Anda di halaman 1dari 3

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kritis

Oleh Dzakiyyah Alya Yusriyah, 1806203566, Keperawatan Kritis Kelas D

Keperawatan kritis atau keperawatan unit perawatan intensif (ICU) adalah salah satu
spesialisasi keperawatan yang berfokus pada perawatan pasien dengan kondisi konis, tidak stabil,
pasca operasi dan memiliki penyakit atau cedera yang mengancam jiwa (Morton & Fortaine,
2018). Keperawatan kritis merupakan keperawatan yang berhubungan dengan respon individu
dalam menangani kondisi klien yang dapat mengancam jiwa (Deutschman & Neligan, 2016).
Klien yang memiliki penyakit atau cedera yang dapat mengancam jiwa akan dirawat di unit
perawatan intensif (ICU).

ICU pertama kali didirikan di Rumah Sakit Kota Kopenhagen pada bulan Desember 1953
oleh ahli anestesi Denmark bernama Bjorn Ibsen selama terjadi pandemic polio. Pasien pertama
yang dirawat di unit tersebut adalah seorang pria berusia 43 tahun yang gagal mencoba gantung
diri dan dilakukan trakeotomi dan ventilator. Sehingga pada tahun tersebut, dibukalah unit
respirasi dan menjadi ICU pertama di dunia (Marik, 2015). Secara geografis, ICU berbeda
dengan unit lain, karena ICU digunakan khusus pasien yang sakit kritis dan terluka yang perlu
menjalani pemantauan terus menerus oleh tim medis. Tim perawatan kritis menerapkan
intervensi berbasis fisiologis, memantau respon terhadap intervensi yang dilakukan sebagai dasar
untuk intervensi lebih lanjut (Marik, 2015). Setiap perawatan pasien juga harus bersifat
individual berdasarkan demografi, komorbiditas, proses penyakit, dan responn terhadap
intervensi (Chulay & Burns, 2010).

Terdapat beberapa kriteria prioritas pasien yang masuk ke dalam ICU, yaitu (Listroyini &
Aurista, 2019):

 Prioritas 1: Pasien yang memiliki penyakit kritis dengan kondisi yang tidak stabil dan
membutuhkan perawatan dan monitoring yang intensif yang tidak bisa didapatkan di luar
ICU
 Prioritas 2: Pasien yang membutuhkan monitoring yang intensif dan berpotensi untuk
mendapatkan intervensi segera
 Prioritas 3 : Pasien yang memiliki penyakit kritis dan memiliki indikasi pemulihan yang
menurun karena penyakitnya
 Prioritas 4 : Pasien yang kurang tepat berada di ICU (kondisi pasien tidak mempengaruhi
penyembuhan secara signifikan atau pasien yang secacar medis tidak memiliki harapan
untuk sembuh kembali

Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat pasien masuk ke ruang ICU, yaitu
(Marik, 2015):

Usia pasien (kronologis bukan fisiologis) Penyakit penyerta khususnya peyakit jantung
dan fungsi ventrikel, penyakit paru, fungsi
ginjjl dasar (Perkiraan GFR1), dan
penggunaan obat imunosupresif.
Diagnosis dan diagnosis banding Apakah pasien septik?
Apakah pasien ini mengalami cedera paru Status volume intravascular pasien
akut (acute long injury (ALI)? (biasa, meningkat, berkurang)
Apakah memiliki bukti gangguan perfusi Penurunan haluaran urin
jaringan/organ? (kulit dingin/lembab, pinggiran berbintik,
hipotensi)
Status kode pasien Kecukupan akses vena
Komunikasi dengan perawat dan terapis Beritahu ke keluarga
pernapasan
Ukur TB dan BB pasien saat masuk

Perawat memiliki peran penting dalam tim perawatan intensif care. Perawat memiliki
peran yang sangat vital yaitu memberikan asuhan keperawatan dan kolaborasi interprofesional.
Peran perawat di ICU yaitu:

- Manajemen pelayanan pasien


- Berkolaborasi dan melakukan konsultasi dengan tim intensif care
- Mengedukasi staf, keluarga dan pasien
- Memberikan intervensi sesuai pedoman yang ada
- Melakukan penelitian keperawatan
- Memberikan konsultasi bagi pasien dan keluarga pasien
Kesimpulan yang bisa didapatkan yaitu keperawatan kritis adalah spesialisasi yang berfokus
pada perawatan pasien yang sedang mengalami kondisi yang mengancam jiwa dan perlu
ditangani segera dalam unit perawatan intensif. Perawat di keperawatan kritis membutuhkan
pemahaman tentang anatomi dan fisiologi manusia, keterampilan dan penilaian klinis yang
tajam, pengetahuan yang luas mengenai suatu penyakit,sifat kemimpinan, pengalaman dan
berkolaborasi dengan tim professional kesehatan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chulay, M., & Burns, S.M. (2010). Essentials of Critical Care Nursing (2 nd Ed). United States:
The McGraw Hill Companies.

Deutschman, CS., Neligan, PJ. (2016). Evidence –based practice of critical care. (2nd ed).
Philadelphia: Elsevier.

Listroyini, P. I., & Aurista, V. L. (2019). Trend Indikator Pelayanan Intensive Care Unit di
RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014-2018. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan. Vol (2). No (9).

Marik, P.E. (2015). Evidence – Based Critical Care (3rd Ed). USA: Springer.

Morton, P.G., & Fontaine, D.K. (2018). Critical Care Nursing, A Holistic Approach (11 th Ed).
China: Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai