Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK


SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER II
SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN
T.A 2014/2015
Oleh:
Evi Febrianne Naibaho
Nim. 4123321018
Program Studi Pendidikan Fisika

MINI RISET
Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

RIWAYAT HIDUP

Evi Febrianne Naibaho dilahirkan di Lumban Julu kecamatan Parlilitan,


Humbang Hasundutan pada tanggal 07 Februari 1994. Ayah bernama Anggiat M.
Naibaho, dan ibu bernama Berliana Mahulae dan merupakan anak keempat dari
lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 173511 Pusuk dan
lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 Penulis melanjutkan sekolah sekolah ke SMP
Negeri 2 Parlilitan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 Penulis melanjutkan
sekolah ke SMA Sw Katolik Trisakti Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun
2012 Penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasih-Nyalah proposal ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Ada pun proposal ini disusun, untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Proposal ini diberi judul
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas
VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015.
Penulis berharap dengan disusunnya proposal ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan .

Penulis menyadari proposal ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Akhirnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada Dr.Betty M. Turnip, M.Pd. selaku dosen


"Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika" yang telah membimbing penulis, serta
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Semoga
proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Oktober 2014

Penulis

Evi Febrianne Naibaho


NIM. 4123321018

iii

DAFTAR ISI

Halaman
Riwayat Hidup

Kata pengantar

ii

Daftar Isi

iii

Daftar Tabel

vii

Daftar Gambar

viii

Daftar Lampiran

ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Tujuan Penelitian

1.6 Manfaat Penelitian

1.7 Anggapan Dasar

1.8 Defenisi operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.3 Evaluasi Belajar

2.1.4 Aktivitas Belajar

iv

2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran

2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning)

2.1.6.1 Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning)

10

2.1.6.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based


Learning)

10

2.1.6.3 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based


Learning)

10

2.1.6.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based


Learning)

12

2.1.7 Pembelajaran Konvensioanal

14

2.1.8 Materi Pelajaranan

14

2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu

15

2.1.8.2 Kalibrasi Termometer

15

2.1.8.3 Jenis-jenis Termometer

16

2.2 Kerangka Konseptual

17

2.3 Hipotesis Penelitian

19

BAB III METODE PENELITIAN

20

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

20

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

20

3.2.1 Populasi penelitian

20

3.2.2 Sampel Penelitian

20

3.3 Variabel Penelitian

20

3.3.1 Variabel Bebas

20

3.3.2 Variabel Terikat

20

3.4 Jenis dan Desain Penelitian

21

3.4.1 Jenis Penelitian21


3.4.2 Desain penelitian

21

3.5 Prosedur Penelitian

22

3.5.1 Tahap Persiapan

22

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

22

3.6 Instrumen Penelitian

24

3.6.1 Instrumen Tes Hasil Belajar

24

3.6.2 Lembar Observasi

24

3.7 Tehnik Pengolahan Data

25

3.8 Tehnik Analisis Data

25

3.8.Menghitung Skor Mentah

25

3.8.2 Menentukan nilai rata-rata dan Simpangan Baku

26

3.8.3 Uji Normalitas

27

3.8.4 Uji Homogenitas

27

3.8.5 Uji Hipotesis

28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

31

4.1 Hasil Penelitian

31

vi

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

31

4.1.2 Uji persyaratan Analisis Data

33

4.1.3 Uji Hipotesis Data

34

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

34

BAB V PENUTUP

36

5.1 Kesimpulan

36

5.2 Saran

36

DAFTAR PUSTAKA

38

DAFTAR LAMPIRAN

39

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Termometer

18

Tabel 3.1 Desain Penelitian

24

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Sub Materi Pokok Suhu dan
Pengukurannya

28

Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol

31

Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol

32

Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes

33

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data

33

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t

34

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kalibrasi skala termometer Celsius

18

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

23

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

39

Lampiran 2 : Lembar Kerja Praktik

57

Lampiran 3 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen

58

Lampiran 4 : Data mentah nilai hasil belajar Fisika siswa

61

Lampiran 5 : Tabulasi data hasil pretes kelas eksperimen

63

Lampiran 6 : Tabulasi data hasil postes kelas eksperimen

65

Lampiran 7 : Tabulasi data hasil pretes kelas kontrol

67

Lampiran 8 : Tabulasi data hasil postes kelas kontrol

69

Lampiran 9 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
eksperimen

70

Lampiran 10 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas
kontrol

72

Lampiran 11: Uji Normalitas data kelas eksperimen

74

Lampiran 12 : Uji Normalitas data kelas kontrol

77

Lampiran 13 : Uji Homogenitas untuk nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol

80

Lampiran 14 : Uji Homogenitas untuk nilai postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol

81

Lampiran 15 : Uji Hipotesis (Uji t dua pihak ) nilai pretes kelas eksperimen dan
kelas kontrol

82

Lampiran 16 : Uji Hipotesis (Uji t satu pihak ) nilai postes kelas eksperimen dan
kelas kontrol

85

Lampiran 17 : tabel uji lilifors n Z.F

89

Lampiran 18 : Aktivitas kegiatan

94

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan
atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi
sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan
sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang dan pendidikan juga

merupakan

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk
maju, sejatera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.( H.Fuad Ihsan.2008:2)
Kwalitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini
bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang
masih belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.
Menurut Dr.Berry Priyono, bekal yang dicapai dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk
dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan seringkali
terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.(kunandar.2009:1)
Fisika telah mendasari perkembangan berbagai produk teknologi yang memudahkan
kehidupan manusia. Namun hal ini jarang terkomunikasikan pada pembelajaran siswa di
kelas yang mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan produk teknologi yang telah
dikembangkan. Kebanyakan mereka tidak sadar bahwa produk teknologi yang mereka
gunakan, dasarnya adalah konsep fisika yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang
mengajak siswa untuk belajar mengaplikasikan konsep fisika yang dipelajari dalam membuat
suatu karya. Padahal ketika siswa tahu bahwa konsep fisika yang dipelajarinya sangat
berguna dan besar perannya dalam me-ngembangkan berbagai produk teknologi, maka sudah
tentu motivasi siswa untuk mempelajari fisika akan tumbuh. Ketika motivasi siswa meningkat maka sudah tentu mereka akan terlibat dalam pembelajaran fisika secara sungguhsungguh dan antusias. Sangatlah penting untuk senantiasa memberikan motivasi kepada
siswa pada setiap awal pelaksanaan pembelajaran fisika. Banyak cara yang dapat ditempuh
untuk memotivasi siswa agar mau belajar fisika secara antusias.

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)

Dalam praktik pendidikan, terutama setengah abad terakhir, telah terjadi pergeseran
teori-teori belajar, dari aliran teori belajar behavioristik ke kognitif, dari kognitif ke
konstruktivistik (Mayer, 1992). Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran
konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa
daripada aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus,
pemecahan masalah, diskusi, dan simulasi. Simons dalam Wibowo (2012) menyatakan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan strategi belajar kolaboratif dan konstruktif
yang diposisikan amat penting. Learning together with other learners can be a very
powerful form of learning, in which learners help each others construction processes.
Project-based learning can be development of thinking skills and understanding the other
science. Dewey memandang belajar sebagai process of making determinate the indeterminate experience. Pembelajaran berbasis proyek mengajarkan siswa belajar keterampilan
dengan melalui interaksi dalam kelompok kecil, me- ngidentifikasi masalah bagaimana
mencari informasi relevan dan keterampilan presentasi (Costa, et al., 2007). Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Renata (2008) pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
pemahaman IPA dengan melakukan penyelidikan. Pembelajaran SCL fisika berbasis
proyekdilakukan melalui penyelidikan yang mengacu pada aktivitas siswa. Siswa
mengembangkan ide sendiri terhadap pengetahuan dan pemahaman ilmiah.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan


sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk
meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.
Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang

sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha
peserta didik.(Daryanto.2014)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di
Kelas VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah
diantaranya:
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep fisika
dengan benar.
3. Kurangnya minat belajar siswa.
4. Kurangnya interaksi guru dan siswa.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, maka perli dilakukan pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Percut
Srituan pada semester genap T.A. 2014/2015
2. Materi yang diajarkan adalah Sub Materi Pokok Suhu danPengukurannya
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Projet Base Learning pada
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensial?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Project


Based Learning?
4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning.
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning dan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan suhu dan
pengukurannya.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa calon guru bahwa proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar.
4. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang model pembelajaran Project
Based Learning dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran.

1.7 Anggapan Dasar


Adapun anggapan dasar dari penelii adalah:
1. Pemahaman siswa tentang materi sun materi Suhu dan Pengukurannya sebelum
kegiatan sebelum pembelajaran adalah sama.
2. Pembelajaran akan lebih efektif bila merupakan suatu proses yang aktif.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar.

1.8 Defenisi Operasional


Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini diajukan
beberapa defenisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:
1. Model Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan investigasi dan memahaminya.
2. Pembelajaran konvensial merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru
sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensiaonal ini siswa hanya sebagai
pendengar dan menyebabkan anak didik menjadi pasif.
3. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar.
5. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajarmengajar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
2.1.1.Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok ini bearti bahwa berhasi tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Pandangan seseorang terhadap belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang
berhubungan dengan belajar dan seiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang
belajar. Misalnya, seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan
fakta,akan lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengarikan bahwa belajar sebagai
suatu proses penerapan prinsip.(Daryanto.2010:1)
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh
aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. (Daryanto.2010:2)
2.1.2.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.hasil belajar itu tercermin/terpancar dari kepribadian
siswa berupa perubahan tingkah lakunya setelah mengalami proses belajar mengajar. Ini
bearti, bahwa hasil belajar itu menggambarkan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sedangkan perestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan perbuatan belajar.(Tanjung.2013:11)

2.1.3.Evaluasi Belajar
Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu
progaram. Pekerjaan evaluasi selalu dilakukan dimanapun juga, walaupun kadang-kadang
masih sederhana.
Tujuan dari evaluasi belajar oleh Ratna Tanjung (2013:5) adalah:
a. ditinjau dari siswa

merupaka umpan balik bagi siswa, seberapa jauh pengetahuan telah dikuasai selama
proses belajarnya

merupakan umpan balik bagi orang tua atau wali tentang kemampuan anak-anaknya

dasar untuk merencanakan tahapan belajar selanjutnya

b. ditinjau dari pihak guru, untuk mengetahui:

tepat tidaknya materi yang telah diberikan kepada siswa

tepat tidaknya metode yang telah dilakukan selama proses

Maju tidaknya materi yang telah doserap siswa

Sampai seberapa jauh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa

Ketepatan alat evaluasi yeng telah digunakan

Dasar untuk penempatan siswa

Remidiasi siswa

Penelitian tindakan kelas

c. Ditinjau dari pihak lembaga

Pengisian nilai rapor dan ijazah

Mengetahui kondisi proses belajar mengajar di sekolah

Mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan kurikulum

Mengetahui kemampuan sekolah untuk menberikan pengetahuan

Pengambilan keputusan untuk menetukan penentuan yang sesuai

Dasar pemberian bea siswa

Dasar pengelompokan siswa

Fungsi evaluasi oleh Ratna Tanjung (2013:6) adalah:

a. Berfungsi sebagai penyeleksi/selektif

Berhasil tidaknya siswa dalam belajar

Lulus tidaknya siswa dalam ujian

Naik tidaknya siswa dalam jenjang kenaikan tingkat

Diberi tidaknya siswa suatu penghargaan

b. Berfungsi sebagai alat diagnostik antara lain

Pendeteksi adanya kesulitan dalam belajar

Pendeteksi adanya kelemahan dalam belajar

Pendeteksi kenormalan mental siswa

c. Berfungsi sebagai placement atau penempatan

Penempatan dalam pembagian kelas

Penempatan penerimaan penghargaan seperti, penerimaan beasiswa keteladanan

Penentuan pembagian kelompok

d. Berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan

Keberhasilan guru dalam membimbing siswa

Keberhasilan siswa dalam belajar

Keberhasilan program lembaga

Keberhasilan pendidikan

2.1.4. Aktivitas Belajar


Aktivitas belajar prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku,
jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
meruapakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai
rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.Prinsipprinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan
konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek
belajar/subjek didik, dapat lah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam
belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang
menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam
belajar-mengajar, yakni siswa dan guru. (Sadirman.2011:95-97)
Mengombinasikan dua konsep yang baik di kemukakan John Locke maupun Herbert,
jelas dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa
terlalu pasif, sedang guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Aktivitas anak terutama

terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan


pertanyaan. (Sadirman.2011:98)
2.1.5.Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanakan pembelajaran,
diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru
melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam proses belajar
mengajar.(Istarani.2011)
2.1.6. Model Pembelajaran Project Based Learning
2.1.6.1 Hakikat Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model
pembelajran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilakan berbagai
bentuk hasil belajar.
Perbelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulkan dan
mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata. Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dirancang untuk digunakan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam meakukan investigasi dan
memahaminya.
Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha
peserta didik.

10

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan


sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk
meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.(Daryanto.2014:23-24)
2.1.6.2. Karakreristik Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)
Karakteristik Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) oleh Daryanto
(2014:24) antara lain sebagai berikut:

Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja

Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik

Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan

Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahakan permasalahan

Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu

Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan

Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan

Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

2.1.6.3. Kelebihan Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)


Adapun kelebihan dari model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning/PjBL) oleh Daryanto (2014:25) adalah sebagai berikut:

Mengingat motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan


mereka untuk melakuakan pekerjaan penting, dan mereka peru untuk diharagai.

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahakan problemproblem yang kompleks.

Meningkatkan kolaborasi.

Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan


komunikasi.

Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber belajar.

11

Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam


mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

Melibatkan para peserta didik untuk mengambil informasi dan menunjukkan


penegetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun


pendidik menikmati proses pembelajaran.

2.1.6.4.Langkah-langkah

Pembelajaran

Berbasis

Proyek

(Project

Based

Learning/PjBL)
Menurut Daryanto (2014:27-28) adalah:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar(Start With Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esesnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan sesuatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar
berusaha agar topik yang dianggap relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek(Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan essensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal(Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain :

Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek

Membuat deadline penyelesaian proyek

Membawa peserta didik agar perencanakan merencanakan yang baru

12

Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungkan
dengan proyek

Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaian proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta
didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil(Asses the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standart,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman(Evaluate the Experiance)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik me;akukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik di minta untuk mengunkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

2.1.7.Pembelajaran Konvensional
Pengajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru
sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar
dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. Pada umumnya terdiri dari metode ceramah,
Tanya-jawab, dan pemberian tugas.

13

1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar paling tradisional dan telah lama
dilaksanakan oleh para guru. Dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan
lisan guru pada siswa. Metode ini degunakan apabila pelajaran tersebut banyak mengandung
hal-hal yang memerlukan penjelasan dari guru. Metode ini hendaknya digunakan bersamasama metode lain, seperti metode tanya jawab. Pada metode ceramah, siswa dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik. Agar siswa tetap berperan secara aktif dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik.
Siswa hendaknya diminta mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap
informasi-informasi tertentu.
Metode ini tidak jelek apabila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung dengan alat dan media, serta memerhatikan batas-batas penggunaanya.
Keterbatasan metode ceramah ini adalah:
a. keberhasilan siswa tidak terukur
b. perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
c. peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
d. materi kurang terfokus
e. pembicaraan sering melantur

2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna
memcahkan suatu masalah, memperjelas suatu bahan serta pelajaran dan mencapai
kesepakatan. Melalui metode ini, berbagai keterampilan, seperti bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menyimpulkan dapat di kembangkan.
Demikian pula, keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran,
kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode
ini.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:

14

a. mendorong siswa berpikir kritis


b. mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas
c. mendorong siswa

menyumbangkan buah pikirnya untuk menyelesaikan masalah

bersama
d. mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahakan masalah berdasarkan pertimbangan yang saksama
Kelebihan metode diskusi adalah:
a. menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
(Hamdani.2011:278-279)
2.1.8.Materi Pelajaran
Suhu dan Pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi
kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.
Perubahan sifat fisis zat karena dipanaskan disebut sifat termometrik zat. Misalnya
perubahan volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik logam, tekanan gas pada volume
tetap dan warna kawat berpijar. Berdasarkan sifat termometrik zat inilah dibuat suatu alat
untuk mengukur suatu benda disebut termometer.
2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu
Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda atau
sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan sifat dasar suatu bahan yang
berubah secara teratur tehadap suhu. Sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur
terhadap suhunya tersebut dinamakan sifat termometrik. Terdapat beberapa sifat termometrik
bahan yang dapat digunakan untuk membuat termometer, di antaranya volume zat cair,
panjang logam, hambatan listrik, gaya gerak listrik, dan warna pijar kawat.
Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai
karakterstik linier, yaitu, hubungan sifat termometrik bahan adalah linier dengan suhu dan
mengikuti persamaan dibawah ini.

15

t (x) = ax + b
Dengan
t = suhu
x = sifat termometrik
a,b = konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan
1. Jenis jenis Termometer
Karena terdapat beberapa sifat termometrik bahan, maka tentu termometer juga
terdapat dalam beberapa jenis. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis termometer.

Tabel 2.1 Jenis-jenis termometer


Termometer

Sifat Termometrik

Jangkauan Pengukuran (oC)

Raksa

Volume Zat Cair

-39-500

Gas Volume Tetap

Tekanan Gas Pada Volume Tetap

-270-1,500

Hambatan Platina

Hambatan Listrik

-200-1,200

Termokopel

Gaya Gerak Listrik

-250-1,500

Pirometer

Intensitas Cahaya

Lebih dari 1.000

2.8.2Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah suatu kegiatan untuk menetapkan skala termometer
dengan menggunakan tanda-tanda tertentu. Terdapat empat langkah untuk mengkalibrasi
termometer, yaitu:
1. Menentukan titik tetap bawah
Biasanya titik tetap bawah suatu termoeter adalah titik beku (titik lebur) air murni
pada tekanan atmosfer standar 1 atm, dan titik tetap bawah ini digunakan sebagai acuan
pengukuran suhu terendah termometer tersebut. Sebagai contoh, titik tetap bawah termometer
Celsius ditandai dengan skala nol (0oC).
2. Menentukan titik tetap atas

16

Umumnya titik tetap atas suatu termometer adalah titik didih air murni pada tekanan 1
atm dan titik tetap atas ini digunakan sebagai acuan pengukuran suhu tertinggi termometer
tersebut. Sebagai contoh, titik tetap atas termometer Celsius ditandai dengan skala 100
(100oC).
3. Membagi ruang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas thermometer tersebut
menjadi beberapa bagian yang sama. Sebagia contoh, pada termometer Celsius dibagi
menjadi 100 bagian dan tiap bagiannya adalah 1oC.
4. Untuk memperoleh jangkauan pengukuran yang lebih baik, maka skala termometer
dapat diperluas dengan menambahkan skala di bawah titik tetap bawah atau di atas titik tetap
atas.
skala perluasan
titik didih (100oC)
Skala utama
Titik beku (0oC)

Skala perluasan

Gambar 2.1Kalibrasi skala termometer Celsius

2.8.3Jenis-jenis Skala Termometer


Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,
yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat
skala termometer tersebut.
a. Skala Celsius
Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai
dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
a. Skala Fahrenheit

Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (16861736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.

17

Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.

=9:5
Dengan
TF = suhu dalam skala Fahrenheit
TC = suhu dalam skala Celsius
b. Skala Kelvin
Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat
suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan
disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama
dengan -273,15oC.
Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.

TK = TC + 273

Dengan
TK = suhu dalam skala Kelvin

c. Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai
dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.

18

Dengan
TR = suhu dalam skala Reamur
catatan
hubungan skala Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin adalah:
TC = 5/4 TR = 5/9 (TF 32) = TK 273

2.2 Kerangka Konseptual


Berbeda dengan model lain yang memberikan penekanan pada presentasi ide dan
demonstrasi keterampilan, project based learning dimulai dengan dengan memunculkan
pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum.
Proyek melibatkan pembelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin
berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,
discovery, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek
memenuhi Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi
transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau
keterampilan baru) pada pihak pembelajar. Jika pusat atau ini kegiatan proyek tidak
menyajikan tingkat kesulitan bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi
atau ketermpilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah
latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek.(Istarani.2011)
Pembelajaran Berbasis Proyek juga menuntut siswa untuk mengembangkan
keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis
Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering
menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga
menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anakanak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak teribat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka
pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

19

2.3 Hipotesis Penelitian


Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:
Ho =

Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning


terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas
VII SMP Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.

Ha =

Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap


hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII SMP
Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.
(Sudjana.2005.243)

20

BAB III
METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara yang digunakan
untuk melakukan suatu penelitian, agar memperoleh hasil yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu
perlakuan terhadap terhadap 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian ini adalah di Kelas VII SMP
Negeri 3 Percut Seituan yang akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2014/2015.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas VII SMP Negeri 3
Percut Seituan yang terdiri dari kelas paralel
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini 2 kelas
yang diambil secara cluster random sampling yaitu penerikan sampel dengan proses
pengacakan yang disajikan sebagai 1 kelas eksperimen (X1) dengan model pembelajaran
Project Base Learning dan 1 kelas kontrol (X2) dengan strategi pembelajaran konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Yang menjadi variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran
Berbasis Proyek ( Project Based Learning).
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Fisika siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Percut Seituan.

21

3.4 Jenis dan Desain Penelitian


3.4.1

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar
siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
dengan pembelajaran konvensional.
3.4.2

Desain Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
diberi perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning). Sedangkan
pada kelas kontrol diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Untuk mengtahui hasil belajar siswa, yang diperoleh dengan menerapkan dua perlakuan
tersebut maka pada siswa deberikan tes. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian (Two group, pre-test, pos-test design)
Kelas

Tes awal/pretes

Perlakuan

Tes
akhir/postes

Eksperimen

T1

X1

T2

Kontrol

T1

X2

T2

Keterangan : T1 = Pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol


T2 = Pos-tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1 = perlakuan yang diberi pada kelas eksperimen
X2 = perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk mendapatkan data dilakukan penelitian
dengan menggunakan quasi eksperimen yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya akibat

22

sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Dengan memberi perlakuan pada kelompok
sampel penelitian yang dilakukan melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Agar kedua kelas homogen maka proses penelitian ini dilaksanakan melalui tahap
berikut:
1. Kedua kelas diberi tes awal
2. Kedua kelas diberi materi yang sama
3. Lama penyampaian materi harus sama
4. Guru yang menyampaikan materi adalah sama, yaitu peneliti sendiri
5. Perbedaan hanya terletak pada perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Konvensional
3.5 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut:
3.5.1. Tahap Persiapan
a. Berdiskusi dengan dosen pembimbing.
b. Menyusun instrument soal tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar
3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengambilan sampel dari populasi
b. Membagi sampel menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan mendapatkan data test awal.
c. Melakukan pengolahan data pertes
Yaitu uji normalitas,uji homogenitas, dan uji t 2 pihak
d. Melakukan pengajaran pada kedua kelas

Kelas eksperimen : diberi model pembelajaran Project Based Learning

Kelas kontrol : diberi pembelajaran konvensional

e. Melakukan postes
Setelah pembelajaran selesai, penelitian akan melakukan postes untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
f. Melakukan pengolahan data postes uji t 1 pihak pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Project Based
Learning, kemudian melakukan uji hipotesis.
g. Setelah uji hipotesis diambil kesimpulan

23

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


POPULASI

SAMPEL

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Pretest

Project Based Learning

Pembelajaran Konvensioanl

Postes

Pengolahan/Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

24

3.6 Alat Pengumpul Data


3.6.1 Tes
Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa test awal dan test
akhir materi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Bentuk test yang diberikan yaitu bentuk
pilahan berganda yang terdiri dalam lima pilihan jawaban dengan jumlah soal 20 butir. Soal
yang dijawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi 0. Alat pengumpul data sebelum
digunakan terlebih dahulu dicari validitas, dengan menggunakan validitas isi, yang akan
divalidkan 3 orang validator yang ahli dibidangnya.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Suhu dan Kalor

No

Sub Materi Pokok

Pengertian suhu

Pengukuran suhu

Perbandingan

Kemampuan
C1

Konversi

C3

C4

C5

C6

skala

6,
10

skala

pengukuran suhu
Jumlah

Jumlah
1

pengukuran suhu
4

C2

Keterangan : C1 =Pengetahuan/Ingatan

9
1

3
-

10

C4=Analisis

C2=Pemahaman

C5=Sintesis

C3=Aplikasi/Penerapan

C6=Evaluasi

3.6.2 Validitas Tes


Sebelum digunakan instrumen ini terlebih dahulu diuji validitas tes. Validitas tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu derajat dimana suatu tes mengukur
cakupan substansi yang ingin diukur. Tes ini disusun berdasarkan kurikulum, buku pegangan
siswa/guru. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi
dan valid teknik samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan
apakah item-item itu menggambarkan pengukuran cakupan yang ingin diukur. Sedangkan

25

validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi.
Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi,
pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak
divalidasi, kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat.
Dan pada akhir perbaikan mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang
bagaimana suatu tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.
3.7. Teknik Pengolahan data
a. Tes Hasil Belajar
Data skor pre-test sebelum perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sebelum mengikuti kegiatan belajar.
Data skor post-tes sesudah perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa
sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sesudah mengikuti kegiatan belajar.

b. Lembar Observasi
Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung juga akan dibantu
oleh observer. Adapun perannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman
pada lembar observasi yang disiapkan serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan
yang dilakukan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian pelajaran.
3. 8. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut :
3.8.1. Menghitung skor mentah.
3.8.2. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku.
a) Menentukan nilai rata-rata

26

Keterangan:

Xi

(Sudjana 2001: 67)

N
X = Mean (rata-rata) nilai siswa

X = Jumlah nilai siswa


N = Jumlah Sampel (siswa)
b) Menentukan simpangan baku

(X

X )2

N 1

(Sudjana 2001: 93)

3.8.3Melakukan Uji Normalitas


Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengubah data pengamatan X1, X2,....Xi menjadi angka baku Z1, Z2,....Zi dengan
rumus :
Z1

Xi X
S

( Sudjana, 2005 : 466)

Keterangan : X = Rata-rata nilai hasil belajar


S = Standar deviasi
b. Menghitung proporsi Z1, Z2,....Zi yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Proporsi ini
dinyatakan dengan rumus :
S ( Zi )

banyaknya Z1 , Z 2 ,....Z n yang Zi


n

c. Mencari harga mutlak dari selisih F(Z1) S( Zi )


d. Mengambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari selisih tersebut yang
disebut Lhitung. Selanjutnya pada taraf signifikan 0,05 dicari harga Ltabel pada
daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors.
Lo < Ltabel maka sample berdistribusi normal
Lo > Ltabel maka sample tidak berdistribusi normal

27

3.8.4Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil varians
homogen atau tidak, dengan rumus :

F hitung

S1

S2

( Sudjana, 2005 : 249)

Keterangan : S12 = Varians terbesar


S22 = Varians terkecil
Kriteria pengujiannya:
Jika Fhitung < Ftabel maka kedua populasi mempunyai variansi sama
Jika Fhitung > Ftabel maka kedua populasi tidak mempunyai varians yang sama
Tolak Ho jika F F1 / 2 ( v1,v 2 ) dengan F1 / 2 ( v1,v 2 ) dari daftar distribusi F dengan peluang
1/2 , sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang
dengan penyebut dengan =0,10 ( adalah taraf nyata).
3.8.5Uji Hipotesis (Uji t)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Uji kesamaan rata-rata pretest (uji t dua pihak)
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada
kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
H0 : 1 = 2
Ha : 1

Keterangan :
1 = 2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal
siswa pada kelas kontrol.
1

2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol.

28

Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :

X1X

( Sudjana, 2005 : 239 )

1 1
S
n1 n2

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

s
2

n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2

Kriteria pengujian adalah : terima HO jika t1 1

t t1 1

dimana t1 1

didapat

dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan 0,5 . Untuk harga t lainnya HO ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa t1 1
yang diperoleh berada diantara t1 1 dan t1 1
2

t t1 1

, atau nilai t hitung

, maka H0 diterima. Dapat diambil

kesimpulan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol. Jika pengolahan data menunjukkan nilai t hitung tidak berada
diantara t1 1

dan t1 1

, H0 ditolak dan Ha diterima, dapat diambil kesimpulan bahwa

kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa
pada kelas kontrol.
2. Uji kesamaan rata-rata posttest (uji t satu pihak)
Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu
model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis yang diuji
H0 : 1 = 2

berbentuk :

Ha : 1

Keterangan :
1 = 2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, berarti tidak ada
pengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).

29

2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, berarti ada
pengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).

Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :

X1X

( Sudjana, 2005 : 239 )

1 1
S
n1 n2

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

s
2

n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2

Keterangan :
t = Distribusi t
1 = Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas eksperimen
2 = Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
s12 = Varians kelas eksperimen
s22 = Varians kelas kontrol
s2 = Varians dua kelas sampel
Kriteria pengujiannya adalah : Terima H0, jika
distribusi t dengan peluang (

dimana

) dan dk = n1 + n2 2 dan

didapat dari daftar

= 0,05. Untuk harga t lainnya

H0 ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa
diperoleh lebih dari nilai

, atau nilai t hitung yang

, maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat diambil

kesimpulan bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan

30

model pembelajaran berbasis proyek ) lebih besar dibandingkan hasil belajar fisika siswa
pada kelas kontrol (dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model
pembelajaran berbasis proyek dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa
diperoleh kurang dari nilai

, atau nilai t hitung yang

, maka hipotesis H0 diterima. Dapat diambil kesimpulan

bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek) sama dengan hasil belajar fisika siswa pada kelas kontrol
(dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model pembelajaran berbasis
proyek dikatakan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

31

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang
diberi pendekatan pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan
Model Pembelajaran Project Based Learning, dan kelas kontrol diajar dengan Pembelajaran
Konvensional. Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka
pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas.
A. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Adapun hasil pretes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data nilai pretes kelas eksperimen
No

Nilai

Frekuensi

10

Nilai

Frekuensi

10

20

20

30

30

40

40

50

50

60

60

70

70

80

80

90

90

10

100

100

20

Jumlah

20

Jumlah

Rata-rata

Data nilai pretes kelas Kontrol

44,00

Rata-rata

43,00

32

Setelah pada sampel diterapkan pembelajaran yang berbeda, dimana kelas eksperimen
diterapkan Model Pembelajaran Project Based Learning dan dikelas kontrol diterapkan
Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil postes sebagai berikut :
B. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Adapun hasil postes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data nilai postes kelas eksperimen
No

Nilai

Frekuensi

10

Rata-rata

Data nilai postes kelas Kontrol


Nilai

Frekuensi

10

20

20

30

30

40

40

50

50

67,00
6

60

60

70

70

80

80

90

90

10

100

100

20

Jumlah

20

Jumlah

Rata-rata

60,00

33

4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data


Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pretes dan postes serta uji
homogenitas data pretes dan postes. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji
lilliefors, diperoleh bahwa nilai pretes dan postes kedua kelompok sampel memiliki data yang
normal atau Lhitung < Ltabel pada taraf signifikan 0,05 dan

n = 20. Hasil uji normalitas pretes

dan postes kedua kelas adalah sebagai berikut, ( perhitungan pada lampiran 11 dan 12 )
Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
No

Data

Kelas

Lhitung

Ltabel

Kesimpulan

Eksperimen

0,1293

Normal

Kontrol

0,0271

Normal

Pre-Test
2

0,190
3

Eksperimen

0,1477

Normal

Kontrol

0,0920

Normal

Post-Test

Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F untuk


mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dari
hasil uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,32 pada pretes, dan Fhitung = 1,73 pada postes.
Sedangkan Ftabel = 1,82. Karena Fhitung < Ftabel maka data pretes dan postes kedua sampel
homogen. Secara ringkas hasil perhitungan uji homogenitas pretes dan postes kedua kelas
sampel adalah : (perhitungannya pada lampiran 11 dan lampiran 12)

Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

Data

Sampel

Pretes K. Eksperimen

Varians
Pretes
367,1056

Fhitung

Ftabel

Kesimpulan

1,578

2,182

Homogen

34

K.Kontrol

232,5625

K. Eksperimen

232,5625

Postes

1,1631
K.Kontrol

Homogen

199,9396

Dari tabel 4.3. dan 4.4. di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi
normal dan homogen, maka telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis
penelitian. (perhitungannya pada lampiran 13 dan lampiran 14)
4.1.3. Uji Hipotesis Data
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t yaitu membedakan rata-rata
hasil post-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning dan Pembelajaran
Konvensional terhadap hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Suhu dan
Pengukurannya di SMP Negeri 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.
Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 38, diperoleh thitung =
1,810 sedangkan ttabel = 1,7915. Karena thitung > ttabel berarti Ha diterima atau Ho ditolak, maka
dapat disimpulkan Ada Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Sub
Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis tertera
pada tabel 4.5. berikut (perhitungan pada lampiran 15 dan lampiran 16)
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t
No

Sampel

Rata-rata

K.Eksperimen

67,00

K.Kontrol

thitung

ttabel

Kesimpulan

1,810

1,7915

Ada pengaruh

60,00

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran pendektan
kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada sub materi Suhu dan Pengukurannya yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 10,44 %.

35

Hasil penelitian ini bisa tercapai, karena model pembelajaran project based learning
memiliki langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam
model peningkatan kemampuan berpikir ini bisa membuat hasil belajar siswa meningkat
apabila dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.

36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian hipotesis
penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Rata rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 44,00 dengan
standard deviasi 19,16 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar
67,00 dengan standard deviasi 15,25. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
2. Rata rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 43,00 dengan
standard deviasi 15,25 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar 60,00 dengan
standard deviasi 14,14. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan, namun peningkatannya lebih kecil dibandingkan
dengan Model Pembelajaran Project Based Learning.

3. Ada pengaruh yang signifikan dari Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap
hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII semester
II SMP Negeri 3 Percut Seituan Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 10,44 %.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:
1.

Bagi guru fisika yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Project Based Learning
sebaiknya menyediakan alokasi waktu tambahan agar keseluruhan langkah langkah
pembelajarannya dapat terlaksana.

37

2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan yang
sama pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning
diharapkan dapat mengkondisikan waktu yang disediakan terkhusus pada tahap inkuiri
dengan mengaitkan setiap materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan konteks
kehidupan sehari-hari siswa.

3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan
pembelajaran yang sama diharapkan sebelum mengakhiri pembelajaran terlebih dahulu
menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran itu agar siswa dapat memahami
pengetahuan yang sebenarnya tentang materi yang baru saja dipelajari oleh siswa.

4. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa Model Pembelajaran
Project Based Learning sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

38

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gaya
Media
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Ihasan,Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Kamajaya. 2014. Fisika untuk kelas X SMA. Bandung: Grafindo
Kunandar.2009. Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sunardi.2008. Fisika Bilingual Untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

39

LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: VII/Dua

Peminatan

: MIA

Materi Pokok

: Suhu, Pemuaian dan Kalor

Sub Materi Pokok

: Suhu dan pengukurannya

Alokasi Waktu

: 1 x 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
3.7 Memahami konsep suhu dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu
tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari
3.7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya
C. Indikator

Melakukan percobaan pengukuran suhu

Mengkonversikan skala pengukuran suhu ( Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan


Kelvin)

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan, peserta
didik dapat:

Mampu melakukan percobaan pengukuran suhu

40

Mampu mengkonversikan skala pengukuran suhu( Celcius, Reamur, Fahrenheit,


dan Kelvin)

D. Materi Pembelajaran
Suhu dan pengukurannya
Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi kinetik
rata-rata partikel dalam suatu benda.Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suhu suatu benda atau sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan
sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur tehadap suhu
Jenis-jenis Skala Termometer
Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,
yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat
skala termometer tersebut.
a. Skala Celsius

Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai
dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
b. Skala Fahrenheit

Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (16861736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas
ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah
berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.

=9:5
Dengan
TF = suhu dalam skala Fahrenheit
TC = suhu dalam skala Celsius
c. Skala Kelvin

41

Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat
suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan
disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama
dengan -273,15oC.
Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.

TK = TC + 273

Dengan
TK = suhu dalam skala Kelvin
d. Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai
dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.

=
Dengan
TR = suhu dalam skala Reamur
Konsep

Pengertian pengukuran

Air panas, air hangat dan air dingin

Tangan dapat merasakan perbedaan panas dingin

Prinsip

Wujud Zat

Suhu

Thermometer

Prosedur

42

Percobaan pengukuran suhu

E. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Demonstrasi

Eksperimen

Tugas

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

Media

: cetak dan elektronik (internet)

Alat dan bahan

: air dingin, air mineral, termometer, wadah

Sumber Belajar

: Buku Fisika SMP, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Peserta

didik dan hands out

43

A. Langkah-langkah Pembelajaran
Model Pembelajaran Project Based Learning
Pertemuan I (1 x 40 menit)
Model Pembelajaran
No

Kegiatan Pembelajaran

Project Based

Guru

Learning
1.

(Fase I)
Penentuan

Siswa

Metode

Media/Alat/

Alokasi

Sumber

Bahan

Waktu

Belajar

Kegiatan Pendahuluan

pertanyaan mendasar

Ceramah

2 menit

Mendengarkan

Tanya

3 menit

pertanyaan berupa

dengan baik

Jawab

masalah :

dan menjawab

Mengucapkan salam

Menjawab

pembuka dan

salam dan

mengabsen siswa

absen guru

Mengajukan

Bagaimana cara mengukur

pertanyaan

suhu?

guru
Ceramah

Menyampaikan
tujuan

Peserta didik
menyimak
peragaan

44

pembelajaran dan

pengukuran

memotivasi siswa

suhu

agar tertarik
mengikuti proses

Mendengar

pembelajaran

kan dengan

Melaksanakan

baik

pretest
2 menit

45

2.

Kegiatan Inti

Mendengar Ceramah

spidol, white

Menjelaskan

kan dan

board

TERPADU

proyek

materi suhu dan

mengamati

dia buah

untuk

(Fase II)

pengukurannya

dengan

wadah, air

SMP/MTs

baik

dingin, air

kelas VII

Mendesain
perencanaan

Mengamati

Siwa
mendiskusikan

biasa, termoDemonstras

Mengenai suhu i

Memperlihatkan

dan skala

termometer, air

pengukuran

dingin dan air biasa

suhu

dengan
mengatakan bahwa
melalui percobaan
ini kita dapat
mengetahui berapa
suhu dari air
tersebut

5 menit

meter

2 menit

IPA

46

Menyusun jadwal
(Fase III)

Tanya

Menanya

2 menit

jawab

Meminta siswa

LKS

mengajukan
pertanyaan
mengenai alat dan

Menyimak

bahan tersebut

dan

yang dapat dijawab

merespon

dengan kata ya

dengan

atau tidak

memberi
pertanyaan
yang
sesuai

Memonitor peserta

dengan

Mencoba

didik dan kemajuan


proyek

instruksi

(Fase IV)

Membimbing

yang

siswa dalam

diberikan

Ceramah

2 menit

Ceramah

2 menit

pembentukan
kelompok

Membentu

Membagi LKS

pada setiap

kelompok

kelompok

Menerima

47

LKS

Membimbing
Eksperimen

siswa mempelajari
cara pengukuran

10 menit

Melakukan

suhu melalui

percobaan

kegiatan LKS

dan

sesuai dengan

berdiskusi

langkah-langkah

untuk

percobaan

menganalis
is
informasi
dan
mengambil
data yang

Menguji hasil

berhubung

Mengasosiasi

(Fase V)

an dengan

Membimbing

percobaan

siswa mencatat dan

tersebut

menganalisis hasil

Ceramah
2 menit

Menganali

percobaan

sis hasil

Membimbing

penelitian

Ceramah

48

siswa membuat

kesimpulan

Tanya

Meminta siswa
menjelaskan hasil

diskusi mereka

Mengevaluasi
pengalaman

Menjelask
an hasil
diskusi

(Fase VI)

Meriview hasil

jawab

3 menit

Tanya

Mengkomunikasikan

2 menit

Membuat
kesimpula
n

diskusi melalui

Menyimak

jawab

2 menit

dan

tanya jawab.

merespon
kegiatan
tanya
jawab

Menguatkan
jawaban siswa dan
memberikan
penjelasan yang
benar tentang
pengukuran suhu
dalam skala

Mendengar
kan dan
menyimak
dengan
baik

Ceramah
2 menit

49

Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan
Kelvin
3.

Kegiatan Penutup

Memberi

tugas

rumah

Mencatat

Ceramah

2 menit

tugas
rumah

Memberi salam

Melaksanakan
postest

Menjawab
salam

2 menit

50

Model Pembelajaran Konvensional

Kegiatan Pembelajaran

Model Pembelajaran

No.

Konvensional

1.

Guru

Siswa

Metode

pembelajaran

Mengucapkan salam pembuka dan


mengabsen siswa

Alokasi

Bahan

Waktu

Spidol

Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan tujuan

Alat dan

Menjawab salam

Ceramah

White board

1menit

dan mengabsen

(Fase I)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretest
2.

Mendengarkan

Ceramah

9 menit

Ceramah

15 menit

Tanya jawab

10 menit

dengan baik

Kegiatan Inti
Menyajikan informasi
(Fase II)

Mengecek pemahaman

Menjelaskan materi tentang suhu dan


pengukurannya

Mendengarkan
penjelasan guru

Memberikan kesempatan kepada siswa

dan memberikan umpan

untuk bertanya tentang bagian yang

balik

belum dimengerti dari penjelasan materi

Bertanya tentang
materi yang telah
dijelaskan

(Fase III)
Memberi soal latihan atau evaluasi.

51

Mendengarkan dan Penugasan

2 menit

mengerjakan soal
3.

Kegiatan Penutup
Memberikan

kesempatan Membimbing siswa membuat kesimpulan Membuat

latihan lanjutan

serta memberikan soal latihan untuk

(Fase IV)

dikerjakan di rumah.

kesimpulan

Ceramah

3 menit

Penugasan

Mengucapkan salam
Melakukan postest

Ceramah
Menjawab salam

5 menit

52

Penilaian
1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)

Medan,

November 2014

Mengetahui Kepala SMP Negeri 3 Percut Seituan

Peneliti,

..................................

Evi Febrianne Naibaho

NIP.

NIM 4123321018

53

a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi


LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran

: IPA Terpadu

Kelas/Program

: VII/MIA

Kompetensi

: KD 3.7 dan 3.7.1


Observasi

No

Nama Peserta didik

Akt Tgjwb Kerjsm


(1)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kinerja Presentasi

(2)

(3)

Prnsrt

Visual

Isi

(4)

(5)

(6)

Jml
Skor

NilaI

54

11.
12.
13.
14.
15.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang

55

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM


(PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran

: IPA Terpadu

Kelas/Peminatan

: VII/MIA

Materi Pokok

: Suhu dan Kalor

Sub materi pokok

: Suhu dan Pengukurannya


Aspek Penilaian

1.
2.
3.
4.
5.

Pertanyaan

Jawaban

Regresi

Bentuk

Data

Penyajian

Kejujuran

Nama Peserta didik

Ketelitian

No

Visual

Skor
ratarata

Nilai

56

6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dst

57

LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PRAKTIK
Tujuan:
1.
Membedakan suhu benda
2.
Menentukan konversi skala termometer
A.
Alat dan bahan:
1.
Baskom/gelas
2 buah
2.
Air hangat
secukupnya
3.
Air dingin
secukupnya
4.
Termometer
B.
1.
2.

Langkah kerja:
Masukan tangan kiri ke baskom yang berisi air dingin!
Masukan tangan kanan ke baskom yang berisi air es!

C.
Pertanyaan:
1. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air dingin?
2. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air es?
3. Dapatkah tanganmu menentukan besarnya suhu air tersebut?
Tangan hanya sebagai indera yang dapat merasakan panas atau dinginnya suatu
zat. Untuk dapat mengetahui nilai atau besarnya suhu suatu zat diperlukan suatu
alat, yaitu
1. Ukurlah suhu ketiga air tersebut menggunakan thermometer! Apa yang kamu
amati?
2. Masukkan hasilnya dalam table di bawah ini dan konversikan ke dalam skala
Fahrenheit, reamur dan Kelvin!
No
1
2
3
4
3.

Suhu air (0C)

Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas!

58

LAMPIRAN 3
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMP

NO
1

JENJANG
C1

C2

Kelas/ Semester

: VII/II

Sub Materi Pokok

: Suhu dan Pengukurannya

INDIKATOR
Mampu mendefenisikan suhu

SOAL
KUNCI JAWABAN
Keadaan panas atau dinginnya sebuah benda Suhu adalah keadaan panas atau
disebut ...
dinginnya sebuah benda.
a. kalor
b. suhu
c. derajat
d. celcius
Jawaban: B

Mampu menyebutkan alat


untuk mengukur suhu

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu .


a. Barometer
b. Termometer
c. Alkhohol
d. air raksa

C3

Mampu mengaitkan skala


pengukuran Fahrenheit dengan
Celcius

C4

Mampu mengidentifikasi
bahan pengisi termometer

Alat untuk mengukur suhu adalah


termometer.

Jawaban: B
Termometer Fahrenheit jika dibandingkan dengan Termometer Fahrenheit jika
termometer Celsius untuk mengukur suhu akan...
dibandingkan dengan termometer
a. Selalu memberikan nilai lebih tinggi
Celsius untuk mengukur suhu
b. Selalu memberikan nilai lebih rendah
akan selalu memberikan nilai
c. Selalu memberikan nilai sama
yang lebih tinggi.
d. Mungkin memberikan nilai sama
Jawaban: A
Salah satu kelebihan raksa dibandingkan alkohol Raksa adalah bahan pengisi
sebagai
pengisi
thermometer
adalah termometer yang paling murah.
a. penghantar panas buruk
c. Bening
b. pemuaian tidak teratur
d. harga lebih murah Jawaban: D

59

C3

Mampu menghitung hasil


konversi skala Fahrenheit ke
skala Kelvin

77 F adalah sama dengan ...........K


a. 25
c. 298
b. 278
d. 35

K = x (77-32) + 273
= 298 K
Jawaban: C

C2

Mampu menyebutkan
perbandingan skala
termometer

Perbandingan skala termometer berikut ini yang Perbandingan skla yang benar
benar adalah ... .
adalah:
a. C : R = 4 : 5
C : (F 32) = 5 : 9
b. C : F = 5 : 9
Jawaban: D
d. C : (F 32) = 5 : 9

C3

Mampu menentukan
persamaan hubungan antara
suhu Kelvin dan suhu Celcius

Persamaan hubungan antara suhu Kelvin dan suhu Persamaan hubungan antara suhu
celsius yang benar adalah ... .
Kelvin dan suhu celsius yang
a. Tk = Tc -273
benar adalah
b. Tc = Tk + 273
Tc = Tk 273
c. Tc = Tk/273
d. Tc = Tk - 273
Jawaban: D

C4

Mampu mengkorelasikan es
yang sedang mencair menurut
termometer Fahrenheit

Es yang sedang mencair menurut termometer Es yang sedang mencair menurut


Fahrenheit memiliki suhu ....
termometer Fahrenheit memiliki
a. 0F
suhu 32F
b. 32F
c. 273F
Jawaban: B
d. 212F

C5

Mampu mneyimpulkan titik


tetap yang digunakan sebagai
titik tetap bawah dan atas skala
Celcius

Titik tetap yang digunakan sebagai titik tetap


bawah dan atas skala Celcius adalah .
a. suhu es yang sedang mencair dan suhu tubuh
manusia sehat
b. suhu es campur garam dan suhu air yang sedang

Titik tetap yang digunakan


sebagai titik tetap bawah dan atas
skala Celcius adalah suhu es yang
sedang mencair dan suhu air yang
sedang mendidih pada tekanan

60

mendidih pada tekanan normal


normal
c. suhu es campur garam dan suhu tubuh manusia
sehat
Jawaban: D
d. suhu es yang sedang mencair dan suhu air yang
sedang mendidih pada tekanan normal
10

C2

Mampu memformulasikan
perbandingan yang benar
untuk skala Celcius : Reamur :
Fahrenheit

Perbandingan yang benar untuk skala Celcius :


Reamur : Fahrenheit adalah....
a. 4 : 5 : 9 ( 32)
b. 5 : 4 : 9 ( 32)
c. 9 ( 32) : 5 : 4
d. 9 ( 32) : 4 : 5

Perbandingan yang benar untuk


skala Celcius : Reamur :
Fahrenheit adalah 5 : 4 : 9 ( 32)
Jawaban: C

61
LAMPIRAN 4

DATA MENTAH NILAI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA


NO.
Urut

KELAS EKSPERIMEN (I1)


Kode
siswa

Pre-Test
X1

X1

50

No.
Urut

Post-Test
2

XY

Kode
Siswa

Y1

Y1

2500

60

3600

60

3600

80

6400

70

4900

50

2500

80

6400

90

8100

40

1600

80

6400

50

2500

70

4900

30

900

50

2500

60

3600

70

4900

30

900

70

4900

10

40

1600

80

6400

11

50

2500

80

6400

12

10

100

20

400

13

30

900

60

3600

14

40

1600

60

3600

15

60

3600

70

4900

16

40

1600

80

6400

17

30

900

60

3600

18

40

1600

70

4900

KELAS KONTROL (I2)


Pre-Test
X2

3000
4800
3500
7200
3200
3500
1500
4200
2100
3200
4000
200
1800
2400
4200
3200
1800
2800

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

40
40
20
40
20
30
50
70
40
60
60
50
30
40
50
20
30
70

Post-Test
2

X2

1600
1600
400
1600
400
900
2500
4900
1600
3600
3600
2500
900
1600
2500
400
900
4900

XY
2

Y2
60
50
40
60
30
50
60
80
70
80
70
70
50
70
60
40
50
80

Y2

3600

2400

2500

2000

1600

800

3600

2400

900

600

2500

1500

3600

3000

6400

5600

4900

2800

6400

4800

4900

4200

4900

3500

2500

1500

4900

2800

3600

3000

1600

800

2500

1500

6400

5600

62
19

50

2500

70

4900

20

20

400

70

4900

44200

1340

94200

Jumlah
Rata-rata
SD

88
0
44
19,
16

67

3500
1400
61500

19

50

20

50
Jumlah

860

Rata-rata

43

SD
15,25

15,25

2500
2500
41400

70
60
1200
60
14,14

4900

3500

3600

3000

75800

55300

63

LAMPIRAN 5
Tabulasi Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen
NO

NAMA

Abdi Utomo
Agung
Albertus
Alexander Kaban
Alexander Setiawan
Andiko
Andriyani Silaen
Cindy
Diana
Dita Putri
Fadly Hakim
Heru Prabowo
Irfan Sinaga
Matias Markus
M.Fahrizal
Nyimas
Orlina Syahputri
Permata Lestari

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

BUTIR SOAL / ITEM

10

0
1

0
1

0
1

1
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

64
19
20

Rizky Yanda
Sindiya Wati
JUMLAH

1
19

1
19

0
17

0
4

0
1

0
3

0
0

0
10

0
9

0
6

2
88

65

LAMPIRAN 6
Tabulasi Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

NAMA

Abdi Utomo
Agung
Albertus
Alexander Kaban
Alexander
Setiawan
Andiko
Andriyani Silaen
Cindy
Diana
Dita Putri
Fadly Hakim
Heru Prabowo
Irfan Sinaga
Matias Markus
M.Fahrizal
Nyimas
Orlina Syahputri

BUTIR SOAL / ITEM

10

1
1

0
1

0
0

1
0

0
1

0
1

0
0

0
0

0
1

0
1

66

18
19
20

Permata Lestari
Rizky Yanda
Sindiya Wati
JUMLAH

1
20

1
19

1
15

0
2

1
16

0
11

0
2

1
16

1
15

1
17

7
133

67

LAMPIRAN 7
Tabulasi Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
NO

NAMA

Ade Arif Lubis


Agung Zainuddin
Boris Sitanggang
Boyke Simajuntak
Cristopel Purba
Dani
Daniel
Diki Gunawan
Edwardo Tarigan
Eliani Safitri
Ersinta
Nainggolan
Giovani Melly
Gohan Sitorus
Hery Kurniawan
Niken Aliyah
Pebby
Sapna Dika

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

BUTIR SOAL / ITEM

10

1
1

1
1

0
0

0
0

0
1

0
0

0
0

1
0

1
0

1
0

68

18
19
20

Siti Anissa
Sri Utami
Yolanda Tri
JUMLAH

1
20

1
20

0
6

0
4

0
4

0
4

0
3

1
8

1
11

1
6

5
86

69

LAMPIRAN 8
Tabulasi Data Hasil Postes Kelas Kontrol
NO

NAMA

Ade Arif Lubis


Agung Zainuddin
Boris Sitanggang
Boyke Simajuntak
Cristopel Purba
Dani
Daniel
Diki Gunawan
Edwardo Tarigan
Eliani Safitri
Ersinta
Nainggolan
Giovani Melly
Gohan Sitorus
Hery Kurniawan
Niken Aliyah
Pebby
Sapna Dika

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

BUTIR SOAL / ITEM

10

1
1

1
1

1
1

1
0

0
1

0
0

0
0

1
1

1
0

1
0

70

18
19
20

Siti Anissa
Sri Utami
Yolanda Tri
JUMLAH

1
20

1
20

1
16

0
10

0
4

0
7

0
6

1
16

1
14

1
7

6
120

70

LAMPIRAN 9
RATA-RATA DAN STANDARD DEVIASI NILAI PRE-TEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
1. Nilai Pre-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:

= 880

= 44200

n1 = 20

a). Rata-Rata data pre-test


1 =
1 =

= 44,00

b). Standard Deviasi data pre-test


(

S=

(
(

S=

)
)

)(

) (
(

S=
S=
S = 19,16
c). Varians data pre-test
S2 = 367,3684

2. Nilai Post-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 1340
= 94200
n1 = 20
a). Rata-rata data post-test
1 =
1 =

= 67,00

71

b). Standard Deviasi data post-test


(

S=

(
(

S=

)
)

)(

) (
(

S=
S=
S = 15,25
c). Varians data post-test
S2 = 232,6315

)
)

72

LAMPIRAN 10
RATA-RATA DAN STANDARD DEVIASI NILAI PRE-TEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL
1. Nilai Pre-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:

= 860

= 41400

n2 = 20

a). Rata-rata data pre-test


2 =
2 =

= 43,00

b). Standard Deviasi data pre-test


(

S=

(
(

S=

)
)

)(

) (
(

S=
S=
S = 15,25
c). Varians data pre-test
S2 = 232,6315

2. Nilai Post-Test
Dari hasil perhitungan pada data lampiran diperoleh nilai:
= 1200
= 75800
n2 = 20
a). Rata-rata data post-test
2 =
2 =

= 60,00

73

b). Standard Deviasi data post-test


(

S=

(
(

S=

)
)

)(

) (
(

S=
S=
S = 14,1421
c). Varians data post-test
S2 = 200

)
)

74

LAMPIRAN 11

UJI NORMALITAS DATA KELAS EKSPERIMEN


A. Data Pretes Kelas Eksperimen
Untuk menguji normalitas data, digunakan uji Lilliefors pada taraf nyata
0,05 dengan kriteria Lhitung < Ltabel maka data dikatakan berdistribusi normal.
Adapun harga-harga yang dicari dalam uji normalitas adalah:
a. Persamaan X1, X2, X3 diubah kebentuk Z1, Z2, Z3 dengan rumus :

X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 44,00
S = Standard Deviasi = 19,16
Contoh pada data X1
Zi

10 44 ,00
1,774
19 ,16

b. Z1 tabel dapat dilihat harga tabel kurva normal (-1,774 = 0,0384)


c. F Z1 0,0384
d. S Z1

kum

1
0,05
20

e. Harga F Z1 S Z1 0,0384 0,05 0,0116


Untuk data yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Untuk Hasil Belajar Fisika Pada Sub Materi
Pokok Suhu dan Pengukurannya
No

Xi

Fi

Fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

10

-1,774

0,0384

0,05

F Zi S Zi

0,0116

75

20

-1,252

0,1058

0,1

0,0058

30

-0,730

0,2327

0,3

0,0673

40

11

-0,208

0,4207

0,55

0,1293

50

15

0,313

0,6217

0,75

0,1283

60

18

0,835

0,7967

0,9

0,1033

70

19

1,356

0,9115

0,95

0,0385

80

20

1,878

0,9693

0,0307

Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1293 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190 yang diperoleh dengan
rumus :
Ltabel =
Ltabel =

Ltabel = 0,190
Lhitung < Ltabel (0,1293 < 0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen


Adapun harga-harga yang dicari dalam uji normalitas adalah:
a. Persamaan X1, X2, X3 diubah kebentuk Z1, Z2, Z3 dengan rumus :

X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 67,00
S = Standard Deviasi = 15,25
Contoh pada data X 2

76

Zi

20 67
3,081
15,25

b. Z1 tabel dapat dilihat harga tabel kurva normal (-3,081 = 0,0010 )


c. F Z1 0,0010
d. S Z 1

kum

1
0,05
20

e. Harga F Z1 S Z1 0,0010 0,5 0,0499


Untuk data yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Untuk Hasil Belajar Fisika pada Sub Materi
Pokok Suhu dan Pengukurannya
No Xi

fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

1
2
3
4
5
6

1
2
4
7
5
1

1
3
7
14
19
20

-3,081
-1,114
-0,459
0,196
0,852
1,508

0,0010
0,1335
0,3264
0,5753
0,8023
0,9332

0,05
0,15
0,35
0,7
0,95
1

20
50
60
70
80
90

F Zi S Zi

0,049
0,0165
0,0236
0,1247
0,1477
0,0668

Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1477 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,1477 <
0,190),
sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

77

LAMPIRAN 12
UJI NORMALITAS DATA KELAS KONTROL
A. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol
Untuk menguji normalitas data, digunakan uji Lilliefors pada taraf nyata
0,05 dengan kriteria Lhitung < Ltabel maka data dikatakan berdistribusi normal.
Adapun harga-harga yang dicari dalam uji normalitas adalah:
b.Persamaan X1, X2, X3 diubah kebentuk Z1, Z2, Z3 dengan rumus :

X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 43
S = Standard Deviasi = 15,25
Contoh pada data X1
Zi

20 43
1,508
15,25

b. Z1 tabel dapat dilihat harga tabel kurva normal (-1,508 = 0,0668 )


c. F Z1 0,0668
d. S Z1

kum

3
0,15
20

e. Harga F Z1 S Z1 | 0,0668 0,15 | 0,0832


Untuk data yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Untuk Hasil Belajar Fisika Pada Sub Materi
Pokok Suhu dan Pengukurannya Kelas Kontrol.
No Xi

fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

1
2
3
4
5

3
3
5
5
2

3
6
11
16
18

-1,508
-0,852
-0,196
0,459
1,114

0,0668
0,1977
0,4247
0,6736
0,8729

0,15
0,3
0,55
0,8
0.9

20
30
40
50
60

F Zi S Zi

0,0832
0,1023
0,1253
0,1264
0,0271

78

70
2
20
1,770 0,9616 1
0,0384
Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,1271 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,1271 <
0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol


Adapun harga-harga yang dicari dalam uji normalitas adalah:
c. Persamaan X1, X2, X3 diubah kebentuk Z1, Z2, Z3 dengan rumus :

X X
Zi i
S
Dengan : = Rata-rata hitung = 60
S = Standard Deviasi = 14,14
Contoh pada data X1
Zi

30 60
2,126
14 ,14

b. Z1 tabel dapat dilihat harga tabel kurva normal (-2,126 = 0,154 )


c. F Z1 0,154
d. S Z1

kum

1
0,05
20

e. Harga F Z1 S Z1 0,154 0,05 0,104


Untuk data yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Untuk Hasil Belajar Fisika Pada Sub
Materi Pokok Suhu dan pengukurannya Kelas Kontrol.
No Xi

fkum

Zi

F(Zi)

S(Zi)

1
2
3

1
2
3

1
3
6

-2,126
-1,414
-0,707

0,154
0,079
0,242

0,05
0,15
0,30

30
40
50

F Zi S Zi

0,0104
0,0707
0,0580

79

4
5
6

60
70
80

5
6
3

11
17
20

0
0,707
1,414

0,500
0,758
0,9207

0,55
0,85
1

0,0500
0,0920
0,0793

Dari tabel di atas didapat Lhitung maksimal sebesar 0,0920 sedangkan Ltabel
dengan n = 20 pada taraf 0,05 adalah sebesar 0,190. Lhitung < Ltabel (0,0920 <
0,190), sehingga kesimpulannya adalah bahwa sampel tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

80

LAMPIRAN 13
UJI HOMOGENITAS NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
Untuk homogenitas dilakukan terhadap varians dari data pretes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada lampiran telah diketahui bahwa :
Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

X 1 = 44,00;

S = 19,16;

S2 = 367,1056; n = 20; dk = n 1 = 19

Data hasil belajar siswa pada kelas kontrol

X 2 = 43,00; S = 15,25;

S2 = 232,5625; n = 20; dk = n 1 = 19

var ians terbesar


var ians terkecil
367,1056

232,5625
1,5785

Maka, F

Sesuai dengan tabel distribusi F dk pembilang = (n1 - 1) = 19 dan dk penyebut =


(n2 - 1) = 19. Dari daftar distribusi F, nilai Ftabel untuk 0,05 , yang mana dk
pembilang berada diantara dk pembilang 16 dan 20 serta dk penyebut berada
diantara dk penyebut 18 dan 20. Oleh karena itu Ftabel dihitung dengan interpolasi
linear, yaitu :M
-

Untuk dk pembilang = 16, dk penyebut 20 dan 0,05 didapat

F(0,05)(20,20) = 2,18
Untuk dk pembilang = 30, dk penyebut 30 dan 0,05 didapat
F(0,05)(18,20) = 2,19

Maka F(0,05)(19,19) = F(0,05)(16,20) +

(F(0,05)(18,20) - F(0,05)(16,20))

= 2,18 + 0,2(2,19 2,18)


= 2,182
Dari perhitungan diperoleh Fhitung = 1,578 dan Ftabel = 2,182, maka dapat
disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, artinya data pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah homogen.

81

LAMPIRAN 14
UJI HOMOGENITAS UNTUK NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KELAS KONTROL
Untuk homogenitas dilakukan terhadap varians dari data postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada lampiran telah diketahui bahwa :
Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen

Y1 = 67,00;

S = 15,25;

S2 = 232,5625; n = 20; dk = n 1 = 19

Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol

Y 2 = 60,00;

S = 14,14;

S2 = 199,9396; n = 20; dk = n 1 = 19

var ians terbesar


var ians terkecil
232,5625

199,9396
1,1631

Maka, F

Sesuai dengan tabel distribusi F dk pembilang = (n1 - 1) = 19 dan dk penyebut =


(n2 - 1) = 19. Dari daftar distribusi F, nilai Ftabel untuk 0,05 , yang mana dk
pembilang berada diantara dk pembilang 16 dan 20 serta dk penyebut berada
diantara dk penyebut 18 dan 20. Oleh karena itu Ftabel dihitung dengan interpolasi
linear, yaitu :
-

Untuk dk pembilang = 16, dk penyebut 20 dan 0,05 didapat


F(0,05)(16,20) = 2,18
Untuk dk pembilang = 18, dk penyebut 20 dan 0,05 didapat
F(0,05)(18,20) = 2,19

Maka F(0,05)(19,19) = F(0,05)(16,20) +

(F(0,05)(18,20) - F(0,05)(16,20))

= 2,18+ 0,2 (2,19 2,18)


= 2,182
Dari perhitungan diperoleh Fhitung = 1,16 dan Ftabel = 2,182, maka dapat
disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, artinya data pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah homogen.

82

LAMPIRAN 15
UJI HIPOTESIS (UJI t DUA PIHAK) NILAI PRE-TEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal
siswa pada kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
H0 : 1 = 2
Ha : 1

Keterangan :
1 = 2 :
1

Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan


kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.

2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan


kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.

Dari hasil perhitungan diperoleh


Varians Kelas Eksperimen (S2) = 367,1056 ; S = 19,16
Varians Kelas Kontrol (S2) = 232,5625 ; S = 15,25
Nilai Rata rata Kelas Eksperimen X 1 = 44,00
Nilai Rata rata Kelas Kontrol X 2 = 43,00
Jumlah Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol masing masing 20
Maka Varians keseluruhan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

s
2

s2

n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2

20 1367,1056 20 1232,5625
20 20 2

s2

19(367,1056) 19(232,5625)
38

s2

6975,0064 4418,6875
38

83

s2

11393,6939
38

S2 = 299,83405
S = 17,3157
Untuk memperoleh nilai t digunakan rumus :
X1 X 2

t
s

1
1

n1
n2

44 ,00 43,00
1
1
17 ,3157

20 20
1
17 ,3157

1
10

1
17 ,3157

1
17 ,3157 (0,3162 )

1
5,4757

0,1

thitung = 0,1826

Dari daftar distribusi untuk = 0,05, dk = (n1 + n2 - 2) = (20 + 20 2) = 38

Untuk dk = 38 berada diantara dk = 30 dan dk = 40. Maka ttabel diperoleh :

Untuk dk 30 dan = 0,05 didapat t(1 ) = t(0,5)(0,05) = t0.975 = 1,697

84

Untuk dk 40 dan = 0,05 didapat t(1 ) = t(0,5)(0,05) = t0.975 = 1,684

Maka t(0,975)(38) = t(0,975)(30) + (38 30/40 30)( t(0,975)(40) - t(0,975)(30) )

t = 1,697+ 7,25 (1,648 1,697)


t = 1,697 + 7,25 (-0,049)
t = 1,697 0,355
ttabel = 1,342

Berdasarkan data dari hasil penelitian pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh thitung = 0,182 dan ttabel = 1,342. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa H0 diterima jika thitung terletak diantara
-1,342 dan 1,342 dan tolak H0 jika thitung mempunyai harga-harga lain. Hasil
penelitian menunjukkan thitung = 0,182 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaan,
jadi H0 diterima atau kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.

85

LAMPIRAN 16
UJI HIPOTESIS (UJI t SATU PIHAK) NILAI POST-TEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Dengan , H O : Tidak ada pengaruh Pembelajaran Project Based Learning terhadap


hasil belajar siswa pada sub materi Suhu dan Pengukurannya di
SMP N 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.

H a : Ada pengaruh Pembelajaran Project Based Learning terhadap


hasil belajar siswa pada sub materi Suhu dan Pengukurannya di
SMP N 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.
Dari hasil perhitungan diperoleh
Varians Kelas Eksperimen (S2) = 232,5625 ; S = 15,25
Varians Kelas Kontrol (S2) =199,9396 ; S =14,14
Nilai Rata rata Kelas Eksperimen X 1 = 67
Nilai Rata rata Kelas Kontrol X 2 = 60
Jumlah Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol masing masing 32
Maka Varians keseluruhan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

s
2

s2

n1 1s12 n2 1s2 2
n1 n2 2

20 1232,5625 20 1199,9396
20 20 2

s2

19(232,5625) 19(199,9396)
38

s2

4418,6875 3098,8524
38

s2

7431,3452
38

86

S2 = 149,5729
S = 12,23

Untuk memperoleh nilai t digunakan rumus :


X1 X 2

t
s

1
1

n1
n2

67 60
1
1
12 ,23

20 20
7
12 ,23

1
10

7
12 ,23 0,1

7
12 ,23(0,3162 )

7
3,8671

thitung = 1,810

Dari daftar distribusi untuk = 0,05, dk = (n1 + n2 - 2) = (20 + 20 2) = 38

Untuk dk = 38 berada diantara dk = 30 dan dk = 40. Maka ttabel diperoleh :

Untuk dk 30 dan = 0,05 didapat t(1 ) = t(0,5)(0,05) = t0.975 = 2,042

87

Untuk dk 40 dan = 0,05 didapat t(1 ) = t(0,5)(0,05) = t0.975 = 2,021

Maka t(0,975)(62) = t(0,975)(30) + (38 30/40 30)( t(0,975)(40) - t(0,975)(60) )

t = 2,042 + 11,925 (2,021-2,042)


t = 2,042 + 11,925 (0,021)
t = 2,042 0,2504
ttabel = 1,7915

Berdasarkan data dari hasil penelitian postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan thitung =1,810

dan ttabel = 1,7915. Dan berdasarkan kriteria

pengujian hipotesis sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa jika thitung < ttabel
maka Ho diterima, dan jika thitung > ttabel maka Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan ttabel < thitung atau 1,7915 < 1,8100 maka Ada pengaruh Pembelajaran
Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen.

Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang


signifikan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hal ini
dapat dilihat dari data post-test yang diperoleh dimana rata-rata post-test untuk

88

kelas eksperimen adalah sebesar 67,00 sedangkan rata-rata post-test untuk kelas
kontrol adalah sebesar 60,00. Dari data tersebut dapat diperoleh peningkatan hasil
belajar sebesar 10,44 %

% Peningkatan Hasil Belajar = ekper-kontrol/ekper x 100%

= (67,00 60,00 / 67) x 100 %

= (7 / 67) x 100%

= 10,44 %

89

LAMPIRAN 17
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Taraf Nyata ( )

Ukuran
Sampel

0.01

0.05

0.10

0.15

0.20

n= 4

0.417

0.381

0.352

0.319

0.300

0.405

0.337

0.315

0.299

0.285

0.364

0.319

0.294

0.277

0.265

0.348

0.300

0.276

0.258

0.247

0.331

0.285

0.261

0.244

0.233

0.311

0.271

0.249

0.233

0.223

10

0.294

0.258

0.239

0.224

0.215

11

0.284

0.249

0.230

0.217

0.206

12

0.275

0.242

0.223

0.212

0.199

13

0.268

0.234

0.214

0.202

0.190

14

0.261

0.227

0.207

0.194

0.183

15

0.257

0.220

0.201

0.187

0.177

16

0.250

0.213

0.195

0.182

0.173

17

0.245

0.206

0.289

0.177

0.169

18

0.239

0.200

0.184

0.173

0.166

19

0.235

0.195

0.179

0.169

0.163

20

0.231

0.190

0.174

0.166

0.160

25

0.200

0.173

0.158

0.147

0.142

30

0.187

0.161

0.144

0.136

0.131

n> 30

1.031

0.886

0.805

0.768

0.736

Sumber: Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

90

Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t


v = dk
(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp)

91

Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z

Sumber:

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

92

Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F


(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakaan:
Fp : Baris Atas untuk p = 0,05 dan Baris Bawah untuk p = 0,01)

93

Sumber:
Sudjana, (2005), Metode Statistika. Bandung : Tarsito

94

LAMPIRAN 18 AKTIVITAS KEGIATAN

Foto depan sekolah SMP N 3 Percut Seituan

Foto pretes kelas kontrol

95

Foto pada saat pembelajaran kelas eksperimen

Foto pada saat diskusi kelompok kelas eksperimen

Anda mungkin juga menyukai