Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USAHA

Oleh:

I Made Mas Astawe\


Ni Kadek Elfrida Putri
Nyoman Rio Kumbara
Putu Wistre

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU

LAMPUNG

2013
I. PENDAHULUAN

I.1. Alasan Pemilihan Usaha


Lokasi menjadi salah satu kunci penentu keberhasilan suatu usaha. Lokasi bisnis
yang strategis merupakan incaran bagi semua pelaku usaha. Namun dalam hukum
ekonomi, apapun yang menjadi favorit tentu memiliki nilai harga yang tinggi dari itu
bentuk usaha yang saya pilih adalah perdagangan.

I.2 Tujuan
Mengkonsumsi sarapan merupakan rutinitas yang terlupakan di tengah
kesibukan menyiapkan aktivitas di pagi hari. Seringkali kita mengabaikan sarapan
dengan alasan kurangnya waktu, padatnya aktivitas atau bosan dengan menu sarapan
yang kurang variasinya. Sarapan bukan sekedar untuk mengganjal perut saja, tetapi
juga memberikan energy agar otak bekerja lebih optimal, dapat beraktivitas dengan
baik dan tidak cepat mengantuk. Dengan melihat analisa tersebut kami ingin
memberikan suatu solusi untuk konsumen yang membutuhkan sarapan yang praktis,
bergizi dan dengan harga yang terjangkau. Kami membuka usaha perdagangan Roti
Goreng yang menggunakan daging ayam ditambah sayuran sebagai isinya. konsumen
dapat memperoleh sarapan secara cepat dan bergizi dengan harga terjangkau dan yang
paling penting tidak mengganggu proses belajar.

1.3 keunikan produk


a. Konsumen dapat langsung mengorder dengan wilayah yang terjangkau
b. Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis baru seperti
menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung
c. merupakan usaha satu-satunya di lingkungan kami.
II. PEMASARAN

Kami melakukan pengamatan terhadap kawan-kawan sebagai calon konsumen


(target pasar ) sehingga usaha ini memiliki pasar yang jelas. Setiap usaha yang
baru mulai memerlukan ketepatan-ketepatan dalam pengambilan keputusan. Jika
tidak, maka kegagalan akan muncul dalam usahanya. Ketepatan tersebut dapat
diperoleh melalui pendekatan yang sesuai salah satunya adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara


sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT adalah kependekan dari
Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun penjabarannya adalah
sebagai berikut:

1. Strength atau Kekuatan


a. Konsumen dapat langsung mengorder tanpa harus ketempat penjualan.
b. Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis baru seperti
menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung
c. Usaha ini satu-satunya dalam lingkungan kami sehingga memancing rasa
penasaran dan keingintahuan calon pelanggan
d. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh mahasiswa di kampus e.
Menawarkan harga yang terjangkau untuk mahasiswa
f.Untuk memperkecil biaya modal, maka peralatan utama (penggorengan)
sudah dimiliki sebelumnya
2. Weakness atau Kelemahan
a. Roti Goreng merupakan produk baru yang belum terlalu dikenal, untuk
menangani kelemahan ini, kami melakukan promosi secara terus menerus
melalui media komunikasi serta pertemuan langsung dengan konsumen
b. Bahan isi dari Roti Goreng yang tidak tahan lama, untuk mengatasi
kelemahan tersebut kami membatasi pembelian bahan dan menargetkan
penjualan agar bahan habis terpakai sebelum kadaluarsa

3. Opportunities atau Kesempatan


a. Dapat membuka cabang usaha di kampus lain jika usaha roti goreng ini sudah
stabil
b. Dapat berkembang menjadi usaha yang menawari berbagai rasa seperti
rasa jamur, sosis, coklat, dan lain-lain disesuaikan selera pasar atau konsumen
c. Memperluas pemasaran dengan area penjualan tidak hanya di
Perguruan Tinggi Raharja tetapi bisa di tempat lain (dengan sistem titip jual) dan
segmentasi konsumen tidak hanya mahasiswa
d. Belum ada penjualan Roti Goreng di kampus ini, meskipun terdapat
sebuah kantin tetapi belum tentu disukai konsumen. Oleh karena itu kami
berasumsi bahwa pengadaan perdagangan roti goreng ini akan dapat mengundang
para mahasiswa untuk membeli

4. Threats atau Ancaman


a. Kebiasaan individu yang lebih dulu membeli roti kepada penjual yang
telah mereka kenal atau percayai sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk
membeli Roti Goreng. Untuk mengatasi ancaman tersebut, diantisipasi dengan
membuat kemasan yang menarik serta menggunakan isi roti sesuai permintaan
konsumen
b. Adanya pesaing yang menjual Roti Goreng dengan harga yang
lebih murah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kami memberikan penjelasan
kepada konsumen mengenai isi roti serta cara pembuatan roti goreng agar
konsumen mengetahui mengapa kami memberikan harga yang berbeda dari penjual
lain
III.PRODUKSI

Produk yang dijual


Menjual makanan ringan berapa roti goreng untuk sarapan jauh dari bahan
yang berbahaya/zat kimia, tidak menggunakan pemanis buatan, tidak
menggunakan bahan pengawet dan pewarna  sehingga saat disantap akan
dinikmati dengan puas.
Sasaran pembeli
Kami menetapkan sasaran utama pembeli yaitu pada konsumen yang
biasanya tidak mempunyai waktu luang dalam membuat sarapan seperti
Bapak/Ibu guru,serta konsumen lain yang mempunyai jdwal pada pagi hari yang
sangat padat.
Daerah lokasi penjualan
Untuk memasarkan produk roti goreng ini kami memilih di Jln. Ir.Sutami
Km 30, lampung timur. Karena lokasi tersebut bukan hanya strategis, tetapi lokasi
yang sangat tepat untuk menjual produk ini dan juga belum ada yang menjual
produk roti goreng, apa lagi roti goreng aneka Rasa yang akan ditawarkan oleh
usaha kami. Jadi kemungkinan besar dengan memilih lokasi Jln. Ir.Sutami Km 30
akan menjadikan sebuah keuntungan bagi kami.

Strategi Pemasaran
Penulis mempunyai strategi pemasaran sehingga dapat menarik perhatian
konsumen dan membeli produk yang ditawarkan, diantaranya dengan cara
penyebaran brosur, Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai
bisnis baru, juga menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung dan
penulis langsung terjun ke lapangan.
IV.PENGELOLAAN MANAJEMEN

Struktur Manajemen

Penanggungjawab : Bersama

Accounting : I Made Mas Astawe

Marketting : Ni Kadek Elfrida Putri dan Putu Wistre

Teknis : Nyoman Rio Kumbara

Manajemen Waktu

Buka setiap hari kecuali pada hariraya.

Yaitu pada pukul: 06.00 WIB sampai dengan pukul 11,00 WIB.
V. KEUANGAN

Sumber dana untuk usaha yang akan dijalankan oleh perusahaan kami ini adalah
dari dana pribadi. Jumlah anggota kelompok adalah 5 orang, maka kelima orang
tersebut memberikan kontribusi untuk dimasukkan ke dalam modal awal
pembuatan, pemasaran serta penjualan Roti Goreng Belia ini.

Para anggota penyumbang dana disini diberi peran menjadi pemegang saham
sehingga mereka semua bertanggung jawab dalam usaha Roti Goreng ini.
Hal tersebut dapat memberikan tingkat serius yang lebih tinggi kepada seluruh
anggota perusahaan Roti Goreng ini mengingat bahwa seluruh dana anggota
dimasukkan kedalamnya sehingga apabila perusahaan mengalami kerugian, maka
dia pun akan kehilangan dana yang sudah diinvestasikannya tersebut.
Disisni saya tampilkan beberapa rincian dana usaha yang kami buat:
1. Biaya Pemasaran (promosi) (variable)
a. Pulsa : Rp. 50.000
2. Biaya Modal Produksi (variable)
a. Pembelian bahan baku : Rp. 200.000
b. Pembelian Alat : Rp. 100.000
3. Biaya Operasional (tetap)
a. Gaji karyawan : Rp. 200.000
b. Biaya Listrik : Rp. 50.000
4.Rekapitulasi Biaya
1. Biaya Promosi : Rp. 50.000
2. Biaya Modal Awal : Rp. 300.000
3. Biaya Operasional : Rp. 250.000
Total Pengeluaran : Rp. 600.000

PROYEKSI PENDAPATAN (ASUMSI)


Pendapatan per hari : 10 roti x Rp. 5000,- = Rp. 50.000,-
*Keuntungan 1 roti adalah Rp. 5000
Pendapatan Keseluruhan selama 22 hari : 22 x 50.000 = Rp. 1.100.000
*Operasional penjualan (1 bulan adalah 22 hari)
Diasumsikan dari proyeksi pendapatan diatas, maka pendapatan bersih setiap
bulan dari usaha Roti Goreng ini adalah sebesar Rp.1.100.000. Pendapatan bersih
Rp. 1.100.000 ini tidaklah selalu berjumlah seperti itu tiap bulannya. Adakalanya
penjualan meningkat pada saat-saat tertentu seperti ketika musim ujian di kampus,
banyak mahasiswa yang tidak sempat sarapan di rumah. Oleh karena itu kami
menyimpulkan bahwa pendapatan sebesar Rp. 1.100.000 itu adalah pendapatan yang
paling terendah tiap bulannya.

ANALISA TITIK IMPAS


Dalam menghitung analisis titik impas ini, kita terlebih dahulu menentukan
jumlah investasi awal. Investasi awal dapat kita peroleh dari jumlah biaya tetap
ditambah jumlah biaya total variable. Kemudian setelah diketahui jumlah total
nilai investasi awal maka selanjutnya kita menentukan pendapatan bersih setiap
bulannya. Disini kita menggunakan nilai asumsi pendapatan bersih terendah
setiap bulannya.

Investasi awal : Biaya tetap + Biaya variable


: Rp. 250.000 + Rp. 350.000
: Rp. 600.000
Untuk mengetahui Analisa Titik Impas adalah digunakan untuk
memperkirakan
seberapa cepat modal yang sudah dikeluarkan dalam usaha Roti Goreng ini
segera
dapat kembali kepada para pemegang saham seutuhnya. Semakin cepat
kembalinya modal kepada para pemegang saham, maka semakin bagus
investasi dalam usaha Roti Goreng ini. Apabila semakin lama kembalinya
modal dalam usaha Roti Goreng ini maka diperlukan untuk berfikir kembali
apabila ingin meneruskan usaha Roti Goreng tersebut. Suatu usaha dengan jumlah
modal tertentu apabila pengembalian modalnya cukup lama, maka para investor
akan kehilangan suatu peluang yang dinamakan dengan peluang kesempatan.
Peluang kesempatan tersebut adalah peluang lain untuk para pemegang saham
ketika sebelum membuka usaha Roti Goreng tersebut. Bisa kita ambil contoh
daripada uang pemegang saham digunakan untuk berbisnis lebih baik disimpan di
Bank saja, hasilnya lebih jelas tiap bulannya walaupun keuntungannya tidak
seberapa.
Analisa titik impas tersebut adalah:
Pendapatan / modal = Rp. 1.100.000 / Rp. 600.000
= 1.8 bulan atau 2 bulan
Jadi uang para pemegang saham akan kembali dalam jangka waktu 2 bulan
setelah investasi awal dilakukan. Sungguh suatu prestasi yang sangat
membanggakan mengingat angka diatas adalah masih mengambil asumsi
pendapatan bersih terburuk.

VI. RISIKO

a. Kebiasaan individu yang lebih dulu membeli roti kepada penjual yang
telah mereka kenal atau percayai sehingga mempengaruhi keputusan mereka
untuk membeli Roti Goreng. Untuk mengatasi ancaman tersebut,
diantisipasi dengan membuat kemasan yang menarik serta menggunakan isi
roti sesuai permintaan konsumen
b. Adanya pesaing yang menjual Roti Goreng dengan harga yang
lebih murah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kami memberikan penjelasan
kepada konsumen mengenai isi roti serta cara pembuatan roti goreng agar
konsumen mengetahui mengapa kami memberikan harga yang berbeda dari
penjual lain
VII. KESIMPULAN

Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha


dari Roti Goreng ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara
menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga proses
penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan fikiran terlalu banyak.
Setelah itu, modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha Roti Goreng
ini pun tidak terlalu banyak, sehingga tidak akan terlalu menyulitkan kegiatan
belajar mahasiswa. Waktu pelaksanaannya pun dilakukan sebelum jam
perkuliahan dimulai.

Akhir kata, besar pengharapan kelompok kami untuk memperoleh keuntungan


dalam kelas entrepreneur ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata
keuntungan yang didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan,
relasi, kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya
adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut
diperoleh oleh mahasiswa yang masih belum memiliki penghasilan sama
sekali.

Anda mungkin juga menyukai