()ذ ْكٌر
Kata dzikr ِ
()ذ ْك ٌر adalah mengingat-ingat apa yang telah diketahui
tenggelam ke alam bawah sadar, atau menghafalnya setelah hilang dari ingatan,
baik melalui hati maupun lisan; Kebalikan dzikr adalah ghaflah (lupa).
(d), bukan dzal (dz), yang berarti pelajaran; di dalam Al-Mu’jamul Mufahras
dari dzikr. Itu tidak termasuk 18 kata dzakara yang berarti laki-laki dan 7 kata
Diantara kata-kata dzikr yang mengandung arti ilmu, misalnya kata Adz-
dzikr pada Q.S An-Nahl [16]: 43. Pengertian serupa dapat dilihat pada Q.S Al-
Anbiya’ [21]: 2, ,7, 10, 50, dan 105, QS. Shad [38]: 1, dan lain-lain.
Dzikr kepada Allah dengan lisan ini diperintahkan Allah di dalam rangka
membentuk kesadaran hati, seperti pada QS. Al-Ahzab [33]: 41 dan QS. Al-
udzkur/udzkuru, tujuh kali di dalam bentuk dzakkir, dua kali didalam bentuk
Dzikr kepada Allah dapat dilakukan dengan menyebut nama Allah (QS.
Al-Muzammil [73]: 8; QS. Al-Insan [76]: 25) dengan ingat kepada-Nya (QS. Al-
Kahfi [18]: 24), dzikr dilakukan sebanyak-banyaknya (QS. Al-Ahzab [33]: 4 dan
QS. Al-Anfal [8]: 45, di dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring (QS. An-
Nisa’ [4]: 103). Dzikr (ingat) kepada Allah agar Allah dzikr (ingat) kepada
manusia (QS. Al-Baqarah [2]: 152. Menurut Ath-Thabatabai, dzikr (ingat) kepada
Ghaniyyu, jika di dalam keadaan sakit denga Ya Syafi’ dan seterusnya, sesuai
dengan nama-nama-Nya; jika si fakir zikir dengan Ya Allah, itu berarti juga Ya
Ghaniyyu.
[2]: 220 disebut dzikr jahr, sedangkan dzikr dengan merendahkan diri dengan
penuh rasa takut dan tidak mengeraskan suara (QS. Al-A’raf [7]: 205 disebut
dzikr khafiy.
Dzikr kepada Allah dapat menenangkanhati (QS. Ar-Ra’d [13]: 28, tetapi
juga dapat membuat takut hingga menggigil (QS. Al-Anfal [8]: 2 dan QS. Al-Hajj
Menurut Fakhrur-Razi dzikr ada tiga bentuk. (1) Dzikr lisan yaitu
)ال ذاكرات yang artinya orang-orang (lelaki dan perempuan) yang senantiasa
berzikir (QS. Al-Ahzab [33]: 35 dan QS. Al-Hud [11]: 114). Ada juga istilah
0ahludz- dzikri (ال ذكر )أه ل (QS. Al-Anbiya’ [21]: 7) yang arti harfiahnya juga
orang yang beriman dan taat kepada ajaran kitab-kitab sanawi (Taurat, Zabur,
Injil, dan Al-Qur’an), (2) orang yang menekuni ilmu karena ilmu diperoleh
dengan cara menghafal (tadzakkur), (3) pengikut Al-Qur’an karena salah satu
namanya ialah adz-dzikr0 (QS. Al-Hijr [15]: 9 dan QS. Shad [38]: 1) dan Allah
memang telah memudahkan Al-Qur’an bagi bagi manusia agar bias berzikir (QS.
1
Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata, (Jakarta: Lentera Hati, 2007) hal. 191-192