Sekolah Unggulan Page 1
Sekolah Unggulan Page 1
Abstrak
Sekolah unggulan adalah sekolah yang mampu membawa
siswanya unggul secara intelektual, emosional dan spiritual.
Sekolah unggul pada umumnya lebih mengedepankan kualitas
siswa, agar nantinya mereka dapat bersaing dalam hidup didunia
global. Sekolah unggul umumnya memiliki ciri khusus, di
antaranya siswa yang cerdas, guru yang profesional, disiplin,
berdedikasi tinggi, cerdas, mampu menciptakan desain, strategi,
model dan metode pembelajaran, ramah dan dapat berbaur
dengan sesama guru dan siswa. Proses pembelajaran yang
dijalankan berjalan menyenangkan, kepala sekolah yang baik dan
mampu bertindak sebagai manajer yang baik. Mengelola sekolah
unggul harus dijalankan secara profesional, termasuk juga tentang
kriteria guru harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
Kata Kunci: Sekolah, Unggulan
Abstract
Excellent school is a school that is able to bring their students
excel intellectually, emotionally and spiritually. School excels in
general emphasizes the quality of the students, so that later they
can compete in the global life on earth. Superior school generally
have specific characteristics, including excellent student, teacher
professional, disciplined, dedicated, intelligent, able to create
designs, strategies, models and methods of teaching, friendly and
can mingle with fellow teachers and students. The process of
learning to walk fun run, the principal good and able to act as a
good manager. Managing superior schools should be run
professionally, including criteria for teachers should be in
A. Pendahuluan
Era globalisasi membawa persaingan pendidikan antar bangsa. Hal
tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas unggul,
mampu bersaing dalam lingkup nasional dan nasional dan internasional. Sumber
daya manusia yang berkualitas unggul dalam bidang pisik, mental, ilmu
pengetahuan, teknologi, disiplin, bertanggung jawab, jujur, berakhlak mulia,
berkarakter dan setia kepada nusa dan bangsa, berdedikasi, memiliki skill dan
berorientasi untuk masa depan. Siswa unggul menjadi aset bangsa yang sangat
berharga, dalam menghadapi tantangan dunia di masa depan.
Soekidjo Notoatmojo, menyebutkan masalah sumber daya manusia dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu kualitas dan kuantitas. Kuantitas menyangkut jumlah
sumber daya manusia yang memiliki kontribusi cukup penting dalam
pembangunan. Kualitas berkaitan dengan mutu sumber daya manusia,
menyangkut kecerdasan dan mental. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan
pembangunan pada bidang apapun, peningkatan kualitas sumber daya manusia
menjadi syarat utama (Soekidjo, 1998). Kualitas sumber daya manusia juga
menyangkut pada dua aspek. Aspek pisik dan non pisik, menyangkut kemampuan
kerja, berpikir, serta keterampilan lainnya. Untuk itu, peningkatan kualitas sumber
daya manusia juga dapat diarahkan pada aspek tersebut. Untuk terpenuhinya
peningkatan kualitas pisik dapat diusahakan dengan pemberian gizi yang baik,
sedangkan untuk peningkatan non pisik dapat dilakukan dengan pendidikan dan
pelatihan secara nyata. Sekolah harus mampu menyediakan sarana pendidikan dan
pelatihan yang baik guna menunjang keberhasilan siswanya.
Pendidikan modern sangat dibutuhkan masyarakat sehingga pemerintah
sebagai penyelenggara pendidikan formal harus memajukan dunia pendidikan. Hal
ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin melahirkan generasi
berkuaitas dan berintelektual tinggi.
Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka
pendidikan menjadi bagian terpenting bagi individu, bahkan untuk melihat maju
mundurnya suatu bangsa, dapat dilihat pada mutu pendidikan. Pendidikan kunci
dalam proses menciptakan dan melahirkan sumber daya manusia. Manusia dan
pendidikan adalahmata rantai saling berkaitan dan terhubung satu sama lain. Upaya
buku-buku paket yang akan dipakai (Hasbullah, 2006: 39). Ini menunjukkan
bahwa sekolah unggulan memiliki kelebihan tersendiri terutama dalam bidang
perkembangan segala biadang seperti yang tersebut di atas. Maka otonomi sekolah
di masa depan baru akan dapat terlaksana jika keseluruhan komponen-komponen
yang tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik. Sekolah juga harus
mempersiapkan semua komponen tersebut secara profesional dan bukan setengah-
setengah. Apa bila ketujuh komponen di atas dapat terpenuhi, maka sekolah
tersebut dapat dikatakan sekolah unggul yang berkualitas.
mendidik sisiwanya untuk menguasai sains dan teknologi. Staf pengajar di sekolah
unggul harus memiliki kriteria tersendiri sebagai seorang pendidik. Kriteria
tersebut mencakup: (1) guru profesional yang memiliki kompetensi yang tinggi
dalam menguasai kurikulum, materi pembelajaran, metode, strategi, dan
pendekatan pembelajaran dengan kualitas yang tinggi; (2) berprestasi, menguasai
teknik-teknik evaluasi pembelajaran, dan menguasai strategi pembelajaran yang
unggul; (3) memiliki disiplin dan berdedikasi tinggi, setia terhadap tugas, inovatif;
kreatif dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing siswa yang memiliki bakat
dan potensi yang unggul; (4) sehat jasmani dan ruhani, energik, berpenampilan,
berbudi pekerti luhur, dan senior dalam jenjang pangkat atau pengalamannya; (5)
memiliki kelebihan khusus dibanding guru lainnya baik dalam bidang
keterampilan, mengampu suatu mata pelajaran khusus, dan membimbing siswa
mata materi ekstrakurikuler (Kurniasih, 2009: 70).
Guru disekolah unggul harus mampu menerapkan metode pembelajaran,
strategi, model-model pembelajaran, teknik, dan pendekatan-pendekatannya untuk
mengaktifkan sisiwa dan merangsang otak mereka untuk berpikir, dan juga
mengembangkan variasi pembelajaran yang cukup beragam. Dalam proses
pembelajaran, guru harus memberikan perhatian khusus terhadap siswa secara
merata sehingga dapat memberikan layanan yang sesuai, bahkan demi tercapainya
kesuksesan hasil belajar, guru juga dianjurkan untuk mengetahui kondisi
psikologis siswa secara lebih mendalam.
Tidak semua sekolah dapat dikatakan unggul, keunggulan suatu sekolah,
harus dilengkapi dengan komponen-komponen pendukung seperti tersebut di atas,
dan selain komponen di atas, letak dan luas sekolah juga harus diperhatikan.
Banyak sekolah berdiri dipinggir jalan besar, sempit dan gersang. Kondisi sekolah
seperti itu akan mempersulit berjalannya proses pembelajaran. Sudah seyogyanya
sekolah-sekolah tersebut menyediakan berbagai macam kebutuhan siswa, seperti
taman sebagai tempat bermain.
Sekolah unggul juga harus memiliki komponen-komponen kelengkapan
pendukung lainnya, sehinggaberbeda dengan sekolah non unggulan. Komponen-
komponen tersebut adalah:
1. Letak dan kondisi sekolah nyaman dan asri, jauh dengan jalan raya,
bertujuan menghindari terhambat berjalannya proses pembelajaran.
2. Guru harus disiplin. Disiplin di sini adalah dapat mengatur waktu
selama proses pembelajaran.
3. Guru dapat menciptakan model dan metode pembelajaran sendiri,
sesuai kebutuhan.
seluruh kegiatan sekolah, tidak hanya itu, visi dan misi dapat dicerna dan
dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah. Keempat, Lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran. Lingkungan yang kondusif tidak hanya ruang
kelas dengan pasilitas mewah, lingkungan kondusif bisa berada ditengah sawah, di
bawah pohon atau di dalam gerbong kereta api. Yang jelas, lingkungan kondusif
adalah lingkungan yang dapat memberikan dimensi pemahaman secara
menyeluruh bagi siswa. Kelima, Jaringan organisasi yang baik. Organisasi yang
baik dan solit terutama organisasi guru, orang tua di rumah. Serta perlu pula dialog
antar organisasi, misalnya forum orang tua siswa dengan forum guru guna tercipta
harmonisasi antara guru dan siswa di ruang kelas. Keenam, Kurikulum yang jelas.
Permasalahan dunia pendidikan kita hari ini adalah kurikulum yang sentralistik, di
mana Diknas membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional dengan hanya
memuat 20 persen muatan lokal menjadikan potensi daerah dan kemampuan
mengajar guru dan siswa terpasung. Selain itu pola evaluasi yang juga sentralistik
menjadikan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
Ada baiknya kemampuan membuat dan mengembangkan kurikulum disesuaikan
untuk tiap daerah terutama sekolah. Pusat hanya mmbuat kisi-kisi materi yang
akan diujikan secara nasional. Sedang pada pelaksanaan pembelajaran diserahkan
pada daerah dan tiap sekolah menyusun kurikulum dan target pencapaian
pembelajaran sendiri. Diharapkan akan muncul sekolah unggulan. Ketujuh,
Evaluasi belajar yang harus dicapai untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
dari kurikulum sudah tercapai. Kedelapan, Partisispasi orang tua siswa harus aktif
dalam kegiatan sekolah. Umumnya di sekolah unggulan, dalam setiap kegiatan
selalu melibatkan orang tua. Konstribusi orang tua terutama dalam mengawasi
siswa pada saat istirahat. Secara proses intensif orang tua dilibatkan dalam
penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang
sama di rumah dan di sekolah hal pengawasan anak sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan. Sehingga terjadi hubungan antara pola pendidikan di sekolah
dengan pola pendidikan di rumah. Pada akhirya sekolah unggulan menjadi
program bersama seluruh masyarakat yang tidak hanya dibebankan kepada
pemerintah, sekolah dan orang tua secara perorangan. Namun menjadi tanggug
jawab bersama dalam peningkatan SDM masyarakat.
Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengembangkan sekolah unggulan, yaitu:
1. Membangun minset secara kolektif, dalam mengupayakan pengembangan
mutu sekolah unggulan. Hal ini membutuhkan pandangan, cita-cita,
imajinasi, nilai-nilai keyakinan yang kuat secara kolektif. Membangun
menjadi pusat kenggulan sehingga dapat bersaing secara sehat dan menjadi
penyemangat bagi semua peserta didik. Ketiga, Sekolah unggul pada gilirannya
menjadi sekolah yang mampu mewujudkan budaya belajar bagi seluruh peserta.
Keempat, menciptakan ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan,
kekeluargaan, dan kerindangan (6k) di sekolah itu (Depdikbud, 2007: 37).
Untuk mencapai sekolah unggulan tidak terlepas pada perencanaan
sekolah yang menentukan masa depan sekolah yang tepat dengan
memperhitungkan sumberdaya yang tersedia menjadi dokumen tentang gambaran
kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan yang
telah ditetapkan. Selain itu tidak terlepas dari Rencana Pengembangan Sekolah
dibuat berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan
Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009.
Ada beberapa aspek yang harus dikembangkan dalam membuat sebuah
perencanaan sekolah unggulan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), setiap sekolah harus
memenuhi SNP. Oleh karena itu aspek-aspek yang harus disusun dalam
perencanaan pengembangan sekolah khususnya sekolah unggulan juga harus
sesuai dengan tuntutan SNP tersebut yaitu: 8 standar nasional pendidikan
kompetensi lulusan, isi (kurikulum), proses pendidikan dan tenaga kependidikan,
pengelolaan, sarana dan prasarana, pembiayaan dan penilaian.
jauh berbeda dengan tata kelola sekolah non unggulan. Namun dalam proses
pembelajarannya tetap sama.
Kesuksesan sekolah unggul juga tidak terlepas dari pelaku dilapangan,
yaitu guru. Guru sebagai perancang pembelajaran harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menyusun desain pembelajaran. Desain pembelajaran
merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara efektif, sebab mengajar adalah pekerjaaan sulit dan kompleks.
Oleh sebab itu, mengajar memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Syafruddin Nurdin menyebutkan,
mengajar merupakan tugas yang perlu dipertanggungjawabkan. Dengan demikian,
ia memerlukan suatu perencanaan dan persiapan yang mantap dan dinilai pada
akhir kegiatan proses pembelajaran (Syafruddin Nurdin, 2002: 90).
Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pemikiran yang sistematis
berupa prinsip-prinsip mengajar yang akan diterapkan dalam situasi khusus
terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Semakin baik perencanaan
pembelajaran semakin baik pula hasil yang dicapai. Situasi pembelajaran
umumnya dipengaruhi oleh: faktor guru, faktor siswa, faktor kurikulum, faktor
lingkungan (Ali, 2000: 5).
Guru dapat mengupayakan pemberdayaan siswa untuk belajar secara
mandiri. Mengingat beratnya tugas guru, maka guru perlu memahami prinsip-
prinsip mengajar dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar guru tidak asal
mengajar. Dalam mengajar guru harus mengedepankan rasa cinta, yang berasal
dari hati dengan tidak membedakan siswa.
Merujuk pada kriteria guru, maka tidak terlepas pada ketentuan standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (1)
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Ayat (2) ”Kualifikasi akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang
berlaku”. Ayat (3) “Kompetensi sebagai agen pembelajaranpada jenjang
pendidikandasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a.
kompetensi pedagogik, b. kompetensi keperibadian, c. kompetensi profesional, dan
d. kompetensi sosial”. Ayat (4) “Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau
sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetapi memiliki keahlian
khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan”.
Guru profesional dalam, ditandai dengan adanya pengakuan melalu ijazah.
Zakiah Daradjat (2004: 14), persyaratan guru profesional yang lain adalah sehat
jasmani, tidak boleh sakit atau cacat. Dengan demikian tanggung jawab profesional
seorang guru memiliki arti dan peranan yang sangat penting disekolah. Oleh sebab
itu, guru memiliki tanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan siswanya.
E. Kesimpulan
Sekolah yang baik adalah sekolah yang nyaman, lengkap pasilitas, luas,
memiliki guru yang mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya, berwawasan luas,
berdedikasi tinggi, jujur, dan cerdas. Selain itu kelengkapan dalam bidang sarana
dan prasarana. Sarana dan prasarana hal terpenting untuk suksesnya
pendidikan.Kondisi sekolah harus nyaman, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk
lalu lintas. Suatu sekolah yang ingin dikatakan unggul harus memenuhi syarat-
syarat tertentu, seperti letak dan kondisi sekolah, tenaga pengajar guna memenuhi
meningkatnya kualitas lulusan maka dibutuhkan sekolah seperti sekolah unggul
berkualitas dan berkelas. Sekolah unggul dianggap sebagai manifestasi bangkitnya
ruh pendidikan Indonesia, namun muncul pertanyaan kemudian, apakah lulusan
sekolah unggul menjadi jaminan meningkatnya keberhasilan pendidikan
Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan penelitian dan kajian
lanjutan dari pengambil dan pembuat kebijakan.
F. Bahan Rujukan
Depdikbud (2007).Pedoman Penyelenggaran Sekolah Unggul.
Hasbullah. (2006). Otonomi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Hijrah Saputra, (2008), http//www.disdik-kotasmg.org/v8.
Musliman Lin. (2006). Mengangkat Citra Guru Melalui Penguasaan Kompetensi,
Jurnal
Mimbar Pendidikan. No. 3 Tahun XXV.
Nurkolis, (2011). “Kelas Unggulan yang Tidak Unggul”, Dalam http://syarifahani.
Blogspot.com. Diakses 14 Agustus 2016.
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Juminto, Syarat dan Langkah Strategis sebagai Sekolah Unggulan, http, id,
diakses tanggal 23 Agustus 2016.