zonasi 2,24 Ha yang terdapat pada zonasi SMPN 1
Kendari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

39
Tabel 9. Luasan zonasi berdasarkan kelurahan.

No. Kelurahan Luas zonasi (Ha) Sekolah Menengah Pertama


SMP Negeri 12 Kendari
1. Kelurahan Baruga 1239.49 SMP Negeri 23 Kendari
SMP Negeri 22 Kendari
SMP Negeri 15 Kendari
2. Kelurahan Padaleu 204.28 SMP Negeri 22 Kendari
SMP Negeri 10 Kendari
SMP Negeri 5 Kendari
3. Kelurahan Mokoau 424.40 SMP Negeri 10 Kendari
SMP Negeri 15 Kendari
SMP Negeri 15 Kendari
4. Kelurahan Lepo-Lepo 534.90 SMP Negeri 12 Kendari
SMP Negeri 22 Kendari
SMP Negeri 12 Kendari
5. Kelurahan Wundudopi 361.42
SMP Negeri 4 Kendari
SMP Negeri 7 Kendari
6. Kelurahan Benuanirae 171.21
SMP Negeri 20 Kendari
7. Kelurahan Tondonggeu 180.40 SMP Negeri 11 Kendari
8. Kelurahan Sambuli 286.48 SMP Negeri 11 Kendari
SMP Negeri 12 Kendari
9. Kelurahan Watubangga 338.98 SMP Negeri 23 Kendari
SMP Negeri 21 Kendari
10. Kelurahan Tobimeita 282.36 SMP Negeri 7 Kendari
SMP Negeri 15 Kendari
11. Kelurahan Bonggoeya 227.17 SMP Negeri 12 Kendari
SMP Negeri 4 Kendari
12. Kelurahan Nambo 57.29 SMP Negeri 11 Kendari
SMP Negeri 4 Kendari
13. Kelurahan Wawowanggu 57.87
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 12 Kendari
14. Kelurahan Anawai 349.36 SMP Negeri 4 Kendari
SMP Negeri 19 Kendari
SMP Negeri 10 Kendari
15. Kelurahan Anduonohu 484.30 SMP Negeri 5 Kendari
SMP Negeri 20 Kendari
SMP Negeri 5 Kendari
16. Kelurahan Rahandouna 323.24
SMP Negeri 20 Kendari
SMP Negeri 4 Kendari
17. Kelurahan Anaiwoi 39.46
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 7 Kendari
18. Kelurahan Anggalomelai 170.82
SMP Negeri 14 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
SMP Negeri 19 Kendari
19. Kelurahan Mataiwoi 66.33
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 4 Kendari
SMP Negeri 14 Kendari
20. Kelurahan Abeli 237.18
SMP Negeri 7 Kendari
SMP Negeri 14 Kendari
21. Kelurahan Matabubu 248.97
SMP Negeri 20 Kendari
22. Kelurahan Petoaha 147.58 SMP Negeri 7 Kendari

39
SMP Negeri 20 Kendari
23. Kelurahan Anggoeya 353.41
SMP Negeri 14 Kendari
SMP Negeri 14 Kendari
24. Kelurahan Talia 30.26
SMP Negeri 6 Kendari
25. Kelurahan Pudai 87.11 SMP Negeri 14 Kendari
SMP Negeri 5 Kendari
26. Kelurahan Kambu 523.04 SMP Negeri 10 Kendari
SMP Negeri 15 Kendari
27. Kelurahan Lapulu 55.74 SMP Negeri 14 Kendari
SMP Negeri 10 Kendari
28. Kelurahan Lalolara 229.49
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 6 Kendari
29. Kelurahan Poasia 63.78
SMP Negeri 14 Kendari
SMP Negeri 4 Kendari
30. Kelurahan Wua-Wua 304.92 SMP Negeri 19 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
31. Kelurahan Bungkutoko 92.37 SMP Negeri 6 Kendari
SMP Negeri 12 Kendari
32. Kelurahan Bende 248.96
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 9 Kendari
33. Kelurahan Kadia 201.09 SMP Negeri 19 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
34. Kelurahan Pondambea 80.59 SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 2 Kendari
35. Kelurahan Kandai 35.57 SMP Negeri 18 Kendari
SMP Negeri 6 Kendari
36. Kelurahan Kendari Caddi 58.32 SMP Negeri 6 Kendari
SMP Negeri 6 Kendari
37. Kelurahan Kasilampe 63.01
SMP Negeri 16 Kendari
SMP Negeri 21 Kendari
38. Kelurahan Abeli Dalam 613.43
SMP Negeri 3 Kendari
SMP Negeri 2 Kendari
39. Kelurahan Jati Mekar 25.38 SMP Negeri 18 Kendari
SMP Negeri 6 Kendari
SMP Negeri 18 Kendari
40. Kelurahan Dapu-Dapura 21.95
SMP Negeri 2 Kendari
41. Kelurahan Kampung Salo 22.39 SMP Negeri 6 Kendari
42. Kelurahan Lahundape 84.75 SMP Negeri 1 Kendari
SMP Negeri 1 Kendari
43. Kelurahan Korumba 219.23
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
44. Kelurahan Mandonga 113.88 SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 1 Kendari
SMP Negeri 8 Kendari
45. Kelurahan Anggilowu 88.22
SMP Negeri 1 Kendari
SMP Negeri 13 Kendari
SMP Negeri 8 Kendari
46. Kelurahan Tobuuha 184.45
SMP Negeri 17 Kendari
SMP Negeri 9 Kendari
SMP Negeri 19 Kendari
47. Kelurahan Punggolaka 412.27
SMP Negeri 13 Kendari

39
SMP Negeri 8 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
SMP Negeri 9 Kendari
48. Kelurahan Purirano 182.48 SMP Negeri 16 Kendari
SMP Negeri 16 Kendari
49. Kelurahan Mata 233.11
SMP Negeri 6 Kendari
50. Kelurahan Tipulu 2.24 SMP Negeri 1 Kendari
51. Kelurahan Watu-Watu 147.10 SMP Negeri 1 Kendari
52. Kelurahan Punggaloba 62.42 SMP Negeri 2 Kendari
53. Kelurahan Benu-Benua 84.85 SMP Negeri 18 Kendari
SMP Negeri 2 Kendari
54. Kelurahan Sodoha 106.74
SMP Negeri 18 Kendari
SMP Negeri 18 Kendari
55. Kelurahan Sanua 122.79
SMP Negeri 2 Kendari
SMP Negeri 16 Kendari
56. Kelurahan Mangga Dua 214.97 SMP Negeri 6 Kendari
SMP Negeri 18 Kendari
SMP Negeri 18 Kendari
57. Kelurahan Gunung Jati 242.85 SMP Negeri 6 Kendari
SMP Negeri 2 Kendari
SMP Negeri 3 Kendari
58. Kelurahan Puuwatu 824.11 SMP Negeri 19 Kendari
SMP Negeri 21 Kendari
SMP Negeri 1 Kendari
59. Kelurahan Kemaraya 382.38
SMP Negeri 8 Kendari
SMP Negeri 8 Kendari
60. Kelurahan Alolama 186.68 SMP Negeri 13 Kendari
SMP Negeri 1 Kendari
SMP Negeri 3 Kendari
SMP Negeri 13 Kendari
61. Kelurahan Watulondo 565.45
SMP Negeri 19 Kendari
SMP Negeri 17 Kendari
SMP Negeri 13 Kendari
62. Kelurahan Wawombalata 469.20
SMP Negeri 8 Kendari
SMP Negeri 8 Kendari
63. Kelurahan Lalodati 274.79
SMP Negeri 13 Kendari
64. Kelurahan Labibia 15.74 SMP Negeri 13 Kendari

39
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M. Z., & Asrori, A. 2018.Peranan Sekolah Kawasan Berbasis Sistem


Zonasi Dalam Pembentukan Karakter Di SMP Negeri 15 Kedung Cowek
Surabaya. TADARUS, 7(1).

al Ghozali, M. F., Achmadi, S., & Zahro, H. Z. 2020. Pemanfaatan Sistem


Informasi Geografis Untuk Pemetaan Sekolah Sma/SMK Di Kota Malang
Berbasis Web. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 4(2), 230-238.

39
Apriyanto, A. F., Kresnawati, D. K., &Purnawan, B. 2019. Penentuan Radius
Zona Terdekat Dan Domisili Calon Siswa Sekolah Menengah Atas Menurut
Ppdb Menggunakan Geocoding Dengan Metode Address Locator Dan
Pengembangan Aplikasi Webgis. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Teknik Geodesi, 1(1).

Asfiati, A., & Mahdi, N. I. 2020. Merdeka Belajar bagi Anak Kebutuhan Khusus
di SLB Kumala Indah Padangsidimpuan. KINDERGARTEN: Journal of
Islamic Early Childhood Education, 3(1), 59-69.

Asri.,&Febrirurahmy, M. 2019. Pengaruh Sistem Zonasi Terhadap Kualitas


Pendidikan Di Indonesia.

Aqli, W. 2010.Analisa buffer dalam sistem informasi geografis untuk


perencanaan ruang kawasan. Informasi dan Ekspose hasil Riset Teknik
SIpil dan Arsitektur, 6(2).

Handayani, D., Soelistijadi, R., & Sunardi.2005. Pemanfaatan Analisis Spasial


untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografi. Studi Kasus
Kabupaten Pemalang. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, 10(2), 108-116.

Hasbullah, H., & Anam, S. 2019. Evaluasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru (Ppdb) Di Tingkat Sekolah Menengah
Pertama Negeri (Smpn) Di Kabupaten Pamekasan. Reformasi, 9(2), 112-
122.

Iman, R. N. 2019. Pemetaan Zonasi Sekolah Menengah Atas Negeri Untuk Ppdb
Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kota Bandung (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Edisi V.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2018. Sistem Zonasi Strategi


Pemerataan Pendidikan yang Bermutu dan Berkeadilan.

Marini, K., & Utoyo, B. 2019.Menimbang Kembali Kebijakan Sistem Zonasi


Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru di Bandar Lampung. Jurnal
Administrativa, 1(1), 87-100.

Permendikbud, R. I. No. 14. 2018. Tentang PPDB Pada Taman Kanak-Kanak,


Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
Sekolah Menengah Kejuruan, Atau Bentuk Lain Yang Sederajat.

Permendikbud, R. I. No. 44. 2019. Tentang Sistem Zonasi Pada Penerimaan


Peserta Didik Baru Tahun 2020.

39
Prahasta, E. 2002.Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Informatika,
Bandung.

Prahasta, E. 2009.Sistem informasi geografis konsep-konsep dasar. Bandung:


Informatika Bandung.

Prayoga, P. B. 2019. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web


untuk Menentukan Zonasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)(Studi Kasus: Kota
Malang) (Doctoral dissertation, ITN Malang).

Soejono, A., & Abdurrahman, H. 1999. Metode Penelitian Suatu Pemikiran Dan
Penerapan. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang. No 26. 2007. Tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia. No 20. 2003.Tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

Wahyuni, D. 2019. Permasalahan Dan Upaya Perbaikan Sistem Zonasi Dalam


Penerimaan Peserta Didik Baru 2019. Jurnal Info Singkat, 11.

Winoto, S., Fadlil, A., & Umar, R. 2019.Perancangan Sistem Penerimaan Peserta
Didik Baru Jalur Zonasi Dengan Sistem Informasi Geografis (GIS)
Berbasis Mobile. Prosiding Semnastek 2019, 1(1).

Wulandari, D., Hasyim, A., & Nurmalisa, Y. 2018. Pengaruh Penerimaan


Peserta Didik Baru Melalui Sistem Zonasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi, 7(1).

Yaqin, A. (2021). Pendidikan Multi Kultural.LKIS Pelangi Aksara.

39
39

Anda mungkin juga menyukai