Anda di halaman 1dari 3

ISSNNo.

2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|31

ANALISIS KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES


(Material Batuan di Tiga Kabupaten Pulau Lombok)

Oleh :

I Gede Utama Hadi Sutrisna


Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstrak: Pembangunan infrastruktur seiring waktu terus berjalan, sehingga dibutuhkan material yang
memenuhi syarat pengujian, dari Quary yang diketahui di ambil jenis batunya dan dipecah menjadi
agregat kasar dengan ukuran tidak seragam, untuk dapat menetukan kualitas agregat tersebut salah satu
dilakukan pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi los angeles, mesin diputar sebanyak 500 kali
putaran, setelah mencapai 500 putaran agregat dikeluarkan dan disaring menggunakan saringan No.12 dan
yang tertahan ditimbang. Sehingga mendapatkan nilai keausan material batu Bongor mencapai 42,08 %,
batu Pengkores keausan nya mencapai 38,75 %, batu Selowjan keausannya mencapai 28,17 %, dan untuk
batu Pringga baya keausannya mencapai 19,86 %.Untuk batu bongor berdasarkan Spesifikasi Umum
tahun 2010 (rev 3) untuk batasannya memcapai 40% berarti batu bongor tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai material agregat kasar bahan bangunan karana 40 % < 42,08%. Sedangakan batu
pengkores, selowjan, dan pringgabaya masih memenuhi syarat untuk dijadikan material agregat kasar
sebagai bahan bangunan.

Kata kunci: Keausan, Agregat

PENDAHULUAN

Luas pulau Lombok 5.435 Km² dengan struktur METODE PENELITIAN


geologi Nusa Tenggara Barat dengan batuan tertua
a. Persiapan
(berumur tersia) dan yang termuda (berumur
Persiapan dilaksanakan secara bertahap,
kuarter), batuan lombok didominasi degan batuan
dimulai dari tijauan pustaka, perumusan
gunung api serta batuan alluvium ( recent), batuan
masalah, dan meninjau ulang standart nasional
di pulau Lombok terdiri dari persilangan batu pasir
yang akan dijadikan sebagai acuan penelitian,
kuarsa, batu lempung , breksi, lava, tufa dengan
dan ditetapkan perencanaan penelitian yang
lensa-lensa batu gamping , batu gamping dan dasit.
akan dilaksanakan.
Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya
Material yang diuji diambil dari quary desa
kebutuhan material khususnya batu alam untuk
Bongor termasuk kabupaten Lombok Barat ,
kebutuhan bahan dasar infrastruktur umum dan
Desa pengkores dan desa selowjan termasuk
infrastruktur pribadi banyak ditemukan quary –
kabupaten lombok tengah dan Pringgabaya di
quary yang menyuplai bahan dasar tetapi tidak
kabupaten lombok timur.
diperkuat dengan hasil test bahan dari konstruksi
bangunan pribadi (non umum) atau konstruksi
b. Alat yagn dibutuhkan
bangunan umum khususnya tempat ibadah, mereka
1. Mesin Los Angeles.
masih belum mengetahui kwalitas material yang
2. Saringan No.12 serta disiapkan juga satu
digunakan dan kurangnya tenaga ahli yang
set saringan
dilibatkan sebagai pendamping pelaksanaan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 %
pembangunan tersebut karena terkadang bangunan
terhadap berat contoh5 gr
tersebut bersifat sosial, perlu kita ketahui untuk
4. Bola – bola baja dengan diameter rata-rata
mendapatkan bahan dasar tersebut lebih mudah
4,68 cm (17/8”) dan berat masing – masing
perlu diperhatikan cost (biaya) yang dikeluarkan
antara 390 – 450 gr.
untuk mendapatkan material yang sesui spesifikasi,
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur
sehingga mendorong para peneliti untuk
temperatur untuk memanasi sampai 100 ±
melaksanakan penelitian material batu alam yang
5°C.
terdapat di quary pulau Lombok pada kabupaten
Lombok barat, kabupaten Lombok tengah dan
kabupaten Lombok timur..

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019


32|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

c. Uji Laboratorium HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Batu diambil dari lokasi di pecah terlebih
dahulu secara manual denga palu batu Table 1. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat
menjadi agregat kasar yang mempunyai Bongor Kab. Lombok Barat
ukuran yang tidak seragam dan dimasukan
kedalam pemecah mini (Stone Crusher)
dan matrial akan menjadi agregat
mendekati ukuran 37,5 mm – 12,5 mm.
2. Setelah itu material agregat di cuci, dan
dikeringkan dam oven setelah itu
dilaksanakan analisa saringan untuk
mendapatkan ukuran agregat 37,5 mm, 25
mm, 19 mm, dan 12,5 mm dan ditimbang
sesui dengan kebutuhan pengujian abrasi A
dan abrasi B.
3. Benda uji dan bola baja dimasukan ke
mesin Los Angeles.
4. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm
sampai dengan 33 rpm; jumlah putaran
gradasi A dan Gradasi B 500 putaran.
5. Setelah selesai pemutaran, benda uji Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat
dikeluarkan dari mesin, kemudian saring Pengkores Kab. Lombok Tengah
dengan saringan No 12 (1,70 mm) tanpa
pencucian. butiran yang tertahan saringan
no 12 dicuci bersih, selanjutkanya
dikeringkan dalam oven pada temperatur
110 °C±5°C sampai berat tetap.

d. Analisis
Setelah pengujian dengan mesin Los Angeles
selesai maka dapat di analisis keausan agregat
dengan parameter sebagai berikut :
Keausan = 100%
Keterangan :
a = berat benda uji semula (gram)
b = berat benda uji tertahan saringan No. 12
(1,70 mm) (gram)

Pengujian keausan dilaksanakan untuk Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat


mengetahui agregat tersebut dapat Selowjan Kab. Lombok Tengah
mempertahankan kualitasnya akibat proses
mekanis yang dapat menyebabkan pecahnya
butir-butir agregat akibat proses tersebut.
Dengan cara memperhartikan pada agregat
yang tertahan satringan No.12 semakin banyak
material yang tertahan maka dapat dikatakan
bahwa kualitas agregat yang diuji semakin
bagus kualitasnya karena sedikit material
agregat kasar yang pecah atau rapuh.

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/


ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|33

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat b. Saran


Pringga Baya Kab. Lombok Timur
Adapun saran perlu dilaksanakan penelitian
lanjutan uji berat jenis, uji penyerapan air, uji
kekekalan bentuk dengan Na2SO4, uji kuat
tekan untuk dapat melihat kemungkinan batu
pengkores, slowjan, dan batu pringga baya
dapat dimanfatkan secara rinci sebagai bahan
bangunan infarastruktur.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Spesifikasi umum Dirjen Bina


Marga, Revisi 3. Jakarta

Ludofikus Dumin, Ferdinan Nikson Liem, dan


Abia E. Mata (2018). Analisis
Laboratorium Penggunaan Agregat Dari
Quary Wae Mese Untuk Campuran
Beraspal Panas Di Kabupaten Manggarai
PENUTUP Barat – Ntt . Teknik Sipil Politeknik Negeri
Kupang, Kupang
a. Simpulan
1. Dari hasil analisis nilai keausan agregat SNI. (2008). Cara Uji Keausan Agregat dengan
dari masing – masing quary didapatkan mesin abrasi Los Angeles. Badan Nasional
untuk batu Bongor keausannya mencapai Indonesia, Jakarta
42,08 %, batu Pengkores keausan nya
mencapai 38,75 %, batu Selowjan Sulfah Anjarwati . (2013). Analisis Keausan
keausannya mencapai 28,17 %, dan untuk Agregat Batu Andesit Banyumas Dengan
batu Pringga baya keausannya mencapai Mesin Abrasi Los Angeles, Universitas
19,86 %. Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah.
2. Untuk batu bongor berdasarkan Spesifikasi
Umum tahun 2010 (rev 3) untuk Syamsul Arifin* Muh. Kasan* Novita Pradani.
batasannya memcapai 40% berarti batu 2007 . Pengaruh Nilai Abrasi Agregat
bongor tidak memenuhi syarat untuk Terhadap Karakteristik Beton Aspal.
digunakan sebagai material agregat kasar Universitas Terbuka. Palu
bahan bangunan karana 40 % < 42,08%.
Sedangakan batu pengkores, selowjan, dan
pringgabaya masih memenuhi syarat untuk
dijadikan material agregat kasar sebagai
bahan bangunan.

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

Anda mungkin juga menyukai