Anda di halaman 1dari 5

Nama :Mohammad Haidar Albana

NIM : 1911030206

Dinamika dan Tantangan Komunikasi IMM Komisariat FSBK UAD

dalam melaksanakan Program Kerja di Masa Pandemi .

Dunia saat ini dilanda pandemic yang diakbatkan oleh virus corona, virus yang awalnya
ditemukan pertama kali di wuhan china merebak hingga ke lingkup global tak terkecuali
negara Indonesia. Pandemic mengakibatkan perubahan social ditataran kehidupan umat
manusia. Seperti tidak boleh berkerumun, komunikasi interpersonal dialihkan pada social
media dan memakai masker saat keluar rumah adalah perubahan social yang tidak ada
sebelum pandemic melanda bumi ini. Realitas yang diakibatkan adanya pandemic oleh
virus corona ini berdampak pada aktifitas social yang dilaksanakan pemeritah maupun
masyarakat pada umumnya. Perubahan aktivitasi social menjadikan dua kemungkinan
yaitu adanya penundaan atau dialihkan pada kegiatan daring. Seperti Muktamar
Muhammadiyah yang mestinya dilaksanakan pada tanggal 1-5 Juli 2020 ditunda ke 24-27
Desember 2020. Namun karena pandemic belum usai maka penundaaan itu sampai pada
tahun 2022. Hal itu berdasarkan pada kesepakan dalam sidang tanwir dengan agenda utama
penetapan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyitah ke 48. Tetapi berbeda
dengan salah satu Ortom Muhammadiyah yaitu IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)
dengan melangsungkan perhelatan musyawarah terbesar yaitu Muktamar IPM ke XXI
yang dieselanggarakan di Jawa Tengah tetaptnya di Universitas Muhamadiyah Purwokerto
menggunakan konsep daring/online.

Adanya wabah ini memaksa semua kegiatan masyarakat terkhususnya organisasi dari
tingkat pusat hingga paling kecil sekalipun dialihkan dengan kegiatan daring ataupun
malah ditiadakan karena berkumpul dengan kapasasitas yang besar bisa mengakibtkan
penyebaran virus corona. Efek kejadian pandemi Covid-19 pada era saat ini benar benar
menjadi lawan yang tak kasat mata dan memiliki pengaruh pada sektor kehidupan secara
komprhensif. Adanya wabah ini juga berdampak pada organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah) khususnya pada lingkup komisariat FSBK (Fakultas Sastra, Budaya dan
Komunikasi )UAD dalam menjalankan roda organisasinya seperti menjalankan program
kerja maupun menjalankan kaderisasi dalam melakukan kuantitas dan kualitas atas kader
yang berproses pada kawah candradimuka IMM. Fenomena ini menurut kasali adalah
disrupsi. Jika kasali megibaratakan desrupsi adalah kondisi dimana perusahaan
perusahaan yang harus bersaing dengan zaman agar dapat bertaha, maka dalam konteks
ini adalah IMM sebagai organisasai pergerakan mahasiswa dan kaderisasi
muhammadiayah harus bertahan melawan tantangan zaman. Zaman dimana musuhnya
tidak berbentuk fisik ataupun mistis bahkan tidak mungkin sekedar konspirasi tapi musuh
tak kasat mata tapi nyata bahayanya. Pasca adanya wabah ini IMM FSBK juga
mengalami keterlambatan roda kepemimpinan yang seharusnya Musywarah Komisariat
(Musykom) yang mana agenda besarnya adalah pergantian kepemimpinan pada sekitar
bulan September diundur hiingga bulan Januari. maka sejak pemunduran musykom
tersebut, roda struktural IMM FSBK UAD terhambat akibat tidak adanya garis-garis
kebijakan secara administrasi untuk menjalankan program. Sehingga Bidang-bidang
dalam pembagian kerja lain tidak dapat melakukan fungsinya secara maksimal, karena
sudah habisnya program kerja periode sebelumnya pada bulan September.
Pada bulan Januari dilaksanakan agenda musykom, terpilihlah Immawan Syauqi
sebagai nahkoda baru mengggantikan Immawati Endang Subekti sebagai ketua IMM
FSBK pada periode lalu. Kepemimpinan Immawan Syauqi mengusung gerakan
Rekontruksi Gerakan dengan tema besanya yaitu Rekontruksi Gerakan untuk
mewujudkan Kader IMM yang sejalan dengan Nilai-nilai IMM dan Muhammadiyah.
Fenomena yang hari ini bisa dirasakan dan terlihat adalah semakin banyaknya mahasiswa
tapi sedikitnya perubahan dan matinya gerakan sebagai agen perubahan. IMM sebagai
organisasi pergerakan dan ortom muhammadiyah pun terkena imbas yang hari ini benar
benar kehilangan nalar kritis di level pimpinan pusat hingga komisariat maka dari itu
perlu adanya rekontruksi gerakan yang benar benar mengembalikan semangat dan laju
gerakan agar IMM kembali pada jalan yang benar sebagai organisasi pergerakan
mahasiswa dan kaderisasi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar muhammadiyah.
Penulis melihat realitas yang ada pada aktivis IMM yaitu lebih takut IP nya rendah
ketimbang melakukan perubahan sosial pada realitas masyrakat kaum lemah dan terindas
disekitar yang seharusnya dijawab dengan komnibinasi interdisplinernya dan paradigma
gerakan IMM dan Muhammadiyah. Tetapi kenyataanya memang seperti itu dikarenakan
literasi yang kurang dan lebih memilih menjadi manusia konsumurisme dengan segala
galanya. Menurut Antonia Gramsici Cendekiawan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
cendekiawan organik dan tradisional. definisi dari cendekiawan Tradisional adalah yang
menggunakan ilmunya hanya sebatas teoritis tanpa digunakan dalam menjawab solusi
atas realitas sosial berbeda dengan cendekiawan organik yang memfungsikan
keilmuannya sebagai perenungan atas realotaa sosial dengan membawa perubahan.
Seharunya Kader IMM menjadi cendekiawan Organik dengan semangat pelopor
perubahan atas fenomena yang ada yaitu menjadi mahasiswa teguh pendirian yang tidak
terbawa arus post trust yang menyebabkan dehumanisasi pada banyak manusia tetapi
melakukan transformasi sosial dengan semangat Ali imran 110 yaitu Humanisasi,
Liberasi dan Transendensi .
Tujuan IMM adalah “Mengusahakan terciptanya akademisi islam yang berakhlak
mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah” yang ini memiliki intrepretasi
bahwa IMM sebagai pionir dalam hal keilmuan dan menjadi penerus semangat
pembaharuan dalam kehidupan keislaman yang menjadi rahmatan lil alamin dalam segala
bidang kehidupan.
Maka dari itu Muhammadiyah memiliki harapan kepada IMM bahwa apa yang
dilakukan adalah gerakan ilmu amaliyah dan amal ilmiyah untuk mencapai masyrakat
ilmu yang dilandaskan keilahian dengan praksis kemanusiaan. Bukanya ilmu untuk ilmu
yang hanya menghasilkan perkembangan ilmu lebih dalam tapi tidak dilakukan pada
transformasi sosial. Namun gerakan ilmu pandangan ikatan dapat mengantarkan
pencarianya pada sumber ilmu. Perlunya rekontruksi gerakan yang merubah mindset dan
budaya apatis terutama pada IMM FSBK yang terkenal elitis tak berdasar dan sesuai
dengan laju gerakan IMM sebagai organisasi pergerakan mahasiswa dan kaderisasi
Muhammadiyah. IMM FSBK yang sebelumnya terkenal dengan gerakan yang terbilang
lamban dan menjadi follower komisariat lain berusaha untuk menjadi episentrum gerakan
yang bisa menginspirasi dan berperan aktif dalam melakukan perubahan. Dengan
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki maka upaya PK IMM FSBK periode
2020/2021 dalam menjalankan roda gerak organisasai berusaha mempertahankan
pendekatan struktural dan juga mengusahakan pendekatakan kultural pada menjalankan
program kerja terutama pada pola kaderisasi. Pandemi yang juga menjadi penghambat
komunikasi dalam menjalankan program program IMM FSBK karena jarang sekali
pimpinan melakukan pertemuan secara langsung dan masih memasifkan pada pertemuan
daring. Hal itu tapi tidak bisa mematikan dan menjadikan IMM FSBK sebaagai organisasi
yang tidak hidup maupun mati tapi lebih pada pro aktif. Awal perubahan ini tentunya
diawali dengan lahirnya pendobrak pendobrak baru yang tidak hanya urun angan tapi
urun tangan, kelompok ini disebut creativ minority yaitu adalah ssekumpulan orang yang
memiliki visi besar dan berbuat lebih banyak untuk masyarakat. Salah satu contoh
perbahan nyata pada periode ini adalah masifikasi Social Media IMM FSBK yang tidak
hanya mengupload kegiatan dan peringatan hari besar tapi juga melakukan upaya
penyadara dan pencerdasan pada kondisi keumatan dan kebangsaan yang tentunya jarang
sekali di upload oleh media mainstream, contohnya seperti konflik agraria di wadas dan
lain sebagainya. Program IMM FSBK juga memiliki substansi pemberdayaan pada kader
yaitu adalah Mubaligh Moderat adalah Program Ceramah atau kultum melalui platform
sportify. Dimana itu di isi oleh PK atau Kader IMM FSBK yang ingin menebar
kebermanfaatan di bulan Ramadhan di tengah Pandemi ini. Disinilah terlihat adanya
semangat perubahan ditengah pandemi dengan alih fungsi pada luring menjadi daring
tanpa menghilangkan substansi.

Daftar Pustaka

https://ik.umy.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/E-BOOK-DINAMIKA-KOMUNIKASI-DI-
MASA-PANDEMI.pdf

Program Kerja IMM FSBK UAD

https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/329751/dampak-korona-muktamar-
muhammadiyah-diundur-

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.7 No.1 Juni 2020 1  KRISIS KOMUNIKASI PADA MASA PANDEMI
COVID-19 (Studi Kasus Pemberitaan Penyebaran Covid-19 melalui Udara)

Anda mungkin juga menyukai