Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

I’JAZ AL-QUR’AN

Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratMata Kuliah Ulumul Quran


Pada Prodi Ekonomi Syari’ah STAIPI Persatuan Islam Garut
Dosen Pengampu: Ustadz Abdurrahim S.Pd, M.Ag

Disusun Oleh:
Grozny Basayev
Lutfia Indika Rahma
Sopia Nida

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM GARUT
1441H/2019M

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan berbagai kenikmatan dengan berbagai bentuk dalam setiap aspek yang tak

mungkin dapat terhitung nilainya yang terwujud dalam Iman dan Islam. Shalawat serta salam

mudah-mudahan selalu kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang

telah di utus oleh Allah SWT dengan membawa sebuah risalah untuk membimbing manusia

kepada jalan yang hak dan selalu memegang tali Allah yang tidak lain agama islam, yang

telah menjadikan manusia terhindar dari kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Dalam rangka memenuhi syarat mata kuliah Ulumul Qur’an kami sebagai mahasiswa dan

mahasiswi yang bersangkutan dan berkewajiban untuk memenuhi tugas tersesbut, yaitu

membuat makalah yang berjudul “I’JAZ AL-QUR’AN”

Yang Alhamdulillah berkat Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Namun penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki. Maka

dari itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis pun menampung harap saran dan

kritik.

Tidak lupa ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Allah Subhanahu Wata’alladengan segala Rahmat serta Ridho-Nya

2. Dosen Ulumul Qur’an yang bernama Ustadz Abdurrahim, S.pd M.Ag


DAFTAR IS

KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iv
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan penulisan.......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
A. Pengertian I’jaz..........................................................................................................................3
B. Macam-macam I’jaz...................................................................................................................7
C. Segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an..............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah telah menganugerahkan kepada manusia berbagai keistimewaan dan


kelebihan, serta memberinya kekuatan pikiran yang cemerlang, semua itu allah
berikan agar kita sebagai manusia bisa membedakan antara yang hak dan yang
bathil.

Allah sama sekali tidak akan menelantarkan manusia, Allah akan memberikan
kepadanya sebersit wahyu yang akan membimbingnya kejalan yang benar
sehingga mereka dapat mengatasi problematika hidup ini atas dasar keterangan
dan pengetahuan. Kebanyakan watak manusia adalah sombong dan tidak mau
mengakui adanya kenebenaran hakiki. Oleh karena itu, Allah memberikan wahyu
kepada utusan-utusannya dan diberikan kekuatan dengan hal-hal yang diluar nalar
yang dapat menegakan hujjah atas manusia sehingga mereka mengakui kelemahan
dirinya terhadap mu’jizat itu sampai mereka tunduk dan patuh kepada-Nya.

Mu’jizat diturunkan Allah melalui perantara Nabi untuk membuktikan


kekuasaan-Nya ketika orang-orang menentang akan ajaran kebenaran dari Nabi,
Mu’jizat hanya turun pada saat-saat tertentu. Tidak ada orang yang dapat
menandingi akan kebesaran Allah seperti halnya mu’jizat Nabi Isa yang bisa
menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin-Nya dan Nabi
Muhammad pernah membelah bulan karena orang-orang kafir quraisy menentang
kebenaran ajaran Nabi Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian I’jaz
2. Macam-macam I’jaz
3. Segi-segi kemukjizatan Al-qur’an

1
C. Tujuan penulisan

Adapaun tujuan kami dalam menuyusun makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas dalam perkuliahan, disamping itu juga agar kami khususnya
dan semua mahasiswa/I mampu memahami tentang I’jazul quran.
1. Untuk mengetahui pengertian I’jaz
2. Untuk mengetahui macam-macam I’jaz
3. Untuk mengetahui segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an.

2
BAB II

A. Pengertian I’jaz

Pengertian I’jaz secara etimologi adalah kehadiran dari kata jaz yang
merupakan isim masdar dari ajaza-yu’jizu-I’jazan yang memiliki arti “ketidak
berdayaan atau keluputan” (naqid al-hajm), kata jaz juga berarti “terwujudnya
ketidakmampuan”.1 Dan secara terminologi yang dimaksud dengan mukjizat atau
I’jaz Al-qur’an adalah ketidakmampuan siapa pun untuk menjawab tantangan Al-
Qur’an sebagai bukti kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW.2 I’jaz
(kemukjizatan) bisa disebut juga menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut
pengertian secara umum adalah tidak mampunya mengerjakan sesuatu, lawan dari
kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah kemampuan
mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Dan mu’jizat (mukjizat) adalah sesuatu hal
yang luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.

Jika dilihat dari segi istilah I’jaz adalah penampakan kebenaran pengklaiman
kerosulan nabi Muhammad SAW dalam suatu ketidakmampuan orang arab untuk
menandingi mukjizat nabi yang abadi yaitu AL-QUR’AN. Al-Qur’an adalah
firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk yang benar bagi seluruh umat manusia.

Perbuatan seseorang yang berbuat pengklaiman tersebut ia menjalankan fungsi


ilahiyah dengan cara berhenti ketentuan hukum alam dan membuat orang
berbaring tidak mampu beraksi akan ke klaimannya tersebut. Dengan
menggunakan kata berbaring mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa yang luar
biasa terjadi melalui seorang nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantang kan
kepada seseorang yang meragukan atau yang mendatangkan sesuatu yang mirip
namun mereka tidak mampu menghadapi tantangan tersebut serta mendatangkan
hal yang ingin disamakan tersebut. Ini bukan berarti melaporkan manusia dengan
pengertian yang sebenarnya. Sungguh besar-besaran memberi pengertian kepada

1
Mudzakir AS, studi-studi ilmu qur,an (Bogor : Litera Antar Nusantara, 2016)
2
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A., kuliah ulumul quran (Yogyakarta: ITQAN Publishing.
2014) hal.239

3
mereka tentang kelemahan mereka untuk mendatangkan hal yang sama dengan
rasul yaitu Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan mukjizat Terbesar yang diberikan kepada Nabi SAW


yang kemudian disampaikan kepada keseluruhan umatnya yang menjadi saksi
kebenaran yang ada dalam Al-Qur.an, disamping itu Al-Qur’an juga dijadikan
sebegai petunjuk utama bagi umat manusia yang dimana jika seseorang berpegang
teguh kepadanya maka akan terselamatkan atau tidak akan tersesat.

Dan Allah pun telah menajamin kebenaran, kesucian, dan kemurnian nya
sebagaimana yang firmannya:

َ ‫يل هَّللا ِ ۖ لَ ُه فِي ال ُّد ْن َيا خ ِْزيٌ ۖ َونُ ِذيقُهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َع َذ‬
ِ ‫اب ْال َح ِر‬
‫يق‬ ْ ‫ثَانِ َي ِع‬
ِ ‫طفِ ِه لِيُضِ َّل َعنْ َس ِب‬

“Dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.


Ia mendapat kehinaan di dunia dan dihari kiamat Kami merasakan kepadanya
azab neraka yang membakar.”

Balaghahnya, sususnannya, dan gaya bahasa serta isisnya tiada mahkluk yang
bias menandingi nya. Al-Qur’an dalam beberapa ayat menentang manusia dan jin
untuk membuat hal yang serupam. Allah berfirman:

‫صالِحً ا َفلَ ُه َج َزا ًء ْالحُسْ َن ٰى ۖ َو َس َنقُو ُل لَ ُه مِنْ أَ ْم ِر َنا يُسْ رً ا‬


َ ‫َوأَمَّا َمنْ آ َم َن َو َع ِم َل‬

“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala
yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang
mudah dari perintah-perintah kami".

Pertama : Al-Qur’an menantang siapa saaja untuk membuat Al-Qur’an secara


utuh. Allah SWT berfirman:

‫قل لئن اجتمعت االنس والجن علي أن يأتوا بمثل هذا القرآن اليأتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا‬

4
“katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa dengan Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yansg serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembanu bagi
sebagian yang lain”. (QS.Al-Israa 17:88)

Kedua : Al- Qur’an menantang siapa saja untukmembuat seperti Al-Qur’an 10


syarat saja. Allah SWT berfirman:

ٰ ۡ‫استَطَ ۡعتُمۡ ِّم ۡن د ُۡو ِن ہّٰللا ِ اِ ۡن ُک ۡنتُم‬


َ‫ص ِدقِ ۡین‬ ٍ ‫اَمۡ یَقُ ۡولُ ۡونَ ۡافت َٰرىہُ ؕ قُ ۡل فَ ۡاتُ ۡوا بِ َع ۡش ِر ُس َو ٍر ِّم ۡثلِ ٖہ ُم ۡفتَ َر ٰی‬
ۡ ‫ت َّو ۡادع ُۡوا َم ِن‬

َ‫فَإِلَّ ْم يَ ْست َِجيبُوا لَ ُك ْم فَا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أُ ْن ِز َل بِ ِع ْل ِم هَّللا ِ َوأَ ْن اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل ه َُو ۖ فَهَلْ أَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬

“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an


itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal
dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu
yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”.

Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah),


“Ketahuilah, bahwa (Al-Qur'an) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa
tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk Islam)?”
(QS.Hud 11:13-14)

Ketiga : Al-Qur’an menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur’an satu
surat saja.Allah SWT berfirman :

ٰ ‫اَ ْم َيقُ ْولُ ْو َن ا ْف َت ٰرى ُه ۗ قُ ْل َفأْ ُت ْوا ِبس ُْو َر ٍة م ِّْثلِهٖ َو ْادع ُْوا َم ِن اسْ َت َطعْ ُت ْم مِّنْ د ُْو ِن هّٰللا ِ اِنْ ُك ْن ُت ْم‬
‫ص ِدقِي َْن‬

Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-


buatnya? Katakanlah, “Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (Al-

5
Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu
(membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS.Yunus
10:38)

ٰ ‫ب ِّم َّما نَ َّز ْلنَا ع َٰلى َع ْب ِدنَا فَأْتُوْ ا بِسُوْ َر ٍة ِّم ْن ِّم ْثلِ ٖه ۖ َوا ْد ُعوْ ا ُشهَد َۤا َء ُك ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫ص ِدقِ ْين‬ ٍ ‫َواِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي‬

َ‫ت ِل ْل ٰكفِ ِر ْين‬


ْ ‫فَا ِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلُوْ ا َولَ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَاتَّقُوا النَّا َر الَّتِ ْي َوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ ۖ اُ ِع َّد‬

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. -Jika
kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah
kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan
bagi orang-orang kafir. (QS.Al Baqarah 2:23-24)

Allah memberikan sebuah tantangan kepada manusia untuk membuat satu


surat saja, jika membuat satu kata atau satu huruf itu tidak relevan untuk
menunjukan sebuah kehebatan dan keistimewaan Al-Qur’an ini. Satu ayat, satu
kata atau satu huruf belum bisa menunjukan kehebatan apa pun. Tantangan yang
allah berikan tersebut belum bisa ada yang menjawabnya baik saat keadaan Nabi
Muhammad SAW masih hidup ataupun ketika Nabi sudah wafat dan sampai kini
pun, tidak ada seorangpun yang dapat menandingi Al-Qur’an dan tidak ada
satupun yang dapat membuat atau menyerupai itu (AL-QUR’AN).3

Nabi merupakan seorang yang Ummi yaitu tidak bisa membaca dan menulis,
mengapa allah memberikan wahyu (Al-Qur’an) kepada nabi Muhammad
sedangkan nabi Muhammad merupakan seorang yang Ummi, semua itu telah
diatur oleh allah dan ada sebuah mukjizat dibalik itu semua orang kafir tidak akan
bisa menuduh bahwa yang membuatnya adalah nabi, nabi saja seorang yang ummi
(tidak bisa menulis dan membaca) bagaimana bias membuatnya. Sampai sekarang
belum ada orang yang bias membuat satu surat pun begitupun dengan nabi
seorang yang Ummi.

3
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A., kuliah ulumul quran (Yogyakarta: ITQAN Publishing.
2014) hal.241.

6
Al-Qur’an adalah kalamullah lafzhan wa ma’nan, Nabi hanya bertugas untuk
menerima, kemudian menyampaikan kepada umatnya untuk membimbing
umatnya ke jalan yang benar, tanpa ada yang dikurangdan ditambah. Ini hikmah
mengapa Nabi seorang yang Ummi, jika Nabi pandai membaca ataupun menulis
dan belajar kepada ahli kitab tentulah orang-orang akan menentangnya dengan
mudah menuduh bahwa Nabi membuat Al-Qur’an atau Al-Qur’an adalah buatan
Nabi Muhammad SAW.

Nabi bisa mengungkapkan banyak hal mulai dari masalah hal yang ghaib pada
masa lalu, kejadian yang akan datang di masa depan, tentang bumi dan alam
semesta, dan berbagai macam fenomena alam yang jangankan pada zaman Nabi
dapat diketahui bahkan sampai zaman sekarang pun belum ada orang yang dapat
diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Dan itu semua diungkapkan dengan
menggunakan bahasa arab yang puitis. Semua itu mustahil dapat dilakukan oleh
Nabi mengingat beliau adalah seorang yang Ummi. Maka dari sinilah kita dapat
melihat bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang murni turun dari Allah SWT dan
dijaga langsung kemurniannya oleh allah sebagai mukjizat pembenar risalah ilahi
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

B. Macam-macam I’jaz

1. Ijazul lughowi (bahasa)

Quran (kitab) yang sangat tinggi kualitas dan bahasanya, sebab kalimat dalam
al-quran memiliki makna yang sangat luas, dalam, menjadikan bergetar bagi siapa
saja yang membacanya sekaligus memberikan ketenangan disaat bersamaan.

Para ahli bahasa telah menekuni ilmu bahasa ini dengan segala variasinya
sejak bahasa itu tumbuh sampai remaja dan mekar dan menjadi raksaksa perkasa
yang tegar dalam masa kemudaanya. Tidak seorang pun dapat mendakwakan
bahwa menadingi qur’an itu tidak perlu, meskipun hal demikian itu sesuatu yang
mungkin. Sebab, sejarah mencatat bahwa telah terpenuhi faktor-faktor kuat yang
mendorong mereka untuk menandingi qur’an. Yaitu di saat mereka bersikap

7
ingkar, menolak risalah dan pembawanya, juga di saat qur’an mengobarkan
fanatisme mereka.

Orang arab tidak mempunyai kalam yang mencakup fasahah garabah


(keanehan) rekayasa yang indah, makna yang halus faedah yang melimpah,
keserasian balaghah dan keterampilan bara’ah sebanyak dan dalam kadar seperti
itu. Ke-fasahah-annya senantiasa indah dan serasi, sesuai dengan apa yang di
gambarkan allah:

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang
serupa (mutu ayat ayatnya) lagi berulang ulang, gemetar karenanya kulit orang
orang yang takut kepada tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka diwaktu mengingat Allah”. (az-zumar:23)

“dan sekiranya qur’an itu bukan dari sisi allah tentulah meraka mendapatkan
pertentangan yang banyak di dalamnya”. (an-Nisa:82)

Quran memiliki ketelitian reddaksi bahasa yang sangat sempurna dan


seimbang antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, tidak ada perselisihan di
dalamnya. Jadi, itulah yang membuat tidak akan ada yang menandingi Al Quran.

2. Ijazul Tasyri

Yaitu kemukjizatan segi persyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya yang selalu


eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara persyariatannya yang simpatik dan
menarik tanpa ada pemaksaan.

Kitab yang ajaran ajaran hukum yang terkandung di dalamnya selalu cocok
dengan situasi atau kondisi apapun, dari zaman ke zaman karena quran telah
menjelaskan pokok pokok, aqidah, ajaran, norma, sopan santun, dan
kemasyarakatan.

Contoh Qs. Al-Baqarah:178 dan Qs. Al-Maidah:38 yang menerangkan tentang


hukum qishash, maksudnya adalah di adakannya hukuman qishash untuk
menjamin kehidupan seseorang dari tindak kejahatan agar orang yang ingin

8
melakukan tindak kejahatan berfikir lagi untuk melakukan itu karena akan
mendapat hukuman atas apa yang dia perbuat.

3. Ijazul ilmi

Yaitu kemukjizatan dalam segi pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu


dalam al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu
pengetahuan.

Al-Quran di dalamnya banyak ilmu pengetahuan meskipun tidak secara


gambling dijelaskannya tapi berbentuk isyarat untuk kita memikirkannya, oleh
karena itu banyak dari zaman dahulu yang menafsirkan Al quran agar kita tahu
jelas ayat yang di maksud dan tidak ada lagi keraguan atas ayat itu.

4. I’jaz ghaib

Yaitu pemberitahuannya tentang hal-hal yang ghaib, Al- Qur’an membawa


berita ghaib. Ghaib disini ada 4 yaitu :

a. Ghaib yang menceritakan berita zaman-zaman dahulu


b. Ghaib tentang masa yang akan dating yang mana manusia belum
mengetahui hal tersebut
c. Ghaib yang menjelaskan kenyataan-kenyataan ilmiah di masa sekarang
padahal Al- Qur’an sudah menjelaskan sejak ribuan tahun kebelakang
d. Ghaib yang menceitakan kejadian-kejadian yang akan menimpa umat
rosulullah sepeninggal nya.

5. I’jaz keperibadian Nabi SAW

Nabi SAW didefinisikan dalam al-qur’an bahwa nabi itu manusia yang ummi
(tidak bias baca dan menulis). Allah ingin menu jukan kepada setiap manusia
bahwa al-quran adalah suatu yang I’jaz dari nabi yang ummi agar tidak menuduh
nabi sebagai sihir dan sebagainya.

9
C. Segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an
Para penulis ilmu-ilmu Al-Qur’an pada umumnya, melihat bahwa
kemukjizatan al-qur’an terdapat dalam penyusunan kalimatnya sangat indah,
bahasanya yang sangat bagus dan penempatan kosakatanya. Mushthafa Mahmud
melihat bahwa kemukjizatan al-qur’an terletak pada pengaruh bacaannya dalam
lubuk hati para pendengarnya. Namun Abu Hasan an-Nadwi melihat
kemukjizatan al-qur’an tidak hanya dari segi bahasanya, tetapi juga aspek yang
mencakup informasi keagamaannya yang utuh dan secara menyeluruh,4 dan
mengungkapkan banyak hal mulai dari masalah hal yang ghaib pada masa lalu,
kejadian yang akan datang di masa depan, tentang bumi dan alam semesta, dan
berbagai macam fenomena alam yang jangankan pada zaman Nabi dapat
diketahui bahkan sampai zaman sekarang pun belum ada orang yang dapat
diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Dan itu semua diungkapkan dengan
menggunakan bahasa arab yang puitis.

Dapat disimpulkan bahwa segi kemukjizatan al-qur’an terletak pada tiga hal:
keindahan, ketelitian bahasa al-qur’an yang sangat memikat hati dan ilustrasi
ajaran-ajarannya yang yang memberi isyarat keilmuan. Inilah ketiga aspek yang
dimiliki al-qur’an yang dapat melemahkan orang-orang yang menentang akan
kebenaran al-qur’an yang di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
melalui perantara yaitu malaikat jibril. Allah menurunkan al-qur’an berdasarkan
urutan kejadian-kejadian dan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh Nabi Muhammad, bukan berdasarkan urutan ayat atau surat yang ada dalam
mushaf.

Para peneliti menemukan keajaiban yang sanagat luar biasa yang dimiliki al-
qur’an yang sangat mustahil manusia mampu menandinginya. Abu al-Razak
Naufal, ketika ia meneliti al-qur’an banyak menemukan keseimbangan-
keseimbangan dalam bilangan kata yang digunakan oleh al-qur’an , setidaknya dia
menemukan lima bentuk keseimbangan kosakata dalam al-qur’an yaitu
keseimbanagan anatara jumlah kata dengan antonimnya, jumlah kata dengan

4
Drs.H.Ahmad Izzan, M.Ag., ulumul quran (Bandung : Buah batu. 2011) hal.147.

10
sinonimnya, jumlah kata dengan menunjuk pada akibatnya, kata dengan
penyebabnya, dan keseimbangan-keseimbangan khusus.

Contoh keseimbangan jumlah kata dengan antonimnya adalah kata al-hayy


(hidup) dan al-maut (mati) masing-masing sebanyak 145 kali; an-naf” (manfaat)
danal-madharah (madharat) masing-masing sebanyak 50 kali.

Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya adalah kata al-harts dan az-
zira’ah (membajak, bertani) masing-masing sebanyak 14 kali; al-‘ushb dan adh-
dhurur (membanggakan diri dan angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.

Keseimbangan jumlah antara sukukata dengan kata lainnya yang menunjuk


pada akibat, antara lain, kata al-infaq (infak) dan ar-ridha (kerelaan) masing-
masing sebnayak 73 kali; al-bukhl (kekikiran) dan al-khasarah (penyesalan)
masing-masing sebanyak 12 kali.

Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya antara lain, ada
pada kata al-isyraf (pemboeosan) dengan as-sur’ah (ketergesa-gesaan) masing-
masing sebanyak 23 kali.

Selain beberapa jenis keseimbangan di atas, juga terdapat keseimbangan lain


yang bersifat khusus. Misalnya kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal ada
sebanyak 365 yang sesuai dengan jumlah hari dalam setahun; sedangkan kata ay-
yyam (hari dalam bentuk jamak) dan yaumaini (bentuk mutsana) jumlah
pemakaiannya hanya 30 sama dengan jumlah hari dalam sebulan.5

Sebaliknya, Rasyad Khalifah menemukan konsistensi pemakaian jumlah huruf


pembuka surat dalam surat yang bersangkutan. Seperti huruf qaf yang merupakan
pembuka surat Qaf (surat kelima puluh) ditemukan terulang sebanyak 57 kali,
yakni 3 x 19. Demikian pula huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka pada
surat-surat lainnya.

Kemukjizatan al-qur’an juga terdapat pada keindahan susunan kata dan


kalimat. Syekh Fakhruddin ar-Razi, penulis tafsir al-qur’an berjudul Mafatih al-

5
Drs.H.Ahmad Izzan, M.Ag., ulumul quran (Bandung : Buah batu. 2011) hal.148-149.

11
Ghaib menyatakan bahwa kefasihan bahasa, keindahan susunan kata, dan pola-
pola kalimat al-qur’an teramat luar biasa.6

Beberapa kutipan di atas sungguh memperlihatkan betapa tingginya kefasihan


bahasa dan keindahan kalimat al-qur’an, keindahan dan kefasihan bahasa tersebut
merupakan bagian dari kemukjizatan al-qur’an sehingga orang yang menentang
akan kebenarannya (al-quran) tidak akan pernah dapat membuat hal yang serupa
dengan al-qur’an.

6
Drs.H.Ahmad Izzan, M.Ag., ulumul quran (Bandung : Buah batu. 2011) hal.149-150.

12
BAB III

KESIMPULAN

1. Secara etimologi I’jaz diambil dari kata Jaz yang merupakan isim
masdar dari A’jaza-Yu’jizu-I’jazan yang berarti ketidak berdayaan
atau keluputan dan juga berarti terwujudnya ketidak mampuan.
2. Secara terminology I’jaz adalah ketidakmampuan siapa pum untuk
menjaawab tantangan Al-Qur’an sebagai bukti kebenara risalah Nabi
Muhammad SAW.
3. Salah satu hikmah kenapa Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW yang mana beliau itu seorang yang Ummi karena
agar orang kafir tidak bisa menuduh bahwa Al-Qur’an itu buatan Nabi
Muhammad SAW
4. I’jaz dibagi menjadi 5 bagian yaitu: I’jaz Lughowi, I’jazul Tasyri,
I’jazul Ilmi, I’jazul Ghaib, dan I’jaz Keperibadian Nabi Muhammad
SAW
5. Segi kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada tiga hal: Keindahan,
ketelitian bahasa Al-Qur’an yang sangat mengikat hati, dan Ilustrasi
ajaran-ajarannya yang memberi isyarat keilmuan.
6. Contoh kemukjizatan Al-Qur’an adalah keseimbangan dalam bilangan
kata. Seperti kata Al-hayy dan Al-maut masing-masing sebanyak 145
kali dan ada juga kata yaum dalam bentuk tunggal ada sebanyak 365
yang sesuai dengan jumlah hari dalam setahun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Ahmad, Izzan. 2011. Ulumul Quran . Bandung : Buah batu.


Ilyas, Yunahar. 2014. Kuliah Ulumul Quran. Yogyakarta : ITQAN Publishing.
Mudzakir AS. 2016. Studi-studi Ilmu Qur’an Bogor : Litera Antar Nusantara.

14
15

Anda mungkin juga menyukai