MINI RISET
Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasih-Nyalah proposal ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Ada pun proposal ini disusun, untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Proposal ini diberi judul
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas
VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015.
Penulis berharap dengan disusunnya proposal ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan .
Penulis menyadari proposal ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis
Medan,
Oktober 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Riwayat Hidup
Kata pengantar
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Lampiran
ix
BAB I PENDAHULUAN
iv
10
10
10
12
14
14
15
15
16
17
19
20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
22
22
22
24
24
24
25
25
25
26
27
27
28
31
31
vi
31
33
34
34
BAB V PENUTUP
36
5.1 Kesimpulan
36
5.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
38
DAFTAR LAMPIRAN
39
vii
DAFTAR TABEL
18
24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Sub Materi Pokok Suhu dan
Pengukurannya
28
31
32
Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
33
33
34
viii
DAFTAR GAMBAR
18
23
ix
DAFTAR LAMPIRAN
39
57
58
61
63
65
67
69
Lampiran 9 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
eksperimen
70
Lampiran 10 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
kontrol
72
74
77
Lampiran 13 : Uji Homogenitas untuk nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol
80
Lampiran 14 : Uji Homogenitas untuk nilai postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol
81
Lampiran 15 : Uji Hipotesis (Uji t dua pihak ) nilai pretes kelas eksperimen dan
kelas kontrol
82
Lampiran 16 : Uji Hipotesis (Uji t satu pihak ) nilai postes kelas eksperimen dan
kelas kontrol
85
89
94
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk
maju, sejatera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.( H.Fuad Ihsan.2008:2)
Kwalitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini
bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang
masih belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.
Menurut Dr.Berry Priyono, bekal yang dicapai dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk
dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan seringkali
terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.(kunandar.2009:1)
Fisika telah mendasari perkembangan berbagai produk teknologi yang memudahkan
kehidupan manusia. Namun hal ini jarang terkomunikasikan pada pembelajaran siswa di
kelas yang mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan produk teknologi yang telah
dikembangkan. Kebanyakan mereka tidak sadar bahwa produk teknologi yang mereka
gunakan, dasarnya adalah konsep fisika yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang
mengajak siswa untuk belajar mengaplikasikan konsep fisika yang dipelajari dalam membuat
suatu karya. Padahal ketika siswa tahu bahwa konsep fisika yang dipelajarinya sangat
berguna dan besar perannya dalam me-ngembangkan berbagai produk teknologi, maka sudah
tentu motivasi siswa untuk mempelajari fisika akan tumbuh. Ketika motivasi siswa meningkat maka sudah tentu mereka akan terlibat dalam pembelajaran fisika secara sungguhsungguh dan antusias. Sangatlah penting untuk senantiasa memberikan motivasi kepada
siswa pada setiap awal pelaksanaan pembelajaran fisika. Banyak cara yang dapat ditempuh
untuk memotivasi siswa agar mau belajar fisika secara antusias.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)
Dalam praktik pendidikan, terutama setengah abad terakhir, telah terjadi pergeseran
teori-teori belajar, dari aliran teori belajar behavioristik ke kognitif, dari kognitif ke
konstruktivistik (Mayer, 1992). Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran
konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa
daripada aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus,
pemecahan masalah, diskusi, dan simulasi. Simons dalam Wibowo (2012) menyatakan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan strategi belajar kolaboratif dan konstruktif
yang diposisikan amat penting. Learning together with other learners can be a very
powerful form of learning, in which learners help each others construction processes.
Project-based learning can be development of thinking skills and understanding the other
science. Dewey memandang belajar sebagai process of making determinate the indeterminate experience. Pembelajaran berbasis proyek mengajarkan siswa belajar keterampilan
dengan melalui interaksi dalam kelompok kecil, me- ngidentifikasi masalah bagaimana
mencari informasi relevan dan keterampilan presentasi (Costa, et al., 2007). Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Renata (2008) pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
pemahaman IPA dengan melakukan penyelidikan. Pembelajaran SCL fisika berbasis
proyekdilakukan melalui penyelidikan yang mengacu pada aktivitas siswa. Siswa
mengembangkan ide sendiri terhadap pengetahuan dan pemahaman ilmiah.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)
sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha
peserta didik.(Daryanto.2014)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di
Kelas VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah
diantaranya:
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep fisika
dengan benar.
3. Kurangnya minat belajar siswa.
4. Kurangnya interaksi guru dan siswa.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, maka perli dilakukan pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Percut
Srituan pada semester genap T.A. 2014/2015
2. Materi yang diajarkan adalah Sub Materi Pokok Suhu danPengukurannya
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Projet Base Learning pada
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensial?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
2.1.1.Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok ini bearti bahwa berhasi tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Pandangan seseorang terhadap belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang
berhubungan dengan belajar dan seiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang
belajar. Misalnya, seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan
fakta,akan lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengarikan bahwa belajar sebagai
suatu proses penerapan prinsip.(Daryanto.2010:1)
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh
aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. (Daryanto.2010:2)
2.1.2.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.hasil belajar itu tercermin/terpancar dari kepribadian
siswa berupa perubahan tingkah lakunya setelah mengalami proses belajar mengajar. Ini
bearti, bahwa hasil belajar itu menggambarkan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sedangkan perestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan perbuatan belajar.(Tanjung.2013:11)
2.1.3.Evaluasi Belajar
Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu
progaram. Pekerjaan evaluasi selalu dilakukan dimanapun juga, walaupun kadang-kadang
masih sederhana.
Tujuan dari evaluasi belajar oleh Ratna Tanjung (2013:5) adalah:
a. ditinjau dari siswa
merupaka umpan balik bagi siswa, seberapa jauh pengetahuan telah dikuasai selama
proses belajarnya
merupakan umpan balik bagi orang tua atau wali tentang kemampuan anak-anaknya
Remidiasi siswa
Keberhasilan pendidikan
10
Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan
Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahakan permasalahan
Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahakan problemproblem yang kompleks.
Meningkatkan kolaborasi.
11
Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
2.1.6.4.Langkah-langkah
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
(Project
Based
Learning/PjBL)
Menurut Daryanto (2014:27-28) adalah:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar(Start With Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esesnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan sesuatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar
berusaha agar topik yang dianggap relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek(Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan essensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal(Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain :
12
Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungkan
dengan proyek
Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaian proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil(Asses the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standart,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman(Evaluate the Experiance)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik me;akukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik di minta untuk mengunkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2.1.7.Pembelajaran Konvensional
Pengajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru
sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar
dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. Pada umumnya terdiri dari metode ceramah,
Tanya-jawab, dan pemberian tugas.
13
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar paling tradisional dan telah lama
dilaksanakan oleh para guru. Dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan
lisan guru pada siswa. Metode ini degunakan apabila pelajaran tersebut banyak mengandung
hal-hal yang memerlukan penjelasan dari guru. Metode ini hendaknya digunakan bersamasama metode lain, seperti metode tanya jawab. Pada metode ceramah, siswa dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik. Agar siswa tetap berperan secara aktif dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik.
Siswa hendaknya diminta mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap
informasi-informasi tertentu.
Metode ini tidak jelek apabila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung dengan alat dan media, serta memerhatikan batas-batas penggunaanya.
Keterbatasan metode ceramah ini adalah:
a. keberhasilan siswa tidak terukur
b. perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
c. peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
d. materi kurang terfokus
e. pembicaraan sering melantur
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna
memcahkan suatu masalah, memperjelas suatu bahan serta pelajaran dan mencapai
kesepakatan. Melalui metode ini, berbagai keterampilan, seperti bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menyimpulkan dapat di kembangkan.
Demikian pula, keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran,
kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode
ini.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
14
bersama
d. mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahakan masalah berdasarkan pertimbangan yang saksama
Kelebihan metode diskusi adalah:
a. menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
(Hamdani.2011:278-279)
2.1.8.Materi Pelajaran
Suhu dan Pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi
kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.
Perubahan sifat fisis zat karena dipanaskan disebut sifat termometrik zat. Misalnya
perubahan volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik logam, tekanan gas pada volume
tetap dan warna kawat berpijar. Berdasarkan sifat termometrik zat inilah dibuat suatu alat
untuk mengukur suatu benda disebut termometer.
2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu
Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda atau
sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan sifat dasar suatu bahan yang
berubah secara teratur tehadap suhu. Sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur
terhadap suhunya tersebut dinamakan sifat termometrik. Terdapat beberapa sifat termometrik
bahan yang dapat digunakan untuk membuat termometer, di antaranya volume zat cair,
panjang logam, hambatan listrik, gaya gerak listrik, dan warna pijar kawat.
Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai
karakterstik linier, yaitu, hubungan sifat termometrik bahan adalah linier dengan suhu dan
mengikuti persamaan dibawah ini.
15
t (x) = ax + b
Dengan
t = suhu
x = sifat termometrik
a,b = konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan
1. Jenis jenis Termometer
Karena terdapat beberapa sifat termometrik bahan, maka tentu termometer juga
terdapat dalam beberapa jenis. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis termometer.
Sifat Termometrik
Raksa
-39-500
-270-1,500
Hambatan Platina
Hambatan Listrik
-200-1,200
Termokopel
-250-1,500
Pirometer
Intensitas Cahaya
2.8.2Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah suatu kegiatan untuk menetapkan skala termometer
dengan menggunakan tanda-tanda tertentu. Terdapat empat langkah untuk mengkalibrasi
termometer, yaitu:
1. Menentukan titik tetap bawah
Biasanya titik tetap bawah suatu termoeter adalah titik beku (titik lebur) air murni
pada tekanan atmosfer standar 1 atm, dan titik tetap bawah ini digunakan sebagai acuan
pengukuran suhu terendah termometer tersebut. Sebagai contoh, titik tetap bawah termometer
Celsius ditandai dengan skala nol (0oC).
2. Menentukan titik tetap atas
16
Umumnya titik tetap atas suatu termometer adalah titik didih air murni pada tekanan 1
atm dan titik tetap atas ini digunakan sebagai acuan pengukuran suhu tertinggi termometer
tersebut. Sebagai contoh, titik tetap atas termometer Celsius ditandai dengan skala 100
(100oC).
3. Membagi ruang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas thermometer tersebut
menjadi beberapa bagian yang sama. Sebagia contoh, pada termometer Celsius dibagi
menjadi 100 bagian dan tiap bagiannya adalah 1oC.
4. Untuk memperoleh jangkauan pengukuran yang lebih baik, maka skala termometer
dapat diperluas dengan menambahkan skala di bawah titik tetap bawah atau di atas titik tetap
atas.
skala perluasan
titik didih (100oC)
Skala utama
Titik beku (0oC)
Skala perluasan
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (16861736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
17
Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
=9:5
Dengan
TF = suhu dalam skala Fahrenheit
TC = suhu dalam skala Celsius
b. Skala Kelvin
Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat
suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan
disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama
dengan -273,15oC.
Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
TK = TC + 273
Dengan
TK = suhu dalam skala Kelvin
c. Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai
dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
18
Dengan
TR = suhu dalam skala Reamur
catatan
hubungan skala Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin adalah:
TC = 5/4 TR = 5/9 (TF 32) = TK 273
19
Ha =
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara yang digunakan
untuk melakukan suatu penelitian, agar memperoleh hasil yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu
perlakuan terhadap terhadap 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian ini adalah di Kelas VII SMP
Negeri 3 Percut Seituan yang akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2014/2015.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas VII SMP Negeri 3
Percut Seituan yang terdiri dari kelas paralel
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini 2 kelas
yang diambil secara cluster random sampling yaitu penerikan sampel dengan proses
pengacakan yang disajikan sebagai 1 kelas eksperimen (X1) dengan model pembelajaran
Project Base Learning dan 1 kelas kontrol (X2) dengan strategi pembelajaran konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Yang menjadi variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran
Berbasis Proyek ( Project Based Learning).
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Fisika siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Percut Seituan.
21
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar
siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
dengan pembelajaran konvensional.
3.4.2
Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
diberi perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning). Sedangkan
pada kelas kontrol diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Untuk mengtahui hasil belajar siswa, yang diperoleh dengan menerapkan dua perlakuan
tersebut maka pada siswa deberikan tes. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian (Two group, pre-test, pos-test design)
Kelas
Tes awal/pretes
Perlakuan
Tes
akhir/postes
Eksperimen
T1
X1
T2
Kontrol
T1
X2
T2
22
sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Dengan memberi perlakuan pada kelompok
sampel penelitian yang dilakukan melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Agar kedua kelas homogen maka proses penelitian ini dilaksanakan melalui tahap
berikut:
1. Kedua kelas diberi tes awal
2. Kedua kelas diberi materi yang sama
3. Lama penyampaian materi harus sama
4. Guru yang menyampaikan materi adalah sama, yaitu peneliti sendiri
5. Perbedaan hanya terletak pada perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Konvensional
3.5 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut:
3.5.1. Tahap Persiapan
a. Berdiskusi dengan dosen pembimbing.
b. Menyusun instrument soal tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar
3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengambilan sampel dari populasi
b. Membagi sampel menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan mendapatkan data test awal.
c. Melakukan pengolahan data pertes
Yaitu uji normalitas,uji homogenitas, dan uji t 2 pihak
d. Melakukan pengajaran pada kedua kelas
e. Melakukan postes
Setelah pembelajaran selesai, penelitian akan melakukan postes untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
f. Melakukan pengolahan data postes uji t 1 pihak pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Project Based
Learning, kemudian melakukan uji hipotesis.
g. Setelah uji hipotesis diambil kesimpulan
23
SAMPEL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
Pembelajaran Konvensioanl
Postes
Pengolahan/Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
24
No
Pengertian suhu
Pengukuran suhu
Perbandingan
Kemampuan
C1
Konversi
C3
C4
C5
C6
skala
6,
10
skala
pengukuran suhu
Jumlah
Jumlah
1
pengukuran suhu
4
C2
Keterangan : C1 =Pengetahuan/Ingatan
9
1
3
-
10
C4=Analisis
C2=Pemahaman
C5=Sintesis
C3=Aplikasi/Penerapan
C6=Evaluasi
25
validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi.
Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi,
pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak
divalidasi, kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat.
Dan pada akhir perbaikan mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang
bagaimana suatu tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.
3.7. Teknik Pengolahan data
a. Tes Hasil Belajar
Data skor pre-test sebelum perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sebelum mengikuti kegiatan belajar.
Data skor post-tes sesudah perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sesudah mengikuti kegiatan belajar.
b. Lembar Observasi
Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung juga akan dibantu
oleh observer. Adapun perannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman
pada lembar observasi yang disiapkan serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan
yang dilakukan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian pelajaran.
3. 8. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut :
3.8.1. Menghitung skor mentah.
3.8.2. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku.
a) Menentukan nilai rata-rata
26
Keterangan:
Xi
N
X = Mean (rata-rata) nilai siswa
(X
X )2
N 1
Xi X
S
27
3.8.4Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil varians
homogen atau tidak, dengan rumus :
F hitung
S1
S2
Keterangan :
1 = 2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal
siswa pada kelas kontrol.
1
2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol.
28
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :
X1X
1 1
S
n1 n2
s
2
n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2
t t1 1
dimana t1 1
didapat
dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan 0,5 . Untuk harga t lainnya HO ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa t1 1
yang diperoleh berada diantara t1 1 dan t1 1
2
t t1 1
kesimpulan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol. Jika pengolahan data menunjukkan nilai t hitung tidak berada
diantara t1 1
dan t1 1
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa
pada kelas kontrol.
2. Uji kesamaan rata-rata posttest (uji t satu pihak)
Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu
model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis yang diuji
H0 : 1 = 2
berbentuk :
Ha : 1
Keterangan :
1 = 2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, berarti tidak ada
pengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).
29
2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, berarti ada
pengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :
X1X
1 1
S
n1 n2
s
2
n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2
Keterangan :
t = Distribusi t
1 = Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas eksperimen
2 = Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
s12 = Varians kelas eksperimen
s22 = Varians kelas kontrol
s2 = Varians dua kelas sampel
Kriteria pengujiannya adalah : Terima H0, jika
distribusi t dengan peluang (
dimana
) dan dk = n1 + n2 2 dan
H0 ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa
diperoleh lebih dari nilai
kesimpulan bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan
30
model pembelajaran berbasis proyek ) lebih besar dibandingkan hasil belajar fisika siswa
pada kelas kontrol (dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model
pembelajaran berbasis proyek dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa
diperoleh kurang dari nilai
bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek) sama dengan hasil belajar fisika siswa pada kelas kontrol
(dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model pembelajaran berbasis
proyek dikatakan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Nilai
Frekuensi
10
Nilai
Frekuensi
10
20
20
30
30
40
40
50
50
60
60
70
70
80
80
90
90
10
100
100
20
Jumlah
20
Jumlah
Rata-rata
44,00
Rata-rata
43,00
32
Setelah pada sampel diterapkan pembelajaran yang berbeda, dimana kelas eksperimen
diterapkan Model Pembelajaran Project Based Learning dan dikelas kontrol diterapkan
Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil postes sebagai berikut :
B. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Adapun hasil postes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data nilai postes kelas eksperimen
No
Nilai
Frekuensi
10
Rata-rata
Frekuensi
10
20
20
30
30
40
40
50
50
67,00
6
60
60
70
70
80
80
90
90
10
100
100
20
Jumlah
20
Jumlah
Rata-rata
60,00
33
dan postes kedua kelas adalah sebagai berikut, ( perhitungan pada lampiran 11 dan 12 )
Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
No
Data
Kelas
Lhitung
Ltabel
Kesimpulan
Eksperimen
0,1293
Normal
Kontrol
0,0271
Normal
Pre-Test
2
0,190
3
Eksperimen
0,1477
Normal
Kontrol
0,0920
Normal
Post-Test
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data
Sampel
Pretes K. Eksperimen
Varians
Pretes
367,1056
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,578
2,182
Homogen
34
K.Kontrol
232,5625
K. Eksperimen
232,5625
Postes
1,1631
K.Kontrol
Homogen
199,9396
Dari tabel 4.3. dan 4.4. di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi
normal dan homogen, maka telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis
penelitian. (perhitungannya pada lampiran 13 dan lampiran 14)
4.1.3. Uji Hipotesis Data
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t yaitu membedakan rata-rata
hasil post-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning dan Pembelajaran
Konvensional terhadap hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Suhu dan
Pengukurannya di SMP Negeri 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.
Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 38, diperoleh thitung =
1,810 sedangkan ttabel = 1,7915. Karena thitung > ttabel berarti Ha diterima atau Ho ditolak, maka
dapat disimpulkan Ada Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Sub
Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis tertera
pada tabel 4.5. berikut (perhitungan pada lampiran 15 dan lampiran 16)
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t
No
Sampel
Rata-rata
K.Eksperimen
67,00
K.Kontrol
thitung
ttabel
Kesimpulan
1,810
1,7915
Ada pengaruh
60,00
35
Hasil penelitian ini bisa tercapai, karena model pembelajaran project based learning
memiliki langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam
model peningkatan kemampuan berpikir ini bisa membuat hasil belajar siswa meningkat
apabila dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian hipotesis
penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Rata rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 44,00 dengan
standard deviasi 19,16 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar
67,00 dengan standard deviasi 15,25. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
2. Rata rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 43,00 dengan
standard deviasi 15,25 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar 60,00 dengan
standard deviasi 14,14. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan, namun peningkatannya lebih kecil dibandingkan
dengan Model Pembelajaran Project Based Learning.
3. Ada pengaruh yang signifikan dari Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII semester
II SMP Negeri 3 Percut Seituan Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 10,44 %.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1.
Bagi guru fisika yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Project Based Learning
sebaiknya menyediakan alokasi waktu tambahan agar keseluruhan langkah langkah
pembelajarannya dapat terlaksana.
37
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan yang
sama pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning
diharapkan dapat mengkondisikan waktu yang disediakan terkhusus pada tahap inkuiri
dengan mengaitkan setiap materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan konteks
kehidupan sehari-hari siswa.
3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan
pembelajaran yang sama diharapkan sebelum mengakhiri pembelajaran terlebih dahulu
menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran itu agar siswa dapat memahami
pengetahuan yang sebenarnya tentang materi yang baru saja dipelajari oleh siswa.
4. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa Model Pembelajaran
Project Based Learning sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
38
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gaya
Media
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Ihasan,Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Kamajaya. 2014. Fisika untuk kelas X SMA. Bandung: Grafindo
Kunandar.2009. Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sunardi.2008. Fisika Bilingual Untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
39
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VII/Dua
Peminatan
: MIA
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: 1 x 40 menit
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan, peserta
didik dapat:
40
D. Materi Pembelajaran
Suhu dan pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi kinetik
rata-rata partikel dalam suatu benda.Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suhu suatu benda atau sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan
sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur tehadap suhu
Jenis-jenis Skala Termometer
Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,
yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat
skala termometer tersebut.
a. Skala Celsius
Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai
dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
b. Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (16861736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
=9:5
Dengan
TF = suhu dalam skala Fahrenheit
TC = suhu dalam skala Celsius
c. Skala Kelvin
41
Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat
suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan
disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama
dengan -273,15oC.
Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
TK = TC + 273
Dengan
TK = suhu dalam skala Kelvin
d. Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai
dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
=
Dengan
TR = suhu dalam skala Reamur
Konsep
Pengertian pengukuran
Prinsip
Wujud Zat
Suhu
Thermometer
Prosedur
42
E. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
Eksperimen
Tugas
Media
Sumber Belajar
43
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Model Pembelajaran Project Based Learning
Pertemuan I (1 x 40 menit)
Model Pembelajaran
No
Kegiatan Pembelajaran
Project Based
Guru
Learning
1.
(Fase I)
Penentuan
Siswa
Metode
Media/Alat/
Alokasi
Sumber
Bahan
Waktu
Belajar
Kegiatan Pendahuluan
pertanyaan mendasar
Ceramah
2 menit
Mendengarkan
Tanya
3 menit
pertanyaan berupa
dengan baik
Jawab
masalah :
dan menjawab
Mengucapkan salam
Menjawab
pembuka dan
salam dan
mengabsen siswa
absen guru
Mengajukan
pertanyaan
suhu?
guru
Ceramah
Menyampaikan
tujuan
Peserta didik
menyimak
peragaan
44
pembelajaran dan
pengukuran
memotivasi siswa
suhu
agar tertarik
mengikuti proses
Mendengar
pembelajaran
kan dengan
Melaksanakan
baik
pretest
2 menit
45
2.
Kegiatan Inti
Mendengar Ceramah
spidol, white
Menjelaskan
kan dan
board
TERPADU
proyek
mengamati
dia buah
untuk
(Fase II)
pengukurannya
dengan
wadah, air
SMP/MTs
baik
dingin, air
kelas VII
Mendesain
perencanaan
Mengamati
Siwa
mendiskusikan
biasa, termoDemonstras
Mengenai suhu i
Memperlihatkan
dan skala
termometer, air
pengukuran
suhu
dengan
mengatakan bahwa
melalui percobaan
ini kita dapat
mengetahui berapa
suhu dari air
tersebut
5 menit
meter
2 menit
IPA
46
Menyusun jadwal
(Fase III)
Tanya
Menanya
2 menit
jawab
Meminta siswa
LKS
mengajukan
pertanyaan
mengenai alat dan
Menyimak
bahan tersebut
dan
merespon
dengan kata ya
dengan
atau tidak
memberi
pertanyaan
yang
sesuai
Memonitor peserta
dengan
Mencoba
instruksi
(Fase IV)
Membimbing
yang
siswa dalam
diberikan
Ceramah
2 menit
Ceramah
2 menit
pembentukan
kelompok
Membentu
Membagi LKS
pada setiap
kelompok
kelompok
Menerima
47
LKS
Membimbing
Eksperimen
siswa mempelajari
cara pengukuran
10 menit
Melakukan
suhu melalui
percobaan
kegiatan LKS
dan
sesuai dengan
berdiskusi
langkah-langkah
untuk
percobaan
menganalis
is
informasi
dan
mengambil
data yang
Menguji hasil
berhubung
Mengasosiasi
(Fase V)
an dengan
Membimbing
percobaan
tersebut
menganalisis hasil
Ceramah
2 menit
Menganali
percobaan
sis hasil
Membimbing
penelitian
Ceramah
48
siswa membuat
kesimpulan
Tanya
Meminta siswa
menjelaskan hasil
diskusi mereka
Mengevaluasi
pengalaman
Menjelask
an hasil
diskusi
(Fase VI)
Meriview hasil
jawab
3 menit
Tanya
Mengkomunikasikan
2 menit
Membuat
kesimpula
n
diskusi melalui
Menyimak
jawab
2 menit
dan
tanya jawab.
merespon
kegiatan
tanya
jawab
Menguatkan
jawaban siswa dan
memberikan
penjelasan yang
benar tentang
pengukuran suhu
dalam skala
Mendengar
kan dan
menyimak
dengan
baik
Ceramah
2 menit
49
Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan
Kelvin
3.
Kegiatan Penutup
Memberi
tugas
rumah
Mencatat
Ceramah
2 menit
tugas
rumah
Memberi salam
Melaksanakan
postest
Menjawab
salam
2 menit
50
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
No.
Konvensional
1.
Guru
Siswa
Metode
pembelajaran
Alokasi
Bahan
Waktu
Spidol
Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan tujuan
Alat dan
Menjawab salam
Ceramah
White board
1menit
dan mengabsen
(Fase I)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretest
2.
Mendengarkan
Ceramah
9 menit
Ceramah
15 menit
Tanya jawab
10 menit
dengan baik
Kegiatan Inti
Menyajikan informasi
(Fase II)
Mengecek pemahaman
Mendengarkan
penjelasan guru
balik
Bertanya tentang
materi yang telah
dijelaskan
(Fase III)
Memberi soal latihan atau evaluasi.
51
2 menit
mengerjakan soal
3.
Kegiatan Penutup
Memberikan
latihan lanjutan
(Fase IV)
dikerjakan di rumah.
kesimpulan
Ceramah
3 menit
Penugasan
Mengucapkan salam
Melakukan postest
Ceramah
Menjawab salam
5 menit
52
Penilaian
1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)
Medan,
November 2014
Peneliti,
..................................
NIP.
NIM 4123321018
53
: IPA Terpadu
Kelas/Program
: VII/MIA
Kompetensi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kinerja Presentasi
(2)
(3)
Prnsrt
Visual
Isi
(4)
(5)
(6)
Jml
Skor
NilaI
54
11.
12.
13.
14.
15.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
55
Mata Pelajaran
: IPA Terpadu
Kelas/Peminatan
: VII/MIA
Materi Pokok
1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan
Jawaban
Regresi
Bentuk
Data
Penyajian
Kejujuran
Ketelitian
No
Visual
Skor
ratarata
Nilai
56
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dst
57
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PRAKTIK
Tujuan:
1.
Membedakan suhu benda
2.
Menentukan konversi skala termometer
A.
Alat dan bahan:
1.
Baskom/gelas
2 buah
2.
Air hangat
secukupnya
3.
Air dingin
secukupnya
4.
Termometer
B.
1.
2.
Langkah kerja:
Masukan tangan kiri ke baskom yang berisi air dingin!
Masukan tangan kanan ke baskom yang berisi air es!
C.
Pertanyaan:
1. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air dingin?
2. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air es?
3. Dapatkah tanganmu menentukan besarnya suhu air tersebut?
Tangan hanya sebagai indera yang dapat merasakan panas atau dinginnya suatu
zat. Untuk dapat mengetahui nilai atau besarnya suhu suatu zat diperlukan suatu
alat, yaitu
1. Ukurlah suhu ketiga air tersebut menggunakan thermometer! Apa yang kamu
amati?
2. Masukkan hasilnya dalam table di bawah ini dan konversikan ke dalam skala
Fahrenheit, reamur dan Kelvin!
No
1
2
3
4
3.
58
LAMPIRAN 3
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMP
NO
1
JENJANG
C1
C2
Kelas/ Semester
: VII/II
INDIKATOR
Mampu mendefenisikan suhu
SOAL
KUNCI JAWABAN
Keadaan panas atau dinginnya sebuah benda Suhu adalah keadaan panas atau
disebut ...
dinginnya sebuah benda.
a. kalor
b. suhu
c. derajat
d. celcius
Jawaban: B
C3
C4
Mampu mengidentifikasi
bahan pengisi termometer
Jawaban: B
Termometer Fahrenheit jika dibandingkan dengan Termometer Fahrenheit jika
termometer Celsius untuk mengukur suhu akan...
dibandingkan dengan termometer
a. Selalu memberikan nilai lebih tinggi
Celsius untuk mengukur suhu
b. Selalu memberikan nilai lebih rendah
akan selalu memberikan nilai
c. Selalu memberikan nilai sama
yang lebih tinggi.
d. Mungkin memberikan nilai sama
Jawaban: A
Salah satu kelebihan raksa dibandingkan alkohol Raksa adalah bahan pengisi
sebagai
pengisi
thermometer
adalah termometer yang paling murah.
a. penghantar panas buruk
c. Bening
b. pemuaian tidak teratur
d. harga lebih murah Jawaban: D
59
C3
K = x (77-32) + 273
= 298 K
Jawaban: C
C2
Mampu menyebutkan
perbandingan skala
termometer
Perbandingan skala termometer berikut ini yang Perbandingan skla yang benar
benar adalah ... .
adalah:
a. C : R = 4 : 5
C : (F 32) = 5 : 9
b. C : F = 5 : 9
Jawaban: D
d. C : (F 32) = 5 : 9
C3
Mampu menentukan
persamaan hubungan antara
suhu Kelvin dan suhu Celcius
Persamaan hubungan antara suhu Kelvin dan suhu Persamaan hubungan antara suhu
celsius yang benar adalah ... .
Kelvin dan suhu celsius yang
a. Tk = Tc -273
benar adalah
b. Tc = Tk + 273
Tc = Tk 273
c. Tc = Tk/273
d. Tc = Tk - 273
Jawaban: D
C4
Mampu mengkorelasikan es
yang sedang mencair menurut
termometer Fahrenheit
C5
60
C2
Mampu memformulasikan
perbandingan yang benar
untuk skala Celcius : Reamur :
Fahrenheit
61
LAMPIRAN 4
Pre-Test
X1
X1
50
No.
Urut
Post-Test
2
XY
Kode
Siswa
Y1
Y1
2500
60
3600
60
3600
80
6400
70
4900
50
2500
80
6400
90
8100
40
1600
80
6400
50
2500
70
4900
30
900
50
2500
60
3600
70
4900
30
900
70
4900
10
40
1600
80
6400
11
50
2500
80
6400
12
10
100
20
400
13
30
900
60
3600
14
40
1600
60
3600
15
60
3600
70
4900
16
40
1600
80
6400
17
30
900
60
3600
18
40
1600
70
4900
3000
4800
3500
7200
3200
3500
1500
4200
2100
3200
4000
200
1800
2400
4200
3200
1800
2800
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
40
40
20
40
20
30
50
70
40
60
60
50
30
40
50
20
30
70
Post-Test
2
X2
1600
1600
400
1600
400
900
2500
4900
1600
3600
3600
2500
900
1600
2500
400
900
4900
XY
2
Y2
60
50
40
60
30
50
60
80
70
80
70
70
50
70
60
40
50
80
Y2
3600
2400
2500
2000
1600
800
3600
2400
900
600
2500
1500
3600
3000
6400
5600
4900
2800
6400
4800
4900
4200
4900
3500
2500
1500
4900
2800
3600
3000
1600
800
2500
1500
6400
5600
62
19
50
2500
70
4900
20
20
400
70
4900
44200
1340
94200
Jumlah
Rata-rata
SD
88
0
44
19,
16
67
3500
1400
61500
19
50
20
50
Jumlah
860
Rata-rata
43
SD
15,25
15,25
2500
2500
41400
70
60
1200
60
14,14
4900
3500
3600
3000
75800
55300
63
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen
NO
NAMA
Abdi Utomo
Agung
Albertus
Alexander Kaban
Alexander Setiawan
Andiko
Andriyani Silaen
Cindy
Diana
Dita Putri
Fadly Hakim
Heru Prabowo
Irfan Sinaga
Matias Markus
M.Fahrizal
Nyimas
Orlina Syahputri
Permata Lestari
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
10
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
64
19
20
Rizky Yanda
Sindiya Wati
JUMLAH
1
19
1
19
0
17
0
4
0
1
0
3
0
0
0
10
0
9
0
6
2
88
65
LAMPIRAN 6
Tabulasi Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
NAMA
Abdi Utomo
Agung
Albertus
Alexander Kaban
Alexander
Setiawan
Andiko
Andriyani Silaen
Cindy
Diana
Dita Putri
Fadly Hakim
Heru Prabowo
Irfan Sinaga
Matias Markus
M.Fahrizal
Nyimas
Orlina Syahputri
10
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
66
18
19
20
Permata Lestari
Rizky Yanda
Sindiya Wati
JUMLAH
1
20
1
19
1
15
0
2
1
16
0
11
0
2
1
16
1
15
1
17
7
133
67
LAMPIRAN 7
Tabulasi Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
NO
NAMA
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
10
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
68
18
19
20
Siti Anissa
Sri Utami
Yolanda Tri
JUMLAH
1
20
1
20
0
6
0
4
0
4
0
4
0
3
1
8
1
11
1
6
5
86
69
LAMPIRAN 8
Tabulasi Data Hasil Postes Kelas Kontrol
NO
NAMA
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
10
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
70
18
19
20
Siti Anissa
Sri Utami
Yolanda Tri
JUMLAH
1
20
1
20
1
16
0
10
0
4
0
7
0
6
1
16
1
14
1
7
6
120
70
LAMPIRAN 9
RATA-RATA DAN STANDARD DEVIASI NILAI PRE-TEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
1. Nilai Pre-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 880
= 44200
n1 = 20
= 44,00
S=
(
(
S=
)
)
)(
) (
(
S=
S=
S = 19,16
c). Varians data pre-test
S2 = 367,3684
2. Nilai Post-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 1340
= 94200
n1 = 20
a). Rata-rata data post-test
1 =
1 =
= 67,00
71
S=
(
(
S=
)
)
)(
) (
(
S=
S=
S = 15,25
c). Varians data post-test
S2 = 232,6315
)
)
72
LAMPIRAN 10
RATA-RATA DAN STANDARD DEVIASI NILAI PRE-TEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL
1. Nilai Pre-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 860
= 41400
n2 = 20
= 43,00
S=
(
(
S=
)
)
)(
) (
(
S=
S=
S = 15,25
c). Varians data pre-test
S2 = 232,6315
2. Nilai Post-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 1200
= 75800
n2 = 20
a). Rata-rata data post-test
2 =
2 =
= 60,00
73
S=
(
(
S=
)
)
)(
) (
(
S=
S=
S = 14,1421
c). Varians data post-test
S2 = 200
)
)
74
LAMPIRAN 11
X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 44,00
S = Standard Deviasi = 19,16
Contoh pada data X1
Zi
10 44 ,00
1,774
19 ,16
kum
1
0,05
20
Xi
Fi
Fkum
Zi
F(Zi)
S(Zi)
10
-1,774
0,0384
0,05
F Zi S Zi
0,0116
75
20
-1,252
0,1058
0,1
0,0058
30
-0,730
0,2327
0,3
0,0673
40
11
-0,208
0,4207
0,55
0,1293
50
15
0,313
0,6217
0,75
0,1283
60
18
0,835
0,7967
0,9
0,1033
70
19
1,356
0,9115
0,95
0,0385
80
20
1,878
0,9693
0,0307
Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1293 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190 yang diperoleh dengan
rumus :
Ltabel =
Ltabel =
Ltabel = 0,190
Lhitung < Ltabel (0,1293 < 0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 67,00
S = Standard Deviasi = 15,25
Contoh pada data X 2
76
Zi
20 67
3,081
15,25
kum
1
0,05
20
fkum
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1
2
3
4
5
6
1
2
4
7
5
1
1
3
7
14
19
20
-3,081
-1,114
-0,459
0,196
0,852
1,508
0,0010
0,1335
0,3264
0,5753
0,8023
0,9332
0,05
0,15
0,35
0,7
0,95
1
20
50
60
70
80
90
F Zi S Zi
0,049
0,0165
0,0236
0,1247
0,1477
0,0668
Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1477 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,1477 <
0,190),
sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
77
LAMPIRAN 12
UJI NORMALITAS DATA KELAS KONTROL
A. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol
Untuk menguji normalitas data, digunakan uji Lilliefors pada taraf nyata
0,05 dengan kriteria Lhitung < Ltabel maka data dikatakan berdistribusi normal.
Adapun harga-harga yang dicari dalam uji normalitas adalah:
b.Persamaan X1, X2, X3 diubah kebentuk Z1, Z2, Z3 dengan rumus :
X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 43
S = Standard Deviasi = 15,25
Contoh pada data X1
Zi
20 43
1,508
15,25
kum
3
0,15
20
fkum
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1
2
3
4
5
3
3
5
5
2
3
6
11
16
18
-1,508
-0,852
-0,196
0,459
1,114
0,0668
0,1977
0,4247
0,6736
0,8729
0,15
0,3
0,55
0,8
0.9
20
30
40
50
60
F Zi S Zi
0,0832
0,1023
0,1253
0,1264
0,0271
78
70
2
20
1,770 0,9616 1
0,0384
Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1271 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,1271 <
0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 60
S = Standard Deviasi = 14,14
Contoh pada data X1
Zi
30 60
2,126
14 ,14
kum
1
0,05
20
fkum
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1
2
3
1
2
3
1
3
6
-2,126
-1,414
-0,707
0,154
0,079
0,242
0,05
0,15
0,30
30
40
50
F Zi S Zi
0,0104
0,0707
0,0580
79
4
5
6
60
70
80
5
6
3
11
17
20
0
0,707
1,414
0,500
0,758
0,9207
0,55
0,85
1
0,0500
0,0920
0,0793
Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,0920 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,0920 <
0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
80
LAMPIRAN 13
UJI HOMOGENITAS NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
Untuk homogenitas dilakukan terhadap varians dari data pretes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada lampiran telah diketahui bahwa :
Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
X 1 = 44,00;
S = 19,16;
S2 = 367,1056; n = 20; dk = n 1 = 19
X 2 = 43,00; S = 15,25;
S2 = 232,5625; n = 20; dk = n 1 = 19
232,5625
1,5785
Maka, F
F(0,05)(20,20) = 2,18
Untuk dk pembilang = 30, dk penyebut 30 dan 0,05 didapat
F(0,05)(18,20) = 2,19
(F(0,05)(18,20) - F(0,05)(16,20))
81
LAMPIRAN 14
UJI HOMOGENITAS UNTUK NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KELAS KONTROL
Untuk homogenitas dilakukan terhadap varians dari data postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada lampiran telah diketahui bahwa :
Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen
Y1 = 67,00;
S = 15,25;
S2 = 232,5625; n = 20; dk = n 1 = 19
Y 2 = 60,00;
S = 14,14;
S2 = 199,9396; n = 20; dk = n 1 = 19
199,9396
1,1631
Maka, F
(F(0,05)(18,20) - F(0,05)(16,20))
82
LAMPIRAN 15
UJI HIPOTESIS (UJI t DUA PIHAK) NILAI PRE-TEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal
siswa pada kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
H0 : 1 = 2
Ha : 1
Keterangan :
1 = 2 :
1
s
2
s2
n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2
20 1367,1056 20 1232,5625
20 20 2
s2
19(367,1056) 19(232,5625)
38
s2
6975,0064 4418,6875
38
83
s2
11393,6939
38
S2 = 299,83405
S = 17,3157
Untuk memperoleh nilai t digunakan rumus :
X1 X 2
t
s
1
1
n1
n2
44 ,00 43,00
1
1
17 ,3157
20 20
1
17 ,3157
1
10
1
17 ,3157
1
17 ,3157 (0,3162 )
1
5,4757
0,1
thitung = 0,1826
84
Berdasarkan data dari hasil penelitian pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh thitung = 0,182 dan ttabel = 1,342. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa H0 diterima jika thitung terletak diantara
-1,342 dan 1,342 dan tolak H0 jika thitung mempunyai harga-harga lain. Hasil
penelitian menunjukkan thitung = 0,182 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaan,
jadi H0 diterima atau kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
85
LAMPIRAN 16
UJI HIPOTESIS (UJI t SATU PIHAK) NILAI POST-TEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
s
2
s2
n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2
20 1232,5625 20 1199,9396
20 20 2
s2
19(232,5625) 19(199,9396)
38
s2
4418,6875 3098,8524
38
s2
7431,3452
38
86
S2 = 149,5729
S = 12,23
t
s
1
1
n1
n2
67 60
1
1
12 ,23
20 20
7
12 ,23
1
10
7
12 ,23 0,1
7
12 ,23(0,3162 )
7
3,8671
thitung = 1,810
87
Berdasarkan data dari hasil penelitian postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan thitung =1,810
pengujian hipotesis sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa jika thitung < ttabel
maka Ho diterima, dan jika thitung > ttabel maka Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan ttabel < thitung atau 1,7915 < 1,8100 maka Ada pengaruh Pembelajaran
Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen.
88
kelas eksperimen adalah sebesar 67,00 sedangkan rata-rata post-test untuk kelas
kontrol adalah sebesar 60,00. Dari data tersebut dapat diperoleh peningkatan hasil
belajar sebesar 10,44 %
= (7 / 67) x 100%
= 10,44 %
89
LAMPIRAN 17
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Taraf Nyata ( )
Ukuran
Sampel
0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
n= 4
0.417
0.381
0.352
0.319
0.300
0.405
0.337
0.315
0.299
0.285
0.364
0.319
0.294
0.277
0.265
0.348
0.300
0.276
0.258
0.247
0.331
0.285
0.261
0.244
0.233
0.311
0.271
0.249
0.233
0.223
10
0.294
0.258
0.239
0.224
0.215
11
0.284
0.249
0.230
0.217
0.206
12
0.275
0.242
0.223
0.212
0.199
13
0.268
0.234
0.214
0.202
0.190
14
0.261
0.227
0.207
0.194
0.183
15
0.257
0.220
0.201
0.187
0.177
16
0.250
0.213
0.195
0.182
0.173
17
0.245
0.206
0.289
0.177
0.169
18
0.239
0.200
0.184
0.173
0.166
19
0.235
0.195
0.179
0.169
0.163
20
0.231
0.190
0.174
0.166
0.160
25
0.200
0.173
0.158
0.147
0.142
30
0.187
0.161
0.144
0.136
0.131
n> 30
1.031
0.886
0.805
0.768
0.736
90
91
Sumber:
92
93
Sumber:
Sudjana, (2005), Metode Statistika. Bandung : Tarsito
94
95