Konsumen
2
Alergen
Bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi
dan/atau intoleransi.
Konsumsi pangan
mengandung bahan
alergen memberikan
risiko kesehatan bagi
konsumen yang
memiliki alergi
dan/atau intoleransi
3
Codex General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985)
Sulphite in concentrations of 10
Fish and fish products
mg/kg or more
Codex Code of Practice on Food Allergen Management for Food Business
Operators (CXC 80-2020)
Pedoman ini mencakup manajemen alergen di sepanjang rantai pasok yang
termasuk primary production (budidaya), manufaktur, ritel, dan food service.
MAINTENANCE AND
PERSONNEL TRAINING
SANITATION
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
• Pasal 9 ayat (4) : Keterangan berupa peringatan pada Label sebagaimana dimaksud salah
satunya adalah keterangan tentang alergen.
Pasal 49
(1) Keterangan tentang Alergen wajib dicantumkan pada Label yang mengandung Alergen.
(2) Pangan Olahan yang diproduksi menggunakan sarana produksi yang sama dengan Pangan
Olahan yang mengandung Alergen wajib mencantumkan informasi tentang kandungan
Alergen.
Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2018
Regulasi Pelabelan Pangan Olahan
tentang Label Pangan Olahan
Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak tebal, karena hasil analisa
sulfit dalam produk melebihi 10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk alergen
Alergen dapat berupa bahan atau hasil olahan dari bahan berikut:
serealia mengandung gluten,
yaitu gandum, rye, barley,
telur oats, spelt atau strain hibrida
Meliputi:
▪ produk serealia : sirup glukosa (termasuk dekstrosa), maltodekstrin,
fruktosa, dan gula alkohol
▪ produk perikanan : gelatin, minyak ikan
▪ produk kedelai : minyak, lemak kedelai dan lesitin; RRR alpha
tocopherol; alpha tocopherol; gama tocopherol; alpha tocotrienol;
5,7,8-trimethyltocol; dan campuran tocopherol;
▪ produk susu : laktitol, protein terhidrolisa sempurna.
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Pasal 51 : Pencantuman pada Label
Pada komposisi bahan alergen Apabila menggunakan sarana
dicetak tebal (Bold) dan produksi yang sama dengan
mencantumkan “Mengandung Pangan Olahan yang mengandung
alergen, lihat daftar bahan yang alergen :
dicetak tebal” a) “Diproduksi menggunakan
Komposisi:
Garam, penguat rasa (mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat),
peralatan yang juga memproses
gula, maltodekstrin, perisa sintetik sapi (mengandung (antioksidan tokoferol dan
asam askorbat), pewarna alami karamel IV amonia sulfit proses, kedelai, susu, ...”
seledri, mustar, gluten, bawang), lada bubuk, pewarna alami karamel I, minyak
nabati, daging, sapi bubuk (0.45%) (mengandung pewarna alami karamel IV amonia
sulfit proses), kunyit bubuk, antikempal silikon dioksida, dan pengatur keasaman
b)“Mungkin mengandung ...”
asam sitrat.
Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.
Diproduksi menggunakan peralatan yang juga memproses telur, udang, ikan,
c) “Dapat mengandung …”
kepiting
Saran penyimpanan:
Simpan di tempat yang bersih dan kering. Gunakan sendok bersih dan tutup Pencantuman informasi alergen harus
rapat setelah dibuka.
berdekatan dengan daftar bahan.
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Opsi 1
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.
Opsi 2
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: oat utuh, susu
Opsi 3
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: gluten, susu
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Pengecualian pencantuman informasi alergen yang diproduksi menggunakan sarana
produksi yang sama dengan Pangan Olahan yang mengandung alergen dengan
menjamin tidak ada trace Alergen pada sarana produksi dengan dibuktikan dokumen
validasi.
Dokumen validasi dapat berupa:
• Standard Operating Procedure (SOP) atau Sistem Jaminan Mutu yang menjamin
bahwa tidak ada trace alergen pada proses produksi.
• Dokumen sertifikat Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) atau
• Program Manajemen Risiko (PMR) atau
• Hazard Analisys and Critical Control Point (HACCP) atau
• Jaminan keamanan pangan lain yang diakui (misal Food Safety System Certification
(FSSC), International Organization for Standardization (ISO) 22000)
• BPOM telah mengeluarkan Pedoman
Implementasi Pelabelan Pangan Olahan
untuk informasi alergen.
• Pedoman ini menjadi acuan bagi pelaku
usaha dan regulator dalam tata cara
pencantuman informasi alergen pada
label.
• Hal lain diluar dari ketentuan dari
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan dan
Pedoman Pelabelan, pelaku usaha
dapat melakukan kajian ke Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan
https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/pedoman/Pedoman_Implementasi_Pelabelan_Pangan_Olahan
_-_Pencantuman_Jumlah_Bahan_Baku_dan_Informasi_Alergen.pdf
Tata Cara Pencantuman pada Label
14
Penilaian Alergen
Produk Biskuit Rasa Cokelat dengan komposisi Tahapan penilaian:
sebagai berikut: 1. Identifikasi bahan-bahan alergen : tepung
terigu, susu bubuk full cream, natrium
metabisulfit
2. Kadar natrium metabisulfit pada komposisi
adalah 0.001% = 10 mg/kg, sehingga ketentuan
alergen tidak diwajibkan (Pembuktian kadar S02
melalui hasil Analisa)
3. Lesitin termasuk bahan yang sudah mengalami
proses pemurnian lebih lanjut sehingga tidak
dicantumkan sebagai sumber alergi.
Contoh Pencantuman Informasi Alergen
Standar Produk untuk Pasien Alergi Protein Susu Sapi
Peraturan Kepala BPOM No. 1 tahun 2018 Terdapat produk khusus yang diperuntukan bagi bayi dan
tentang PKGK dan Peraturan anak yang alergi protein susu sapi.
perubahannya (PerBPOM No. 24 tahun 2019 Bahan baku utama yang digunakan dalam produk tersebut
dan No. 24 tahun 2020) yaitu :
- protein susu sapi terhidrolisis ekstensif; atau
=> Pangan Olahan Keperluan Medis - asam amino.
Khusus (PKMK) untuk Pasien Alergi Protein Dilarang menggunakan protein terhidrolisis parsial
Susu Sapi (partially hydrolyzed protein) untuk produk ini
dan tidak boleh diklaim sbg hypoallergenic
Bahan Baku PKMK untuk Persyaratan
pasien alergi susu sapi
Berbasis protein susu sapi • Produk mengandung protein dengan ukuran berat molekul ≤1500 daltons
terhidrolisis ekstensif paling sedikit 95% dari protein total; dan
• Mengandung protein dengan ukuran berat molekul ≥ 6000 daltons paling
banyak 0,5% dari protein total.
Berbasis asam amino • Keseluruhan sumber protein berasal dari asam amino dengan kriteria berat
molekul tidak lebih dari yang ditetapkan dalam SNI 8484: Jenis Senyawa Gizi
(nutrient compounds) Yang Dapat Ditambahkan dalam Pangan Olahan
PKMK Alergi Protein Susu Sapi
Peraturan Kepala BPOM No. 1 tahun 2018 tentang PKGK dan peraturan perubahan no 24 tahun 2019
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA