Anda di halaman 1dari 4

 Home

 Library Information
 Help on Search
 Women Research Institute
 Librarian LOGIN

 
Women Research Institute Library
Select Language RECORD DETAIL
English

Simple Search Back To Previous  XML Detail


Title Kliping Berita: INDONESIA MDG
AWARDS 2011: Sinergi Pelayanan
Search
Pasuruan
Advanced Search
Edition 2012
Title :
Call Number
Author(s) :
ISBN/ISSN
 SEARCHING... Author(s) ICH
Subject(s) MDGs Awards

Subject(s) : Classification
Series Title Hal. 14
 SEARCHING...
GMD KLIPING
Language Indonesia
ISBN/ISSN : Publisher Kompas
GMD :
Publishing 2012
Collect Year
ion Type :
Publishing Jakarta
Locati Place
on : Collation Kompas, Jumat 03 Februari 2012
Search
Abstract/Note Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur,
s merupakan contoh daerah yang sukses
dalam menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Setidaknya itu tergambar dari
keberhasilan mereka mendapatkan
penghargaan terkait Tujuan Pembangunan
Milenium Indonesia (Indonesia MDG
Awards 2011) pada kategori Kesehatan Ibu
dan Anak dari kepesertaan kabupaten/kota.
Di tingkat akar rumput, warga dan
perangkat Desa Karangsono, Kecamatan
Sukorejo, di kabupaten itu dengan bendera
Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum
(Hippam) Seger Waras berhasil
membangun jaringan air bersih untuk
kepentingan warga. Bahkan, sejak tahun
2011 Hippam menjadi badan usaha milik
desa.
Untuk itu, Hippam mendapat penghargaan
Indonesia MDG Awards 2011 pada
kategori lembaga swadaya masyarakat
untuk Akses pada Air Minum Layak dan
Sanitasi Dasar.
Sejak tahun 2009, Kabupaten Pasuruan
memiliki program Kesehatan Ibu, Bayi
Baru Lahir, dan Anak (KIBBLA). Data
Pemerintah Kabupaten Pasuruan
menunjukkan, ada penurunan angka
kematian ibu (AKI) dari 108,9 per
100.0000 kelahiran hidup pada tahun 2010
menjadi 96,34 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2011.
Secara nasional, prevalensi AKI Indonesia
saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup.
MDGs menargetkan, AKI turun menjadi
102 per 100.000 pada akhir 2015. Saat ini,
Pasuruan telah mencapai target itu.
Angka kematian bayi (AKB) cenderung
turun, yaitu tahun 2010 dari 7,46 per 1.000
kelahiran hidup menjadi 6,88 per 1.000
kelahiran hidup tahun 2011. Adapun target
MDGs 24 per 1.000 kelahiran hidup tahun
2015.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan Bambang Heru Wuryanto
mengatakan, kunci sukses penurunan AKI
dan AKB adalah pada sinergi antarinstansi
di pemerintah daerah dan masyarakat.
Bambang mengatakan, KIBBLA muncul
dari inisiatif anggota DPRD Kabupaten
Pasuruan untuk menyusun Peraturan
Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 2
Tahun 2009 tentang KIBBLA. Aplikasinya
dicetuskan bupati melalui peraturan bupati
tahun 2010 serta peraturan desa tahun 2010
dan 2011.
Program KIBBLA menarik perhatian
Health Services Program dari USAID
tahun 2010. Health Services Program
memberikan penguatan kapasitas dan
kualitas sumber daya manusia untuk
masyarakat dan petugas medis dari tingkat
kabupaten, kecamatan, dan desa.
Masing-masing bagian mencari penyebab
kematian ibu melahirkan dan bayi serta
mencari solusinya. ”Dengan mekanisme
yang jelas, bisa diketahui titik mana yang
tidak jalan atau pemangku kepentingan
mana yang tidak melakukan tugas,” kata
Bambang memaparkan.
Hasilnya, jika sebelum ada KIBBLA,
penyebab kematian ibu melahirkan adalah
keracunan, perdarahan, dan infeksi di luar
fasilitas pelayanan medis. Kini kematian
disebabkan faktor lain, seperti penyakit
bawaan. Perawatan dilakukan di fasilitas
pelayanan medis.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan Diah Ayu menambahkan,
KIBBLA menumbuhkan kesadaran
masyarakat untuk melaporkan kejadian
pada masa kehamilan dan persalinan serta
meningkatnya penanganan terhadap kasus
gizi buruk.
Peningkatan pengetahuan dan kapasitas
membuat masyarakat berinisiatif dan
mengusulkan kegiatan pemberian makanan
tambahan lewat musyawarah perencanaan
pembangunan desa. Dampaknya,
persentase anak balita gizi buruk turun dari
3,18 persen pada tahun 2007 menjadi 0,12
persen tahun 2011.
Akses air bersih
Hippam Seger Waras diprakarsai
almarhum Kepala Desa H Moch Sutaji
tahun 1989 bersama para tokoh masyarakat
dan warga Desa Karangsono. Mereka
mengumpulkan dana untuk membeli
sumber air di Sumber Kambang, Desa
Sumbersuko, Kecamatan Purwosari.
Jaringan pipa memanfaatkan pipa bekas.
Namun, air itu keruh kecoklatan.
Dalam perkembangan, mereka mendapat
bantuan dari Bagian Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum Pasuruan. Setelah
mengalami pasang surut, Februari 2011
kepengurusan Hippam dibenahi dan
mendapatkan hibah sumur bor dari donatur
di desa itu, H Moch Roeslan, serta bantuan
dari Cipta Karya dan PNPM Mandiri.
Tambahan sumber air dari sumur bor serta
program pemasangan jaringan pipa baru
dan meter air, seperti halnya perusahaan air
minum, berhasil mengatasi masalah
kekurangan air dan distribusi. Bahkan,
akhir tahun 2011 ada uang kas bersih hasil
iuran air Rp 41,3 juta.
Ketua Hippam Sawiyono mengatakan,
Hippam kini melayani 612 keluarga di desa
yang terletak di kaki Gunung Arjuna ini.
Masih ada pekerjaan rumah untuk
mengaliri 40 persen keluarga lain di desa
itu.
Pemakaian 1-20 meter kubik ditarik Rp
10.000 ditambah administrasi menjadi Rp
11.500. ”Untuk kegiatan bisnis, kami tarik
lebih tinggi. Untuk tempat sosial, seperti
rumah ibadah dan sekolah, kami alirkan
gratis. Tetapi, tetap dipasang meteran agar
terkontrol,” kata Agus Sumariono,
Koordinator Teknik Hippam Seger Waras.
Ke depan, Hippam Seger Waras ingin
melebarkan sayap hingga ke desa sekitar.
Banyak permintaan setelah melihat
kesuksesan pengaliran air bersih ke rumah
warga. ”Selama listrik menyala, air terus
mengalir. Berbeda saat warga
menggunakan air PDAM yang mengalir
dua hari sekali,” kata Sawiyono. Ia juga
mengklaim, dari hasil pengujian, kualitas
air Hippam setara dengan air mineral
kemasan. (ICH)

Specific Detail
Info
Image

File No Attachment
Attachment
Availability WRI-
195- Perpustakaan WRI Available
2012
  Back To Previous

License: GNU GPL Version 3


Supported by Senayan Open Source Library Management System, V.3 Stable 14

Anda mungkin juga menyukai