Anda di halaman 1dari 3

DZIKR ِ

(‫)ذ ْكٌر‬

Kata dzikr ِ
(‫)ذ ْك ٌر‬ adalah mengingat-ingat apa yang telah diketahui

sebelumnya (Al-hifzh); memelihara apa yang telah diketahui; menghadirkan

(istihdhar) gambaran sesuatu yang telah tersimpan di dalam pikiran setelah

tenggelam ke alam bawah sadar, atau menghafalnya setelah hilang dari ingatan,

baik melalui hati maupun lisan; Kebalikan dzikr adalah ghaflah (lupa).

Adz-Dzikr ِ merupakan salah satu nama kitab suci Al-Qur’an, yang


(‫)الذ ْكُر‬
berarti peringatan. Di dalam Al-Qur’an terdapat kata mudzakkir ditulis dengan dal

(d), bukan dzal (dz), yang berarti pelajaran; di dalam Al-Mu’jamul Mufahras

Alfazhil-Qur’an, karangan Fuad Abdul Baqi memasukkan kata mudakkir ke

dalam rumpun kata dzikr.

Didalam Al-Qur’an terdapat 267 kata yang merupakan bentuk derivasi

dari dzikr. Itu tidak termasuk 18 kata dzakara yang berarti laki-laki dan 7 kata

muddakkir (dengan memakai dal).

Diantara kata-kata dzikr yang mengandung arti ilmu, misalnya kata Adz-

dzikr pada Q.S An-Nahl [16]: 43. Pengertian serupa dapat dilihat pada Q.S Al-

Anbiya’ [21]: 2, ,7, 10, 50, dan 105, QS. Shad [38]: 1, dan lain-lain.

ُ ْ‫ )أَذ‬pada QS. Al-


Yang mengandung arti ingat, seperti kata adzkurahu (ُ‫كره‬
َ
Kahf [18]: 63. Pengertian yang sama dapat dilihat pada QS. Ali Imran [3]: 103.

Dzikr kepada Allah dengan lisan ini diperintahkan Allah di dalam rangka

membentuk kesadaran hati, seperti pada QS. Al-Ahzab [33]: 41 dan QS. Al-

Jumu’ah [62]: 10.


Didalam Al-Qur’an terdapat 49 kali perintah berzikir di dalam bentuk

udzkur/udzkuru, tujuh kali di dalam bentuk dzakkir, dua kali didalam bentuk

liyadzakkaru dengan berbagai konteks dan objeknya.

Dzikr kepada Allah dapat dilakukan dengan menyebut nama Allah (QS.

Al-Muzammil [73]: 8; QS. Al-Insan [76]: 25) dengan ingat kepada-Nya (QS. Al-

Kahfi [18]: 24), dzikr dilakukan sebanyak-banyaknya (QS. Al-Ahzab [33]: 4 dan

QS. Al-Anfal [8]: 45, di dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring (QS. An-

Nisa’ [4]: 103). Dzikr (ingat) kepada Allah agar Allah dzikr (ingat) kepada

manusia (QS. Al-Baqarah [2]: 152. Menurut Ath-Thabatabai, dzikr (ingat) kepada

Allah disesuaikan dengan konteksnya. Jika di dalam keadaan fakir dengan Ya

Ghaniyyu, jika di dalam keadaan sakit denga Ya Syafi’ dan seterusnya, sesuai

dengan nama-nama-Nya; jika si fakir zikir dengan Ya Allah, itu berarti juga Ya

Ghaniyyu.

Cara dzikr menyebut nama Allah dengan mengeraskan QS. Al-Baqarah

[2]: 220 disebut dzikr jahr, sedangkan dzikr dengan merendahkan diri dengan

penuh rasa takut dan tidak mengeraskan suara (QS. Al-A’raf [7]: 205 disebut

dzikr khafiy.

Dzikr kepada Allah dapat menenangkanhati (QS. Ar-Ra’d [13]: 28, tetapi

juga dapat membuat takut hingga menggigil (QS. Al-Anfal [8]: 2 dan QS. Al-Hajj

[22]L 35)Menurut Ath-Thabatabai, dzikr menenangkan hati manusia karena ingat

akan rahmat-Nya dan membuat menggigil karena takut akan siksa-Nya.

Menurut Fakhrur-Razi dzikr ada tiga bentuk. (1) Dzikr lisan yaitu

mengucapkan lafaz penyucian (tasbih, tahlil), pemujian (tahmid), pengagungan

(takbir, tamjid), (2) Dzikr hati (Al-qalb), merenungkan, memikirkan sifat-sifat


Allah, dalil-dalil taklifi-Nya, baik perintah maupun larangan-Nya. (3) Dzikr

dengan anggota badan (al-jawarih), yaitu melakukan amal saleh.

Di dalam Al-Qur’an ada istilah Adz-dzakirinal Adz-dzakirati (/‫ال ذاكرين‬

‫)ال ذاكرات‬ yang artinya orang-orang (lelaki dan perempuan) yang senantiasa

berzikir (QS. Al-Ahzab [33]: 35 dan QS. Al-Hud [11]: 114). Ada juga istilah

0ahludz- dzikri (‫ال ذكر‬ ‫)أه ل‬ (QS. Al-Anbiya’ [21]: 7) yang arti harfiahnya juga

orang yang senantiasa melakukan zikir tetapi Ath-Thabatabai mengartikannya (1)

orang yang beriman dan taat kepada ajaran kitab-kitab sanawi (Taurat, Zabur,

Injil, dan Al-Qur’an), (2) orang yang menekuni ilmu karena ilmu diperoleh

dengan cara menghafal (tadzakkur), (3) pengikut Al-Qur’an karena salah satu

namanya ialah adz-dzikr0 (QS. Al-Hijr [15]: 9 dan QS. Shad [38]: 1) dan Allah

memang telah memudahkan Al-Qur’an bagi bagi manusia agar bias berzikir (QS.

Al-Qamar [54]: 17, 22, 25, 32, dan 40).1

1
Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata, (Jakarta: Lentera Hati, 2007) hal. 191-192

Anda mungkin juga menyukai