27-Article Text-49-1-10-20200131
27-Article Text-49-1-10-20200131
ISSN : 2614-8900
E-ISSN : 2622-6545
©Program Pascasarjana Universitas Papua, https://pasca.unipa.ac.id/
Email: adhitphiko@gmail.com
ABSTRACT: Manokwari is a coastal city and the capital city of the Province which is
considered as very strategic and growing city, making Manokwari more attract for jobs
seeker. Many low- income people who migrate to Manokwari make densely populated
and slum squatter settlements inevitable. Padarni Coastal Area is one of the urban areas
with very poor environmental conditions, Irregular, disaster-prone settlements as well as
basic facilities and infrastructure have not been realized properly so that the community
cannot move and live properly. The results of the study were 6 causes of slum conditions:
Socio-cultural Characteristics, level of urbanization, limited land, accessibility, facilities
and infrastructure, and weak of government policies. With the concept of waterfront
development, settlement arrangement activities are directed at the utilization of local
potential, phasing improvement in the quality of settlements and sustainable slums
prevention.
ABSTRAK: Manokwari adalah kota pesisir dan ibu kota Provinsi yang dianggap sangat
strategis dan berkembang, membuat Manokwari lebih menarik bagi pencari kerja. Banyak
orang berpendapatan rendah yang bermigrasi ke Manokwari membuat pemukiman padat
dan pemukiman kumuh tak terhindarkan. Wilayah Pesisir Padarni adalah salah satu
daerah perkotaan dengan kondisi lingkungan yang sangat buruk, permukiman yang tidak
teratur, rawan bencana serta sarana dan prasarana dasar belum terealisasi dengan baik
sehingga masyarakat tidak dapat bergerak dan hidup dengan baik. Hasil penelitian adalah
6 penyebab kondisi kumuh: Karakteristik Sosial-budaya, tingkat urbanisasi, keterbatasan
lahan, aksesibilitas, fasilitas dan infrastruktur, dan lemahnya kebijakan pemerintah.
Dengan konsep pengembangan tepi laut, kegiatan pengaturan permukiman diarahkan
pada pemanfaatan potensi lokal, secara bertahap meningkatkan kualitas permukiman dan
pencegahan permukiman kumuh yang berkelanjutan.
128
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
129
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
130
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
131
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
naan lahan yang ada berdasarkan (BPS, 2017) dengan Jumlah Rumah
tahun penggunaan lahan tersebut. Tangga 1.921 RT. Jumlah penduduk pa-
Perubahan penggunaan lahan selain darni merupakan urutan ke 5 terbanyak
dikaji secara spasial, juga di lihat dari di Distrik Manokwari Barat namun de-
motivasi perubahannya berdasarkan ngan kepadatan tertinggi kedua dengan
keterangan responden dengan hasil 587,62 penduduk perkm2, menempati
analisis berupa gambaran kecenderu- urutan kedua setelah Kelu-rahan Wosi.
ngan perubahan lahan. Sebagian besar beragama Kristen Protes-
3. Analisis kesesuaian penggunaan la- tan kemudian disusul agama Islam. Data
han, dilakukan dengan memban- Dinas Dukcapil 2015, pekerjaan pendu-
dingkan arahan penggunaan lahan duk sebagian besar (30%) merupakan
sesuai kebijakan daerah terhadap buruh dan wiraswasta. Kondisi ini tidak
kondisi existing penggunaan lahan terlepas dari banyaknya aktifitas perda-
(peta arahan dan peta eksisting) gangan dan perkantoran serta sektor-
sektor jasa lainnya disekitar kelurahan
Analisis Kondisi Kekumuhan padarni. Pada komposisi penduduk me-
dan faktor pendorong kondisi kekumu- nurut pendidikan, sebagian besar warga
han, Dilakukan melalui kajian indikator- Padarni merupakan tamatan SLTA atau
indikator kekumuhan sesuai Permen sederajat yaitu berjumlah 5.061 jiwa.
PUPERA No. 2 tahun 2016. Daerah Padarni terutama pada kawasan
kumuhnya sebagian besar warganya
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan pekerja swasta, buruh atau
nelayan.
Gambaran Wilayah
Kelurahan Padarni memiliki Daya dukung lahan
topografi berupa dataran rendah pada Daya dukung lahan dihitung dari
bagian tengah dan pantai/pesisir (pada kebutuhan lahan per jiwa. Daya dukung
bagian Barat) sampai dengan berbukit lahan dapat diketahui melalui perhitu-
pada bagian Timur. Ketinggian rata-rata ngan daya tampung lahan. Nilai yang
1-3 mdpl pada pesisir dan 4-10 mdpl didapat dari hasil perhitungan daya
pada daerah bukit, Keseluruhan wilayah tampung dapat digunakan sebagai acuan
didominasi dengan penggunaan lahan untuk mengetahui kawasan mana saja
terbangun dengan jenis bangunan per- yang berada pada kondisi ambang batas
manen, mayoritas berada di daerah yang masih dapat dimanfaatkan (Sur-
dataran rendah seperti di jalan Merdeka yanto, 2009). Dari hasil perhitungan
dan jalan Sudirman. Termasuk dalam hanya RT 2 RW 2 yang masih mendu-
Pusat Pelayanan Primer dan wilayah kung untuk pengembangan meskipun
pengembangan kawasan perkotaan yang sudah mendekati batasan daya dukung
berperan sebagai Ibu Kota Kabupaten lahan, sedangkan untuk kondisi terendah
Manokwari dan memiliki fungsi sebagai atau sudah sangat tidak mendukung
pusat pelayanan skala kabupaten yang adalah di RT 5 RW 3, RT2 RW3 dan
meliputi : pusat pelayanan pemerintahan, RT3 RW3.
pendidikan dan kesehatan skala Kabu-
paten Manokwari. Ekonomi dan Sosial
Seperti pada wilayah pesisir
Penduduk lainnya, kawasan Padarni Pantai meru-
Secara keseluruhan di Padarni pakan permukiman dengan mayoritas
jumlah penduduk mencapai 8.262 jiwa penduduk sebagai, pedagang. pekerja
132
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
133
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
bangunan daratan di kawasan pesisir dengan rumah yang lain yang berde-
adalah 83%. katan. Atau antara kerabat, rumahnya
Dengan rata-rata luasan bangu- saling bersebelahan.
nan rata- rata 73 m2, bangunan di lokasi
studi sebagian besar belum memenuhi 2. Rasa Kesukuan/satu kampung
standar yang baik. Merujuk pada SNI 03- halaman
1733-2004 tentang tata cara perencanaan Merupakan penggunaan lahan
lingkungan perumahan, standar kebutu- kelompok-kelompok tertentu yang mem-
han hunian layak huni untuk 1 keluarga bentuk hunian bersama karena berasal
(5 orang) dengan perhi-tungan kebutu- dari daerah yang sama yang memiliki
han luas latai 1 keluarga minimum hubungan keluarga maupun tidak. Pola
adalah 51 m2, maka jumlah rumah yang membangun lahan adalah orang yang
tidak layak huni di wilayah studi masih lebih dulu datang membangun bangunan
terdapat 23 bangunan atau 26% dari po- kemudian disusul orang baru berikutnya
pulasi responden. Sedang-kan terdapat yang membangun di sebelahnya mengi-
32 bangunan (37%) bangunan berukuran kuti pola sebelumnya. Model kepemi-
51-100 m2 dan ukuran bangunan diatas likan bisa berupa warisan, jual beli, atau
100 m2 sebanyak 32 bangunan. membangun sendiri karena kondisinya
adalah wilayah perairan. Seperti wilayah
Perubahan Penggunaan Lahan/Ba- RW 3, RW 4 dan RW 5.
ngunan
Sebanyak 36 (41%) responden 3. Nonkekerabatan
membangun sendiri bangunannya, se- Hubungan Nonkekerabatan, ada-
dangkan sebanyak 32 % (28 responden) lah keluarga tidak memiliki hubungan
memperolehnya dari warisan keluarga. kekerabatan dengan tetangga sekitar dan
Dari 36 responden yang membangun berbagi kapling tanah. Dimana pemilik
bangunannya sendiri, 25 diantaranya tanah menerima pendatang yang berasal
merupakan bangunan dengan jenis ba- dari luar bukan berdasarkan pertim-
ngunan rumah panggung dan dibangun bangan kekeluargaan namun memiliki
di atas air/tepi air. pertimbangan lain seperti motif ekonomi
Motivasi perubahan lahan/ yaitu sewa dan jual beli atau pembe-
bangunan Terdapat 3 pola utama peruba- rian/hibah.
han penggunaan lahan yang dipengaruhi
aspek sosial: Bentuk perubahan bangunan/lahan
Terdapat 22 responden yang
1. Sistem Kekerabatan melakukan perubahan pada bangunan
Dengan berkembangnya pendu- dari bentuk awal didirikan. Sebagian
duk dan juga kemajuan jaman, terjadi besar yaitu 9 responden merubah/
pergeseran bentuk rumah dan tata letak menambah ruangan kamar untuk me-
bangunan di wilayah pesisir. Dulu rumah menuhi kebutuhan ruang kamar. Seba-
mempunyai bentuk melebar, saat ini nyak 21 responden mengungkapkan mo-
rumah memanjang dari daratan ke arah tivasi perubahan bangunan adalah
laut. Hal ini disebabkan adanya pemba- karena kebutuhan akan ruang tambahan
gian lahan dan waris bagi keturunan dari dan 1 responden karena alasan ada lahan
pemilik rumah. Hubungan kekerabatan kosong.
akhirnya membentuk permukiman di
wilayah ini. Ditandai dengan adanya
hubungan kekerabatan antar satu rumah
134
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
135
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
136
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
137
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
138
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
Gambar 2. Desain Area Komersil Wisata air (Water Sport dan pusat makanan)
139
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
140
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
Gambar 4. Desain Bangunan Hunian dan Jarak antar bangunan meminimalisir resiko
kebakaran serta untuk sirkulasi dan kenyamanan penghuni.
Gambar 5. Desain ruang publik serba guna dan Ruang Terbuka serbaguna
141
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
142
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
143
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
144
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
145
CASSOWARY Volume 2 (2): 128 - 146
ten Riau. Jurnal Ilmu Perikanan Undang Undang No. 26 tahun 2007
Tropis, 50-62. Tentang Penataan Ruang .
146