Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN


“PEMERIKSAAN FISIK CIRCULATION DAN
RESUSITASINYA”

Dibuat Oleh :
Nama : Neng Mita Susanti
NIM : C1AA17099

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
Circulation Management

A. Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi tubuh yang tadinya
terhenti atau terganggu
B. Tujuan
Agar sirkulasi darah kembali berfungsi normal
C. Diagnosis 
Gangguan sirkulasi yang mengancam jiwa terutama jika terjadi henti jantung dan
syok
Nadi carotis dapat diraba dengan menggunakan 2 atau 3 jari menempel pada daerah
kira-kira 2 cm dari garis tengah leher atau jakun pada sisi yang paling dekat dengan
pemeriksa. Waktu yang tersedia untuk mengukur nadi carotis sekitar 5 – 10 detik.
D. Tanda-tanda sirkulasi normal 1 ml/kgBB/jam
1. Tanda klinis syok 
Perkiraan besarnya tekanan darah sistolik jika nadi teraba di :
a. radialis : > 80 mmHg
b. femoralis : > 70 mmHg
c. Carotis : > 60 mmHg
2. Jenis-jenis syok 
a. Syok hipovolemik
Penyebab : muntah/diare yang sering; dehidrasi karena berbagai sebab seperti heat
stroke, terkena radiasi; luka bakar grade II-III yang luas; trauma dengan
perdarahan; perdarahan masif oleh sebab lain seperti perdarahan ante natal,
perdarahan post partum, abortus, epistaksis, melena/hematemesis.
Diagnosis : perubahan pada perfusi ekstremitas (dingin, basah, pucat), takikardi,
pada keadaan lanjut : takipneu, penurunan tekanan darah, penurunan produksi
urin, pucat, lemah dan apatis
Tindakan : pemasangan 2 jalur intravena dengan jarum besar dan diberikan infus
cairan kristaloid (Ringer Laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9 %) dengan jumlah cairan
melebihi dari cairan yang hilang.
Catatan : untuk perdarahan dengan syok kelas III-IV selain diberikan infus
kritaloid sebaiknya disiapkan tranfusi darah segera setelah sumber perdarahan
dihentikan
b. Syok kardiogenik
Penyebab : dapat terjadi pada keadaan-keadaan antara lain kontusio jantung,
tamponade jantung, tension pneumotoraks
Diagnosis : hipotensi disertai gangguan irama jantung (bisa berupa bradiaritmia
seperti blok AV atau takiaritmia seperti SVT, VT), mungkin terdapat peninggian
JVP, dapat disebabkan oleh tamponade jantung (bunyi jantung menjauh atau
redup dan tension pneumotoraks (hipersonor dan pergeseran trakea)
Tindakan : pemasangan jalur intravena dengan cairan kristaloid (batasi jumlah
cairan), pada aritmia berikan obat-obatan inotropik, perikardiosintesis untuk
tamponade jantung dengan monitoring EKG, pemasangan jarum torakosintesis
pada ICS II untuk tension pneumotoraks
c. Syok septik
Penyebab : proses infeksi berlanjut
Diagnosis : fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi; fase lanjut tanda klinis
dingin, vasokontriksi.
Tindakan :ditujukan agar tekanan sistolik > 90-100 mmHg (Mean Arterial
Pressure 60 mmHg).
d. Syok anafilaksis
Penyebab : reaksi anafilaksis berat
Diagnosis : tanda-tanda syok dengan riwayat adanya alergi (makanan, sengatan
binatang dan lain-lain) atau setelah pemberian obat.
Tindakan : resusitasi cairan dan pemberian epinefrin subcutan
Catatan : tidak semua kasus hipotensi adalah tanda-tanda syok, tapi denyut nadi
abnormal, irama jantung abnormal dan bradikardia biasanya merupakan tanda
hipotensi
Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik karena dehidrasi 
Klasifikasi Penemuan Klinis Pengelolaan
Dehidrasi ringan : Selaput lendir kering, nadi Pergantian volume cairan
Kehilangan cairan tubuh normal atau sedikit yang hilang dengan cairan
sekitar 5 % BB meningkat kristaloid (NaCl 0,9% atau
RL)
Dehidrasi sedang : Selaput lendir sangat kering, Pergantian volume cairan
Kehilangan cairan tubuh lesu, nadi cepat, tekanan yang hilang dengan cairan
sekitar 8 % BB darah turun, oligouria kristaloid (NaCl 0,9% atau
RL)
Dehidrasi berat : Selaput lendir pecah-pecah, Pergantian volume cairan
Kehilangan cairan tubuh pasien dapat tidak sadar, yang hilang dengan cairan
> 10 % tekanan darah menurun, kristaloid (NaCl 0,9% atau
anuria RL)
 
Syok hipovolemik karena perdarahan :
Menurut Advanced Trauma Life Support
Klasifikasi Penemuan Klinis Pengelolaan
Kelas I : kehilangan Hanya takikardi minimal, Tidak perlu penggantian
volume darah < 15 % nadi < 100 kali/menit volume cairan secara IVFD
EBV
Kelas II : kehilangan Takikardi (>120 kali/menit), Pergantian volume darah
volume darah 15 – 30 % takipnea (30-40 kali/menit), yang hilang dengan cairan
EBV penurunan pulse pressure, kristaloid (NaCl 0,9% atau
penurunan produksi urin (20- RL) sejumlah 3 kali volume
30 cc/jam) darah yang hilang
Kelas III : kehilangan Takikardi (>120 kali/menit), Pergantian volume darah
volume darah 30 - 40 % takipnea (30-40 kali/menit), yang hilang dengan cairan
EBV perubahan status mental kristaloid (NaCl 0,9% atau
(confused), penurunan RL) dan darah
produksi urin (5-15 cc/jam)
Kelas IV : kehilangan Takikardi (>140 kali/menit), Pergantian volume darah
volume darah > 40 % takipnea (35 kali/menit), yang hilang dengan cairan
EBV perubahan status mental kristaloid (NaCl 0,9% atau
(confused dan lethargic), RL) dan darah
Bila kehilangan volume
darah > 50 % : pasien tidak
sadar, tekanan sistolik sama
dengan diastolik, produksi
urin minimal atau tidak
keluar
Keterangan : EBV (estimate Blood Volume) = 70 cc / kg BB
E. Tatalaksana mengatasi perdarahan :
a. Airway (+ lindungi tulang servikal)
b. Breathing (+ oksigen jika ada)
c. Circulation + kendalikan perdarahan
- Posisi syok
- Cari dan hentikan perdarahan
- Ganti volume kehilangan darah
d. Posisi syok
e. Angkat kedua tungkai dengan menggunakan papan setinggi ± 45o. 300 – 500 cc
darah dari kaki pindah ke sirkulasi sentral.
1. Menghentikan perdarahan (prioritas utama)
2. Pemasangan infus dan pergantian volume darah dengan cairan/darah.
3. Cari sumber perdarahan yang tersbut
4. Lokasi dan Estimasi perdarahan

Note :
1. Menilai respon pada penggantian volume adalah penting, bila respon mnmal
kemungkinan adanya sumber perdarahan aktif yang harus dihentikan, segera
lakukan pemeriksaan golongan darah dan cross matched, konsultasi dengan ahli
bedah, hentikan perdarahan luar yang tampak (misalnya pada ekstremitas
2. Penggantian darah dapat digunakan darah lengkap (WBC) atau komponen darah
merah (PRC). Usahakan jangan memberikan tranfusi yang dingin karena dapat
menyebabkan hipotermi.

Daftar Pustaka
https://dokter-medis.blogspot.com/2009/06pengelolaan-sirkulasi-circulation.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai