Anda di halaman 1dari 20

Regulasi Alergen Pangan dan Perlindungan

Konsumen

Dra. Rita Endang, Apt.,M.Kes.


Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

disampaikan pada acara

Foodreview Indonesia Webinar


1
Selasa, 25 Mei 2021
OUTLINE
Standar Internasional terkait Pencantuman
Informasi Alergen

Regulasi Pencantuman Informasi Alergen


di Indonesia

Standar Produk untuk Pasien Alergi


Protein Susu Sapi

2
Alergen
Bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi
dan/atau intoleransi.

Konsumsi pangan
mengandung bahan
alergen memberikan
risiko kesehatan bagi
konsumen yang
memiliki alergi
dan/atau intoleransi

3
Codex General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985)

The following foods and ingredients are known to cause hypersensitivity


and shall always be declared
Cereals containing gluten; i.e., wheat,
Peanuts, soybeans and products
rye, barley, oats, spelt or their
hybridized strains and products of these of these

Milk and milk products (lactose


Crustacea and products of these
included)

Eggs and egg products Tree nuts and nut products

Sulphite in concentrations of 10
Fish and fish products
mg/kg or more
Codex Code of Practice on Food Allergen Management for Food Business
Operators (CXC 80-2020)
Pedoman ini mencakup manajemen alergen di sepanjang rantai pasok yang
termasuk primary production (budidaya), manufaktur, ritel, dan food service.

PRIMARY PRODUCTION PERSONAL HYGIENE

DESIGN AND FACILITIES TRANSPORTATION

PRODUCT INFORMATION AND


CONTROL OF OPERATION
CONSUMER AWARENESS

MAINTENANCE AND
PERSONNEL TRAINING
SANITATION
KETERANGAN TENTANG ALERGEN

Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2018


tentang Label Pangan Olahan
• Alergen adalah bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi dan/atau
intoleransi.

• Pasal 9 ayat (4) : Keterangan berupa peringatan pada Label sebagaimana dimaksud salah
satunya adalah keterangan tentang alergen.

• Bagian keenam : Keterangan tentang Alergen

Pasal 49
(1) Keterangan tentang Alergen wajib dicantumkan pada Label yang mengandung Alergen.

(2) Pangan Olahan yang diproduksi menggunakan sarana produksi yang sama dengan Pangan
Olahan yang mengandung Alergen wajib mencantumkan informasi tentang kandungan
Alergen.
Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2018
Regulasi Pelabelan Pangan Olahan
tentang Label Pangan Olahan

“Keterangan tentang Alergen”

Contoh pada produk selai kacang, di bagian


komposisi/daftar bahan menampilkan tulisan:
Daftar bahan:
Gula (mengandung sulfit), minyak nabati, kacang tanah,
pengemulsi lesitin kedelai.

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak


tebal.

Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak tebal, karena hasil analisa
sulfit dalam produk melebihi 10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk alergen
Alergen dapat berupa bahan atau hasil olahan dari bahan berikut:
serealia mengandung gluten,
yaitu gandum, rye, barley,
telur oats, spelt atau strain hibrida

Susu, termasuk ikan, krustase (udang, lobster,


laktosa kepiting, tiram), moluska (kerang,
bekicot, atau siput
laut
sulfit dengan kandungan
paling sedikit 10 mg/kg
kacang pohon (tree nuts) termasuk
dihitung sebagai SO2 untuk
kacang kenari, almond, hazelnut,
produk siap konsumsi
kacang tanah walnut, kacang pecan, kacang Brazil,
(peanut), kacang pistachio, kacang Macadamia
kedelai atau kacang Queensland; kacang
mede
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Pasal 50 : Pengecualian
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
untuk Pangan Olahan yang mengandung Alergen yang telah
mengalami proses pemurnian lebih
lanjut (highly refined food).

Meliputi:
▪ produk serealia : sirup glukosa (termasuk dekstrosa), maltodekstrin,
fruktosa, dan gula alkohol
▪ produk perikanan : gelatin, minyak ikan
▪ produk kedelai : minyak, lemak kedelai dan lesitin; RRR alpha
tocopherol; alpha tocopherol; gama tocopherol; alpha tocotrienol;
5,7,8-trimethyltocol; dan campuran tocopherol;
▪ produk susu : laktitol, protein terhidrolisa sempurna.
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Pasal 51 : Pencantuman pada Label
Pada komposisi bahan alergen Apabila menggunakan sarana
dicetak tebal (Bold) dan produksi yang sama dengan
mencantumkan “Mengandung Pangan Olahan yang mengandung
alergen, lihat daftar bahan yang alergen :
dicetak tebal” a) “Diproduksi menggunakan
Komposisi:
Garam, penguat rasa (mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat),
peralatan yang juga memproses
gula, maltodekstrin, perisa sintetik sapi (mengandung (antioksidan tokoferol dan
asam askorbat), pewarna alami karamel IV amonia sulfit proses, kedelai, susu, ...”
seledri, mustar, gluten, bawang), lada bubuk, pewarna alami karamel I, minyak
nabati, daging, sapi bubuk (0.45%) (mengandung pewarna alami karamel IV amonia
sulfit proses), kunyit bubuk, antikempal silikon dioksida, dan pengatur keasaman
b)“Mungkin mengandung ...”
asam sitrat.
Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.
Diproduksi menggunakan peralatan yang juga memproses telur, udang, ikan,
c) “Dapat mengandung …”
kepiting

Saran penyimpanan:
Simpan di tempat yang bersih dan kering. Gunakan sendok bersih dan tutup Pencantuman informasi alergen harus
rapat setelah dibuka.
berdekatan dengan daftar bahan.
KETERANGAN TENTANG ALERGEN

Contoh Pencantuman Alergen:


Minuman Serbuk Serealia
Oat utuh dan susu termasuk alergen sehingga penulisan daftar bahan adalah
sebagai berikut.

Opsi 1
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.

Opsi 2
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: oat utuh, susu

Opsi 3
Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer, Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: gluten, susu
KETERANGAN TENTANG ALERGEN
Pengecualian pencantuman informasi alergen yang diproduksi menggunakan sarana
produksi yang sama dengan Pangan Olahan yang mengandung alergen dengan
menjamin tidak ada trace Alergen pada sarana produksi dengan dibuktikan dokumen
validasi.
Dokumen validasi dapat berupa:
• Standard Operating Procedure (SOP) atau Sistem Jaminan Mutu yang menjamin
bahwa tidak ada trace alergen pada proses produksi.
• Dokumen sertifikat Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) atau
• Program Manajemen Risiko (PMR) atau
• Hazard Analisys and Critical Control Point (HACCP) atau
• Jaminan keamanan pangan lain yang diakui (misal Food Safety System Certification
(FSSC), International Organization for Standardization (ISO) 22000)
• BPOM telah mengeluarkan Pedoman
Implementasi Pelabelan Pangan Olahan
untuk informasi alergen.
• Pedoman ini menjadi acuan bagi pelaku
usaha dan regulator dalam tata cara
pencantuman informasi alergen pada
label.
• Hal lain diluar dari ketentuan dari
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan dan
Pedoman Pelabelan, pelaku usaha
dapat melakukan kajian ke Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan

https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/pedoman/Pedoman_Implementasi_Pelabelan_Pangan_Olahan
_-_Pencantuman_Jumlah_Bahan_Baku_dan_Informasi_Alergen.pdf
Tata Cara Pencantuman pada Label

Tata Cara Pencantuman Tata Cara Pencantuman


Keterangan tentang
Keterangan tentang
Alergen untuk Pangan
Alergen untuk Pangan Olahan yang Diproduksi Tata Cara Pencantuman
Olahan yang Keterangan tentang
Menggunakan Sarana
mengandung Alergen Alergen untuk Alergen
Produksi yang Sama
Ikutan (Carry Over)
dengan Pangan Olahan
yang Mengandung
Alergen

14
Penilaian Alergen
Produk Biskuit Rasa Cokelat dengan komposisi Tahapan penilaian:
sebagai berikut: 1. Identifikasi bahan-bahan alergen : tepung
terigu, susu bubuk full cream, natrium
metabisulfit
2. Kadar natrium metabisulfit pada komposisi
adalah 0.001% = 10 mg/kg, sehingga ketentuan
alergen tidak diwajibkan (Pembuktian kadar S02
melalui hasil Analisa)
3. Lesitin termasuk bahan yang sudah mengalami
proses pemurnian lebih lanjut sehingga tidak
dicantumkan sebagai sumber alergi.
Contoh Pencantuman Informasi Alergen
Standar Produk untuk Pasien Alergi Protein Susu Sapi
Peraturan Kepala BPOM No. 1 tahun 2018 Terdapat produk khusus yang diperuntukan bagi bayi dan
tentang PKGK dan Peraturan anak yang alergi protein susu sapi.
perubahannya (PerBPOM No. 24 tahun 2019 Bahan baku utama yang digunakan dalam produk tersebut
dan No. 24 tahun 2020) yaitu :
- protein susu sapi terhidrolisis ekstensif; atau
=> Pangan Olahan Keperluan Medis - asam amino.
Khusus (PKMK) untuk Pasien Alergi Protein Dilarang menggunakan protein terhidrolisis parsial
Susu Sapi (partially hydrolyzed protein) untuk produk ini
dan tidak boleh diklaim sbg hypoallergenic
Bahan Baku PKMK untuk Persyaratan
pasien alergi susu sapi
Berbasis protein susu sapi • Produk mengandung protein dengan ukuran berat molekul ≤1500 daltons
terhidrolisis ekstensif paling sedikit 95% dari protein total; dan
• Mengandung protein dengan ukuran berat molekul ≥ 6000 daltons paling
banyak 0,5% dari protein total.
Berbasis asam amino • Keseluruhan sumber protein berasal dari asam amino dengan kriteria berat
molekul tidak lebih dari yang ditetapkan dalam SNI 8484: Jenis Senyawa Gizi
(nutrient compounds) Yang Dapat Ditambahkan dalam Pangan Olahan
PKMK Alergi Protein Susu Sapi

Peraturan Kepala BPOM No. 1 tahun 2018 tentang PKGK dan peraturan perubahan no 24 tahun 2019

Penggunaan PKMK Alergi Protein Susu Sapi


-Sesuai dengan indikasi yang ditetapkan oleh dokter
dan/atau dibawah pengawasan dokter
-Label wajib mencantumkan “HARUS DENGAN RESEP Iklan untuk PKMK dilarang dimuat
DOKTER” dalam media massa, kecuali dalam
-Nama dagang dan desain produk tidak boleh sama media cetak khusus tentang
dengan produk pangan umum lain. IKLAN kesehatan, setelah mendapat
persetujuan Menteri Kesehatan.
PKGK

Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2021


Tentang Pengawasan Periklanan Pangan
Olahan 18
PENUTUP
Pencantuman Informasi Alergen telah diatur secara Internasional melalui
1 Codex General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985).
BPOM melakukan pengawasan risiko alergen melalui Peraturan BPOM No. 31
2 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. BPOM juga telah menerbitkan Pedoman
Implementasi Pelabelan Pangan Olahan untuk informasi alergen.
3 Selain itu, untuk bayi dan anak alergi susu sapi, terdapat peraturan yang
mengatur persyaratan pangan keperluan medis khusus untuk pasien alergi susu
sapi
4 Pelaku Usaha dapat melakukan penilaian mandiri untuk pencantuman
keterangan alergen pada label pangan olahan.
Terima kasih
Silahkan hubungi kami di:
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan-Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat
Telp/Fax. 021-4253857
e-mail: tudeputi3@gmail.com

AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA

Anda mungkin juga menyukai